KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
Laporan Tutorial Kasus Skenario B Stroke Blok X sebagai tugas
kompetensi kelompok. Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan
kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutpengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
perbaikan di masa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. dr. Mitayani, selaku tutor kelompok 4
4. Teman-teman seperjuangan
5. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan
tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, Januari 2012
Penulis
Page 1
DAFTAR ISI
Halaman Kover 0
Kata Pengantar . 1
Daftar Isi 2
BAB I
: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang . 3
1.2 Maksud dan Tujuan
BAB II
: Pembahasan
2.1 Data Tutorial 4
2.2 Skenario 5
2.3 Seven Jump Steps
I.
Klarifikasi Istilah-Istilah . 6
II.
Identifikasi Masalah 8
III.
Analisis Permasalahan.... 9
IV.
Hipotesis 66
V.
DAFTAR PUSTAKA
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Blok Kardio-Serebro-Vaskular (Kedokteran Dasar III) adalah blok
1.2
Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Data Tutorial
Tutorial 4 Blok X Skenario B
Stroke
Tutor
: dr. Mitayani
Moderator
: Alfina Rahmi
Sekretaris Meja
: Rizki Amalia
Sekretaris Papan
Waktu
Rule tutorial
Page 4
30 menit.
Menurut keterangan keluarga Tn. Takur sudah lama menderita sakit gula dan
darah tinggi.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: GCS 14
Tanda Vital
Kepala
Leher
Thoraks
- Jantung
- Paru
Abdomen
Ekstremitas
Pemeriksaan Neurologis
Parese N.VII dan XII kanan, hemiparesis dekstra flaksid, komunikasi masih baik
cukup adekuat
Pemeriksaan Laboratorium
Page 5
Page 6
: GCS 14
Page 7
Tanda Vital
RR 40x/menit
Jantung
: HR 120x/menit
5) Pemeriksaan Neurologis
Parese N.VII dan XII kanan, hemiparesis dekstra flaksid
6) Pemeriksaan Laboratorium
BSS (GDS) 234 mg%
Page 8
darah dan dapat diraba pada anatomical snuffbox) dan a.ulnaris (berjalan
di sisi medial lengan bawah).
Page 9
interna
dan
eksterna
(dari
kepala)
membentuk
Page 10
Ekstremitas Inferior
Pendarahan
ekstremitas
bawah
disuplai
oleh
a.femoralis,
yang
Page 11
Page 12
Arcus vena dorsalis yang berada di daerah dorsum pedis akan naik
melalui v.saphena magna di bagian anterior medial tungkai bawah.
V.saphena magna tersebut akan bermuara di v.femoralis. Sedangkan
v.saphena parva yang berasal dari bagian posterior tungkai bawah akan
bermuara pada v.poplitea dan berakhir di v.femoralis. V.tibialis anterior
dan v.tibialis posterior juga bermuara pada v.poplitea.
Dari v.femoralis, akan berlanjut ke v.iliaca externa lalu menuju v.iliaca
communis dan selanjutnya v.cava inferior.
Selain itu terdapat juga v.glutea superior, v.glutea inferior dan v.pudenda
interna di daerah gluteus, yang bermuara ke v.iliaca interna.
Page 13
Page 14
Page 15
Histologi Kulit
Kulit terdiri atas 2 lapisan :
1. Epitel yang disebut epidermis
Page 16
Page 17
Page 18
struktur
anatomi
yang
dinamakan
piramid)
dan
pada
pons
menyebabkan
hemiparesis
pada
sisi
tubuh
yang berlawanan dan paresis pada sisi sama pada wajah. Ini dinamakan
crossed hemiparesis. Jika wajah pasien tidak termasuk, hampir dipastikan
bahwa lesi pada traktus terdapat di bagian bawah dari batang otak atau
medula spinalis. Karena medula spinalis merupakan struktur yang kecil,
sangat aneh jika hanya satu sisi saja yang terkena lesi dan umumnya
memang kedua traktus terpengaruh. Oleh karena itu,lesi pada medula
spinalis biasanya ditandai dengan paralisis pada kedua lengan dan kaki
(quadriparesis) atau kedua kaki (paraparesis).
Page 19
berpotensi
menguntungkan
adalah
sebagai
antioksidan,
Page 20
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang
lebih1 0 0 t r i l i u n n e u r o n . O t a k t e r d i r i d a r i e m p a t b a g i a n
besar
ya i t u
serebrum
primer,
menerima
informasi
penglihatan
dan
Page 21
jantung,
vasokonstriktor,
pernafasan,
bersin,
batuk,
kortikoserebralis
yang
menyatukan
hemisfer serebri
dan
Page 22
Page 23
sistem
vertebrobasilaris
ini
memperdarahi
Arteri
serebri
posterior dan
cabang-cabangnya
Nervus Cranialis
Page 24
I.
Nervus Olfaktorius
Saraf penghidu yang keluar dari otak dibawa oleh dahi, membawa
rangsangan
II.
Bersifat sensorik.
Nervus Optikus
Mempersarafi bola mata, membawa rangsangan penglihatan ke
III.
IV.
V.
Page 25
VII.
saraf
ini
terdapat
serabut-serabut
saraf
otonom
membawa
X.
otak.
Nervus Vagus
Sifatnya majemuk ( sensoris dan motoris) mengandung saraf-saraf
motorik, sensorik dan para simpatis faring, laring, paru-paru,
esofagus, gaster intestinum minor, kelenjar kelenjar pencernaan
XI.
XII.
dan
Page 26
maupun
mesensefalon.
Pada
penurunan
kesadaran,
30 menit?
berlangsung
30
menit.
Kerusakan
otak
akan
Page 27
Tingkat kesadaran
Sadar
: Sadar penuh akan sekeliling; orientasi baik terhadap
orang, tempat dan waktu. Kooperatif, dapat mengulang
Otomatisme
dan
peristiwa-periatiwa
memberi
penilaian;
sebelum
tidak
periode
ingat
hilangnya
Konfusi
(misal,
Delirium
Stupor
gelisah,
bersifat
selalu
menolak,
sulit
dibangunkan.
: Diam, mungkin tampaknya tidur. Berespons terhadap
rangsang suara yang keras, terganggu oleh cahaya,
Stupor dalam
Koma
Page 28
Jenis Pemeriksaan
Nilai
Terhadap rangsang nyeri : Membuka mata bila ada tekanan pada jari
diatas bantalan kuku proksimal
Tidak ada respon : mata tidak membuka terhadap rangsang apapun.
4
3
2
Tidak dapat di mengerti : mengeluarkan suara tetapi tidak ada katakata yang dapat dikenal
Tidak ada suara : tidak mengeluarkan suara apapun walaupun diberi
rasa nyeri
Mematuhi perintah
Page 29
nyeri tersebut
4
Reaksi Fleksi : lengan fleksi bila diberi rangsang nyeri tetapi tidak
ada usaha yang jelas untuk menghilangkan rangsang nyeri, dan tanpa
posisi fleksi abnormal normal
tangan mengepal
Ekstensi abnormal terhadap nyeri : ekstensi lengan di siku, lengan
laksana
mencegah
awal
penurunan
kerusakan
mempertahankan
lebih
jalan
kesadaran
lanjut.
napas
bertujuan
Prinsip
yang
utama
untuk
adalah
adekuat
dan
Page 30
sesuai.
Gangguan
keseimbangan
cairan-elektrolit
dan
akan
Pemantauan
menyulitkan
harus
evaluasi
dilakukan
neurologik
secara
berkala.
berkala
dan
BREATHING
Page 31
dan auskultasi
distensi abdomen.
CIRCULATION
Page 32
Page 33
autoimun
ini
diduga
ada
kaitannya
dengan
agen
Page 34
Page 35
mutasi
pada
reseptor
insulin,
yang
mengakibatkan
Endokrinopati
Beberapa hormon seperti GH, kortisol, glukagon dan epinefrin bekerja
mengantagonis aktivitas insulin. Kelebihan hormon-hormon ini, seperti
pada
sindroma
Cushing,
glukagonoma,
feokromositoma
dapat
Infeksi
Virus tertentu dihubungkan dengan kerusakan sel beta, seperti rubella,
coxsackievirus B, CMV, adenovirus, dan mumps.
Page 36
Imunologi
Ada dua kelainan imunologi yang diketahui, yaitu sindrom stiffman dan
antibodi antiinsulin reseptor. Pada sindrom stiffman terjadi peninggian
kadar autoantibodi GAD di sel beta pankreas.
4. Diabetes Kehamilan/gestasional
Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan
onset pada waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi
pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan
kembali normal pada trimester ketiga.
c. Bagaimana patofisiologi diabetes mellitus ?
Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung
dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang
terdiri dari karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi
asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu
diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di
dalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya berfungsi sebagai bahan bakar
zat makanan itu harus diolah, dimana glukosa dibakar melalui proses
kimia yang menghasilkan energi yang disebut metabolisme.
Dalam proses metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu
memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di
pankreas, bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel
dengan akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya
kadar glukosa di dalam darah meningkat.
Page 37
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang
merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas.
Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel
pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah insulin normal, tetapi jumlah reseptor
insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa
yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi
meningkat.
dari
penyakit
jantung
dan
pembuluh
darah.
Page 38
Glaukoma
Katarak
Retinopati diabetes
Page 39
Generik
Nama Dagang
Dosis
Dosis
Lama
Frek/h
Biguanid
Metmorfin
Glucophage
Glumin
Glucophage-XR
Glumin-XR
Avandia
(Mg/tab)
500-850
500
500-750
500
4
Harian
250-3000
500-3000
Kerja
6-8
6-8
500-2000
4-8
24
24
ari
1-3
2-3
1
1
1
15-30
15-30
100-250
2,5-5
15-30
15-45
100-500
2,5-15
24
24
24-36
12-24
1
1
1
1-2
Glinid
Glibzid
Repaglinid
Nateglinid
Actos
Deculin
Diabenese
Daonil
Euglukagon
Minidiab
Novonorm
Starlix
5-10
0,5-1,2
120
5-20
1,5-6
360
10-16
-
1-2
3
3
Penghambat
Acarbose
Glucobay
50-100
100-300
Metformin XR
Tiazolidindion
Rosiglitazon
/ glitazone
Pioglitazon
Sulfonilurea
Klorpropamid
Glibenklamid
glukosidase
alfa
Page 40
Obat
Metamorfin +
kombinasi
glibenklamid
Glucovance
250/1,25
1-2
tetap
2.
Page 41
esensial).
Terjadi
peningkatan
kerja
jantung
akibat
sistemik
lain,
misalnya
gangguan
hormon
(Gushing),
Keturunan
Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang memiliki tekanan
darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah tinggi lebih
besar.
2.
Usia
Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia seseorang bertambah usia,
tekanan darah pun akan meningkat.
3.
Garam
Page 42
Kolesterol
Kandungan lemak yang berlebih dalam darah, dapat menyebabkan
timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
5.
meningkat.
Obesitas / Kegemukan
Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen berat badan ideal,
memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
6.
Stres
Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat memicu tekanan
darah tinggi.
7.
Rokok
Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah menjadi tinggi.
Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung
dan stroke. Zat kimia dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam
dinding arteri sehingga arteri rentan terhadap penumpukan plak. Nikotin
dalam tembakau juga membuat jantung bekerja lebih keras karena
menyempitkan pembuluh darah untuk sementara dan meningkatkan
frekuensi denyut jantung serta tekanan darah.
8.
Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola bisa
menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9.
Alkohol
Konsumsi alkohol secara berlebihan juga menyebabkan tekanan darah
tinggi.
Page 43
Angiotensin II
Angiotensinase
Retensi garam dan air oleh ginjal Vasokontriksi
(mengalami inaktif)
Page 44
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri
yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.
Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh
darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya
glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.
Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin
sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema
yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.
Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah
yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan
terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma.Cairan
didalam paru paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai
menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002)
Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna
(hipertens yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke
dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron-neron
disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000).
Page 45
Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh
(lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatnya
adalah Hidroklorotiazid.
Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis
(saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah
Page 46
Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini
adalah Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi
dari pemberian obat ini adalah sakit kepala dan pusing.
Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan
obat ini adalah Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang
Page 47
GCS
14 : Penurunan kesadaran derajat ringan
Mekanisme penurunan kesadaran :
Penurunan kesadaran disebabkan oleh gangguan pada korteks secara
menyeluruh misalnya pada gangguan metabolik, dan dapat pula
disebabkan oleh gangguan ARAS (Ascending Reticular Activating
System) di batang otak, terhadap formasio retikularis di thalamus,
hipotalamus
maupun
mesensefalon.
Pada
penurunan
kesadaran,
Page 48
TD
Hipertensi derajat 3, sesuai dengan JNC 7 :
Mekanisme:
a)
Reseptor insulin
atherosklerosis hipertensi.
hipertrofi
hipertensi.
Nadi
Takikardi
RR
Hiperventilasi, sebagai kompensasi karena kekurangan oksigen pada otak
HR
Takikardi
b. Mengapa denyut jantung bersifat regular sedangkan denyut nadi bersifat
irregular ?
Page 49
Heart Rate bersifat regular karena pada jantung tidak terjadi penebalan
dinding ventrikel jantung sehingga irama heart rate tidak terganggu
Denyut nadi bersifat irreguler karena pada kapiler terjadi penebalan
dinding pembuluh darah sehingga aliran darah sedikit terhambat yang
menyebabkan irama denyut nadi terganggu.
Page 50
s a t u ekstremitas atas dan satu ekstremitas bawah pada sisi yang sama.
Tetraparese adalah kelemahan pada keempat ekstremitas.
Page 51
Stroke Non
Waktu Terjadi
Hemoragik
Saat Istirahat
Nyeri Kepala
Kejang/Muntah
Penurunan
Ringan
Tidak Ada
Ringan
Stroke
Tumor Otak
Hemoragik
Saat Aktivitas Defisit Neurologi lambat
Hebat
Ada
Berat
Kesadaran
Tekanan
meningkat
dan
cairan
yang
mengandung
darah
Page 52
Page 53
b. Circulation
Pasien dengan stroke non hemoragik akut membutuhkan terapi intravena
dan pengawasan jantung. Pasien dengan stroke akut berisiko tinggi
mengalami
aritmia
jantung
dan
peningkatan
biomarker
jantung.
darah
ini
harus
dilanjutkan
hingga
pasien
pulang
untuk
Page 54
Oleh karena itu, usaha agresif untuk menurunkan tekanan darah dapat
berakibat turunnya tekanan perfusi yang nantinya akan semakin
memperberat iskemik. Di sisi lain didapatkan bahwa pemberian terapi anti
hipertensi diperlukan jika pasien memiliki tekanan darah yang ekstrim
(sistole lebih dari 220 mmHg dan diastole lebih dari 120 mmHg) atau
pasien direncanakan untuk mendapatkan terapi trombolitik.
Adapun langkah-langkah pengontrolan tekanan darah pada pasien stroke
non hemoragik adalah sebagai berikut. Jika pasien tidak direncanakan
untuk mendapatkan terapi trombolitik, tekanan darah sistolik kurang dari
220 mmHg, dan tekanan darah diastolik kurang dari 120 mmHg tanpa
adanya gangguan organ end-diastolic maka tekanan darah harus diawasi
(tanpa adanya intervensi) dan gejala stroke serta komplikasinya harus
ditangani.
Untuk pasien dengan TD sistolik di atas 220 mmHg atau diastolik antara
120-140 mmHg maka pasien dapat diberikan labetolol (10-20 mmHg IV
selama 1-2 menit jika tidak ada kontraindikasi. Dosis dapat ditingkatkan
atau diulang setiap 10 menit hingga mencapai dosis maksiamal 300 mg.
Sebagai alternatif dapat diberikan nicardipine (5 mg/jam IV infus awal)
yang
dititrasi
hingga
mencapai
efek
yang
diinginkan
dengan
mg/jam.
Pilihan
terakhir
dapat
diberikan
nitroprusside
0,5
Page 55
Page 56
Edema serebri terjadi pada 15 persen pasien dengan stroke non hemoragik
dan mencapai puncak keparahan 72-96 jam setelah onset stroke.
Hiperventilasi dan pemberian manitol rutin digunakan untuk mengurangi
tekanan intrakranial dengan cepat.
h. Pengontrolan kejang
Kejang terjadi pada 2-23 persen pasien dalam 24 jam pertama setelah
onset. Meskipun profilaksis kejang tidak diindikasikan, pencegahan
terhadap sekuel kejang dengan menggunakan preparat antiepileptik tetap
direkomendasikan.
2.
Penatalaksanaan Khusus
a. Terapi Trombolitik
Tissue plaminogen activator (recombinant t-PA) yang diberikan secara
intravena akan mengubah plasminogen menjadi plasmin yaitu enzim
proteolitik yang mampu menghidrolisa fibrin, fibrinogen dan protein
pembekuan lainnya.
Pada penelitian NINDS (National Institute of Neurological Disorders and
Stroke) di Amerika Serikat, rt-PA diberikan dalam waktu tidak lebih dari 3
jam setelah onset stroke, dalam dosis 0,9 mg/kg (maksimal 90 mg) dan
10% dari dosis tersebut diberikan secara bolus IV sedang sisanya diberikan
dalam tempo 1 jam. Tiga bulan setelah pemberian rt-PA didapati pasien
tidak mengalami cacat atau hanya minimal. Efek samping dari rt-PA ini
adalah
perdarahan
intraserebral,
yang
diperkirakan
sekitar
6%.
Page 57
Page 58
1)
Warfarin
Heparin
Hemoreologi
Page 59
Aspirin
Page 60
Pasien yang tidak tahan aspirin atau gagal dengan terapi aspirin, dapat
menggunakan tiklopidin atau clopidogrel. Obat ini bereaksi dengan
mencegah aktivasi platelet, agregasi, dan melepaskan granul platelet,
mengganggu fungsi membran platelet dengan penghambatan ikatan
fibrinogen-platelet yang diperantarai oleh ADP dan antraksi plateletplatelet. Menurut suatu studi, angka fatalitas dan nonfatalitas stroke dalam
3 tahun dan dalam 10 persen untuk grup tiklopidin dan 13 persen untuk
grup aspirin. Resiko relatif berkurang 21 persen dengan penggunaan
tiklopidin.
Setyaningsih at al, (1988) telah melakukan studi meta-analisis terhadap
terapi tiklopidin untuk prevensi sekunder stroke iskemik. Berdasarkan
sejumlah 7 studi terapi tiklopidin, disimpulkan bahwa efikasi tiklopidin
lebih baik daripada plasebo, aspirin maupun indofen dalam mencegah
serangan ulang stroke iskemik.
Efek samping tiklopidin adalah diare (12,5 persen) dan netropenia (2,4
persen). Bila obat dihentikan akan reversibel. Pantau jumlah sel darah
putih tiap 15 hari selama 3 bulan. Komplikas yang lebih serius, teyapi
jarang, adalah pur-pura trombositopenia trombotik dan anemia aplastik.
e. Terapi Neuroprotektif
Page 61
Karotis Endarterektomi
Page 62
yang
Page 63
3B,
yaitu
mampu
membuat
diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter. Dokter dapat
memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis
yang relevan (kasus gawat darurat).
Page 64
Penurunan
kesadaran
Diabetes Mellitus
Resistensi
Insulin
Fakultas Kedokteran - Universitas Muhammadiyah Palembang
Page 65
Emboli pada
Pembuluh
pembuluh darahAterosklerosi
Hiperten
Kapiler
darah besar
otak
si
s
Perfusi Otak
menurun
Lipolisis
ATP menurun
Hiperglikemi
a ekstrasel
Iskemia
Pasokan
darah
berkurang
Oklusi pembuluh
darah otak
Stroke
III. MERUMUSKAN
KETERBATASAN
PENGETAHUAN
DAN
LEARNING ISSUE
Pokok
Bahasan
What I Know
What I Have to
How I Will
(Learning Issue)
Prove
Learn
Page 66
Stroke
Riwayat penyakit :
- Definisi
Text Book,
- Hipertensi
- Etiologi
tahun, mengalami
Pakar Lain
- Diabetes Mellitus
- Patophysiology
kelemahan pada
- Gejala Klinis
- Tatalaksana
- Stroke
yang disebabkan
oleh diabetes
mellitus dan
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. 2003. At a Glance MEDICINE. Jakarta : Erlangga
Ganong. 1993. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C., John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC
Harrison.2008. Internal Medicine. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. EGC
Page 67
(internet)
Page 68