Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUHAN
1.1. Latar Belakang
Fuselage adalah struktur utama pesawat terbang yang didalamnya
terdapat beban dari kabin crew, penumpang, dan kargo. Suatu struktur
pesawat terbang harus mampu menahan dari banyak tipe beban dan stress
yang tinggi, dan pada waktu yang sama dengan beban yang rendah. Sumber
prinsip dari stress didalam struktur ini adalah internal pressure pada
ketinggian terbang disebabkan perbedaan tekanan didalam kabin dan
penurunan dari tekanan luar kabin bersamaan dengan penurunan ketinggian,
tetapi struktur diperlakukan dengan beban lain seperti; bending, torsion,
thermal load, tension dan lainya. Secara sederhana fuselage pesawat terbang
terdiri atas skin berupa cylindrical shell, circular frame dan axial stringer,
dan pada umumnya komponen dibuat dengan aluminium paduan dan
disambung menggunakan rivet. Fuselage skin pesawat terbang didesain
untuk menahan tekanan kabin dan beban geser, circumferential untuk
menahan hoop tension, longitudinal untuk menahan longitudianl tension
dan beban kompresi berkaitan dengan bending, circumferential frame untuk
mempertahankan bentuk fuselage dan membagi bagi lagi beban yang
terdapat pada skin, dan bulkhead untuk menanggung beban yang
terkonsentrasi termasuk yang berkaitan dengan pressurization dari fuselage.
Permasalahan umum yang terjadi pada struktur tersebut adalah
penuaan (aging) maupun akibat dari pembebanan yang berulang. Hal ini
dikarenakan pada setiap fase terbangnya pesawat mendapat berbagai
pembebanan yang terjadi secara berulang dan karena umur struktur yang
sudah terlalu lama sehingga terjadi penurunan kekuatan strukturnya. Selama
periode pemakaian, struktur pesawat tersebut mengalami beban secara
internal dan eksternal sehingga secara langsung akan berpengaruh terhadap
kondisi material dan kekuatan strukturnya. Dalam kondisi tersebut jika
berlangsung lama akan menyebabkan crack. Kerusakan seperti crack dapat
mengurangi kekakuan dan total load-carrying kapasitas struktur tersebut.

Sebagai langkah awal dalam mencegah struktur pesawat terbang yang


mengalami crack agar tidak merambat lebih besar dengan dilakukan repair.
Salah satu proses repair yang sering diaplikasikan pada struktur pesawat
terbang terutama pada bagian metal structure fuselage skin yaitu dengan
cara repair doubler menggunakan sambungan rivet. Proses repair dengan
me-rivet mempunyai keuntungan yang lebih dibandingkan teknik yang
lainnya, yaitu lebih cepat, mudah, dan membutuhkan peralatan yang relative
sedikit. Sebagian besar repair dengan metode me-rivet bertujuan untuk
mengembalikan kekuatan statik yang sama atau lebih baik pada struktur saat
sebelum mengalami kerusakan.
Pemasangan rivet untuk repair yang sederhana sering tidak
memerlukan analisis dari engineering. Biasanya disebabkan seorang
engineer develop repair tidak melakukan perhitungan stress dari struktur
repair. Sebagai gantinya, harus mempercayakan pada Structural

repair

Manual (SRM) yang telah diberikan oleh manufaktur. Namun repair yang
disajikan dalam SRM repair di desain untuk durability dan damage
tolerance, Designer dan analisis dari manufaktur memiliki data fatigue load
pada saat pertama kali pesawat didesain dan ketika membuat SRM repair.
Fatigue load secara umum tidak diketahui oleh engineer develop repair,
oleh karena itu dengan alasan ini konfigurasi repair yang muncul di SRM
repair hanya merupakan landasan dari

repair konfigurasi aktual yang

diaplikasikan pada pesawat yang mengalami kerusakan. Secara khas SRM


repair hanya petunjuk yang telah diakui dan diketahui ukuran kerusakan
maksimal yang dapat di-repair. Begitupula saat seorang engineer develop
repair

dalam

me-repair

pesawat

ada

kemungkinan

tidak

bisa

mengaplikasikan repair scheme secara langsung yang telah disajikan dalam


SRM repair.
Dengan demikian seorang engineer develop repair harus melakukan
modifikasi SRM repair. Modifikasi yang dimaksud mencakup; variasi
layout (konfigurasi pada lokal struktur), keterbatasan dan variasi fastener
yang digunakan atau ketersediannya. Karena fatigue load tidak tersedia dan
SRM repair direkomedasikan untuk durability and damage tolerance, SRM

repair dapat digunakan untuk membantu engineer dalam merancang


konfigurasi repair modifikasi SRM repair. Salah satu pendekatan yang
dapat dilakukan dalam analisa perhitungan untuk menentukan konfigurasi
modifikasi yaitu dengan melakukan analisa yang direkomendasikan dari
SRM repair dengan asumsi load. Kemudian dengan load

yang sama

digunakan untuk pendekatan analisis konfigurasi repair yang telah


dimodifikasi. Perbandingan load pada fastener dan bypass load digunakan
untuk memperkirakan kualitas dari tujuan repair.
Dengan alasan-alasan tersebut maka penulis ingin meneliti modifikasi
SRM repair untuk mengetahui kelayakan dan perbandingan kekuatan
struktur konfigurasi modifikasi SRM repair dengan SRM repair. Dengan
demikian diharapkan nantinya struktur modifikasi bisa digunakan sebagai
referensi repair yang lebih efesien dan dapat meningkatkan keuntungan
maintenance setinggi mungkin, namun tidak mengurangi tingkat kekuatan
struktur modifikasi SRM repair tersebut. Sebagai alat bantu penulis dalam
meneliti digunakan salah satu software yang berbasis finited element yaitu
CATIA V5R21.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara menentukan konfigurasi modifikasi SRM repair?
2.
Bagaimana perbandingan tegangan maksimum SRM repair dan
modifikasi SRM repair?
Bagaimana kekuatan struktur SRM repair dan Modifikasi SRM repair

3.

berdasarkan nilai margin of safety?

1.3 Tujuan Penelitian


1.
Menentukan konfigurasi modifikasi SRM repair.
2.
Mengetahui perbandingan tegangan maksimum SRM repair, dan
3.

modifikasi SRM repair.


Mengetahui kekuatan struktur SRM repair dan Modifikasi SRM
repair berdasarkan nilai margin of safety.

1.4 Batasan Masalah

Pada penulisan skripsi ini, penulis memberikan batasan masalah agar


penulisan ini lebih terarah dan tidak terjadi kerancuan dalam menjelaskan
masalah ini, serta keterbatasan data yang diperoleh sehingga penulis merasa
perlu memberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Analisa yang dilakukan dalam menentukan konfigurasi modifikasi
SRM Repair

dengan menggunakan metode Joint modeling yang

dijelaskan di Structural Repair for Engineer Part III.


2. Konfigurasi repair dilakukan hanya untuk menyatakan kelayakan
konfigurasi modifikasi SRM repair.
3. Modfiifikasi SRM repair dilakukan pada pengurangan jumlah fastener
repair terluar arah circumferential.
4. Penentuan kekuatan struktur berdasarkan pada margin of safety dari
hasil von mises stress CATIA V5R21.
5. Dalam analisis ini penulis menggunakan dua jenis pembebanan
dilakukan di software CATIA yaitu internal pressure dan tension arah
circumferential yang didapat dari cabin defferential pressure.
6. Tidak memasukkan faktor kerapatan udara, temperatur, serta berat
struktur pesawat keseluruhan.
7. Ukuran mesh yang dipakai adalah default mesh dari software CATIA
V5R21.

1.5 Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini adalah
1. Dapat menganalisa cara modifikasi skin crack repair menurut
structural repair engineer dari manufacture.
2. Dapat mengetahui nilai dan daerah tegangan maksimum yang terjadi
bila sebuah struktur diberikan suatu pembebanan sehingga dapat
diketahui margin of safety nya.
3. Menambah pengetahuan penulis dibidang struktur dan aplikasinya.
4. Hasil dari penelitian ini secara umum dapat memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa lain mengenai cara modifikasi SRM repair dan
analisis kekuatan struktur skin repair.
1.6 Sistematika penulisan

Penulis membuat sistematika penulisan dengan tujuan untuk


mempermudah dalam pembacaan dan pemahaman penelitian ini, yaitu
sistematikanya sebagai berikut:
a

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan uraian singkat mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini memuat penjelasan mengenai teori-teori yang akan menjadi
landasan dalam upaya untuk memecahkan masalah. Semua teori yang
berhubungan dan mendukung pemecahan masalah akan diuraikan dalam
bab ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisikan tentang langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
penulis dan memecahkan permasalahan yang dihadapi dan menguraikan
tahapan-tahapan yang dilakukan dari awal penelitian, pelaksanaan

sampai pengambilan kesimpulan.


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan penjelasan secara teoritis, maupun penjelasan secara
kualitatif. Disini akan diuraikan mengenai analisa hasil pengolahan data
dan selanjutnya mencari usulan perbaikan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisikan tentang pernyataan singkat dan jelas tentang apa yang
di peroleh dari penelitian. Saran memuat ulasan dan pendapat yang
diberikan peneliti dengan melihat hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai