Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS PSIKIATRI

GANGGUAN STRESS AKUT (F43.0)

IDENTITAS PASIEN
Nama
Tanggal Lahir
Umur
Pangkat / NRP
Jabatan
Kesatuan
Alamat / No. TLP

: Tn. AI
: 09 Oktober 1978
: 28 Tahun
:::: Jl. Sunu Utara no 3

Alloanamnesis didapat dari


Nama

: Ny. Masriani

Hubungan dengan pasien

: Istri

Alamat

: Jl. Sunu Utara no.3

Nama

: Rusmian

Hubungan dengan pasien

: Ibu kandung

Alamat

: Jl. Sunu Utara no 3

LAPORAN PSIKIATRI

I.

RIWAYAT PSIKIATRI
1. Keluhan Utama
Sakit kepala
2. Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang laki-laki masuk RS Pelamonia dengan keluhan sakit kepala


yang dialami sejak 2 bulan yang lalu. Pasien juga selalu merasakan

ketakutan dan gelisah, sering mengigau bila malam hari, biasanya pasien
mengigau dan berteriak mengatakan jangan-jangan dan berbicara tidak
jelas. Pasien merasa selalu di kejar-kejar dan seperti ada yang ingin
membunuhnya, apabila ada orang yang mendekati pasien, pasien selalu
mengatakan bahwa mereka ingin membunuh pasien seperti orang yang tidak
dikenal, keluarga, suster bahkan istri dan ibu kandung pasien sendiri. Pasien
juga berhalusinasi mengatakan kepada ibunya kalau di baju dan badannya
penuh dengan darah, padahal sebenarnya tidak ada. Pasien juga sering
mengatakan kakinya kesetrum, padahal sebenarnya tidak.
Awalnya pasien dikenal baik dan mudah bergaul, pasien yang seorang
dosen di Makassar ingin jalan-jalan ke Manokwari untuk mengunjungi
kakaknya. Sampai di Manokwari pasien mempunyai masalah dengan
penduduk disana lalu didamaikan di kantor polisi. Keesokan harinya pasien
diculik dan disekap, dipukuli dan diperlakukan semena-mena. Penculik
tersebut mengirimkan foto pasien yang disiksa kepada kakak pasien via BBM
dan mengancam ingin membunuh pasien. Keluarga pun melapor ke kantor
polisi. Hingga beberapa hari kemudian pasien muncul sendiri di rumah pasien
di Makassar.
Setelah kejadian tersebut keluarga langsung membawa pasien ke
rumah sakit. Nafsu makan pasien menurun, pengakuan istrinya pasien tidak
pernah tidur selama beberapa hari ini dan selalu gelisah bila malam hari.
Sebelumnya pasien belum pernah mengalami hal yang sama seperti ini.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya

a. Riwayat Penyakit Dahulu


Trauma (+) kepala pasien dipukuli
Demam Tifoid (+)
b. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Tidak ada riwayat merokok
Tidak ada riwayat alkohol
Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal dibantu oleh bidan
b. Riwayat Masa Kanak Awal (lahir s/d usia 3 tahun)
Tidak diketahui
c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( usia 3-11 tahun)
Tidak diketahui
d. Riwayat Masa Kanak Akhir (puberitas s/d remaja)
Pasien termasuk anak yang suka bergaul dan mempunyai banyak
teman.
e. Riwayat Masa Dewasa
-

Riwayat Pekerjaan
Dosen sosiologi di Unismuh dan UNM.

Riwayat perkawinan dan hubungannya


Memiliki seorang istri dan belum memiliki anak.

Riwayat Pendidikan Militer

Tidak ada
-

Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan sekolah S2 jurusan sosiologi di UNM

Riwayat Keagamaan
Pasien menganut ajaran agama islam dan taat beribadah

Riwayat Kehidupan Sosial


Hubungan pasien dengan keluarga baik
Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar baik

Situasi Kehidupan Sekarang


Pasien tinggal bersama istri, orang tua serta kelima saudaranya
di Makassar.

Riwayat Hukum
Pasien menjadi korban kasus penculikan dan penyiksaan di
Manokwari

Riwayat Psikoseksual
Sulit dinilai

Riwayat Keluarga
Pasien merupkan anak ketiga dari 6 bersaudara (,,,,,)
Pasien memiliki seorang istri dan belum memiliki anak
Riwayat keluhan yang sama pada keluarga: ibu pasien sering
mengalami ketakutan dan berobat rutin, kakak kedua pasien
mengalami paranoid dan berobat rutin.

Mimpi, khayalan dan nilai hidup

Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit dan tidak perlu


berobat.
A. PEMERIKSAAN PSIKIATRI
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Tampak seorang laki-laki dengan rambut hitam tebal, wajah sesuai
umur, kulit kuning langsat, mengenakan pakaian berwarna biru tua
dan mengenakan celana selutut berwarna biru muda. Perawakan
tinggi ideal. Perawatan diri cukup.
b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien cukup tenang saat diwawancarai
c. Sikap Terhadap Pemeriksa
Apatis
2. Keadaan Afektif
a. Mood

: depresi

b. Afek

: sesuai

c. Keserasian

: serasi

3. Bicara

: miskin bicara

4. Gangguan Persepsi
- Halusinasi

: Halusinasi visual (pasien melihat bajunya

penuh dengan darah)


- Ilusi
: Tidak ada
- Depersonalisasi : Tidak ada
- Derealisasi
: Tidak ada
5. Pikiran
- Bentuk Pikir
: sulit dievaluasi
- Arus Pikir
: sulit dievaluasi

Isi Pikir
Preokupasi
Gangguan Isi Pikir

:
: sulit dievaluasi
: Waham kejar (pasien merasa sedang

diikuti dan ingin dibunuh)


6. Sensorium dan Kognitif
a. Kesiagaan dan perhatian

: kesadaran kebingungan, perhatian

mudah teralih
b. Orientasi
- Tempat
: - Waktu
: - Personal : - Situsional : c. Daya ingat
- Daya ingat segera
: amnesia
- Daya ingat baru lalu
: amnesia
- Daya ingat jangka pendek
: amnesia
- Daya ingat jangka panjang
: amnesia
d. Konsentrasi dan perhatian
: Terganggu
e. Kapasitas untuk membaca dan menulis : Terganggu
f. Kemampuan visuospasial
: Terganggu
g. Pikiran abstrak
: Tidak diketahui
h. Sumber informasi dan kecerdasan
: Tidak diketahui
7. Pengendalian Impuls
: Terganggu
8. Pertimbangan dan Tilikan
: Tilikan 1 (Pasien menyangkal
bahwa dirinya sakit)
9. Reabilitas : Dapat dipercaya

B. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS


Status Internus
TD
: 100/70 mmHg
S
: 36.8C
N
: 80 x/menit
P
: 20 x/menit
Konjungtiva
: Tidak pucat
Sklera
: Tidak ikterus
Cardiovascular
: Bunyi Jantung I / II Murni reguler, Bising (-)
Paru
: BP : Vesiculer
BT : Rh -/- Wh -/Abdomen
: Peristaltik (+) Kesan normal. Kembung (+) nyeri
tekan (-)

Urogenital
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Neurologis
GCS : E4 M6 V5
Fungsi motorik dan sensorik pada ekstremitas dalam batas normal.
C. FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
alloanamnesis

dan

autoanamnesis. Terdapat gejala klinis yang bermakna, yaitu perubahan


tingkah laku seperti pendiam lalu tiba-tiba marah dan berteriak, selalu
curiga bahwa orang lain bahkan keluarga nya ingin membunuhnya.
Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) dan disabilitas sehingga
dapat disimpulkan sebagai gangguan jiwa.
Terdapat adanya gangguan kesadaran akan sensasi fisiologis
(seperti palpitasi dan berkeringat ) serta kesadaran bahwa ia gugup atau
ketakutan. Ini menimbulkan kebingungan dan distorsi persepsi , tidak
hanya persepsi waktu dan ruang tetpai juga orang dan arti peristiwa.
Sehingga pasien masuk ke dalam kriteria gangguan ansietas.
Pada pemeriksaan alloanamnesis dan autoanamnesis, pasien
mengalami penculikan dan kekerasan, dan pasien selalu merasa takut
dengan orang disekitarnya karena pasien takut dibunuh. Setelah
mengalami persitiwa traumatic tersebut pasien menjadi linglung dengan
lingkungan sekitarnya dan tidak mampu mengingat kembali peristiwa
traumatic tersebut. Pasien sering mengalami halusinasi dan mengigau
ingin di bunuh. Pasien juga mengalami sulit tidur. Pada pemeriksaan
status mental, pada pasien ini ditemukan adanya amnesia dengan keadaan
sekitarnya, sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat didiagnosis sebagai
Gangguan Stress Akut (F.43.0) dimana pedoman diagnostiknya yakni:
Kriteria umum tersebut diatas (F.43.0)

A. Orang telah terpapar dengan suatu kejadian traumatik dimana kedua dari
berikut ini ditemukan:
1. Orang mengalami, menyaksikan, atau dihadapkan dengan suatu
kejadian atau kejadian-kejadian yang berupa ancaman kematian
atau kematian yang sesungguhnya atau cedera yang serius, atau
ancaman kepada integritas diri atau orang lain.
2. Respon orang tersebut berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak
berdaya atau horor.
B. Saat mengalami atau setelah mengalami kejadian yang menimbulkan
penderitaan, individu memiliki tiga (atau lebih) gejala disosiatif berikut :
1. perasaan subyektif kaku, terlepas, atau tidak ada responsivitas
emosi
2. penurunan kesadaran terhadap sekelilingnya (misalnya, linglung)
3. derealisasi
4. depersonalisasi
5. amnesia disosiatif (yaitu, ketidakmampuan untuk mengingat aspek
penting dari trauma)
C. Kejadian traumatik secara terus-menerus dialami kembali pada satu atau
lebih cara berikut ini: bayangan, pikiran, mimpi, ilusi, episode kilas balik

yang berulang, atau rasa menghidupkan kembali pengalaman atau


penderitaan pada pajanan terhadap pengingat kejadian traumatic
D. Penghindaran jelas terhadap stimuli yang menyadarkan rekoleksi trauma
(misalnya, pikiran, perasaan, percakapan, aktivitas, tempat, orang).
E. Gejala ansietas atau meningkatnya keterjagaan yang nyata (misalnya, sulit
tidur, iritabilias, konsentrasi buruk, kewaspadaan berlebihan, respon kejut
yang berlebihan, dan kegelisahan motorik).
F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain,
menganggu kemampuan individu untuk mengerjakan tugas yang
diperlukan, seperti meminta bantuan yang diperlukan atau menggerakan
kemampuan pribadi dengan menceritakan kepada anggota keluarga
tentang pengalaman traumatic.
G. Gangguan berlangsung selama minimal 2 hari dan maksimal 4 minggu dan
terjadi dalam 4 minggu setelah traumatik
H. Tidak karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang
disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum, tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan psikotik singkat dan tidak semata-mata suatu
eksaserbasi gangguan Aksis I atau Aksis II dan telah ada sebelumnya.
D. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)
Aksis I
: Gangguan Stress Akut (F.43.0)
Aksis II
: Tidak ada gangguan kepribadian

Aksis III

: Tidak ada

Aksis IV

: Faktor stressor akibat penculikan dan kekerasan yang

dialami pasien
Aksis V
: GAF scale 50 41: gejala berat (serious), disabilitas berat.
E. PROGNOSA
1. Faktor pendukung
:
a. Adanya dukungan dari keluarga untuk kesembuhan pasien
b. Adanya keinginan yang kuat dari pasien untuk sembuh
2. Faktor penghambat
:
a. Ditemukan riwayat keluarga yang mengalami gangguan jiwa
b. Factor trauma akibat kekerasan yang telah dialami pasien
F. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
- Courage
Trihexyphenidyl
Obat ini tergolong obat antikolinergik atau antimuskarinik yang
bekerja memblok aksi asetilkolin pada reseptornya menghasilkan
efek mengurangi kekakuan otot, pengeluaran air liur yang berlebihan,
tremor, dan meningkatkan kemampuan mengatur gerakan yang
biasanya

terjadi

pada

pasien

Parkinson

skizoprenia

yang

menggunakan obat antipsikotik. Ia juga turut mengatur pelepasan


dopamin.
Obat ini tersedia dalam bentuk :
Tablet dosis 2 dan 5 mg
Sirup/elixir yang mengandung 2 mg/5 ml.
Untuk mengatasi gejala-gejala di atas, THP digunakan mulai pada
dosis 1-2 mg per oral 2-3 kali sehari, atau sesuai kebutuhan, dengan
dosis maksimum 15 mg sehari.

Letonal

10

Merupakan preparat Spironolactone, suatu steroid dengan struktur


yang mirip Aldosterone. Bekerja pada bagian distal dari tubulus ginjal
sebagai kompetitif inhibitor dari Aldosterone dimana akan terjadi
peningkatan ekskresi Natrium dan air serta pengurangan ekskresi
Kalium, sehingga dapat berefek sebagai diuretik dan antihipertensi.
INDIKASI

Hipertensi essensial, oedema akibat payah jantung kongestif, oedema


akibat sirosis hati dengan atau tanpa asites, edema akibat sindroma
nefrotik, diagnosa dan pengobatan hiperaldosteronisme primer,
pencegahan hipokalemia pada penderita yang mendapat digitalis
apabila tindakan lain tidak berhasil.
KONTRAINDIKASI

Insufisiensi ginjal akut, gangguan fungsi ginjal, anuria, hiperkalemia


dan hipersensitivitas terhadap Spironolactone.
Clopidogrel
Clopidogrel adalah obat golongan antiagregasi trombosit atau
antiplatelet yang bekerja secara selektif menghambat ikatan Adenosine
Di-Phosphate (ADP) pada reseptor ADP di platelet, yang sekaligus
dapat menghambat aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang
dimediasi oleh ADP, yang dapat menimbulkan penghambatan terhadap
agregasi platelet.
Indikasi:
Untuk menghambat pembentukan bekuan di pembuluh darah sehingga
dapat mencegah terjadinya serangan jantung dan stroke yang
diakibatkan dari penyumbatan pembuluh darah.

11

Dosis:
Per oral 300 mg dan diikuti dengan 75 mg. Diminum sehari 1 kali.
Perlu diperhatikan :
Penggunaan obat secara bersamaan harus dihindari (misalnya,
omeprazole, esomeprazole, cimetidine, fluconazole, ketoconazole,
voriconazole,

etravine,

felbamate,

fluoxetine,

fluvoxamine

&

ticlodipine). Memisahkan waktu pemberian obat tidak mengurangi


kesempatan obat tersebut untuk berinteraksi.
Pasien yang mungkin dalam resiko peningkatan perdarahan dari
cedera, pembedahan, atau kondisi patologis lainnya.
Pasien dengan penyakit hati atau gagal ginjal yang mempengaruhi
perdarahan diatheses.
Penggabungan

penggunaan

obat

dengan

Warfarin,

Heparin,

thrombolytics, NSAIDs dan obat lainnya yang meningkatkan risiko


perdarahan.

2. Psikoterapi
Ventilasi :

Memberikan

kesempatan

kepada

pasien

untuk

menceritakan keluhan dan isi hatinya sehingga pasien menjadi lebih


lega.

12

Konseling :

Supportif

dengan

dukungan

keluarga

agar

lebih

memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien serta


memperhatikan perkembangan kesehatan dan keteraturan pasien dalam
meminum obat.
3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat
tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan
sosial dalam lingkungan yang kondusif yang dapat membantu proses
penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan secara berkala.
G. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta
efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari terapi
farmakologi yang diberikan.
Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin
Pemeriksaan CT Scan Kepala

AUTOANAMNESIS

09 Maret 2015
DM

: Assalamualaikum pak.. perkenalkan saya dokter muda

yani.. bisa kita bicara-bicara sebentar?


P
: (pasien diam)
DM
: siapa nama ta pak?
IP
: bapak belum mau bicara dok, masih trauma..
DM
: bagaimana keadaan bapak hari ini bu?
IP
:gelisah dok, tadi malam tidak tidur, mengigau..
DM
: mengigau kenapa bu, awalnya bagaimana ini bapak?
IP
: setelah kejadian di Manokwari Papua kasus penculikan
dan penyiksaan yang dialami bapak, bapak lebih sering diam,
mengigau, terutama kepalanya sakit dok.

13

DM
IP

: siapa bawa kesini bu?


: saya dan ibu nya dok, saya juga lagi tidak enak badan

dok, bapak juga tidak bisa diwawancarai.


DM
: okelah kalau begitu bu, insya Allah besok saya kembali
lagi. Semoga cepat sembuh, selamat siang bu.
IP
: iya dok
10 Maret 2015
DM

: Assalamualaikum pak.. perkenalkan saya dokter muda

yani yang bertugas pada hari ini.. bisa kita bicara-bicara sebentar?
P
: (diam)
DM
: Bapak siapa namanya?
P
: (diam)
DM
: Bapak bagaimana keadaannya hari ini, apa keluhannya?
P
: (diam lalu menunjuk kepalanya)
DM
: oh, sakit kepala ta pak ?
P
: (mengangguk lalu tidur lagi)
IbP
: begitu terus ki anak ku dok, tidur terus, tidak mau juga
berkomunikasi
DM
: bagaimana tidurnya bapak tadi malam bu?
IbP
: gelisah dok, mengigau ki
DM
: mau ji bapak makan?
IbP
: tidak mau dok, sedikit sekali saya suap ki
DM
: Sakit apa ki bapak bu, bisa ibu ceritakan awal mulanya?
IbP
: itu mi dok dia tunjuk tadi sakit kepalanya. Awalnya kasus
penculikan di Papua dok disiksa ki anak ku, trauma ki jadi tidak mau
sekali bicara. Saya juga masih shock ini
DM
: kenapa bisa di culik?
IbP
: kan dia kerja di makassar jalan-jalan ke papua mau
datangin kakaknya, ternyata berkasus dengan penduduk disana tapi di
damaikan polisi, keesokan harinya di culik mi dia dok. Di pukil ki, di
siksa, ada fotonya di kirim itu pelaku lewat bbm ke kakaknya
DM
: sudah ki lapor polisi?
IbP
: sudah dok, sekalinya kembali sendiri ki kerumah

14

DM

: Setelah kejadian itu perubahan apa yang terjadi pada

bapak?
IbP

: bapak lebih sering diam, sering bicara sendiri, tidak mau

berkomunikasi
DM
: dia kenal ji semua orang bu?
IbP
: kalau saya sendiri dan istrinya kadang dia kenal kadang
juga tidak, kalau ada orang lain yang tidak dikenal dia langsung takut
karena dia bilang mau ki dibunuh, saya juga dibilangin jangan
mendekat karena mau bunuh dia.
DM
: pernah kah bapak dengar bisikan- bisikan atau lihat
bayangan-bayangan?
IbP
: saya kurang tau dok, tapi dia pernah bilang mama penuh
darah baju ku, badan ku juga. Padahal tidak ada darah. Masih
terbayang-bayang dia dok, masih trauma ki
DM
: anak keberapa ki bapak bu?
IbP
: anak ketiga dari 6 bersaudara dok
DM
: ada keluarganya yang mengalami halusinasi ketakutan
kayak gini bu?
IbP
: saya sendiri dok, saya lama mi berobat dengan dr.
Novry
DM
IbP
DM

: sakit apa ki bu?


: sering ka juga ketakutan dok
: rajin jeki minum obat bu, ada lagi yang mengalami hal

seperti ini?
IbP
: saya rutin control dok, kakaknya yang kedua juga
paranoid k idok, berobat ki juga sama dr. Novry
DM
: kalau bapak kapan kita tau ketakutan seperti ini bu?
IbP
: sejak kejadian itu dok, sebelumnya bapak baik-baik ji
dirumah, di lingkungan sekitar
DM
: baiklah kalau begitu bu, insya Allah besok saya kembali
lagi, semoga cepat sembuh, siang bu
IbP
: iye.. dok

15

11 Maret 2015
DM
: Assalamualaikum pak.. perkenalkan saya dokter muda
yani yang bertugas pada hari ini.. bisa kita bicara-bicara sebentar?
P
: itu ji nak..
DM
: setiap hari dibisik begitu?
P
: tidak mi sekarang..
DM
: jadi kalo kita di pantai apa itu kita bikin disana?
P
: e tidak ji nak
DM
: maaf.. bapak pernah ki liat laki-laki di dalam kamar sama
istri ta?
P
DM

: tidak..
: kenapa paeng istri ta bilang begitu? Kita katanya selalu

bilangi istri ta selingkuh?


P
: tidak ji nak.. perasaan ku saja itu
DM
: maksudnya pak?
P
: tidak..
DM
: kita kenal itu laki-laki?
P
: paks*ndalla namanya
DM
: jadi kita liat itu laki-laki?
P
: tidak..
DM
: itu kita tau namanya.. artinya kita kenal toh?
P
: tidak nak..
DM
: katanya susah ki tidur selama di rumah pak?
P
: iya.. tapi sekarang sudah tidak
DM
: kenapa susah tidur?
P
: karna tidak bisa ka tidur..
DM
: sama sekali? Berapa lama?
P
: iye.. tapi sudah bisa ka tidur ada obat ku
DM
: Bapak kerja apa sekarang?
P
: pensiun ka nak.. pensiunan tentara..
DM
: sudah lama pensiunnya?
P
: tahun 80 saya pensiun
DM
: Jadi lulus sekolah langsung masuk tentara?
P
: iye..
DM
: SMA dimana dulu?
P
: tidak SMA..
DM
: jadi?
P
: saya SMP langsung masuk pendidikan tentara di
Makassar
DM
: SMP apa namanya?

16

P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P

: SMP pinrang..
: kita suka pelajaran matematika?
: Tidak suka..
: kita bisa berhitung mundur dari 10 ke 1 ?
: tidak bisa mi sudah tua ka
: kita suka main bola pak?
: iye nak..
: Apa bentuknya itu bola? Segitiga?
: Bundar
: oh bundar.. saya kira segitiga. kita suka olahraga..?
: suka
: olahraga apa?
: badminton.. sepakbola.. tapi sudah tidak sekarang ka

sakit-sakitan
DM
: kalo ini apa bentuknya pak? (sambil mengeluarkan
gadget)
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM
P
DM

: persegi empat itu


: segi empat apa?
: persegi panjang
: kita tidak suka main musik atau bernyanyi pak?
: tidak nak.. main badminton ji sama sepakbola ku suka
: kenapa gelap sekali ini? Sudah mau malam kah?
: tidak.. masih siang
: kita solat ji tadi kah?
: tidak.. sakit leherku nak.. pinggang ku juga sakit
: kenapa bisa sakit?
: itu mi kalo menoleh selalu sakit
: tidak salah tidur ji pak?
: itu mi nak..
: tapi kita rutin minum obatnya?
: iye nak
: yasudah kalo begitu saya permisi dulu ya pak.. nanti saya

kembali lagi..
P
: iye..
DM
: Assalamualaikum pak..
MALAM HARI
DM
: Assalamualaikum pak larung
P
: (tampak mengantuk)
DM
: kita masih ingat saya pak?
P
: lupa lupa ingat ka..
DM
: saya dokter muda kiki pak..
P
: iye..
DM
: kapan saya kesini?

17

P
DM
P
DM

: tadi siang
: iye.. bagaimana perasaan ta hari ini pak?
: baik ji..
: Pak.. tadi toh saya liat ada dompet orang di jalan tapi

bingung ka mau kasih siapa?


P
: kasih kembali ke orangnya nak..
DM
: ka tidak ku kenal orangnya pak..
P
: ada KTP nya toh..
DM
: nanti saya kembalikan ke orangnya..
DM
: sudah ki makan pak?
P
: baru baru sudah makan..
DM
: makan apa?
P
:ikan bolu
DM
: Pak kita berapa bersaudara?
P
:kalau dari mamakku saya anak pertama dari 4
bersaudara.. tapi kalo dari bapakku saya anak bungsu dari 6
bersaudara
DM
: kalo bapak berapa anaknya?
P
: 6 anakku..
DM
: laki-laki semua?
P
: tidak nak.. laki-laki, perempuan sepasang sepasang
DM
: sama siapa ki tinggal pak?
P
: sama istri ku.. sama cucuku
DM
: cucunya bapak masih kecil?
P
: besar mi nak..
DM
: umur berapa?
P
: tidak ku tau umurnya..
DM
: dari kecil tinggal sama kita pak?
P
: iya karna mama nya pergi kerja semua.. tidak ada urus di
rumahnya
DM
: itu cucu ta sering minta ajar menggambar?
P
: iye..
DM
: coba gambarkan ka rumah.. (sambil menyodorkan
kertas)
P
DM
P
DM
P
DM
P

: susah nak..
: kenapa?
: kabur mi mataku
: jadi membaca juga kita sudah tidak bisa?
: susah mi nak..
: kita tau siapa president ta sekarang pak?
: tidak tau ka..

18

DM

: yasudah.. kalau begitu bapak istirahat mi nah.. saya

pamit pulang dulu.. Assalamualaikum pak..

DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis,Willy F. Maramis,Albert.(2009). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi
2. Surabaya : Penerbit : Airlangga University Press (AUP).
2. Fakultas Kedokteran UI.(2013). Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI.
3. Maslim,Rusdi.(2003). Buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III. Jakarta
: PT. Nuh Jaya
4. Kaplan & Saddock, Harlock I, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock. Sinopsis
Psikiatri, Ilmu Pengetahuan PerilakuPsikiatri Klinis, Jilid 1 Edisi VII.Jakarta :
Binarupa Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai