PENDAHULUAN
pendidikan
tinggi
keperawatan
tersebut
dilaksanakan
dengan
keperawatan
berfungsi
untuk
merencanakan,
mengorganisisr,
mampu
menerapkan
metode
aplikasi
keperawatan
b.
c.
d.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Ruangan
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada diruangan Perinatalogi yang
berkaitan dengan asuhan keperawatan professional.
b. Menganalisa masalah yang ada dengan metode TIM
c. Mempelajari penerapan model keperawatan professional dengan
metode TIM.
1.4.2. Bagi Mahasiswa
Dapat memperoleh pembelajaran dan pengalaman nyata dalam
mengelola manajemen ruangan.
1.4.3 Bagi Pasien
Pasien dapat memperoleh pelayanan yang optimal. Seperti,
tindakan perawat sesuai dengan prosed
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesempatan
kepada
ketua
tim
untuk
mengembangkan
kepemimpinan
4. Menjadi nara sumber bagi ketua tim
5. Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode / model tim
dalam pemberian asuhan keperawatan
6. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangan
7. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada diruangan
8. Memfasilitasi kolaborasi tim ddengan anggota tim kesehatan yang lain
9. Melakukan asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian
menindak lanjuti
pengkajian,
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi
asuhan
STRUKTUR ORGANISASI
METODE ASUHAN KEPERAWATAN MAKP TIM
Kepala Ruangan
Ketua tim I
Ketua tim II
Perawat pelaksana
Perawat pelaksana
Perawat pelaksana
Perawat pelaksana
pasien
untuk
membahas
dan
melaksanakan
asuhan
1. Penetapan Pasien
2. Persiapan pasien
a. Informed consen
b. Hasil pengkajian /validasi data
3. Penyajian masalah
4. Validasi data
PP.konselor,KARU
5. Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah.
6.
Lanjutan diskusi di
Nurse Station
Keterangan :
1. Pra ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau litelatus
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien, informed concent dan pengkajian
f. Diskusi tentang diagnosa keperawatan data yang mendukung asuhan
keperawatan yang dilakukan dan hambatan selama perawatan
2. Pelaksanaan ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
atau telah disahkan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan maslah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
3. Pasca ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya
4. Tujuan
a. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis
b. Tujuan khusus
o Menumbuhkan cara berpikir dan sistematis
o Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
o Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
o Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
o Meningkatkan
kemampuan
memodifikasi
keperawatan
o Meningkatkan kemampuan jusifikasi
o Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
rencana
asuhan
5. Manfaat
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
d. Terjalin kerja sama antar tim kesehatan
e. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar
6. Kriteria pasien
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan
b. Pasien dengan kasus baru atau langka
7. Metode
Diskusi
8. Alat bantu
a. Sarana diskusi : buku, pulpen
b. Status/dokumentasi keperawatan pasien
c. Materi yang disampaikan secara lisan
9. Peran masing-masing anggota tim
a. Peran perawat primer dan perawat pelaksana
b. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
c. Menjelaskan diagnosis keperawatan
d. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
e. Menjelaskan hasil yang didapat
f. Menjelaskan rasional(alasan ilmiah)tindakan yang diambil
g. Mengkaji masalah-masalah pasien yang belum terkaji
Peran perawat konselor :
a. Memberi justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
kegiatan
profesional
keperawatan
yang
pendokumentasian
pendokumentasian
akan
dapat
adalah
tercapai
dengan
dilakukan
keterampilan
dokumentasi
baik
keperawatan
apabila
dengan
benar.
berkomunikasi,
sistem
Kegiatan
keterampilan
health
education
melalui
kegiatan
perencanaan pulang.
9. Mendokumentasikan timbang terima (pergantian shif atau jaga).
10. Mendokumentasikan kegiatan supervise
11. Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde
keperawatan
2.4.3. Manfaat
a. Sebagai alat komunikasi antar perawat dan dengan tenaga kesehatan
lain
yang
meliputi
data
demografi
pasien,
riwayat
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan
yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi
secara optimal yang mencakup aspek peningkatan, pemeliharaan dan
pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga.
Implementasi keperawatan berorientasi pada lima komponen
dasar keperawatan yang dikembangkan dengan prosedur teknis
perawatan.
Kriteria :
1. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan
2. Mengamati keadaan bio, psiko, social, spiritual pasien
3. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan kepada pasien atau
keluarga
4. Sesuai dengan waktu yang ditentukan
5. Menggunakan sumber daya yang ada
6. Menunjukkan sikap sabar dan ramah dalam berinteraksi dengan
pasien atau keluarga
7. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakn tindakan
keperawatan
8. Menerapkan prinsip-prinsip aseptic dan antiseptic
9. Menerapkan etika keperawatan
10. Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privasi dan
mengutamakan keselamatan pasiean
11. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien
12. Merujuk dengan segera terhadap masalah yang mengancam
keselamatan pasien
13. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan
14. Merapikan pasien dan alat selesai melakukan tindakan
15. Melaksanakan tindakan keperawatan pada prosedur teknis yang
telah ditentukan, prosedur keperawatan umum maupun khusus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap yang telah disusun.
e. Evaluasi
Dilakukan secara periodic, sistematis dan perencana untuk menilai
perkembangan pasien setelah tindakan keperawatan.
Kriteria:
1. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi
2. Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan fisiologis dan
tingkah laku pasien
3. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan untuk
mengambil tindakan selanjutnya
4. Evaluasi melibatkan klien dan tim kesehatan lainnya
5. Evaluasi dilakukan dengan standar (tujuan yang ingin dicpai dan
standar praktik keperawatan). Komponen evaluasi , mencakup
aspek komunitif, efektif, psikomotor, perubahan biologis :
Kognitif (pengetahuan klien tentang penyakit dan tindakan )
o Efektif (sikap) klien terhadap tindakan yang diberikan
o Psikomotor (tindakan atau perilaku) klien dalam upaya
penyembuhan
o Perubahn bilogis (tanda vital, system, dan imunologis)
Keputusan dalam evaluasi :
o Masalah teratasi
o Masalah tidak teratasi, harus dilakukan pengkajian dan
perencanaan tindakan ulang
o Masalah teratasi sebagian, perlu modifikasi dari rencana
tindakan.
2.6.3 Langkah-langkah
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan
disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift selanjutnya
meliputi :
o Kondisi atau keadaan klien secara umum.
o Tindak lanjut atau dinas yang menerima operan.
o Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.
o Penyampaian operan di atas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru.
o Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara
langsung melihat keadaan klien.
2.6.4 Prosedur Timbang Terima
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
a. Persiapan
o Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap.
o Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer
yang mengganti jaga pada shift berikutnya :
c. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift.
o Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan
klien,
rencana
tindakan
yang
sudah
dan
belum
SUPERVISI KEPERAWATAN
ruangan
bertanggung
jawab
dalam
supervisi
pelayanan
2. Area supervisi
-
penerima pelayanan dengan perawat dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit.
Prinsip-prinsip dalam perencanaan pulang antara lain :
a. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan pada pasien perlu dikaji dan di evaluasi
b. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul dirumah dapat segera diantisipasi
c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama
d. Perencanaan pilang disesuaikan dengan sumber daya dan pasilitas yang ada.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan
dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang
tersedia dimasyarakat.
e. Perencanaan dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap
pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
Menurut Jipp dan Sirass (2004) yang dikutif Kristina (2007), komponen
perencanaan pulang terdiri dari :
a. Perawatan dirumah sakit meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan
kesehatan (health education) mengenai diet, mobilisasi, waktu control dan
tempat control. Pemberian pelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman
dan keluarga, mengenai perawatan selama pasien dirumah nanti.
b. Obat- obatan yang masih diminuman dan jumlahnya, pada pasien yang akan
pulang dijelaskan obat-obat yang masih diminum, dosis, cara pemberrian
dan waktu yang tepat minum obat
c. Obat-obat yang dihentikan, meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum
lagi oleh pasien, obat-obatan tersebut tetap dibakan ke pasien
d. Hasil pemeriksaan, termasuk hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil
pemeriksaan selama MRS, semua diberikan pada pasien saat pulang
e. Surat surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrol
Faktor faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang adalah :
a. Pengetahuan keluarga dan pasien tentang penyakit, terapi dan perawatan
yang diperlukan
b. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga
Perawat PP dibantu PA
Perencanaan pulang
Penyelesaian
administrasi
PROGRAM HE
A. Control & obat / perawatan
B. Nutrisi
C. Aktivitas
Lain-lain
BAB III
PENGKAJIAN
Dalam bab ini disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang
meliputi pengumpulan data analisa SWOT dan identifikasi masalah yang dilakukan
oleh mahasiswa Program Studi Profesi Ners A kelompok 2 yang dilaksanakan di
Ruang Perinatalogi RS AL Islam Bandung. Berdasarkan hasil kajian situasi data
dari tanggal 19 -24 Maret 2015 didapatkan data sebagai berikut :
3.1 Kajian Situasi di Rumah Sakit Al-Islam Bandung
3.1.1 Sejarah Rumah Sakit
A. Merupakan hasil kerjasama dengan BKSWI (Badan Kerja Sama Wanita
Islam) Jawa Barat
B. Mulai beroprasi 1 Agustus 1990, saat itu luas bangunan sekitar 1.200
M2, hanya memiliki 28 tempat tidur.
C. Tahun 1994 dibangun ruang firdaus kapasitas menjadi 90 tempat tidur,
menyusul dibangun gedung raudhoh ruang VIP
D. 1 November 1997 RS Al Islam telah mempunyai gedung tambahan
berupa gedung perawatan 6 lantai yang diberi nama gedung Ibnu Sina.
E. Pada tahun 2003 RS Al Islam telah mendirikan medical Check Up
Centre
F. Tahun 2007 dibangun rawat inap Perinatalogi dan HCU
G. Tahun 2008 pembangunan perkantoran, Ruang Dokter, dan Ruang
Kantor Perawatan.
H. Pada pertengahan tahun 2008-2009 dibangun gedung pelayanan rawat
jalan dan gedung P3D, gedung pelayanan rehabilitasi medik dan klinik
tumbuh kembang anak
3.1.2 Visi, Misi, Motto, Falsafah RS Al-Islam Bandung
A. Visi
Visi Rumah Sakit Al-Islam Bandung adalah menjadi rumah sakit yang
unggul, terpercaya dan islami.
B. Misi
-
Senyum
Salam
Sapa
Sopan santun
Gesit
Responsive
Terima kasih.
F. 7 Nilai RSAI
-
Kasih sayang
Bersih
Jujur
Disiplin
Tanggung Jawab
Kerja sama.
G. Budaya Organisasi
-
Senyum, salam, sapa, sopan santun, serta ucapan terima kasih adalah
tampilan sikap kami.
Kasih sayang, bersih, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama dan
ikhlas mengharap ridho Allah adalah jiwa dan karakter kami.
Ruang Tingkat 1
Ruang Tingkat II A :
Untuk pasien bayi dengan bayi dengan faktor resiko dan BBLR,
gangguan nafas yang bias ditangani dengan pemberian oksigen
binasal kanul serta merupakan transisi bayi dari ruangan NICU.
Ruang Tingkat II B :
Untuk pasien bayi dengan faktor resiko minimal seperti pemberian
terapi cairan/infuse, terapi sinar dan pemulihan bayi dari II A.
Ruang NICU
Jenis Penyakit
1.
NCB L. SC KPD
0,03
2.
NH
0,07
3.
RDS + Sepsis
0,03
4.
0,07
5.
SEPSIS + NH.
0,07
6.
L.SPT + BBLR.
0,07
7.
NCB + L.SPT
0,10
8.
NKB + L. SPT,
0,03
9.
0,03
10.
0,03
11.
0,07
12.
0,07
13.
0,03
14.
0,10
15.
0,03
16.
NCB L. VE
0,03
17.
0,03
18.
0,03
19.
NH + Labio Palato
0,03
Jumlah
96 100
29
Diagnosa Keperawatan
Jumlah
17
59
31
6,9
29
97 100
suhu
Rasa
tubuh,
aman
dan
Kebutuhan Nutrisi.
3. Kebutuhan
Aman,
Mempertahankan
Kebutuhan
Suhu
Tubuh,
Jenis Penyakit
Bulan
Januari
Februari
1.
Ikterus
33
38
71
47
2.
Asfiksia
16
15
31
21
3.
RDS
13
22
15
4.
Sepsis
14
5.
HMD
6.
Ket. Keruh
7.
Obs. Febris
8.
MAS
76
75
Jumlah
151
100
Jenis Pembayaran
1.
Umum
27
93,1
2.
BPJS
6,9
29
100
Total
Klasifikasi
1.
Total Care
29
100
29
100
Jumlah
b.
atau
dokter
jaga
ruangan
untuk
seperti
pemberian
antibiotik,
Sebelum
melakukan
tindakan,
perawat
kepada
pasien,
perawat
langsung
5 Pengelolaan Dokter.
-
Standar pemeriksaan tidak lebih dari jam 2 siang baiknya dari jam 62 siang
Pengelolaan Farmasi
-
7 Pengelolaan Gizi.
-
Petugas gizi bertugas dari jam 08.00 sampai jam 15.00 WIB.
Sehingga pada saat dinas pagi, petugas gizi tinggal melihat saja
daftar diet pasiennya.
Apabila orang tua setuju akan diberikan susu formula dan apabila
orang tua bayi tidak setuju tidak akan diberikan pada bayi tersebut
selama tidak ada surat persetujuan dari keluarga.
Apabila petugas gizi diluar jam kerja yang melakukan diet pasien itu
adalah perawat baik dalam penyedian diet ataupun penyeterilan.
Apabila petugas gizi diluar jam kerja yang melakukan diet pasien itu
adalah perawat baik dalam penyedian diet ataupun penyeterilan.
KEPALA BIDANG
KEPERAWATAN
AMALIA, S.KEP., NERS
KEPALA RUANGAN
PERINATOLOGI
TUTI ROHYATI
KETUA TIM
ELA HAYATI
Ketua Shift I
Nana Ratna D
Ketua Shift II
Sujiah
Ketua Shift IV
Yanti Apriliyanti
Anggota TIM
Anggota TIM
Anggota TIM
Anggota TIM
Ani Apriani s
Lidya Nora
Lis Istiawati
Irma Sari
Ai Hasanah
Ani Suriani
Pipih Sofyati
Teni Supriatini
Leni Anggriani
Elsa Firdaus
Dewi Syaifina
Rena Kasmi
Nama
Tugas
Pegawai
1.
Tuti Rohyati
Ka.UPP
Tetap
2.
Ela Hayati
Ka. TIM
Tetap
3.
Nanan Ratna D
Ka. Shift
Tetap
4.
IIs Istiawati
Anggota TIM
Tetap
5.
Fitriani Fathatunisa
Anggota TIM
Tetap
6.
Nena Resna
Anggota TIM
Kontrak
7.
NICU
Tetap
8.
Yanti Apriliyanti
Ka. Shift
Tetap
9.
Teni Supriatini
Anggota TIM
Tetap
10.
Anie Suriani
Anggota TIM
Tetap
11.
Lina Roslinda
Anggota TIM
Tetap
12.
Etty Pangestuti
NICU
Tetap
13.
Sujiah
Ka. Shift
Tetap
14.
Anggota TIM
Tetap
15.
Anggota TIM
Tetap
16.
Resti Rosdiana
Anggota TIM
Kontrak
17.
Dwi Syaifina
NICU
Tetap
18.
Ka. Shift
Tetap
19.
Rena Kesmar
Anggota TIM
Tetap
20.
Ai Hasanah
Anggota TIM
Tetap
21.
Dikriani
Anggota TIM
Tetap
22.
Tina Kartina
NICU
Tetap
23.
Shinta Khairunnisa
Anggota TIM
Magang
Klasifikasi
Jumlah
1.
DIII Keperawatan
23
100
23
100
Jumlah
Jumlah
1.
Dokter Tetap
33,3
2.
Dokter Tamu
66,7
100
Jumlah
Klasifikasi
Jumlah
1.
Administrasi
17
2.
Cleaning Service
83
100
Jumlah
Klasifikasi
Jumlah
Ahli Gizi
100
Jumlah
100
Berdasarkan tabel 3.4 didapatkan bahwa Ahli Gizi di Ruang Perinatalogi adalah
sebanyak 1 orang (100%).
Tabel 3.5 Mahasiswa Praktik di Ruang Perinatalogi
No.
1
Klasifikasi
Jumlah
100
100
AZHAR
Jumlah
b. Pengelolaan Perawat
-
Dalam ruangan perinatalogi hanya ada pembagian 1 tim yang dibawahi oleh
4 orang Ka.shift dan masing-masing perawat penanggung jawab ruangan
pasien.
c. Tingkat Ketergantungan
Pada suatu pelayanan keperawatan professional, jumlah tenaga yang
diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.
Menurut Douglas (2004) yang dikutif dari buku Nursalam (2014) adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
menentukan
tingkat
ketergantungan
pasien,
kelompok
Tabel 3.7 Nilai Standar Jumlah Perawat per shift Berdasarkan Klasifikasi
Pasien.
Klasifikasi
Jumlah
Minimal
Pasien
Parsial
Total
Pagi
Siang Malam
Pagi
Siang Malam
Pagi
Siang Malam
0.17
0.14
0.10
0.27
0.15
0.07
0.36
0.30
0.20
0.34
0.28
0.20
0.54
0.30
0.14
0.72
0.60
0.40
0.51
0.42
0.30
0.81
0.45
0.21
1.08
0.90
0.60
DST
Jumlah Pasien
Pasien
Sore
Malam
Total
Pagi
: 23
23
x 24
x 29 x 0.20
Care
Sore
: 24
0.36
= 0.30
= = 5.8
Malam : 29
8.28
7.2
Jumlah
96 x 20
=
276
276
= 7
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas diruangan perinatalogi adalah
21 orang + 7 orang lepas + 2 orang ( Kepala Ruangan dan Ka. TIM) = 30 orang.
b. Metode Gillies
Ruang Perinatalogi Rumah Sakit Al-Islam tempat tidur 30 tempat tidur, jumlah
rata-rata pasien yang dirawat 24 orang per hari. 24 orang diberikan perawatan total.
Tingkat pendidikan perawat adalah D-3 keperawatan. Berdasarkan situasi tersebut
maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan pasien per hari,
yaitu :
Keperawatan langsung
Keperawatan total 24 orang pasien 24 x 6 jam = 144 jam
Jadi jumlah 144 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per pasien per hari
adalah 174 jam 24 pasien = 7 jam
c. Menentukan jumlah keperawatan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut
adalah langsung dengan menggunakan rumus Gillies di atas, sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut.
7 jam/pasien/hari x 24 pasien/hari x 365 hari
(365 hari - 96) x 7 jam
61320 = 32 orang
1883
20 % x 30 = 6 jam
Jadi, jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 32 + 6 jam
= 38 org.
24 orang
7 jam
e. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu
dengan ketentuan menurut Eastler
Shift pagi 47 % = 11,2 orang (11 orang)
Shift sore 36 % = 8,6 orang (9 orang)
Shift malam 17 % = 4,0 orang (4 orang)
f. Kombinisi menurut Abdellah dan Levinne adalah :
55% = 20,9 (21 orang) tenaga profesional
45% = 17,5 (17 orang) tanaga nonprofesional
Pengumpulan data dalam hal ketenagaan di Ruang Perinatalogi melalui
observasi, wawancara secara langsung dengan kepala ruangan, perawat ruangan,
kuesioner serta studi dokumentasi ruangan. Berdasarkan hasil angket/ kuesioner
dengan perawat di ruangan sebagai responden didapatkan data hasil bahwa 92 %
perawat puas dengan struktur organisasi yang ada di ruangan. Hasil wawancara
dengan kepala ruangan menyatakan bahwa dalam menentukan penilaian kerja itu
bervariatif, jika dirata-ratakan kinerja perawat 75 % sudah baik. Melalui kuesioner
didapatkan data bahwa perawat merasa membutuhkan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau mengikuti seminar dan pelatihan
keperawatan. Kepala ruangan juga menyatakan bahwa RS ada system penyamaan
ronald karyawan yang sudah masuk criteria dari sisi lama kerja, mengikuti seleksi.
Jika di nyatakan lulus seleksi maka ada system pinjaman lunak. Jadi kuliah sambil
bekerja. Sistem pinjaman lunak akan di potong gaji jika selesai mengikuti
pendidikan. Tahun sebelumnya semua biaya sudah dibiayai oleh RS dan yang
mengikuti pendidikan ada 2-3 orang. Dari tahun 2014, RS sudah menetapkan ada 4
orang yang mengikuti pendidikan. RS telah memberikan kebijaksanaan kepada
perawat untuk mendapatkan kesempatan kuliah. RS akan melakukan cross cek
daftar jenjang berdasarkan lama kerja.
Data diagnosis penyakit terbanyak pada Januari dan Februari 2015 adalah
sebagai berikut : Ikterus sebanyak 71 pasien, asfiksia sebanyak 31 pasien, HMD
Jumlah
Kondisi
1.
Boks bayi
32
Baik
2.
Jam dinding
Baik
3.
Termometer
Baik
4.
Stetoschope
7.
Baik
5.
Timbangan
Baik
6.
Baik
7.
Penghangat bayi.
Baik
Nama Barang
Jumlah
1.
Infus Pump
13
2.
Monitor
3.
Fototerapi
13
Suction mobile
5.
Inkubator
6.
Nebulizer
7.
Oksimetri mobile
8.
Neo puff
Syringe pump
12
10.
Ventilator 4
11
Administrasi Penunjang
Sarana dan prasarana diruangan perinatalogi RS Al Islam Bandung
sudah cukup baik.Kondisi admistrasi penunjang cukup baik yang terdiri atas
1 buku overan, 1 buku BB, I buku alat Kesehatan, 1 buku peminjaman alat,
1 buku kesan pesan penyuluhan, 1 buku diet susu dan 1 buku pemetaan
pasien. Nurse station ada satu di ruangan biasanya digunakan sebagai
ruangan overan perawat, konsultasi dokter dengan keluarga pasien, tempat
persetujuan untuk melakukan tindakan ke keluarga pasien.
Penerapan MAKP
Dari hasil wawancara dan angket tentang model asuhan keperawatan
yang digunakan saat ini didapat bahwa model yang digunakan ruangan
perinatalogi adalah metode Tim. Sebanyak 95 % perawat menyatakan
struktur organisasi telah berjalan di ruangan dan sesuai dengan kemampuan
perawat di bidangnya. Sebanyak 100 % perawat menyatakan bahwa kepala
ruangan sudah optimal menjalankan tugasnya. Sebanyak 95 % perawat
menyatakan bahwa kinerja ketua TIM sudah kompeten dengan bidangnya.
Dari hasil angket dan observasi tentang efektifitas dan efisiensi model
asuhan keperawatan, didapatkan data bahwa 86 % perawat menyatakan
bahwa dengan menggunakan model yang sekarang tidak menyulitkan dan
menambah beban kerja. Data yang diperoleh dari pengkajian tentang
pelaksanaan model ASKEP, sebanyak 100 %, perawat menyatakan bahwa
telah terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
yang lain. Sebanyak 90 % perawat menyatakan bahwa pernah
mendapatkan teguran dari kepala ruangan. Teguran yang didapatkan hanya
berupa masukan-masukan. Sebanyak 90 % perawat menyatakan mengerti/
memahami model yang digunakan. 95 %
dengan model yang ada. Model yang digunakan sesuai dengan visi dan
misi ruangan.
Dari hasil angket didapatkan data bahwa 100% tidak terjadi
penurunan kepercayaan keluarga pasien. Ini dilihat dari banyaknya jumlah
pasien yang ada. Kritikan yang dterima oleh ruangan biasanya terkait
dengan saran yaitu tingkatkan lagi pelayanan.
Data yang diperoleh dari angket tentang mekanisme pelaksanaan
model askep, didapatkan bahwa 100 % mengatakan bahwa komunikasi
antar profesi terlaksana baik, sedangkan rencana asuhan keperawatan antar
shif berkelanjutan. Hal ini di dukung dengan adanya dokumentasi dan
rencana keperawatan selanjutnya di buku status pasien.
Dari hasil wawancara metode keperawatan diruangan perinatalogi
menggunakan metode tim, tetapi hanya pemenuhan tenaga kepala tim
masih terpenuhi satu, jika dari propesional pembagian tim terlalu sulit. Jika
jumlah 26 pasien, maka terlau sulit untuk bimbingan dari sisi asuhan
Ronde keperawatan
Dari hasil wawancara kepala ruangan, pelaksanaan ronde keperawatan
diruangan perinatologi pernah dilakukan tetapi tidak rutin. Yang memimpin
ronde keperawatan adalah kepala ruangan atau CI Keperawatan. Biasanya
yang mengikuti ronde adalah 1 shift dan dilakukan dalam waktu 1 jam.
Dari hasil wawancara pergantian katim setiap 6 bulan sekali, karena
sekarang ini ada rencana IBK (Insentif Berbasis Kompetensi), pergantian
katim tidak sembarangan karena berimbas pada insentif berbasis kompotensi.
Misalnya ada pergantian harus diajukan lagi kepada pimpinan atau SDI,
untuk disahkan lagi keputusannya dan itu akan membutuhkan waktu yang
lama.
Dari hasil wawancara ronde keperawatan pernah dilakukan diruangan
perinatologi akan tetapi sekarang tidak rutin lagi dilakukan itupun dilakukan
dari bidang keperawatan, untuk ruangn internal belum ada program mutu
keperawatan merencanakan refleksi kasus dan itu langsung direncanakan
sehingga setiap bulan ada 1 unit yang melakukan RDK, sedangkan yang
memimpin ronde keperawatan adalah karu dan CI keperawatan dan yang
menghadiri ronde keperawatan adalah tergantung pada sasarannya dalam 1
shift perawat, biasanya ronde keperawatan dilakukan dalam 1 jam.
d. Pengelolaan obat.
Berdasarkan hasil angket didapatkan, 90 % perawat mengetahui tentang
sentralisasi obat. Di ruangan tersebut, belum ada ruang khusus untuk
sentralisasi obat. Adanya format di ruangan tentang persetujuan pemberian
obat.
Menurut hasil observasi, perawat yang mengoptimalkan sendiri proses
sentralisasi obat. Mulai dari obat yang telah di advice kan dokter langsung di
orderkan ke bagian farmasi, perawat yang membawa hasil dari amprahan obat
ke ruangan dan mempersiapkan dan memberikan untuk pasien. Masingmasing pasien mempunyai tempat penyimpanan obat injeksi tetapi untuk
nama di depan keranjang ada yang belum ada. Beberapa nama dan medrek
pasien hanya ada di plastik tempat obat pasien.
Menurut hasil observasi tidak ada tempat pemisahan untuk obat oral
masing-masing pasien.
Dari hasil wawancara pengelolaan obat sekarang dilakukan diruangan
perinatologi. Misalkan dokter memberikan terapi obat pada pasien, jadi
perawat yang mengorder ke Farmasi, perawat yang membawa, menyiapkan,
dan memberikan kepada pasien. Karena satelit farmasi dekat dengan ruangan
perinatologi sehingga perawat diruangan perinatologi yang mengoptimalkan
pengelolaan obat itu sendiri. Sebelum pemberian obat dilakukan informed
consent dari keluarga, apabila keluarga sudah menyetujuanya barulah perawat
melakukan tindakan pemberian obat.
e. Perencanaan Pulang
status pasien yang sudah pulang, dokumentasi dari awal dan sampai akhir.
Untuk perawat siapa fokusnya itu dituliskan, dicacat dan nanti di
informasikan kepada perawat yang bersangkutan, kemudian dikordinasikan
kepada katim. Katim akan melakukan bimbingan kepada perawat penanggung
jawab ruangan.
Supervisi masalah tindakan, pada saat melakukan tindakan kepala
ruangan melihat apakah ada yang kurang atau ada yang salah melakukan
tindakan (tidak sesuai SOP).
Hasil
dari supervisi
karu langsung
menanyakan
kelengkapan
status
tentang
tanda
tangan,
jam
implementasi, karena sering tidak di isi oleh perawat dan karu langsung
melakukan penilaian kerja terhadap perawat.
Dari hasil wawancara supervisi diruangan Perinatologi Katim terhadap
perawat pelaksana, katim melakukan supervisi dengan Karu dan Kashift
setiap pagi. Tugas katim disini adalah jika ada pasien bayi baru lahir , Katim
melihat kelengkapan KPU dari pasien, apabila ada kekurangan data dari
pasien, Katim akan melakukan konfirmasi ulang kepada yang bersangkutan
dan melakukan dokumentasi.
g. Dokumentasi
Dari hasil observasi, dokumentasi keperawatan meliputi pengkajian
yang menggunakan sistem head to toe dengan check list. Format pengkajian
sudah
ada,
sehingga
memudahkan
perawat
dalam
melakukan
4. Keuangan (M4-Money)
Berdasarkan hasil dokumentasi ruangan perinatalogi pada tanggal 23 Maret
2016. Biaya perawatan pasien diruangan perinatologi sebagian besar dari
umum/biaya sendiri, BPJS, dan kontraktor. Selama bulan Januari didapatkan 64
pasien
umum,
63
pasien
BPJS
dan
pasien
kontraktor
29.
Pada bulan februari pasien Umum 79, pasien BPJS 74 dan pasien kontraktor 23
pasien.
5. Pemasaran (M5-Marketing)
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RS Al Islam
Bandung sebagian besar berasal daerah kabupaten dan kota bandung.
1.
BOR Pasien.
a.
Shift
BOR
1.
Pagi
10 bed ( 1 kosong)
9/10 x 100 = 90 %
2.
Sore
10 bed
3.
Malam
10 bed
b.
No.
Shift
BOR
1.
Pagi
10 (1 kosong)
9/10 x 100 = 90 %
2.
Sore
10
3.
Malam
10 (2 kosong)
8/10 x 100 = 80 %
c.
Shift
BOR
1.
Pagi
7 (3 kosong)
2.
Sore
7 (4 kosong)
3.
Malam
7 (3 kosong)
d.
No.
Shift
BOR
1.
Pagi
3 (1 kosong)
2.
Sore
3.
Malam
Tingkat I
1 : 6- 8 Pasien
Tingkat II
1 : 4 Pasien
NICU
1 : 2 Pasien
Shift
BOR
1.
Pagi
24/30 x 100 = 80 %
2.
Sore
3.
Malam
B. Alos
Lama rawat inap pasien di ruang Perinatalogi bulan rata-rata bulan Jan-Feb 2015
adalah 4-5 hari. Minimal 1 hari dan maksimal 25 hari perawatan.
Kriteria
Nilai
< 3 tahun
3-7 tahun
7-13 tahun
13 tahun
Laki-laki
Perempuan
Usia
Jenis kelamin
Diagnosa Neorologis
Perubahan oksigenasi
(diagnosesi respirat)ori,
Diagnosa
Diagnosa lainnya
3
2
Skor
menggunakan
alat
tidur
bayi/perabot
rumah
Pasien diletakkan di tempat
tidur
Dalam 24 jam
tesi
Penggunaan multipel :
Sedatit,
barbiturat,
obat
hipnosis,
tenotiazin,
anti
narkose
Penggunaan salah sat5u obat
di atas
Penggunaan
medikasi
2
1