Anda di halaman 1dari 67

1

IDENTIFIKASI MERKURI PADA LOTION YANG BEREDAR


DI PASAR BLAURAN KOTA PALANGKA RAYA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat guna mencapai


Gelar Ahli Madya Farmasi

Di susun oleh :
LISTRA DANIATY
11.71.13186

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2015

2ii

3
iii

4iv

5v

IDENTIFIKASI MERKURI PADA LOTION YANG BEREDAR


DI PASAR BLAURAN KOTA PALANGKA RAYA
Daniaty, Listra. Dosen Pembimbing I Rabiatul Adawiyah, S.Farm., Apt,
pembimbing II Umar Saifuddin, S.T.P Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2014.
RINGKASAN
Saat ini beberapa kosmetik terutama lotion ditemukan mengandung logam
berat. Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan zat
pengotor (impuritis) pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Kandungan logam
berat dalam kadar yang berlebih dalam kosmetik baik yang ditambahkan dengan
sengaja ataupun tidak sengaja sangat tidak dibenarkan karena logam berat tersebut
akan kontak dengan kulit secara berulang dan apabila terabsorbsi, logam berat
akan masuk ke dalam darah dan menyerang organ-organ tubuh sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan. Logam berat yang perlu diwaspadai sering
terkandung dalam kosmetik adalah merkuri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi merkuri pada lotion yang
beredar di Pasar Blauran Kota Palangka Raya. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Januari sampai dengan Desember 2014 di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode uji amalgam
dan uji reaksi warna. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 sampel
diambil di Pasar Besar Blauran Kota Palangkaraya. Teknik pengambilan sampel
(sampling) pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Prosedur kerja pada metode uji amalgam atau batang tembaga dalam
penelitian ini adalah sampel ditimbang sebanyak kurang lebih 5 gram kemudian
dimasukan kedalam corong pisah, kemudian diekstraksi dengan ditambahkan eter
sebanyak 20 ml dan dikocok kuat. Tahap berikutnya, fase eter dibuang dan proses
ini dilakukan sebanyak 2 kali lagi. Selanjutnya masing-masing sampel dipanaskan
sampai sisa eter menguap dan hampir mengering. Kemudian pada ekstrak tersebut
ditambahkan sebanyak 10 mL larutan air raja yang berfungsi untuk melarutkan
garam-garam yang sukar larut. Air raja atau aqua regia merupakan campuran
antara asam klorida pekat dan asam nitrat pekat dengan perbandingan 3:1.
Ekstrak yang dilarutkan air raja dipanaskan diatas hot plate hingga diperoleh
ekstrak yang hampir kering. Selanjutnya ditambahkan dengan aquades sebanyak
10 mL dan didihkan dan didinginkan. Selanjutnya disaring dan hasil filtratnya
dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Pada pengujian pertama kandungan logam berat merkuri digunakan batang
tembaga atau Cu yang sudah diamplas. Masing-masing filtrat dari sampel
dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dicelupkan batang tembaga untuk
beberapa saat. Setelah batang tembaga diangkat kemudian dilakukan pengamatan.
Jika pada permukaan batang tembaga tersebut dilapisi bercak abu-abu mengkilap,
maka terbentuk endapan logam merkurium. Pada uji reaksi warna, masing-masing
filtrat dalam tabung reaksi ditambahkan dengan reagen kalium iodida 0,5 N
6
vi

sebanyak 2 tetes secara perlahan-lahan melalui dinding tabung reaksi agar


perubahan warna yang terjadi dapat teramati secara jelas. Apabila sampel lotion
mengandung logam berat merkuri, maka akan terbentuk warna orange dengan
endapan merah jingga.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua sampel lotion yaitu di Pasar
Blauran Kota Palangkaraya tidak teridentifikasi mengandung merkuri. Hal ini
ditunjukkan pada hasil pengujian dengan uji amalgam pada batang tembaga dan
uji reaksi warna dengan kalium iodida dimana batang tembaga dan warna yang
ditimbulkan oleh sampel tidak sama seperti warna pada baku pembanding.
Kata Kunci : Merkuri, Lotion, Uji Amalgam, Uji Reaksi Warna.

7
vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaaanirrahim. Segala puji dan syukur penulis ucapkan


kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nya yang telah memberikan
kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul Identifikasi Merkuri Pada Lotion Yang Beredar Di
Pasar Blauran Kota Palangka Raya ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd, selaku

rektor Universitas Muhammadiyah

Palangkaraya.
2. Bapak dr. H. Fery Iriawan, MPH, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
3. Ibu Rabiatul Adawiyah, S.Farm., Apt, selaku Ketua Program Studi DIII
Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, dan selaku Dosen
Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berharga.
4. Bapak Umar Saifuddin, S.T.P,

selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan yang
sangat berharga.
5. Dosen-dosen Program Studi D III Farmasi yang telah memberikan ilmu dan
bimbingan yang sangat berharga selama ini.
6. Orang tua tersayang yang selalu memberikan dukungan baik secara moral
maupun materil.
7. Teman-teman yang telah banyak memberikan semangat dan saran dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah.
8. Serta semua pihak yang telah membantu penulisan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8
viii

Penulis dengan senang hati mengharapkan masukan, kritik dan saran dari
pembaca untuk kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah
ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Palangka Raya,

Juni 2014

Listra Daniaty
11.71.13186

9
ix

10

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

iii

LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................

iv

PERNYATAAN ..............................................................................................

RINGKASAN .................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiii

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang ...........................................................................

1
1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................

C. Batasan Masalah ........................................................................

D. Rumusan Masalah ......................................................................

E. Tujuan Penelitian .......................................................................

F. Manfaat Penelitian .....................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................


A. Kosmetik ....................................................................................

5
5

1. Pengertian Kosmetik ...........................................................

2. Pengolongan Kosmetik ........................................................

B. Lotion ..........................................................................................

1. Pengertian Lotion.................................................................

2. Formula Lotion ...................................................................

C. Pasar ............................................................................................

1. Pengertian Pasar ...................................................................

2. Fungsi Pasar .........................................................................

D. Logam Berat Merkuri ................................................................

1. Pengertian Merkuri .............................................................

10
x

11

2. Penggunaan Merkuri Dalam Kosmetik ...............................

10

3. Efek Toksik ..........................................................................

10

4. Penggunaan Merkuri Dalam Bidang Industri ......................

12

5. Kadar Batas Aman ...............................................................

12

6. Penanggulangan Toksisitas ..................................................

13

7. Sifat-sifat Merkuri ..............................................................

13

8. Sumber Logam Merkuri .....................................................

14

9. Kegunaan Merkuri ..............................................................

14

E. Efek Negatif Penggunaan Lotion Mengandung Merkuri ...........

14

F. Reaksi Warna ..............................................................................

15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................


A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................

16
16

B. Jenis Penelitian ..........................................................................

16

C. Populasi ......................................................................................

16

1. Populasi ...............................................................................

16

2. Sampel ................................................................................

16

D. Teknik Pengambilan Sampel .....................................................

17

E. Alat dan Bahan ...........................................................................

17

1. Alat .....................................................................................

17

2. Bahan ..................................................................................

17

F. Prosedur Penelitian ....................................................................

17

1. Persiapan Larutan ...............................................................

17

2. Pengujian Sampel ...............................................................

18

3. Analisis Hasil ......................................................................

19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................


A. Hasil Pengamatan ......................................................................

20
20

B. Pembahasan ...............................................................................

21

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................


A. Simpulan .....................................................................................

23
23

B. Saran ..........................................................................................

23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
xi

12

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Hasil Analisis Pembentukan Amalgam .............................................. 20
Tabel 4.2 Hasil Analisis Reaksi Warna dengan Reagen Kalium Iodida ............. 20

12
xii

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.

Pembuatan Larutan KI 0,5 N................................................................ 27

Lampiran 2.

Prosedur Pembuatan Larutan KI 0,5 N dan aqua regia ........................ 28

Lampiran 3.

Prosedur Pengujian Sampel .................................................................. 29

Lampiran 4.

Sampel Kosmetik Lotion ...................................................................... 30

Lampiran 5.

Bahan Baku Hg dan KI ........................................................................ 34

Lampiran 6.

sampel Hasil Ektrasi ............................................................................. 35

Lampiran 7.

Hasil Pengamatan Uji dengan batang Tembaga ................................... 38

Lampiran 8.

Hasil Pengamatan Uji dengan Kalium Iodida 0,5 N ............................ 40

Lampiran 9.

Lokasi Pengambilan Sampel ................................................................ 44

Lampiran 10.

Denah Pasar Blauran ............................................................................ 45

Lampiran 11.

Public Warning Kosmetik Tahun 2009 ................................................ 46

13
xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan kosmetik harus disesuaikan dengan aturan pakainya.
Misalnya harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu
penggunaan, umur dan jumlah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan
efek yang tidak diinginkan. Sebelum mempergunakan kosmetik, sangatlah
penting untuk mengetahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan kosmetik,
manfaat dan pemakaian yang benar. Maka dari itu perlu penjelasan lebih
terperinci mengenai kosmetik (Djajadisastra, 2005).
Saat ini beberapa kosmetik terutama lotion ditemukan mengandung
logam berat. Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya
merupakan zat pengotor (impuritis) pada bahan dasar pembuatan kosmetik.
Kandungan logam berat dalam kadar yang berlebih dalam kosmetik baik yang
ditambahkan dengan sengaja ataupun tidak sengaja sangat tidak dibenarkan
karena logam berat tersebut akan kontak dengan kulit secara berulang dan
apabila terabsorbsi, logam berat akan masuk ke dalam darah dan menyerang
organ-organ tubuh sehingga menimbulkan gangguan kesehatan. Logam berat
yang perlu diwaspadai sering terkandung dalam kosmetik adalah merkuri.
Dalam kosmetik, merkuri akan menembus kulit dan masuk ke dalam
tubuh kita melalui aliran darah. Ketika menggunakannya dalam

jangka

pendek, merkuri akan memberikan efek buruk pada tubuh seperti diare, mual
dan muntah serta iritasi kulit. Sedangkan efek penggunaan dalam jangka
panjangnya merkuri dapat menyebabkan gangguan bahkan kerusakan
permanen pada ginjal, saraf dan otak manusia.
Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan
sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk serbuk
halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air
(o/w atau m/a) dengan surfaktan yang cocok (Depkes RI, 1979).

11

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI telah menerbitkan Peraturan


Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor HK.00.05.42.1018 Tentang
Bahan Kosmetik, dan melalui Public Warning / Peringatan Publik Nomor
KH.00.01.432.6147 Tanggal

26 November

2009

Tentang Kosmetik

Mengandung Bahan Berbahaya dan Zat Warna yang Dilarang, telah menarik
dari peredaran kosmetik yang tidak memenuhi ketentuan untuk dimusnahkan.
Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa timbal sebagai bahan kosmetik
hanya boleh digunakan pada pewarna rambut dengan ketentuan kadar
maksimum sebesar 0,6% dihitung dalam bahan timbal, raksa/Merkuri dan
senyawanya dilarang digunakan dalam bahan kosmetik kecuali fenil raksa
nitrat dan tiomersal dapat digunakan sebagai pengawet dalam sediaan sekitar
mata dengan ketentuan kadar maksimum sebesar 0,007 % dihitung sebagai
Hg, dan logam berat yang dilarang digunakan dalam bahan kosmetik seperti
arsen beserta senyawanya, kadmium beserta senyawanya, talium beserta
senyawanya dan antimoni.
Pasar Blauran merupakan pasar rakyat yang sering dikunjungi warga
dari Kabupaten dan Kota Palangkaraya. Pasar ini buka dari sore hari hingga
malam hari karena banyaknya masyarakat yang berbelanja untuk memenuhi
kebutuhan. Pasar ini menjual banyak pilihan diantaranya pakaian, jam, dan
berbagai macam kosmetik diantaranya lotion. Seiring dengan perkembangan
zaman dan teknologi, produk lotion banyak bermunculan dengan berbagai
merk dan harga. Banyak pedagang kosmetik di pasar blauran Kota Palangka
Raya menjual berbagai produk lotion yang telah memiliki nomor registrasi.
Penggunaan lotion serta komposisi zat berbahaya yang terkandung di
dalam sediaan suatu lotion perlu diperhatikan. Karena apabila digunakan
dalam

jangka

waktu

panjang

dan

berlebihan

dikhawatirkan

dapat

membahayakan kesehatan. Dengan latar belakang tersebut penulis tertarik


untuk memeriksa sediaan lotion dengan judul Identifikasi Merkuri Pada
Lotion yang Beredar di Pasar Blauran Kota Palangka Raya

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
bahwa :
1. Apakah terdapat bahan berbahaya pada lotion yang dijual di pasar
Blauran Kota Palangka Raya ?
2. Apakah lotion dengan nomor registrasi yang dijual di pasar Blauran Kota
Palangka Raya aman dari kandungan logam berat merkuri ?

C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah whitening lotion yang
memiliki nomor registrasi BPOM yang dijual di Pasar Blauran Kota Palangka
Raya.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam uraian diatas maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah apakah pada whitening lotion yang memiliki nomor
registrasi BPOM yang dijual di Pasar Blauran Kota Palangka Raya
mengandung logam berat merkuri?

E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui lotion yang memiliki nomor registrasi BPOM yang dijual di Pasar
Blauran Kota Palangka Raya mengandung logam berat merkuri.

F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, manfaat bagi pengguna kosmetik sediaan lotion
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Dapat mengetahui apakah lotion yang memiliki nomor registrasi BPOM
dijual di Pasar Blauran Kota Palangka Raya aman dari kandungan logam
berat merkuri.

2. Dapat

menambah

pengetahuan

dan

pengalaman

penulis

untuk

menginformasikan tentang kandungan logam berat merkuri yang terdapat


pada lotion serta efek samping penggunaan lotion.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kosmetika
1. Pengertian Kosmetika
Kosmetika menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1176/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Notifikasi
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis. rambut, kuku, bibir dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama untuk
membersihkan,

mewangikan,

mengubah

penampilan

dan

atau

memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada


kondisi baik.
Kosmetika berasal dan kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias.
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu
dari bahan-bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun, sekarang
kosmetik tidak hanya dan bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk
maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, S.M., 1997).
2. Pengolongan Kosmetika
Kosmetika yang beredar di pasaran sekarang ini dibuat dengan
berbagai jenis bahan dasar dan cara pengolahannya. Menurut bahan yang
digunakan dan cara pengolahannya, kosmetika dapat dibagi menjadi 2
golongan besar yaitu kosmetika tradisional dan kosmetika modern (Retno
I.S. Tranggono, 1992).
a. Kosmetika Tradisional
Kosmetika tradisional adalah kosmetik alamiah atau kosmetika
asli yang dapat dibuat sendiri langsung daribahan-hahan segar atau
yang telah dikeringkan, buah-buahaan dan tanam-tanaman. Cara
tradisional ini merupakan kebiasaan atau tradisi yang diwariskan
turun-temurun dan leluhur atau nenek moyang sejak dulu (Retno I.S.
Tranggono, 1992).

55

b. Kosmetika Modern
Kosmetik modem adalah kosmetik yang diproduksi secara
pabrik (laboratorium), di mana telah dicampur dengan zat-zat kimia
untuk mengawetkan kosmetika tersebut agar tahan lama, sehingga
tidak cepat rusak (Retno I.S. Tranggono, 1992).
Selain

berdasarkan

bahan

yang

digunakan

dan

cara

pengolahannya, kosmetika juga dapat digolongkan berdasarkan


kegunaannya bagi kulit, yaitu:
1) Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetic)
a) Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser), misalnya
sabun, susu pembersih wajah, dan penyegar kulit (fresh ner)
b) Kosmetik untuk melernbabkan kulit (mouisturizer), misalnya
mouisterizer cream, night cream.
c) Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan
sunscreen foundation, sun block cream/lotion.
d) Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),
misalnya scrub cream yang berisi butiran-butiran halus yang
e) berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).
2) Kosmetik riasan (dekoratfatau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada
kulit sehingga menghasilkan penampilan yang lebih menarik.
Dalam kosmetik riasan, peran zat pewarna dan zat pewangi sangat
besar (Retno I.S. Tranggono, 2007).

B. Lotion
1. Pengertian lotion
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang
mengandung air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu
sebagai sumber lembab bagi kulit, memberi lapisan minyak yang hampir
sama dengan sebum, membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi
tidak berasa berminyak dan mudah dioleskan. Hand and body lotion

(lotion tangan dan badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di
pasaran (Sularto, et al, 1995).
Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan
medium air yang digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya
mengandung substansi tidak larut yang tersuspensi, dapat pula berupa
larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air. Biasanya ditambah
gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol
untuk cepat kering pada waktu dipakai dan memberi efek penyejuknya
(Anief, 1984). Wilkinson 1982 menyebutkan, lotion adalah produk
kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan
yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah serta dapat
mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk pemakaian
pada kulit yang sehat.
Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase
air yang distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan
aktif di dalamnya. Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai
pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian
yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar
dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan
tipis pada permukaan kulit (Lachman et al., 1994).
2. Formulasi Lotion
Sediaan lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat
pengemulsi dan humektan. Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak
maupun minyak dari tanaman, hewan maupun minyak mineral seperti
minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin, lilin lebah dan sebagainya.
Zat pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik maupun
nonionik. Humektan bahan pengikat air dari udara, antara lain gliserin,
sorbitol, propilen glikol dan polialkohol (Jellineck, 1970).
Dalam pembuatan lotion, faktor penting yang harus diperhatikan
adalah fungsi dari lotion yang diinginkan untuk dikembangkan. Fungsi
dari lotion adalah untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan

dan membersihkan, mencegah kehilangan air, dan mempertahankan bahan


aktif (Setyaningsih, dkk., 2007). Lotion juga dipakai untuk menyejukkan,
mengeringkan, anti pruritik dan efek protektif dalam pengobatan
dermatosis akut. Sebaiknya tidak digunakan pada luka yang berair sebab
akan terjadi caking dan runtuhan kulit serta bakteri dapat tetap tinggal di
bawah lotion yang menjadi cake (Anief, 1984). Komponen-komponen
yang menyusun lotion adalah pelembab, pengemulsi, bahan pengisi,
pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet (Setyaningsih,
dkk., 2007).
Proses pembuatan lotion adalah dengan cara mencampurkan bahanbahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase
lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996). Bahanbahan lainnya yang digunakan dalam pembuatan lotion adalah sun screen,
humektan, thickening, mineral oil, setil alkohol, silikon dan preservatif.
Sun screen berfungsi sebagai ultra violet filter, yaitu melindungi kulit dari
panas matahari juga bahan dasar pembuatan krim/lotion. Gliserin sebagai
humektan berfungsi menahan air di bawah lapisan kulit agar tidak keluar
sehingga mencegah kehilangan air yang berlebihan. Mineral oil dan
silikon berfungsi sebagai pelembab (moisturizing) kulit. (Setyaningsih,
dkk., 2007).
C. Pasar
1. Pengertian Pasar
Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan
barang atau jasa sesuai taksiran harga penjual serta pembeli mendapatkan
barang atau jasa sesuai dengan taksiran harga pembeli. Pengertian pasar
dalam ilmu ekonomi lebih konseptual, yakni bertemunya permintaan dan
penawaran. Dengan demikian sebuah pasar tidak harus dikaitkan dengan
suatu tempat.

2. Fungsi Pasar
Dalam

kehidupan

sehari-hari,

pasar

tentunya

sangat

penting.Karena pasar memiliki fungsi sebagai berikut:


a. Pembentukan nilai harga
Pasar berfungsi untuk pembentukan harga (nilai) karena pasar
merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang kemudian
saling menawar dan akhirnya membuat kesepakatan suatu harga.
Harga atau nilai ini merupakan suatu hasil dari proses jual beli yang
dilakukan di pasar.
b. Pendistribusian
Pasar mempermudah produsen untuk mendistribusikan barang
dengan para konsumen secara langsung. Pendistribusian barang dari
produsen ke konsumen akan berjalan lancar apabila pasar berfungsi
dengan baik.
c. Promosi
Pasar merupakan tempat yang paling cocok bagi produsen
untuk memperkenalkan (mempromosikan) produk-produknya kepada
konsumen. Karena pasar akan selalu dikunjungi oleh banyak orang,
meskipun tidak diundang.
D. Logam Berat Merkuri
1. Pengertian Merkuri
Raksa (air raksa) atau merkuri atau hydrargyrum (bahasa Latin:
Hydrargyrum, air perak/perak cairan) adalah unsur kimia pada tabel sistem
periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80 serta berat atom 200,59.
Unsur logam transisi dengan golongan IIB ini berwarna keperakan dan
berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap. Merkuri atau Hg
akan memadat pada tekanan 7.640 Atm (Unggul Sudarmo, 2004).
Hg banyak digunakan dalam termometer karena memiliki koefisien
yang konstan, yaitu tidak terjadi perubahan volume pada suhu tinggi
maupun rendah. Hg juga digunakan sebagai peralatan pompa vakum,

10

barometer, Electric rectifier dan electric switches, lampu asap merkuri


sebagai sumber sinar ultraviolet, dan untuk sterilisasi air. Hg mudah
membentuk alloy amalgama dengan logam lainnya, seperti emas (Au),
perak (Ag), platinum (Pt), dan tin (Sn). Garam merkuri yang penting
antara lain HgCl2 yang bersifat sangat toksik. Hg2Cl2 digunakan dalam
bidang kesehatan, Hg(ONC)2 digunakan sebagai bahan detonator yang
eksplosif, sedangkan HgS digunakan sebagai pigmen cat berwarna merah
terang dan bahan antiseptik.
2. Penggunaan Merkuri Dalam Kosmetik
Dalam bahan-bahan kosmetik terdapat banyak komposisi yang
tercantum didalamnya, namun banyak pada jenis dikosmetik yang
menggunakan bahan logam berbahaya termasuk merkuri. Merkuri hanya
bisa digunakan pada kosmetik dalam kategori sediaan tata rias mata dan
pembersih tata rias mata dengan kandungan Phenylmercuric dalam bentuk
garam (termasuk borates) pada kadar maksimum 0,007% (dihitung
sebagai Hg). Jika dicampur dengan senyawa merkuri lain yang diizinkan
dalam peraturan ini, maka konsentrasi maksimum Hg tetap 0,007% yang
telah tercantum dalam PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS
OBAT

DAN

MAKANAN

REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR

HK.03.1.23.08.11.07517 TAHUN 2011 TENTANG PERSYARATAN


TEKNIS BAHAN KOSMETIKA pada lampiran III poin 44. Pada
lampiran V bahan yang dialarang dalam kosmetik poin 871 yaitu merkuri
tidak diperbolehkan untuk digunakan pada kosmetik kecuali pada
lampiran III poin 44 dan 51.
3. Efek Toksik
Berdasarkan sifat kimia dan fisik merkuri (Hg), tingkat daya racun
logam berat terhadap hewan air secara berurutan adalah merkuri (Hg),
cadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), Nikel (Ni), dan
Kobalt (Co). Toksisitas logam berat bisa dikelompokkan menjadi 3, yaitu
bersifat toksik tinggi terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni dan Co; dan bersifat
toksik rendah, yang terdiri atas unsur Mn dan Fe. Logam berat bersifat

10

11

toksik karena tidak bisa menghancurkan (non-degradable) dan organisme


hidup yang ada

di lingkungan sehingga logam-logam tersebut

terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan dan


membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik
(Widowati W., Astiana S. dan Raymond J.R., 2008).
Absorpsi etil merkuri di tubuh mencapai 95%, kontaminasi Hg
pada manusia bisa terjadi melalui makanan, minuman, dan pemafasan,
serta kontak kulit. Jumlah Hg yang diabsorpsi tergantung pada jalur
masuknya, lama paparan, dan bentuk senyawa merkuri. Apabila gas
merkuri terhirup, akan mengakibatkan penyakit bronkitis. Sebagian besar
logam merkuri akan terakumulasi dalam ginjal, otak, hati, dan janin.
Dalam organ, logam Hg tersebut akan berubah menjadi senyawa
anorganik, lalu merkuri akan dibuang melalui kotoran, urin, dan
pernapasan. Keracunan akut oleh Hg uap menunjukkan gejala faringitis,
sakit pada bagian perut, mual-mual dan muntah yang disertai darah, dan
shock. Apabila tidak segera diobati, akan berlanjut dengan terjadinya
pembengkakan kelenjar ludah, nefritis, dan hepatitis (Widowati W.,
Astiana S. dan Raymond J.R., 2008).
Keracunan akut karena terhirupnya uap Hg berkonsentrasi tinggi
menimpa pekerja dalam industri pengolahan logam Hg serta penambangan
emas.Inhalasi uap Hg secara akut bisa mengakibatkan bronkitis,
pneumonitis, serta menyebabkan munculnya gangguan sistem syaraf
pusat, seperti tremor.Inhalasi uap Hg secara kronis bisa memengaruhi
sistem syaraf pusat dengan gejala yang belum spesifik dan selanjutnya
menunjukkan gejala tremor, pembesaran kelenjar tiroid, takikardia,
demografisme, gingivitis, perubahan hematologis, serta peningkatan
ekskresi Hg dalam urin. Gejala akan meningkat lebih spesifik, yaitu tremor
pada jari-jari, mata, bibir, dan bergetamya seluruh tubuh disertai kekakuan
pada alat ekstremitas, lalu diikuti dengan kehilangan memori, peningkatan
eretisme, depresi, delirium, halusinasi, dan salivasi. Hg selain diakumulasi
pada berbagai organ juga mampu menembus membran plasenta sehingga

11

12

bisa mencapai janin.Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak janin lebih


rentan terhadap metil merkuri dibandingkan otak orang dewasa (Widowati
W., Astiana S. dan Raymond J.R., 2008).
4. Penggunaan Merkuri Dalam Bidang Industri
Berbagai produk yang mengandung Hg diantaranya adalah bola
lampu, penambal gigi dan termometer. Hg digunakan dalam kegiatan
penambangan emas, produksi gas klor dan soda kausti, serta dalam
industri pulp, kertas, dan baterai. Merkuri dengan klor, belerang atau
oksigen dan krim antiseptik. Logam tersebut digunakan secara las untuk
mengekstrak emas (Au) dari bijihnya. Ketika Hg dicampur dengan bijih
emas, Hg akan membentuk amalgama dengan emas (Au) dan perak (Ag).
Amalgama tersebut harus dibakar untuk menguapkan merkuri guna
menangkap dan memisahkan butir-butir emas dari butir-butir batuan. Hg
bersifat sangat toksik sehingga penggunaan Hg dalam berbagai industri
sebaiknya dikurangi, termasuk dalam industri farmasi, kedokteran gigi,
industri pertanian, industri baterai, dan lampu fluorescence (Widowati W.,
Astiana S. dan Raymond J.R., 2008).
5. Kadar Batas Aman
Kadar normal Hg di dalam berbagai jenis bahan pangan, tanah, dan
perairan, yaitu pada biji-bijian 1 - 20 ppb; berbagai jenis bahan pangan
mencapai 0,1 ppm; telur 0,004 - 0,007 ppb; sungai dan air laut 0,08 - 0,12
pg/L; air minum dan air tanah 0,01 - 0,07 pg/L; tanah 0,05 ppm; serta
udara 0,02 pg/m3. Kadar maksimum Hg yang diizinkan dan boleh
dikonsumsi pada berbagai jenis pangan adalah bahan pangan secara umum
0,01 ppm; ikan 0,1 ppm, ikan laut 0,5 ppm; organ hewan potong 0,5 ppm;
dan air minum 0,001 ppm. Kadar Hg pada makanan ternak yang diizinkan
tidak boleh melebihi

0,1 ppm;

konsentrasi

tertinggi

Hg pada

daerah/wilayah kerja sebesar 0,1 mg/m3, sedangkan uap Hg anorganik dan


Hg organik sebesar 0,01 mg/m3 (Widowati W., Astiana S. dan Raymond
J.R., 2008).

12

13

Setiap orang pada umumnya terpapar Hg yang diperkirakan berasal


dari paparan udara sebesar 1 g/hari, air sebesar 2 g/hari, makanan
sebesar 20 g/hari, dan bisa mencapai 75g/hari tergantung pada jumlah
ikan yang dikonsumsi. Standar Hg yang diizinkan untuk kadar merkuri
anorganik di udara di daerah tempat kerja adalah 0,05 mg/m3. Angka
tersebut setara dengan ambang batas udara 0,0 15 g/m3 di wilayah
penduduk paparan selama 24 jam (Widowati W., Astiana S. dan Raymond
J.R., 2008).
World Health Organization (WHO) menghitung apabila ikan terusmenerus dikonsumsi sebanyak 60 g/orang/hari, maka kadar Hg maksimum
yang diizinkan adalah 0,5g/g ikan basah. Batasan tersebut dibuat atas
dasar persyaratan batas maksimum kandungan Hg yang terus-menerus
masuk ke dalam tubuh manusia sebanyak 30 g/orang/hari (Widowati W.,
Astiana S. dan Raymond J.R., 2008).
6. Penanggulangan Toksisitas
Hingga saat ini belum ditemukan antidot maupun obat untuk
menangani keracunan kronis Hg. Untuk keracunan akut, bisa diberikan
BAL (British Anti-Lewisite), senyawa yang mengandung 2,3-merkapto
propanol (H2SC-CSH-CH2OH), atau Ca-EDTA (kalsium etilendiamin
tetra asetat) dan NAP (N-asetil-d,-penicilamin). Senyawa tersebut akan
membentuk kompleks dengan Hg serta meningkatkan ekskresi Hg melalui
urin. Hewan yang keracunan: Hg bisa diberi BAL (dimercaptopropanol,
dimercaprol, dithioglycero) atau D-Penidilamine sebagai antidot bagi
manusia, sedangkan sebagai pertolongan pertama bisa diberikan pencuci
alat pencemaran berupa larutan yang mengandung protein, seperti susu
atau putih telur (Widowati W., Astiana S. dan Raymond J.R., 2008).
7. Sifat-sifat Merkuri
Air raksa (Hg) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mengkilap seperti logam, yang mudah membagi diri atas bola-bola
kecil.
b. Menguap pada pemanasan tinggi.
13

14

c. 1 g merkuri harus memberi larutan jernih dan tak berwarna dengan 5


cm3 asam nitrat.
d. Jika diuapkan meninggalkan sisa dan pada pemanasan sangat tinggi,
tidak boleh meninggalkan sisa yang dapat ditimbang (Depkes RI,
1929).
8. Sumber Logam Merkuri
Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang dalam kerak bumi,
dan relatif terkonsentrasi pada beberapa daerah vulkanik dan endapanendapan mineral biji dan logam-logam berat. Secara alamiah, pencemaran
oleh merkuri dan logam-logam lain kelingkungan umumnya berasal dan
kegiatan gunung-gunung api, rembesan air tanah yang melewati daerah
deposit merkuri dan logam Iainnya serta kegiatan penambangan yang
menyebabkan tingginya konsentrasi merkuri dalam air tanah dan air
permukaan pada daerah pertambangan. Elemen air raksa relatif tidak
berbahaya kecuali jika menguap dan terhirup secara langsung pada paruparu (Wartawarga, 2012).
9. Kegunaan Merkuri
Merkuri banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi.
termometer, barometer, sebagai fungisida, proses penambangan emas dan
peralatan ilmiah lain. Walaupun penggunaannya untuk bahan pengisi
termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol atau digital) dengan
alasan kesehatan dan keamanan karena sifat

toksik yang dimilikinya

(Wartawarga, 2012).
E. Efek Negatif Penggunaan Kosmetik Mengandung Merkuri
Pemakaian kosmetik yang mengandung Merkuri dapat mengakibatkan :
1. Dapat memperlambat pertumbuhan janin
2. Mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan Mandul)
3. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian
dihentikan, flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar).

14

15

4. Efek Rebound yaitu memberikan respon berlawanan (kulit akan menjadi


gelap/kusam saat pemakaian kosmetik dihentikan).
5. Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat
parah (lebar).
6. Dapat mengakibatkan kanker kulit.
Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan (dari makanan ikan
yang tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma
dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah,
lalu,memasuki system saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri
akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan system saraf, seperti
tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan,
ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan emosi, depresi dan lain-lain.

F. Reaksi Warna
Metode identifikasi terbagi menjadi reaksi fisika, reaksi kimia, dan
reaksi fisika-kimia. Reaksi kimia terdiri dan pembentukan gas atau bau,
pembentukan warna, dan pembentukan endapan. Reaksi warna atau
pembentukan warna pada reaksi kimia mempunyai beberapa keuntungan dan
kerugian. Kerugian dan penggunaan reaksi wama, yaitu warnanya dapat
ditutupi oleh ketidakmurnian atau adanya senyawa lain. Sedangkan
keuntungan dan reaksi warna, antara lain:
a. Sederhana sehingga mudah dilakukan
b. Mudah diinterprestasikan
c. Warna terbentuk dengan cepat dan mudah diamati
d. Sensitifitasnya cukup tinggi
e. Murah
f. Tidak memerlukan alat yang mahal dan keahlian yang tinggi
(Chang Raymond, 2005)

15

16

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya,
yang dilaksanakan mulai Januari sampai dengan Desember 2014.

B. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian eksperimental. Eksperimen adalah
kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui segala gejala atau
pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu
(Notoatmodjo, 2005).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi atau universe adalah keseluruhan objek penelitian atau
objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dari penelitian ini
adalah lotion dengan nomor registrasi BPOM yang dijual di Pasar Blauran
yang beralamat di Jalan A. Yani Komplek Pasar Besar Palangka Raya .
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang dambil dan keseluruhan objek yang
diteliti dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Pada
penelitian ini, diambil sampel dari sebagian populasi whitening lotion yang
dijual dengan nomor registrasi BPOM yang dijual di Pasar Blauran Kota
Palangka Raya sebanyak 5 (lima) sampel yaitu lotion Lovely, Marina,
Vaseline, Citra, dan Thai.

16
16

17

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel secara non random yaitu purposive sampling. Purposive
sampling adalah pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2005)

E. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu batang tembaga,
botol semprot, corong, corong pisah, gelas ukur 100 mL, erlenmeyer 100
mL, kamera, kertas saring, kompor listrik, labu ukur 25 mL; 50 mL; 100
mL, pembakar bunsen, penjepit, pipet tetes, pipet volum 1 mL; 5 mL; 10
mL; 25 mL, pipet ukur 5 mL; 50 mL; 100 mL, rak tabung, tabung reaksi,
timbangan digital dan hot plate.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel Lotion
Lovely, Marina, Vaseline, Citra, dan Thai, Larutan HNO3 pekat, Larutan
KI 0,5 N, Laruan HCI pekat, Eter 400 mL.
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Larutan
b. Pembuatan larutan KI 0,5 N
Kalium lodida diambil sebanyak 2 gram, kemudian di masukkan ke
dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan aquadest sampai tanda 25
mL, serta dikocok hingga homogen (Buyung, 2011).
c. Pembuatan larutan aqua raja/aqua regia
HCI Pekat diambil sebanyak 75 mL, kemudian di masukkan ke dalam
labu ukur 100 mL dan ditambahkan dengan HNO3 Pekat sebanyak 25
mL (perbandingan volum 3 : I) (HAM Mulyono, 2009).

17

18

2. Pengujian Sampel
a. Ekstraksi (Chang, 2005)
Prosedur kerja:
Timbang sampel kurang lebih 5 gram, kemudian sampel dimasukan
kedalam corong pisah, setelah itu ekstraksi dengan 20 mL eter, kocok
kuat hingga homogen lalu buang fase eter secara perlahan, ulangi
proses ekstraksi sampai 2 kali. Panaskan hingga sampel hampir
kering, fase ditambah 5 mL campuran asam klorida pekat dan dan
asam nitrat pekat (3 : 1), kemudian Uapkan di atas penangas sampai
hampir kering, setelah itu tambahkan lagi 5 mL campuran asam
klorida pekat dan asam nitrat pekat (3 : 1), Uapkan kembali di atas
penangas air sampai hampir kering, ulangi sekali lagi, tambahkan 10
mL aquadest, didihkan sebentar, dinginkan, dan saring.
b. Cara uji identifikasi merkuri (Hg) (Svehla, 1990)
a. Uji amalgam
Diambil 3 mL larutan sampel, masukan kedalam tabung reaksi,
kemudian amplas batang tembaga sampai mengkilap, lalu
celupkan ke dalam larutan uji untuk beberapa saat, jika positif
mengandung merkuri maka batang tembaga akan dilapisi bercak
abu-abu mengkilap. Panaskan pada nyala api bebas, warna abuabu akan hilang.
b. Uji reaksi warna dengan kalium iodida (KI)
Masukkan ke dalam tabung reaksi sejumlah 1 mL larutan sampel,
kemudian ditambahkan 2 tetes larutan Kalium lodida 0,5 N
perlahan melalui dinding tabung reaksi. Harus tidak terjadi
endapan jingga, jika terjadi endapan jingga maka positif
mengandung merkuri.

18

19

3. Analisis Hasil
a. Reaksi negatif jika tidak ada bercak abu-abu mengkilap pada uji
amalgam
b. Reaksi negatif jika tidak ada perubahan warna orange dengan endapan
merah jingga pada uji reaksi warna
c. Lotion tidak boleh mengandung Merkuri/air raksa
d. Proses analisis disertai dengan kontrol positif dan kontrol negatif
sehingga dapat ditarik kesimpulan.

19

20

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai kandungan bahan


berbahaya merkuri yang diduga terkandung pada sediaan lotion. Sampel lotion
diperoleh dari Pasar Blauran Kota Palangka Raya. Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Kimia Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya dengan hasil sebagai berikut :

A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil Analisis Pembentukan Amalgam
Kode
Nama Produk
Sampel
K1
Kontrol positif (+)
K2

Kontrol negatif (-)

Lotion Lovely

Lotion Marina

Lotion Vaseline

Lotion Citra

Lotion Thai

Uji amalgam dengan


Batang Cu
Abu-abu mengkilap
Tidak terbentuk warna
abu-abu mengkilap
Tidak terbentuk warna
Abu-abu mengkilap
Tidak terbentuk warna
Abu-abu mengkilap
Tidak terbentuk warna
Abu-abu mengkilap
Tidak terbentuk warna
Abu-abu mengkilap
Tidak terbentuk warna
Abu-abu mengkilap

Ket.
+
_
_
_
_
_
_

Tabel 4.2. Hasil Analisis Reaksi Warna dengan Reagen Kalium Iodida
Kode
Sampel

Uji Warna dengan


Kalium Iodida
Orange dengan
endapan merah jingga
Jernih (tidak berubah)
Jernih (tidak berubah)
Jernih (tidak berubah)
Jernih (tidak berubah)
Jernih (tidak berubah)
Jernih (tidak berubah)

Nama Produk

K1

Kontrol positif (+)

K2
A
B
C
D
E

Kontrol negatif (-)


Lotion Lovely
Lotion Marina
Lotion Vaseline
Lotion Citra
Lotion Thai

20
20

Ket.
+
-

21

B. Pembahasan
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 5 sampel, semua sampel
memiliki nomor registrasi dan belum diteliti pada penelitian sebelumnya serta
tidak termasuk dalam daftar produk kosmetik yang sudah ditarik oleh BPOM
dari pasaran. Sehingga masih banyak ditemukan pada pedagang kosmetik di
Pasar Blauran Kota Palangka Raya.
Pada penelitian identifikasi merkuri pada sediaan lotion secara analisis
kualitatif dilakukan dengan menggunakan uji pada batang tembaga atau Cu
dan uji dengan reaksi warna menggunakan reagen Kalium Iodida. Sebelum
melakukan penelitian, pertama-tama dilakukan persiapan larutan terlebih
dahulu, kemudian diekstraksi masing-masing sampel dengan pelarut non polar
yaitu eter. Mula-mula sampel ditimbang sebanyak kurang lebih 5 gram
kemudian dimasukan kedalam corong pisah, kemudian diekstraksi dengan
ditambahkan eter sebanyak 20 mL dan dikocok kuat. Hal ini dimaksudkan
karena eter merupakan pelarut non polar, dan didalam lotion terdapat bahanbahan yang bersifat non polar seperti lemak, sehingga digunakan eter untuk
memisahkan lemak serta zat-zat non polar lainnya yang terkandung di dalam
sampel lotion.
Tahap berikutnya, fase eter dibuang dan proses ini dilakukan sebanyak
2 kali lagi. Selanjutnya masing-masing sampel dipanaskan sampai sisa eter
menguap dan hampir kering. Kemudian pada ekstrak tersebut ditambahkan
sebanyak 10 mL larutan air raja yang berfungsi untuk melarutkan garamgaram yang sukar larut. Air raja atau aqua regia merupakan campuran antara 3
volume asam klorida pekat dan 1 volum asam nitrat pekat. Cairan ini sangat
reaktif, dapat merusak berbagai bahan logam termasuk platina. Gas yang
timbulkan pun bersifat merusak. Sehingga saat pengerjaannya harus dilakukan
di tempat ruangan asam. Ekstrak yang dilarutkan air raja dipanaskan diatas hot
plate hingga diperoleh ekstrak yang hampir kering. Selanjutnya ditambahkan
dengan aquades sebanyak 10 mL dan didihkan dan didinginkan. Selanjutnya
disaring dan hasil filtratnya dimasukkan kedalam tabung reaksi.

21

22

Pada pengujian pertama kandungan logam berat merkuri digunakan


batang tembaga atau Cu yang sudah diamplas. Batang tembaga termasuk
logam yang dapat dilarutkan oleh merkuri atau Hg, larutan logam dalam raksa
disebut amalgam. Masing-masing filtrat dari sampel dimasukkan kedalam
tabung reaksi kemudian dicelupkan batang tembaga untuk beberapa saat.
Setelah batang tembaga diangkat kemudian dilakukan pengamatan. Jika ada
permukaan batang tembaga tersebut dilapisi bercak abu-abu mengkilap, maka
terbentuk endapan logam merkurium. Dengan memanaskan batang tembaga
yang sudah dilapisi bercak abu-abu mengkilap dalam nyala api bebas, maka
merkurium akan menguap dan permukaan batang tembaga yang merah akan
terlihat lagi.
Selain uji pembentukan amalgam dengan batang tembaga atau Cu,
juga dilakukan uji dengan metode reaksi warna menggunakan kalium iodida
0,5 N. Kalium iodida 0,5 N dibuat dengan cara ditimbang serbuk kalium
iodida sebanyak 2 gram dan dilarutkan dengan aquades sampai tanda 25 mL.
Pada masing-masing filtrat dalam tabung reaksi ditambahkan dengan reagen
kalium iodida sebanyak 2 tetes secara perlahan-lahan melalui dinding tabung
reaksi agar perubahan warna yang terjadi dapat teramati secara jelas. Apabila
sampel lotion mengandung logam berat merkuri, maka akan terbentuk warna
orange dengan endapan merah jingga. Hal ini sama seperti yang terjadi pada
kontrol positif (+). Pada pengujian yang dilakukan pada larutan baku Hg,
yang ditambah dengan 2 tetes kalium iodida 0,5 N dan didapatkan perubahan
warna menjadi orange dengan endapan merah jingga.
Dari hasil pengujian diatas maka 5 (lima) sampel, yaitu lotion Lovely,
Marina, Vaseline, Citra, dan Thai menggunakan uji amalgam dengan batang
tembaga atau Cu didapatkan hasil sampel negatif merkuri karena batang
tembaga tidak terbentuk warna abu-abu mengkilap. Sedangkan uji dengan
metode reaksi warna menggunakan penambahan reagen Kalium Iodida (KI)
0,5 N diperoleh hasil sampel negatif terdeteksi mengandung merkuri karena
tidak mempunyai warna larutan orange dengan endapan merah jingga.

22

23

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 5 sampel lotion
yang dijual di Pasar Blauran Kota Palangkaraya tidak terdeteksi mengandung
merkuri.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disarankan :
1. Kepada pembaca dan masyarakat yang menggunakan lotion agar lebih
berhati-hati dalam memilih lotion yang beredar dipasaran dan sebaiknya
menggunakan lotion yang sudah terdaftar di BPOM.
2. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan untuk pengujian logam berat
merkuri pada lotion yang tidak memiliki ijin edar / terdaftar di BPOM
3. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan untuk pengujian-pengujian
kandungan berbahaya lainnya seperti timbal pada lipstik, hidrokinon dan
asam retinoat pada krim wajah guna menambah ilmu pengetahuan dan
memperluas wawasan.
4. Perlu dilakukan pemeriksaan rutin oleh instansi terkait untuk memperkecil
penyebaran kosmetik yang berbahaya.

2323

24

DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1984. Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Buyung.
2011.
Makalah
Krim
Wajah
Pemutih.
http://buyungcrem.wordpress.com/about/makalah-krim-pemutih/. Jakarta,
dalam jurnal penelitian Marlyantina, Risda 2013. Analisis Kualitatif
Logam Berat Merkuri pada Krim Pemutih dengan Metode Reaksi Warna.
Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
BPOM. 2011. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor Hk.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 Tentang
Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika. Jakarta: BPOM
Chang Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep inti. Noviandri Indra,
Wahyuningrum Deana, Achmad Hiskia, MauchsidinHidayat, Penerjemah.
Jakarta: Erlangga-The McGraw Hill Companies. Terjemah dari: General
Chemistry: The Essential Concepts.
Depkes RI. 1929. Pharmacopee 5. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakarta: Depkes RI.
Dewi Muliyawan dan Neti Suriana, 2013. A Z tentang Kosmetik. Jakarta:
Gramedia.
Djajadisastra, 2005. Tekhnologi Kosmetik. Tangerang : Departemen Farmasi
FMIPA Universitas Indonesia
HAM, Mulyono. 2009. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara. Hal.40:208, dalam jurnal penelitian Marlyantina,
Risda 2013. Analisis Kualitatif Logam Berat Merkuri pada Krim Pemutih
dengan Metode Reaksi Warna. Palangka Raya: Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
Jellineck, S. (1970). Formulation and Function of Cosmetics. New York : Wiley
Interscience.
Lachman, L., H.A. Lieberman, and J.L. Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri, Jilid II, Edisi III. Jakarta : Universitas Indonesia.

24

25

Marlyantina, Risda. 2013. Analisis Kualitatif Logam Berat Merkuri pada Krim
Pemutih dengan Metode Reaksi Warna. Palangka Raya: Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
Menkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1176/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Notifikasi Kosmetika. Jakarta:
Menkes RI.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.Ciawi, Bogor Selatan: Penerbit Ghalia
Indonesia. Hal. 63.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Permono,
Didit.
2010.
Bahaya
Merkuri.
(http://tambangsttnas.blogspot.com/2010/02/bahaya-merkuri.html)
11 April 2014.
Retno I.S. Tranggono. 1992. Kiat Apik Menjadi Sehat dan Cantik. Jakarta:
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Retno I.S. Tranggono. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Retno I.S. Tranggono. 2014. Buku Pegangan Dasar Kosmetologi. Jakarta:
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Schmitt, W.H. 1996. Skin Care Products. In : Williams, D.F. and W.H. Schmitt
(Ed).
London: Cosmetics And Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie
Academy and
Profesional.
Setyaningsih, Owi, Erliza Hambali, dan Muharamia Nasution. 2007. Aplikasi
Minyak Sereh
Wangi (Citronella Oil) dan Geraniol Dalam
Pembuatan Skin Lotion penolak Nyamuk.
Jurnal Teknologi Indonesia
Vol 17(3) : 97-103.
Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga,
dalam jurnal penelitian Marlyantina, Risda 2013. Analisis Kualitatif
Logam Berat Merkuri pada Krim Pemutih dengan Metode Reaksi Warna.
Palangka Raya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

25

26

Sularto, S. A. dkk. 1995. Pengaruh Pemakaian Madu sebagai Penstubtitusi


Gliserin dalam Beberapa Jenis Krim Terhadap Kestabilan Fisiknya.
Laporan Penelitian, LP Unpad. Bandung : Universitas Padjajaran.
Svehla, G. 1990. Vogel Bagian I. Buku teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro. Penerjemah : Setiono L., Pudjaatmaka A. Handyana,.
Kalman Media Pusaka-Longman Group Limited : Jakarta. Terjemahan
dari : Textbook Of Macro And Semimicro Qualitative Inorganic Analysis.
Hal. 212.
Wartawarga.
2012.
Bahaya
Merkuri
Pada
Kosmetik.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/01/bahaya-merkuri-padakosmetik/ (8 April 2014).
Wasitaatmadja, M.S. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI Press).
Widowati W., Astiana S. dan Raymond J.R., 2008, Efek Toksik Logam,
Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Zonasiswa.
2014.
Pengertian
pasar
dan
fungsi
http://www.zonasiswa.com/2014/08/pasar-pengertian-fungsi-jenis.html
[17 Oktober 2014]

26

27

Lampiran 1. Pembuatan Larutan KI 0,5 N

Kalium lodida 0,5 N diencerkan dalam labu ukur sampai 25 mL, dengan
perhitungan:
N

0,5N

= 0,5 x 166 x

= 2,075gram 2 gram

27

28

Lampiran 2. Prosedur Pembuatan Larutan KI 0,5 N dan Aqua Regia


1. Pembuatan Larutan KI 0,5 N
Di ambil Kalium lodida sebanyak 2 gram

Di masukkan ke dalam labu ukur 25 mL

Ditambahkan aquadest sampai tanda batas

Dikocok hingga homogen

2. Pembuatan larutan aqua raja/aqua regia


Diambil HCI Pekat diambil sebanyak 75 mL

Di masukkan ke dalam labu ukur 100 mL

Ditambahkan dengan HNO3 Pekat sebanyak 25 mL

Dikocok hingga homogeny

28

29

Lampiran 3. Prosedur Pengujian Sampel


1. Ekstraksi
Timbang sampel lebih kurang 5 gram, masukkan dalam
mortirgerus hingga halus

Kemudian sampel dimasukan kedalam corong pisah

Ekstraksi dengan 20 mL eter, kocok kuat hingga homogen

Buang fase eter secara perlahan, ulangi proses ekstraksi sampai 2 kali

Panaskan hingga sampel hampir mengering

fase ditambah 5 mL campuran asam klorida pekat dan dan asam nitrat pekat

diuapkan di atas penangas sampai hampir kering

Tambahkan lagi 5 mL campuran asam klorida pekat dan asam nitrat pekat

Uapkan kembali di atas penangas air sampai hampir mengering, ulangi sekali lagi

Tambahkan 10 mL aquadest

Didihkan sebentar, dinginkan, dan saring

29

30

2. Cara uji identifikasi merkuri (Hg)


a. Uji amalgam
Diambil 3 mL larutan sampel

Masukan kedalam tabung reaksi

Amplas batang tembaga sampai mengkilap

Celupkan ke dalam larutan uji untuk beberapa saat (Jika positif


mengandung merkuri maka batang tembaga akan dilapisi bercak
abu-abu mengkilap. Panaskan pada nyala api bebas, warna
abu-abu akan hilang)

b. Uji reaksi warna dengan kalium iodida (KI)


Masukkan ke dalam tabung reaksi sejumlah 1 mL Larutan sampel

Ditambahkan 2 tetes larutan Kalium lodida 0,5 N perlahan melalui dinding tabung
reaksi. (Harus tidak terjadi endapan jingga, jika terjadi endapan jingga maka
positif mengandung merkuri)

30

31

Lampiran 4. Sampel Kosmetik Lotion yang digunakan

Gambar 4.1 Lotion Lovely

Gambar 4.2 Lotion Marina

31

32

Gambar 4.3 Lotion Vaseline

Gambar 4.4 Lotion Citra

32

33

Gambar 4.5 Lotion Thai

33

34

Lampiran 5 Bahan Baku Hg dan KI

Gambar 5.1 Baku Merkuri (Hg)

Gambar 5.2 Baku KI

34

35

Lampiran 6 sampel Hasil Ektrasi

Gambar 6.1 Sampel 1 Lotion Lovely

Gambar 6.2 Sampel 2 Lotion Marina

35

36

Gambar 6.3 Sampel 3 Lotion Vaseline

Gambar 6.4 Sampel 4 Lotion Citra

36

37

Gambar 6.5 Sampel 5 Lotion Thai

37

38

Lampiran 7 Hasil Uji Amalgam

Gambar 7.1 Kontrol Positif (Baku Hg)

Gambar 7.2 Kontrol Negatif (Aquadest)

Gambar 7.3 Sampel 1 Lotion Lovely

38

39

Gambar 7.4 Sampel 2 Lotion Marina

Gambar 7.5 sampel 3 Lotion Vaseline

Gambar 7.6 Sampel 4 Lotion Citra

Gambar 7.7 Sampel 5 Lotion Thai

39

40

Lampiran 8 Hasil Uji Reaksi Warna Dengan KI 0,5 N

Gambar 8.1 Kontrol Positif (Baku Hg + KI)

Gambar 8.2 Kontrol Negatif (Aquadest + KI)

40

41

Gambar 8.3 Sampel 1 Lotion Lovely + KI

Gambar 8.4 Sampel 2 Lotion Marina + KI

41

42

Gambar 8.5 Sampel 3 Lotion Vaseline + KI

Gambar 8.6 Sampel 4 Lotion Citra + KI

42

43

Gambar 8.7 Sampel 5 Lotion Thai + KI

43

44

Lampiran 9. Lokasi Pengambilan Sampel

44

45

Lampiran 10. Denah Pasar Blauran

45

46

46

47

47

48

48

49

49

50

50

51

51

52

52

53

53

54

54

Anda mungkin juga menyukai