Anda di halaman 1dari 33

Case Report

Periodik Paralisis Hipokalemi


AMANDA SAMURTI PERTIWI
1018011038

Perceptoran:
dr. RA. Neilan A., Sp.S, M.Kes.

Status Pasien
A.

Identitas Pasien

Nama:

Tn. AD
Umur: 46 tahun
Alamat : Palas Pasemah Lampung Selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Masuk : 3 Mei 2015
Tanggal pemeriksaan: 3 Mei 2015
Dirawat ke : 1
B.

Riwayat Perjalanan Penyakit

Anamnesis

: Autoanamnesis dan Alloanamnesis


Keluhan Utama : Kedua tangan dan kaki tidak dapat digerakan sejak 2 hari SMRS
Keluhan Tambahan : Mual, perut terasa kembung, tidak BAB 3 hari

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sejak 4 minggu SMRS os mengeluh lemas dan
pegal terutama pada kedua tungkai setiap os
berjalan agak jauh, sesak nafas tidak ada, mual dan
muntah tidak ada, demam tidak ada.
BAB dan BAK biasa.
Os berobat ke mantri dan dikatakan menderita
hipertensi. Kemudian os diberi obat namun tidak
tahu obat apa saja. Os minum obat teratur, menurut
os keluhan berkurang saat minum obat.

Sejak 2 minggu SMRS os mengeluh kembali lemas

terutama pada kedua tungkai sehingga sulit untuk


berjalan, sesak nafas tidak ada, demam tidak ada,
sakit kepala tidak ada, mual dan muntah tidak ada.
Os lalu berobat lagi ke mantri dan mendapatkan
obat, menurut os keluhan sedikit berkurang.

Sejak 7 hari SMRS os mengeluh semakin lemas

terutama pada kedua tungkai sehingga sulit untuk


berjalan, mual ada, muntah tidak ada, perut terasa
kembung, dan sulit BAB.

Sejak 2 hari SMRS os mengeluh saat bangun tidur

tiba-tiba kedua tungkai dan tangan terasa lemas


sehingga sulit digerakkan (hanya jari yang bisa
digerakkan), os hanya beraktivitas di tempat tidur dan
terdapat keluhan mual.
Keluhan tidak disertai maupun diawali diare, muntahmuntah, kejang, penurunan kesadaran, demam, sakit
kepala, jantung berdebar, keringat berlebihan, gangguan
menelan, gangguan penglihatan, dan rasa baal.
Os tidak BAB selama 3 hari. Os dibawa ke RSAM dan
dirawat

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat hipertensi (+)
Riwayat DM (-)
Riwayat kecelakaan sebelumnya (-)
Riwayat menggunakan obat melancarkan buang air kecil disangkal
Riwayat menggunakan obat pencahar disangkal
Riwayat menggunakan antibiotika disangkal
Riwayat sakit maag sejak 6 bulan yang lalu, sembuh dengan obat maag yang dijual

bebas
Riwayat diare dan muntah-muntah sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat DM (+)

C. Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit

sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5= 15
Vital sign
TD : 140/60 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR
: 16 x/menit
Suhu
: 36,7 o C
Gizi
: Cukup

Status Generalis
Kepala
: normocephal.
Rambut : hitam, lurus,
tidak mudah
dicabut
Mata : sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/Telinga : liang lapang,
simetris, sekret (-/-)
Hidung : septum tidak
deviasi, sekret (-), nch(-)
Mulut
: bibir kering,
tampak simetris

Leher
Pembesaran KGB
: tidak ada pembesaran KGB
Pembesaran kelenjar tiroid
: tidak ada pembesaran
JVP : 5+2 cm H2O
Trakhea : di tengah
Toraks
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba , thrill (-)
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo
Inspeksi : pergerakan simetris kiri = kanan, retraksi (-)
Palpasi
: fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor / sonor
Auskultasi
: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen
Inspeksi : datar, simetris
Palpasi :massa teraba (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
Extremitas
Superior : oedem (-/-), sianosis (-/-), turgor kulit baik,
1/1
Inferior : oedem (-/-), sianosis (-/-), turgor kulit baik,
1/1

kekuatan
kekuatan

Status neurologis
N.Olfactorius (N.I)
Daya penciuman hidung :
normosmia
N.Opticus (N.II)
Tajam penglihatan : 3/60 //
3/60
Lapang penglihatan : sama
dengan pemeriksa
Tes warna : normal
Fundus oculi : tidak
dilakukan

N.Occulomotorius, N.Trochlearis,
N.Abdusen (N.III N.IV N.VI)
Kelopak Mata
Ptosis : ( - / - )
Endophtalmus : ( - / - )
Exopthalmus
:(-/-)
Pupil
Ukuran : (3mm/3mm)
Bentuk : (Bulat / Bulat)
Isokor
Posisi central
Refleks cahaya langsung : (+/+)
Refleks cahaya tidak langsung : (+/+)

Gerakan Bola Mata


Medial :
normal / normal
Lateral :
normal / normal
Superior :
normal / normal
Inferior :
normal / normal
Obl Sup :
normal / normal
Obl Inf :
normal / normal
Refleks pupil akomodasi (+/+)
Refleks pupil konvergensi (+/+)

N.Trigeminus (N.V)
Sensibilitas
Ramus oftalmikus :
(+/+)
Ramus maksilaris :
(+/+)
Ramus mandibularis: ( + / + )
Motorik
M. masseter : ( + / + )
M. temporalis : ( + / + )
M. pterygoideus: ( + / + )
Refleks
Refleks kornea: ( + / + )
Refleks bersin : ( + )

N.Fascialis (N.VII)
Inspeksi Wajah Sewaktu
Diam : simetris
Tertawa : simetris
Meringis : simetris
Bersiul : tidak dilakukan
Menutup mata : simetris
Pasien disuruh untuk
Mengerutkan dahi : simetris
Menutup mata kuat-kuat : rapat simetris
Mengangkat alis: alis terangkat simetris
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah: normal

N. Vestibulocochlearis/ N.
Acusticus(N.VIII)
N.cochlearis
Ketajaman pendengaran :
baik
Tinitus : (-)
N.vestibularis
Test vertigo : tidak dilakukan
Nistagmus : tidak dilakukan

N.Glossopharingeus dan
N.Vagus (N.IX dan N.X)
Suara bindeng/nasal : tidak ada
Posisi uvula : di tengah
Palatum mole
: simetris
Arcus palatoglossus : simetris
Arcus palatoparingeus :simetris
Refleks batuk
: tidak dilakukan
Refleks muntah : ( + )
Peristaltik usus : Normal
Bradikardi : ( - )
Takikardi
:(-)

N.Accesorius (N.XI)
M.Sternocleidomastodeus :
normal
M.Trapezius
: normal
N.Hipoglossus (N.XII)
Atropi :
(-)
Fasikulasi :
(-)
Deviasi :
(-)

Sistem Motorik Superior ka/ki


Inferior ka/ki
Gerak
(pasif/pasif)
(pasif/pasif)
Kekuatan otot
1/1
1/1
Klonus
(-/-)
(-/-)
Atropi
(-/-)
(-/-)
Refleks fisiologis
Biceps (+/+)
Pattela ( +/+)
Triceps (+/+)
Achiles (/)
Refleks patologis
Hoffman Trommer (-/-)
Babinsky (-/-)
Chaddock (-/-)
Oppenheim (-/-)
Schaefer (-/-)
Gordon (-/-)
Gonda (-/-)

Tanda Meningeal
Kaku kuduk : ( - )
Kernig test : ( - / - )
Laseque test : ( - / - )
Brudzinsky I : ( - / - )
Brudzinsky II : ( - / - )

Sensibilitas
Eksteroseptif / rasa permukaan
Rasa raba : ( + / + )
Rasa nyeri :( + / + )
Rasa suhu panas : ( + / + )
Rasa suhu dingin :( + / + )
Proprioseptif / rasa dalam
Rasa sikap : ( + / + )
Rasa getar : ( + / + )
Rasa nyeri dalam : ( + / + )

Fungsi kortikal untuk sensibilitas


Asteriognosis : normal
Grafognosis : normal
Koordinasi
Tes telunjuk hidung
dilakukan
Tes pronasi supinasi
dilakukan

: tidak
: tidak

Susunan Saraf Otonom


Miksi : normal
Defekasi
: belum BAB 3 hr
Salivasi
: normal
Fungsi Luhur
Fungsi bahasa : baik
Fungsi orientasi
: baik
Fungsi memori
: baik
Fungsi emosi
: baik
MMSE : 25

Indeks Wayne
Gejala Subjektif

Nilai

Gejala Objektif

Nilai
Ada
+3
+2
+3
+4
+1
+2

Tidak ada
-3
-2
0
-2
0
0

Dispnoe deffort
Palpitasi
Capai/lelah
Suka panas
Suka dingin
Keringat banyak

+1
+2
+2
-5
+5
+3

Stuma (tiroid teraba)


Bruit tiroid
Eksoptalmus
Gerakan hiperkinetis
Lid lag
Lid traction

Nervous
Nafsu makan (+)
Nafsu makan (-)
BB (+)
BB(-)

-2
+3
-3
-3
+3

Telapak tangan hangat


Telapak tangan dingin
Fibrilasi atrium
Nadi < 80x.m
80 90x/m

+2
+1
+4
0
0

-2
-1
0
-3
0

> 90x/m

+3

Skor

-8

(<1 eutiroid, 10-19 ragu-ragu, >19 hipertiroid)

Laboratorium (3 Mei 2015)


Hb
13,1 g/dl
Ht
37 %
LED
20 mm/jam
Leukosit
10.000/ul
Hitung jenis
0/0/0/82/15/3
Trombosit 196.000/ul
Natrium
136 mmo/L
Kalium 1,4 mmo/L
Calcium
9,0 mg/dL
Clorida 101 mmo/L

Laboratorium (4 Mei 2015)


SGOT 17 U/L
SGPT
15 U/L
Ureum 33 mg/dL
Creatinine 0,7 mg/dL
GDS
281 mg/dL

Resume
4 minggu SMRS lemas dan pegal terutama pada kedua tungkai setiap berjalan
agak jauh berobat ke mantri hipertensi minum obat teratur keluhan
berkurang
2 minggu SMRS lemas terutama pada kedua tungkai sehingga sulit untuk

berjalan berobat ke mantri mendapatkan obat keluhan sedikit berkurang

7 hari SMRS semakin lemas terutama pada kedua tungkai sehingga sulit

untuk berjalan disertai mual, perut terasa kembung, dan sulit BAB
2 hari SMRS saat bangun tidur tiba-tiba kedua tungkai dan tangan terasa

lemas sehingga sulit digerakkan (hanya jari yang bisa digerakkan) hanya
beraktivitas di tempat tidur dan terdapat keluhan mual dan tidak BAB selama 3
hari.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,

kesadaran composmentis, GCS E4V5M6 = 15


Tanda vital didapatkan TD 140/60 mmHg, nadi 88x/menit, RR
16x/menit, suhu 36,7oC
Pada status generalis didapatkan hasil dalam batas normal. Pada
pemeriksaan reflek patologi negatif, pemeriksaan reflek fisiologis
achiles menurun, pada pemeriksaan motorik di dapat kekuatan otot
ekstremitas superior 1/1 dan ekstremitas inferior 1/1. Pemeriksaan
saraf cranial normal. Pada pemeriksaan sensoris tidak didapatkan
gangguan. Pada pemeriksaan sistem saraf otonom terdapat gangguan
defekasi.
Pemeriksaan penunjang laboratorium darah didapatkan peningkatan
GDS 281mg/dl dan penurunan kadar kalium 1,4mmo/L.

Diagnosis
Klinis
: tetraparese flaccid
Topis
: membran otot rangka
Etiologi
: hipokalemi
Diagnosis Banding
- Guillan Bare Syndrome

Penatalaksanaan
Umum
ABC (Airway, Breathing, Circulation)
Observasi klinik (vital sign)
Tirah baring
Medikamentosa
IVFD RL + KCL 1 fls gtt XX/mnt /12 jam
KSR tab 1x1
Aspar-K tab 2x1
Spironolakton 25mg 1-0-0
Antasida syr. 3x1C
Prognosa
Quo ad vitam = dubia ad bonam
Quo ad functionam = dubia ad malam
Quo ad sanationam = dubia ad malam

Follow Up

Pembahasan
Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?
Bagaimana menegakkan diagnosisnya
melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang?
Adapun diagnosis pada pasien ini adalah sebagai
berikut:
Diagnosis Klinis
: tetraparese flaccid
Diagnosis Topis
: membran otot rangka
Diagnosis Etiologi : hipokalemi

B. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini


sudah tepat?
IVFD RL 20 tts / menit
Koreksi KCL 25 mEq/ kolf. 12 jam
KSR 1x1 Tablet (PO)
Aspar-K 2x1 tablet (PO)
Spironolakton 25mg 1-0-0 (PO)
Antasida syr. 3x1C

C. Bagaimanakah prognosis penyakit pasien ini?


Prognosis pada pasien ini yaitu quo ad vitam (dubia ad bonam),
quo ad fungtionam (dubia ad bonam), dan quo ad sanationam
(dubia ad bonam).
Paralisis periodik hipokalemik familial biasanya berespons baik

terhadap terapi. Terapi dapat mencegah kelemahan otot lebih


lanjut. Serangan terus-menerus dapat menyebabkan kelemahan
otot permanen, tetapi jarang dijumpai. Komplikasi akut meliputi
aritmia jantung, kesulitan bernapas, bicara, dan menelan, serta
kelemahan otot progresif. Komplikasi hipokalemia kronis berupa
kerusakan ginjal, batu ginjal, nefritis interstisial, dan kista ginjal.

Anda mungkin juga menyukai