fz4005-HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BIDAN STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PDF
fz4005-HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BIDAN STUDI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PDF
Oleh:
Nurhidayati
202011000966
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dilimpahkan hanya kepada Allah SWT, Tuhan
pemelihara semesta alam yang dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyusun skripsi yang berjudul Hubungan Antara Minat dengan Prestasi
Belajar Siswa dalam Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Nurussalam
Pondok Pinang. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini terdapat hambatan dan rintangan tetapi atas bantuan
beberapa pihak, maka hambatan dan rintangan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag, Ketua Jurusan PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan PAI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dosen Pembimbing Skripsi Ibu Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M.Ag, yang
telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ayahanda H. Muslih dan Ibunda Hj. Hiluyah yang telah banyak memberikan
cinta dan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
6. Para Dosen di Jurusan PAI yang telah banyak memberikan ilmunya kepada
penulis selama masa perkuliahan.
7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang dalam penulisan skripsi ini
memberikan andil besar dalam hal penyediaan bahan pustakaan dan sumbersumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.
8. Keluarga H. Sanusi yang telah memberikan semangat untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Ezha, Ela, Erna, Hana, Marifah, Zalfah, Tita, Rini dan masih
banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan
selalu memberikan dorongan untuk terselesainya skripsi ini. Khususnya angkatan
2002 Program Ekstensi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan PAI.
Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi penghargaan
sebagaimana mestinya selain memohon kehadirat Allah SWT semoga amal dan jasa
yang penulis terima dari mereka diterima oleh Allah SWT sebagai amal saleh disisiNya. Akhirnya dengan ketulusan hati penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang baik dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini.
Jakarta,
November 2006
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
bahwa faktor-faktor lain pun tetap berpengaruh. Di antara faktor tersebut adalah
Minat.
Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk
melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja
dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang
untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang
dikatakan oleh S. Nasution bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada
minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat.2
Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting.
Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek
yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh
hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan
minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang
diperoleh lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Usman Efendi dan Juhaya S
Praja bahwa belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa
minat.3
Dari keterangan di atas, dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki
minat dengan siswa yang tidak memiliki minat dalam belajar akan terdapat
perbedaan. Perbedaan tersebut tampak jelas dengan ketekunan yang terus
menerus. Siswa yang memiliki minat maka ia akan terus tekun ketika belajar
2
3
sedangkan siswa yang tidak memiliki minat walau pun ia mau untuk belajar akan
tetapi ia tidak terus untuk tekun dalam belajar.
Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Tinggi rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam tentunya akan memberikan pengaruh terhadap prestasi
belajar yang akan dicapai oleh siswa.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata
pelajaran yang materinya berisikan peristiwa sejarah masa lalu, sehingga di
sekolah guru sering terjebak menggunakan metode pengajaran yang digunakan
lebih mengarah kepada metode ceramah atau bercerita saja. Padahal kedua
metode tersebut dapat mendatangkan kebosanan
belajar. Demikian juga pembelajaran SKI yang seperti ini cukup kontektual dari
sisi kebutuhan siswa untuk belajar mengembangkan dirinya sementara belajar
berangkat dari kebutuhan siswa akan mudah membangkitkan minat siswa
terhadap mata pelajaran tersebut, sehingga mereka dapat meraih prestasi yang
lebih optimal ketika siswa tidak lagi merasa berminat untuk mengikuti pelajaran
ini, tentunya hal ini akan memberikan dampak pada tinggi rendahnya prestasi
pembelajaran siswa di bidang mata pelajaran SKI.
TSANAWIYAH
NURUSSALAM
PONDOK
PINANG
JAKARTA SELATAN.
pembatasan
masalah
di
atas,
maka
penulis
merumuskan
apakah ada hubungan antar minat dan prestasi belajar, maka bagi penulis
sebagai calon guru dan guru harus berusaha menumbuh kembangkan minat
yang ada pada siswa. Sedangkan bagi orang tua hendaknya mengetahui dan
mengarahkan minat anaknya, dan bagi sekolah sendiri berusaha melengkapi
sarana dan prasarana yang ada karena hal ini dapat menimbulkan minat siswa
untuk belajar.
D. Sistematika penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penyusun menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I
Bab II
Bab III Metodologi penelitian yang meliputi tujuan penelitian, tempat dan waktu
penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian,
instrumen pengumpulan data, teknik pengolahan data serta teknik anlisis
data.
Bab IV Hasil penelitian yang menguraikan mengenai gambaran umum lokasi
sekolah madrasah Tsanawiyah Nurussalam Pondok pinang, gambaran
umum responden, minat belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam, hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam, analisis
korelasional, interprestasi dan alternatif strategi pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam secara efektif untuk meningkatkan minat belajar
siswa.
Bab V
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian teoritis
1. Minat Belajar Siswa
a. Pengertian Minat Belajar
Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar
mengajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid
harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai
dengan tingkah laku siswa sebagai timabal balik dari hasil sebuah
pengajaran.
Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat
mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu
atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut.
Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat.
Lebih lanjut terdapat beberapa pengertian minat diantaranya adalah:
Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah kecenderungan untuk
selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat
ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan
minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat
kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu.1
Menurut Muhibbin Syah Minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.2
Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah kecenderungan jiwa
kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu,
pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu.3
Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin Minat adalah perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat, tambah
Mahfudh, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif
dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab
dari suatu kegiatan.4
Menurut Crow dan Crow bahwa minat atau interest bisa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung
atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa
pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.5
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke-11, h. 84
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-6, h. 136
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Almaarif, 1980),
Cet. Ke-4, h. 79
4
Mahfudh Shahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), Cet. Ke1, h. 95
5
Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet. Ke4, h. 112
2
yang
dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan
menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
c. Indikator Minat Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah Alat
pemantau (sesuatu)
329
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-10, h.
88
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-1, h.
dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran SKI) juga merupakan
salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai
manfaat dan fungsinya. Seperti contoh misalnya pelajaran SKI banyak
memberikan manfaat kepada siswa bila SKI tidak hanya dipelajari di
sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca
pelajaran SKI maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang
terdapat dalam pelajaran SKI tersebut.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat
terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya
akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara
lain:
1) Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi,
baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P.
Tampubolon minat merupakan perpaduan antara keinginan dan
kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.9 seorang
siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang tafsir
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa, 1993),
Cet, Ke-1, h.41
2) Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar
siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama
kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran
tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi
mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa minat akan timbul
dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan
belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang
minat.10
3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat
adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak
menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa,
sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa Minat mempunyai
10
Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), Cet.
Ke-3, h 68
4) Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh
karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat
seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga
sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses
perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan
dari keluarga khususnya orang tua.
5) Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah
minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus
bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan
itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersamasama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka
alami.
6) Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal
ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow& Crow
sangat
berperan
dalam
pertumbuhan
dan
13
14
8) Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat
dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat
menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal
menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain,
kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi
dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah
maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.
9) Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang
menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang
memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam
dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun
dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa
dipisahkan dari faktor minat.
10) Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau
pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk
memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah,
gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak
dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari
media massa.
11) Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang
berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh
yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang
mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat
anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada
justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempattempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak
negatif bagi pertumbuhan minat tersebut.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam
dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari
penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat
kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran
yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi
belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu
aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari
pengertian belajar .
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, h. 787
16
W.J.S. Purdamimta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), Cet.
Ke-10, h. 768
17
J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994), Cet. Ke-2, h. 1088
18
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 20
19
Ibid., h. 21
20
mengikuti
pelajaran.
Kondisi
jasmani
yang
tidak
Hlen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, h. 130
Bakat Siswa
Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan
wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat
merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu
kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang
menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain,
sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat
dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Motivasi Siswa
Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak
mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan
faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
dan
teman-teman
sekelasnya,
yanf
dapat
pelajaran
Sejarah
kebudayaan
Islam
di
Madrasah
25
penghayatan
dan
kemauan
yang
kuat
untuk
peserta
didik
untuk
membentuk
kepribadiannya
Ibid, h 3
tinggi.
Berkenaan
dengan
aspek
psikomotorik,
memiliki
Abbasiyah,
geografi
dan
kebijakan
khalifah-khalifah
membiasakan
diri
untuk
mencari,
menyerap,
menyampaikan dan menggunakan informasi tentang kemajuankemajuan dinasti Abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang
ilmu agama islam), dan mengkaji sebab-sebab keruntuhannya serta
kemajuan-kemajuan dinasti Al Ayubiyah.28
c. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Secara Efektif
Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan
keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan
Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain: waktu yang disediakan
terbatas sedangkan materi begitu padat dan memang penting, yakni
menuntut
28
pemantapan
pengetahuan
hingga
terbentuk
watak
dan
kedudukan
strategis
dan
menentukan
keberhasilan
konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu,
mereka mengingat informasi lebih lama.
B. Kerangka Berfikir
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia
tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah
kegiatan belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan
hasilnya maka minat dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang tertentu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar
terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari
temannya, kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya
mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut. Demikian pula halnya
dengan minat siswa terhadap bidang studi SKI, apabila seorang siswa mempunyai
minat yang besar terhadap bidang studi SKI maka siswa tersebut akan
memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi SKI dan lebih giat dalam
mempelajari bidang studi ini dan prestasinya pun akan memuaskan.
Tujuan mempelajari sejarah Kebudayaan Islam adalah agar siswa siswi
siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat dari tokoh
Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan makna sejarah,
menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak
yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan pengetahuannya atas
fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah semangat untuk mendalami
Islam yang lebih baik.
C. Pengajuan Hipotesis
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesa yang
nantinya akan diuji kebenarannya. Hipotesa terebut adalah sebagai berikut:
Ho
: Tidak ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas II
dalam bidang studi SKI
Ha
: Ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas II dalam
bidang studi SKI
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian teoritis
1. Minat Belajar Siswa
a. Pengertian Minat Belajar
Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar
mengajar, seluruh faktor-fakor yang berhubungan dengan guru dan murid
harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai
dengan tingkah laku siswa sebagai timabal balik dari hasil sebuah
pengajaran.
Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat
mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap pelajaran itu
atau sebaliknya, ia merasa tidak tertarik dengan pelajaran tersebut.
Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat.
Lebih lanjut terdapat beberapa pengertian minat diantaranya adalah:
Menurut M. Alisuf Sabri Minat adalah kecenderungan untuk
selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat
ini erat kaitannya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan
minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat
kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu.1
Menurut Muhibbin Syah Minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.2
Menurut Ahmad D. Marimba Minat adalah kecenderungan jiwa
kepada sesuatu, karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu,
pada umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu itu.3
Menurut Drs. Mahfudh Shalahuddin Minat adalah perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan. Dengan begitu minat, tambah
Mahfudh, sangat menentukan sikap yang menyebabkan seseorang aktif
dalam suatu pekerjaan, atau dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab
dari suatu kegiatan.4
Menurut Crow dan Crow bahwa minat atau interest bisa
berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cendrung
atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bisa berupa
pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.5
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. Ke-11, h. 84
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-6, h. 136
3
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Almaarif, 1980),
Cet. Ke-4, h. 79
4
Mahfudh Shahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1990), Cet. Ke1, h. 95
5
Abd. Rachman Abror, Psykologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet. Ke4, h. 112
2
yang
dan afektif seseorang terhadap objek minat adalah positif maka akan
menghasilkan sikap yang positif dan dapat menimbulkan minat.
c. Indikator Minat Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah Alat
pemantau (sesuatu)
329
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-10, h.
88
Ali Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996), Cet, Ke-1, h.
dan fungsi pelajaran (dalam hal ini pelajaran SKI) juga merupakan
salah satu indikator minat. Karena setiap pelajaran mempunyai
manfaat dan fungsinya. Seperti contoh misalnya pelajaran SKI banyak
memberikan manfaat kepada siswa bila SKI tidak hanya dipelajari di
sekolah tetapi juga dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca
pelajaran SKI maka siswa tidak dapat merasakan manfaat yang
terdapat dalam pelajaran SKI tersebut.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Salah satu pendorong dalam keberhasilan belajar adalah minat
terutama minat yang tinggi. Minat itu tidak muncul dengan sendirinya
akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa antara
lain:
1) Motivasi
Minat seseorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi,
baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Menurut D.P.
Tampubolon minat merupakan perpaduan antara keinginan dan
kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi.9 seorang
siswa yang ingin memperdalam Ilmu Pengetahuan tentang tafsir
D.P. Tampubolon, Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak, (Bandung: Angkasa, 1993),
Cet, Ke-1, h.41
2) Belajar
Minat dapat diperoleh melalui belajar, karena dengan belajar
siswa yang semula tidak menyenangi suatu pelajaran tertentu, lama
kelamaan lantaran bertambahnya pengetahuan mengenai pelajaran
tersebut, minat pun tumbuh sehingga ia akan lebih giat lagi
mempelajari pelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapatnya
Singgih D. Gunarsa dan Ny. Singgih D.G bahwa minat akan timbul
dari sesuatu yang diketahui dan kita dapat mengetahui sesuatu dengan
belajar, karena itu semakin banyak belajar semakin luas pula bidang
minat.10
3) Bahan Pelajaran dan Sikap Guru
Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat
adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh
siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak
menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa,
sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa Minat mempunyai
10
Singgih D.G. dan Ny. SDG, Psikologi Perawatan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), Cet.
Ke-3, h 68
4) Keluarga
Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh
karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat
seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga
sangat berpengaruhnya bagi perkembangan jiwa anak. Dalam proses
perkembangan minat diperlukan dukungan perhatian dan bimbingan
dari keluarga khususnya orang tua.
5) Teman Pergaulan
Melalui pergaulan seseorang akan dapat terpengaruh arah
minatnya oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya. Khusus
bagi remaja, pengaruh teman ini sangat besar karena dalam pergaulan
itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersamasama untuk mengurangi ketegangan dan kegoncangan yang mereka
alami.
6) Lingkungan
Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruh minatnya. Hal
ini ditegaskan oleh pendapat yang dikemukakan oleh Crow& Crow
sangat
berperan
dalam
pertumbuhan
dan
13
14
8) Bakat
Melalui bakat seseorang akan memiliki minat. Ini dapat
dibuktikan dengan contoh: bila seseorang sejak kecil memiliki bakat
menyanyi, secara tidak langsung ia akan memiliki minat dalam hal
menyanyi. Jika ia dipaksakan untuk menyukai sesuatu yang lain,
kemungkinan ia akan membencinya atau merupakan suatu beban bagi
dirinya. Oleh karena itu, dalam memberikan pilihan baik sekolah
maupun aktivitas lainnya sebaiknya disesuaikan dengan bakat dimiliki.
9) Hobi
Bagi setiap orang hobi merupakan salah satu hal yang
menyebabkan timbulnya minat. Sebagai contoh, seseorang yang
memiliki hobi terhadap matematika maka secara tidak langsung dalam
dirinya timbul minat untuk menekuni ilmu matematika, begitupun
dengan hobi yang lainnya. Dengan demikian, faktor hobi tidak bisa
dipisahkan dari faktor minat.
10) Media Massa
Apa yang ditampilkan di media massa, baik media cetak atau
pun media elektronik, dapat menarik dan merangsang khalayak untuk
memperhatikan dan menirunya. Pengaruh tersebut menyangkut istilah,
gaya hidup, nilai-nilai, dan juga perilaku sehari-hari. Minat khalayak
dapat terarah pada apa yang dilihat, didengar, atau diperoleh dari
media massa.
11) Fasilitas
Berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana, baik yang
berada di rumah, di sekolah, dan di masyarakat memberikan pengaruh
yang positif dan negatif. Sebagai contoh, bila fasilitas yang
mendukung upaya pendidikan lengkap tersedia, maka timbul minat
anak untuk menambah wawasannya. Tetapi apabila fasilitas yang ada
justru mengikis minat pendidikannya, seperti merebaknya tempattempat hiburan yang ada di kota-kota besar, tentu hal ini berdampak
negatif bagi pertumbuhan minat tersebut.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam
dunia pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari
penilaian dari hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat
kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran
yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi
belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu
aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat dipisahkan dari
pengertian belajar .
15
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Edisi II, Cet. Ke-10, h. 787
16
W.J.S. Purdamimta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), Cet.
Ke-10, h. 768
17
J.S. Badudu dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1994), Cet. Ke-2, h. 1088
18
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 20
19
Ibid., h. 21
20
mengikuti
pelajaran.
Kondisi
jasmani
yang
tidak
Hlen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-1, h. 130
Bakat Siswa
Sebagaimana halnya intelegensi, bakat juga merupakan
wadah untuk mencapai hasil belajar tertentu. Secara umum bakat
merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga
diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas
tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu
kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
Minat Siswa
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Siswa yang
menaruh minat besar terhadap bidang studi tertentu akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lain,
sehingga memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat
dan pada akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Motivasi Siswa
Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak
mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan
faktor pendorong kegiatan belajar. Motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
dan
teman-teman
sekelasnya,
yanf
dapat
pelajaran
Sejarah
kebudayaan
Islam
di
Madrasah
25
penghayatan
dan
kemauan
yang
kuat
untuk
peserta
didik
untuk
membentuk
kepribadiannya
Ibid, h 3
tinggi.
Berkenaan
dengan
aspek
psikomotorik,
memiliki
Abbasiyah,
geografi
dan
kebijakan
khalifah-khalifah
membiasakan
diri
untuk
mencari,
menyerap,
menyampaikan dan menggunakan informasi tentang kemajuankemajuan dinasti Abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang
ilmu agama islam), dan mengkaji sebab-sebab keruntuhannya serta
kemajuan-kemajuan dinasti Al Ayubiyah.28
c. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Secara Efektif
Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan
keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan
Islam menghadapi beberapa kendala, antara lain: waktu yang disediakan
terbatas sedangkan materi begitu padat dan memang penting, yakni
menuntut
28
pemantapan
pengetahuan
hingga
terbentuk
watak
dan
kedudukan
strategis
dan
menentukan
keberhasilan
konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan lebih mudah. Selain itu,
mereka mengingat informasi lebih lama.
B. Kerangka Berfikir
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaikbaiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia
tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah
kegiatan belajar.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar dan
hasilnya maka minat dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang tertentu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai minat yang besar
terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian lebih banyak dari
temannya, kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya
mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang studi tersebut. Demikian pula halnya
dengan minat siswa terhadap bidang studi SKI, apabila seorang siswa mempunyai
minat yang besar terhadap bidang studi SKI maka siswa tersebut akan
memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi SKI dan lebih giat dalam
mempelajari bidang studi ini dan prestasinya pun akan memuaskan.
Tujuan mempelajari sejarah Kebudayaan Islam adalah agar siswa siswi
siswi mengetahui Sejarah Islam lalu mencontoh keteladanan sifat-sifat dari tokoh
Islam masa lalu itu dengan mengambil hikmah dari nilai dan makna sejarah,
menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak
yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk berdasarkan pengetahuannya atas
fakta sejarah yang ada, dan juga untuk menggugah semangat untuk mendalami
Islam yang lebih baik.
C. Pengajuan Hipotesis
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesa yang
nantinya akan diuji kebenarannya. Hipotesa terebut adalah sebagai berikut:
Ho
: Tidak ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas II
dalam bidang studi SKI
Ha
: Ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas II dalam
bidang studi SKI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini tujuan yang ingin penulis capai adalah ingin
mengetahui apakah ada hubungan antara minat belajar SKI dengan prestasi
belajar siswa, dan bagaimana prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran SKI
ditinjau dari nilai raport dan hasil tes penelitian.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses
34
35
Herman wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,
1992), h. 49
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 107
36
TABEL I
SAMPEL PENELITIAN
NO
KELAS
JUMLAH RESPONDEN
KETERANGAN
II A
20
II B
20
Tsanawiyah Nurussalam
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena,
untuk memperoleh data yang obyektif maka digunakan beberapa penelitian:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang ada
relevansinya dengan masalah yang dibahas di dalam skripsi ini.
2. Penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian untuk memperoleh datadata lapangan.
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpegang pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2003.
37
1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke objek
penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti
luas observasi sebenarnya merupakan pengamatan yang dilakukan baik secara
langsung maupun tidak langsung.4 Teknik ini dilakukan untuk memperoleh
data tentang kondisi objektif sebagai berikut:
a. Siswa (sebagai objek) meliputi jenis kelamin dan jumlah siswa.
b. Guru (sebagai pendidik sekaligus motivator) meliputi jenis kelamin,
pendidikan dan jabatan serta guru bidang studi.
c. Sarana dan prasarana yang meliputi jumlah dan kondisi.
d. Struktur organisasi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan Kepala
Madrasah Tsanawiyah untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam
penelitian dan dialog dengan guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan blajar mengajar
Sejarah Kebudayaan Islam yang dihadapi.
3. Dokumentasi
Yaitu dengan cara mengambil data nilai raport semester II yang
diambil dari ujian umum semester II tahun pelajaran 2005-2006
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Andi Offit, Yogyakarta, 1991). Cet. X. h. 136
38
4. Angket
Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden
dalam hal ini adalah siswa-siswi kelas II semester II yang berjumlah 40
responden mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik tersebut, penulis
mempersiapkan pertanyaan sejumlah 25 item pertanyaan dan kemudian
disebarkan kepada 40 responden, yaitu siswa-siswi kelas II semester II untuk
memperoleh jawaban yang diperlukan secara langsung.
Angket yang akan disebarkan untuk variabel minat terdiri dari 25 item,
yang tertera pada tabel berikut:
TABEL 2
KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL MINAT
NO
1
Variabel
Minat Belajar
Sejarah Kebudayaan
Dimensi
Indikator
Perasaan
Menerima
Senang
pelajaran
Islam
No
Jumlah
Item
Item
dengan
senang
Terus-menerus
belajar
Tidak
terpaksa 3, 4
dengan belajar
Tidak
merasa 5
bosan
Perhatian
Memberikan
39
dalam Belajar
perhatian lebih
Mau
9,
10, 4
berkonsentrasi
Mengikuti
penjelasan guru
Mengerjakan
tugas dari guru
Ketertarikan
11, 12
Isi
pada Materi
pelajaran 13
menantang untuk
dan Guru
di kaji
Pelajaran
berisi 14
contoh
sesuai
dengan
keadaan
sekarang
Pelajaran
berisi 15
sesuai
dengan
kebutuhan siswa
Materi
Sejarah
18
Kebudayaan Islam
kurang menarik
Penjelasan
mudah diikuti
Kesadaran
akan adanya
Manfaat
Bisa
21
Mengambil 22, 23
Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
40
Pelajaran SKI
dari
Peristiwa
masa lalu
Tahu akan adanya 24
contoh-contoh
keteladanan
pembelajaran
Sejarah
Kebudayaan Islam
Membuang-buang
25
waktu
2
Prestasi Belajar
Nilai Raport
Dokumentasi Data 1
Siswa
2005-
2006
Sangat Setuju
Positif
Negatif
41
Setuju
Tidak setuju
menganalisa
data-data
yang
berhasil
dikumpulkan,
penulis
F
x 100 %
N
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi Jawaban Responden
N = Jumlah Responden
Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1995) h. 179
42
N . X
Keterangan: rxy
N
N . XY - X . Y
- X . N . Y 2 - Y
2
BAB IV
HASIL PENELITIAN
didirikannya
Madrasah
Tsanawiyah
Nurussalam
pondok-
pinang ini selain sebagai amanah perserikatan, juga didasari oleh kepedulian
43
44
remaja masjid An-Nur dan tokoh masyarakat sekitar terhadap pendidikan Islam
dan juga terhadap masyarakat ekonomi lemah dalam hal berkesinambungan
pendidikan terhadap putra-putrinya. Hal ini terlihat pada salah satu tujuan
didirikannya Madrasah Tsanawiyah
pembelajaran
dan
bimbingan
yang
mampu
45
Tabel 3
Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang
Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi
No
Nama guru
Jenjang
Jabatan
1.
H. Syatiri
SI
Kepala Sekolah
2.
Hasan Basri
Amd
Wakil
Bidang Studi
Kepala Geografi
Sekolah
3.
Hanafi
SI
Guru
Bahasa Arab
4.
Tirmidzi
PGA
Guru
Quran
Hadits
dan Imla
5.
Fauzani
SI
Guru
SKI
6.
Ahmad Darda
MA
Guru
Quran Hadits
7.
Hamzah
SI
Guru
8.
Tajudin Hasan
SI
Guru
Matematika dan
Fisika
46
9.
Muhammad
SI
Guru
Bahasa Inggris
Munir
10.
Fahrurrozi
SI
Guru
Bahasa Inggris
11.
Saidil Hudri
SI
Guru
Matematika
12.
Muhammad Nur
SI
Guru
Ekonomi
13.
Mulyati
SI
Guru
KTK
14.
Fadliyah
SI
Guru
Biologi
15.
Sri Sulitiawati
SI
Guru
Fisika
16.
Sofiah
SI
Guru
Bahasa
Indonesia
17.
Yusnelly
SI
Guru
Bahasa
Indonesia
18.
Dudun Ubaidilah
SI
Guru
Komputer
19.
Rusli
PGA
Guru
Olah Raga
20.
Rosyada
SMA
Kepala TU
21.
H. Hamzah
SI
Administrasi
Kesiswaan
22.
Sanif
SMA
Karyawan
23.
Sri Utami
SMA
Karyawan
47
Keadaan siswa-siswi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Nurussalam PondokPinang sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang
cukup dari kelas I a dan I b, kelas II a dan II b, dan kelas III a dan III b, seperti
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Keadaan siswa-siswi MTS Nurussalam Pondok Pinang
Kelas
Jumlah
Kelas I
28
17
45
Kelas II
17
23
40
Kelas III
27
25
52
Jumlah
72
65
137
48
Tabel 5
Keadaan Sarana dan Prasarana MTS Nurussalam Pondok Pinang
No
1
Sarana / Prasarana
Ruang Kepala Sekolah
Jumlah
1
Kondisi
Baik
Ruang Guru
Baik
Ruang TU
Baik
Ruang Yayasan
Baik
Ruang Belajar
Baik
Baik
Baik
Ruang Komputer
Baik
Ruang Perpustakaan
Baik
10
Ruang BP
Baik
11
Ruang UKS
Baik
12
Ruang Koperasi
Baik
13
Kantin
Baik
14
Musholla
Baik
15
Lapangan Upacara
Baik
4. Struktur Organisasi
Dalam
setiap
organisasi
diperlukan
adanya
suatu
struktur
yang
menggambarkan suatu kejelasan garis intruksi dan koordinsi antar pemimpin dan
49
anggota. Begitu pula dengan Madrasah Tsanawiyah Nurussalam, berikut ini adalah
struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurussalam:
Tabel 6
STRUKTUR ORGANISASI MTS NURUSSALAM
YAYASAN
KEPALA MADRASAH
TATA USAHA
PEMBINA OSIS
SISWA
50
B. Deskripsi Data
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam
Untuk memperoleh data minat belajar Sejarah Kebudayaan Islam penulis
membuat angket yang terdiri dari 25 Pernyataan yang harus dijawab oleh siswa. Yang
berisi mengenai indikator-indikator minat.
Angket yang disebarkan kepada siswa MTs Nurussalam, dianggap telah
memiliki konstruksi validitas yang memadai. Kemudian diuji cobakan kepada 40
orang siswa, ternyata hasilnya memuaskan dan dianggap tidak perlu diadakan revisi.
Selanjutnya penelitian dilakukan pada sample sebanyak 40 orang siswa yang
terdiri dari siswa kelas IIa dan kelas IIb MTs Nurussalam pondok-pinang sebagai
responden dalam waktu 45 menit responden dapat mengisi angket tersebut dengan
baik. Mengingat tugas responden hanya memberikan tanda silang pada tanda SS
untuk pertanyaan sangat setuju, S untuk pertanyaan setuju, TS untuk pertanyaan
tidak setuju dan STS untuk pertanyaan sangat tidak setuju.
Data-data tersebut diolah dalam bentuk tabel dan kemudian dianalisis sebagai
berikut:
a. Perasaan Senang
Ada atau tidaknya minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam dapat dilihat dari indikator-indikator minat. Petunjuk yang
51
pertama adalah perasaan yang timbul dari diri siswa ketika mempelajari mata
pelajaran ini. Perasaan senang merupakan ekspresi dari adanya minat maka
sebaliknya perasaan tidak senang menandakan tidak ada minat.
Tabel 7
Senang Mengikuti Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
NO ALTERNATIF JAWABAN
JUMLAH PORSENTASE
10%
c. Setuju (S)
15%
19
47,5%
11
27,5%
JUMLAH
6
PORSENTASE
15%
52
b. Setuju (S)
20%
15
37,5%
11
27,5%
Sikap siswa yang menyatakan masih belajar walaupun tidak ada guru
yang mengajar, ternyata lebih banyak siswa tidak melakukan belajar walau tidak
ada guru (65%). Sedangkan sebagian kecil siswa menyatakan tetap belajar walau
pun tidak ada guru (35%).
Tabel 9
Mengikuti Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Dengan Kemauan Sendiri
No
ALTERNATIF JAWABAN
JUMLAH PORSENTASE
7,5%
b. Setuju (S)
22,5%
17
42,5%
11
27,5%
53
PORSENTASE
13
32,5%
b. Setuju (S)
17
42,5%
15%
10%
Pendapat siswa mengenai alas an mengikuti mata pelajaran ini hanya karena
diwajibkan yang ditentukan oleh sekolah, sebagian besar responden menyatakan
setuju dengan pendapat ini (75%). Sedangkan sebagian kecil siswa menyatakan
tidak setuju (25%).
Tabel 11
Selalu Hadir Mengikuti Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
NO
ALTERNATIF JAWABAN
JUMLAH PORSENTASE
7,5%
b. Setuju (S)
21
52,5%
22,5%
17,5%
54
Tabel 12
Mengikuti Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Penuh Perhatian
NO ALTERNATIF JAWABAN
JUMLAH
PORSENTASE
12,5%
b. Setuju (S)
17,5%
17
42,5%
11
27,5%
55
JUMLAH
PORSENTASE
5%
b. Setuju (S)
15%
23
57,5%
22,5%
JUMLAH PORSENTASE
10%
b. Setuju (S)
17
42,5%
56
13
32,5%
15%
Akan tetapi, ketika ditanya mengenai sikap mengikuti penjelasan guru dalam
setiap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, lebih dari setengah siswa
menyatakan setuju dalam mengikuti penjelasan guru dalam pembelajaran tersebut
(52,5%). Dan sebagian kecil siswa menyatakan tidak setuju (47,5%).
Tabel 15
Sering Mencatat Materi-materi Yang Diberikan Guru
NO ALTERNATIF JAWABAN
JUMLAH PORSENTASE
12,5%
b. Setuju (S)
19
47,5%
22,5%
17,5%
Karena metode ceramah yang digunakan oleh guru maka banyak siswa hanya ikut
berpartisipasi dengan mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan
demikian ketika pernyataan ini disampaikan, lebih dari setengan siswa menjawab
setuju (60%). Dan sebagian kecil siswa menyatakan tidak setuju (40%).
57
Tabel 16
Selalu Mengerjakan Tugas-tugas
NO ALTERNATIF JAWABAN
5
JUMLAH
PORSENTASE
12,5
b. Setuju (S)
21
52,5%
20%
15%
Akan tetapi dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, masih
banyak siswa yang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Sebagian
besar siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru (67,5%). Dan sebagian
kecil siswa menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut (35%).
Tabel 17
Mencatat Pelajaran Dari Teman Bila Saya Berhalangan Hadir
NO ALTERNATIF JAWABAN
6
JUMLAH PORSENTASE
5%
b. Setuju (S)
20%
19
47,5%
11
27,5%
58
JUMLAH PORSENTASE
11
27,5%
b. Setuju (S)
21
52,5%
12,5%
7,5%
Sikap siswa yang menyatakan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru jika
tidak diperiksa, ternyata lebih banyak siswa tidak melakukannya dari pada siswa
yang mengerjakan tugas jika tidak diperiksa oleh guru (80%). Sedangkan
sebagian kecil siswa menyatakan tetap mengerjakan tugas walaupun tidak
diperiksa oleh guru (20%).
6. Ketertarikan pada Materi dan Guru
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor minatnya
sendiri. Ada yang mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut
karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran yang menarik.
59
Tabel 19
Bahan Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Menantang Untuk Dikaji
NO ALTERNATIF JAWABAN
1
JUMLAH PORSENTASE
5%
b. Setuju (S)
15%
19
47,5%
13
32,5%
JUMLAH
PORSENTASE
12,5%
b. Setuju (S)
21
52,5%
11
27,5%
7,5%
60
Akan tetapi masih banyak diantara siswa yang meneladani sikap para tokoh
tokoh yang baik dan menerapkan pada zaman sekarang sebanyak (65%). Siswa
menyatakan tidak setuju berjumlah (35%).
Tabel 21
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Yang Disampaikan Oleh Guru Sesuai
Dengan Kebutuhan Siswa Sehingga Tertarik Dengan Mempelajarinya
NO ALTERNATIF JAWABAN
3
JUMLAH
PORSENTASE
7,5%
b. Setuju (S)
13
32,5%
17
42,5%
17,5%
Akan tetapi banyak siswa yang tidak menyadari pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam akan manfaat yang mereka dapatkan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju berjumlah (60%). Sedangkan siswa
yang berpendapat setuju (40%).
Tabel 22
Materi Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Yang Disampaikan Oleh Guru
Sangat Menarik
NO ALTERNATIF JAWABAN
4
JUMLAH PORSENTASE
10%
b. Setuju (S)
22,5%
61
19
47,5%
20%
Kurangnya metode yang digunakan oleh guru, membuat materi pelajaran yang
diberikan oleh guru kurang menarik. Hal ini tampak dalam tabel 20 mengenai
menarik atau tidaknya penyampaian mata pelajaran ini.sebagian besar siswa
menyatakan bahwa penyampaian materi pelajaran ini kurang menarik ( 67,5%)
dan sebagian kecil siswa menyatakan bahwa penyampaian mata pelajaran ini
menarik (32,5%).
Tabel 23
Materi Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Bisa Dipelajari Dari Buku,
Karena Itu Siswa Boleh Mengobrol Dikelas
NO ALTERNATIF JAWABAN
5
JUMLAH PORSENTASE
11
27,5%
b. Setuju (S)
19
47,5%
15%
10%
Sebagian besar siswa berpendapat materi Sejarah Kebuyaan Islam sangat mudah,
dan bisa mempelajari dari buku hal ini siswa lebih banyak mengobrol dari pada
62
JUMLAH PORSENTASE
11
27,5%
b. Setuju (S)
17
42,5%
20%
10%
Begitu pula ketika ditanya perasaan siswa mengenai bosan atau tidak, sebagian
besar siswa menyatakan bosan dengan pelajaran ini yakni sebanyak (70%). Dan
sebagian kecil siswa menyatakan tidak bosan mengikuti pelajaran ini (30%).
Faktor kebosanan siswa dalam mengikuti mata pelajaran ini bisa saja sebagai
akibat dari kurang variatifnya metode yang digunakan oleh guru sewaktu
mengajar.
Tabel 25
Penjelasan Guru Mudah Diikuti
NO ALTERNATIF JAWABAN
7
JUMLAH PORSENTASE
22,5%
b. Setuju (S)
17
42,5%
63
11
27,5%
7,5%
JUMLAH PORSENTASE
7,5%
b. Setuju (S)
22.5%
21
52,5%
17,5%
Akan tetapi, ketika ditanya apakah mereka setuju kalau mereka sering mengantuk
karena kebosanan belajar mata pelajaran ini, (30%) menyatakan setuju dan
sebagian besar siswa tidak setuju dengan porsentase sebesar (70%). Jadi ternyata
walaupun mereka merasa bosan mengikuti pelajaran ini, mereka tidak mengantuk
dalam menerima materi pelajaran tersebut.
64
Tabel 27
Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Guru Favorit Saya
NO ALTERNATIF JAWABAN
9
JUMLAH PORSENTASE
7,5%
b. Setuju (S)
11
27,5%
21
52,5%
12,5%
Indikator minat yang lainnya adalah sikap dan perilaku guru ketika mengajar.
Pada table 25 ditanyakan mengenai apakah guru mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam adalah guru favorit siswa? Ternyata sebagian besar siswa
berpendapat tidak setuju (65%) sedangkan sebagian kecil siswa menyatakan
bahwa guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah guru favorit mereka
(35%).
d. kesadaran akan adanya Manfaat
Indikator minat yang terakhir adalah adanya manfaat dan fungsi pelajaran dalam
hal ini pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Salah satu manfaat yang diambil
siswa dari mata pelajaran ini adalah banyaknya contoh baik yang dapat diambil
dari kisah yang lalu.
65
Tabel 28
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Memberikan Manfaat Mengenai
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Lalu
NO ALTERNATIF JAWABAN
1
JUMLAH PORSENTASE
11
27,5%
b. Setuju (S)
17
42,5%
17,5%
12,5%
JUMLAH PORSENTASE
11
27,5%
b. Setuju (S)
19
47,5%
15%
10%
66
JUMLAH PORSENTASE
11
27,5%
b. Setuju (S)
19
47,5%
15%
10%
Salah satu manfaat yang diambil siswa dari mata pelajaran ini adalah banyaknya
contoh baik yang dapat diambil dari kisah para tokoh yang baik tabel 28 sebanyak
(75%) siswa menyatakn setuju. Sedangkan siswa yang berpendapat tidak setuju
berjumlah (25%).
Tabel 31
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Banyak Membuang Waktu
NO ALTERNATIF JAWABAN
4
JUMLAH PORSENTASE
12,5%
b. Setuju (S)
21
52,5%
67
20%
15%
Ketika ditanya lebih lanjut, apakah siswa setuju bahwa mata pelajaran ini banyak
membuang waktu, sebagian besar siswa menyatakan pelajaran ini membuang
waktu (65%) dan sebagian kecil siswa menyatakan tidak setuju (35%). Pelajaran
ini dirasakan membuang waktu karena siswa sendiri tidak menyukai mata
pelajaran ini.
Selanjutnya tabel mengenai perhitungan analisis butir soal yang diperoleh
melalui hasil perhitungan angket, masing-masing jawaban diberi skor, kemudian
skor-skor tersebut dijumlahkan. Adapun skornya sebagai berikut:
Untuk jawaban yang pernyataannya cenderung positif skornya
Sangat setuju
(SS) : 4
Setuju
(S) : 3
Tidak setuju
(TS) : 2
(SS)
:1
Setuju
(S)
: 2
Tidak setuju
(TS) : 3
TABEL 32
Analisa Item Untuk Skor Angket Minat Siswa Terhadap Bidang Studi SKI
Nomor
Skor
Nomor Item
Res
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
60
46
53
47
47
70
95
62
61
10
60
11
72
12
72
13
69
14
98
15
65
16
61
17
31
18
90
19
65
20
68
43
21
77
22
63
23
56
24
48
25
42
26
39
27
46
28
38
29
42
30
39
31
62
32
47
33
88
34
44
35
40
36
56
37
46
38
85
39
64
40
51
43
Score=L) dari nilai yang diperoleh dapat dilihat bahwa H=98 dan L=31. setelah
diketahui H dan L, maka kita dapat menyusun nilai atau skor tentang minat siswa
tersebut dari atas ke bawah, mulai dari nilai yang tertinggi 98 berturut-turut ke bawah
sampai nilai yang terendah 31 pada kolom 1 dari tabel distribusi frekuensi.
2.
kemudian hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari tabel distribusi frekuensi yang
telah kita persiapkan, kemudian nilai yang diperoleh dijumlahkan, sehingga diperoleh
jumlah frekuensi ( F) atau (N).
43
44
Untuk lebih jelasnya penyebaran data minat siswa kelas II dapat dilihat
melalui tabel berikut ini:
Tabel 33
Distribusi Frekuensi Tentang Minat Siswa Kelas II dari Sejumlah 40
Orang Siswa Terhadap Bidang Studi SKI
Skor
Frekuensi
Porsentase
98
2,5%
95
2,5%
90
2,5%
88
2,5%
85
2,5%
77
2,5%
72
5%
70
2,5%
69
2,5%
68
2,5%
65
5%
64
2,5%
63
2,5%
62
5%
61
5%
45
60
5%
56
5%
53
2,5%
51
2,5%
48
2,5%
47
7,5%
46
7,5%
44
2,5%
42
5%
40
2,5%
39
5%
38
2,5%
31
2,5%
N=40
100%
= 1722
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa kelas II MTs Nurusalam
Pondok-pinang yang memperoleh nilai tertinggi 98 hanya 1 orang atau 2,5% dan
yang memperoleh nilai terendah 31 juga sama yaitu hanya 1 orang atau 2,5%,
sedangkan selebihnya yang memperoleh nilai 95, 90, 88, 85, 77, 70, 69, 68, 64, 63,
53, 51, 48, 44, 40, 38, 31 berjumlah 1 orang atau 2,5%, yang mendapat nilai 72, 65,
62, 61, 60, 56, 42, 39 masing-masing berjumlah 2 orang atau 5%, yang memperoleh
nilai 47, 46 masing-masing sebanyak 3 orang atau 7,5%.
46
distribusi frekuensinya.
Tabel 34
Distribusi Frekuensi Tentang Hasil Belajar yang Dicapai oleh 40 Orang Siswa
Kelas II Semester II
Nilai Prestasi
Frekuensi
Persentase
90
2,5 %
80
5%
70
15
37,5 %
60
18
45 %
50
10 %
Jumlah
40
100 %
Belajar
Dari tabel diatas kita lihat yang terbanyak siswa kelas II pada semester II
memperoleh nilai prestasi belajar 60 (18 orang atau 45%), dan nilai 70 sebanyak 15
47
C. Analisis Korelasional
Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari penyebaran angket
mengenai minat siswa kelas II terhadap bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MTs. Nurussalam Pondok-pinang dan terhadap nilai hasil belajar siswa kelas II
semester II.
Untuk itu dibawah ini akan dijelaskan perhitungan untuk memperoleh
koefisien korelasi antara minat siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan
Islam dengan nilai hasil belajar siswa kelas II semester II, sehingga dapat diambil
interpretasi data.
Tabel 35
Analisis Korelasi antara Variabel X (minat terhadap bidang studi SKI)
dengan variabel Y (nilai hasil belajar SKI)
Subjek
X2
Y2
XY
60
70
3600
4900
4200
46
60
2116
3600
2760
53
50
2809
2500
2650
47
50
2209
2500
2350
47
50
2209
2500
2350
48
70
70
4900
4900
4900
95
80
9025
6400
7600
62
70
3844
4900
4340
61
60
3721
3600
3660
10
60
60
3600
3600
3600
11
72
60
5184
3600
4320
12
72
70
5184
4900
5040
13
69
70
4761
4900
4830
14
98
80
9604
6400
7840
15
65
70
4225
4900
4550
16
61
70
3721
4900
4270
17
31
50
961
2500
1550
18
90
70
8100
4900
6300
19
65
70
4225
4900
4550
20
68
70
4624
4900
4760
21
77
70
5929
4900
5390
22
63
60
3969
3600
3780
23
56
60
3136
3600
3360
24
48
60
2304
3600
2880
25
42
60
1764
3600
2520
26
39
60
1521
3600
2340
49
27
46
60
2116
3600
2760
28
38
60
1444
3600
2280
29
42
60
1764
3600
2520
30
39
60
1521
3600
2340
31
62
70
3844
4900
4340
32
47
60
2209
3600
2820
33
88
90
7744
8100
7920
34
44
60
1936
3600
2640
35
40
60
1600
3600
2400
36
56
70
3136
4900
3920
37
46
60
2116
3600
2760
38
85
70
7225
4900
5950
39
64
70
4096
4900
4480
40
51
60
2601
3600
3060
2365
2580
150597
169200
156880
50
XY = 156880
Nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi product moment
r person :
= N. xy (x). (y)
R xy
D. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil dari data perhitungan dan analisia data yang telah
dilakukan,
penulis
menginterpretasikan
hasil
perhitungan
diatas
dengan
51
Besarnya r
Product
Interpretasi
Moment
(rxy)
0,00-0,20
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-0,90
0,90-1,00
52
Ho= Tidak ada atau tidak terdapat korelasi positif atau korelasi negatif yang
signifikan antara variable X dan variable Y.
Kedua : mencari degree of freedom (df) atau derajat bebas (db) adapun
rumusnya sebagai berikut:
df=N-nr
keterangan : df : degree of freedom
N : Number of cases
nr : Banyaknya variable yang dikorelasikan
penelitian ini mengambil sample 40 orang siswa kelas II. Variabel yang dikorelasikan
sebanyak dua buah yaitu minat siswa mempelajari bidang studi SKI dengan hasil
belajar SKI. Jadi nr=2 dengan rumus diatas, maka diperoleh nilai df= 40-2=38.
Ketiga : berkonsultasi pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi.
Apabila rxy sama besar atau lebih besar dari pada rtabel atau rt, maka hipotesa
alternatif (Ha) diterima, karena teruji kebenarannya dan hipotesa nihil (Ho) ditolak.
Namun apabila rxy lebih kecil dari pada rtabel atau rt, maka hipotesa alternatif (Ha)
ditolak dan hipotesa nihil (Ho) diterima, karena teruji kebenarannya.
Dengan melihat table r Product Moment, maka dapat diketahui bahwa
bahwa dengan df sebesar 38 diperoleh r Product Moment pada taraf signifikansi
5%= 0,304 dan pada taraf signifikansi 1%= 0,393.
Keempat : membandingkan besarnya rxy dengan rt. Nilai rxy yang diperoleh
adalah 0,252, sedangkan nilai rt masing-masing pada taraf signifikansi 5%= 0,304
dan pada taraf signifikansi 1%= 0,393. ternyata nilai r hasil perhitungan 0,252 lebih
53
kecil daripada nilai rt, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi
1%. Maka hipotesa alternatif (Ha) ditolak dan hipotesa nihil (Ho) diterima.
Kesimpulan yang dapat kita tarik ialah tinggi rendahnya prestasi belajar siswa
dalam bidang studi SKI tidak ada hubungannya / tidak dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya minat siswa dalam bidang studi SKI tersebut, karena terbukti hubungan itu
berada pada hubungan yang sangat lemah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam
bab IV mengenai hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa dalam bidang
studi SKI, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagaimana ditunjukkan oleh nilai raport, prestasi belajar siswa dalam
bidang studi SKI yaitu berkisar antara 50-90 tidak menunjukkan pengaruh
yang signifikan dengan minat belajar siswa. Itu berarti prestasi belajar siswa
yang tinggi berkisar 50-90 pada bidang studi SKI tidak menentukan siswa
untuk rajin dalam minat belajar SKI.
2. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian yang penulis lakukan yaitu
melakukan interpretasi sederhana dan melakukan interpretasi dengan
membandingkan nilai rxy dengan r tabel ternyata tidak terdapat korelasi
antara minat dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI yaitu
korelasi yang tidak signifikan. Pada interpretasi sederhana hasil perhitungan
dari sebesar 0,252 ini berada pada kisaran 0,20-0,40, sifat hubungan antara
variabel X dan variabel Y terdapat korelasi lemah atau rendah, sedangkan
hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan r tabel ternyata rxy adalah lebih
kecil daripada r tabel, baik pada taraf signifikan 5% maupun 1%. Karena
perolehan rxy 0,252 sedangkan r tabel pada taraf signifikan 5%= 0,304 dan
pada taraf signifikan 1%=0,393. Dari sini dapat diketahui terdapat korelasi
lemah atau rendah dalam hubungan minat dengan prestasi belajar siswa
dalam bidang studi SKI.
Karena rxy lebih kecil daripada r table baik pada taraf signifikan 5%
maupun signifikan 1%, maka hipotesis alternatif ditolak, sedang hipotesis
nihil diterima atau disetujui. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI tidak
mempengaruhi minat belajar siswa .
B. Saran-saran
Saran-saran ini penulis tujukan kepada :
Guru Bidang Studi SKI khususnya dan para guru umumnya untuk lebih
menumbuhkan dan meningkatkan minat belajar kepada siswa dengan cara :
1. Mengemas materi SKI dengan sebaik-baiknya agar tidak membosankan
karena materi SKI hanya berisi tentang cerita-cerita sejarah saja,
menggunakan metode yang menarik seperti metode bervariasi ceramah-tanya
jawab, diskusi-tanya jawab, metode bermain peran dan sosiodrama,
selanjutnya dapat mengajak siswa melihat film-film Sejarah Islam, dan
membuat kliping.
2. Bagi orang tua harus menyadari bahwa anak membutuhkan perhatian dan
support dalam belajar. Bagi para orang tua disarankan mau mendengarkan apa
yang diminati anak dan apa yang tidak, sehingga orang tua bisa memberikan
arahan positif bagi kemajuan anak dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pt. Tiara Wacana, 1993.
Alisuf Sabri, M., Drs., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995.
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 1995.
Arikunto, Suharsimi, Dr., Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Badudu, J.S, dan Sultan M. Zein, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1994.
Crow, L. & A. Crow, Psikologi Pendidikan, Surabaya: Bina Ilmu. 1988.
D.G, Singgih, dan Ny. Yulia Singgih, D.G., Psikologi Perawatan, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1989
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997
Departemen Pendidikan Agama RI, Pedoman Khusus Sejarah Kebudayaan Islam,
Jakarta: Departemen Pendidikan Agama RI, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Kerangka Dasar, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991
Djamarah, Syaiful Bahri Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha
Nasional, 1994.
Herman Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1992.
Hallen A., Dra., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.