Anda di halaman 1dari 3

TUBERKULOSIS DALAM KEHAMILAN

Tuberkulosis adalah penyakit


infeksi yang menular dan
dapat menyerang berbagai
organ dalam tubuh, infeksi ini
disebabkan
oleh
Mycrobacterium tuberculosis.
Tuberkulosis
dalam
kehamilan
merupakan
tuberkulosis
yang
dijumpai
dalam masa kehamilan.
1
Tahun=1
juta
yang
meninggal. Lebh dari 90%
perempuan hamil dengan TB
aktif
ada
pada
populasi
perempuan
hamil
dengan
infeksi TB laten yang tidak diobati.
A. Gejala
-batuk > 2 minggu
-sesak napas
-berat badan menurun
-keringat
malam
Gejala ini dapat
tersamarkan
akibat kehamilan
sehingga
diagnosis sering terlambat untuk
ditegakkan
Bagaimana penyebarannya?

Tuberculosis menyebar melalui udara dengan droplet.


Pengobatannya?
Jangan takut atau ragu dalam pengbatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan karena efek yang
ditimbulkan bagi bayi sangatlah kecil dibandingkan
dengan akibat yang timbul akibat tidak mengonsumsi
OAT.
Beberapa hal dibawah ini yang harus diperhatikan
dalam penanganan TB pada kehamilan
Sebelum kehamilan:
Pemeriksaan penyaring TB
pada populasi
resiko tinggi
Perbaiki keadaan umum (gizi, anemia)
Selama kehamilan:
TBC
bukan
merupakan
indikasi
untuk
melakukan pengguguran kandungan
Pengobatan dengan regimen kombinasi dapat
segera dimulai begitu diagnosis ditegakkan
ANC dilakukan seperti biasa, dianjurkan pasien
datang lebih awal atau paling akhir untuk
mencegah penularan orang disekitarnya.
Saat persalinan:
Dapat melahirkan normal sama seperti wanita
hamil tanpa TB
Pasca persalinan:
Perawatan
bayi
harus
dipisahkan dari ibunya
sampai
tidak terlihat
tanda proses aktif lagi
(dibuktikan
dengan
pemeriksaan sputum 3x)

Pemberian ASI tidak merupakan kotraindikasi


meskipun ibu mendapatkan OAT
Profilaksis
neonatus
dengan
INH
10mg/kgBB/hari dan vaksin BCG

Pengaruh TB terhadap janin dapat meyebabkan


risiko premature, pertumbuhan janin terhambat, berat
badan lahir rendah serta kematian janin dan perinatal
yang meningkat.
pada ibu dapat berupa hemoptisis berat yang
dapat
mengakibatkan
kematian
akibat
syok
hipovolemik, sumbatan jalan napas, kolaps dari
bronkus, bronkiectasis dan fibrosis pada paru,
pneumotoraks spontan, penyebaran infeksi ke organ
lain seperti : otak, tulang, persendian, ginjal dan
insufisiensi kardio pulmoner.
TB paru pada kehamilan, menyusui dan
pemakaian kontrasepsi ?
Obat anti TB lini pertama aman digunakan
selama kehamilan, kecuali streptomisin yang bersifat
ototoksik pada fetus.
Suplemen piridoksin direkomendasikan pada
pasien
hamil
atau
sedang
menyusui
(yang
mendapatkan INH)
Pada pasien TB yang menyusui, OAT dan ASI
tetap dapat diberikan, walaupun beberapa obat OAT
dapat masuk ke dalam ASI, akan tetapi konsentrasinya
kecil dan tidak menyebabkan toksik pada bayi.
Pada
perempuan
usia
produktif
yang
mendapatkan pengobatan TB dengan Rifampisin,
dianjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi
hormonal, karena dapat terjadi interaksi obat yang

menyebabkan efektivitas obat kontrasepsi hormonal


berkurang.
Kontak dengan bayi dan menyusui baru dapat
dilaksanakan setelah ibu mendapat terapi anti TB
paling sedikit 3 minggu. Bayi: terapi INH profilaksis dan
vaksinasi BCG.

Mulailah pengobatan sedini mungkin.


Pengobatan sedini mungki dapat mengurangi ------

Anda mungkin juga menyukai