Kata Pengantar: Mojokerto, Juni 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto
Kata Pengantar: Mojokerto, Juni 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun
2013 ini dapat di selesaikan dengan baik.
Profil ini merupakan bentuk pelaporan dari Dinas Kesehatan yang berisikan
uraian kegiatan tahun 2013 yang memberikan gambaran kinerja sektor kesehatan
baik pemerintah maupun swasta selama satu tahun dan juga membandingkan
pencapaian tahun-tahun sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu
indikator dari Renstra yaitu tersedianya buku Profil di tingkat Kabupaten dalam upaya
mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan dan pengembangan upaya kesehatan
melalui pemantapan dan pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.
Dengan tersusunnya Profil Kesehatan ini, diharapkan dapat bermanfaat
khususnya bagi pengelola program dalam melaksanakan evaluasi dan perencanaan
program kesehatan dimasa mendatang, maupun bagi petugas kesehatan pada
umumnya dan instansi terkait.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten
Mojokerto ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu untuk meningkatkan mutu
penyajian kami mengharapkan saran, tanggapan dan peran serta dari semua pihak,
khususnya untuk penyusunan pada tahun mendatang yang harus ditingkatkan
secara terus menerus. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan fikiran dan
tenaganya dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 ini,
kami mengucapkan terima kasih.
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ......
II
BAB I
PENDAHULUAN....
BAB II
A. Visi .....................................................................................
B. Misi .....................................................................................
C. Tujuan ................................................................................
D. Sasaran ...............................................................................
A. Geografis .............................................................................
A.
B.
11
C.
20
BAB III
BAB IV
21
25
30
BAB V
33
BAB VI
40
40
41
41
PENUTUP ................................................................................
43
BAB VII
ii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Daftar Gambar
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
: Rumah
yang
diperiksa
dan
Jenis
bebas
Kelamin
jentik
di
Kabupaten
nyamuk
Aedes
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
iii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Daftar Tabel
iv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Tabel 1
: Luas
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
: Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) Menurut
Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Mojokerto Tahun 2013
Tabel 10
Tabel 10 A
Tabel 11
Tabel 11 A
Tabel 12
Tabel 13
: Jumlah
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 23
Tabel 24
Tabel 24 A
Tabel 25
: Penderita
Filariasis
Ditangani
Menurut
Jenis
Kelamin,
Tabel 27
Tabel 28
vi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
2013
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 33
Tabel 34
Tabel 35
Tabel 36
: Cakupan
Kunjungan
Neonatus
Menurut
Jenis
Kelamin,
Tabel 38
: Cakupan
Desa/Kelurahan
UCI
Menurut
Jenis
Kelamin,
Tabel 40
Tabel 41
Tabel 42
Miskin
Menurut
Jenis
Kelamin,
Kecamatan
dan
: Cakupan
Pelayanan
Anak
Balita
Menurut
Jenis
Kelamin,
vii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Tabel 45
Tabel 46
: Cakupan
Penjaringan
Kesehatan
Siswa
SD
dan
Setingkat
Tabel 48
Tabel 49
Tabel 50
Tabel 51
Tabel 55
Tabel 53
Tabel 54
Tabel 55
Tabel 56
Tabel 56 a
viii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Tabel 57
Tabel 57a
Tabel 58
Tabel 59
Tabel 60
Tabel 61
Tabel 62
Tabel 63
Tabel 64
Tabel 65
: Persentase
Keluarga
Menurut
Sumber
Air
Minum
yang
Tabel 67
Tabel 68
Tabel 69
Tabel 70
ix
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Tabel 71
Tabel 72
Tabel 73
Tabel 74
Tabel 75
Tabel 76
Tabel 77
Tabel 78
: Jumlah
Tenaga
Teknisi
Medis
dan
Fisioterapi
di
Sarana
: Anggaran
Kesehatan
Kabupaten/Kota
Kabupaten
Mojokerto
Tahun 2013
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Bab
Pendahuluan
(RP3JPK)
dimantapkan
dan
disebutkan
dikembangkan
bahwa
untuk
Sistim
Informasi
menunjang
Kesehatan
sepenuhnya
perlu
pelaksanaan
xi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Bab
A. Visi
Berdasarkan
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 ayat 12, Visi adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Penetapan visi
sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan merupakan suatu langkah
penting dalam perjalanan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan
dan pembinaan kemasyarakatan di daerah. Pada hakikatnya membentuk visi
organisasi adalah menggali gambaran bersama tentang masa depan ideal yang hendak
diwujudkan oleh organisasi yang bersangkutan. Visi adalah mental model masa
depan, dengan demikian visi harus digali bersama, disusun bersama sekaligus
diupayakan perwujudannya secara bersama, sehingga visi menjadi milik bersama
yang diyakini oleh seluruh elemen organisasi dan pihak-pihak yang terkait dengan
upaya mewujudkan visi tersebut. Visi yang tepat bagi masa depan suatu organisasi
diharapkan akan mampu menjadi akselerator bagi upaya peningkatan kinerja
organisasi.
Dengan memperhatikan arti dan makna visi serta melalui pendekatan
membangun visi bersama, maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Mojokerto Tahun 2011 - 2015 yakni :
Terwujudnya Masyarakat Mojokerto Mandiri Dalam Hidup Sehat
Untuk dapat menangkap arti dan makna dari visi tersebut maka perlu
diberikan penjelasan visi sebagai berikut :
Masyarakat yang mandiri dalam hidup sehat adalah suatu kondisi di mana
masyarakat Mojokerto menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali dan mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan
kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit ataupun termasuk gangguan
xii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung
untuk hidup sehat.
B. Misi
Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai satu organisasi instansi
pemerintah harus memastikan agar visi yang telah ditetapkan bersama dapat
diupayakan perwujudannya. Untuk kepentingan itu harus disusun suatu tahapan
yang secara umum akan terbagi kedalam dua tahapan yakni apa yang hendak dicapai
dan bagaimana upaya untuk mencapainya. Salah satu unsur dalam tahapan tersebut
adalah penetapan misi organisasi yang dalam hal ini adalah misi Dinas Kesehatan.
Dalam rangka mewujudkan visi-nya maka ditetapkan misi yang diemban
Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2011 - 2015 sebagai berikut :
1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
2. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau;
3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan;
4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya kesehatan.
C. Tujuan
Tujuan organisasi merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan
misi organisasi yang mengandung makna :
1) Merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
sampai tahun terakhir renstra;
2) Menggambarkan arah strategis organisasi dan perbaikan-perbaikan yang ingin
diciptakan sesuai tugas pokok dan fungsi organisasi;
3) Meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan arah sasaran dan strategi
organisasi
berupa
kebijakan,
program
operasional
dan
kegiatan
pokok
xiii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
a) Memberdayakan
menumbuhkan
individu,
Perilaku
keluarga
Hidup
dan
Bersih
masyarakat
dan
Sehat
agar
mampu
(PHBS)
serta
mewujudkan
misi
Mewujudkan,
memelihara
dan
meningkatkan
D. Sasaran
Sasaran
adalah
merupakan
penjabaran
dari
tujuan
organisasi
dan
tersebut
maka penetapan
dengan
penetapan indikator sasaran, yakni keterangan, gejala atau penanda yang dapat
xiv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja
dan lanjut usia serta kesehatan reproduksi
5) Untuk
mewujudkan
tujuan
dari
Misi
Mencegah,
menurunkan
dan
penyakit
dalam
rangka
sistem
kewaspadaan
dini
dan
xv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
a.
Bab
Gambaran Umum
Kabupaten Mojokerto
A. GEOGRAFIS
1. Letak
Kabupaten Mojokerto ditinjau dari astronomi dan geografis berada antara 7 o
18 35 sampai dengan 7
52 0 Bujur Timur,
Sebelah Utara
b.
Sebelah Timur
c.
Sebelah Selatan
d.
Sebelah Barat
xvi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
2.
Iklim
Seperti wilayah Jawa Timur pada umumnya, Kabupaten Mojokerto beriklim
tropik, namun dalam tiga tahun terakhir lama musim penghujan dan musim
kemarau mulai tidak seimbang. Sehingga mengakibatkan pergantian musim yang
tidak tentu.
B. KEADAAN PENDUDUK
Data kependudukan sangat penting dan mempunyai arti yang sangat strategis
dalam pembangunan pada umumnya dan bidang kesehatan pada khususnya. Hampir
semua kegiatan pembangunan kesehatan obyek sasarannya adalah masyarakat atau
penduduk.
Kondisi data Kependudukan di Kabupaten Mojokerto sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto seperti tercatat pada Kantor
Statistik Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 1.061.448 jiwa.
Dengan jumlah rumah tangga 371.986.
2. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Distribusi penduduk menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Laki-laki
: 529.224 jiwa
Perempuan
: 532.224 jiwa
Sex Ratio
: 99,37
: 44,97
xvii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Bab
4
A.
DERAJAT KESEHATAN
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya produktif secara sosial dan ekonomis sesuai dengan Undang-Undang No.
36 tahun 2009. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan dapat dilihat dari berbagai
indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai
evaluasi keberhasilan pelaksanaan program.
xviii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
melalui
kematian
juga
dapat
digunakan
sebagai
indikator
dalam
penilaian
sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi (AKB) atau Infan Mortality
Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per
1.000 kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto
diakibatkan oleh BBLR (berat badan lahir rendah), asfiksia, kongenital, infeksi, dan
lain-lain.
Selama tahun 2013 dilaporkan terjadi 16.491 kelahiran. Dari seluruh
kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129,
diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan (Tabel 7).
Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Puri yaitu 15 bayi dan tidak adanya
kematian bayi atau nol (0) ada pada Kecamatan Bangsal dan Ngoro. Dibandingkan
dengan tahun 2012 kasus kematian bayi sebesar 178 bayi, maka telah terjadinya
penurunan
angka
kematian
bayi.
Penurunan
angka
ini
dikarenakan
sudah
tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari
tenaga medis yang terampil, serta sudah tersedianya ruang PONED di beberapa
Puskesmas. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran
adanya
peningkatan
dalam
kualitas
hidup
dan
pelayanan
kesehatan
pada
masyarakat.
Kematian balita yang dimaksud adalah Kematian yang terjadi pada balita
sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita). Angka kematian balita adalah jumlah
anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000
kelahiran hidup. Jumlah kematian balita tahun 2013 sebanyak 145 anak, dengan
jumlah laki-laki 84 anak dan perempuan 61 anak. Jumlah kematian anak balita
xix
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
tahun 2013 sebanyak 16 anak, dimana jumlah laki-laki 7 anak dan perempuan 9
anak (Tabel 7).
Kasus kematian bayi yang terjadi selama 5 tahun berturut-turut dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
dan atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebabsebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Angka kematian ibu dihitung per
1000.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi bahkan tertinggi diantara
negara tetangga. Penyebab kematian ibu di sarana pelayanan kesehatan, pada
umumnya disebabkan karena 3 T (terlambat mengambil keputusan, terlambat
mendapatkan transportasi dan terlambat penanganan di sarana pelayanan kesehatan)
dan 4 Terlalu (terlalu tua, terlalu banyak, terlalu muda, terlalu dekat jarak
kehamilannya).
Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22
kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu
Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas. Jika dirinci menurut kelompok umur
kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, kematian
pada Ibu Hamil 5 orang meninggal pada usia 20-34 tahun dan 1 orang lagi meninggal
pada usia 35 tahun. Pada kematian Ibu Bersalin terdapat 2 orang yang meninggal
xx
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
pada usia 20-34 tahun. Pada kematian Ibu Nifas terdapat 2 orang yang meninggal
pada usia < 20 tahun, 9 orang yang meninggal pada usia 20-34 tahun, dan 3 orang
pada usia 35 tahun (Tabel 8). Secara keseluruhan terdapat peningkatan angka
kematian ibu jika dibandingkan dari tahun 2012 yang mana jumlah kasus kematian
sebanyak 19 kasus, sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus.
Beberapa penyebab terjadinya kematian pada ibu hamil dan melahirkan
adalah perdarahan, keracunan kehamilan (Pre eklamsi), infeksi dan penyebab yang
lainnya bila dilihat dari hasil laporan tersebut. Perlu dicermati bahwa masyarakat
masih belum memahami secara benar penanganan ibu hamil, masyarakat masih
menganggap perdarahan yang dialami bumil merupakan suatu hal yang biasa,
keadaan ini berdampak pada keterlambatan merujuk ke fasilitas kesehatan terdekat
serta persiapan rujukan yang dilakukan oleh keluarga serta penanganan perdarahan
di fasilitas kesehatan perlu dilakukan secara adequat sehingga kesiapan peralatan
yang memadai serta ketrampilan petugas merupakan sesuatu yang wajib ada di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Kasus kematian maternal yang terjadi selama 4 tahun berturut-turut dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dapat dilihat pada diagram dibawah ini
(gambar 2). Dari diagram tersebut, terlihat terjadi peningkatan kematian pada ibu
maternal di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Upaya Dinas Kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB :
xxi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
xxii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
mendeteksi secara dini munculnya virus polio liar yang mungkin ada di masyarakat
agar dapat segera dilakukan penanggulangan, cakupan vaksinasi polio rutin yang
tinggi dan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Jumlah kasus AFP
(non polio) di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebanyak 4 kasus dari 254.173
jumlah penduduk < 15 tahun (Tabel 9). Terjadi peningkatan kasus dari tahun 2012
yang terdapat 1 kasus AFP. Sehingga perlu dilakukan evaluasi dalam penanganan dan
kesigapan penanggulangan kasus AFP.
Kasus penderita AFP yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2009 2013,
dapat dilihat dari diagram dibawah ini :
xxiii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
xxiv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
yang
mendapatkan
penanganan
sebesar
3.839
penderita
(43,61%),
prosentase balita yang ditangani belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu
mencapai
100%
seluruh
penderita,
hal
ini
dimungkinkan
kualitas
penata
xxv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
xxvi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Kasus penderita Diare pada balita yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun
2009 2013 dapat dilihat dari diagram dibawah ini :
xxvii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
eliminasi. Tetapi
ada
kecenderungan
menurun, dikarenakan
upaya
pencarian lebih intensif. Setelah kasus yang ditemukan semakin banyak dan diobati,
maka diharapkan pada tahun tahun berikutnya prevalensi kusta akan menurun
sampai terjadi eliminasi.
7. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypty. Penyakit ini sebagian besar
menyerang anak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa.
Kabupaten Mojokerto termasuk Kabupaten endemis DBD. Kasus Demam Berdarah
Dengue (DBD) ada kecenderungan menurun, kasus DBD tidak lagi hanya menyerang
anak-anak, namun juga orang dewasa. Pada tahun 2013 penderita di Kabupaten
Mojokerto 59 penderita, dengan rincian laki-laki sebanyak 29 penderita dan
perempuan sebanyak 30 penderita. Jumlah kasus penderita yang meninggal sebanyak
4 orang, laki-laki 3 orang dan perempuan 1 orang (Tabel 23). Pada tahun 2012
penderita DBD sebanyak 291 penderita dan yang meninggal sebanyak 2 orang. Terjadi
penurunan kasus DBD dari tahun 2012 ke tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa
antisipasi untuk penyebaran kasus dilakukan fogging focus dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan.
Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat
xxviii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
xxix
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Gambar 10. Rumah Diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk Aedes di Kabupaten
Mojokerto Tahun 2009 2013
8. Malaria
Malaria
merupakan
penyakit
yang
disebabkan
oleh
parasit
bernama
plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit
tersenut. Kasus malaria di Kabupaten Mojokerto tertinggi terjadi di Kecamatan
Kemlagi dan Gondang. Jumlah penderita malaria di Kecamatan Kemlagi adalah 8
orang dan jumlah penderita malaria di Kecamatan Gondang adalah 5 orang.
Penderita malaria tertinggi menurut jenis kelamin adalah laki laki yaitu
sebanyak 24 orang, sedangkan perempuan 2 orang. Jumlah penderita Malaria
menurut jenis kelamin di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 dapat dilihat pada
diagram berikut :
xxx
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Penyakit malaria yang positif dengan pemeriksaan darah pada tahun 2013
sebanyak 26 orang dan yang meningggal dunia ada 1 orang yaitu di Kecamatan
Gondang (Tabel 24), terjadi peningkatan kasus dari tahun 2012 yang dinyatakan
positif 8 penderita tersebar di 6 Kecamatan. Adanya kasus malaria di Kabupaten
Mojokerto sendiri adalah berasal dari penderita yang bekerja di daerah endemis
malaria seperti di daerah timur Indonesia. Antisipasi perlu dilakukan dengan
memetakan vektor dan surveilans yang baik.
9. Penyakit Filariasis
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di
wilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah sekelompok cacing parasit
nemtoda yang menyebabkan infeksi sehingga berakibat munculnya edema. Jumlah
kasus Filariasis di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 adalah nihil atau tidak
ditemukannya kasus filariasis (Tabel 25).
Pada tahun 2012 kasus filariasis sebanyak 5 orang, hal ini menunjukkan
terjadi penurunan yang sangat drastis di tahun 2013. Hal ini menunjukkan adanya
upaya pencegahan yang telah.
10.
Luar
Biasa
(KLB)
yang
dimaksud
adalah
timbulnya
atau
xxxi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
C.
dan
Hepatitis
B.
PD3I
merupakan
penyakit
yang
diharapkan
dapat
rendah. Rendahnya
kasus difteri
sangat
dipengaruhi adanya
program
imunisasi. Jumlah kasus penyakit difteri di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 yaitu
sebanyak 15 kasus, diantaranya 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Dimana
terjadi peningkatan dari tahun 2012 (Tabel 21).
2. Pertusis
Pertusis adalah penyakit membran Mukosa pernafasan dengan gejala demam
ringan, bersin, hidung berair dan batuk kering. Disebut juga batuk rejan atau batuk
seratus hari. Di Kabupaten Mojokerto tidak ditemukan penderita pertusis (Tabel 21).
3. Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem
saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi
otot Tetanik dan Hiperrefleksi, yang mengakibatkan Trismus (rahang terkunci),
Spasme Glotis, Spasme otot umum, Opistotonus, Spasme Respiratoris, serangan
kejang dan Paralisis. Tetanus dibedakan menjadi dua yaitu tetanus non neonatorum
dan tetanus neonatorum. Di Kabupaten Mojokerto tidak ditemukan penderita tetanus
(Tabel 21).
4. Campak
Campak adalah Penyakit akut yang disebabkan Morbili virus ditandai dengan
munculnya demam tinggi (>38 C), bintik merah (ruam), disertai salah satu gejala
xxxii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
seperti batuk, pilek dan mata merah. Untuk jumlah kasus campak di Kabupaten
Mojokerto tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun 2012, hasil dari pelaporan
Subdin P2PL untuk tahun 2013 terdapat 24 kasus, jika dilihat berdasarkan jenis
kelaminnya maka 10 kasus terjadi pada laki-laki dan 14 kasus terjadi pada
perempuan (Tabel 22).
5. Polio
Polio adalah Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Polio. Dapat
menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3
tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan
salah satu bagian tubuhnya. Gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dalam rangka
Eradikasi Polio dan wujud dari kesepakatan global bertujuan membasmi penyakit
polio. Keberhasilan dari program tersebut bisa dicapai dengan dilaksanakan
surveilance secara aktif untuk dapat menemukan kasus secara dini terhadap
munculnya virus polio liar yang mungkin terdapat di masyarakat sehingga dapat
segera dilakukan penanggulangan.
Kasus polio di tahun 2013 tidak ditemukannya penderita polio/nihil. Pada
tahun 2012 juga tidak ditemukan kasus polio, sedangkan pada tahun sebelumnya
seperti pada tahun 2009 terdapat 7 kasus polio dan tahun 2010 terdapat 5 kasus. Hal
ini menunjukkan bahwa penanggulangan yang dilakukan tepat sasaran dan sudah
meratanya pemberian imunisasi polio di tiap kecamatan di Kabupaten Mojokerto
(Tabel 22).
D.
KEADAAN LINGKUNGAN
Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran
individu dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk
mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan
kemandirian masyaakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat,
institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat
kerja yang sehat, tempat tempat umum yang sehat, posyandu purnama dan mandiri.
Serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan
kesehatan.
1. Rumah Sehat
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat
xxxiii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak berbuat dari tanah.
Di Kabupaten Mojokerto tahun 2013, seluruh jumlah rumah 255.150, jumlah
rumah yang diperiksa sebanyak 9.437 (3,70 %), dan jumlah rumah yang dinyatakan
yang sehat 184.813 (72,43 %). Terjadi peningkatan sebesar 0,09 % dari tahun 2012.
Perlu upaya program terkait untuk meningkatkan persentase rumah sehat, dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pemeliharaan dan perbaikan lingkungan
(Tabel 62).
Keadaan rumah sehat juga perlu didukung keadaan rumah tangga yang
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Jumlah rumah tangga sebanyak 292.182.
Distribusi rumah tangga yang ber PHBS tahun 2013 dari 28.975 (45,18 %), jumlah
rumah yang dipantau yaitu sebesar 64.126 (21,95 %) dan terjadi peningkatan rumah
tangga yang ber PHBS dari tahun 2012 sebesar 11,65 % (Tabel 61).
2. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan ( TUPM )
Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana
yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit.
Oleh karena itu tujuan penyehatan TUPM adalah mewujudkan kondisi tempat umum
dan pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat
pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit terhadap
kesehatan masyarakat sekitarnya.
TTU meliputi hotel, pasar, terminal, stasiun, kolam renang, rumah sakit,
tempat ibadah dan pondok pesantren. Sedangkan TPM sehat adalah tempat umum
dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan,
yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai.
Data yang ada di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 jumlah TUPM yang ada
762 dan jumlah yang diperiksa 442 sedangkan jumlah yang sehat 337 ( 76,24 % ).
Dari beberapa TUPM yang diperiksa (hotel, restoran dan pasar dan TUPM lainnya)
didapatkan, jumlah Hotel 15 buah yang diperiksa 12 buah dan yang sehat 12 buah
(80,00 %), Restoran yang ada 153, yang diperiksa 119 buah dan yang menunjukan
sehat 96 (62,75 %), jumlah Pasar yang ada 21 buah, jumlah yang diperiksa 21, yang
menunjukkan sehat 21 buah (100 %), TUPM lainnya jumlah yang ada 573 buah,
jumlah yang diperiksa ada 290 buah, dan sehat ada 208 buah (36,30 %) (Tabel 67).
xxxiv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
xxxv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Gambar 12. Jenis Sarana Air Bersih di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013
5. Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus
dipunyai oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Ruang lingkup
sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban keluarga, sarana
pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah. Kepemilikan sarana
sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga (Tabel 66) meliputi SPAL Rumah Tangga,
tempat sampah dan pengelolaan air limbah (PAL). Jumlah keluarga yang ada 298.812
di Kabupaten Mojokerto, jumlah keluarga yang diperiksa 2,73%, tidak semuanya bisa
diperiksa karena keterbatasan sumber daya yang ada.
PAL Rumah Tangga, jumlah KK diperiksa sebanyak 8.159, yang sehat 3.182
(2,97 %) dan yang memiliki Jamban sebanyak 211.488, yang sehat 142.019 (67,15%).
Untuk Tempat Sampah, jumlah KK yang diperiksa sebanyak 8.159 dan yang sehat
3.630 (3,02%) (Tabel 66).
6. Pemeriksaan Jentik Nyamuk
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas
daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan
penduduk. Sampai saat ini penyakit DBD belum ada vaksin pencegahnya dan
obatnyapun juga masih diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan
menanggulanginya
dengan
cara
memberantas
nyamuk
penularnya.
Jumlah
xxxvi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Gambar 13. Rumah yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes Kab. Mojokerto
Tahun 2009 - 2013
E.
1.
ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada bayi mulai 0 6 bulan dalam
xxxvii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi
baik dari sisi/aspek gizi (kolostrum yang mengandung imunoglobulin A/IgA, wheicasein, decosahexanoic/DHA dan arachidonic/AA dengan komposisi sesuai), aspek
imunologik (selain IgA, terdapat laktoferin, lysosim dan 3 jenis leucosit yaitu brochusassociated lymphocyte/BALT, Gut associated lymphocyte tissue/GALT, mammary
associated lymphocyte tissue/MALT serta faktor bifidus), aspek psikologik (interaksi
dan kasih sayang antara anak dan ibu), aspek kecerdasan, aspek neurologik (aktifitas
menyerap ASI bermanfaat pada koordinasi syaraf bayi), aspek ekonomik serta aspek
penundaan kehamilan (metode amenorea laktasi/MAL). Selain aspek-aspek tersebut,
dengan ASI juga dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak
(sudden infant death syndrome/SIDS).
Jumlah bayi (yang diperiksa) yang ada di Kabupaten Mojokerto tahun 2013
sebesar 13.954 bayi, cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 9.290 (66,58 %).
Terjadi peningkatan dari tahun 2012, hal ini dapat disebabkan dari berbagai faktor,
yaitu semakin meningkatnya pengetahuan Ibu akan pentingnya pemberian ASI
eksklusif pada bayi ( Tabel 41 ).
Gambar 14. Jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif Kab. Mojokerto Tahun 2009 2013
2.
xxxviii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
3.
Posyandu
Posyandu
merupakan
kependekan
dari
Pos
Pelayanan
Terpadu
atau
rangka
meningkatkan
yang ada
cakupan
pelayanan
kesehatan
kepada
pada
masyarakat
melalui
wadah
keterpaduan
lintas
sektor
dan
Posyandu
mengalami
peningkatan
dari
tahun
2012,
hal
ini
xxxix
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Gambar 15. Data Posyandu Menurut Strata di Kab. Mojokerto Tahun 2013
4.
Kabupaten Mojokerto tahun 2013 diantaranya adalah Desa Siaga sebesar 304 (100 %),
Desa Siaga Aktif sebesar 294 (96,71 %), dan Poskesdes sebanyak 304 dari 304
desa/kelurahan (Tabel 73). Jumlah Desa Siaga yang aktif mengalami peningkatan dari
tahun 2012, dimana tahun 2012 sebesar 293 desa/kelurahan. Pembinaan dilakukan
tiap tahun di desa/kelurahan untuk meningkatkan jumlah Desa Siaga.
5.
Kabupaten, sedangkan biaya kesehatan bersumber swasta terdiri dari masyarakat dan
pihak swasta. Dari tinjauan yang ada pembiayaan kesehatan lebih banyak berasal dari
masyarakat, yang tampaknya belum dikelola dengan baik, masih bersifat out of pocket,
sehingga belum efektif dan efisien.
Sistem pembiayaan kesehatan yang sedang berjalan di Indonesia masih
sangat tergantung pada mekanisme pembayaran fee for service, sedangkan mekanisme
asuransi masih sedang dalam proses dikembangkan, mengingat jumlah penduduk
yang memiliki asuransi masih sangat rendah. Kedepan sistem pembiayaan kesehatan
diarahkan kepada sistem jaminan kesehatan sosial atau sistem asuransi sosial yang
diharapkan dapat lebih efektif dan efisien pada tahun 2014 dengan diberlakukannya
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan, sejak lama telah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan
xl
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
pelayanan
dasar
di
Puskesmas
sebanyak
383.701,
yang
dicakup
Penyuluhan Kesehatan
Upaya penyuluhan adalah semua usaha secara sadar dan berencana yang
xli
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
F.
STATUS GIZI
Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan
xlii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
kenaikan jumlah BBLR dari tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu
hamil untuk hidup sehat dan mengkonsumsi makanan yang bergizi masih kurang.
2. Status Gizi Balita
Kekurangan gizi terutama pada anak-anak balita dapat menyebabkan
meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan
mental serta kecerdasan. Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat
permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan
gizinya terpenuhi.
Status gizi balita di Kabupaten Mojokerto Tahun 2013 dengan rincian jumlah
88.037 balita yang ada, balita yang ditimbang sebesar 67.884. Balita yang mengalami
gizi lebih sebesar 2.863 (4,22 %), yang mengalami gizi baik sebesar 57.263 (84,35 %),
yang mengalami gizi kurang 6.851 (10,09 %), yang mengalami gizi buruk 907 (1,34 %)
(Tabel 27), jumlah berat badan naik 50.456 (79 %) dari jumlah balita yang ditimbang
D (N+T), yang BGM 907 (1,27 %) dari jumlah balita yang ditimbang (D) (Tabel 44 dan
Tabel 44A) dan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 139 (100 %) (Tabel 45).
xliii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah kekuranga Fe
pada
ibu
hamil
dapat
mengakibatkan
gangguan
pertumbuhan
janin
yang
dikandungnya. Ibu hamil yang menderita kekurangan zat Fe akan merasa, lemah,
letih, lesu, dan tentu saja akan mengganggu janin yang dikandungnya.
Jumlah Ibu Hamil sebesar 19.516 orang, pemberian Fe 1 di Kabupaten
Mojokerto Tahun 2013 sebanyak 15.953 ( 81,74 % ), sedangkan pemberian Fe 3
sebanyak 14.902 (76,36 % ) (Tabel 30).
xliv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
mendapatkan Imunisasi TT-1 sebesar 55.731 (285,57 %), TT-2 sebesar 1.010 (5,18 %),
TT-3 sebesar 1.876 (9,61 %), TT-4 sebesar 2.040 (10,45 %), TT-5 sebesar 5.482 (28,09
%), dan TT2+ sebesar 10.408 (53,33 %) (Tabel 29).
Bab
5
Dalam
rangka
Situasi Upaya
Kesehatan
mencapai
tujuan
pembangunan
kesehatan
untuk
dalam
memberikan
pelayanan
kesehatan
pada
masyarakat.
Dengan
pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian
besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan
kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Kunjungan Ibu Hamil (K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program
pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan
preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
xlv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
oleh
tenaga
kesehatan
yang
mempunyai
kompetensi
kebidanan
(profesional). Pesan kunci MPS (Making Pregnancy Safer) yaitu persalinan harus
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, maka keadaan ini belum sepenuhnya
dapat dilakukan di Kabupaten Mojokerto, karena masih diperlukan dukungan
kegiatan APN dan kemitraan antara bidan dan dukun.
Jumlah ibu bersalin sebesar 18.629 orang, yang ditolong oleh tenaga
kesehatan di Kabupaten Mojokerto tahun 2013 sebesar 16.349 (87,99 %) (Tabel 28).
Ibu yang telah melahirkan juga perlu ditangani saat masa nifas oleh tenaga kesehatan.
Distribusi pelayanan kesehatan pada ibu nifas tahun 2013 yaitu sebesar 15.928
(85,50 %) dari total 18.629 ibu nifas (Tabel 28).
3. Komplikasi Kebidanan Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani
Jumlah
dan
persentase
Komplikasi
Kebidanan
dan
Neonatal
Risiko
xlvi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
hamil yaitu sebanyak 19.516, dimana untuk 20% ibu hamil sebesar 3.903. Komplikasi
kebidanan yang ditangani dari 20% ibu hamil yaitu sebesar 3.903 (89,70 %). Sasaran
bayi yaitu sebesar 17.364, dimana 15% sasaran bayi sebesar 2.605. Dan neonatal risti
yang ditangani untuk bayi adalah sebanyak 1.313 (50,41 %), dimana laki-laki
sebanyak 706 dan perempuan 607 (Tabel 31).
4. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang
paling rentan atau memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan
yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada
neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan
di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu.
Di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013, cakupan kunjungan neonatus
sebesar 16.577 (95,47 %), diantaranya laki-laki 8.541 dan perempuan 8.036 dari
seluruh neonatus sejumlah 17.364. Terjadi kenaikan dari tahun 2012, hal ini
dikarenakan para Ibu sudah mengerti tentang menjaga kesehatan bayi dari usia baru
lahir sampai 28 hari, yang mana usia ini bayi membutuhkan perhatian ekstra untuk
menjaga kesehatannya (Tabel 36 ).
5. Kunjungan Bayi
Kunjungan bayi di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 minimal 4 kali
sebesar 16.386 (94,37 %), diantaranya bayi laki-laki 8.354 dan bayi perempuan 8.032
dari seluruh jumlah bayi yang ada 17.364. Terdapat penurunan dibandingkan dengan
cakupan tahun 2012, hal ini dikarenakan adanya penurunan jumlah bayi/sasaran di
tahun 2013 (Tabel 37).
6. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah
Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan
remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang
dan
pemantauan
kesehatan
anak
pra
sekolah,
pemeriksaan
anak
sekolah
dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan,
guru UKS dan Dokter kecil.
Dari hasil pengumpulan data (tabel 43) di Kabupaten Mojokerto menunjukan
bahwa cakupan pelayanan kesehatan anak balita dan pra sekolah (usia 12-59 bulan)
xlvii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
sebesar 59.770 (84,57 %) dimana laki-laki sebesar 30.547 dan perempuan sebesar
29.223, cakupan penjaringan pelayanan kesehatan siswa kelas 1 SD dan setingkat
sebesar 17.036 (100 %) diantaranya laki-laki 8.688 siswa dan perempuan sebesar
8.348 siswa dari total 17.036 siswa (Tabel 46). Murid SD/MI dan setingkat yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart dari jumlah seluruh siswa 97.647
anak sebesar 97.647 (100 %), diantaranya laki-laki sebesar 49.800 siswa dan
perempuan 87.847 siswa (Tabel 47).
7. Pelayanan Keluarga Berencana
Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan Peserta KB
Aktif. Dari jumlah PUS yang ada 244.876, jumlah Peserta KB Baru 13.648 (5,57 %)
dan Jumlah Peserta KB Aktif 184.782 (75,46 %) (Tabel 35).
Peserta keluarga berencana aktif dibagi menjadi peserta KB dengan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah, MOP/MOW, IUD, implant
dan peserta KB Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya
suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya. Peserta KB Aktif di Kabupaten Mojokerto
tahun 2013 yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
jenis IUD sebesar 7,45 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling banyak dipilih adalah
jenis suntik sebesar 64,27 % (Tabel 33). Peserta KB baru di Kabupaten Mojokerto
tahun 2013 sebanyak 16.174, yang paling banyak memilih Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) jenis IUD sebesar 12,90 %, sedangkan KB Non MKJP yang paling
banyak dipilih adalah jenis suntik sebesar 65,41 % (Tabel 34).
8. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian universal child immunization pada dasarnya merupakan suatu
gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara
lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap
penularan PD3I. .
Pada tahun 2013 di Kabupaten Mojokerto telah mencapai desa/kelurahan
UCI sebesar 94% dari 304 desa/kelurahan yang ada (Tabel 38). Banyaknya Puskesmas
yang belum mencapai target dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kurang
lengkapnya pencatatan dan pelaporan dari Puskesmas, selain itu banyaknya
masyarakat memilih memberikan imunisasi pada anaknya ke Bidan Praktek Swasta,
Balai Pengobatan (BP) atau Klinik maupun Rumah Sakit sehingga tidak terlaporkan.
Namun pencapaian UCI tahun 2013 lebih tinggi dibanding tahun 2012.
xlviii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
obat dan vaksin selama 18 bulan bagi pelayanan kesehatan dasar di sarana pelayanan
kesehatan Pemerintah. Obat yang tersedia di Puskesmas dan jaringannnya adalah
obat-obatan untuk pelayanan kesehatan dasar. Kebutuhan akan jenis obat dan jenis
obat generik yang tersedia cukup bervariasi
kebutuhan baik untuk jenis dan jumlah obat tergantung pada situasi dan kondisi
masyarakat dan lingkungan disekitar pelayanan kesehatan. Jumlah jenis obat tahun
2013 yang tersedia sebanyak 144 jenis obat (Tabel 69).
11.
dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi
tetap, pengobatan dan penambalan sementara yang dilakukan di sarana pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kabupaten Mojokerto pada tahun
2013 meliputi pelayanan tumpatan gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Dengan
jumlah tumpatan gigi tetap 5.391 dengan rincian laki-laki sebesar 2.362 dan
perempuan sebesar 5.391. Pencabutan gigi tetap 5.551 dengan rincian laki-laki
xlix
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
sebesar 2.396 dan perempuan sebesar 3.155, rasio tumpatan/pencabutan 0,97 (Tabel
52).
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut juga dilakukan pada anak SD dan
setingkat. Dimana dilakukan upaya promotif dan preventif. Jumlah murid SD/MI yang
mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 111.964. Murid SD/MI
yang diperiksa sebanyak 64.092 siswa, yang memerlukan perawatan 51.588, dan
siswa yang mendapatkan perawatan 48.507 (94,03 %) (Tabel 53).
12.
dari Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan Swasta,dll. Jika dilihat berdasarkan
kepemilikannya Rumah Sakit di Kabupaten Mojokerto terdiri dari 1 Rumah Sakit milik
Pemprov, 2 Rumah Sakit milik Pemkab dan 9 Rumah Sakit milik swasta. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Dasar
Untuk Sarana Kesehatan dengan kemampuan Labkes di Kabupaten Mojokerto
tahun 2013 sebanyak 32 sarana yang ada, dan yang mempunyai Labkes 39 buah (100
%). Yang memiliki 4 spesialis dasar ada 2 buah ( 22,22 % ) yaitu berada di Rumah
Sakit Umum (Tabel 71).
15.
Persentase
Sarana
Kesehatan
dengan
Kemampuan
Pelayanan
Gawat
16.
sebanyak 289.815 jiwa dengan jumlah kunjungan rawat inap 284.797 jiwa dengan
rawat jalan 5.018 jiwa. Total untuk kunjungan rawat inap dan rawat jalan di Rumah
li
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Sakit sebanyak 359.284 jiwa dengan jumlah kunjungan rawat inap 301.505 jiwa
dengan rawat jalan 57.779 jiwa, dengan rincian pengunjung rawat inap laki-laki
23.393 jiwa dan perempuan 29.149 jiwa, pengunjung rawat jalan laki-laki 127.786
jiwa dan perempuan 147.879 jiwa. Jumlah kunjungan gangguan jiwa di Rumah Sakit
566 jiwa (Tabel 58).
mutu
pelayanan
kesehatan
menjadi
isu
utama
dalam
lii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Bab
Situasi Sumber
Daya Kesehatan
A. SARANA KESEHATAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana kesehatan diantaranya
Puskesmas, Rumah Sakit, sarana upaya kesehatan baik yang Pemerintah maupun
Swasta yang berada diwilayah tersebut.
1. Puskesmas
Pada tahun 2013 jumlah Puskesmas di Kabupaten Mojokerto sebanyak 27
buah, dengan rincian 16 rawat inap dan 11 rawat jalan. Sedangkan jumlah
Puskesmas Pembantu pada tahun 2013 berjumlah 55 buah. Rasio Puskesmas
Pembantu terhadap Puskesmas pada tahun 2013 rata rata 2 : 1, artinya setiap
Puskesmas didukung oleh 2 sampai 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, dalam menjalankan tugas
operasionalnya didukung oleh Puskesmas Keliling sejumlah 27 buah.
2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit
(RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya
diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah
penduduk.
Kabupaten Mojokerto sampai saat ini telah memiliki 2 RS Pemerintah, Rumah
Sakit Swasta 8 buah, Rumah Sakit Khusus Pemerintah 1 buah.
3.
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada
di masyarakat. Upaya kesehatan
liii
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
B.
TENAGA KESEHATAN
Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya
dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu
gambaran
situasi
ketersediaan
tenaga
kesehatan
baik
yang
bekerja
disektor
pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan ini diperoleh dari hasil
pengumpulan data sumber daya kesehatan yang ada di Kabupaten Mojokerto, yang
meliputi tenaga yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun yang ada pada Dinas
Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Tenaga yang ada di sarana pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas di Kabupaten
Mojokerto pada tahun 2013 seluruhnya 544 orang yang tersebar pada 27 Puskesmas,
yang meliputi Tenaga Dokter 39 orang, Dokter Gigi 31 orang, Perawat 137 orang,
Bidan 275 orang, Farmasi 10 orang, Kesehatan Masyarakat 0 orang, Sanitasi 25
orang, Gizi 15, Tenaga lainnya 12 orang.
Sedangkan Sumber Daya Kesehatan yang terdapat pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto seluruhnya 32, yang terdiri dari Dokter 2 orang, Perawat 3
orang, bidan 5 orang, Farmasi 2 orang,
Gizi 3 orang,
Kesehatan Masyarakat 17
orang.
Untuk Sumber Daya Kesehatan yang terdapat pada RS di Kabupaten Mojokerto
seluruhnya 1.187 orang, yang terdiri dari Dokter 178 orang, Dokter Gigi 13 Orang,
Perawat 591, Bidan 200 orang, Farmasi 71 orang, Gizi 22 orang, Teknis Medis 71
orang, Sanitasi 11 orang, Kesehatan Masyarakat 13 orang, Fisioterapis 17 orang.
(Tabel 74, 75, 76, 77, 78)
liv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
C.
PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan
untuk
Dinas
Kesehatan
diperoleh
dari
berbagai
sumber
diantaranya dana APBD baik APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten/Kota dan
APBN yang meliputi dana Dekonsentrasi, tugas Pembantuan (TP), Jamkesmas,
Jampersal dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) serta Bantuan Luar Negeri
(BLN). Dinas Kesehatan pada tahun 2013 mendapatkan anggaran sebesar Rp.
198.270.587.038. Anggaran tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2012.
Rincian alokasi anggaran kesehatan tahun 2013 terdiri dari APBN sebanyak Rp.
26.981.611.000, APBD Provinsi sebanyak Rp. 1.330.300.000 dan APBD Kabupaten
sebesar
Rp.
79.750.164.766.
%.
APBD
untuk
rumah
sakit
sebesar
Rp.
sebesar
10,09
dari
total
APBD
Kabupaten
sebesar
Rp.
lv
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Bab
Penutup
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Maka penyediaan data dan informasi yang
berkualitas
sangat
keputusan.
Dibidang
penyelenggaraan
diperlukan
sebagai
kesehatan,
sistem
informasi
data
masukan
dan
kesehatan,
dalam
informasi
yang
proses
ini
sejak
pengambilan
diperoleh
tahun
melalui
1998
telah
dikembangkan paket sajian data dan informasi oleh Pusat Data Kesehatan RI, yang
merupakan kumpulan informasi yang dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan, lintas
sektor maupun masyarakat.
Namun sangat disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih
belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan, apalagi dalam era
desentralisasi pengumpulan data dan informasi dari Puskesmas menjadi relatif lebih
sulit. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil
lvi
Profil Kesehatan
Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto
Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang diterbitkan saat ini belum sesuai dengan
harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto
dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa
jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Oleh karena itu dalam rangka
meningkatkan kualitas Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto perlu dicari terobosan
dalam mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat agar dapat tersedia
data dan informasi yang lebih akurat.
lvii