Anda di halaman 1dari 81

KATA PENGANTAR

Salah satu bentuk intervensi pemerintah di bidang pakan dalam


usaha pembiakan / budidaya sapi potong, yaitu melalui kegiatan
bantuan penguatan pakan sapi potong indukan. Selama ini usaha
pembiakan sapi potong dirasakan membutuhkan biaya yang besar
khususnya dalam penyediaan pakan sapi indukan, sehingga
kondisi sapi indukan di lapangan masih memerlukan perbaikan
dalam aspek pakan.
Salah satu sasaran dari kegiatan bantuan penguatan pakan
sapi potong indukan yaitu meningkatnya performan ternak dan
diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi peternak dalam
menyediakan pakan yang berkualitas.
Pedoman pelaksanaan ini merupakan acuan bagi pelaksana
kegiatan bantuan penguatan pakan sapi potong indukan di
daerah, serta bagi petugas pendamping dan kelompok yang akan
melaksanakan kegiatan ini.

Jakarta,

Desember 2014

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN


DAN KESEHATAN HEWAN

Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
1. Latar Belakang.................................................... 1
2. Tujuan................................................................. 2
3. Sasaran............................................................... 2
4. Keluaran.............................................................. 3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2015.............. 5
1. Prinsip Pelaksanaan .......................................... 5
2. Pelaksana........................................................... 6
3. Lokasi Kegiatan.................................................. 12
4. Kriteria Kelompok Penerima............................... 12
5. Pemanfaatan Dana............................................. 13
6. Tahap Pelaksanaan............................................ 14
BAB III INDIKATOR KEBERHASILAN.................................. 19
BAB IV PENDAMPINGAN dan PEMANTAUAN................... 21
BAB V PELAPORAN............................................................ 23
BAB VI PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN....... 25
BAB VII PENUTUP................................................................ 29
LAMPIRAN............................................................................. 31

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

iii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Lokasi Kegiatan Bantuan Pakan

Sapi Indukan Tahun 2015.................................. 33
Lampiran 2. Laporan Triwulan Kegiatan................................ 34
Lampiran 3. Kartu Record Indukan........................................ 35
Lampiran 4. Kebutuhan Pakan Sapi Potong.......................... 39
Lampiran 5. Jenis Rumput dan Legum serta Cara
Perbanyakannya................................................ 45

iv

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGUATAN PAKAN INDUK SAPI POTONG
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sub Sektor Peternakan dan Kesehatan hewan memiliki
peran yang sangat penting dalam mendukung pencapaian
ketahanan pangan Nasional khususnya pangan asal hewan.
Selain itu, sub sektor ini secara tidak langsung juga berperan
dalam pengentasan kemiskinan, sebagai penyedia sumber
energi alternatif dan ikut serta menjaga kelestarian lingkungan
hidup.
Saat ini daging sapi merupakan salah satu bahan pangan
pokok yang strategis karena dipelihara oleh 6,2 Juta
rumah tangga peternak (PSPK, 2011). Peningkatan jumlah
penduduk dan pendapatan serta peningkatan kesadaran
mengkonsumsi pangan bergizi mengakibatkan konsumsi
daging sapi semakin meningkat. Dalam beberapa tahun
terakhir, laju pertumbuhan penyediaan daging dari produksi
lokal masih lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan
konsumsi. Untuk sementara, guna memenuhi kekurangan
kebutuhan konsumsi tersebut, pemerintah masih melakukan
impor baik berupa daging maupun sapi bakalan.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Kurangnya penyediaan daging sapi/sapi bakalan, dari


beberapa hasil kajian yang telah dilakukan, disebabkan oleh
salah satu faktor yaitu masih rendahnya angka kebuntingan
ternak dan masih panjangnya jarak antar calving interval pada
sapi potong. Faktor Pakan menjadi salah satu penyebab,
baik dari kuantitas maupun kualitas. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka diperlukan upaya terobosan untuk perbaikan,
melalui penguatan pakan induk sapi potong.

2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan penguatan pakan sapi potong induk :
a. Meningkatkan pemberian pakan yang berkualitas pada
ternak sapi potong induk.
b. Meningkatkan produktivitas ternak melalui pemberian
pakan yang sesuai dengan standar dan kebutuhan hidup
ternak.

3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penguatan pakan sapi potong Induk
adalah:
a. Meningkatkan pemberian pakan yang berkualitas pada
1.320 ekor ternak sapi potong induk.
b. Meningkatkan produktivitas ternak melalui pemberian
pakan yang sesuai dengan standar dan kebutuhan
hidup ternak potong induk pada 66 kelompok ternak sapi
potong.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

4. Keluaran
Keluaran kegiatan penguatan pakan sapi potong induk
adalah :
a. Tersedianya pakan sapi potong induk untuk 1.320 ekor
pada 66 kelompok.
b. Adanya perbaikan performan ternak sapi potong induk
melalui peningkatan Body Condition Score (BCS)

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2015
1. Prinsip Pelaksanaan
a. Penguatan pakan sapi potong Induk adalah penyediaan
pakan berkualitas berupa pakan konsentrat dan hijauan
pakan ternak (HPT) pada kelompok peternak sapi potong
pembibitan atau pembiakan.
b. Jenis dan jumlah pakan konsentrat yang diberikan
kepada peternak yaitu pakan konsentrat sapi potong
induk yang berkualitas, dengan jumlah 2 kg/ekor/hari
selama 180 hari, yang diberikan pada 20 ekor sapi
potong induk/kelompok.
c. Dengan adanya pakan yang berkualitas diharapkan
peternak dapat mensubstitusi pakan penguat yang biasa
digunakan oleh peternak, sehingga terjadi peningkatan
penggunaan pakan yang berkualitas.
d. Kelompok yang dapat menerima penguatan pakan
adalah kelompok peternak yang mempunyai ternak sapi
potong induk sebagai usaha pembiakan atau pembibitan.
e. Sebagai salah satu persyaratan keberhasilan kegiatan
ini bahwa peternak juga wajib menyediakan pakan
hijauan yang berkualitas dengan cara melakukan
pengolahan lahan, penanaman bibit, dan pemeliharaan
serta pemanenan.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

f.

Pengawasan mutu pakan wajib dilakukan oleh pengawas


mutu pakan/petugas pengawas mutu pakan di provinsi/
kabupaten untuk menjamin pakan dalam program ini
telah sesuai dengan yang dipersyaratkan.

g. Pendampingan dan pemantauan serta evaluasi akan


dilakukan oleh tim pusat, tim daerah, serta dapat juga
melibatkan perguruan tinggi, dan komisi ahli pakan.
h. Agar kegiatan dilaksanakan dengan cermat, memegang
prinsip kehati-hatian, dan menghindari praktek kolusi
korupsi dan nepotisme (KKN).
2. Pelaksana
a. Pusat

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,


dalam hal ini Direktorat Pakan Ternak selaku penanggung
jawab kegiatan mempunyai tugas :
1) Membuat pedoman pelaksanaan;
2) Melakukan sosialisasi kegiatan;
3) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait;
4) Melakukan pendampingan dan pemantauan;
5) Melakukan evaluasi

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

b. Provinsi

Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi


peternakan dan kesehatan hewan provinsi yang
merupakan satuan kerja (satker) dari kegiatan ini,
mempunyai tugas :
1) Melakukan koordinasi dengan pihak/instansi terkait
di pusat/ provinsi/ kabupaten/ kota;
2) Menyusun petunjuk pelaksanaan (juklak) yang
merupakan penjabaran dari pedoman pelaksanaan
yang berisi antara lain :

Jenis dan spesifikasi pakan yang akan


diadakan,

Tahapan pelaksanaan,

Pengelolaan administrasi kelompok,

Sistem Pengendalian Intern, dll

3) Membentuk tim teknis / tim pembina di provinsi;


4) Melakukan verifikasi kelompok berdasarkan hasil
CP/CL yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota
5) Menetapkan lokasi dan kelompok penerima,
berdasarkan usulan tim teknis yang ditetapkan
dengan surat Keputusan pejabat yang berwenang;
6) Melaporkan lokasi dan kelompok penerima kepada
Direktorat Pakan Ternak;

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

7) Melakukan pengadaan barang (pakan konsentrat)


sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam
pengadaan pakan tersebut antara lain harus
memenuhi hal-hal sebagai berikut :

8)

Memiliki hasil pengujian mutu pakan dari


laboratorium terakreditasi, dengan jenis
parameter pengujian minimal yaitu : Kadar
Air (maksimal 14%), Kadar Protein Kasar
(maksimal 14%), Lemak Kasar (maksimal 6%)
Abu (maksimal 12 %) dan Neutral Detergent
Fiber (NDF) (maksimal 37%).

Harus diberi tanda khusus pada kemasan


seperti PAKAN PESANAN KHUSUS TIDAK
UNTUK DIPERJUALBELIKAN ;

Produsen
pakan
harus
melaporkan
produksinya ke dinas peternakan atau dinas
yang membidangi fungsi peternakan Provinsi/
Kabupaten/Kota dengan tembusan ke
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan c.q. Direktorat Pakan Ternak; dan

Mengutamakan penggunaan bahan pakan


lokal.

Melakukan serah terima barang kepada masyarakat/


kelompok sesuai peraturan yang berlaku;

9) Melakukan pendampingan dan pemantauan;


10) Membuat dan mengirimkan laporan ke Direktorat
Pakan Ternak sesuai dengan format terlampir.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

c. Kabupaten/Kota

Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi


peternakan dan kesehatan hewan Kabupaten/Kota
yang merupakan satuan kerja (satker) dari kegiatan ini,
mempunyai tugas :
1) Melakukan koordinasi dengan pihak/instansi terkait
di pusat/ provinsi/ kabupaten/ kota;
2) Menyusun petunjuk pelaksanaan/teknis (Juklak/
Juknis) yang berisi antara lain :

Jenis dan spesifikasi pakan yang akan


diadakan,

Tahapan pelaksanaan,

Pengelolaan administrasi kelompok,

Sistem Pengendalian Intern, dll

3) Membentuk tim teknis;


4) Melakukan verifikasi kelompok berdasarkan hasil
CP/CL yang dilakukan oleh tim teknis;
5) Menetapkan lokasi dan kelompok penerima,
berdasarkan usulan tim teknis yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan pejabat yang berwenang;
6) Melaporkan lokasi dan kelompok penerima kepada
Dinas Peternakan Provinsi dan Direktorat Pakan
Ternak;

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

7) Melakukan pengadaan barang (Pakan Konsentrat)


sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam
pengadaan pakan tersebut antara lain harus
memenuhi hal-hal sebagai berikut :

Memiliki hasil pengujian mutu pakan dari


laboratorium terakreditasi, dengan jenis
parameter pengujian minimal yaitu : Kadar
Air (maksimal 14%), Kadar Protein Kasar
(maksimal 14%), Lemak Kasar (maksimal 6%)
Abu (maksimal 12 %) dan Neutral Detergent
Fiber (NDF) (maksimal 37%);

Harus diberi tanda khusus pada kemasan


seperti PAKAN PESANAN KHUSUS TIDAK
UNTUK DIPERJUALBELIKAN ;

Produsen
pakan
harus
melaporkan
produksinya ke dinas peternakan atau dinas
yang membidangi fungsi peternakan Provinsi/
Kabupaten/Kota dengan tembusan ke
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan c.q Direktorat Pakan Ternak; dan

Mengutamakan penggunaan bahan pakan


lokal.

8) Membuat dan mengirimkan laporan ke Dinas


Peternakan Provinsi dengan tembusan ke Direktorat
Pakan Ternak sesuai dengan format terlampir.

10

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

d. Kelompok

Kelompok penerima adalah kelompok yang telah


diseleksi dan diverifikasi oleh tim teknis dan ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang.

Kelompok mempunyai tugas :


1) Menyusun rencana kebutuhan kelompok (RKK)
dibantu oleh tim teknis kabupaten/kota / petugas
lapang yang melaksanakan fungsi peternakan
setempat.
2) Menerima dan mendistribusikan pakan ke anggota
sesuai dengan RKK;
3) Memberikan pakan bantuan pada sapi induk
(diutamakan yang bunting);.
4) Menyediakan pakan hijauan berkualitas selama
program bantuan diberikan;
5) Melaksanakan kegiatan peningkatan pengetahuan
peternak di kelompok;
6) Melakukan pembenahan pembukuan/administrasi
kelompok;
7) Melakukan pencatatan terhadap pemberian pakan
yang diberikan dengan menggunakan format yang
telah ditetapkan dalam pedoman ini;
8) Bersama dengan petugas lapang membuat dan
mengirimkan laporan ke dinas kabupaten/kota
dengan tembusan ke provinsi dan Direktorat Pakan
Ternak;

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

11

3. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan penguatan pakan sapi potong Induk
diprioritaskan pada lokasi sentra pembiakan/ pembibitan sapi
potong dan cukup tersedia lahan untuk penyediaan sumber
hijauan pakan ternak yang berkualitas. Kegiatan Penguatan
Sapi Potong Induk pada tahun 2015 dialokasikan pada 66
lokasi di 8 Provinsi sebagaimana tercantum pada Lampiran-1.

4. Kriteria Kelompok Penerima


Kriteria kelompok penerima adalah :

12

Kelompok tani ternak yang sudah ada atau dapat


berupa sub kelompok dari gapoktan, terdaftar di Dinas
Peternakan atau Dinas yang melakasanakan fungsi
peternakan di tingkat Kota/Kabupaten/Provinsi dan
Badan Penyuluhan setempat;

Mempunyai struktur organisasi, pembukuan yang


tertib dan aktif menjalankan usahanya dan diutamakan
memiliki data pencatatan/ rekording sapi induk;

Lokasi mudah dijangkau dan terjamin ketersediaan


pakan hijauan berkualitas;

Anggota kelompok mempunyai sapi potong induk dalam


usahanya;

Anggota kelompok bersedia menyediakan pakan hijauan


sesuai kebutuhan sapi yang dimilikinya;

Mempunyai potensi untuk dikembangkan lebih lanjut;

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Bersedia dibina serta diarahkan oleh tim Pembina/


Pendamping untuk pengembangan usaha sapi potong
induk;

5.

Bersedia memberikan laporan tentang pelaksanaan


penguatan pakan.

Pemanfaatan Dana
Alokasi dana untuk kegiatan penguatan pakan sapi potong
induk, sesuai dengan DIPA masing-masing Satker, yaitu :
a. Pengadaan Pakan Konsentrat
Pengadaan pakan konsentrat disesuaikan dengan
Rencana Kebutuhan Kelompok (RKK) dan anggaran.
b. Penyediaan Pakan Hijauan

Penyediaan pakan hijauan dilaksanakan di kelompok


dengan cara mengadakan bibit (stek/pols), mengadakan
pupuk, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan,
dan pemanenan. Pengadaan bibit sebanyak 10.000
stek/ ha (setara untuk rumput gajah seluas 1 Ha).

c. Rehab/ Perbaikan Gudang/ Tempat Penyimpanan


Pakan

Gudang / tempat penyimpanan pakan diperlukan dalam


pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan rehab/ perbaikan
gudang/ tempat penyimpanan pakan disesuaikan
dengan kebutuhan kelompok.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

13

d. Pengadaan peralatan dan mesin


Pengadaan peralatan dan mesin disesuaikan dengan


kebutuhan kelompok, alat yang diadakan antara lain :
mesin chopper (1 unit) dan/ sarana tata kelola air berupa
pompa dan pipanisasi.

e. Operasional

Kegiatan operasional kelompok antara lain dapat


digunakan untuk:
1) Pengadaan vitamin dan obat cacing sapi potong;
2) Pengadaan pita/ tongkat ukur;
3) pelaksanaan peningkatan kemampuan peternak di
kelompok;
4) Biaya penandaan ternak;
5) Biaya administrasi kelompok dipergunakan untuk
pembelian alat tulis, foto copy, pembuatan laporan
kelompok; dll.

6. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan penguatan pakan sapi potong
Induk pada tahun 2015 meliputi :
a. Persiapan
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan ini
diperlukan berbagai persiapan oleh pusat dan daerah
provinsi/ kabupaten/ kota sebagai berikut :

14

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

1) Perencanaan Operasional

Kegiatan penguatan pakan sapi potong Induk


dituangkan di dalam pedoman atau petunjuk
pelaksanaan

2) Sosialisasi kebijakan dan kegiatan


Sosialiasi Kegiatan penguatan pakan sapi potong


Induk dilakukan oleh pelaksana pusat dan daerah.

b. Pembentukan Tim Teknis


1) Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, perlu
dibentuk tim teknis (CP/CL dan Verifikasi) oleh
Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi
fungsi peternakan dan kesehatan hewan
provinsi/ kabupaten/kota sesuai satker yang akan
bertanggung jawab terhadap kegiatan ini.
2) Tim teknis terdiri dari unsur Dinas Peternakan
provinsi/kabupaten/kota dan petugas lapangan di
lokasi kelompok (misal KCD/ mantri tani/ petugas
pakan/ PPL Koperasi) dapat juga melibatkan pihak
perguruan tinggi setempat.
3) Tim teknis bertugas dan bertanggungjawab
terhadap kegiatan, mulai dari proses identifikasi
dan seleksi (CP/CL), melakukan verifikasi
kelompok berdasarkan hasil CP/CL yang dilakukan
oleh Kabupaten/Kota, mengusulkan lokasi dan
kelompok penerima berdasarkan hasil verifikasi
kepada pejabat yang berwenang dan melakukan
pendampingan dan pemantauan.
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong
Tahun 2015

15

c.

Pelaksanaan Kegiatan :
1) Proses CP/CL dilakukan Oleh Tim Teknis di Kab/
kota.
2) Verifikasi dilakukan oleh Tim Provinsi.
3) Penetapan lokasi/kelompok tani ternak terpilih.
4) Workshop dilakukan di Satker Provinsi.
5) Pengadaan Pakan dilakukan oleh Satker Daerah
(Prov/ Kab).
6) Penyediaan pakan hijauan (pengadaan bibit,
pengolahan lahan, penanaman, dan pemeliharaan)
di kelompok.
7) Pakan didistribusikan ke kelompok.
8) Pelaksanaan pemberian pakan konsentrat di
kelompok ternak sebanyak 2 kg/ekor/ hari selama
180 hari.
9) Pelaksanaan peningkatan kemampuan peternak di
kelompok.
10) Pengelolaan administrasi kelompok.
11) Pengawasan mutu pakan dilakukan oleh pejabat
fungsional
pengawas
mutu
pakan/petugas
pengawas mutu pakan.
12) Pendampingan dan pemantauan dilakukan oleh
tim pusat (bersama komisi pakan), tim provinsi dan
Kab/ kota minimal 2 kali (pada saat awal program
dan menjelang akhir program).

16

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

13) Melakukan serah terima barang kepada masyarakat/


kelompok sesuai peraturan yang berlaku.
14) Peternak melakukan pencatatan sebagai bahan
evaluasi, sesuai format 3a., dan kelompok
melakukan rekapitulasi sesuai format lampiran 3b.
15) Rekapitulasi data kabupaten dilaksanakan oleh
petugas dinas/petugas yang ditunjuk, sebagai
bahan evaluasi, sesuai format lampiran 3c.
16) Rekapitulasi data provinsi dilakukan petugas dinas/
petugas yang ditunjuk, sesuai format lampiran 3d.
17) Evaluasi kegiatan dilakukan oleh tim pusat dan
daerah.
18) Pelaporan.
19)
Tata cara pelaksanaan kegiatan mengikuti
peraturan/ketentuan yang berlaku pada tahun 2015.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

17

BAB III
INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator keberhasilan dari kegiatan bantuan langsung penguatan


pakan sapi potong induk antara lain :
1. Pemberian pakan yang berkualitas (PK min 14 %, NDF Maks
37%)
2. Perbaikan performan ternak (Peningkatan angka BCS)

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

19

BAB IV
PENDAMPINGAN dan PEMANTAUAN

1. Pendampingan dan pemantauan pada tahun berjalan


dilaksanakan secara terkoordinasi antar instansi oleh tim
pusat dan tim daerah terhadap pelaksanaan kegiatan sesuai
indikator yang telah ditetapkan.
2. Pengawasan langsung maupun tidak langsung harus
dilakukan oleh Dinas Peternakan atau yang membidangi
fungsi peternakan di daerah.
3. Dalam pengawasan pakan yang diadakan dalam kegiatan
penguatan pakan sapi potong induk dilakukan penilaian
kualitas pakan. Penilaian kualitas dalam pengawasan
dapat dilakukan secara fisik maupun uji laboratorium.
Ketidaksesuaian kualitas pakan ditindaklanjuti sesuai
peraturan dan perundangan bidang pakan.
4. Hasil pencapaian indikator kegiatan agar dianalisa dan
dievaluasi menggunakan indikator yang telah ditetapkan dan
dilaporkan ke Direktorat Pakan Ternak.
5. Direktorat Pakan Ternak melakukan evaluasi pada akhir
pelaksanaan program. Hasil evaluasi akan dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk penentuan program selanjutnya.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

21

BAB V
PELAPORAN

1. Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan


kegiatan dan sebagai tolok ukur Direktorat Pakan Ternak
untuk penilaian dan keberlanjutan kegiatan di provinsi/
kabupaten/kota.
2. Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi
peternakan dan kesehatan hewan provinsi/kabupaten/kota
agar membuat laporan setiap 3 (tiga) bulan sekali/triwulan
dan mengirimkannya ke Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan up. Direktur Pakan Ternak (Lampiran-2)
pada bulan Maret, Juni, Oktober dan Desember 2015.
3. Laporan ke Direktorat Pakan Ternak dapat dikirim melalui
email : direktoratpakanternak@yahoo.co.id

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

23

BAB VI
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada


tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.
Untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan
kegiatan bantuan penguatan pakan sapi perah telah sesuai dengan
tujuan dan sasaran kegiatan, maka pusat dan satker pelaksana
di daerah melakukan pengendalian Kegiatan Penguatan Pakan
Sapi Potong Induk melalui penerapan 5 (lima) unsur SPI yaitu :
(1) Lingkungan Pengendalian, (2) Penilaian Risiko, (3) Kegiatan
Pengendalian, (4) Informasi dan Komunikasi dan (5) Pemantauan.
Identifikasi resiko menjadi salah satu hal penting dalam penerapan
unsur SPI. Dalam pelaksanaan Kegiatan Penguatan Pakan Sapi
Potong Induk, beberapa daftar resiko berdasarkan tahapan
pelaksanaan telah diidentifikasi sebagai antisipasi untuk mencegah
potensi kegagalan pelaksanaan kegiatan, yaitu sebagai berikut:

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

25

NO

26

TITIK KRITIS

POTENSI RESIKO

DAMPAK

Penyusunan Pedoman
Pelaksanaan, Petunjuk
Pelaksanaan dan
Petunjuk Teknis

Pelaksanaan kegiatan
terlambat

Tujuan kegiatan tidak


tercapai

Sosialisasi yang
dilakukan oleh Tim Pusat/
Tim Pembina Provinsi/
Tim Teknis Kabupaten/
Kota

Kegagalan kegiatan
karena pelaksana
kegiatan atau kelompok
tidak/kurang paham
terhadap aturan kegiatan

Pelaksanaan seleksi
calon penerima dan calon
lokasi (CP/CL) yang
dilakukan oleh Tim Teknis
Kabupaten/Kota

Data palsu/tidak lengkap Kegagalan kegiatan


Petugas seleksi tidak
karena salah dalam
kompeten
memilih kelompok
Conflict of interest
Intervensi eksternal

Pelaksanaan verifikasi
yang dilakukan oleh Tim
Pembina Provinsi

Data palsu/tidak iengkap Kegagalan kegiatan


Petugas verifikasi tidak karena salah dalam
kompeten
memilih kelompok
Conflict of interest
Intervensi eksternal

Proses tender pengadaan Gagal tender


pakan konsentrat
Produsen memalsukan
data hasil uji kualitas
pakan atau kualitas
pakan konsentrat
yang disalurkan tidak
sesuai dengan yang
dipersyaratkan

Pelaksanaan kegiatan
terhambat
Peternak tidak
mendapatkan pakan
konsentrat berkualitas
sesuai yang
dipersyaratkan
Kegagalan kegiatan
karena hasil yang
diharapkan tidak
tercapai

Penyaluran pakan
konsentrat ke kelompok

Kegagalan kegiatan
karena tidak sesuai yang
dipersyaratkan

Sasaran tidak tepat


Intensitas kurang
Waktu tidak tepat
Fasilitas kurang
mendukung
Pelaksana sosialisasi
kurang kompeten

Jumlah/kualitas pakan
yang disalurkan tidak
sesuai dengan yang
dipersyaratkan

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

NO

TITIK KRITIS

POTENSI RESIKO

DAMPAK

Pemberian pakan
konsentrat pada ternak

Pemberian pakan tidak


kepada ternak yang
dipersyaratkan

Kegagalan kegiatan
karena tidak sesuai
dengan pedoman

Bimbingan teknis,
monitoring dan evaluasi

Petugas tidak kompeten Bimbingan teknis,


Waktu pelaksanaan
monitoring dan
tidak tepat
evaluasi tidak efektif
Materi bimbingan teknis
tidak sesuai kebutuhan

Pencatatan pemberian
pakan dan BCS

Pencatatan pemberian
pakan dan penilaian
BCS tidak dilakukan
Format laporan tidak
dimengerti oleh
kelompok

Sulit dilakukan
evaluasi keberhasilan/
kegagalan program
Sulit dilakukan
pengambilan
kebijakan pada
kegiatan tahun
mendatang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

27

BAB VII
PENUTUP

Pedoman pelaksanaan kegiatan penguatan pakan sapi potong


Induk ini merupakan pedoman yang dapat mendorong kelancaran
pelaksanaan kegiatan di daerah. Untuk menjamin suksesnya
program ini sangat dibutuhkan dukungan dari Pemerintah Daerah,
sehingga kegiatan akan berdampak baik dan pada akhirnya tujuan
kegiatan ini dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.

DIREKTORAT PAKAN TERNAK

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

29

LAMPIRAN

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

31

Lampiran 1
DAFTAR LOKASI KEGIATAN*
BANTUAN PENGUATAN PAKAN TERNAK SAPI POTONG INDUK TAHUN 2015
No. Provinsi
1.

2.

3.

4.

Jawa Barat

Jawa Tengah

DIY

Jawa Timur

Kabupaten/ Kota
Cianjur

Jumlah Paket
(Kelompok)
3

Indramayu

Subang

Magelang

Wonogiri

Sragen

Grobogan

Blora

Bantul

Gunung Kidul

Sleman

Malang

Lamongan

Pamekasan

5.

Banten

Tangerang

6.

Sumbar

Pasaman Barat

7.

NTB

Lombok Timur

Lombok Tengah

Lombok Utara

Lombok Barat

Lampung Timur

Lampung Tengah

Way kanan

Tulang Bawang Barat

8.

Lampung

Jumlah

66

*) sesuai renja 2015

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

33

Lampiran 2
LAPORAN TRIWULAN
PENGUATAN PAKAN SAPI POTONG INDUK
TINGKAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TA. 2015
Provinsi /Kabupaten/Kota
: ....................................................
Alokasi Dana 2015

: Rp. .............................................

Dana APBD Pendukung

: Rp. .............................................

Jumlah Kelompok Penerima

: ......... kelompok

RKK Semua Kelompok

: (harap lampirkan)

1. PerkembanganPelaksanaan Kegiatan
No

Nama Kelompok

Alamat
Kelompok

Perkembangan Pelaksanaan
Kegiatan

Realisasi
Fisik
(%)

Realisasi
Keuangan
(Rp.)

Kelembagaan

1.

2.

3.

2.

Permasalahan dan solusi


.
.

34

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

35

UMUR :

18

Catatan - Catatan lain

Catatan Pemberian Obat-obatan

Konsentrat

Hijauan

Luas Gudang/ tempat penyimpanan pakan

24

23

21

20

19

Paraf

BCS/ LD/ BBH

22

Tanggal

17

16

15

14

13

12

11

10

Jenis Pakan
(kg)

DATA PEMBERIAN PAKAN


Minggu

Bulan Ke

Skor BCS AWAL :

BOBOT BADAN AWAL :

HARGA BELI :

TANGGAL BELI / TANGGAL MASUK :

JENIS SAPI :

NOMOR SAPI :

IDENTITAS SAPI :

KELOMPOK :

NAMA PETERNAK :

DATA RECORDING SAPI

Lampiran 3a. Kartu Record Indukan

..

.Ha

Panen Ke-

Jml Prod (kg)

Ket

Data Produksi Hijauan

..

..

..

Pakan Tambahan (jenis/ jumlah)

..

..

Pupuk yang digunakan

Luas HPT

..

Jenis HPT yang ditanam

CATATAN

36

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

20

19

18

17

16

15

14

13

12

11

10

NAMA ANGGOTA

NO.

NAMA KELOMPOK :
ALAMAT KELOMPOK :
JENIS TERNAK :

NOMOR SAPI

UMUR
TERNAK
4

BOBOT / LINGKAR
DADA AKHIR
6

SKOR BCS
AWAL
AKHIR
7
8

----------------------------------------------------------------------

.,.-2015
Ketua Kelompok

BOBOT / LINGKAR
DADA AWAL
5

REKAP DATA KELOMPOK

DATA S/C

10

DATA CI

Lampiran 3b

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

37

10

NAMA KELOMPOK

NO.

REKAP DATA KABUPATEN


NAMA KABUPATEN :

KETUA KELOMPOK
3

ALAMAT
KELOMPOK
4

JENIS SAPI

RATA-RATA RATA-RATA
UMUR
BOBOT / LD
TERNAK
AWAL
5
5

AKHIR
14

Rata - Rata SKOR BCS


AWAL
13

----------------------------------------------------------------------

.,.-2015
Kepala Dinas Kabupaten/ Kota

RATA-RATA
BOBOT/ LD
AKHIR
12

Lampiran 3c

38

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

10

NAMA KABUPATEN

NO.

NAMA PROVINSI :

AKHIR
14

Rata - Rata SKOR BCS


AWAL
13

----------------------------------------------------------------------

.,.-2015
Kepala Dinas Provinsi

12

RATA-RATA
RATA-RATA
RATA-RATA
UMUR TERNAK BOBOT / LD AWAL BOBOT/ LD AKHIR

REKAP DATA PROVINSI

Lampiran 3d

Lampiran 4
Kebutuhan Pakan Sapi Potong Induk
PENDAHULUAN
Pembibitan sapi potong di Indonesia sebagian besar adalah
peternakan rakyat yang biasanya merupakan usaha sambilan dan
belum berorientasi agribisnis. Pembibitan dilakukan oleh peternak
dengan menggunakan sapi betina (induk/ dara) untuk tujuan
perkembangbiakan atau produksi anak sapi. Dalam pembibitan
sapi potong rakyat yang diperlukan adalah upaya memperpendek
jarak beranaka dan meningkatkan jumlah kelahiran ternak sapi.
Targetnya adalah jarak beranak kurang dari 14 bulan, angka
perkawinan hingga jadi adalah kurang dari 1,5, angka kelahiran
pedet lebih dari 70% dan kematian pedet prasapih kurang dari
5%. Untuk mencapai target itu, penyediaan pakan pada sapi induk
/ dara perlu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan nutrisi untuk
pembibitan sapi potong. Kebutuhan nutrisi untuk sapi pembibitan
meliputi kebutuhan nutrisi untuk sapi dara dan sapi induk setelah
melahirkan.
Pada pembibitan sapi potong, pemberian pakan secara cukup
diperlukan terutama saat sebelum dikawinkan, bunting tua, dan
setelah melahirkan. Sapi perlu memperoleh pakan yang cukup
minimal selama satu bulan sebelum dikawinkan, hal ini bertujuan
untuk memperbaiki kondisi sapi induk, sehingga kesuburannya
meningkat dan perkawinannya berhasil.
Pemberian pakan secara cukup artinya sapi diberi pakan rumput
(hijauan) sesuai kebutuhannya dan diberikan pakan tambahan
sebanyak 1 - 2,5% dari bobot badan sapi. Pakan tambahan yaitu
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong
Tahun 2015

39

berupa pakan penguat dapat berasal dari pakan pabrikan maupun


hasil pencampuran dari berbagai bahan hasil samping pertanian
seperti dedak padi, ampas tahu, onggok atau bahan lainnya
tergantung dari bahan yang tersedia di lokasi.
Pemberian pakan yang cukup pada saat bunting tua diperlukan
agar kebutuhan nutrisi sapi pada akhir kebuntingan terpenuhi
sehingga sapi induk yang akan melahirkan dalam kondisi sehat
dan mampu menghasilkan susu dalam jumlah yang cukup serta
menghasilkan pedet yang sehat dan memiliki berat lemah, atau
susu yang kurang tercukupI. Susu sangat diperlukan oleh pedet.
Pemberian pakan yang cukup juga penting untuk sapi induk
yang sedang menyusui, terutama saat melahirkan hingga dua
bulan setelah melahirkan. Pemberian pakan yang cukup selama
menyusui bertujuan untuk menjaga kondisi kesehatan sapi induk
, antara lain untuk persipan organ reproduksi sapi induk pasca
kelahiran , mempertahankan bobot badan sapi induk selama
menyusui , dan agar berahi segera timbul kembali, sehingga sapi
siap untuk dikawinkan lagi pada bulan ke 3 setelah melahirkan.
Kekurangan atau kelebihan nutrisi pada ternak sapi akan
berpengaruh terhadap aktivitas reproduksi. Kekurangan nutrisi
pada sapi dara dapet menyebabkan tidak berfungsinya ovarium
sehingga sulit terjadi kebuntingan. Tetapi kelebihan nutrisi pada
sapi dara juga dapat menyebabkan kegagalan kebuntingan dan
terjadinya kemajiran. Kekurangan nutrisi pada sapi induk dapat
berpengaruh terhadap produksi susu dan perkembangan organ
reproduksi. Kegagalan sapi kawin 22% disebabkan oleh kurangnya
nutrisi sapi induk karena pemberian pakan yang kurang berkualitas
(Werdhany dan Gunawan, 2011). Kekurangan nutrisi pada sapi
induk dapat berakibat pada kegagalan berahi dan kegagalan
ovulasi . Untuk keberhasilan pembibitan sapi potong maka jumlah

40

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan nutrisi sapi,


baik secara jumlah maupun kebutuhan.
Kebutuhan air minum
Air minum merupakan salah satu kebutuhan nutrisi yang sangat
penting dan diperlukan bagi ternak sapi. Air adalah zat makanan
yang terpenting untuk proses metabolism dan berbagai fungsi
biologis. Ternak lebih menderita jika kekurangan air daripada
kekurangan pakan. Air berfungsi sebagai pengantar panas,
penyebar panas, pemindah panas, proses pencernaaan dan
banyak lagi fungsi air bagi tubuh ternak. Kebutuhan air untuk sapi
potong induk berdasarkan bobot badan dan suhu lingkungan yaitu
sebagai berikut :
Bobot
(Kg)

sapi

Kebutuhan Air (liter/ekor/hari)


pada suhu lingkungan
21,1 oC
26,6 oC
32,2 oC

Pertumbuhan
182
22,0
25,4
273
29,5
33,7
300
34,8
40,1
Bunting
409
36,7
t.a.d
500
32,9
t.a.d
Laktasi
409
64,0
67,8
Sumber : Gunawan et al (1998)

36,0
48,1
56,8
t.a.d
t.a.d
61,3

Kebutuhan air untuk ternak secara umum dapat dipenuhi dari air
minum, air yang terkandung di dalam makanan, dan air metabolik.
Untuk menjamin agar ternak dapat mendapatkan air sesuai
kebutuhanntya, maka sebaiknya air disediakan secara ad libitum
pada ternak.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

41

Pemberian air yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat


menyebabkan pengurangan bobot badan, pengurangan efisiensi
pakan, dan dapat menyebabkan kondisi tidak tenak pada ternak.
Jika terus menerus terjadi kekurangan air pada ternak dapat
mengakibatkan hal-hal sebagai berikut : berkurangnya nafsu
makan, akan timbul penyakit, mata menjadi cekung, kulit keriput,
dan sulit menelan.
Pemberian Pakan
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi
digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui
tiga proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air
ludah (saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan
mikrobia rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa pembibitan dengan mengandalkan
pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang
optimal. Cara pemberian pakan yaitu dengan memberikan pakan
konsentrat terlebih dahulu dengan tujuan untuk memberi pakan
mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen,
mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.
Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah sekitar
2-3% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah rumputrumputan maupun leguminosa sebagai pakan berkualitas tinggi
(rumput gajah, setaria kolonjono, dll).
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya
kandungan nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan
hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi
yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut
oleh enzim pencernaan.

42

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Untuk menjamin peningkatan berat badan sapi setiap hari, maka


jumlah pakan yang diberikan harus cukup jumlah dan gizinya.
Yang biasa diberikan para peternak berupa hijauan untuk setiap
ekornya 30-40 kg per hari setiap sore hari. sedangkan paginya
diberi konsentrat sekitar 1 2 kg/ ek/ hari. Ada juga yang memberi
makanan tambahan berupa molasse blok untuk simpelentasi
mineral yang dapat dibuat dari campuran gaplek, biji randu,
urea, dedak dan mineral. Konsentrat dan makanan tambahan
akan mempercepat laju penambahan berat badan, juga sebagai
penguat tubuh sapi, di samping sebagai variasi makanan yang
bisa menambah nafsu makan sapi.
PENGENDALIAN PENYAKIT
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah
pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan
obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya
keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :
a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru
hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan
tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang
tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu
juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada
waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena
berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia
(terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini
memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan
pertambahan berat badan. Waktu mengkarantina sapi adalah
satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit
baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong
Tahun 2015

43

selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan


sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada
sapi lain yang sehat.
b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi
yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran
yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi,
sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat
jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya
bakteri dan virus penyebab penyakit.
c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup
dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina.
Vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong
adalah cacingan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung
(Bloat) dan lain-lain.
Di samping itu setiap hari harus diperhatikan kesehatan sapi. Jika
ada sapi yang menunjukkan gejala terserang penyakit, segera
diobati. Karena pengobatan pada gejala awal lebih mudah,
daripada mengobati sapi yang telah terserang berat oleh penyakit
yang dapat mengakibatkan kematian. Bisa juga sapi hanya hilang
nafsu makannya tetapi bukan terserang bibit penyakit, ini perlu
segera diberi obat penambah nafsu makan. Sehingga tidak terjadi
penurunan jumlah makanan yang akibatnya penambahan berat
badan juga berkurang.

44

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Lampiran-5
Jenis Rumput dan Legum serta Cara Perbanyakannya
Jenis Rumput dan Legum
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Rumput :
Andropogon gayanus
Andropogon nodosis
Brachiaria decumbens
Brachiaria ruziziensis
Chloris gayana
Digitaraia decumbens
Hyparrhenia rufa
Melinis minutiflora
Panicum coloratum
Panicum maximum
Panicum muticum
Paspalum dilatatum
Paspalum notatum
Pennisetum landestinum
Pennisetum purpureum
Pennisetum purpureum cv
mott
17. Pennisetum pediselatum
18. Setaria sphacelata
19. Sorghum sudanense

B. Leguminosa :
1. Pueraria javanica
2. Pueraria triloba
3. Calopogoniummucunoides
4. Centrosema pubescens
5. Centrosema plumieri
6. Flemingia congesta
7. Clytoria ternatea
8. Stylosanthes glacilis
9. Sesbania glandiflora

Nama lokal

Cara perbanyakan
Benih/biji
Stek/pols

Rumput galega
Rumput bangbang
Rumput bede
Rumput ruzi
Rumput rhodes
Rumput pangola
Rumput janggut
Rumput bau
Rumput kolor
Benggala
Kolo jono
Rumput australia
Rumput dahlia
Rumput kikuyu
Rumput gajah
Rumput gajah odot

Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
-

Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols

Rurmput india
Rumput padi
Rumput sudan

Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji

Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols

Kudzu
Kalopo
Sentro kecil
Sentro besar
Hahapaan
Stylo
Turi

Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji

Stek
stek
-

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

45

Lampiran-...
Budidaya Kebun Rumput
Langkah-langkah yang harus diperhatikan agar budidaya
rumput yang kita kelola menghasilkan hijuan yang optimum :
A. Pemilihan lokasi
B. Pemilihan bibit dan bahan penanaman
C. Pengolahan tanah dan penanaman
D. Pemeliharaan
E. Pemanenan
F. Peremajaan
A.

46

Pemilihan Lokasi
Faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam menentukan
lokasi penanaman rumput unggul :
(1). Kesuburan tanah dan topografi
Tanah dengan kualifikasi bagus saat ini diprioritaskan
untuk tanaman pangan guna mencukupi kebutuhan
hidup pokok manusia, sedangkan lahan yang tersisa
digunakan untuk menanam hijauan makanan ternak
dengan perbaikan perlakuan tanah dan pemupukan.
Sedangkan topografi berpengaruh terhadap cara
pengolahan tanah dan pola penanaman hijauan.
(2). Sumber air
Air diperlukan untuk sebagai perantara tanaman
mengambil
unsur
hara
dari
tanah
dan
mendistribusikannya ke seluruh jaringan sebagai
bahan baku dalam proses fotosintesa untuk
kelangsungan produksi hijauan.
(3). Sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi
Kelancaran sarana dan prasarana dari lokasi
penanaman ke pemasaran dan tempat pembelian
bahan dan alat penanaman akan menentukan efisiensi
usaha tani.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

B.

Pemilihan bibit dan bahan penanaman


Penggunaan bibit yang bermutu akan menghasilkan
efisiensi waktu, tenaga, biaya dan kelangsungan
pertumbuhan dari rumput. Hal yang perlu diperhatikan :
(1). Bibit sesuai dengan iklim dan lingkungan setempat
(2). Mudah dibudidayakan dan dikembangkan
(3). Menghasilkan produksi yang tinggi
Bahan penanaman yang biasa digunakan adalah stek,
stolon dan pols :
(1). Stek adalah batang rumput yang cukup umur,
dipotong-potong sepanjang 20-30 cm dan terdiri 2-3
buku, dapat lebih tahan lama bila disimpan di tempat
sejuk
(2). Stolon adalah potongan batang rumput yang
menjalar
dipermukaan tanah dan membentuk
tunas/anakan
(3). Pols adalah sobekan rumput yang terdiri dari 2 3
anakan

C.

Pengolahan tanah dan penanaman


Awal pertumbuhan rumput yang baik sangat tergantung
pada pengaruh dari luar, waktu penanaman dan
pengolahan tanah pada tanah tanpa irigasi dilakukan pada
musim hujan. Diperhitungkan juga jarak waktu antara
pengolahan dan penanaman rumput.
Pengolahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media
tumbuh yang optimum bagi suatu tanaman. Adapun
urutannya sebagai berikut :
(1). Pembersihan lahan. Membersihkan lahan terhadap
pohon, semak belukar atau tanaman lainnya.
(2). Pencangkulan/pembajakan.
Bertujuan
memecah
lapisan
tanah
menjadi
bongkahan
untuk
mempermudah penggemburan selanjutnya. Dengan
membalik lapisan tanah tersebut dan membiarkan
beberapa saat, diharapkan mineralisasi bahan organik
berlangsung lebih cepat karena aktifitas micro
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong
Tahun 2015

47

organisme dipergiat, sehingga tanah menjadi masak.


Diusahakan kedalaman pencangkulan 40 cm.
(3). Penggemburan/penggaruan.
Tujuan
untuk
menghancurkan bongkahan besar menjadi struktur
yang lemah dan sekaligus membebaskan tanah dari
sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar. Bersamaan
dengan penggemburan perlu dilakukan pemupukan
dasar (N, P dan K) dengan kebutuhan per hektar 80 kg
TSP, 60 kg KCl dan 110 kg urea. Pada tanah yang
miring, penggemburan dilakukan menurut kontur
(contour) tanahnya, hal ini untuk memperkecil
kemungkinan erosi. Setelah itu dibiarkan dahulu tanah
tersebut 7 hari.
Metode penanaman yang di lakukan :
(1). Stek, penanamannya dengan cara memasukkan
bagian dari panjang stek dengan kemiringan 30
atau dapat juga ditanam seperti tanaman tebu, yaitu
stek dimasukkan kedalam tanah secara terlentang.
Jarak tanam :
Tanah subur
: 50 cm x 50 cm, 60 cm x 60
cm
Tanah sedang
: 75 cm x 75 cm
Tanah kurang subur : 1 m x 1 m
(2). Stolon, menanam dengan menimbuni bagian stolon
yang berjarak 30 60 cm dari buku. Jarak tanam
bervariasi, 90 cm x 60 cm, 90 cm x 90 cm dan 60 cm x
120 cm.
(3). Pols (anakan), menanamnya seperti menanam padi,
dengan kebutuhan setiap lubang 2 anakan. Jarak
tanam bervariasi, 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm dan
50 cm x 30 cm.

48

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

D.

Pemeliharaan
(1). Perawatan rumput dapat dilakukan dengan
pendangiran 3 - 4 kali per tahunnya atau
pendangiran dilakukan setiap kali pemangkasan dan
atau tergantung dari kondisi daerah masing-masing.
(2). Adapun pendangiran rumput ini dapat dilakukan
melalui 2 cara, yaitu : dengan cara membersihkan
tanamanan liar, baru kemudian penggemburan tanah
disekitarnya
atau
langsung
dilaksanakan
penggemburan tanah dengan cara pencangkulan
disekitar rumpun rumput dengan membalikkan tanah
tersebut.
(3). Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memberikan zat zat
makanan
pada
tanaman,
mempertahankan
kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah
(4). Pengairan
dilakukan

7
hari
setelah
dilaksanakannya pemupukan. Dalam pelaksanaan ini
harus diperhatikan jangan sampai kedapatan air yang
menggenang sebab dapat menyebabkan kerusakan
tanaman dan bahkan kematian tanaman.

E.

Pemanenan
Pada musim penghujan secara umum rumput sudah dapat
dipanen pada usia 40 - 45 hari. Sedangkan pada musim
kemarau berkisar 50 - 55 hari. Lebih dari waktu tersebut,
kandungan nutrisi semakin turun dan batang semakin
keras sehingga bahan yang terbuang (tidak dimakan oleh
ternak) semakin banyak.
Sedangkan mengenai panen pertama setelah tanam dapat
dilakukan setelah rumput berumur minimal 60 hari. Apabila
terlalu awal, tunas yang tumbuh kemudian tidak sebaik
yang di panen lebih dari usia 2 bulan.
Pada pemotongan batang rumput sebaiknya ditinggalkan
10 cm dari permukaan tanah. Pemotongan batang

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

49

tanaman yang terlalu pendek menyebabkan semakin


lambatnya pertumbuhan kembali, namun jika batang yang
ditinggalkan terlalu panjang maka tunas batang saja yang
akan berkembang sedangkan jumlah anakan akan
berkurang.
Pemanenan juga dapat dilakukan dengan cara renggutan
langsung oleh ternak, metode ini biasanya di lakukan pada
jenis-jenis rumput yang tidak terlalu tinggi, tumbuhnya
menjalar di tanah. Hal yang penting adalah populasi ternak
yang harus disesuaikan dengan luasan lahan rumput agar
tidak terjadi renggutan yang berat dan injakan yang parah.
F.

50

Peremajaan
Peremajaan rumput dapat dilakukan setelah tanaman
tersebut mencapai umur
3 4 tahun atau setinggitingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan konsidi
daerahnya. Sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan
secara bertahap, yaitu diantara rumpun lama ditanam stek
atau pols baru, setelah tanaman tresebut mulai tumbuh
dengan baik, maka rumpun lama dibongkar. Begitu
seterusnya sehingga kebutuhan runput potongan tetap
tersedia.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Lampiran-5
Cara Penanaman Rumput Unggul dan Legume
1.

Pengolahan tanah
Adalah suatu perlakuan mekanis terhadap tanah dengan
tujuan menciptakan sifat fisik dari tanah yang baik bagi
kehidupan dan pertumbuhan tanaman
a. Pembersihan tanah, tujuannya adalah membersihkan
lahan dari tanaman liar yang akan menganggu
pertumbuhan rumput. Hal yang penting juga adalah
mempertahankan beberapa tanaman sebagai peneduh
ternak dan pencegah erosi.
b. Pembajakan tanah, bertujuan memecah lapisan tanah
menjadi bongkah-bongkah agar proses mineralisasi
bahan-bahan organic berlangsung dengan cepat.
c. Penggaruan dan pembuatan bedengan, bertujuan
menghancurkan bongkahan-bongkahan padat menjadi
struktur remah sekaligus membersihkan sisa-sisa
perakaran dari tanaman liar. Sebelum proses ini tanah
dapat diberikan pemupukan awal dengan pupuk
organic (pupuk kandang) ataupun anorganik (N,P,K)

2.

Penanaman
Penanaman biasanya dimulai pada awal musim hujan,
setelah pengolahan tanah selesai.
Metode penanaman :
a. Penanaman dengan stek (Rumput Gajah, Rumput
Raja)
Cara penanaman :
1. Pilih batang rumput yang tidak terlalu tua, potong
dengan ukuran 20-30 cm (ada 2-3 buku)
2. Tancapkan stek batang dengan posisi miring 3040 dengan 2 buku masuk ke dalam tanah dan 1
buku di atas permukaan tanah.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

51

52

3.

Dengan jarak tanam 50 cm dalam barisan, dalam


luasan 1 hektar memerlukan sekitar 20.000
batang.

4.

Perkuat stek batang dengan cara diinjak agar tidak


mudah rebah.

b.

Penanaman dengan pols/sobekan rumpun (R.


Benggala)
Cara penanaman :
1. Buat lubang penanaman dengan dalam 20-25 cm,
jarak tanam 60 x 60 cm, atau disesuaikan dengan
kondisi lahan
2. Pilih rumpun yang sehat dengan pertumbuhan
yang bagus, terdiri 2-3 batang, pastikan kondisi
akarnya baik, tanam di lubang yang telah dibuat
kemudian tanahnya dipadatkan.
3. Sebelum di tanam pangkas daunnya untuk
mengurangi penguapan, dan lakukan pengairan
atau penyiraman bila tidak ada hujan.

c.

Penanaman dengan Stolon (Rumput Bintang Afrika)


Cara penanaman :
1. Pilih stolon yang sehat dan mempunyai mata
tunas dan perakaran yang baik
2. Letakkan di tanah dengan jarak tanam 1 m antara
larikan, dan jangan timbuni semua stolon dengan
tanah, tetapi timbuni dengan jarak 30 60 cm dari
mata tunas untuk mempercepat pertumbuhan.
3. Padatkan dengan cara diinjak.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

d.

Penanaman dengan biji / stek batang (Gamal)


Cara penanaman :
1. Penanaman dengan biji, dilakukan secara
langsung dengan system baris, biji ditanam
dengan kedalaman kurang dari 2,5 cm, jarak
antara baris penanaman 1,5 4 cm. Penanaman
sebaiknya dilakukan pada waktu musim hujan.
2. Penyemaian di dalam polybag. Penanaman
sebaiknya di dalam polybag, biji yang akan di
tanam di masukkan ke dalam polybag dengan
kedalam 2,5 cm. Setelah tinggi tanaman 30 40
cm tanaman di pindahkan ke dalam lubang
penanaman.
3. Perbanyakan dengan stek batang sepanjang 1
m,di tanam dengan kedalaman 15 cm pada awal
musim hujan. Tunas akan tumbuh setelah 4
minggu.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

53

Cara Panen Rumput dan Legume

Lampiran-6

Tanda tanda biji rumput untuk siap panen :


1. Biji rumput sudah sempurna dan masak
2. Biji mulai gugur dan rontok tertiup angin atau di makan
burung
3. Bila dipegang biji terasa keras karena biji sudah terisi
Cara panen rumput
A. Menggunakan kantong plastic
a. Siapkan kantong plastic pembungkus
b. Kumpulkan batang dipangkal biji dan diikat, kemudian
masukkan plastic pembungkus sampai menutupi
semua biji
c. Ikat plastic pembungkus
d. Biarkan sampai biji masak dan gugur sendiri dalam
plastic
e. Amati biji yang mulai gugur dalam plastic kemudian
potong batang biji tersebut
f. Bersihkan biji rumput yang menempel pada plastic
pembungkus
B. Cara manual/dipotong langsung
a. Potong langsung pada pangkal biji dengan sabit
kemudian dikumpulkan dalam karung
b. Hasil panen dilayukan di atas terpal selama 3-4 hari
c. Kemudian tangkai biji dipukul pukul menggunakan
kayu sampai biji gugut
d. Biji yang gugur dipisahkan dari potongan batang dan
kotoran lainnya
e. Biji yang telah bersih dijemur selama 3 hari sampai
kadar air 11%

54

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Tanda biji legume siap panen


1. Warna polong buah berubah dari hijau menjadi coklat
atau kecoklatan
2. Pecahnya buah polong
3. Bentuk biji lengkap dan sempurna
Cara panen legume
1. Untuk biji yang sudah tua di petik satu per satu
2. Biji dikumpulkan kemudian dijemur selama 2-3 hari di
atas terpal
3. Pisahkan biji dari kulitnya dengan cara dipukul dengan
menggunakan kayu, kemudian ampas kulitnya dibuang
Cara Penyimpanan Biji rumput dan legume
1. Bersihkan biji legume menggunakan tampi atau kipas
pemutar sampai benar benar bersih dan diuji kadar
airnya dengan alat Moisture meter.
2. Biji dibungkus menggunakan kantong plastic kemudian
di tutup rapat atau dijahit dan selanjutnya disimpan
dalam rak penyimpanan
3. Biji legume harus disimpan dalam suhu rendah atau
suhu kamar
Cara perkecambahan pada biji legume
1. Biji legume direndam di dalam air panas bersuhu
80oC atau dimasak selama 3-5 menit. Perendaman ini
disesuaikan dengan besar kecilnya biji legume
tersebut.
2. Kemudian saring biji legume
3. Setelah biji legume disaring, angin-anginkan biji
tersebut di atas kertas Koran atau terpal selama 1 hari

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

55

Lampiran-7
JENIS BENIH/BIBIT HIJAUAN PAKAN TERNAK
A. Rumput
1. Brachiaria brizantha

Nama umum : Rumput Bebe


Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman
- rumput potongan
- padang penggembalaan
- baik unyuk hay dan silase

Gambaran umum
- tanaman semak tinggi mencapai 120 cm
- batangnya tegak dengan tangkai bunga bisa mencapai 180 cm
- daunnya panjang dan tipis

56

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Persyaratan tumbuh
- sangat cocok untuk daerah tropis lembab dengan musim kering
kurang dari 6 bulan
- tinggi tempat 0 3000 m dpl
- tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah termasuk tanah
berpasir dan tanah masam dengan Ph 3,5 4
- berkembang baik pada berbagai jenis tanah termasuk tanah berpasir
dan tanah masam dengan Ph 3,5 4
- berkembang baik sekali pada tanah yang subur
- pertumbuhan kurang pada tanah yang drainasenya buruk
0
- suhu optimal optimal : 30 -35
- Biji yang baru dipanen lambat pertumbuhannya karena mempunyai
sifat dorminansi. Dorminansi dapat ditanggulangi dengan
perendaman dalam asam atau biji disimpan dulu selama 6-8 bulan.
- Kombinasi yang baik dengan Arachis pintoi, Centrosema pubescens,
Desmodium ovalifolium dan Stylosanthes spp.
Perbanyakan
- Dengan biji
- Dengan sobekan rumpun
- Dengan stek batang
Produksi
- Produksi bahan kering = 20 ton/ha
- Produksi benih = 100-500 kg/ha

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

57

2. Brachiaria decumbens

Nama umum : Rumput Bede, Rumput Signal


Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman
- Penutup tanah
- Rumput potongan
- Padang penggembalaan
- Dibuat hay
Gambaran umum
- Tanaman berumur panjang
- Menjalar dengan stolon membentuk hamparan lebat setinggi 80-150
cm
- Daun berbulu warna hijau gelap
- Bunga tersusun dalam malai yang menyerupai bendera
- Tahan penggembalaan berat
Persyaratan tumbuh
- tumbuh pada ketinggian 1.200-1.750 m diatas permukaan laut
- Curah hujan 1.500 mm atau lebih.

58

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Struktur tanah ringan, sampai berat


Sangat rensponsif terhadap pemupukan nitrogen
Mampu tumbuh pada lereng terjal
Tidak tahan genangan air

Pengelolaan
- Tumbuh pada ketinggian 1.200-1.750 m diatas permukaan laut
- Curah hujan 1.500 mm atau lebih.
- Struktur tanah ringan, sampai berat
- Sangat rensponsif terhadap pemupukan nitrogen
- Mampu tumbuh pada lereng terjal
- Tidak tahan genangan air
3. Brachiaria humidicola

Nama umum : Rumput BH


Daerah asal : Afrika Tropis
Fungsi tanaman
- Penutup tanah,

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

59

Penahan erosi
Padang penggembalaan

Gambaran umum
- Menyebar dengan stolon dan rizoma
- Membentuk hamparan lebat
- Sangat tahan penggembalaan berat
Persyaratan tumbuh
- Tumbuh pada ketinggian 1.000-2.000 m diatas permukaan laut
- Curah hujan 1.299 mm/tahun.
- Tolerans terhadap kesuburan tanah yang rendah
- Tahan terhadap genangan air
- Tolerans terhadap panas, kekeringan dan dapat tumbuh kembali
setelah pembakaran terbakar
- Responsif terhadap pemupukan N
- Dapat beradaptasi pada semua jenis tanah
- pH tanah rendah (asam) sampai tinggi (basa)
Pengelolaan
- Berkembang dengan biji
- Dapat ditanam bersama Siratro dan Centro yang paling baik dengan
Arachis pintoi
Perbanyakan
- Dengan sobekan rumput (pols), jarak tanam 1x2 m
- Dengan biji 2-5 kg/ha.
Produksi
- Benih 200 kg/ha biji
- Hijauan 25 ton bahan kering/ha

60

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Pengelolaan
- biji yang baru dipanen berdaya kecambah buruk, tetapi pertumbuhan
biji akan menjadi baik (70%) setelah penyimpanan selama 6-18
bulan di tempat kering.
- Daya tumbuh biji kering rata-rata rendah yaitu 15 % (ditanam segera
setelah panen), pernah dilaporkan mencapai 95 %.
- pemotongan pertama setelah 4-6 bulan.
- pemotongan selanjutnya dengan interval 4-6 bulan (musim hujan)
dan 60 hari sekali dimusim kemarau.
- Pembongkaran tanaman setelah 5-7 tahun
Perbanyakan dengan biji 3,5 4 kg/ha
Produksi
- hijauan 2-9 ton bahan kering/ha/thn (tanpa pemupukan), bisa
mencapai 24 ton BK/ha/thn dengan pemupukan lengkap
- Produksi benih bervariasi 150-1500 kg/ha tergantung kultivar dan
kondisi pertumbuhan.
4. Panicum maximum

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

61

Nama umum : Rumput benggala, rumput guinea


Daerah asal : Afrika Timur dan Afrika Tengah
Fungsi tanaman
- Padang penggembalaan
- Rumput potong
Gambaran umum
- Tumbuh tegak membentuk rumpun
- Dapat mencapai tinggi 2.4 m
- Sistim perakaran baik dan dalam
- Tahan naungan
- Tahan api
- Daun panjang, hijau dan permukaannya luas
- Bunga membentuk malai
Persyaratan tumbuh
- tumbuh baik pada daerah lembab tropis
- Curah hujan lebih dari 1.015 mm/tahun.
- Dapat beradaptasi pada berbagai tipe tanah tetapi tumbuh sangat
pada tanah dengan kesuburan sedang dan tinggi dan drainasi baik
Pengelolaan dapat ditanam bersama Siratro dan leguminosa lainnya
Perbanyakan
- dengan biji 2,2 kg/ha jika ditanam bersama tanaman lain
- 6,7 biji/ha untuk tanaman murni

62

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

5. Pennisetum purpureum

Nama umum
Daerah asal

: Rumput gajah, rumput napier


: Afrika Subtropis

Fungsi tanaman
- sebagai penutup tanah
- rumput potongan
- dibuat silase,
Gambaran umum
- tumbuh tegak, membentuk rumpun dengan tinggi dapat mencapai
1,8 3,6 m, berumur panjang
- Sistim perakaran kuat dan dalam
- Batang tebal dan kera
- Daun relatif besar, tepinya tebal mengkilap.
- Bunga tersusun dalam tandan dengan panjang 30 cm, berwarna
keemasan
- Mampu bersaing dengan rumput lain
- Kurang tahan terhadap genangan air
- Menghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

63

Responsif terhadap pemupukan

Persyaratan tumbuh
- Tumbuh pada ketinggian 0 -3.000 m diatas permukaan laut.
- Curah hujan 1.500 mm/tahun.
Pengelolaan
- Ditanam dalam larikan dengan jarak 90 -120 cm, kedalaman 15 cm
- Bila ditanam bersama Centro, jarak tanam 60-90 cm
- Jumlah benih Centro 2-3 kg/ha, ditanam diantara larikan
- Perlu pemupukan dan pendangiran
- Pemotongan setiap 40 hari pad musim hujan dan 90 hari sekali
musim hujan dan 90 hari sekali pada musim kemarau
Perbanyakan dengan stek batang 2.000 batang/ha
Produksi
- Benih yang baik baru dapat diperoleh pada ketinggian lahan lebih
dari 1.000 m, diatas permukaan laut tetapi daya tumbuhnya rendah
produksi hijauan 100-200 ton/ha/tahun.
- Hijauan 25 ton bahan kering/ha
-

64

60-100 ton hijauan/ha/tahun

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

B. Tanaman Leguminosa
1. Arachis pintoi

Nama umum
: Kacang Arachis, Kacang Pinto
Daerah asal
: Brazil
Fungsi tanaman
- Penutup tanah,
- pasture dibawah tanaman perkebunan
- Padang penggembalaan campuran
Gambaran umum
- Tanaman tahunan, mirip kacang tanah
- Perakaran dalam kuat, akarnya berkembang dengan banyak cabang,
lunak dan membentuk lapik tebal sampai kira-kira 20 cm, tinggi
batang 50 cm

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

65

Daun terdiri atas 4 lembar, bila ditanam pada daerah yang disinari
cahaya matahari penuh, berwarna hijau pucat, bila ditanam dibawah
naungan berwarna hijau gelap, warna bunga kuning.

Persyaratan tumbuh
- Dapat tumbuh pada tanah liat berpasir dengan pH rendahh,
ke3suburan rendh dan mengandung aluminium tinggi
- Toleransi sedang terhdapa aluminium
- Toleransi tinggi terhadap Mn
- Kurang Toleransi terhadap tanah bergaram

Pengelolaan
- Biji yang masih segar mempunyai tingkat dormancy yang tinggi dan
dapat dikurangi dengan mengeringkan antara 35-45 derajat C
selama 10 hari.
- Biji ditanam dengan kedalaman 2-6 cm
Perbanyakan
- Dapat ditanam dengan biji atau polong (10 -15 kg)
- Dengan stek batang
- Dapat ditanam bersama dengan rumput BD, rumput bahia dan
kikuyu.

66

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

2.

Calliandra calotyrsus

Nama umum
Daerah asal

: Kaliandra
: Amerika Tengah

Fungsi tanaman
- sebagai hijauan potongan
- kayunya sebagai kayu bakar, dan dapat digunakan untuk pulp
(pembuatan kertas)
- sebagai penahan erosi dan meningkatkan kesuburan tanah
Gambaran umum
- berbentuk pohon/semak kecil, tinggi antara 4- 6 m
- diameter batang mencapai 30 cm
- kulit pohonnya hitam kecoklatan

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

67

2. Centrosema pubescens

Nama umum
Daerah asal

: Centro
: Amerika Selatan

Fungsi tanaman
Sebagai penutup tanah, tanaman sela dan pencegah erosi
Gambaran umum
- tumbuhan menjalar, memanjat dan melilit
- batang agak berbulu, tidak berkayu
- berdaun tiga pada setiap tangkai daun
- bentuk helai daun oval/agak elips
- bunga relatif besar tersusun dalam tandan, warna bunga ungu
terang sampai ungu muda atau putih
Persyaratan tumbuh dapat ditanam bersama rumput benggala, molasses
dan kolonjono

68

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Perbanyakan tanaman
- Dengan biji 3 5 kg/ha
- Sebelum ditanam, biji sebaiknya direndam air hangat 30 menit
Produksi benih 300kg/ha
3. Desmanthus virgatus

Nama umum : Mimosa, Lamtoro mini


Daerah asal : Amerika
Gambaran umum
- tanaman semak dengan tinggi 0,5 3 m
- tumbuh tegak, berakar dalam
- daun bersirip ganda warna bunga putih sampai krem
- buah berwarna merah kecoklatan mengkilat terdiri dari 20 30 biji
Persyaratan tumbuh
- dapat beradaptasi di daerah tropis maupun subtropis
- curah hujan 250 2.000 mm

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

69

tinggi tempat 0 2.000 m dari permukaan laut


dapat tumbuh baik pada tanah netral sampai alkalis
dapat beradaptasi terhadap penggembalaan berat

Pengelolaan
harus dipotong/digembala secepatnya
Perbanyakan
- dengan biji 2 6 kg/ha
- bijinya keras, sehingga harus diskarifikasi secara mekanik, digosok
dengan kertas amplas atau direndam dengan air panas sebelum
disemaikan
Produksi rata rata 7,6 ton bahan kering, tetapi dilaporkan dapat
mencapai 23 ton/ha (hawai) dan 70 ton/ha (Australia)

4.

Gliricidia sepium

Nama umum : Gamal


Daerah asal : Amerika Selatan

70

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Fungsi tanaman
- Sebagai tanaman naungan/pelindung, pagar hidup
- Penunjang tanaman lain (vanili dan merica)
- Tanaman batas pemilikan tanah (pagar) yang tidak mengganggu
tanaman pertanian
Gambaran Umum
- berbentuk pohon dengan ukuran sedang
- Tumbuh tegak, akar dapat menembus tanah cukup dalam
- Cirri khas tanaman ini adalah warna hijau daun yang terang pada
bagian permukaan dan agak pucat pada bagian belakang
- Bunganya keungungan
- Pertumbuhan vegetatof gamal cukup baik karena pertumbuhan tunas
setelah pemangkasan setiap pohon rata-rata 20 tunas
- Tahan terhadap musim kemarau panjang (4-6 bulan)
Persyaratan tumbuh
- dapat tumbuh pada beberapa jenis tanah, termasuk tanah yang
kurang subur
Ketinggian tempat mencapai 0 1300 m dari permukaan laut
- Curah hujan 650 3500 mm
- Dapat tumbuh pada tanah yang masam
Pengelolaan tanaman
- sebagai pagar ditanam dengan jarak tanam 25 cm
- sebagai hijauan potongan, tanaman dipangkas dengan tinggi pangkas
1 m
- tidak seperti leguminosa yang lain, biji gamal tidak membutuhkan
perlakuan skarifikasi, ditanam sedalam 2 3 cm dalam kantong
plastic (polybag, yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk
kandang
- Batang/stek yang akan digunakan sebaiknya bagian bawah setiap
cabang yang cukup tua
- panjang stek yang dipergunakan antara 30 100 m penampang/garis
tengah batang antar 2 - 6 cm

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

71

cara tanam tegak dan kedalaman tanam 20 cm kulit batang jangan


tergores
umur pangkas pertama 12 bulan dan pangkas berikutnya setiap 6
12 minggu
Perbanyakan tanaman
- tanaman ini dapat dikembangkan melalui 2 cara yaitu dengan
menggunakan biji dan batang (stek)
- Bila dikembang biakkan dengan biji hasilnya lebih memuaskan,
tetapi membutuhkan persiapan yang lama
- Tingkat pertumbuhan penanaman stek 55%
- Produksi hijauan sebanyak 5 kg/pohon (interval potong 3 bulan)

5.

Leucaena leucocephala

Nama umum : Lamtoro gung


Daerah asal : Amerika Tengah dan Selatan
Fungsi tanaman
- Padang penggembalaan dan hijauan potongan
- Penghasil kayu bangunan, bahan bakar dan pagar

72

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Dapat digunakan untuk reboisasi, reklamasi tanah tandus/kritis

Gambaran umum
- Berbentuk pohon, dapat mencapai tinggi lebih dari 10 m, dengan
diameter batang 20 cm
- Pada musim kemarau daun-daun akan gugur dan apabila air
cukup tersedia akan tumbuh kembali
- Berakar dalam dan pada akar serabut kecil dekat permukaan
tanah terdapat bintil bintil akar yang berisi bakteri (rizobium)
yang mampu mengikat nitrogen dan udara sebagai zat makanan
yang sekaligus dapat menyuburkan tanah
- Berbunga dan berbuah sepanjang tahun dengan warna bunga
putih kekuningan berbentuk bola
Persyaratan tumbuh
- Tumbuh baik pada ketinggian 0 700 m diatas permukaan laut
- Menghendaki drainase yang baik
- Pertumbuhan waktunya lambat, sampai umur 6 minggu tingginya
hanya 30 cm, setelah itu pertumbuhannya cepat dan pada saat
umur 6 bulan tingginya mencapai 2 m
- Dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur
- Kurang tahan terhadap tanah asam
- Dapat tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat
Pengelolaan tanaman
- Pada awal penanaman perlu perawatan yang intensif
- Pemangkasan pertama dapat dilkukan setelah tanaman
mencapai tinggi 1,5 2 m dan pemangkasan berikutnya setiap 4
bulan
- Tinggi pemangkasan 0 -1 m dari permukaan tanah
Perbanyakan
- Dengan menggunakan biji (1-2kg/ha)
- Karena biji lamtoro masih cukup keras, maka untuk mempercepat
perkecambahan, perlu perlakuan khusus (baik direndam air

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

73

6.

panas, dikikir ataupun dengan cara kimia yaitu menggunakan


asam sulfat pekat)
Biji ditanam sedalam 2- 3 cm, kemudian ditutup dengan tanah
Jika penanaman dilakukan dengan persemaian, maka semaikan
dengan menggunakan kantong-kantong plastic yang isinya
campuran tanah dan pupuk
Produksi benih : 300 kg biji/ha
Produksi hijauan
: 1-1,5 kg/pohon (setiap 4 bulan)

Sesbania grandiflora

Nama umum : turi


Daerah asal : diduga dari daerah Asia Tenggara
Fungsi tanaman
- Daun dan bunganya dapat digunakan untuk pakan ternak
- Bunga dan buahnya dapat dikonsumsi manusia
- Tanaman peneduh dan penunjang tanaman lain (panili dan lada)
- Bunga dan buahnya dapat dikonsumsi manusia

74

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

Kayunya untuk bahan bakar dan dapat digunakan untuk pulp


(pembuatan kertas)
Extrak dari daun, bunga, kulit dan akar dapat untuk obat tradisional
penyakit malaria

Gambaran umum
- Tumbuh tegak dapat mencapai tinggi sampai 15 m dengan diameter
batang bawah 30 cm
- Cabangnya sedikit, bentuk buah panjang seperti kacang panjang
dengan warna hijau pada waktu masih muda, dan coklat kekuningan
pada saat sudah masak
Persyaratan tumbuh
- Tumbuh baik pada dataran rendah sampai dengan ketinggian 800 m
dari permukaan laut, peka terhadap suhu dingin
- Curah hujan antara 2.000-4.000mm/tahun
- Tidak tumbuh dengan baik pada tanah kritis, toleran terhadap tanah
basa dan agak asam, tumbuh di daerah tropis yang lembab
- Dapat ditanam pada areal khusus di Australia dan india perhektar
luasan mencapai 3.000 pohon

Pengelolaan tanaman
Biji tidak perlu perlakuan khusus, pertumbuhan vegetative kurang,
biasanya ditanam pada daerah batas saluran irigasi, jalan dan
pematang sawah
Jarak tanam 2 m
Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji

Produksi
- hijauan 27 kg/pohon/th
- kayu 20 25

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pakan Induk Sapi Potong


Tahun 2015

75

Anda mungkin juga menyukai