BRONKOPNEUMONIA
Definisi
Pneumonia adalah inflamasi pada
parenkim paru dengan konsolidasi
ruang alveolar.
Bronkopneumonia mengacu pada
inflamasi paru yang terfokus pada
area bronkiolus dan memicu produksi
eksudat mukopurulen.
EPIDEMIOLOGI
Merupakan
penyebab
utama
morbiditas dan mortalitas pada anak
usia <5 tahun di seluruh dunia
terutama di negara berkembang
Lebih dari 4 juta kematian setiap
tahun
di
negara
berkembang
disebabkan infeksi napas akut.
KLASIFIKASI
Bayi kurang dari 2 bulan
Pneumonia berat: napas
cepat atau retraksi yang
berat
Pneumonia sangat berat:
tidak mau menetek/minum,
kejang, letargis, demam,
atau hipotermi, bradipnea
atau pernapasan ireguler
Berdasarkan Predileksi
Pneumonia lobaris
Bronchopneumonia
Pneumonia interstisial
Berdasarkan Klinis
Pneumonia Komunitas
Pneumonia Nosokomial
Pneumonia Aspirasi
Pneumonia pada pasien
Immunocompromised
Pneumonia Etiologi
Bakteri / tipikal
Virus
Jamur
Atipikal
USIA
PENYEBAB TERSERING
Bakteri
Eschericia coli
Streptococcus Group B
Listeria monocytogenes
PENYEBAB JARANG
Bakteri
Streptococcus Grup B
Haemophilus influenza
Streptococcus pneumonia
Ureaplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
Herpes simplex virus
3 minggu 3 bulan
Bakteri
Chlamidia trachomatis
Streptococcus pneumonia
Virus
Adenovirus
Influenza virus
Parainfluenza virus 1, 2, 3
Respiratory synctycial virus
Bakteri
Bordetella pertussis
H. influenza tipe B dan non-typeable
Moraxella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Ureaplasma urealyticum
Virus
Varicella zoster virus
4 bulan 5 tahun
Bakteri
Chlamydia trachomatis
Mycoplasma pneumonia
S. Pneumoniae
Virus
Adenovirus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory synctycial virus
Bakteri
H. influenza tipe B
Moraxella catarrhalis
M. tuberculosis
Neisseria meningitides
S. aureus
Virus
Varicella zoster virus
Bakteri
A.pneumoniae
M.pneumoniae
S. pneumoniae
Bakteri
H. influenza
Legionella species
M. tuberculosis
S. aureus
Virus
Adenovirus
Epstein barr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratory synctycial virus
Varicella zoster virus
0-20 hari
6 18 tahun
PATOGENESIS
Mikroorganism
e penyebab
masuk ke paru
bg perifer
Timbul rx
jaringan
(inflamasi)
3. Stadium
Resolusi
Mempermuda
h proliferasi &
penyebaran
kuman ke jrgn
skitar
2. Stadium
Hepatisasi
Kelabu
endapan fibrin dan
leukosit PMN di alveoli
dan terjadi proses
fagositosis cepat dari
sel2 inflamasi,
Peningkatan aliran
darah yg melawati
paru2 yg
Bg paru yg terkena
mengalami
konsolidasi eksudat
jaringan ikat paru :
pelebaran
pembuluh darah,
eksudasi cairan
intra
alveolar,penumpuk
an fibrin
1. Stadium
Hepatisasi
Merah
Deposisi
fibrin
semakin
bertambah
MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum :
- Demam kejang
- Sakit kepala
- Gelisah
- Malaise
- Nafsu makan menurun
- Mual, muntah, diare
Batuk
Sesak
Pch
Sianosis
Takipnea
PEMERIKSAAN FISIK
Neonatus : sering ditemukan takipnea,
grunting, pch, rdd, sianosis, malas
menetek
Bayi yang lebih tua : jarang ditemukan
grunting, batuk, panas,
Anak prasekolah : selain gejala diatas
dapat ditemukan batuk produktif/non
produktif dan dispnea
Anak sekolah dan remaja : nyeri kepala,
nyeri dada, dehidrasi, letargi
Usia
Usia
Usia
Usia
< 2 bulan
2-12 bulan
1-5 tahun
6-12 tahun
60
50
40
28
x/menit
x/menit
x/menit
x/menit
Terdapat
bercak-bercak
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
infiltrat
pada satu atau
Leukositosis
yang
beberapa lobus,
berkisar antara 15.000
Radiologi
peningkatan corakan
40.000/mm3
bronkhovaskular,
anemia ringaninfiltrat
dan laju
Laboratorium
kecil dan halus yang
endap darah (LED)
tersebar di pinggir lapang
Pemeriksaan mikrobiologis
yang meningkat.
paru. Bayangan bercak ini
Pemeriksaan sputum
sering terlihat pada lobus
bawah.
Spesimen dapat berasal dari
usap tenggorok, sekret
nasofaring tidak memiliki nilai
yang berarti. Diagnosis
dikatakan definitif bila kuman
ditemukan dari darah, cairan
pleura, atau aspirasi paru.
Kriteria diagnosis
Dasar diagnosis pneumonia menurut Henry Gonna
dkk, ditemukannya paling sedikit 3 dari 5 gejala :
Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping
hidung dan tarikan dinding dada.
Panas badan
Ronkhi basah sedang nyaring (crakles)
Foto thorax menunjukan gambaran infiltrat difus
Leukositosis (pada infeksi virus tidak melebihi
20.000/mm3 dengan limfosit predominan, dan
bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil yang
predominan)
TERAPI
Penatalaksanaan Pneumonia Berat
Rawat di Rumah akit
Pemberian oksigen bila saturasi O2
<90%
Penatalaksanaan patensi jalan
napas
Pemberian antibiotic
Terapi demam
Terapi cairan
Anak yang tidak mampu
mempertahankan asupan cairan
akibat sesak atau kelelahan,
penderita muntah-muntah.
Hindari pipa nasogastric pada anak
sakit berat terutama bayi
Antibiotik
Pneumonia atau bukan pneumonia berat :
kotrimoksazol 8 mg/kgBB/dosis dalam 2 dosis po;
amoksisilin 2x/hari
Antibiotik inisial
Ampisilin 50 mg/kgBB/dosis iv atau im tiap 6 jam
dipantau 24 jam selama 48 72 jam
Klinis berat: kombinasi ampisilin-gentamisin
Bayi <2 bulan atau pneumonia sangat berat:
ampisilin + gentamisin 7,5 mg/kgBB iv atau im
1x/hari
Curiga meningitis dan septicemia: sefotaksim
atau seftriakson iv
48 jam pengobatan pneumonia sangat berat
tanpa
respon,
antibiotic
ubah
menjadi
sefalosporin
generasi
3
(seftriakson
dan
sefotaksim)
Indikasi pulang
Perbaikan klinis
Nafsu makan membaik
Bebas demam 12-24 jam
Stabil
Saturasi O2 >92% dalam udara
ruangan selama 12-24 jam (tanpa O2)
Orangtua mengerti untuk pemberian
antibiotic oral
Pencegahan
Vaksinasi DTP, campak,
pneomokokus, dan H.influenza
Vaksin influenza untuk bayi >6 bl
dan remaja
Vaksin influenza dan pertussis untuk
orang tua/pengasuh, bayi <6 bulan
Diagnosis Banding
Bronkiolitis
Asma
Prognosis
Dengan pemberian antibiotika yang
tepat dan adekuat, mortalitas dapat
diturunkan sampai kurang dari 1%.
Anak dalam keadaan malnutrisi
energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas
yang lebih tinggi.