Anda di halaman 1dari 8

SPESIAL SENSE / INDRA KHUSUS

PENYAKIT
Benda asing di
konjungtiva
Konjungtivitis

PENYEBAB

Bakteri GO, klamidia,


alergi, viral toksik

GEJALA

PENGOBATAN

Hiperemi
konjungtiva bulbi,
lakrimasi,
eksudat+secret yg
keluar pagi hari,
kelopak bengkak,
kemosis, hipertrofi
papil, folikel,
membrane,
pseudomembran,
granulasi, flikten,
terasa ada benda
asing, adenopati
preaurikuler

Bakteri : AB tunggal co :
Neosporin, basitrasin,
gentamisin, kloramfenicol,
tobramisin, eritromisin, dan
sulfa. (salep sulfasetamid
10-15% atau khoramfenicol)
Alergi : hindari factor
pencetus, dan beri astringen,
sodium kromolin, steroid
topical dosis rendah +
kompres dingin u/ ilangin
edem. (kasus berat
antihistamin dan steroid
sistemik)
Virus : dapat sembuh
sendiri, beri kompres,
astringen u/ kurangi gejala
dan hyperemia

Perdarahan
subkonjungtiva

Mata kering

Blefaritis
Hordeolum

Kalazion

Klamidia : sistemik
eritromisin > efektif
Epinefrin topical atau
adrenalin 1:1000

Melebarnya pembuluh
darah, atau pecah dan
tertimbun di bawah
konjungtiva
Berkurangnya fungsi air
mata

Mata merah

Infeksi staphylococcus
pada kelenjar sebasea

Bengkak, sakit,

mengganjal, merah,
dan nyeri di tekan

Radang granulomatosa
kelenjar meibom yg
tersumbat.

Benjolan kelopak
mata, tidak
hiperemi, tidak
nyeri dan

Gatal, rasa berpasir,


silau, penglihatan
kabur

Tergantung penyebab dan


beri air mata buatan
selamanya.

Biasanya hilang sendiri


Kompres hangat 3x
sehari 10 menit.
AB sistemik eritromisin
250 mg / 125-250 mg
dikloksasilin 4x sehari.
Kadang sembuh sendiri
Kompres hangat
AB local dan sistemik

Trikiasis

Episkleritis

Hipermetropia ringan

Myopia ringan

Astigmatisma ringan
Presbiopia

Buta senja

Otitis eksterna

pseudoptosis
Bulu mata mengarah pada Konjungtiva

bola mata
kemotik, hiperemi,
Biasanya disertai trakoma, kornea erosi,
sikatrisial pemfigoid,
keratopati, ukus.
trauma kimia basa, trauma Fotofobia,

lainnya
lakrimasi, kelilipan.
Reaksi hipersensitivitas
Mengenai 1 mata,
terhadap penyakit sistemik wanita usia
co : TB, RA, lues, SLE
tengahan, mata
terasa kering, rasa
sakit yg ringan,
mengganjal,
konjungtiva yg
kemotik
Penglihatan dekat
dan jauh kabur,
sakit kepala, silau,
dan kadang rasa
juling atau lihat
ganda
Keluhan sakit
kepala, disertai
juling dan celah
kelopak yg sempit.
Kebiasaan
mengerenyitkan
matanya u/
mencegah aberasi
sferis
Usia yg sudah tua > 40
tahun

Keluhan setelah
membaca yaitu
berupa mata lelah,
berair, dan sering
terasa pedas.

Kelainan def. vit. A,


myopia progresif, refraksi,
glaucoma lanjut, atropi
papil berat, pupil kecil,
retinitis pigmentosa, dan
obat klorokuin dan kinina
Disebabkan oleh bakteri
Otitis eksterna
stap. Aureus dan s. albus,
diffusa :
golongan klebsiella
- Kulit LT hiperemis
enterobacter, E.coli,
dan edema batas

Sementara dengan epilasi


atau mencabut bulu yang
tumbuh.
Efektif dengan elektrolisis.
Bila dilakukan luas dengan
terapi krio.
Pembuluh darah mengecil
bila diberi fenil efrin 2,5%
Vasokonstriktor, pada
keadaan berat kortikosteroid
tetes mata, sistemik atau
salisilat
Diberikan koreksi dengan
menggunakan ukuran lensa
positif maksimal yg
memberi ketajaman
penglihatan normal
Memberikan kacamata
sferis negative terkecil yg
memberikan ketajaman
penglihatan maksimal

Diberikan kacamata
diperlukan untuk membaca
dekat yg berkekuatan
tertentu.

Otitis eksterna diffusa :


Terapi : Tampon
mengandung antibiotika
(kloramfenikol)

golongan proteus,
Pseudomonas aeruginosa

tidak jelas
- Gejala : terdapat
nyeri tekan tragus
, LT sempit
Otitis eksterna
sirkumkripta :
- Mengenai 1/3 kulit
LT
- Gejala : terdapat
nyeri hebat

Otitis media akut

Serumen prop

Otitis eksterna
maligna :
- Peradangan meluas
secara progresif
ke lap. subcutis,
tlg rawan, dan
tulang sekitarnya.
- Gejala : rasa gatal,
nyeri, sekret,
pembengkakan,
LT tertutup oleh
jaringan
granulasi yang
cepat tumbuh.
penyebab utama
Tdd dari 5 stadium :
streptokokkus beta
1. Oklusi TE,
hemolitikus, staphilokokus 2.Hiperemis,
aureus, pneumokokus
3.Supurasi,
4.Perforasi,
5.Resolusi

Nyeri, demam,
malaise, kadang
nyeri kepala
disamping telinga,
Demam tinggi pada
anak kecil yg tidak
, anoreksia, mual,
muntah
Telinga terasa
tersumbat

Otitis eksterna
sirkumkripta :
Terapi : Bila sudah abses,
diaspirasi secara steril, lokal
diberikan antibiotic
(kloramfenikol, kolistin,
polimiksin b, neomisin)
salep, atau antiseptic
Otitis eksterna maligna :
Terapi sesuai hasil kultur
dan resistensi

Terapi dengan ampisilin +


asam klavulanat untuk
bakteri yg resisten
Jika alergi penisilin,
kombinasi sulfisoksazol +
eritromisin
Lama pengobatan 10-14
hari

Tatalaksana : Bila lunak


dengan aplikator kapas,
bila keras dengan serumen
haak atau kuret,

bila tidak keluar juga,


dilunakkan dulu dengan
karbolgliserin 10% selama 3
hari. Dapat juga dilakukan
irigasi dengan air hangat,
tetapi dipastikan dulu tidak
terdapat perforasi MT
beri tetes telinga waktu
singkat, minyak mineral,
hydrogen peroksida, debrox
dan cerumenex
Mabuk perjalanan
Furunkel pada hidung
Rhinitis akut
Rhinitis vasomotor
Rhinitis alergika
Epistaksis

RESPIRASI

PENYAKIT
Influenza

PENYEBAB

GEJALA

PENGOBATAN

Pertusis
Faringitis
Tonsillitis
Laryngitis
Asma bronchial
Bronchitis akut
Pneumonia
Bronkopneumonia
Tb paru tanpa komplikasi
KARDIOVASKULAR
(4A,3A,3B)

PENYAKIT
Hipertensi esensial (4a)
Gagal jantung kronik (3a)

PENYEBAB

GEJALA

PENGOBATAN

Fibrilasi atrial (3a)


Ekstrasistol
supraventrikular,
ventricular (3a)
Kor pulmonale kronik
(3a)
Hipertensi sekunder (3a)
Tromboflebitis (3a)
Limfangitis (3a)
Limfedema
(primer,sekunder) (3a)
Insufisiensi vena kronik
(3a)
Syok (septic, hipovelemik,
kardiogenik, neurogenik)
(3b)
Angina pectoris (3b)
Infark miokard (3b)
Gagal jantung akut (3b)
Takikardi :
supraventikular, ventikular
(3b)
Fibrilati ventricular (3b)
Atrial flutter (3b)
Kor pulmonal akut (3b)
GASTRO ENTERO HEPATOLOGI
PENYAKIT
Kandidiasis mulut
Ulkus mulut ( aptosa,
herpes)
Parotitis
Infeksi pada umbilicus
Gastrititis
Gastroenteritis (termsauk
kolera, giardiasis)
GERD
Demam tifoid
Intoleransi makanan
Alergi makanan
Keracunan makanan
Penyakit cacing tambang
Strongiloidiasis
Askariasis

PENYEBAB

GEJALA

PENGOBATAN

Skistosomiasis
Taeniasis
Hepatitis a
Disentri basiler, disentri
amoeba
Hemoroid grade 1,2
Glositis (3a)
Angina Ludwig (3a)
Karies gigi (3a)
Esofagitis refluks (3a)
Hernia umbilikalis (3a)
Ulkus (gaster, duodenum)
(3a)
Malabsorpsi (3a)
Hepatitis b (3a)
Abses hepar amoeba (3a)
Perlemakan hepar (3a)
Divertikulosis/diverticuliti
s (3a)
Colitis (3a)
IBS(iritable) (3a)
Proktitis (3a)
Abses (peri) anal (3a)
Hemoroid grade 3,4 (3a)
Prolaps rectum anus (3a)
Lesi korosif pada
esophagus (3b)
Hernia (inguinalis,
femoralis, skrotalis)
strangulate, inkaserata (3b)
Peritonitis (3b)
Apendisitis akut (3b)
Abses apendiks (3b)
Pendarahan
gastrointestinal (3b)
Botulisme (3b)
Kolesistitis (3b)
Intususepsi / invaginasi
(3b)
GINJAL DAN SALURAN KEMIH
PENYAKIT
ISK
Gonoreae
Pyelonefritis tanpa
komplikasi

PENYEBAB

GEJALA

PENGOBATAN

Fimosis
Parafimosis
Glomerulonefritis akut
(3a)
Glomerulonefritis kronik
(3a)
Kolik renal (3a)
Batu saluran kemih (VU,
ureter, uretra) tanpa kolik
(3a)
Prostatitis (3a)
Chancroid (3a)
Torsiotestis (3b)
Rupture uretra (3b)
Rupture VU (3b)
Rupture ginjal (3b)
Priapismus (3b)
REPRODUKSI
PENYAKIT
Sindrom duh genital
(gonreae dan non GO)
ISK bagian bawah
Vulvitis
Vaginitis
Vaginosis bacterial
Salphingitis
Kehamilan normal
Aborsi spontan komplit
Anemia def. FE pada
kehamilan
Rupture perineum tingkat
2
Abses folikel rambut dank
el. Sebasea di genital
Mastitis
Cracked nipel
Inverted nipel
Sifilis (3a)
Kondiloma akuminata
(3a)
Servisitis (3a)
Penyakit radang panggul
(3a)
Infeksi intrauterine :
korioamnionitis (3a)

PENYEBAB

GEJALA

PENGOBATAN

Janin tumbuh lambat (3a)


Persalinan preterm (3a)
Bayi postmatur (3a)
KPD (3a)
Kista dan abses kelenjar
bartoline (3a)
Korpus alienum vaginae
(3a)
Kista gartner (3a)
Kista nabotian (3a)
Polip serviks (3a)
Prolaps uterus, sistokel,
rektokel (3a)
Infertilitas (3a)
Abses tuboovarium (3b)
Infeksi pada kehamilan :
TORCH, Hp B, malaria
(3b)
Aborsi mengancam (3b)
Aborsi spontan inkomplit
(3b)
Hiperemesis gravidarum
(3b)
Preeklamsi (3b)
Eklamsi (3b)
Distosia (3b)
Partus lama (3b)
Prolap tali pusat (3b)
Rupture serviks (3b)
Hipoksia janin (3b)
Rupture perineum tingkat
3,4 (3b)
Retensi plasenta (3b)
Inverse uterus (3b)
Perdarahan postpartum
(3b)
Endometrititis (3b)
Subinvolunsio uterus (3b)
Torsi dan rupture kista
(3b)

Anda mungkin juga menyukai