Metode
Percobaan acak di 4 pusat medis universitas kedokteran dan 19 rumah sakit
umum(24% RS Belanda).
Wanita usia 35-80 tahun
Inklusi :
Diagnosis stres inkontinensia urin didasarkan pada jika kebocoran urin saat
aktifitas atau batuk pada minimal 300 ml.
Dibentuk rasio 1:1, kelompok fisioterapi dan operasi, inkontinensia berat atau
sedang
Prosedur pembedahan yang dilakukan oleh 49 dokter ahli ginecologist dan
urologist. Sebelum berpartisipasi dalam uji coba ini, setiap dokter bedah telah
melakukan minimal 20 prosedur.
Teknik bedah midurethral-sling retropubic dan transobturator
Fisioterapi dilakukan oleh 83 (17%) dari 478 fisioterapi panggul bersertifikdi
Belanda.
Latihan otot dasar panggul untuk stres inkontinensia urin dilakukan tentang
fungsi otot-otot dasar panggul, fungsi kandung kemih, dan bagaimana
melakukan kontraksi otot dasar panggul dengan benar.
Mereka juga diajarkan untuk melakukan kontraksi otot singkat.
Dilakukan 9-18 minggu, dengan interval 1-2 minggu
Jika tidak berhasil electrostimulation theraphy terapi alternatif
Hasil
Primer :
Perbaikan gejala stress inkontinensia menggunakan PGI-I jauh
lebih buruk atau jauh lebih baik
Sekunder
Diukur dengan UDI (Urogenital Distress Inventory) , ,Incontinence
Impact Questionnaire (IIQ), The Patient Global Impression of Severity
(PGI-S)
Kualitas hidup lebih baik, tanpa gejala atau gejala ringan/sedang/berat
Kesimpulan
230 kelompok operasi dan 230 kelompok fisioterapi
Intention to treat analysis : operasi 90,8% dan fisioterapi 64,4 %
Tingkat kesembuhan : operasi 85,2% dan fisioterapi 53,4%
Post hoc per protocol analysis: wanita yang melakukan operasi menunjukkan
hasil yang lebih baik daripada hanya fisioterapi
Operasi midurethral sling menunjukkan hasil yang lebih baik daripada
fisioterapi dan fisioterapi-operasi.
PICO
P = stress inkontinensia urin
I = Subjek yang diterapi dengan menggunakan physiotherapy
C = Subjek yang diterapi dengan operasi
O = wanita yang melakukan operasi menunjukkan hasil yang lebih baik
daripada hanya fisioterapi