Anda di halaman 1dari 18

BAB III

PEMBAHASAN

Kata/Kalimat sulit:
Kata/Kalimat Kunci
1.
2.
3.
4.
5.

Anak laki-laki, 12 tahun


Pendengaran berkurang sejak 2 tahun yang lalu
Pusing bila kepala dipalingkan dengan tiba-tiba
Nilai rapor menurun seiring dengan bertambah beratnya penurunan pendengaran
Keluar cairan dari dalam telinga sejak usia 7 tahun

Problem Tree
Laki-laki , 12
tahun

Usia 7 th:

Usia 10 th:

RPS :

Keluar cairan
dari dalam
telinga

Pusing,
pendengaran
berkurang

Penurunan
pendengaran
bertambah
berat

pemfis

DD

Pem.Penunjan
g
WD

Tatalaksana :
medikamentosa dan
non-medikamentosa
Komplikasi

Pencegahan :
primer, sekunder,
tersier

Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jelaskan anatomi dan fisiologi pendengaran dan keseimbangan !


Jelaskan histologidari pendengaran!
Sebutkan dan jelaskan klasifikasi gangguan pendengaran ?!
Jelaskan patomekanisme pendengaran berkurang dan bagaimana hubungannya
penurunan nilai rapor dengan penurunan kesadaran!
Bagaimana mekanisme keluarnya cairan padaskenario dan mengapa pasien
mengalami pusing apabila kepala dipalingkan dengan tiba-tiba?
Sebutkan dan jelaskan penyakit-penyait yang menyebabkan gejala ketulian?!
Jelaskan alur diagnosis pada skenario!
Jelasakan Differensial diagnosis pada skenario!
Jelaskan pencegahan pada kasus di skenario !

Pembahasan
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi pendengaran dan keseimbangan !

2. Histologi Sistem Pendengaran (Sistem Audioreseptor)


Telinga (Aparatus Vestibulokoklearis)
Fungsi apparatus vestibulokeklearis berhibungan dengan keseimbangan dan
pendengaran. Organ ini terdiri atas 3 bagian telinga luar yang menangkap/menerima
gelombang suara, telinga tengah tempat gelombang suara diteruskan dari udara ke
tulang dan dari tulang ke telinga dalam, dan telinga dalam tempat getaran ini diubah
menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf
pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibular yang memelihara
keseimbangan.

Telinga Luar
Aurikula (pinna)

Aurikula terdiri atas suatau lempeng yang tak teratur di tulang rawan elastis,yang
ditutupi secara erat oleh kulit di semua isinya.
Meatus Auditorius Eksternus (MAE)
MAE merupakan saluran yang agak gepeng dari permukaan sampai ke dalam tulang
temporalis. Batas dalam dari MAE ini adalah membrane timpani. MAE ini dilapisi
oleh epitel berlapis skuamosa yang berlanjut dari kulit. Terdapat folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan kelenjar seruminosa (sejenis modifikiasi kelenjar keringat) di
dalam submukosa. Kelenjar seruminosa adalah kelenjar tubular bergelung yang
menghasilkan serumen atau lilin telinga campuran lemak dan lilin semisolid dan
berwarna kecoklatan. Rambut dan serumen memiliki fungsi protektif. Dinding MAE
ditunjang tulang rawan elastis di sepertiga bagian luar, sedangkan tulang temporalis
menyokong bagian dalam saluran ini.
Ujung bagian dalam MAE ditutupi membrane lonjong yaotu membrane timpani
(gendang tekinga). Permukaan luarnya dilapisi epidermistipis dan permukaan dalam
dilapisi epitel selapis kuboid, yang menyatu dengan lapisan rongga timpani. Diantara
kedua lapisan epitel tersebut terdapat lapisan jaringan ikat kasar terdiri atas serat-serat
kolagen dan elastin dan fibroblast.

Telinga Tengah
Telinga tengah atau rongga timpani adalah ruang tak teratur yang berada dalam tulang
temporalis diantara membrane timpani dan permukaan tulang telinga dalam.
Disebelah anterior ruang ini berhubungan dengan faring melalui tuba auditorius dan
sebelah posterior berhibungan dengan rongga prosesus mastoid yang berisikan udara
di tulang temporal. Telinga tengah dilapisi epitel selapis gepeng yang berada di atas
lamina propria tipis, yang melekat erat pada periosteum dibawahnya. Epitel selapis
tengah ini berangsur berubah menjadi epitel bertingkat silindrus bersilia di dekat tuba
auditorius. Pada dinding tulang telinga tengah bagian medial terdapat 2 area segi
empat berlapis membrane dan tak bertulang; area-area ini adalah tingkap lonjong dan
tingkap bundar
Membrane timpani berhubungan dengan tingkap lonjong melalui sederetan 3 tulang
kecil, tulang-tulang pendengaran-maleus, inkus, stapes- yang meneruskan getaran
mekanos yang dihasulkan di membrane timpani ke telinga dalam.

Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri atas 2 labirin. Labirin tulang (oseosa) terdiri atas sejumlah
ruangan di dalam pars petrosa tulang temporal yang dihuni labirin membranosa.
Labirin membranosa merupakan sejumlah rongga berlapis epitel yang kontinu dan
berasal dari ektoderm. Labirin ini berasa;l dari vesikel auditorius.
Labirin oseosa terdiri atas rongga-rongga di tulang temporalis. Terdapat rongga
sentral yang tak teratur yaitu vestibulum yang berisi sakulus

dan utrikulus. Di

belakan struktur ini tredapat 3 kanalis semisirkularis yang berisi duktus


semisirkularis; koklea anterolateral mengandung duktus koklearis.
Koklea dengan panjang total 35mm, membentuk dua-setengah putaran
mengelilingi bagian pusat tulang (modiolus). Bagian lateral modiolus terjulur lamina
spiralis oseosa.

3. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi gangguan pendengaran ?!


Pengertian Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran adalah kekurangan atau kehilangan kemampuan
mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau
seluruh alat pendengaran (Salim, 1984).
Klasifikasi Gangguan Pendengaran
Ada tiga jenis gangguan pendengaran, yaitu konduktif, sensorineural, dan
campuran. Menurut Centers for Disease Control and Prevention pada gangguan
pendengaran konduktif terdapat masalah di dalam telinga luar atau tengah,
sedangkan pada gangguan pendengaran sensorineural terdapat masalah di telinga
bagian dalam dan saraf pendengaran. Sedangkan, tuli campuran disebabkan oleh
kombinasi tuli konduktif dan tuli sensorineural.
Gangguan Pendengaran Jenis Konduktif
Pada gangguan pendengaran jenis ini, transmisi gelombang suara tidak dapat
mencapai telinga dalam secara efektif. Ini disebabkan karena beberapa gangguan
atau lesi pada kanal telinga luar, rantai tulang pendengaran, ruang telinga tengah,
fenestra ovalis, fenestra rotunda, dan tuba auditiva. Pada bentuk yang murni
(tanpa komplikasi) biasanya tidak ada kerusakan pada telinga dalam, maupun jalur
persyarafan pendengaran nervus vestibulokoklearis (N.VIII).

Gejala yang ditemui pada gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:

1. Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi telinga
sebelumnya.
2. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak dengan
perubahan posisi kepala.
3. Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau mendengung).
4. Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara lembut
(soft voice) khususnya pada penderita otosklerosis.
5. Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana ramai.
Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat
mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata yang
mengandung nada rendah. Melalui tes garputala dijumpai Rinne negatif. Dengan
menggunakan garputala 250 Hz dijumpai hantaran tulang lebih baik dari hantaran
udara dan tes Weber didapati lateralisasi ke arah yang sakit. Dengan menggunakan
garputala 512 Hz, tes Scwabach didapati Schwabach memanjang (Soepardi dan
Iskandar, 2001).
Gangguan Pendengaran Jenis Sensorineural
Gangguan pendengaran jenis ini umumnya irreversibel. Gejala yang ditemui pada
gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:
1. Bila gangguan pendengaran bilateral dan sudah diderita lama, suara
percakapan penderita biasanya lebih keras dan memberi kesan seperti suasana
yang tegang dibanding orang normal. Perbedaan ini lebih jelas bila
dibandingkan dengan suara yang lembut dari penderita gangguan pendengaran
jenis hantaran, khususnya otosklerosis.
2. Penderita lebih sukar mengartikan atau mendengar suara atau percakapan
dalam suasana gaduh dibanding suasana sunyi.
3. Terdapat riwayat trauma kepala, trauma akustik, riwayat pemakaian obat-obat
ototoksik, ataupun penyakit sistemik sebelumnya.

Penyebab yang sering ditemukan pada gangguan pendengaran tipe sensorineural :


1. Faktor genetik
2. Sering terpapar bising
3. Presbikusis (gangguan pendengaran yang terjadi karena menurunnya fungsi
telinga bagian dalam seiring bertambahnya usia)
Pada tes garputala Rinne positif, hantaran udara lebih baik dari pada hantaran
tulang. Tes Weber ada lateralisasi ke arah telinga sehat. Tes Schwabach ada
pemendekan hantaran tulang.
Gangguan Pendengaran Jenis Campuran
Gangguan jenis ini merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran jenis konduktif
dan gangguan pendengaran jenis sensorineural. Mula-mula gangguan pendengaran
jenis ini adalah jenis hantaran (misalnya otosklerosis), kemudian berkembang lebih
lanjut menjadi gangguan sensorineural. Dapat pula sebaliknya, mula-mula gangguan
pendengaran jenis sensorineural, lalu kemudian disertai dengan gangguan hantaran
(misalnya presbikusis), kemudian terkena infeksi otitis media. Kedua gangguan
tersebut dapat terjadi bersama-sama. Misalnya trauma kepala yang berat sekaligus
mengenai telinga tengah dan telinga dalam (Miyoso, Mewengkang dan Aritomoyo,
1985).
Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi dari kedua komponen gejala gangguan
pendengaran jenis hantaran dan sensorineural. Pada pemeriksaan fisik atau otoskopi
tanda-tanda yang dijumpai sama seperti pada gangguan pendengaran jenis
sensorineural. Pada tes bisik dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara bisik
pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata baik yang mengandung nada
rendah maupun nada tinggi. Tes garputala Rinne negatif. Weber lateralisasi ke arah
yang sehat. Schwabach memendek (Bhargava, Bhargava and Shah, 2002).

4. Jelaskan patomekanisme pendengaran berkurang dan bagaimana


hubungannya penurunan nilai rapor dengan penurunan kesadaran!
Bagaimanahubungannilairapormenurundenganpenurunanpendengaran?
Jawab :
Pendengaranberperanpentingdidalammenerimainformasidalam
proses
belajarmengajar di sekolah. Menurutkajian, mendengardapatmenyerap 20%
informasi,
lebihbesardibandingmembaca
yang
hanyamenyerap
10%
informasi.Denganmenggabungkanberbagaiaspekdalampembelajaran, makainformasi
yang dapatditerimaakanditangkapolehotaksecaramaksimal.
Ketikaterjadipenurunanpendengaranatautuliakanmenyebabkan
orang
tersebuttidakmendapatkaninformasisecaramaksimaldanmungkininformasi
yang
didapatkanberbedadengan
yang
seharusnya.
Ada
jugapendapatbahwahalinibermulakurangkonsentrasiakibatsensasipenuhpadatelingaseh
inggasistemkonduksimenurun.
Hal
inimenyebabkanproses
belajarmengajartidakmaksimaldanmemicupenurunannilairapor.
Mengapapasienmengalamipusingjikakepaladipalingkan?
Jawab :
Karenaketikakepaladipalingkanmenyebabkantimbultekanannegatifpadatelingatengah
(misalnyapada barotrauma), tetapisetelahsekretterbentuktekanannegatifinipelan
pelanhilang.Namun
rasa
nyeridalamtelingatidakpernahadabilapenyebabtimbulnyasekretadalah
virus
ataualergi.Vertigo sendiriterdiridari 3 macam:
1.

Vetigospontan

2.

Vertigo posisi

3.

Vertigo kalori

Dari gejalaklinis di atas, termasuktipeposisiakibatperubahanposisikepala. Vertigo


timbulkarenaperangsanganpadakupulakanalissemisirkularisoleh
debris
ataupadakelainanservikal.

5. Bagaimana mekanisme keluarnya cairan padaskenario dan mengapa pasien


mengalami pusing apabila kepala dipalingkan dengan tiba-tiba?
Patofisiologi
pendengaran.

keluarnya

cairan

dari

dalam

telinga

dan

penurunan

Patofisiologi dimulai saat ada kuman hematogen yang menginfeksi tubuh dan
menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) sehingga terjadi kongesti dan
edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba Eustachius.
Akibatnya terjadi oklusi dan tuba Eustachius menjadi sempit. Seperti kita ketahui
nasofaring (salah satu bagian saluran pernafasan atas) dihubungkan dengan cavum
timpani (rongga telinga tengah) melalui tuba Eustachius. Kuman dari infeksi pada
saluran pernafasan atas dapat menyebar hingga ke tuba Eustachius, menyebabkan
radang pada mukosa tuba Eustachius yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya
gangguan pada motilitas silia tuba. Gangguan motilitas pada silia ini
mengakibatkan disfungsi tuba sehingga fungsi proteksi menjadi terganggu. Akibat
dari terganggunya fungsi silia ini terjadilah proses supurasi, dimana pada proses ini
terjadi edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superfisial serta terbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani yang
menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar
(canalis akustikus eksternus). Apabila tekanan pada kavum timpani tidak berkurang
maka akan terjadi iskemia akibat tekanan pada kapiler-kapiler yang akhirnya
menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) mukosa dan submukosa. Di tempat

nekrosis ini akan terjadi ruptur dan keluarnya cairan dari telinga tengah melalui
perforasi.
6. Sebutkan dan
ketulian?!

jelaskan

penyakit-penyait

yang

menyebabkan

gejala

7. Jelaskan alur diagnosis pada skenario!


ALUR DIAGNOSIS
Alurdiagnostikpadakeluhanpendengaranmeliputi

anamnesis,

pemeriksaantelinga,

pemeriksaanpenunjang.

Anamnesis :
Lama Progress gejala ?
Perlahanataumendadak ?
Penggunaanobat-obatototoksik ?
Apakahsimetrisatautidak ?
Apakahpernahadariwayatoperasi/trauma?
Sudahpernahdiobati?
Apakahpendengarankadangmembaik-kadangmemburuksecarabergantian
Apakahdalamprogressnya, adariwayatseringterkenapaparansuararibut, gaduh,

dsb?
Apakahadariwayatkerusakanpendengaran di keluarga?
Apakahduluadakesulitandanpenyakitbaikpra natal danpasca natal?
Jikaadabisingtanyakan :
Bagaimanasifatbisingnya, apakahsepertiberdering? Mengaum? Mendesis?

Atauberdenyut?
Apakahkebisinganterdengarsepanjangwaktuatauhanyajikasunyisaja?
Apakahterdengarnyasetelahadapaparankegaduhanatautidak?
Jikaadapusingtanyakan :
Penjelasankarakteristikpusing, jikacenderungterasainginjatuh ->kearahmana?
Padasaatsepertiapaatauhabismelakukangerakanapa?
Frekuensidanlamanyapusing?
Terusmenerus / episodic?
Gejala lain yang timbulbersamapusinginiapaapasaja?
Ada riwayatgangguanneurologikatautidak?
Riwayatperdarahanatauinfeksitelinga?
Jikaada secret di telinga :
Apakahdisertaigatal/nyeri?
Apakahberbau? Purulen? Berdarah?
Sudahberapa lama?

Pernahadariwayatygsama/tidaksebelumnya? Jikaya ->kapandanberapa lama?


Apakahdidahuluiolehsuatuinfeksitracktusrespiratorius?
Jikaadanyeritanyakan :
Sifatnyerinyasepertiapa?
Berulangatautidak?
Nyerilokalataumenyebar?
Apakahadanyeripadakepala, leherataudaerahsekitartelinga yang nyeri?
Adakahgerakanmencetuskannyeri?

PemeriksaanTelinga :

o
o
o
o
o
o
o

o
o
o
o
o

o
o

Inspeksi
Aurikula& Meatus akustikusexternus
Bentuk
Bekasinfeksi
Bekasoperasi
Luka
Cerumen
Sekret
Palpasi
Aurikula& Meatus akustikusexternus
Bentuk
Nyeri
Pembengkakankelenjar
Konsistensi
DenganSpekulumtelinga
Membranatimpani
Melihatliangtelinga

PemeriksaanPenungjang :
TesBisik :

Bahan ->BisikanDokter (AC)


Ruanganharussunyidantidakgaduh
Interpretasi
6 M -> Normal
5 M ->dalambatasnorma
4 M ->ketulianringan
3 M 2 M ->tulisedang

< 1 M ->tuliberat

TesGarputala

Tesgarispendengaran

untukmengetahuibatasbawahdanbatasatasambangpendengaran.
Telingakanandankiri diperiksasecaraterpisah.

TesRinne

untukmembandingkanantarahantarantulangdenganhantaranudarapadasatute
lingapasien.

Tes Weber

untukmembandingkanhantarantulangantarakeduatelingapasien.

TesSchwabach

untukmembandingkanhantarantulangantarapemeriksadenganpasien.

Teskeseimbangan

TesGliserin

TesPosturografi

Tesnistagmusposisi

Elektronistagmografi

Tes Fistula

Radiologi

Proyeksischuller :melihat mastoid

Mayer atauowen :melihatkerusakantulangpendengaran

Stenver : kanalis semisirkularis, Kanalisauditoriusinterna

ProyeksichauseIII :dinding lateral atiksecara longitudinal (pars flasida )

8. Jelasakan Differensial diagnosis pada skenario!


Otitis Media supuratif kronik (OMsk)

Definisi
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi mebran timpani dan secret yang
keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Secret mungkin encer
atau kental,bening atau berupa nanah

Etiologi
terapi otitis media media akut yang terlambat
terapi otitis media akut yang tidak adekuat
virulensi kuman tinggi
daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang)
hygiene buruk

Patologi
Otitis media akut dengan perforasi membrane timpani menjadi otitis media
supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan.
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menetukan tipe atau jenis
OMSK. Perforasi membrane timpani

dapat ditemukan di daerah

sentral,marginal. Pada perforasi marginal sebagian tepi perforasi langsung


berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum

Gejala Klinis
Pengeluaran secret dari telinga yang umumnya bersifat purulen (kental,putih)
atau mukoid (seperti air dan encer) tergantung stadium peradangannya.
Gangguan pendengaran,yang biasanya konduktif namun dapat pula bersifat
campuran.
Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita,bila ada merupakan suatu tanda yang
serius. Nyeri dapat berarti adanya komplikasi akibat hambatan pengaliran
secret,terpaparnya durameter atau dibding sinus lateralis atau ancaman
pembentukan abses otak.
Vertigo,gejala ini memberi kesan adanya fistula,berarti ada erosi pada labirin
tulang seringkali pada kanalis semisirkularis horisontalis.

Komplikasi
Gangguan pendengaran konduktif
Paralisis saraf fasialis, karena jaringan granulasi atau kolesteatoma di dekat

saraf melepaskan produk toksik dan menekan saraf.


Fistula labirin dan labirintis,karena destruksi labirin vestibulum
Labirintis supuratif
Petrositis
Tromboflebitis sinus lateralis
Abses ekstradural

Abses subdural
Meningitis
Abses otak
Hidrosefalus otitik

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik,lebih
kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid satunya atau normal.
Erosi tulang,terutama pada daerah attic (kehilangan skutum) member kesan
kolsteatoma.

Penatalaksanaan
tipe benigna
Bila secret yang keluar terus menerus,maka diberikan obat pencuci telinga
berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari.
Setelah secret berkurang,maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat
tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid
Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin atau eritromisin
tipe maligna
Pembedahan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti

Pencegahan
Hindari faktor resiko , higiens perorangan dan

lingkunagan, penanganan ISPA,

penggunaan obat rasional ototoksik, Vaksinasi ,Higiene, mengurangi paparan bising,


menghindari obat ototoksik.

Perbedaan gejala tipe OMSK


OMSK tipe Benigna
Gejala : Otore mukoid / mukopurulent
Gangguan pendengaran
Perforasi sentral ( kecil -- luas/total )
Mukosa cav.Timpani : hiperemi, tebal
Dapat terjadi infeksi akut eksaserbasi
OMSK tipe Maligna (OMSK+Kolesteatoma)
Perforasi Khas : marginal, post-sup, attik (pars flasida), total
Jaringan granulasi / polip
Otore foetor (aroma khas)
Ketulian berat
Respons terapi -- tidak sembuh
Disertai komplikasi
Diagnosis Kolesteatoma :

Serpihan putih mengapung pada air bilasan


Perforasi khas : atik, marginal, post-sup.
X-Ray mastoid : daerah radiolusen (+)
Otore foetor, tuli berat, unresponsive thera- py, komplikasi (+)
Jaringan granulasi,/ polip pd kasus OMSK

LABIRINITIS
Definisi
Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum (general),
dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan labirinitis yang terbatas
(labirinitis sirkumskripta) menyebabkan terjadinya vertigo saja atau tuli saraf saja.
Etiologi
Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa. Terdapat dua
bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Labirinitis serosa
dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis
supuratif dibagi dalam bentuk labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif
kronik difus
Gejala klinis
Terjadi tuli total di sisi yang sakit. Vertigo ringan dan nistagmus spontan biasanya ke
arah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan atau sampai sisa labirin
yang berfungsi dapat mengkompensasinya. Tes kalori tidak menimbulkan respon di
sisi yang sakit dan tes fistula pun negatif, walaupun terdapat fistula.
Patofisiologi
Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa. Terdapat dua
bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif.
Penatalaksanaan
Terapi lokal harus ditujukan keseiap infeksi yang mungkin ada. Drainase bedah atau
eksenterasi labirin tidak di indikasikan, kecuali suatu fokus di labirin atau daerah
perilabirin telah menjalar atau dicurigai menyebar ke struktur intrakaranial dan tidak
memberi respons terhadap terapi antibiotika. Bila ada indikasi dapat dilakukan
mastoidektomi.
Komplikasi

Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan
infeksi dari telinga tengah. Kadang-kadang juga diperlukan drainase nanah dari
labirin untuk mencegah terjadinya meningitis
Prognosis
Labirinitis supuratif akut difus tanpa komplikasi, prognosis ad vitam baik. Dengan
antibiotika mutahir komplikasi meningitis dapat sukses diobati, sehingga harus dicoba
terapi medikamentosa dahulu sebelum tindakan operasi
Differential Diagnosis

MASTOIDITIS

Definisi
Peradangan pada tulang mastoid biasanya berasal dari cavum timpani yang
umumnya merupakan komplikasi dari otitis media yang tidak baik.

Epidemiologi
Insidensi kasus mastoiditis mengalami penurunan, hanya 1,2-2 kasus per 100.000
orang per tahun karena semakin baiknya penanganan kasus otitis media akut Masih
ada sekitar 1-18 % pasien yang tidak atau belum tertangani dengan tepat sehingga
menimbulkan komplikasi. Mastoiditis akut kebanyakan terjadi pada anak-anak,
utamanya kurang dari 2 tahun dan orang yang belum diberi terapi antibiotic oral yang
tepat untuk mengatasi otitis media akut.
Tidak dipengaruhi oleh factor genetic.
Angka kejadian pada laki-laki dan perempuan sama.
Klasifikasi

Mastoiditis akut
Komplikasi dari otitis media supuratif akut. Dapat juga berhubungan dengan
periostitis, osteotitis, atau dapat menjadi kronik.

Mastoiditis kronik
Terjadi akibat penggunaan antibiotic spectrum luas yang tidak adekuat untuk
mengobati penyakit telinga tengah. Pseudomonas dan Staphylococcus aureus
ditemukan pada mastoiditis kronik.

Etiologi
OMSA merupakan penyebab utama terjadinya mastoiditis, khususnya pada anak balita.
Berbagai jenis bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut adalah :

Streptococcus pneumoniae
Moraxella catarrhalis
Haemophilus influenzae
Staphylococcus aureus
Pseudomonas aeruginosa

Manifestasi Klinis

Gejala utama :
nyeri telinga (otalgia)
Muncul cairan telinga (ear discharge) yang berlebihan (otorrhea) walaupun
sudah diterapi dengan tepat
Demam

Gejala penyerta :
Sakit kepala
Gangguan pendengaran (hearing loss)
Penatalaksanaan

Antibiotik intravena , pennisilinn, ceftriaxone, metronidazole selama 14 hari

Jika tidak membaik dengan antibiotic makan dilakukan mastoidektomi . tindakan ini
dilakukan untuk menghilangkan sel-sel tulang mastoid yang terinfeksi untuk
mengalirkan nanah. Beberapa struktur telinga bagian (incus dan malleus) mungkin
juga perlu di potong.

Tympanoplasty
Merupakan pembedahan rekonstruksi telinga bagian tengah untuk memelihara
pendengaran.

Komplikasi
Komplikasi terjadi akibat adanya migrasi agen penginfeksi dari rongga mastoid mennuju
jaringan tulang atau aliran darah di sekitarnya, contohnya :

Subperiosteal abscess , ke bagianperiosteum dari tulang temporal

Septic thrombosis di sinus lateral, meluas ke bagian posterior

Deep neck abscess, menyerang bagian ujung mastoid (tip of mastoid)

Prognosis
Secara keseluruhan apabila dilakukan pengobatan dengan baik dan teratur prognosisnya
bonam
Jika tidak dilakukan pengobatan dengan baik maka mastoiditis bisa menjadi masalah serius
dan menimbulkan gejala-gejala yang memperburuk keadaan sebelumnya.

9. Jelaskan pencegahan pada kasus di skenario !

Pencegahan pada penyakit dengan gangguan pendengaran dapat dilakukan dengan


pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan tersier.

Dimana pencegahan primer ditunjukan untuk orang yang sehat dengan, promosi
kesehatan berupa Penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan indra pendengaran,
Pembersihan serumen secara rutin. Dan yang kedua perlidungan spesifik berupa
menghindari faktor resiko, menjaga higiens perorangan dan

lingkunagan,

mengurangi paparan bising, menghindari obat ototoksik, hindari terkenanya ISPA.

Yang kedua pencegahan sekunder yaitu dengan penegakan diagnosis serta


pengobatan yang tepat berupa Skrining / deteksi dini gangguan pendengaran,
mencari penyebab. Dan membatasi kecacatan dengan mengobati penderita sesuai
dengan penyebabnya.

Yang ketiga pencegaha tersier ditunjukan pada penderita yang sudah terkena dan
merehabilitasi agar penderita bisa mendengar yaitu dengan dilakukannya operasi
Implan koklea atau alat bantu dengar, serta peran orang tua .

Psikolog di RS Columbia Asia, Emilya Ginting MPsi menjelaskan bahwa terapi


merupakan hal yang disarankan setelah seorang anak melakukan operasi dan
menggunakan Cochleas Implant atau alat bantu dengar. Namun, selain terapi yang
paling penting adalah orangtua.
Orangtua itu sebenarnya terapi yang terbaik. Tanpa adanya kepedulian orangtua
maka sampai kapanpun anak tidak akan dapat berkomunikasi dan mengenal
bahasa, paparnya
Orangtua harus mengetahui bagaimana perkembangan seorang anak setiap bulan
atau memasuki usianya yang terus bertambah.

Anda mungkin juga menyukai