PEMBAHASAN
Kata/Kalimat sulit:
Kata/Kalimat Kunci
1.
2.
3.
4.
5.
Problem Tree
Laki-laki , 12
tahun
Usia 7 th:
Usia 10 th:
RPS :
Keluar cairan
dari dalam
telinga
Pusing,
pendengaran
berkurang
Penurunan
pendengaran
bertambah
berat
pemfis
DD
Pem.Penunjan
g
WD
Tatalaksana :
medikamentosa dan
non-medikamentosa
Komplikasi
Pencegahan :
primer, sekunder,
tersier
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pembahasan
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi pendengaran dan keseimbangan !
Telinga Luar
Aurikula (pinna)
Aurikula terdiri atas suatau lempeng yang tak teratur di tulang rawan elastis,yang
ditutupi secara erat oleh kulit di semua isinya.
Meatus Auditorius Eksternus (MAE)
MAE merupakan saluran yang agak gepeng dari permukaan sampai ke dalam tulang
temporalis. Batas dalam dari MAE ini adalah membrane timpani. MAE ini dilapisi
oleh epitel berlapis skuamosa yang berlanjut dari kulit. Terdapat folikel rambut,
kelenjar sebasea, dan kelenjar seruminosa (sejenis modifikiasi kelenjar keringat) di
dalam submukosa. Kelenjar seruminosa adalah kelenjar tubular bergelung yang
menghasilkan serumen atau lilin telinga campuran lemak dan lilin semisolid dan
berwarna kecoklatan. Rambut dan serumen memiliki fungsi protektif. Dinding MAE
ditunjang tulang rawan elastis di sepertiga bagian luar, sedangkan tulang temporalis
menyokong bagian dalam saluran ini.
Ujung bagian dalam MAE ditutupi membrane lonjong yaotu membrane timpani
(gendang tekinga). Permukaan luarnya dilapisi epidermistipis dan permukaan dalam
dilapisi epitel selapis kuboid, yang menyatu dengan lapisan rongga timpani. Diantara
kedua lapisan epitel tersebut terdapat lapisan jaringan ikat kasar terdiri atas serat-serat
kolagen dan elastin dan fibroblast.
Telinga Tengah
Telinga tengah atau rongga timpani adalah ruang tak teratur yang berada dalam tulang
temporalis diantara membrane timpani dan permukaan tulang telinga dalam.
Disebelah anterior ruang ini berhubungan dengan faring melalui tuba auditorius dan
sebelah posterior berhibungan dengan rongga prosesus mastoid yang berisikan udara
di tulang temporal. Telinga tengah dilapisi epitel selapis gepeng yang berada di atas
lamina propria tipis, yang melekat erat pada periosteum dibawahnya. Epitel selapis
tengah ini berangsur berubah menjadi epitel bertingkat silindrus bersilia di dekat tuba
auditorius. Pada dinding tulang telinga tengah bagian medial terdapat 2 area segi
empat berlapis membrane dan tak bertulang; area-area ini adalah tingkap lonjong dan
tingkap bundar
Membrane timpani berhubungan dengan tingkap lonjong melalui sederetan 3 tulang
kecil, tulang-tulang pendengaran-maleus, inkus, stapes- yang meneruskan getaran
mekanos yang dihasulkan di membrane timpani ke telinga dalam.
Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri atas 2 labirin. Labirin tulang (oseosa) terdiri atas sejumlah
ruangan di dalam pars petrosa tulang temporal yang dihuni labirin membranosa.
Labirin membranosa merupakan sejumlah rongga berlapis epitel yang kontinu dan
berasal dari ektoderm. Labirin ini berasa;l dari vesikel auditorius.
Labirin oseosa terdiri atas rongga-rongga di tulang temporalis. Terdapat rongga
sentral yang tak teratur yaitu vestibulum yang berisi sakulus
dan utrikulus. Di
Gejala yang ditemui pada gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:
1. Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi telinga
sebelumnya.
2. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak dengan
perubahan posisi kepala.
3. Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau mendengung).
4. Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara lembut
(soft voice) khususnya pada penderita otosklerosis.
5. Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana ramai.
Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat
mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata yang
mengandung nada rendah. Melalui tes garputala dijumpai Rinne negatif. Dengan
menggunakan garputala 250 Hz dijumpai hantaran tulang lebih baik dari hantaran
udara dan tes Weber didapati lateralisasi ke arah yang sakit. Dengan menggunakan
garputala 512 Hz, tes Scwabach didapati Schwabach memanjang (Soepardi dan
Iskandar, 2001).
Gangguan Pendengaran Jenis Sensorineural
Gangguan pendengaran jenis ini umumnya irreversibel. Gejala yang ditemui pada
gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:
1. Bila gangguan pendengaran bilateral dan sudah diderita lama, suara
percakapan penderita biasanya lebih keras dan memberi kesan seperti suasana
yang tegang dibanding orang normal. Perbedaan ini lebih jelas bila
dibandingkan dengan suara yang lembut dari penderita gangguan pendengaran
jenis hantaran, khususnya otosklerosis.
2. Penderita lebih sukar mengartikan atau mendengar suara atau percakapan
dalam suasana gaduh dibanding suasana sunyi.
3. Terdapat riwayat trauma kepala, trauma akustik, riwayat pemakaian obat-obat
ototoksik, ataupun penyakit sistemik sebelumnya.
Vetigospontan
2.
Vertigo posisi
3.
Vertigo kalori
keluarnya
cairan
dari
dalam
telinga
dan
penurunan
Patofisiologi dimulai saat ada kuman hematogen yang menginfeksi tubuh dan
menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) sehingga terjadi kongesti dan
edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba Eustachius.
Akibatnya terjadi oklusi dan tuba Eustachius menjadi sempit. Seperti kita ketahui
nasofaring (salah satu bagian saluran pernafasan atas) dihubungkan dengan cavum
timpani (rongga telinga tengah) melalui tuba Eustachius. Kuman dari infeksi pada
saluran pernafasan atas dapat menyebar hingga ke tuba Eustachius, menyebabkan
radang pada mukosa tuba Eustachius yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya
gangguan pada motilitas silia tuba. Gangguan motilitas pada silia ini
mengakibatkan disfungsi tuba sehingga fungsi proteksi menjadi terganggu. Akibat
dari terganggunya fungsi silia ini terjadilah proses supurasi, dimana pada proses ini
terjadi edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superfisial serta terbentuknya eksudat yang purulen di cavum timpani yang
menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar
(canalis akustikus eksternus). Apabila tekanan pada kavum timpani tidak berkurang
maka akan terjadi iskemia akibat tekanan pada kapiler-kapiler yang akhirnya
menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) mukosa dan submukosa. Di tempat
nekrosis ini akan terjadi ruptur dan keluarnya cairan dari telinga tengah melalui
perforasi.
6. Sebutkan dan
ketulian?!
jelaskan
penyakit-penyait
yang
menyebabkan
gejala
anamnesis,
pemeriksaantelinga,
pemeriksaanpenunjang.
Anamnesis :
Lama Progress gejala ?
Perlahanataumendadak ?
Penggunaanobat-obatototoksik ?
Apakahsimetrisatautidak ?
Apakahpernahadariwayatoperasi/trauma?
Sudahpernahdiobati?
Apakahpendengarankadangmembaik-kadangmemburuksecarabergantian
Apakahdalamprogressnya, adariwayatseringterkenapaparansuararibut, gaduh,
dsb?
Apakahadariwayatkerusakanpendengaran di keluarga?
Apakahduluadakesulitandanpenyakitbaikpra natal danpasca natal?
Jikaadabisingtanyakan :
Bagaimanasifatbisingnya, apakahsepertiberdering? Mengaum? Mendesis?
Atauberdenyut?
Apakahkebisinganterdengarsepanjangwaktuatauhanyajikasunyisaja?
Apakahterdengarnyasetelahadapaparankegaduhanatautidak?
Jikaadapusingtanyakan :
Penjelasankarakteristikpusing, jikacenderungterasainginjatuh ->kearahmana?
Padasaatsepertiapaatauhabismelakukangerakanapa?
Frekuensidanlamanyapusing?
Terusmenerus / episodic?
Gejala lain yang timbulbersamapusinginiapaapasaja?
Ada riwayatgangguanneurologikatautidak?
Riwayatperdarahanatauinfeksitelinga?
Jikaada secret di telinga :
Apakahdisertaigatal/nyeri?
Apakahberbau? Purulen? Berdarah?
Sudahberapa lama?
PemeriksaanTelinga :
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Inspeksi
Aurikula& Meatus akustikusexternus
Bentuk
Bekasinfeksi
Bekasoperasi
Luka
Cerumen
Sekret
Palpasi
Aurikula& Meatus akustikusexternus
Bentuk
Nyeri
Pembengkakankelenjar
Konsistensi
DenganSpekulumtelinga
Membranatimpani
Melihatliangtelinga
PemeriksaanPenungjang :
TesBisik :
< 1 M ->tuliberat
TesGarputala
Tesgarispendengaran
untukmengetahuibatasbawahdanbatasatasambangpendengaran.
Telingakanandankiri diperiksasecaraterpisah.
TesRinne
untukmembandingkanantarahantarantulangdenganhantaranudarapadasatute
lingapasien.
Tes Weber
untukmembandingkanhantarantulangantarakeduatelingapasien.
TesSchwabach
untukmembandingkanhantarantulangantarapemeriksadenganpasien.
Teskeseimbangan
TesGliserin
TesPosturografi
Tesnistagmusposisi
Elektronistagmografi
Tes Fistula
Radiologi
Definisi
infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi mebran timpani dan secret yang
keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Secret mungkin encer
atau kental,bening atau berupa nanah
Etiologi
terapi otitis media media akut yang terlambat
terapi otitis media akut yang tidak adekuat
virulensi kuman tinggi
daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang)
hygiene buruk
Patologi
Otitis media akut dengan perforasi membrane timpani menjadi otitis media
supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan.
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menetukan tipe atau jenis
OMSK. Perforasi membrane timpani
Gejala Klinis
Pengeluaran secret dari telinga yang umumnya bersifat purulen (kental,putih)
atau mukoid (seperti air dan encer) tergantung stadium peradangannya.
Gangguan pendengaran,yang biasanya konduktif namun dapat pula bersifat
campuran.
Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita,bila ada merupakan suatu tanda yang
serius. Nyeri dapat berarti adanya komplikasi akibat hambatan pengaliran
secret,terpaparnya durameter atau dibding sinus lateralis atau ancaman
pembentukan abses otak.
Vertigo,gejala ini memberi kesan adanya fistula,berarti ada erosi pada labirin
tulang seringkali pada kanalis semisirkularis horisontalis.
Komplikasi
Gangguan pendengaran konduktif
Paralisis saraf fasialis, karena jaringan granulasi atau kolesteatoma di dekat
Abses subdural
Meningitis
Abses otak
Hidrosefalus otitik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik,lebih
kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid satunya atau normal.
Erosi tulang,terutama pada daerah attic (kehilangan skutum) member kesan
kolsteatoma.
Penatalaksanaan
tipe benigna
Bila secret yang keluar terus menerus,maka diberikan obat pencuci telinga
berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari.
Setelah secret berkurang,maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat
tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid
Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin atau eritromisin
tipe maligna
Pembedahan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti
Pencegahan
Hindari faktor resiko , higiens perorangan dan
LABIRINITIS
Definisi
Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum (general),
dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf berat, sedangkan labirinitis yang terbatas
(labirinitis sirkumskripta) menyebabkan terjadinya vertigo saja atau tuli saraf saja.
Etiologi
Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa. Terdapat dua
bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif. Labirinitis serosa
dapat berbentuk labirinitis serosa difus dan labirinitis serosa sirkumskripta. Labirinitis
supuratif dibagi dalam bentuk labirinitis supuratif akut difus dan labirinitis supuratif
kronik difus
Gejala klinis
Terjadi tuli total di sisi yang sakit. Vertigo ringan dan nistagmus spontan biasanya ke
arah telinga yang sehat dapat menetap sampai beberapa bulan atau sampai sisa labirin
yang berfungsi dapat mengkompensasinya. Tes kalori tidak menimbulkan respon di
sisi yang sakit dan tes fistula pun negatif, walaupun terdapat fistula.
Patofisiologi
Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa. Terdapat dua
bentuk labirinitis, yaitu labirinitis serosa dan labirinitis supuratif.
Penatalaksanaan
Terapi lokal harus ditujukan keseiap infeksi yang mungkin ada. Drainase bedah atau
eksenterasi labirin tidak di indikasikan, kecuali suatu fokus di labirin atau daerah
perilabirin telah menjalar atau dicurigai menyebar ke struktur intrakaranial dan tidak
memberi respons terhadap terapi antibiotika. Bila ada indikasi dapat dilakukan
mastoidektomi.
Komplikasi
Pada kedua bentuk labirinitis itu operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan
infeksi dari telinga tengah. Kadang-kadang juga diperlukan drainase nanah dari
labirin untuk mencegah terjadinya meningitis
Prognosis
Labirinitis supuratif akut difus tanpa komplikasi, prognosis ad vitam baik. Dengan
antibiotika mutahir komplikasi meningitis dapat sukses diobati, sehingga harus dicoba
terapi medikamentosa dahulu sebelum tindakan operasi
Differential Diagnosis
MASTOIDITIS
Definisi
Peradangan pada tulang mastoid biasanya berasal dari cavum timpani yang
umumnya merupakan komplikasi dari otitis media yang tidak baik.
Epidemiologi
Insidensi kasus mastoiditis mengalami penurunan, hanya 1,2-2 kasus per 100.000
orang per tahun karena semakin baiknya penanganan kasus otitis media akut Masih
ada sekitar 1-18 % pasien yang tidak atau belum tertangani dengan tepat sehingga
menimbulkan komplikasi. Mastoiditis akut kebanyakan terjadi pada anak-anak,
utamanya kurang dari 2 tahun dan orang yang belum diberi terapi antibiotic oral yang
tepat untuk mengatasi otitis media akut.
Tidak dipengaruhi oleh factor genetic.
Angka kejadian pada laki-laki dan perempuan sama.
Klasifikasi
Mastoiditis akut
Komplikasi dari otitis media supuratif akut. Dapat juga berhubungan dengan
periostitis, osteotitis, atau dapat menjadi kronik.
Mastoiditis kronik
Terjadi akibat penggunaan antibiotic spectrum luas yang tidak adekuat untuk
mengobati penyakit telinga tengah. Pseudomonas dan Staphylococcus aureus
ditemukan pada mastoiditis kronik.
Etiologi
OMSA merupakan penyebab utama terjadinya mastoiditis, khususnya pada anak balita.
Berbagai jenis bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut adalah :
Streptococcus pneumoniae
Moraxella catarrhalis
Haemophilus influenzae
Staphylococcus aureus
Pseudomonas aeruginosa
Manifestasi Klinis
Gejala utama :
nyeri telinga (otalgia)
Muncul cairan telinga (ear discharge) yang berlebihan (otorrhea) walaupun
sudah diterapi dengan tepat
Demam
Gejala penyerta :
Sakit kepala
Gangguan pendengaran (hearing loss)
Penatalaksanaan
Jika tidak membaik dengan antibiotic makan dilakukan mastoidektomi . tindakan ini
dilakukan untuk menghilangkan sel-sel tulang mastoid yang terinfeksi untuk
mengalirkan nanah. Beberapa struktur telinga bagian (incus dan malleus) mungkin
juga perlu di potong.
Tympanoplasty
Merupakan pembedahan rekonstruksi telinga bagian tengah untuk memelihara
pendengaran.
Komplikasi
Komplikasi terjadi akibat adanya migrasi agen penginfeksi dari rongga mastoid mennuju
jaringan tulang atau aliran darah di sekitarnya, contohnya :
Prognosis
Secara keseluruhan apabila dilakukan pengobatan dengan baik dan teratur prognosisnya
bonam
Jika tidak dilakukan pengobatan dengan baik maka mastoiditis bisa menjadi masalah serius
dan menimbulkan gejala-gejala yang memperburuk keadaan sebelumnya.
Dimana pencegahan primer ditunjukan untuk orang yang sehat dengan, promosi
kesehatan berupa Penyuluhan mengenai pentingnya kesehatan indra pendengaran,
Pembersihan serumen secara rutin. Dan yang kedua perlidungan spesifik berupa
menghindari faktor resiko, menjaga higiens perorangan dan
lingkunagan,
Yang ketiga pencegaha tersier ditunjukan pada penderita yang sudah terkena dan
merehabilitasi agar penderita bisa mendengar yaitu dengan dilakukannya operasi
Implan koklea atau alat bantu dengar, serta peran orang tua .