Visual Foxpro
Java
C++
Visual Basic.NET
SIMULA
Smalltalk
Ruby
Python
PHP
C#
Delphi
Eiffel
Perl
Pascal
Delphi
Borland Delphi
Sifat-sifat pemrograman terstruktur
Konsep utama dari Pemrograman Berbasis Objek terletak pada kondisi kode/line pemrogramanannya dimana merupakan
sebuah kesatuan modular. Untuk program yang simpel/sederhana biasanya menggunakan pemrograman terstruktur karena
masih mudah dan tidak banyak dilakukan perubahan yang berarti, sedangkan untuk line lebih dari 100 atau bisa dikatakan
rumit, maka digunakan pemrograman berorientasi objek. Pemrograman Terstruktur terdiri dari pemecahan masalah yang besar
menjadi masalah yang lebih kecil dan seterusnya, sedangkan untuk pemrograman berorientasi objek terdiri dari
pengkelompokan kode dengan data yang mana setiap objek berfungsi secara independen sehingga untuk setiap perubahan
kode tidak tergantung pada kode yang lainnya, atau lebih dikenal dengan modular. Terdapat juga perbedaan secara spesifik
antara Pemrograman Berorientasi Objek dengan Pemrograman Terstruktur, yaitu pada kelas dan objek. Pada Pemrograman
Terstruktur tidak terdapat kelas dan objek.
Berdasarkan penjelasan diatas, sangat jelas bahwa pemrograman tersktruktur unggul dalam melakukan pemrograman
sederhana karena lebih efisien dan lebih murah dalam hal perawatannya tetapi permodelan ini lebih susah untuk dipahami oleh
orang orang selain pembuat program itu sendiri (contohnya ketika dlakukan tracing program).
Maintenance; program lebih mudah dibaca dan dipahami, dan pemrograman berorientasi obyek mengontrol
kerumitan program hanya dengan mengijinkan rincian yang dibutuhkan untuk programmer.
Pengubahan program (berupa penambahan atau penghapusan fitur tertentu); perubahan yang dilakukan antara
lain menyangkut penambahan dan penghapusan dalam suatu database program misalnya.
Dapat digunakannya obyek-obyek sesering yang diinginkan, kita dapat menyimpan obyek-obyek yang yang
dirancang dengan baik ke dalam sebuah tolkit rutin yang bermanfaat yang dapat disisipkan kedalam kode yang baru
dengan sedikit perubahan atau tanpa perubahan pada kode tersebut.
Jadi, sangat jelas bahwa pemrograman berorientasi objek sangat cocok sekali digunakan dalam kasus pembuatan software
yang rumit dan kompleks karena memberikan berbagai kemudahan kepada pemrogram seperti yang telah disebutkan diatas.
Permodelan yang mana yang lebih bagus? itu tergantung dari kebutuhan dan dari sudut pandang mana anda melihatnya. Yang
perlu anda ingat adalah tujuan dari pemodelan itu sendiri, yang mana agar pada akhir proyek sistem dapat diperoleh sistem
informasi yang memenuhi kebutuhan pemakai, tepat waktu dan sesuai anggaran, serta mudah digunakan, dimengerti dan
dipelihara.
Konsep dasar pemrograman berorientasi objek dikelompokkan kedalam kelas, objek, abstraksi, enkapulasi dan Polimorfisme
melalui pengiriman pesan, sedangkan konsep dasar pemrograman terstruktur harus mengandung teknik pemecahan masalah
yang tepat dan benar, memiliki algoritma pemecahan masalah yang sederhana, standar dan efektif, penulisan program
memiliki struktur logika yang benar dan mudah dipahami, program hanya memiliki 3 struktur dasar, yaitu : Struktur berurutan,
struktur seleksi, dan struktur pengulangan, Menghindari penggunaan pernyataan GOTO, Memiliki dokumentasi yang baik.
UML adalah contoh salah satu bahasa pemrograman yang berkonsepkan OOP, sedangkan DFD dan ERD adalah contoh bahasa
pemrograman yang berkonsepkan pemrograman secara terstruktur.
Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara
menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah
tersebut. Sedangkan untuk pemrograman terstruktur, menggunakan prosedur/tata cara yang teratur untuk mengoperasikan
data struktur
Untuk tata nama, keduanya pun memiliki tatanan yang sama walaupun memiliki pengertian tersendiri:
Object oriented menggunakan method sedangkan terstruktur menggunakan function. Bila di OOP sering didengar
mengenai objects maka di terstruktur kita mengenalnya dengan modules. Begitu pula halnya dengan message pada OO
dan argument pada terstruktur. attribute pada OO juga memiliki tatanan nama yang sepadan dengan variabel pada
pemrograman terstruktur.
Kelebihan
SSAD merupakan pendekatan visual, ini membuat metode ini mudah dimengerti oleh pengguna atau
programmer.
Penggunaan analisis grafis dan tool seperti DFD menjadikan SSAD menjadikan bagus untuk digunakan.
SSAD merupakan metode yang diketahui secara umum pada berbagai industry.
SSAD sudah diterapkan begitu lama sehingga metode ini sudah matang dan layak untuk digunakan.
Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah
pada setiap proses.
Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga
tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan
dengan pengguna, sehingga sangat sliit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
Pada SAAD sliit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini
memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).
METODE BERORIENTASI OBYEK
Metode OOAD melakukan pendekatan terhadap masalah dari perspektif obyek, tidak pada perspektif fungsional seperti pada
pemrograman terstruktur. Akhir-akhir ini penggunakan OOAD meningkat dibandingkan dengan pengunaan metode
pengembangan software dengan metode tradisional. Sebagai metode baru dan sophisticated bahasa pemrograman
berorientasi obyek diciptakan, hal tersebut untuk memenuhi peningkatan kebutuhan akan pendekatan berorientasi obyek pada
aplikasi bisnis
Kelebihan
Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan sistem
Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali
(reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan
developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang
dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata
dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang
membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan
proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi
resiko pelaksanaan proyek.
Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah
dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini
memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem
yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Kekurangan
Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste,
sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan
metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD,
karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu
keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap
reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).