Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BEDAH MULUT

I.

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam tahap pertumbuhan gigi dan perkembangan

oklusi

khususnya periode transisi pergantian gigi sulung menjadi gigi


permanent terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
lengkung gigi. Kebiasaan merupakan suatu faktor penting yang
menjadi penyebab dan berkembangnya penyakit dalam rongga mulut.
Seringkali, kebiasaan dilakukan tanpa disadari yang ternyata dapat
merusak atau membahayakan bagian rongga mulutnya.
Orangtua menemukan banyak kebiasaan dan perilaku anak-anak
mereka yang menggangu. Bila orangtua tidak mengambil sikap
berlebihan, maka si anak akhirnya akan menghentikan kebiasaan
tersebut

dengan

sendirinya.

Umumnya

kebiasaan

anak

akan

menghilang ketika anak mencapai usia sekolah, namun dampak dari


kebiasaan buruk ini akan berpengaruh pada perkembangan rongga
mulut, seperti pada jaringan keras (gigi dan tulang alveolar), jaringan
pendukung gigi (gingival dan ligamen periodontal) maupun mukosa
mulut lainnya (lidah, bibir, pipi, palatum, dll).
Kebiasaan anak muncul dalam berbagai kondisi. Dalam kondisi
ringan, beberapa perilaku tidak menggangu aktivitas normal seharihari dan karenanya bukan merupakan gangguan kejiwaan. Kebiasaan
dapat timbul sebagai salah satu cara bagi anak untuk tetap
menyibukkan diri bila merasakan sesuatu yang kurang menyenangkan
bagi. Tetapi pada sebagian besar anak, kebiasaan tersebut baiasanya
dilakukan untuk menenangkan diri ketika ia merasa tertekan, sedang
stres, bosan, lelah, frustasi dan tidak nyaman ataupun saat ia sedang
tertidur lelap.
I.2 Pengertian Oral Habit
Dalam kamus Dorland kebiasaan didefinisikan sebagai sesuatu
bersifat permanent dan konstan yang menunjukkan aktifitas berulang

secara otomatis disebabkan oleh proses alami yang kompleks dimana


melibatkan kontraksi otot yang dapat berefek pada fungsi mastikasi,
respirasi, fonetik, dan estetik.
I.2 Perkembangan Oral Habit
Oral habit sering kali ditemukan pada anak-anak sejak berusia satu
bulan. Hal ini tidak akan menyebabkan masalah yang berarti dalam
rongga mulut saat itu, karena pada dasarnya tubuh dapat memberikan
respon terhadap rangsangan dari luar sejak masih dalam kandungan.
Respon

tersebut

merupakan

pertanda

bahwa perkembangan

psikologis anak sudah dimulai, terlihat dari tingkat laku spontan atau
reaksi berulang. Permasalahan akan muncul ketika kebiasaan tersebut
terus berlanjut hingga anak mulai memasuki usia sekolah dimana
kebiasaan ini terus dilakukan karena orangtua kurang memperhatikan
anaknya. Jika kebiasaan tersebut dihentikan sebelum masa erupsi gigi
permanen, hal tersebut tidak akan memberikan efek jangka panjang.
Menurut Christensen dan fields oral habit dideteksi pada usia 3-6
tahun melalui pemeriksaan klinis yang merupakan masalah penting
karena pada usia ini oral habit dianggap abnormal.
Perkembangan oral habit terbagi menjadi 3 periode yaitu periode
menghisap, periode menggigit, dan periode multiple transfer. Periode
menghisap berkembang sejak bayi masih trimester ketiga dalam
kandungan ibu. Kebiasaan ini dilakukan berkembang untuk melatih
sistem neuromuskular dimana merupakan perkembangan sistem
sempurna yang ditemukan sejak lahir sehingga fase mulut pada bayi
yang baru lahir terpenuhi dengan baik. Keahlian menghisap jari ini
dimulai sejak minggu ke-19 karena otak bayi telah mencapai jutaan
saraf motorik sehingga ia mampu membuat gerakan sadar tersebut.
Masa transisi dari periode menghisap ke periode menggigit terjadi
dalam periode yang singkat dan disebut sebagai periode transisi.
Periode mengigit berkembang sejak usia pra-sekolah (4-5 tahun) dan
berakhir pada usia sekolah (6-12 tahun).

II.

PEMBAHASAN
II.1 PENATALAKSANAAN KEBIASAAN BURUK MENGGIGIT
BIBIR
Memodifikasi pola perilaku untuk jangka panjang dikenal program
pembelajaran perilaku yang meliputi : menjaga kesehatan mulut,
mengoreksi kebiasaan mulut, dan pemakaian alat. Kemungkinan
suksesnya perawatan akan meningkat bila dokter, penderita, dan
orangtua secara antusias ikut terlibat. Menurut Kreit bila hubungan ibu
dan anak (penderita) erat maka kemungkinan keberhasilan perawatan
semakin besar. Berikut beberapa piranti orthodontik yang dapat
digunakan untuk menghentikan kebiasaan buruk menggigit bibit pada
anak, antara lain:
1. Lip Bumper
Alat ini digunakan untuk mendapatkan ruang pada
lengkung untuk mengkoreksi gigi berjejal ringan hingga sedang

pada lengkung gigi, gigi molar rotasi, mengontrol kehilangan


penjangkaran,

memperbaiki

aktivitas

otot-otot

bibir

dan

menghilangkan kebiasaan menghisap maupun menggigit bibir.


Kebiasaan menghisap atau menggigit bibir dicegah dengan labial
shield pada alat ini. Posisi bibir bawah akan terkoreksi setelah
perawatan.
Lip Bumper adalah busur lepasan yang disisipkan ke dalam
tube tambahan yang dikombinasi dengan kawat orthodonsia berupa
klamer adams untuk retensi pada gigi-gigi molar pertama bawah,
bagian labial anterior dari busur tersebut mempunyai bumper
akrilik yang bertumpu tepat di depan gigi-gigi insicivus rahang
bawah.

Pengurangan

jarak

gigit

dapat

dilakukan

dengan

pemasangan piranti orthodonsi lain berupa busur labial di rahang


atas. Lip bumper tidak disolder ke band molar dan dapat dilepas.
Lip bumper merupakan suatu pilihan yang tepat. Pemakaian lip
bumper dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada pemakainya
dan bukan hal yang mudah bagi anak-anak untuk mengilangkan
kebiasaan buruk tersebut. Maka dari itu, sekali lagi dikatakan,
diperlukan motivasi yang kuat pada penderita dan orangtuanya.
Fungsi dari lip bumper :
a. Menghilangkan kebiasaan buruk, seperti menghisap atau
menggigit bibir bawah dan menghisap ibu jari.
b. Untuk melebarkan lengkung gigi baik pada rahang atas ataupun
pada rahang bawah, menambah panjang dan lebar lengkung
rahang untuk mendapatkan ruang bagi gigi-gigi permanen yang
erupsi dan mengatasi gigi-gigi yang berjejal.
c. Menghindarkan tekanan otot bibir dan

mengurangi

hipertonusitas otot mentalis.


d. Mengurangi overjet.
e. Mempertahankan molar agar tidak berjalan ke mesial.
2. Oral Screen
Oral Screen merupakan salah satu alat efektif yang paling
mudah digunakan untuk mengoreksi protrusi gigi anterior rahang

atas. Alat ini diistilahkan sebagai physiologic appliance karena alat


ini tidak menyebabkan pergerakan gigi dengan bantuan kawat,
tetapi menghasilkan gaya yang menahan gigi anterior rahang atas
dengan cara menekan perioral musculatur.
Oral Screen digunakan pada kasus maloklusi untuk mengoreksi
protrusif rahang atas dan openbite. Ada beberapa metode dan
bahan yang biasa digunakan untuk mebuat oral screen (karet,
akrilik, flexiglass, dan palstik tidak tahan panas). Penggunan oral
screen sebagaimana mestinya setiap malam dan pada waktu tidur.
Fungsi oral screen adalah :
a. Menghilangkan kebiasaan buruk, seperti :
Menggigit bibir. Membuat kompetensi bibir yang lebih

baik dan mengurangi kecenderungan menggigit bibir.


Menjulurkan lidah. Mengendalikan kecenderungan
lidah untuk menghisap ke daerah openbite dan
kemudian meningkatkan keseluruhan pola mengunyah.
Oral screen juga mendorong lidah untuk menghisap ke
arah lateral yang lebih efektif dalam menyeimbangkan

otot-otot pipi.
Menghalangi bernafas melalui mulut. Pola pergerakan
udara yang lebih normal melewati hidung

akan

terbentuk .
b. Membatasi seminimal mungkin pergerakan otot mentalis pada
bibir bawah.
c. Sebagai alat pengingat bagi anak untuk latihan mengurangi
kebiasaan buruknya yang diinstruksikan oleh dokter gigi.
III.

PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Estetika yang kurang baik bisa ditimbulkan oleh adanya kebiasaan
buruk sejak yaitu oral habit dimana merupakan penyimpangan fungsi
serta perilaku yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan struktur gigi dan mukosa disekitarnya, misalnya

mengisap jari, mengisap botol susu, menjulurkan lidah, bernapas


melalui mulut, bruksisme, dan kebiasaan menggigit bibir.

Anda mungkin juga menyukai