Anda di halaman 1dari 44

I.

TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA

Sejak zaman dahulu manusia terus menerus berusaha mempelajari dan


memahami tentang asal-usul dari dunia in atau alam semesta. Pada jaman
kejayaan Yunani, dipercayai bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta ini
(Geosentrisme). Namun, berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih tajam,
pandangan itu berubah sejak zaman abad pertengahan yang dipelopori oleh
Copernicus, yaitu menjadi Heliosentrik. Konsep dari Heliosentrik ini adalah
matahari menjadi pusat beredarnya bumi dan planet-planet lain.
Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup tentang mikrokosmos dan
makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan sebagainya. Sedangkan
makrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar,
misalnya bintang, planet, ataupun galaksi. Berdasarkan pengertian tersebut ada
beberapa teori yang menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta. Teori-teori
tersebut ialah sebagai berikut.

1. Teori Keadaan Tetap (Steadystate Theory)


Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman bondi, Thomas Gold
(1948). Teori ini berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa
alam semesta, dimana pun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip
tersebutlah alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu dimasa yang telah lalu
sampai sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama walaupun
galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh
kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi
lama. Dengan kata lain, tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh, menjadi tua dan
akhirnya mati. Jadi dapat disimpulkan, teori ini beranggapan bahwa alam semesta
itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya (tanpa awal dan tanpa akhir).

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

2. Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory)


Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat
besar dan mempunyai berat jenis yang juga sangat besar. Massa tersebut
kemudian meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti (George Lemaitre,
1930). Massa itu kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya
menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang bergerak itu
membentuk kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang. Massa-massa
tersebut harus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukung oleh
kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi
titik pusat yang sama. Selain itu, teori ini didukung oleh pakar astronomi Arno
Penzias dan Robert Wilson yang menemukan radiasi gelombang mikro.

3. Teori Awan Kabut


Teori ini dikemukan oleh Carl Von Weeizsaker (1940) dan disempurnakan
oleh Gerard P Kuiper (1950). Dalam teori ini dikatakan bahwa tata surya
terbentuk oleh gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami
pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik pada
bagian pusat awan membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin kemudian
membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya.
Partikel-partikel di bagian tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan
panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian menjadi matahari, sementara
bagian yang luar berputar sangat cepat kemudian menjadi gumpalan yang lebih
kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian menjadi planetplanet.

4. Teori Nebulae atau Teori Kabut

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg


(1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804)
pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de
Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal
dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal tata
surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang
disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen.
Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan
berputar dengan arah tertentu. Suhu kabut kemudian semakin bertambah panas,
dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus
menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring
dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace
berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet
merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.

5. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin
(1843-1928) dan Forest R. Moulton pada tahun (1878-1952) seorang astronom.
Disebut Planetisimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda
padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintangbintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada
jarak yang tidak terlalu jauh, akibatnya terjadi pasang naik antara bintang tadi dan
matahari. Pada waktu bintang tiu menjauh sebagian massa matahari itu jatuh
kembali kepermukaan matahari dan sebagian lain berhamburan disekeliling
matahari, maka inilah yang disebut dengan planetisimal yang kenal menjadi
planet-planet yang eredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.

6. Teori Pasang Surut

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

Teori pasang surut ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan
Harrold Jeffreys (1891), yang sama-sama berasal dari Inggris. Teori ini hampir
sama dengan teori planet desimal. Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik
bintang yang besar pada permukaan matahari terjadi proses pasang surut, seperti
peristiwa pasang surutnya air laut di bumi akibat daya tarik bulan. Bagian massa
matahari itu membentuk cerutu yang menjorok ke arah bintang. Bersamaan
dengan semakin menjauhnya bintang itu, cerutu itu terputus-putus membentuk
gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda-beda. Gumpalan
itu membeku dan kemudian membentuk planet-planet. Teori ini menjelaskan
mengapa planet-planet dibagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan
neptunus merupakan planet-planet raksasa sedangkan di bagian ujungnya
merupakan planet-planet kecil. Kelahiran planet-planet itu karena pecahan gas
adari matahari yang berbentuk cerutu, maka besar planet-planet tersebut berbedabeda antara yang terdekat dan yang terjauh dan besar di bagian tengahnya.

7. Hipotesis Bintang Kembar


Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (19152001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya
berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah
satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap
oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

8. Teori Kondensasi
Teori kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang
bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi
menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

II.

LAPISAN-LAPISAN BUMI

Bumi tempat tinggal saat ini merupakan salah satu anggota tata surya
dengan matahari sebagai pusatnya. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta
km. Bumi berbentuk bulat pepat dengan jari-jari 6.370 km. Bumi merupakan
planet

dengan

urutan

ketiga

dari

delapan

planet

yang

dekat

dengan matahari.Bumi diperkirakan telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang
lalu, dan merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis
mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Jika bumi diiris
maka akan tampak lapisan-lapisan seperti pada Gambar 2.1.
Lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Kerak bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori,
yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan
sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.
Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan tanah dan
batuan. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di
bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajaT Celcius. Lapisan kerak bumi
dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (46,6%),
Silikon (27,7%), Aluminium (8,1%), Besi (5,0%), Kalsium (3,6%) Natrium
(2,8%), Kalium (2,6%) dan Magnesium (2,1%). Unsurunsur tersebut membentuk
satu senyawa yang disebut dengan batuan.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

Gambar 2.1 Struktur lapisan bumi

2. Selimut atau Selubung Mantel


Selimut merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi.
Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat.
Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat Celcius.
3. Inti Bumi
Inti bumi terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi
(90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 29005200 km.
Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan
inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya
mencapai 200o C. Inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan
diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
mencapai 4500oC.
Berdasarkan penyusunnya lapisan bumi terbagi atas litosfer, astenosfer,
dan mesosfer. Litosfer adalah lapisan paling luar bumi (tebal kira-kira 100 km)
dan terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung. Litosfer memiliki

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

kemampuan menahan beban permukaan yang luas misalkan gunungapi.Litosfer


bersuhu dingin dan kaku. Di bawah litosfer pada kedalaman kira-kira 700 km
terdapat astenosfer.Astenosfer hampir berada dalam titik leburnya dan karena itu
bersifat seperti fluida.Astenosfer mengalir akibat tekanan yang terjadi sepanjang
waktu.
Lapisan berikutnya adalah mesosfer. Mesosfer lebih kaku dibandingkan
astenosfer namun lebih kental dibandingkan litosfer. Mesosfer terdiri dari
sebagian besar selubung hingga inti bumi. Permukaan bumi ini terbagi atas kirakira 20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km.
Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit
terluar bumi yang padat. Litosfer terdiri dari kerak dan selubung atas.
Lempengnya kaku dan lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang
lebih cair. Arus konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas, yang
membuat lempeng-lempeng dapat bergerak, yang dapat menimbulkan getaran
yang terjadi dipermukaan bumi.zat cair atau gas, yang membuat lempeng-lempeng
dapat bergerak, yang dapat menimbulkan getaran yang terjadi dipermukaan bumi.
Pada saat ini ditemukan sebuah fakta bahwa bumi tidak lagi hanya
mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-Pengukuran dan percobaanpercobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari bumi itu
berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan
bumi. Di bawah tekanan seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini
pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu
lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua lapisan
di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi
lapisan zat cair. Hal itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan
memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang jelas antar lapisan-lapisan bumi
bagian dalam. Jika turun ke bawah bumi yang keras, maka akan ditemukan
lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk
membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu
berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang berbeda-beda.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

Gambar 2.2 Lapisan-lapisan bumi

Gambar 2.2 menunjukkan tujuh lapisan bumi, dimana kerak bumi adalah
lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel dengan berbeda-beda
ketebalannya, lalu disusul lapisan-lapsan yang terdiri zat cair, dan diakhiri dengan
yang lapisan ketujuh, yaitu nukleus padat. Para ilmuwan juga menemukan bahwa
atom terdiri dari tujuh lapisan atau tingkatan, dan hal ini membuktikan
keseragaman ciptaan, di mana bumi mempunyai tujuh lapisan dan atom-atom
mempunyai tujuh lapisan juga. Tujuh lapisan bumi itu sangat berbeda-beda dari
segi struktur, kepadatan, suhu dan bahannya.
Lapisan luar bumi secara keseluruhan sering disebut atmosfer. Atmosfer
adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari
permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer
terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560
km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang
dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan
yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mulamula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar
matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa,


dapat diperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomenafenomena yang terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%)
dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel,
tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan
di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi
suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari
permukaan planet. Lapisan atmosfer terdiri dari beberapa lapisan berikut ini.

Gambar 2.3 Lapisan-lapisan atmosfer

1. Troposfer
Lapisan Troposfer berada pada level yang terendah, campuran gasnya
paling ideal untuk menopang kehidupan di bumi. Dalam lapisan ini kehidupan
terlindung dari sengatan radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda langit lain.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

Dibandingkan dengan lapisan atmosfer yang lain, lapisan ini adalah yang paling
tipis (kurang lebih 15 kilometer dari permukaan tanah). Dalam lapisan ini, hampir
semua jenis cuaca, perubahan suhu yang mendadak, angin tekanan dan
kelembaban yang dirasakan sehari-hari berlangsung. Ketinggian yang paling
rendah adalah bagian yang paling hangat dari troposfer, karena permukaan bumi
menyerap radiasi panas dari matahari dan menyalurkan panasnya ke udara.
Biasanya, jika ketinggian bertambah, suhu udara akan berkurang secara tunak
(steady), dari sekitar 17 sampai -52.
Pada permukaan bumi yang tertentu, seperti daerah pegunungan dan
dataran tinggi dapat menyebabkan anomali terhadap gradien suhu tersebut.
Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena
berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari
berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar
dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer. Susunan kimia udara troposfer
terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang,
0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta
0,000005% xenon. Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah
(cumulus), yang tingginya antara 0 2 km; awan pertengahan (alto cumulus
lenticularis), tingginya antara 2 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya
antara 6 12 km.
Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu:
a. Lapisan Udara Dasar
Tebal lapisan udara ini adalah 1 2 meter di atas permukaan bumi.
Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka
bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya.
Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro,
yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di
dalam tanah.
b. Lapisan Udara Bawah
NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

10

Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter


(planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 2
km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga
menentukan iklim.
c. Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)
Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan,
yang tebalnya 2 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar
lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang
beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.
d. Lapisan Udara Tropopouse
Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer
terletak antara 8 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini
terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara 46o C sampai
80o C pada musim panas dan antara 57o C sampai 83o C pada
musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang
menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang
lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum
mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam
bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).

2. Stratosfer
Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer dimulai dari
ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif
stabil dan sangat dingin yaitu 70oF atau sekitar 57oC. Pada lapisan ini angin
yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.Disini juga tempat
terbangnya pesawat. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi di lapisan
NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

11

paling bawah, namun tidak ada pola cuaca yang signifikan yang terjadi pada
lapisan ini. Dari bagian tengah stratosfer ke atas, pola suhunya berubah menjadi
semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya lapisan dengan
konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini menyerap radiasi sinar ultra
ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai sekitar 18oC pada ketinggian sekitar
40 km. Lapisan stratopause memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu:
a. Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 35 km dpl, dengan suhu
udara 50o C sampai -55o C.
b. Lapisan udara panas; terletak antara 35 50 km dpl, dengan suhu 50 o
C sampai + 50o C.
c. Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 80 km dpl,
dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar
ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon,
hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1
m3.

3. Mesosfer
Kurang lebih 25 mil atau 40km di atas permukaan bumi terdapat lapisan
transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika
ketinggian bertambah, sampai menjadi sekitar 143oC di dekat bagian atas dari
lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km diatas permukaan bumi. Suhu serendah ini
memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Daerah
transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu
terendah 110o C.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

12

4. Termosfer
Transisi dari mesosfer ke termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 81 km.
Dinamai termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang cukup tinggi pada
lapisan ini yaitu sekitar 1982oC. Perubahan ini terjadi karena serapan radiasi sinar
ultra ungu. Radiasi ini menyebabkan reaksi kimia sehingga membentuk lapisan
bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat memantulkan
gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini berguna untuk
membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh. Molekul oksigen akan
terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan
gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan
meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat
dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu:
a. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan
ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga
lapisan udara Kennely dan Heaviside dan mempunyai sifat memantulkan
gelombang radio. Suu udara di sini berkisar 70o C sampai +50o C .
b.

Lapisan udara F
Terletak antara 150 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
Appleton.
c. Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom.
Letaknya lapisan ini antara 400 800 km. Lapisan ini menerima panas
langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C. Fenomena
aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi
di lapisan ini.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

13

5. Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini,
kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada
dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah
yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya
gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar
disebut magnetopause. Adanya refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh
partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga disebut
sebagai cahaya Zodiakal.

III. SEBAB-SEBAB TERJADINYA GEMPA

Berdasarkan penyebabnya gempabumi dapat terjadi akibat runtuhnya guagua dalam bumi, tabrakan (impack), peledakan, gunungapi, kegiatan tektonik.
1. Runtuhnya Gua-Gua dalam Bumi
Dugaan para ahli tempo dulu, bahwa gempabumi terjadi akibat runtuhnya
gua-gua raksasa yang terdapat di dalam bumi. Dugaan itu sama sekali tidak benar,
sebab keruntuhan seperti itu tidak pernah ada. Kalau saja terjadi keruntuhan di
dalam bumi, hal itu hanya mungkin pada daerah pertambangan bawah tanah
(under ground), penggalian batukapur dansejenisnya.Akan tetapi keruntuhan yang
terjadi hanya dapat menimbulkan getaran bumi yang sangat kecil dan bersifat
setempat (lokal) kekuatannya berkisar anatara 2 hingga 3 pada Skala Richter.
2. Tabrakan (Impack)

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

14

Awalnya banyak juga yang percaya bahwa gempabumi disebabkan adanya


meteor atau shooting star yang menabrak bumi pada tahun 1908 di Rusia, suatu
bintang beralih (meteor) jatuh dan mengakibatkan terjadinya lubang yang sangat
besar menyerupai sebuah kawah. Walaupun gelombang tekanan akibat jatuhnya
meteor tersebut tercatat sampai ke kota London di Inggris, akan tetapi efeknya
sama sekali tidak terekam pada alat pencatat getaran gempabumi (seismograf). Ini
berarti getaran yang ditimbulkan akibat tabrakan meteor dengan bumi
kekuatannya sangat kecil sekali. Lagi pula tabrakan yang demikian sebenarnya
sangat jarang terjadi di bumi.
3. Peledakan Gunung Api
Aktivitas gunungapi dapat menimbulkan gempabumi yang dinamakan
gempabumi vulkanik.Gempabumi ini terjadi baik sebelum, selama, maupun
setelah peledakan suatu gunungapi.Penyebabnya adalah akibat terjadinya
persentuhan antara magma dengan dinding gunungapi dan tekanan gas pada
peledakan yang sangat kuat atau perpindahan magma secara tiba-tiba di dalam
dapur magma.Gempabumi vulkanik sebenarnya kekuatannya sangat lemah dan
hanya terasa di wilayah sekitar gunungapi yang sedang aktif saja.Dari seluruh
gempabumi yang terjadi, hanya 7% saja yang termasuk gempabumi vulkanik.
Kendatipun demikian kerusakan atau efek yang ditimbulkannya cukup luas, sebab
gempabumi vulkanik biasanya disertai pula dengan kemungkinan akan
meletusnya suatu gunungapi. Berdasarkan kedudukan sumber gempanya (posisi
kegiatan magma), maka dapat dibedakan menjadi empat jenis gempabumi
vulkanik :
a. Gempa Bumi Vulkanik Dalam
Kedalaman sumber gempanya antara 2 sampai 30 km. Gempabumi
ini banyak persamaannya dengan gempabumi tektonik, terutama mengenai
gempa susulannya (after shocks).Terjadi pada saat menjelang letusan suatu
gunungapi, atau sebagai pertanda bahwa suatu gunungapi tengah mulai
aktif.Gempabumi vulkanik dangkal sumber gempanya terletak pada
kedalaman kurang dari 2 km. Jenis ini timbul pada saat mendekati

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

15

terjadinya letusan, selama berlangsungnya letusan, dan setelah letusan itu


sendiri berakhir.
b. Gempa bumi ledakan
Gempa bumi ini terjadi sehubungan dengan tengah berlangsungnya
ledakan suatu gunung api. Sumber gempanya sangat dangkal, kurang dari
1 kilometer.
c.Getaran Vulkanik atau Tremor
Getaran atau tremor vulkanik terjadi terus menerus sehingga
menciptakan suasana tidak tenang.Sumber gempanya terletak dari mulai
kedalaman 30 kilometer sampai permukaan.Gempabumi dangkal dan
gempabumi ledakan bila terjadi terus menerus dengan selang waktu hanya
beberapa detik dapat menyebabkan getaran vulkanik (tremor).Pada
gunungapi berbatuan basalt, getaran vulkanik terasa lebih kuat karena sifat
batuannya sangat peka terhadap rambatan gelombang.
d. Kegiatan Tektonik
Gempabumi yang banyak terjadi dan mempunyai efek
sangat serius sebenarnya berasal dari kegiatan tektonik, yaitu mencakup
90% dari seluruh kejadian gempabumi. Gempabumi ini berhubungan
dengan kegiatan gaya-gaya tektonik yang tengah terus berlangsung dalam
proses pembentukan gunung-gunung, terjadinya patahan-patahan batuan
(faults) dan tarikan atau tekanan dari pergerakan lempeng-lempeng batuan
penyusun kerak bumi.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik. Teori dari tektonik plate (plat
tektonik) menjelaskan bahwa kulit bumi atau litosfer yang menutupi permukaan
bumi keadaanya tidak utuh, melainkan terpecah-pecah berbentuk lempeng, yang
satu sama lain bergerak saling menjauh, bertumbukan dan ada juga yang saling
berpapasan. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan
bertabrakan satu sama lainnya. Gerakan litosfer tersebut diakibatkan oleh adanya
gerakan astenosfer yang sifatnya cair kental.Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa tektonik.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

16

Gambar 3.1 Jalur penyebaran pusat gempa bumi di seluruh dunia

Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola


dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan
lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian
(geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk
menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh
kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik.

IV.

PERGESERAN DAN PERTEMUAN LEMPENG BUMI

Secara teori tektonik lempeng, pembentukan Kepulauan Indonesia dimulai


sekitar 55 juta tahun yang lalu. Indonesia dibentuk oleh interaksi setidaknya tiga
lempeng penyusun bumi; Lempeng Samudera India, Lempeng Laut Filipina, dan

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

17

Lempeng Eurasia yang merupakan lempeng kontinen. Perbedaan antara lempeng


yang disusun oleh lempeng samudera dan kontinen adalah lempeng samudera
bersifat basah karena disusun oleh material yang kaya akan unsur Fe, Mg dan Ni,
bersifat kaku dan brittle, mempunyai berat jenis yang tinggi, sementara lempeng
kontinen merupakan lempeng benua yang secara kimia bersifat relatif asam dan
mempunyai berat jenis lebih rendah dibandingkan lempeng samudera.
Lempeng-lempeng tadi bergerak satu sama lain di mana Lempeng
Samudera India bergerak relatif ke arah utara dengan kecepatan 7 cm per tahun,
Lempeng Laut Filipina bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 8 cm per
tahun dan lempeng Eurasia yang cenderung stabil. Pergerakan lempeng-lempeng
ini kemudian bertemu pada satu zona tumbukan yang disebut dengan zona
subduksi.
Interaksi ketiga lempeng tadi mengakibatkan pengaruh pada hampir
seluruh kepulauan yang ada di Indonesia, kecuali Kalimantan. Pengaruh dari
pergerakan lempeng tadi ada yang langsung berupa pergerakan kerak bumi di
batas pergerakan lempeng tadi, yang akan menimbulkan gempa bumi dan tsunami
apabila pergerakannya terdapat di dasar laut, maupun tidak langsung. Gempa
bumi dan tsunami yang terjadi setahun lalu di Aceh dan Sumatera Utara
merupakan contoh nyata.
Gempa dan tsunami Aceh dihasilkan tunjaman Lempeng Samudera India
ke bawah Lempeng Eurasia. Tunjaman tersebut menghasilkan getaran yang
menimbulkan gempa bumi berkekuatan sekitar 8,9 skala richter. Pusat gempa
tersebut terdapat di Samudera Hindia, tepatnya sekitar 200 km sebelah barat daya
Pulau Sumatera. Getaran gempa yang sangat keras itu kemudian sampai ke
permukaan laut dan menimbulkan gerakan osilasi pada air laut dengan kecepatan
sekitar 700/800 km/jam (setara dengan kecepatan pesawat komersil), yang
akhirnya sampai ke daerah Aceh dan Sumatera Utara dalam bentuk tsunami.
Selain itu pertemuan Lempeng Samudera India dengan Lempeng Eurasia
juga menghasilkan lajur gunung api yang memanjang dari Sumatera sampai Nusa
Tenggara dan membentuk sebuah rangkaian gunung api. Rangkaian gunung api
ini dikenal dengan istilah busur vulkanik dan berhenti di Pulau Sumbawa,
kemudian berbelok arah ke Laut Banda menuju arah utara ke daerah Maluku

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

18

Utara, Sulawesi Utara dan terus ke Filipina. Busur gunung api ini sendiri ada yang
masih aktif seperti Gunung Merapi, Gunung Krakatu di Selat Sunda, Gunung
Galunggung dan Gunung Papandayan di Jawa Barat, Gunung Merapi di
Jogjakarta, Gunung Agung di Bali, Gunung Rinjani dan Tambora di Nusa
Tenggara, Gunung Gamalama dan Tidore di Maluku Utara, dan Gunung Klabat di
Sulawesi Utara. Sebaran gunung berapi di Indonesia dtunjukkan pada gambar
berikut.
Pergerakan ketiga lempeng tadi juga dapat menimbulkan patahan atau
sesar yaitu pergeseran antara dua blok batuan baik secara mendatar, ke atas
maupun relatif ke bawah blok lainnya. Patahan atau sesar ini merupakan
perpanjangan gaya yang ditimbulkan oleh gerakan-gerakan lempeng utama.
Patahan atau sesar inilah yang akan menghasilkan gempa bumi di daratan dan
tanah longsor. Akibatnya, bangunan yang ada di atas zona patahan ini sangat
rentan mengalami runtuhan.
Patahan atau sesar-sesar ini akan mempengaruhi resistensi atau kekuatan
pada batuan yang dilewatinya, menyebabkan batuan- batuan tadi menjadi rapuh
dan mudah mengalami erosi. Apabila jenis batuan tersebut merupakan batuan
yang porous( berongga), maka akan menimbulkan hal yang lebih fatal lagi. Curah
hujan yang tinggi akan menyebabkan air hujan masuk ke dalam rongga batuan
dan menyebabkan lama kelamaan batuan tersebut akan menjadi jenuh yang
berujung pada terjadinya pergerakan massa batuan dalam bentuk blok besar yang
menimbulkan tanah longsor, terutama daerah dengan kemiringan lereng yang
curam.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

19

Gambar 4.1 Sebaran Gunung api dan titik pusat gempa di Kepulauan Indonesa.
Menurut teori yang ada, kerak bumi (lithosfer) dapat diterangkan ibarat
suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel
astenosfer yang liat dan sangat panas, atau bisa juga disamakan dengan pulau es
yang mengapung di atas air laut. Ada dua kjenis kerak bumi yakni kerak samudera
yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di
samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih
tebal dari kerak samudera. Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun
akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan
kerakbumi ini pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut
lempeng kerakbumi. Dengan demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua,
kerak samudera atau keduanya. Arus konvensi tersebut merupakan sumber
kekuatan utama yang menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng.
Pergerakan lempeng kerak bumi ada 3 macam yaitu pergerakan yang
saling mendekati, saling menjauh dan saling berpapasan.
1. Pergerakan Lempeng Saling Mendekati

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

20

Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan


dimana salah satu dari lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah
penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur
gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian
kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Salah
satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Ind0-Australia dan
Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur
gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti
Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan
Jawa Utara.
2. Pergerakan Lempeng Saling Menjauh
Pergerakan lempeng saling menjauh akan menyebabkan penipisan dan
peregangan kerakbumi dan akhirnya terjadi pengeluaran material baru dari mantel
membentuk jalur magmatik atau gunungapi. Contoh pembentukan gunungapi di
Pematang Tengah Samudera di Lautan Pasific dan Benua Afrika.
3. Pergerakan Lempeng Saling Berpapasan
Pergerakan saling berpapasan dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang
besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.
Selain ketiga pergerakan tersebut, pergerakan lempeng kerak bumi yang saling
bertumbukan akan membentuk zona sudaksi dan menimbulkan gaya yang bekerja
baik horizontal maupun vertikal, yang akan membentuk pegunungan lipatan, jalur
gunungapi/magmatik, persesaran batuan, dan jalur gemp abumi serta terbentuknya
wilayah tektonik tertentu. Selain itu terbentuk juga berbagai jenis cekungan
pengendapan batuan sedimen seperti palung (parit), cekungan busurmuka,
cekungan

antar

gunung

dan

cekungan

busur

belakang.

Pada

jalur

gunungapi/magmatik biasanya akan terbentuk zona mineralisasi emas, perak dan


tembaga, sedangkan pada jalur penunjaman akan ditemukan mineral kromit.
Setiap wilayah tektonik memiliki ciri atau indikasi tertentu, baik batuan,
mineralisasi, struktur maupun kegempaanya.
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang
satu

dengan

lainnya

(plate

boundaries)

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

terbagi

dalam

jenis,
21

yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup
kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana
tiga lempeng kerak bertemu.
a. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling
memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan
litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar
laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya
celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu
contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di
sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan
Benua Amerika.

Gambar 4.2 Macam-macam pergerakan lempeng

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

22

b. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah
kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu
sama lain (one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah
lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona
tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi
gempa. Pematang

gunung-api (volcanic

ridges)

dan parit

samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.


Batas konvergen ada 3 macam, yaitu:
i)

antara lempeng benua dengan lempeng samudra (Oceanic


Continental)
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua,
lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi,
kemudian

meleleh.

terbentuklah deretan

Pada
gunung

lapisan

litosfer

berapi (volcanic

tepat

di

mountain

atasnya,
range).

Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman,


terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan
yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari
ii)

konvergensi antara Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.


antara dua lempeng samudra (OceanicOceanic)
Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng
samudra lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan
deretan gunung berapi yang pararel terhadap parit tersebut, juga di
dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai
ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island
chain).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik
dari proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng
Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.

iii)

antara dua lempeng benua (ContinentalContinental)

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

23

Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua


lainnya. Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak
terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke
astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras
dan menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain
range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk
dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
c. Batas Transform
Terjadi

bila

menggelangsar (slide

dua
each

lempeng
other),

yaitu

tektonik

bergerak saling

bergerak

sejajar

namun

berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling


menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagaisesar ubahanbentuk (transform fault).
Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga
yang berada di daratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas (San
Andreas Fault) di California, USA. Sesar ini merupakan pertemuan antara
Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah tenggara, dengan
Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut.

V. PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK


Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena
adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya
ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam
oleh seismometer. Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang
muncul akibat adanya gempa bumi.Sedangkan gelombang secara umum adalah
fenomena perambatan gangguan (usikan) dalam medium sekitarnya. Gangguan ini
mula-mula terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi (pergeseran)
kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa.
NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

24

Karena gangguan merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada
transportasi energi.
Gelombang seismik disebut juga gelombang elastik karena osilasi partikelpartikel medium terjadi akibat interaksi antara gaya gangguan (gradien stress)
malawan gaya-gaya elastik. Dari interaksi ini muncul gelombang longitudinal,
gelombang transversal dan kombinasi diantara keduanya.Apabila medium hanya
memunculkan gelombang longitudinal saja (misalnya di dalam fluida) maka
dalam kondisi ini gelombang seismik sering dianggap sabagai gelombang akustik.
Gelombang seismik merupakan gelombang elastik yang menjalar ke
seluruh bagian dalam bumi dan melalui permukaan bumi akibat adanya lapisan
batuan yang patah secara tiba -tiba atau adanya ledakan. Gelombang utama gempa
bumi terdiri dari dua tipe yaitu gelombang badan (body wave) dan gelombang
permukaan (surface wave).
a. Gelombang Badan (Body wave).
Gelombang badan merupakan gelombang menjalar melalui bagian
dalam bumi dan biasanya disebut free wave karena dapat menjalar ke
segala arah di dalam bumi. Gelombang badan terdiri dari gelombang
primer dan gelombang sekunder.
b. Gelombang Primer
Gelombang primer Gelombang primer merupakan gelombang
longitudinal atau gelombang kompresional, gerakan partikel sejajar
dengan arah perambatannya.Sedangkan gelombang sekunder merupakan
gelombang transversal atau gelombang shear, gerakan partikel terletak
pada suatu bidang yang tegak lurus dengan arah penjalarannya.
Mekanisme penjalaran gelombang seismik didasarkan pada hukum
Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat. Penjelasan dari hukum Snellius,
Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat dijelaskan sebagai berikut :
1. Hukum Snellius
Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi
akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

25

gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke


permukaan dan sebagian diteruskan merambat dibawah permukaan. Penjalaran
gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip
Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari
sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan mengenai
permukaan bidang batas antara dua medium berbeda akan menimbulkan
gelombang refraksi dan refleksi.

Gambar 5.1 Pemantulan dan pembiasan gelombang


Hukum Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Sebagian energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P dan


gelombang S, dan sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan
gelombang S.
2. Prinsip Huygens
Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang
merupakan sumber bagi gelombang baru. Posisi dari muka gelombang dalam
dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk
semua wavelet sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme
dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan
bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011).
3. Prinsip Fermat
Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat
waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

26

yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut


akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona
kecepatan rendah.

VI.

LEMPENG-LEMPENG UTAMA BUMI


Di bumi ini ada 7 lempeng yang besar yaitu Pacific, North America, South

America, African, Eurasian (lempeng dimana Indonesia berada), Australian, dan


Antartica. Di bawah lempeng-lempeng inilah arus konveksi berada dan
astenosphere (lapisan dalam dari lempeng) menjadi bagian yang terpanaskan oleh
peluruhan radioaktif seperti Uranium, Thorium, dan Potasium. Bagian yang
terpanaskan inilah yang menjadi sumber dari lava yang ada di gunung berapi dan
juga sumber dari material yang keluar di pematang tengah samudera dan
membentuk lantai samudera yang baru. Magma ini terus keluar keatas di
pematang tengah samudera dan menghasilkan aliran magma yang mengalir kedua
arah berbeda dan menghasilkan kekuatan yang mampu membelah pematang
tengah samudera. Pada saat lantai samudera tersebut terbelah, retakan terjadi di
tengah pematang dan magma yang meleleh mampu keluar dan membentuk lantai
samudera yang baru.
Kemudian lantai samudera tersebut bergerak menjauh dari pematang
tengah samudera sampai dimana akhirnya bertemu dengan lempeng kontinen dan
akan menyusup ke dalam karena berat jenisnya yang umumnya berkomposisi
lebih berat dari berat jenis lempeng kontinen. Penyusupan lempeng samudera
kedalam lempeng benua inilah yang menghasilkan zona subduksi atau
penunjaman dan akhirnya lithosphere akan kembali menyusup ke bawah
astenosphere dan terpanaskan lagi.
Daerah pertemuan lempeng ini umunya banyak menghasilkan gempa bumi
dan apabila sumber gempa bumi ini ada di samudera maka besar kemungkinan
terjadi tsunami. Pertemuan dari lempeng-lempeng tersebut adalah zona patahan
dan bisa dibagi menjadi 3 kelompok. Mereka adalah patahan normal (normal
fault), patahan naik (thrust fault), dan patahan geser (strike slipe fault). Selain

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

27

ketiga kelompok ini ada satu lagi yang biasanya disebut tumbukan atau obduction
dimana kedua naik berhubungan dengan compressional atau tegasan atau
dorongan. Patahan geser banyak berhubungan dengan gaya transformasi.
Indonesia terletak di pertemuan lempeng Australian dan Eurasian dimana
lempeng Australian menyusup ke dalam zona eurasian sehingga membentuk zona
subduksi sepanjang Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Timur dan
melingkar di Banda. Sedangkan Irian Jaya adalah tempat bertemunya beberapa
lempeng yaitu Australian, Eurasian, Pasific, dan Philipine. Akibat dari terbentunya
zona subduksi inilah maka banyak sekali ditemukan gunung berapi di Indonesia.
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
a. Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua
b. Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
c. Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng
India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
d. Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
e. Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur
laut - Lempeng benua
f. Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng
benua
g. Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng
India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia,Lempeng Juan de Fuca, Lempeng
Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.
Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan
benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang
mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodiniadiperkirakan
terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua
di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu.
Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen
lain

yang

disebut Pangaea yang

menjadi Laurasia (yang

menjadi

pada
Amerika

akhirnya
Utara

juga

terpecah

dan

Eurasia),

dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya)

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

28

Gambar 6.1 Peta pertemuan lempeng-lempeng bumi

Lempeng Indo-Australia ialah nama untuk 2 lempeng tektonik yang


termasuk benua Australia dan samudra di sekelilingnya yang memanjang ke barat
laut sampai termasuk anak benua India dan perairan di sekelilingnya. Terbagi atas
2 lempeng sepanjang perbatasan yang kurang aktif: lempeng Australia
dan lempeng India yang lebih kecil. Kedua lempeng itu bergabung bersama antara
50 sampai 55 juta tahun abad, sebelum masa itu, kedua lempeng itu bergerak
sendiri-sendiri.
India, Meganesia (Australia, Nugini,

dan Tasmania), Selandia

Baru,

dan Kaledonia Baru adalah fragmen benua kunoGondwana. Penyebaran dasar


lautan memisahkan benua-benua itu satu sama lain, namun seperti pusat
penyebaran ini tidak aktif yang diperkirakan telah bergabung menjadi lempeng
tunggal. Penelitian terkini mengindikasikan bahwa lempeng-lempeng itu sedang
memisah, namun akan memakan waktu untuk mempublikasikan fakta ini dengan
benar.
Pengukuran GPS terkini di Australia menyatakan bahwa gerakan lempeng
sebesar 35 derajat timur utara dengan kecepatan 67 mm/th. Catat juga arah dan
kecepatan yang sama untuk titik di Auckland, Pulau Natal dan Indiaselatan.
Kemungkinan perubahan kecil ke arah Auckland karena lengkungan kecil
lempeng di sana, di mana lengkungan itu ditekan lempeng Pasifik.
Bagian

timur

ialah batas

konvergen dengan lempeng

Pasifik yang

mensubduksi. Lempeng Pasifik yang mensubduksi di bawah lempeng Australia

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

29

membentuk Parit

Kermadec, busar

laut Tonga dan Kermadec. Selandia

Baru membujur sepanjang batas tenggara lempeng. Selandia Baru dan Kaledonia
Baru ialah ujung selatan dan utara bekas benua Tasmantis, yang berpisah dari
Australia 85 juta tahun lalu. Bagian tengah Tasmantis tenggelam di laut, dan kini
merupakan Tanjakan Lord Howe.
Bagian selatannya ialah batas divergen dengan lempeng Antarktika. Batas
barat dibatasi dengan lempeng India yang membentuk perbatasan dengan
dengan lempeng Arab ke utara dan lempeng Afrika ke selatan. Batas utara
lempeng

India

ialah batas

konvergen dengan lempeng

Eurasia yang

membentuk pegunungan Himalaya dan Hindu Kush.


Bagian

timur

subduksi dengan lempeng

laut lempeng
Eurasia di

ke Myanmar (bekas Burma)

Australia membentuk batas

batas Lautan

Hindia dariBangladesh,

ke

barat

pulau Sumatera dan Kalimantan di Indonesia.

Batas

subduksi

daya
yang

melalui

Indonesia dibelokkan di garis Wallace biogeografis yang memisahkan fauna asli


Asia dari Australasia.
Lempeng Eurasia adalah lempeng tektonik terbesar ketiga yang berada di
daerah Eurasia, daratan yang terdiri dari benua Eropa dan Asia kecuali di
daerah India, Jazirah Arab, dan timur Pegunungan Verkhoyansk di Siberia Timur.
Sisi timurnya dibatasi Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Filipina. Sisi
selatannya dibatasi Lempeng Afrika,Lempeng Arab dan Lempeng Indo-Australia.
Sisi baratnya dibatasi oleh Lempeng Amerika Utara. Lempeng Sundamerupakan
bagian dari Lempeng Eurasia yang rumit secara tektonik dan aktif secara seismik.
Lempeng

Amerika

Utara adalah lempeng

tektonik yang

meliputi

seluruh Amerika Utara, Greenland dan sebagian Siberia dan Islandia. Lempeng ini
berbatasan
Chersky di

dengan Pegunungan
barat.

Mid-Atlantik di

Lempeng

ini

timur

dan Pegunungan

meliputi

baik lempeng

kontinental maupun lempeng samudera.

VII.

KEGAGALAN STRUKTUR BANGUNAN AKIBAT GEMPA

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

30

Indonesia memang merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan jalur


gempa utama, Pulau Sumatera salah satunya. Bencana gempa bumi selalu
menimbulkan banyak korban jiwa juga korban harta benda. Namun bukan gempa
buminya yang menyebabkan banyak korban, melainkan karena rusak dan
robohnya bangunan buatan manusia. Untuk meminimalisasi kerusakan yang
terjadi pada bangunan, agaknya masyarakat perlu mengenal, paling tidak
mengetahui kerusakan seperti apa saja yang terjadi akibat gempa. Sehingga dapat
mengambil pelajaran dari bencana gempa-gempa besar yang telah terjadi selama
ini dan dapat melakukan pencegahan kerusakan sejak dini.
Secara umum kerusakan yang terjadi akibat gempa beraneka ragam, hal ini
sangat tergantung pada skala kekuatan gempa itu sendiri. Dari semua fakta yang
terjadi, secara umum kerusakan bangunan yang terjadi akibat gempa tergolong ke
dalam empat bagian kerusakan.
Pertama, kegagalan pada soft story, yaitu menunjuk pada kondisi
keruntuhan gedung yang biasanya terjadi pada gedung berlantai lebih dari satu.
Bangunan yang di lantai bawah lebih lunak daripada lantai di atasnya, atau dapat
dikatakan lantai di atas lebih keras atau kaku dibanding lantai di bawahnya.
Sebagian besar bangunan di Kota Padang mengalami kerusakan soft story ini,
seperti banyak ruko-ruko berlantai dua atau tiga yang kehilangan lantai
satunya/roboh. Sementara lantai di atasnya masih dalam keadaan baik-baik saja.
Namun soft story ini juga ada yang terjadi di bagian tengah, seperti pada gedung
BII, soft story terjadi di lantai dua bangunan, sementara lantai satu dan tiganya
masih dalam keadaan baik.
Kedua, detail bangunan yang tidak tepat. Di dalam perencanaan bangunan
tahan gempa, juga harus memahami filosofi keruntuhan sebuah bangunan, yakni
kolom tidak boleh hancur lebih dulu dibandingkan balok. Namun kebanyakan
keruntuhan pada kolom bangunan yang terjadi disebabkan sengkang kolom yang
kecil dan kurang, serta bangunan menggunakan tulangan polos. Padahal menurut
aturan SNI Beton 2002 disebutkan bahwa diameter minimum untuk tulangan
sengkang (lateral) elemen kolom, khususnya dalam memikul beban gempa adalah
10 mm. Meskipun boleh polos namun sebaiknya ulir. Sedangkan untuk tulangan,
mesti menggunakan tulangan ulir.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

31

Ketiga, kerusakan pada dinding bata yang kebanyakan terjadi karena tidak
adanya struktur yang cukup untuk menahan dinding terhadap arah lateral gempa.
Meski pada beberapa bangunan lain dinding batanya sudah dikekang dengan baik,
tapi ikatannya terhadap beton kurang begitu kuat sehingga batanya tidak mampu
menahan energi gempa.
Lalu, kerusakan terakhir terjadi pada mutu beton yang kurang baik.
Dibeberapa bangunan, tulangannya masih terpasang dengan rapi, sengkang tidak
terlepas, tulangan utama tidak berhamburan, tapi justru inti betonnya yang hancur
lebur yang menandakan kualitas beton yang terpasang kurang baik.
Selain mengidentifikasi kerusakan bangunan yang terjadi akibat gempa di
Sumbar, kerusakan yang terjadi pada bangunan rumah tinggal secara umum juga
dapat dimasukkan ke dalam beberapa katergori. Yaitu, kategori kerusakan ringan
non struktur, kerusakan ringan struktur, kerusakan struktur tingkat sedang,
kerusakan struktur tingkat berat, serta kerusakan total - semuanya digolongkan
berdasarkan ciri-ciri kerusakannya.
Misalnya, pada kerusakan ringan non struktur, terdapat retak halus pada
plesteran dengan lebar celah lebih kecil dari 0,075 cm serta serpihan plesternya
berjatuhan. Sedangkan pada kerusakan ringan struktur, adanya retak kecil pada
dinding yang mencapai lebar celah 0,075 hingga 0,6 cm. Selain itu terjadi
kerusakan pada bagian-bagian nonstruktur seperti lisplang dan talang, namun
kemampuan struktur utama untuk memikul beban tidak banyak berkurang. Untuk
langkah perbaikan kedua kategori ini cukup dilakukan secara arsitektur tanpa
perlu mengosongkan bangunan.
Sementara itu pada kerusakan struktur tingkat sedang, terdapat retak besar
dengan celah lebih besar dari 0,6 cm yang menyebar di beberapa tempat termasuk
pada kolom dan balok. Di samping itu kemampuan struktur untuk memikul beban
sudah berkurang sebagian, namun masih tetap layak huni. Sedangkan pada
kerusakan struktur tingkat berat, apabila sekitar 50 persen struktur utama
mengalami kerusakan. Dinding pemikul bebannya terbelah dan runtuh serta
bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat. Terakhir pada
kerusakan total, bangunan roboh seluruhnya atau lebih dari 65 persen serta
sebagian besar komponen utama struktur rusak dan tak layak huni lagi.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

32

Setelah mengetahui berbagai kerusakan bangunan akibat gempa, yang


dapat diusahakan adalah membuat kerusakan bangunan tersebut jadi seminimal
mungkin. Seperti dengan pemilihan material bangunan yang ringan serta
memperhatikan agar struktur pondasi, kolom, balok juga struktur atap menyatu
dengan sambungan yang memadai saat membangun rumah.
Namun selain struktur bangunan, perlu juga memperhatikan interior rumah
dengan mempertimbangkan situasi setiap ruangan di dalam rumah. Seperti, benda
apa saja yang mungkin bisa jatuh dan menimpa penghuninya. Selain itu perlu
mengatur barang-barang berat untuk ditempatkan di lantai. Untuk lemari
sebaiknya diikat ke dinding dengan dipaku, skrup atau diberi siku, dan bendabenda yang mudah terbakar harus disimpan di tempat yang aman dan tidak mudah
pecah. Jadi, jangan sesalkan gempanya, namun lakukan pencegahan dengan
memperbaiki konstruksi bangunan yang kurang memenuhi syarat, baik itu dalam
segi perencanaan maupun pada waktu pelaksanaan.
Berikut ini ditampilkan beberapa kejadian-kejadian kegagalan struktur
bangunan akibat gempa.

Gambar 7.1 Gedung DPU Padang akibat gempa Tahun 2009

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

33

Gambar 7.2 (a) Bangunan ruko di Padang akibat gempa Tahun 2009

Gambar 7.2 (b) Bangunan ruko di Padang akibat gempa Tahun 2009

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

34

Gambar 7.3 Kegagalan jembatan akibat gempa di Kobe Tahun 1995

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

35

Gambar 7.4 Kegagalan struktur lantai 1 bangunan di Kobe, Jepang, akibat


gempa Tahun 1995

Gambar 7.5 Bangunan berlubang akibat gempa di Chile Tahun 2012

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

36

Gambar 7.6 Bangunan apartemen 13 lantai di Shanghai, China yang collapse


akibat gempa Tahun 2009

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

37

Gambar 7.7 Kerusakan bangunan apartemen akibat gempa di Nigata, Jepang,


Tahun 1964

VIII. TSUNAMI
Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air
bawah laut karena pergeseran lempeng, tanah longsor, erupsi gunungapi, dan
jatuhnya meteor. Tsunami dapat bergerak dengan kecepatan sangat tinggi dan
dapat mencapai daratan dengan ketinggian gelombang hingga 30 meter. Tsunami
berasal dari bahasa jepang, yaitu tsu : pelabuhan dan nami : gelombang.
Tsunami sangat berpotensi bahaya meskipun tsunami ini tidak terlalu
merusak garis pantai. Gempa yang disebabkan pergerakan dasar laut atau
pergeseran lempeng yang paling sering menimbulkan tsunami. Pada tahun 2006
Indonesia mengalami tsunami dahsyat setelah gempabumi berskala 8.9 SR terjadi
di sekitar Aceh. Area yang memiliki risiko tinggi jika gempa bumi besar atau
tanah longsor terjadi dekat pantai gelombang pertama dalam seri bisa mencapai
pantai dalam beberapa menit, bahkan sebelum peringatan dikeluarkan. Area
berada pada risiko yang lebih besar jika berlokasi kurang dari 25 meter di atas
permukaan laut dan dalam beberapa meter dari garis pantai.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

38

Gambar 8.1 Proses terjadinya tsunami


Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor
maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa
bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh
gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal
pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba,
yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai
menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana
gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.
Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50
km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah
laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun
saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena
terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk
daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter
NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

39

bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana
lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga
dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa
yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naikturun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya
terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh
dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi mega
tsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

IX.

INTENSITAS DAN PENGUKURAN GEMPA


Kekuatan atau magnitudo gempa biasa dinyatakan dalam skala Richter

atau skala lain yang merupakan pengembangan skala Richter. Gempa diukur
dengan alat yang disebut seismograf. Alat ini mencatat getaran yang ditimbulkan
oleh pergerakan permukaan tanah dalam bentuk garis-garis zig-zag yang
menunjukkan variasi amplitudo gelombang yang ditimbulkan oleh gempa.
Kenaikan satu unit magnitudo (misalnya dari 4.6 ke 5.6) menunjukkan 10 kali
lipat kenaikan besar gerakan yang terjadi di permukaan tanah atau 30 kali lipat
energi yang dilepaskan. Jadi gempa berkekuatan 6.7 skala Richter menghasilkan
100 kali lipat lebih besar gerakan permukaan tanah atau 900 kali lipat energi yang
dilepaskan pada gempa berskala 4.7. Gempa besar berskala 8 atau lebih secara
statistik terjadi rata-rata satu kali tiap tahun di dunia. Gempa berskala sedang (55.9) terjadi rata-rata 1319 kali dalam setahun di dunia. Gempa berskala 2.5 atau
kurang terjadi jutaan kali dan biasanya tidak dapat dirasakan oleh manusia.
Selain dinyatakan dalam magnitudo besaran gempa juga sering dinyatakan
dalam intensitas. Intensitas gempa adalah ukuran efek gempa di suatu tempat

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

40

terhadap manusia, tanah dan struktur atau bangunan. Standar intensitas yang
sering digunakan adalah Modified Mercalli. Dalam standar ini skala I adalah
gempa yang tidak terasa, skala II gempa yang dirasakan oleh beberapa orang yang
sedang dalam posisi istirahat, terutama di bangunan tinggi, demikian seterusnya
sampai meningkat ke skala VII untuk gempa yang merusakkan bangunan yang
tidak dibangun dengan struktur yang baik tetapi hanya sedikit merusakaan
bangunan yang dibangun dengan baik, dan skala XII untuk gempa yang
menyebabkan kerusakan total, dan melemparkan benda-benda ke udara.
Beberapa skala gempa yang sering digunakan adalah sebagai berikut.
1. Skala Mercalli
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama
Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Skala Mercalli terbaagi menjadi 12 pecahan
berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebutdan juga
dengan melihat dan membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi
tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat
dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat
ini penggunaan skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur
kekuatan gempa bumi. Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931
oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan
terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur
kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Skala Modifikasi Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi
melalui tahap kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Satuan ukuran
skala Modifikasi Intensitas Mercalli adalah seperti di bawah :
a.
b.
c.
d.
e.

Skala Modifikasi Keamatan Mercalli


Tidak terasa
Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding

rumah, benda tergantung bergoyang.


f. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di
atas rak mampu jatuh.

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

41

g. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.


h. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat
i.
j.
k.
l.
m.

berjalan/berdiri.
Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
Rel kereta api rusak.
Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.

2. Skala Kekuatan Moment


Skala kekuatan moment diperkenalkan pada 1979 oleh Tom Hanks dan
Hiroo Kanamori sebagai pengganti skala Richter dan digunakan oleh seismologis
untuk membandingkan energi yang dilepas oleh sebuah gempa bumi. Kekuatan
moment Mw adalah sebuah angka tanpa dimensi yang didenifinisikan sebagai
berikut:

di mana M0 adalah Moment seismik (menggunakan satu newton metre [Nm]


sebagai moment).
Sebuah peningkatan satu tahap dalam skala logaritmik ini berarti sebuah
peningkatan 101,5 = 31,6 kali dari jumlah energi yang dilepas, dan sebuah
peningkatan 2 tahap berarti sebuah peningkatan 103 = 1000 kali kekuatan awal.
3. Skala Richter
Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari
amplitudo maksimum, yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman
gempa oleh instrumen pengukur gempa (seismometer) Wood-Anderson, pada
jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh, misalnya rekaman gempa
bumi (seismogram) dari seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat
gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa
tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter.
Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.
Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa
melakukan perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti
gambar di samping ini. Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo
NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

42

maksimum yang terekam oleh seismometer (dalam milimeter) dan beda waktu
tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam detik) atau jarak antara
seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar di samping
ini dicontohkan sebuah seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23
milimeter dan selisih antara gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka
dengan menarik garis dari titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah
kanan maka garis tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut
sebesar 5,0 skala Richter.
Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang
terjadi di daerah Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala
ini banyak diadopsi untuk gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya. Skala
Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo
gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini
menjadi tidak representatif lagi.
Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai
teknik Richter seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam
pemberitaan di media tentang magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai
kadang tidak disebutkan dalam pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara
instansi yang satu dengan instansi yang lainnya mengeluarkan besar magnitudo
yang tidak sama. Berikut ini ditampilkan efek yang dirasakan dari gempa dalam
Skala Richter.

Skala
Richter

Efek gempa

< 2.0

Gempa kecil , tidak terasa

2.0-2.9

Tidak terasa, namun terekam oleh alat

3.0-3.9

Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan

4.0-4.9

Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara


gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area

5.0-5.9

yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain


dengan baik

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

43

Skala
Richter

Efek gempa

6.0-6.9

Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km

7.0-7.9

Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas

8.0-8.9

Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan


mil

9.0-9.9

Menghancurkan area ribuan mil

10.0-10.9

Terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua


Dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat

11.0-11.9

tumbukan meteorit raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh.


Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak.
Bisa terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan

12.0-12.9

meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang


membentuk kawah Chicxulub

> 13.0

Belum pernah terekam

NI PUTU RATIH NOVYANTI DEWI (1491561017)

44

Anda mungkin juga menyukai