Sistem Rangka Pemikul Momen
Sistem Rangka Pemikul Momen
Oleh:
Ni Putu Ratih Novyanti Dewi
NIM. 1491561017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
1
Pada Pasal A3 4b dijelaskan bahwa perancangan las harus dibat dengan logam pengisi sesuai
dengan ketentuan yang diatur pada AWS D1.8/D1.8M clause 6.3. Standar properti dari logam
pengisi sesuai klasifikasi pada tabel berikut.
2
Selain dari persyaratan di atas, AWS D1.8/D1.8 diiperlukan kecuali hasil pengujian
menyatakan berbeda. Semua kebutuhan las kritis harus dibuat dengan logam pengisi yang
memenuhi Heat Input Envelope Testing sesuai dengan properti mekanis logam las sebagai
berikut.
Pada Pasal I2.3 dijelaskan bahwa sambungan las harus sesuai dengan ketentuan pada
Structural Welding CodeSteel (AWS D1.1/D1.1M). Tab las harus sesuai dengan AWS
D1.8/D1.8M clause 6.10, kecuali pada bagian ujung luar dari sambungan plat menerus ke
ujung kolom. Pada bagian ini tab las dan logam las harus dihilangkan dengan jarak kurang dari
6 mm dari ujung plat menerus.
Vu
atau
Va
persyaratan kombinasi beban pada code yang digunakan termasuk beban gempa. Pada
beban gempa yang digunakan, efek dari beban horisontal termasuk kuat lebih dihitung
dengan persamaan E1-1 berikut.
(1,1 R y M p )
Emh=2 .
Lcf
dimana
Lcf = panjang bersih balok (mm)
Mp =
Ry
F y Z (N-mm)
(b) Sambungan kaku dirancang agar memiliki kuat lentur perlu dan kuat geser perlu yang
sama dengan momen maksimum dan gaya geser yang ditransfer ke sambungan,
termasuk efek kuat lebih bahan dan strain hardening.
Pada kondisi (a) atau (b), plat terusan harus memenuhi Pasal J10.1 s/d J10.3. Momen
lentur yang digunakan untuk mendesain plat terusan dan sambungan balok kolom
nilainya harus sama. Besarnya momen lentur tersebut adalah
1.1 R y M p
(LRFD)
Pengecualian: Las pada join plat terusan ke sayap kolom diijinkan dengan las
tumpul sambungan penetrasi penuh, las tumpul sambungan penetrasi sebagian dua
sisi dengan tulangan, atau las sudut dua sisi. Kuat perlu dari join tidak boleh
kurang dari kekuatan area sentuhan plat dengan sayap kolom.
(5) Badan balok harus tersambung ke sayap kolom dengan las tumpul penetrasi penuh
yang meluas pada lubang akses las, atau sambungan plat geser baut tunggal yang
dirancang untuk memenuhi persamaan E1-1.
6c. Sambungan Semi Kaku
Sambungan semi kaku harus memenuhi:
(1) Sambungan harus dirancang untuk momen maksimum dan geser dari kombinasi
beban yang digunakan seperti yang dijelaskan pada Pasal B2 dan B3.
Pasal B2:
Beban dan kombinasi beban harus ditetapkan sesuai dengan code yang digunakan.
Efek gaya horizontal harus dikombinasikan dengan efek gaya gempa vertikal
sesuai dengan code yang digunakan dan dikalikan dengan faktor 1.0 (kombinasi
beban LRFD) dan 0,7 (kombinasi beban ASD).
Pada struktur komposit dengan beton bertulang, disain dengan persyaratan pada
ACI 318, Spesification Pasal B3.3, dan dengan LRFD, harus sesuai dengan
seismic force resisting system (SFRS).
Pasal B3:
a. Kuat perlu elemen struktur dan sambungan harus merupakan nilai terbesar
dari:
- Kuat perlu yang didapat dari analisis struktur sesuai dengan code yang
-
Rn
(2) Kekakuan, kekuatan, dan kemampuan deformasi pada sambungan semi kaku
harus diperhitungkan dalam perancangan, termasuk stabilitas keseluruhan rangka.
(3) Kuat lentur nominal dari sambungan, M n , PR tidak boleh kurang dari 50% dari
M P balok yang tersambung.
Pengecualian: Untuk one-story structures,
dari
(4)
V u atau V a sesuai, harus ditentukan sesuai Pasal E1.6b (a) dengan nilai
M P pada persamaan E1-1 menggunakan nilai
M n , PR .
(3) Alur las tumpul sambungan penetrasi penuh digunakan pada sambungan sayap
balok dan badan balok ke kolom, kecuali didisain dengan ANSI/AISC 358,
Pasal K1, atau Pasal K2.
6b. Keperluan Sambungan Balok ke Kolom
Sambungan balok ke kolom sesuai SFRS harus memenuhi persyaratan berikut:
(1) Sambungan harus mampu mengakomodasi story drift angle minimal 0.02 rad.
(2) Pengukuran kuat lentur dari sambungan pada permukaan kolom harus
memenuhi minimal 0.8 M p dari balok yang tersambung pada story drift
angle 0.02 rad.
6c. Kesesuaian Demonstrasi
Sambungan balok ke kolom dengan SFRS harus sesuai Pasal E2.6b dengan
memenuhi salah satu dari:
(1) Disain sambungan SRPMT menggunakan persyaratan pada ANSI/AISC 358.
(2) Disain sambungan sesuai dengan Pasal K1 dan K2.
6d. Kuat Geser Perlu
Kuat geser perlu dari sambungan harus sesuai dengan kombinasi beban pada code
yang digunakan termasuk beban gempa yang digunakan. Efek gaya horisontal dan
kuat lebih diperhitungkan dengan persamaan E2-1 berikut.
(1,1 R y M p )
Emh=2 .
Lh
dimana
Lh = jarak antara daerah sendi plastis balok sesuai hasil pengujian atau
ANSI/AISC 358 (mm)
M p = F y Z = kuat lentur plastis nominal
Ry
= rasio dari tegangan leleh yang diharapkan terhadap tegangan leleh minimum,
Fy
6e. Daerah Panel
Tidak ada persyaratan tambahan.
6d. Plat Terusan
Plat terusan disesuaikan dengan Pasal E3.6f.
Ry F y Z x
terkecil, dimana
R y F y Z x /1.5
geser perlu dari sambungan badan kolom tidak boleh kurang dari
(untuk LRFD) atau
M pc /1.5 H
M pc /H
M pc
adalah
jumlah kuat lentur plastis nominal kolom di bagian atas dan bawah splice.
Pengecualian:
Kuat perlu pada sambungan kolom yang mempertimbangkan faktor konsentrasi
tegangan atau faktor intensitas tegangan retak mekanik tidak diperhitungkan
karena merupakan analisis non linear yang dijelaskan pada Chapter C
Spesification.
M pc
>1.0
M pb
dimana
M pc
= jumlah dari kuat lentur nominal kolom di atas dan di bawah join
terhadap titik berat balok dengan reduksi gaya aksial kolom. Nilai
M pc
Puc
) (LRFD)
Ag
atau
M pc = Z c (F yc
M pb
1.5 P ac
) (ASD)
Ag
= jumlah kuat lentur yang diharapkan dari balok pada daerah sendi
plastis terhadap titik berat kolom. Nilai
M pb
yang diijinkan
adalah:
M pb = ( 1.1 R y F yb Z b + M uv ) (LRFD)
atau
10
M
Penentuan nilai
pb
M pb
ANSI/AISC 358 atau sesuai Pasal K1 dan K2. Apabila sambungan menggunakan
penampang balok yang direduksi, maka nilai
M pb
pb
Ag
F yb
F yc
M av
M uv
Pac
= Kuat tekan perlu dengan kombinasi beban ASD, termasuk beban gempa
yang dikerjakan, kips (N)
Puc
Zb
Zc
Zb
Pengecualian :
11
Persyaratan di atas tidak perlu digunakan, apabila poin (a) atau (b) di bawah ini
sudah terpenuhi.
(a) Kolom dengan
Prc <0.3 Pc
Pc dihitung dengan:
Pc =F yc A g ( LRFD )
atau
Pc =F yc 1.5 A g ( ASD )
dan
Prc=Puc
(LRFD) atau
Prc=Pa c (ASD).
(b) Kolom pada story manapun yang memiliki rasio kuat geser tersedia terhadap
kuat geser perlu mencapai 50% lebih besar dari story di atasnya.
4b. Stabilitas Perkuatan Balok
Balok harus diperkuat untuk memenuhi nilai daktilitas tertinggi yang dijelaskan
pada Pasal D1.2b.
Selain itu, kecuali dinyatakan aman pada pengujian, bresing balok harus
ditempatkan di dekat beban terpusat, perubahan penampang, dan daerah lain
dimana sendi plastis akan terbentuk pada deformasi inelastis pada SRPMK.
Penempatan bresing lateral harus konsisten dengan disain syarat sambungan
pada ANSI/AISC 358, atau sesuai dengan Pasal K1 dan K2.
Kuat perlu pada stabilitas bresing yang berdekatan dengan sendi plastis harus
memenuhi Pasal D1.2c.
12
F y b f t bf /1.5
F y b f t bf
(LRFD)
(ASD).
5. Elemen-Elemen Struktur
5a. Keperluan Dasar
Balok dan kolom harus memenuhi Pasal D1.1 untuk daktilitas tinggi, kecuali
dinyatakan aman dalam pengujian.
Balok baja struktural pada SRPMK diijinkan komposit dengann plat beton
bertulang untuk menahan gaya gravitasi.
5b. Sayap Balok
Perubahan luas sayap kolom secara ekstrim tidak diijinkan pada daerah sendi
plastis. Pembuatan lubang atau pengurangan lebar sayap balok tidak diijinkan
kecuali hasil pengujian menunjukkan stabilitas sendi plastis tetap terjaga untuk
mengakomodasi story drift angle yang diperlukan. Konfigurasi yang digunakan
harus konsisten, sesuai ANSI/AISC 358, Pasal K1, atau K2.
5c. Zona Terlindungi
Persyaratan sama dengan Pasal E2.5c.
6. Sambungan
6.1 Keperluan Las Kritis
Kondisi berikut ini merupakan keperluan las kritis dan harus memenuhi Pasal
A3.4b dan I2.3.
6b. Sambungan Balok ke Kolom.
Sambungan balok ke kolom sesuai dengan SFRS harus memenuhi:
(1) Sambungan harus mampu mengakomodasi story drift angle minimal 0.04 rad.
(2) Ketahanan lentur yang diukur pada muka kolom pada sambungan harus
memenuhi minimal 0.8 M p dari balok yang tersambung pada story drift
angle 0.04 rad.
6c. Kesesuaian Demonstration
Persyaratan yang harus dipenuhi sama dengan SRPMT.
6d. Kuat Geser Perlu
Persyaratan yang harus dipenuhi sama dengan SRPMT.
14
v R n
Rn /v ,
(ASD)
J10.6 Spesification.
Disamping itu, ketebalan perlu dari daerah panel harus didapat dari metode
yang digunakan pada pengujian proporsi daerah panel atau sesuai persyaratan
sambungan.
(2) Ketebalan Daerah Panel
Ketebalan sendiri, t , dari badan kolom dan plat doubler yang digunakan
harus sesuai Persamaan E3-7 berikut:
t ( d z+ w s ) /90
dimana
d z = d2 t f
t
15
16
dimana
F yb = tegangan leleh minimum sayap balok, ksi (MPa)
F yc = tegangan leleh minimum sayap kolom, ksi (MPa)
R yb = rasio tegangan leleh balok yang diharapkan terhadap tegangan
leleh minimum
R yb = rasio tegangan leleh kolom yang diharapkan terhadap tegangan
leleh minimum
bbf
t bf
t bf
(3) Apabila sayap balok dilas ke sayap profil I dan tebalnya memenuhi:
t cf 0.4
bbf
bcf
( b b4 )] 1.8 b t
bf
cf
bf bf
R yb F yb
R yc F yc
17
t cf
b bf
12
(4) Untuk sambungan baut, plat terusan harus sesuai ANSI/AISC 358 untuk
tipe sambungan yang digunakan.
(2) Tebal Plat Terusan
Untuk kondisi yang memerlukan plat terusan, tebal plat ditentukan sebagai
berikut:
(a) Untuk sambungan satu sisi, tebal plat terusan minimal adalah setengah dari
tebal sayap balok
(b) Untuk sambungan dua sisi, tebal plat terusan tidak boleh lebih dari nilai
terbesar dari 2 sayap balok pada setiap sisi kolom.
Plat terusan harus sesuai dengan persyaratan pada Pasal J10 Spesification.
(3) Las Plat Terusan
Plat terusan harus dilas ke sayap kolom menggunakan alur las complete-jointpenetration.
Plat terusan harus dilas ke badan kolom menggunakan alur las atau fillet las.
Kuat perlu dari jumlah join yang dilas pada plat terusan ke badan kolom harus
merupakan nilai terkecil dari:
(a) Jumlah kuat rencana daerah tarik pada area kontak plat terusan ke sayap
kolom yang mengenai sayap balok.
(b) Kuat geser rencana dari area kontak plat dengan badan kolom.
(c) Kuat geser rencana dari daerah panel kolom.
(d) Jumlah kuat leleh yang yang diharapkan dari sayap balok yang menerima
gaya ke plat terusan.
18
AISC Committee. 2010. ANSI/AISC 341-10 Seismic Provisions for Structural Steel Buildings.
Chicago-Illinois 60601-1862.
Departemen Pekerjaan Umum. 2002. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur
Baja untuk Bangunan Gedung.
19