Banten Dalam Angka 2012

DRAFT
17/10/2011
BANTEN
DALAM ANGKA
Banten in Figures
2012
BANTEN DALAM ANGKA 2012

BANTEN IN FIGURES 2012
ISSN : 2088-4958
Katalog BPS / BPS Catalogue : 1102001.36
Ukuran buku / Book size : 15 cm x 21 cm
Jumlah halaman / Number of pages : lxxxviii + 566
:
Naskah / Manuscript :
:BPS Provinsi Banten
BPS
- Statistics of Banten Province
:
:
Penyunting / Editor :
Bidang
Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
:
Regional
Accounts and Statistical Analysis Division
:
Gambar Kulit / Cover Design :
Bidang
Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
:
Integration
of Data Processing and Statistical Dissemination Division
:
:
Diterbitkan oleh / Published by :
BPS
Provinsi Banten
:
:BPS - Statistics of Banten Province
:
Dicetak oleh / Printed by :
CV.
Nasional Indah
:
:
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
May
be cited with reference to the source
:
Peta Administratif Provinsi Banten

Administrative Map of Banten Province
Peta Administras
Lambang Provinsi Banten

Symbol of Banten Province
BENTUK, UKURAN DAN ARTI LAMBANG

PROVINSI BANTEN
Lambang daerah berbentuk perisai dengan warna dasar hijau, didalamnya

terdapat gambar unsur-unsur lambang dan tulisan BANTEN, serta didesain
pita berwarna kuning dengan tulisan IMAN TAQWA .
Lambang daerah terdiri dari 2 (dua) bagian perincian sebagai berikut :
a. Bentuk Gambar terdiri dari :
1. Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat Banten yang agamis.
2. Bintang Ilahi, Pengejawantahan Pancaran Semangat Keyakinan yang
menyinari seluruh jiwa masyarakat Banten.
3. Menara Mesjid Agung Banten bertingkat dua berwarna putih dengan
Memolo berwarna merah, menjulang tinggi ke angkasa, melambangkan
masyarakat
Banten
mempunyai
semangat
yang
tinggi
untuk
mewujudkan masyarakat madani, serta adanya tujuan mulia yang

senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah Swt, Menara Mesjid Agung
juga melambangkan Budaya dan Historis Banten yang kokoh pada
pendirian zaman kesultanan.
4. Gapura kaibon berwarna putih, melambangkan daerah Provinsi Banten
sebagai pintu gerbang peradaban dunia dan pintu gerbang perekonomian
dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.
5. Padi berwarna kuning berjumlah 17 (tujuh belas) dan kapas berwarna
putih berjumlah 8 (delapan) tangkai, 4 (empat) kelopak berwarna coklat,
5 (lima) kuntum bunga melambangkan Provinsi Banten merupakan
daerah agraris yang cukup sandang, pangan, jumlah padi dan kapas
menunjukkan hasil Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Banten dalam Angka 2012
vii
MEANING OF SYMBOL
6.
Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan sumber daya alam

dan tekstur tanah yang agak bergelombang tidak merata terdiri dari
dataran rendah dan pegunungan.
7.
Badak Bercula Satu berwarna hitam, adalah satwa langka satu-satunya

yang dilindungi dunia, melambangkan masyarakat yang pantang
menyerah dalam menegakan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.
8.
Laut berwarna biru dengan gelombangnya yang berwarna putih

berjumlah 17 (tujuh belas) melambangkan daerah maritim yang kaya
dengan potensi lautnya, mencerminkan historis dan peluang ke depan
Banten sebagai Bandar Samudera Perdagangan Internasional serta
mengandung makna
kedalaman jiwa,
keluasan
wawasan
dan
pandangan, muara tempat berlindungnya masyarakat Banten.

9.
Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10 (sepuluh), melambangkan

orientasi semangat kerja pembangunan serta menunjukkan sektor
industri.
10. Dua garis Marka, Landasan Pacu Bandara Soekarno Hatta berwarna
putih dan 3 (tiga) Lampu Pemandu (Beacon Light) berbentuk bulatan
berwarna kuning melambangkan pemacu semangat untuk mencapai
cita-cita. Makna yang terkandung dalam angka 8 (delapan), 9
(sembilan) dan 10 (sepuluh) mempunyai arti lahirnya Propinsi Banten
yang ditetapkan dan diundangkannya Undang-undang Nomor 23 tahun
2000, tentang pembentukan Propinsi Banten, pada tanggal 17 Oktober
2000.
11. Pita berwarna kuning sebagai pengikat, melambangkan betapa indah
dan kuatnya ikatan persatuan dan kesatuan dalam integritas dan
heteroginitas masyarakat Banten.
viii
Banten in Figures 2012
ARTI LAMBANG
12. Semboyan Lambang daerah IMAN TAQWA sebagai landasan

pembangunan
menuju
Banten
Mandiri,
maju
dan
sejahtera
(Darussalam).
b. Makna Warna Lambang :

1.
Warna merah, melambangkan keberanian yang didasari kebenaran.
2.
Warna putih, melambangkan kesucian, kebijaksanaan dan kearifan.
3.
Warna Kuning, melambangkan Kemuliaan, warna jiwa, lambang

cahaya dan kebahagiaan, lambang kejayaan dan keluhuran budi.
4.
Warna hitam, melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati.
5.
Warna abu-abu, melambangkan ketabahan.
6.
Warna biru, melambangkan kejernihan, warna laut melambangkan

kedamaian, ketenangan.
7.
Warna hijau, melambangkan kesuburan.
8.
Warna coklat, melambangkan kemakmuran.
ix
MEANING OF SYMBOL
SHAPE, SIZE, AND THE MEANING OF

BANTEN PROVINCE SYMBOLS
Regional symbols has shape a shield with intrinsic green, inside the
symbols has picture of element and autograph BANTEN and at the yellow
tape has autograph IMAN TAQWA.
Regional Symbols have 2 (two) part:

a. Shape of picture :
1. Dome of Mosque; typify of Banten people that religious.
2. Star of God, express the spirit that shining the soul of Banten people.
3. Great tower of Mosque of Banten with two terrace, express Banten
people have highest spirit to realize madani people, and objective which
always constantly with percept Allah Swt. The tower of mosque also
typify culture and history of Banten that staple at opinion of kingdom era
(kesultanan)
4. White Kaibon Stone, typify of Banten Province area is the first port of
world culture and economic, and international traffic to global era.
5. 17 yellow paddys and 8 white cottons, typify Banten Province is an
agriculture area that adequate, cloths, food, amount of paddys and
cottons evince outcome declaration of Republic of Indonesia, August 17,
1945.
6. Black grey mountain, typify the natural resources and texture of land that
quite surge legible prevail.
7. One-horned rhinoceros is the one of wild animal whose protected in the
world, typifies the people never surrender in justice the trough and
protected by the law.
ARTI LAMBANG
8. Blue ocean with 17 white long wave, typify marine area that affluent of
ocean resources reflects the history and advantage in the future of
Banten as a port of international trade.
9. 10 grey of gear, typify orientation of working spirit and evince
industries sectors.
10. 2 line mark, runways of Soekarno Hatta airport with colored white, and
3 Beacon light with colored yellow, typify basic spirit for gain aspire.
The number of 8, 9, and 10 have meaning of institution of Banten
Province has ever born at October 17, 2000 that legitimated with Act
Number 23 year 2000.
11. Yellow tape as a union, typify as mansion as beauty and tightly of unity
of integrate and heterogeneous of Banten people.
12. Word of symbols IMAN TAQWA as anvil foundation to gain Banten,
onward and welfare (Darussalam).
b. The meaning of symbol colors :

1. Red, typify courage base on by the truth.
2. White, typify the purification, wise and tactful.
3. Yellow, typify distinction, symbol of shine and happiness,
glory and intelligent.
4. Black, typify strengthen, strongly and resoluteness.
5. Grey, typify firmness
6. Blue, typify clarity, ocean color are symbol of reconcilement
and calm.
7. Green, typify fertile.
8. Brown, typify prosperity
xi
KATA SAMBUTAN
GUBERNUR BANTEN
Assalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Provinsi Banten terbentuk pada bulan Oktober 2000 merupakan
provinsi yang tergolong muda di Indonesia. Untuk itu penerbitan publikasi
Banten Dalam Angka 2012 menjadi sangat penting dan bermanfaat dalam
melihat potensi yang dimiliki serta kemajuan yang telah dicapai. Oleh karena itu
penerbitan buku ini harus mendapat dukungan semua pihak.
Publikasi ini bukan saja bermanfaat bagi perencanaan pembangunan,
namun juga bagi para peneliti, investor dan pengguna lainnya. Mengingat
kesinambungan penyajian buku ini dari tahun ke tahun perlu dijaga, maka saya
menghimbau kepada semua pihak untuk menggunakan data pada Banten Dalam
Angka 2012 ini sebagai acuan pengambilan kebijakan. Buku ini agar digunakan
sebagai rujukan, karena data bersumber dari berbagai instansi dan lembaga di
Banten.
Akhirnya, saya mengharapkan agar kegiatan pengumpulan data di
setiap aspek pembangunan lebih ditingkatkan lagi. Pemerintah senantiasa
berkepentingan memiliki data yang benar untuk diinformasikan kepada
masyarakat dan instansi yang memerlukannya. Terima kasih saya ucapkan
kepada BPS Provinsi Banten yang telah mewujudkan terbitan ini.
Sekian dan terima kasih.
Wassalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.
Serang, Agustus 2012

Gubernur Banten,
Hj. Ratu Atut Chosiyah
xvii
GOVERNOR OF BANTEN
FOREWORD
The province of Banten has been formed at October 2000. We have

many challenges to be faced for making of Banten peoples welfare becoming
much better. Therefore, the publication of Banten in Figures 2012 is very
important and useful to find out the potential that Banten has, and evaluating
the progress that has been achieved. Because of that, everybody has to support
this publication.
This book is not only useful for the planner in the government
institutions, but also useful for anyone who needs, it such as researchers,
investors and other users. We need to keep this book published sustainable for
the year as a serial publication. I strongly recommended to any institutions to
use this publication as one of the matter for decision-making. The data in this
book has been collected from any institutions and parties that can be used as a
reference.
I do hope that data collection activity in all aspects should be done
continuously, so the government always has the reliable data that can be
informed and shared to people and institutions. Finally, I would like to thanks
to BPS-Statistics of Banten Province who have done in the making of this book.
Serang, August 2012

Governor of Banten,
Hj. Ratu Atut Chosiyah
xviii
PENGANTAR
Banten Dalam Angka adalah publikasi tahunan Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Banten yang komprehensif. Publikasi ini menyajikan beraneka
jenis data dari berbagai bidang. Buku ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran umum tentang keadaan geografis dan iklim di Provinsi Banten, ciri
dan keadaan sosial ekonomi penduduk, serta kondisi sosial dan perekonomian
Provinsi Banten.
Publikasi ini disempurnakan secara bertahap baik kualitas maupun
kuantitas. Namun demikian kualitas data sangat berkaitan dengan ketersediaan
data di masing-masing dinas dan instansi sebagai nara sumber.
Kami sadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna, sehingga
saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Atas perhatian Pemerintah Provinsi Banten serta respon dinas dan
instansi sehingga publikasi ini dapat diterbitkan, kami menyampaikan terima
kasih. Kami berharap publikasi ini dapat dimanfaatkan terutama bagi
kesejahteraan masyarakat Banten.

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten
Kepala,
Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.

NIP. 19530801 197503 1 002
xix
PREFACE
Banten in Figure is a comprehensive publication, published by BPS

Statistics of Banten Province. This publication presents collection of data from
various fields. This book is aimed at providing general picture of geographic
and climate, socio-economic characteristics of the population, as well as social
and economic conditions of Banten Province.
This publication gradually improved both in quality and quantity of
data. Nevertheless quality of data depend on scarcity data in each agency and
institution. Comments and suggestions to improve the contents of this book are
always welcome.
Taking of this opportunity, I would like to express my deepest gratitude
to Government of Banten Province for special attention and all agencies/
institutions in Banten have already given responsiveness so this publication can
be published. I hope this publication will beneficial primarily for welfare of
Banten society in the future.
Serang, August 2012

BPS Statistics of Banten Province
Chief,
Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.

NIP. 19530801 197503 1 002
xx
KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI BANTEN
Publikasi Banten Dalam Angka 2012 merupakan kumpulan data statistik yang
setiap tahun diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, bekerja sama
dengan BAPPEDA Provinsi Banten.
Data dan informasi yang disajikan ini bersumber dari instansi/dinas/lembaga
pemerintah dan swasta dalam wilayah Provinsi Banten. Masih disadari bahwa dalam
penyusunan publikasi Banten Dalam Angka ini masih belum lengkap dan untuk
memperbaiki serta meningkatkan mutu data/informasi diharapkan partisipasi dari
instansi/dinas/lembaga pemerintah dan swasta dengan BPS Provinsi Banten, agar
kesempurnaan dan kelancaran penerbitan publikasi ini pada tahun-tahun mendatang dapat
terselenggara dengan baik.
Publikasi ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat, terutama untuk
melihat sejauh mana perkembangan dari berbagai kegiatan pembangunan yang telah
dicapai selama ini dan yang akan dilaksanakan di masa mendatang. Selain itu, data dan
informasi tersebut dapat juga disajikan sebagai bahan pembanding dan perumusan dalam
membuat analisis penyusunan perencanaan serta menentukan arah kebijakan.
Semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita sekalian, terima kasih.
BAPPEDA Provinsi Banten
Kepala,
Ir. H. Widodo Hadi, Sp.

Pembina Utama Madya
NIP. 19570307 198303 1 010
xxi
PREFACE
CHIEF OF REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING BOARD OF
BANTEN PROVINCE

Banten in Figures 2012 is a statistic data that always published by BPS
Statistics of Banten Province every year, cooperative with Regional Development
Planning Board of Banten Province.
Data and information presented in this publication was collected from various
offices, agencies and institutions of Banten Province Government, and other private
institutions in Banten Province. We realized that this book is not perfect completely, and
to improve the quality of data and information we hope participation from various
institutions and agencies, with BPS Statistics of Banten Province to make a complete,
continous and sustainable publishing of Banten in Figure.
Hopefully, this publication will make many advantages, primarily to monitor the
progress of various development activities that have been achieved so far and that will be
implemented in the future. In additon, data and information can be also presented as a
comparative subtance and formulation of planning analysis, and to determine policy
purposes.
I hope this publication could be valuable source to all data users, and thank you.
Serang, August 2012

Regional Development Planning Board
of Banten Province
Chief,
Ir. H. Widodo Hadi, Sp.

Pembina Utama Madya
NIP. 19570307 198303 1 010
xxii
DAFTAR ISI / CONTENTS
Halaman
Page
Peta Administrasi Provinsi Banten / Administrative Map of Banten Province .....................
iii
Lambang Daerah / Regional Symbol .....................................................................................
Foto Gubernur / Photograph of the Governor ......................................................................
xiii
Foto Wakil Gubernur / Photograph of the Vice Governor ...................................................
xv
Kata Sambutan / Foreword ..................................................................................................
xvii
Kata Pengantar / Preface ......................................................................................................
xix
Daftar Isi / Contents .............................................................................................................
xxi
Daftar Tabel / List of Tables .................................................................................................
xxii
Sejarah Singkat Banten / Brief History of Banten Province .................................................
liii
Undang-Undang No.16 Tahun 1997 Tentang Statistik /

Republic of Indonesia Law of No.16 of 1997 on Statistics ................................................
lvii
Penjelasan Umum / Explanatory Notes ................................................................................
lxxxvi
Indikator Kunci / Key Indicators ...........................................................................................
1. Geografi dan Iklim / Geography and Climate ..............................................................
2. Pemerintahan / Government ..........................................................................................
31
3. Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Employment ........................................
63
4. Sosial / Social ................................................................................................................
101
5. Pertanian / Agriculture ..................................................................................................
197
6. Listrik, Gas dan Air Minum / Electricity, Gas, and Water Supply ................................
261
7. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry ..............................................................
275
8. Konstruksi / Construction .............................................................................................
301
9. Hotel dan Pariwisata / Hotel and Tourism ....................................................................
317
10. Transportasi dan Komunikasi / Transportation and Communication ..........................
333
11. Perbankan, Investasi dan Koperasi / Banking, Investment, and Cooperative ...............
367
12. Harga-harga / Prices .....................................................................................................
399
13. Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk / Population Expenditure and Consumption ..
449
14. Perdagangan Luar Negeri / Foreign Trade ....................................................................
471
15. Pendapatan Regional / Regional Income .....................................................................
505
16. Perbandingan Regional / Regional Comparison ..........................................................
543
Indeks / Index .......................................................................................................................
561
xxiii
DAFTAR TABEL / LIST OF TABLES
Halaman
Page
1. GEOGRAFIS DAN IKLIM / GEOGRAPHY AND CONDITION
1.1
KONDISI GEOGRAFIS / GEOGRAPHICAL CONDITION
1.1.1
Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2011

Total Area by Regency/Municipality in Banten Province, 2011 .................................
1.1.2
Jarak Antar Kota di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km)

Distance among Selected Cities in Banten Province and Nearby (km) .......................
10
1.1.3
Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota

Astronomical Position of Banten Province by Regency/Municipality .........................
11
1.1.4
Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota

Potential Islands for Banten Province by Regency/Municipality ................................
12
1.1.5
Nama-nama Sungai di Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota

Name of Rivers in Banten Province by Regency/Municipality ....................................
15
1.1.6
Nama-nama Danau/Waduk/Rawa di Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota

Name of Lakes/Reservoirs/Swamps in Banten Province by Regency/Municipality ....
20
1.2
KONDISI IKLIM / CLIMATE CONDITION
1.2.1
Keadaan Musim Kemarau di Provinsi Banten, 2011

Condition of Dry Season in Banten Province, 2011 ...................................................
25
1.2.2
Keadaan Musim Hujan di Provinsi Banten, 2011/2012

Condition of Rainy Season in Banten Province, 2011/2012 ........................................
26
1.2.3
Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum di Provinsi Banten, 2011

Maximum, Average, and Minimum Temperature in Banten Province, 2011 .............
27
1.2.4
Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif di Provinsi Banten, 2011
Rainfall, Rainy Days, and Relative Humidity by Month in Banten Province, 2011 ....
28
1.2.5
Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan di Provinsi Banten, 2011

Velocity and Direction of Wind by Month in Banten Province, 2011 .................
29
1.2.6
Rata-rata Kualitas Udara Menurut Kawasan di Provinsi Banten, 2011

Quality of Air by Region in Banten Province, 2011 ........................
30
2. PEMERINTAHAN / GOVERNMENT
2.1
WILAYAH ADMINISTRASI / ADMINISTRATIVE AREA
2.1.1
Jumlah Kecamatan Menurut Kabupaten/kota di Provinsi Banten, 2007-2011

Number of District by Regency/Municipality in Banten Province, 2007-2011 ...........
35
Jumlah Desa Menurut Kabupaten/kota di Provinsi Banten, 2007-2011

Number of Villages by Regency/Municipality in Banten Province, 2007-2011 ..........
36
Jumlah Kelurahan Menurut Kabupaten/kota di Provinsi Banten, 2007-2011

Number of Special Villages by Regency/Municipality in Banten Province,
2007-2011 ...................................................................................................................
37
2.1.2
2.1.3
xxiv
DAFTAR TABEL
2.2
SUMBER DAYA MANUSIA / HUMAN RESOURCES
2.2.1
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan

Provinsi Banten Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2011
Number of Civil Servants of Banten Province Government
by Unit of Organization and Sex, 2011 .....................................................................
38
2.2.2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan

Provinsi Banten Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2010 - 2011
by Grade/Rank and Sex, 2010 - 2011 ..........................................................................
40
2.2.3
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2010 - 2011
by Educational Level and Sex, 2010 - 2011 ................................................................
41
2.2.4
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Pusat di Provinsi Banten

Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin, 2010-2011
Number of Indonesian Government Civil Servants in Banten Province
by Grade/Rank and Sex, 2010-2011 ............................................................................
42
2.2.5

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2010-2011
by Educational Level and Sex, 2010-2011 ..................................................................
43
2.2.6

Menurut Eselon dan Jenis Kelamin, 2010-2011
by Echelon and Sex, 2010-2011 ...................................................................................
44
2.2.7

Menurut Tempat Bertugas (Kabupaten/Kota) dan Jenis Kelamin, 2010-2011
by Place of Duty (Regency/Municipality) and Sex, 2010-2011 ...................................
45
2.2.8

Menurut Jabatan Fungsional Tertentu, 2009-2011
by Spesific Functional Position, 2009-2011 ................................................................
46
2.3
HASIL PEMILIHAN UMUM / GENERAL ELECTION RESULTS
2.3.1
Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2011
Number of Parliament Members of Banten Province by Party and Sex, 2011 ...........
47
2.3.2
Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2011
Number of Parliament Members of Banten Province by Faction and Sex, 2011 ........
48
2.3.3
Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten, 2009-2011

Number of Parliament Decrees of Banten Province, 2009-2011 ................................
49
2.3.4
Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin

di Provinsi Banten, 2011
Number of Parliament Members Regency/Municipality in Banten Province
by Sex, 2011 .................................................................................................................
50
2.3.5
Jumlah Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten

Menurut Partai dan Jenis Kelamin, 2011
Number of Indonesian Parliament Members from the Constituency
of Banten Province by Party and Sex, 2011 ................................................................
51
xxv
LIST OF TABLES
2.4
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH /

FINANCE OF LOCAL GOVERNMENT
2.4.1
Rekapitulasi Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Provinsi Banten

(juta rupiah), 2010-2012
Recapitulation of Actual Receipts and Government Expenditures of
Banten Province (million rupiahs), 2010-2012 ...........................................................
52
2.4.2
Realisasi Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2010-2012

Actual Local Government Receipts of Banten Province (million rupiahs),
2010-2012 ...................................................................................................................
53
2.4.3
Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2010-2012

Actual Local Government Expenditures of Banten Province (million rupiahs),
2010-2012 ....................................................................................................................
54
2.4.4
Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2010-2012

Actual Local Government Financing of Banten Province (million rupiahs),
2010-2012 ....................................................................................................................
55
2.4.5
Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2010-2012
Recapitulation of Actual Receipts and Regencies/Municipalities Government
Expenditures in Banten Province (million rupiahs), 2010-2012 .................................
56
2.5
PENERIMAAN PAJAK / TAX REVENUE
2.5.1
Realisasi Penerimaan Pajak di Provinsi Banten Menurut Jenis Pajak

Realization of Tax Receipts in Banten Province by Type of Taxes
(million rupiahs), 2010-2012 .......................................................................................
57
2.5.2
Realisasi Penerimaan Pajak di Provinsi Banten Menurut Kantor Pelayanan

dan Jenis Pajak (juta rupiah), 2011
Realization of Tax Receipts in Banten Province by Office and Type of Taxes
(million rupiahs), 2011 ................................................
58
2.5.3
Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2011
Revenue Realization of Land and Housing Tax (LHT)
by Sector and Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2011 .....
61
3. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

POPULATION AND EMPLOYMENT
3.1
PENDUDUK / POPULATION
3.1.1
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,

2010-2011
Population by Sex and Regency/Municipality in Banten Province, 2010-2011 ..........
70
3.1.2
Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten,

2010-2011
Number of Population by Age Group and Sex in Banten Province, 2010-2011 .........
71
3.1.3
Distribusi Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten, 2010-2011
Percentage Distribution of Population and Population Density
by Regency/Municipality in Banten Province, 2010-2011 ..........................................
72
xxvi
DAFTAR TABEL
3.1.4
3.1.5
3.1.6
Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya Anggota Rumahtangga

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2010-2011
Number of Household and Average Household Size by Regency/Municipality
in Banten Province, 2010-2011 ...................................................................................
Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 1961-2011
Population by Regency/Municipality in Banten Province, 1961-2011 .......................
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
(persen), 1961-2011
Population Growth Rate by Regency/Municipality in Banten Province
(percent), 1961-2011 ...................................................................................................
73
74
75
3.2
KETENAGAKERJAAN / EMPLOYMENT
3.2.1
Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Banten, 2011-2012

Employment Indicators of Banten Province, 2011-2012 ...
76
3.2.2
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas di Provinsi Banten Menurut Golongan Umur

dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu, 2011
Population 15 Years of Age and Over in Banten Province by Age Group
and Type of Activity During The Previous Week, 2011 ...
77
3.2.3
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas di Provinsi Banten Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu, 2011
Population 15 Years of Age and Over in Banten Province by Educational
Attainment and Type of Activity During The Previous Week, 2011 ...........................
78
3.2.4
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas di Provinsi Banten Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu, 2011
Population 15 Years of Age in Banten Province by Regency/Municipality
and Type of Activity During The Previous Week, 2011 ..............................................
79
3.2.5
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Golongan Umur

dan Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2011
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Age Group
and Main Industry in Banten Province, 2011 .............................................................
80
3.2.6
Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan dan Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2011
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Educational Attainment
81
3.2.7
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota

dan Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2011
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Regency/Municipality
82
3.2.8
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Golongan Umur

dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2011
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Age Group
and Main Employment Status in Banten Province, 2011 ............................................
83
3.2.9
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi

yang Ditamatkan dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2011
and Main Employment Status in Banten Province, 2011 ............................................
85
3.2.10 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota

dan Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2011
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Recency/Municipality
and Main Employment Status in Banten Province, 2011 ...........................................
87
xxvii
LIST OF TABLES
3.2.11 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Golongan Umur
dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya dalam Seminggu di Provinsi Banten, 2011
Population 15 Years of Age and Over Who Worked by Age Group and
Total Working Hours During The Previous Week in Banten Province, 2011 ...........
89
3.2.12 Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Terakhir yang
Ditamatkan dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya dalam Seminggu
and Total Working Hours During The Previous Week in Banten Province, 2011 .
90
3.2.13 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) Menurut Golongan Umur di Provinsi Banten, 2009-2011
Open Unemployment Rate (OURs) and Labor Force Participation Rate (LFPRs)
by Age Group in Banten Province, 2009-2011 ............................................................
91
(TPAK) Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
by Educational Attainment in Banten Province, 2009-2011 .......................................
92
(TPAK) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2009-2011
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009-2011 ..
93
3.2.16 Ikhtisar Statistik Pencari Kerja di Provinsi Banten, 2009-2011

Brief Statistics of Job Applicants in Banten Province, 2009-2011 ......
94
3.2.17 Informasi Pencari Kerja Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan

Information on Job Applicants by Educational Attainment in Banten Province, 2011
95
3.2.18 Informasi Pencari Kerja Dirinci Menurut Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota
Information on Job Applicants by Regional Office of Man Power
in Banten Province, 2011 ....
96
3.2.19 Ikhtisar Statistik Lowongan Kerja di Provinsi Banten, 2009-2011

Brief Statistic on Job Vacancies in Banten Province, 2009-2011 ..
97
3.2.20 Informasi Lowongan Kerja Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan

Information on Job Vacancies by Educational Attainment in Banten Province, 2011
98
3.2.21 Informasi Lowongan Kerja Dirinci Menurut Sektor Ekonomi

Information on Job Vacancies by Economic Sectors in Banten Province, 2011 .........
99
3.2.22 Upah Minimum Kabupaten/Kota per Bulan di Provinsi Banten (rupiah), 2007-2012
Minimum Wage per Month by Regency/Municipality in Banten Province
(rupiahs), 2007-2012 ...................................................................................................
100
4. SOSIAL / SOCIAL
4.1
PENDIDIKAN / EDUCATION
4.1.1
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group in Banten Province, 2008-2011 ......
xxviii
113
DAFTAR TABEL
4.1.2
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur

School Enrollment Ratio by Regency/Municipality and Age Group
114
4.1.3
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Taman Kanak-kanak (TK)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2011/2012
Number of Schools, Students, and Teachers in Kindergarten
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011/2012 ..........................................
115
4.1.4
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar (SD)

Number of Schools, Students, and Teachers in Primary Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011/2012 .........................................
116
4.1.5
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Number of Schools, Students, and Teachers in Junior High Schools
117
4.1.6
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA)

Number of Schools, Students, and Teachers in Senior High Schools
118
4.1.7
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Number of Schools, Students, and Teachers in Senior Vocational High Schools
119
4.1.8
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA)
Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Kindergarten
120
4.1.9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Primary Schools
121
4.1.10. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Junior High Schools
122
4.1.11. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Madrasah Aliyah (MA)

Number of Schools, Students, and Teachers in Islamic Senior High Schools
123
4.1.12. Jumlah Lembaga, Santri dan Guru Pondok Pesantren

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2011
Number of Institutions, Students, and Teachers in Islamic Boarding Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011 ....................................................
124
4.1.13. Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta
di Bawah Kementerian Pendidikan Nasional di Provinsi Banten,
2008/2009 - 2010/2011
Number of Universities, Students, and Lecturers under The Ministry of
National Education in Banten Province, 2008/2009 - 2010/2011 ..........................
126
xxix
LIST OF TABLES
4.1.14. Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta
di Bawah Kementerian Agama di Provinsi Banten, 2008/2009 - 2010/2011
Number of Universities, Students, and Lecturers under The Ministry of
Religious Affairs in Banten Province, 2008/2009 - 2010/2011 ...................................
127
4.1.15. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota

dan Pendidikan Yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Population Aged 10 Years and Over by Regency/Municipality
and Educational Attainment in Banten Province, 2011 ..............................................
128
4.1.16. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten/Kota dan

Kepandaian Membaca dan Menulis di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Population Aged 10 Years and Over by Regency/Municipality and
Reading and Writing Ability in Banten Province, 2011 ..............................................
130
4.2
KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA

HEALTH AND FAMILY PLANNING
4.2.1
Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Tidur Menurut Kabupaten/Kota dan Status
Kepemilikan di Provinsi Banten, 2011
Number of Hospitals and Beds by Regency/Municipality and Ownership Status
in Banten Province, 2011 ............................................................................................
131
4.2.2
Jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Menurut Kabupaten/Kota

Number of Community Health Center by Regency/Municipality
132
4.2.3
Jumlah Dokter di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi di Banten, 2011
Number of Medical Doctors at Government and Private Hospitals
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011 ....................................................
133
4.2.4
Jumlah Dokter di Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi di Banten, 2011

Number of Medical Doctors at Community Health Center
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011 ................................
134
4.2.5
Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter di Rumah Sakit dan Puskesmas

Number of Health Professionals Other Than Doctor at Hospitals and
Community Health Centers by Regency/Municipality in Banten Province, 2011 ......
135
4.2.6
Jumlah Sarana Penyalur Obat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2011

Number of Drug Distribution Facility by Regency/Municipality
in Banten Province, 2011 ........
136
4.2.7
Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan Penolong Persalinan Terakhir

Percentage of Children Under Five Years by Regency/Municipality and Last Birth
Attendant in Banten Province, 2011 ................................................................
137
4.2.8
Banyaknya Penduduk yang Berobat Jalan Menurut Tempat Rujukan Berobat dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2011
Number of People Who Sought Treatment Outpatient by Place of Referral For
Treatment and Regency/Municipality in Banten Province, 2011 ................................
138
4.2.9
Jumlah Bayi dan Cakupan Imunisasi Bayi Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Imunisasi di Provinsi Banten, 2011
Number of Infants and Infant Immunization Coverage by Regency/Municipality
and Type of Immunization in Banten Province, 2011 .............
139
xxx
DAFTAR TABEL
4.2.10 Jumlah Kasus Penyakit Menurut Jenis Penyakit dan Kabupaten/Kota
Number of Disease Cases by Type of Disease and Regency/Municipality
140
4.2.11 Kumulatif Kasus AIDS dan Kasus Meninggal Menurut Kabupaten/Kota

AIDS Cumulative Cases and Death Cases by Regency/Municipality
141
4.2.12 Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota dan Umur Istri
Number of Fertile Age Couples by Regency/Municipality and Wife Age
142
4.2.13 Jumlah Akseptor Keluarga Berencana Menurut Kabupaten/Kota

dan Alat/Cara Kontrasepsi yang Digunakan di Provinsi Banten, 2011
Number of Family Planning Acceptors by Regency/Municipality
and Method of Contraception in Banten Province, 2011
143
4.2.14 Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan Tahapan Keluarga Sejahtera

Number of Families by Regency/Municipality and Level of Prosperous Family
in Banten Province, 2011
145
4.3
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN / HOUSING AND ENVIRONMENT
4.3.1
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Status Penguasaan

Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Households by Regency/Municipality
and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2011 ........................................
147
4.3.2
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lantai Terluas

Percentage of Households by Regency/Municipality and Widest Floor Type in
Banten Province, 2011 .................................................................................................
148
4.3.3
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kotadan Luas Lantai Bangunan

Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Households by Regency/Municipality and House Floor Area
149
4.3.4
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Dinding Terluas

Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Households by Regency/Municipality and Widest Wall Type of House
150
4.3.5
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Atap Bangunan

Tempat Tinggal di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Households by Regency/Municipality and Type of Roof House
151
4.3.6
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Penerangan

Utama di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Households by Regency/Municipality and Main Source of Lighting
152
4.3.7
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Sumber Utama

Air Minum di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Households by Regency/Municipality and Main Source of
Drinking Water in Banten Province, 2011 ..................................................................
153
xxxi
LIST OF TABLES
4.3.8
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Bahan Bakar Utama

Untuk Memasak di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Households by Regency/Municipality and Type of Main Fuel
for Cooking in Banten Province, 2011 ........................................................................
154
4.3.9
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan Penggunaan Fasilitas

Buang Air Besar di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Households by Regency/Municipality and Use of Toilet Facilities
in Banten Province, 2011 ........................................................................
155
4.4
KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS /

SOCIAL INSECURITY AND CRIME
4.4.1
Karakteristik Kerawanan Sosial Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2011

Social Insecurity Characteristics by Regency/Municipality
156
4.4.2
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Menurut Kabupaten/Kota

Potency and Source Of Social Welfare by Regency/Municipality
158
4.4.3
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Menurut Jenis dan

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (jiwa), 2011
Number of Social Welfare Problem Bearers by Kind and Regency/Municipality
in Banten Province (people), 2011 ..............................................................................
159
4.4.4
Jumlah Tindak Pidana Menurut Wilayah Kepolisian Resort

Crime Total by Subregional Police Office in Banten Province, 2009-2011 ...............
161
4.4.5
Resiko Penduduk Terjadi Tindak Pidana per 100.000 Penduduk Menurut Wilayah
Kepolisian Resort di Provinsi Banten, 2009-2011
Crime Rate per 100,000 Population by Subregional Police Office
in Banten Province, 2009-2011 ...
162
4.4.6
Selang Waktu Terjadinya Tindak Pidana Menurut Wilayah Kepolisian Resort

Time Interval of Crimes Occurance by Subregional Police Office
163
4.4.7
Persentase Penyelesaian Tindak Pidana Menurut Wilayah Kepolisian Resort

Completion Percentage of Criminal Cases by Subregional Police Office
in Banten Province, 2009-2011 ...
164
4.4.8
Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut Jenis Kejahatan

Number of Crime Happens by Type of Crime in Banten Province, 2011.....................
165
4.4.9
Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah Korban di Provinsi Banten, 2011
Number of Accidents and Victims in Banten Province, 2011 ......................................
166
4.5
AGAMA / RELIGION
4.5.1
Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2011

Number of Religious Worship Places by Regency/Municipality
167
4.5.2
Persentase Penduduk Menurut Agama di Provinsi Banten, 2011

Percentage of Population by Religion in Banten Province, 2011 ...............................
168
xxxii
DAFTAR TABEL
4.5.3
Jumlah Calon/Jamaah Haji dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2011
Number of Applicants/Pilgrims and Cost to Mecca in Banten Province, 2002-2011..
169
4.5.4
Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin

Number of Pilgrims by Regency/Municipality and Sex in Banten Province, 2011 .....
170
4.5.5
Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2011

Number of Pilgrims by Age Group in Banten Province, 2011 ....................................
171
4.6
SOSIAL LAINNYA / OTHER SOCIAL MATTERS
4.6.1
Jumlah Perkara yang Diputus di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten

Menurut Jenis Perkara, 2011
Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory of Banten
by Kind of Cases, 2011 ................................................................................................
172
4.6.2
Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding pada Pengadilan Tinggi Agama

Provinsi Banten, 2011
Number of Cases which Petitioned Appeal in Islamic High Court of Banten, 2011 ...
174
4.6.3
Rekapitulasi Perkara Yang Diterima dan Diputus pada Pengadilan Agama

Recapitulation of Registered and Sentenced Cases in Religious Court
175
4.6.4
Jumlah Tahanan di UPT Lembaga Pemasyarakatan (LP) Menurut Jenis Kejahatan

di Provinsi Banten (jiwa), 2011
Number of Prisoners in Prison House Units (LP) by Type of Crimes
in Banten Province (Person), 2011 .............................................................................
176
4.6.5
Rekapitulasi Produksi Sertifikat oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Hingga Tahun 2011
Production of Certificate by National Land Agency by Regency/Municipality
in Banten Province, Until 2011 ...................................................................................
178
4.6.6
Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dan Penerbitan Akta

Number of Officials Making Land Deed and Certificate Publishing
181
4.6.7
Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM)

oleh Kepolisian Daerah Banten, 2011
Number of Driving Licences Issued by Indonesian Police
of Banten Territory,2011 .............................................................................................
183
4.6.8
Banyaknya Penerbitan STNK oleh Kepolisian Daerah Banten, 2011

Total of Vehicle Registered Number (URM) Issued
by Indonesian Police of Banten Territory, 2011 .
184
4.7
KEMISKINAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA /

POVERTY AND HUMAN DEVELOPMENT
4.7.1
Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Banten, 2011-2012

Poverty Line and Number of Poor in Banten Province, 2011-2012 ............................
185
4.7.2
Persentase Penduduk Miskin (P0), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi Banten, 2011-2012
Percentage of Poor (P0), Poverty Gap Index (P1) and Poverty Severity Index (P2)
in Banten Province , 2011-2012 .............................................................................
186
xxxiii
LIST OF TABLES
4.7.3
Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(rupiah/kapita/bulan), 2009-2011
Poverty Line by Regency/Municipality in Banten Province
(rupiahs/capita/month), 2009-2011 .............................................................................
187
4.7.4
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(orang), 2009-2011
Number of Poor by Regency/Municipality in Banten Province (people), 2009-2011 .
188
4.7.5
Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,

2009-2011
Percentage of Poor by Regency/Municipality in Banten Province, 2009-2011 ..........
189
4.7.6
Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(tahun), 2009-2011
Life Expectancy by Regency/Municipality in Banten Province
(years), 2009-2011 .......................................................................................................
190
4.7.7
Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(persen), 2009-2011
Literacy Rates by Regency/Municipality in Banten Province
(percent), 2009-2011 .......................................................................................
191
4.7.8
Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(tahun), 2009 - 2011
Mean Years Schooling by Regency/Municipality in Banten Province
(years), 2009-2011 .......................................................................................................
192
4.7.9
Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (ribu/tahun), 2009-2011
Expenditure per Capita Adjusted by Regency/Municipality
in Banten Province (thousand/year), 2009-2011 .........................................................
193
4.7.10 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Reduksi Shortfall

Human Development Index (HDI) and Reduction Shortfall by Regency/Municipality
194
4.7.11 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Menurut Kabupaten/Kota

Gender-related Development Index (GDI) by Regency/Municipality
195
4.7.12 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Menurut Kabupaten/Kota

Gender Empowerment Measure (GEM) by Regency/Municipality
196
5. PERTANIAN / AGRICULTURE
5.1
PERTANIAN TANAMAN PANGAN / FOOD CROPS
5.1.1
Luas Panen Tanaman Pangan di Provinsi Banten (ha), 2009-2012

Harvested Area of Food Crops in Banten Province (ha), 2009-2012 .........................
206
5.1.2
Produktivitas Tanaman Pangan di Provinsi Banten (kuintal/ha), 2009-2012

Productivity of Food Crops in Banten Province (quintal/ha), 2009-2012 ..................
207
5.1.3
Produksi Tanaman Pangan di Provinsi Banten (ton), 2009-2012

Production of Food Crops in Banten Province (ton), 2009-2012 ...............................
208
xxxiv
DAFTAR TABEL
5.1.4
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Menurut Kabupaten/Kota

Harvested Area, Productivity and Production of Paddy by Regency/Municipality
209
5.1.5
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Kabupaten/Kota

Harvested Area, Productivity and Production of Maize by Regency/Municipality
210
5.1.6
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai Menurut Kabupaten/Kota

Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans by Regency/Municipality
211
5.1.7
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah Menurut Kabupaten/Kota

Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts by Regency/Municipality
212
5.1.8
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau Menurut Kabupaten/Kota

Harvested Area, Productivity and Production of Mungbeans by
Regency/Municipality in Banten Province, 2010-2011 ...............................................
213
5.1.9
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu Menurut Kabupaten/Kota

Harvested Area, Productivity and Production of Cassava by Regency/Municipality
214
5.1.10 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar Menurut Kabupaten/Kota
Harvested Area, Productivity and Production of Sweet Potatoes
215
5.2
HORTIKULTURA / HORTICULTURE
5.2.1
Luas Panen Sayuran dan Buah-buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman

Harvested Area of Seasonal Vegetables and Fruits by Kind of Plant
in Banten Province, 2009-2011 ..................................................................................
216
5.2.2
Produktivitas Sayuran dan Buah-buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman

Productivity of Seasonal Vegetables and Fruits by Kind of Plant
217
5.2.3
Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman

Production of Seasonal Vegetables and Fruits by Kind of Plant
218
5.2.4
Luas Panen Sayuran dan Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman

Harvested Area of Annual Vegetables and Fruits by Kind of Plant
219
5.2.5
Produktivitas Sayuran dan Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman

Productivity of Annual Vegetables and Fruits by Kind of Plant
220
xxxv
LIST OF TABLES
5.2.6
Produksi Sayuran dan Buah-buahan Tahunan Menurut Jenis Tanaman

Production of Annual Vegetables and Fruits by Kind of Plant
221
5.2.7
Luas Panen Tanaman Biofarmaka Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten,

2009-2011
Harvested Area of Medicinal Plants by Kind of Plant in Banten Province,
2009-2011 ...................................................................................................................
222
5.2.8
Produktivitas Tanaman Biofarmaka Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten,

2009-2011
Productivity of Medicinal Plants by Kind of Plant in Banten Province,
2009-2011 ...................................................................................................................
223
5.2.9
Produksi Tanaman Biofarmaka Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten,

2009-2011
Production of Medicinal Plants by Kind of Plant in Banten Province,
2009-2011 ...................................................................................................................
224
5.2.10 Luas Panen Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009-2011
Harvested Area of Ornamental Plants by Kind of Plant in Banten Province,
2009-2011 ...................................................................................................................
225
5.2.11 Produktivitas Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten,

2009-2011
Productivity of Ornamental Plants by Kind of Plant in Banten Province,
2009-2011 ...................................................................................................................
226
5.2.12 Produksi Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009-2011
Production of Ornamental Plants by Kind of Plant in Banten Province,
2009-2011 ...................................................................................................................
227
5.3
TANAMAN PERKEBUNAN / ESTATE CROPS
5.3.1
Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Menurut Jenis Usaha Perkebunan
Area and Production of Rubber Plantation by Type of Estate
228
5.3.2
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Dalam Menurut Jenis Usaha Perkebunan
Area and Production of Coconut Plantation by Type of Estate
229
5.3.3
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao Menurut Jenis Usaha Perkebunan
Area and Production of Cocoa Plantation by Type of Estate
230
5.3.4
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit Menurut Jenis Usaha Perkebunan
Area and Production of Oil Palm Plantation by Type of Estate
231
5.3.5
Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Lainnya di Provinsi Banten, 2011
Area and Production of Other Estate Crops in Banten Province, 2011 .........
232
5.3.6
Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan Menurut Jenis Tanaman

di Provinsi Banten (ton), 2006-2011
Plantation Crop Production by Type of Plant in Banten Province (tons), 2006-2011
233
xxxvi
DAFTAR TABEL
5.4
KEHUTANAN / FORESTRY
5.4.1
Luas Kawasan Hutan Negara Menurut Fungsi Kawasan Hutan dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (ha), 2011
National Forest Area by Function and Regency/Municipality
in Banten Province (ha), 2011 .....................................................................................
234
5.4.2
Luas Lahan Kritis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2011

Critical Land by Regency/Municipality in Banten Province (ha), 2011 .....................
235
5.4.3
Luas Kawasan Hutan Konservasi Menurut Fungsi di Provinsi Banten

(ha), 2009-2011
Convertible Production Forest Area by Function in Banten Province
(ha), 2009-2011 ...........................................................................................................
236
5.4.4
Luas Kawasan Hutan Perum Perhutani KPH Banten Menurut Kabupaten/Kota

Forest Area Managed by Perum Perhutani KPH Banten by Regency/Municipality
237
5.4.5
Produksi dan Nilai Produksi Kayu Bulat di Provinsi Banten, 2000-2011

Production and Value of Production of Logs in Banten Province, 2000-2011 ...........
238
5.5
PETERNAKAN / ANIMAL HUSBANDRY
5.5.1
Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak

di Provinsi Banten (ekor), 2011
Livestock Population by Regency/Municipality and Kind of Livestock
in Banten Province (heads), 2011 ................................................................................
239
5.5.2
Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas

Poultry Population by Regency/Municipality and Kind of Poultries
in Banten Province (heads), 2011 ...............................................................................
240
5.5.3
Jumlah Ternak Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak

Livestock Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Livestock
in Banten Province (heads), 2011 ................................................................................
241
5.5.4
Jumlah Unggas Yang Dipotong Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas

Poultry Slaughtered by Regency/Municipality and Kind of Poultries
in Banten Province (heads), 2011 ...............................................................................
242
5.5.5
Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak

di Provinsi Banten (ton), 2011
Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Livestock
in Banten Province (tons), 2011 ...................................................................................
243
5.5.6
Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas

Meat Production by Regency/Municipality and Kind of Poultries
in Banten Province (ton), 2011 ....................................................................................
244
5.5.7
Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota

Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality
in Banten Province (ton), 2011 ....................................................................................
245
xxxvii
LIST OF TABLES
5.6
PERIKANAN / FISHERY
5.6.1
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor

Number of Fish Capture Household by Regency/Municipality and Fishery
Subsector in Banten Province, 2011 ............................................................................
246
5.6.2
Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota

Production of Fish Capture by Regency/Municipality
247
5.6.3
Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(ribu rupiah), 2011
Production Value of Fish Capture by Regency/Municipality in Banten Province
(thousand rupiahs), 2011 .............................................................................................
248
5.6.4
Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Perahu/Kapal di Provinsi Banten, 2011
Number of Fishing Boats by Regency/Municipality and Type of Boat
249
5.6.5
Jumlah Unit Alat Penangkapan Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan

Jenis Penangkapan di Provinsi Banten, 2011
Number of Units Marine Fishing Equipment by Regency/Municipality and
Type of Equipment in Banten Province, 2011 ..............................................................
250
5.6.6
Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Budidaya di Provinsi Banten, 2011
Number of Aqua Culture Households by Regency/Municipality
and Type of Culture in Banten Province, 2011 ...........................................................
253
5.6.7
Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota

Production of Aqua Culture by Regency/Municipality
255
5.6.8
Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (ribu rupiah), 2011
Production Value of Aqua Culture by Regency/Municipality
in Banten Province (thousand rupiahs), 2011 .............................................................
257
5.6.9
Luas Areal Budidaya Perikanan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya

Aquq Culture Areas by Regency/Municipality and Type of Culture
259
6. LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM

ELECTRICITY, GAS, AND WATER SUPPLY
6.1
LISTRIK / ELECTRICITY
6.1.1
Jumlah Kapasitas Terpasang dan Tenaga Listrik yang Dibangkitkan

Oleh Pembangkit Listrik di Provinsi Banten, 2006-2010
Number of Installed Capacity and Electricity Generated by Power Plant
in Banten Province, 2006-2010 ....................................................................................
264
6.1.2
Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi Terjual

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2011
Number of Customers, Connected Power and Sold Electrical Energy
of State Electricity Company by Classification of Tariff in Banten Province, 2011 ....
265
xxxviii
DAFTAR TABEL
6.1.3
Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN)
di Provinsi Banten (MWh), 2009-2011
Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity Company
in Banten Province (MWh), 2009-2011 .......................................................................
266
6.1.4
Jumlah Transformator Distribusi Terpasang Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Number of Connected Distribution Transformators of State Electricity Company
in Banten Province, 2009-2011 ....................................................................................
267
6.1.5
Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2009-2011

Trend of Pulo Panjang Electricity Power Plant, 2009-2011 .......................................
268
6.2
GAS / GAS
6.2.1
Realisasi Penjualan Gas Kota Bulanan di Provinsi Banten, 2007-2011

Actual Monthly Selling of City Gas in Banten Province, 2007-2011 ...........................
269
6.3
AIR MINUM / WATER SUPPLY
6.3.1
Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi, Produksi Air Minum,

dan Sumber Air yang Dipakai di Provinsi Banten, 2009-2011
Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity, Water Production,
and Water Resources in Banten Province, 2009-2011 ................................................
270
6.3.2
Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM

Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Provinsi Banten, 2009-2011
Number of Technical and Administration Workers of Water Supply Enterprise
by Educational Attainment in Banten Province, 2009-2011 .......................................
271
6.3.3
Jumlah Pelanggan PAM, Volume dan Nilai Penjualan Air Minum

Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2009-2011
Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and
Values of Sold Water Supply by Classification of Tariff in Banten Province,
2009-2011 ....................................................................................................................
272
7. INDUSTRI PENGOLAHAN / MANUFACTURING INDUSTRY

7.1
Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri

Number of Large and Medium Manufacturing Establishments by Industrial Group
281
7.2
Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri
Number of Workers Engaged in Large and Medium Manufacturing Establishments
by Industrial Group in Banten Province, 2007-2010 ..................................................
284
7.3
Nilai Output, Nilai Input dan Nilai Tambah dari Industri Besar dan Sedang
Menurut Golongan Industri di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008-2010
Output, Input, and Value Added of Large and Medium Manufacturing
Establisments by Regency/Municipality in Banten Province
(billion rupiahs), 2008-2010 ........................................................................................
287
7.4
Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota

Number of Large and Medium Manufacturing Establishments
296
xxxix
LIST OF TABLES
7.5
Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota

Number of Workers Engaged in Large and Medium Manufacturing Establishment
297
7.6
Nilai Output, Nilai Input dan Nilai Tambah dari Industri Besar dan Sedang
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008-2010
Output, Input, and Value Added of Large and Medium Manufacturing
Establisments by Regency/Municipality in Banten Province
(billion rupiahs), 2008-2010 ........................................................................................
298
8. KONSTRUKSI / CONSTRUCTION
8.1
Jumlah Perusahaan Konstruksi Menurut Jenis Golongan

Number of Construction Establisments by Type of Group
309
8.2
Jumlah Pekerja Tetap Perusahaan Konstruksi Menurut Tingkat Pendidikan

Number of Permanent Workers at Construction Establisment by Educational Level
310
8.3
Jumlah Profesi Tenaga Ahli di Perusahaan Konstruksi Menurut Kualifikasi

Number of Expert Profession Workers at Construction Establisment
by Qualification in Banten Province, 2009-2011 ........................................................
311
8.4
Jumlah Profesi Tenaga Terampil di Perusahaan Konstruksi Menurut Kualifikasi

Number of Skilled Profession Workers at Construction Establisment
by Qualification in Banten Province, 2009-2011 ........................................................
312
8.5
Ringkasan Pendapatan Bruto dan Pengeluaran Perusahaan Konstruksi

Summary of Gross output and Expenditure of Construction Establishments
in Banten Province (million rupiahs), 2007-2009 .......................................................
313
8.6
Nilai Konstruksi yang Diselesaikan Menurut Jenis Pekerjaan di Provinsi Banten

Value of Construction Completed by Types of Construction in Banten Province
(million rupiahs), 2007-2011 .......................................................................................
314
8.7
Nilai Konstruksi yang Diselesaikan Menurut Sumber Dana di Provinsi Banten

Value of Construction Completed by Fund Source in Banten Province
(million rupiahs), 2007-2011 .......................................................................................
315
9. HOTEL DAN PARIWISATA

HOTEL AND TOURISM
9.1
HOTEL / HOTEL
9.1.1
Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur dan Tingkat Penghunian Kamar

(TPK) Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2008-2010
Number of Accomodations, Rooms, and Beds Available
in Hotel and Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel by Hotel Qualifications
xl
321
DAFTAR TABEL
9.1.2
Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten

(orang), 2009-2011
Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications in Banten Province
(person), 2009-2011 ....................................................................................................
322
9.1.3
Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel

di Provinsi Banten (hari), 2009-2011
Average Length of Stay in Hotel by Hotel Qualifications \
in Banten Province (days), 2009-2011 ........................................................................
323
9.2
PARIWISATA / TOURISM
9.2.1
Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Wisata

Number of Tourism Objects by Regency/Municipality and Type of Tourism
324
9.2.2
Jumlah Museum, Situs Purbakala, dan Bangunan Bersejarah Lainnya

Number of Museums, Archaeological Sites, and Other Historic Buildings
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011 ...................................................
326
9.2.3
Jumlah Perusahaan/Unit Usaha Pendukung Sektor Pariwisata

Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata di Provinsi Banten, 2011
Number of Tourism Company / Business Unit Supporting Tourism Sector
by Regency/ Municipality and Tourism Object in Banten Province, 2011 .................
327
9.2.4
Jumlah Sanggar Seni dan Budaya Pendukung Sektor Pariwisata

Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata di Provinsi Banten, 2011
Number of Art and Culture Studios/Galleries Supporting Tourism Sector
by Regency/ Municipality and Tourism Object in Banten Province, 2011 ................
329
9.2.5
Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (orang), 2011
Number of Domestic and Foreign Tourists by Regency/Municipality
in Banten Province (visitors), 2011 .............................................................................
331
10. TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

TRANPORTATION AND COMMUNICATION
10.1
PERHUBUNGAN DARAT / LAND TRANSPORTATION
10.1.1 Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang Berwenang, Jenis Permukaan,
Kondisi Jalan dan Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2010-2011
Road Lengths by Level of Government Authorised, Surface Type,
Road Condition, and Class in Banten Province (km), 2010-2011 ..............................
337
10.1.2 Data Ruas Jalan Nasional di Provinsi Banten, 2011

Data of National Authority Road in Banten Province, 2011 .......................................
338
10.1.3 Data Ruas Jalan Provinsi dan Nasional di Provinsi Banten, 2011
Data of National and Provincial Authority Road in Banten Province, 2011 ..............
341
10.1.4 Populasi Kendaraan Umum Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2011
Population of Commercial Vehicle by Type of Vehicle in Banten Province, 2011 ....
344
10.1.5 Populasi Kendaraan Bukan Umum Menurut Jenis Kendaraan

Population of Non-commercial Vehicle by Type of Vehicle
345
xli
LIST OF TABLES
10.1.6 Populasi Kendaraan Dinas Milik Pemerintah Menurut Jenis Kendaraan
Population of Government-owned Service Vehicles by Type of Vehicle
in Banten Province, 2011 ...........................................................................................
346
10.1.7 Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2011

Vehicle Population by Type of Vehicle in Banten Province, 2011 ..............................
347
10.1.8 Realisasi Jumlah Penumpang dan Pendapatan Angkutan Kereta Api

Beberapa Stasiun di Provinsi Banten, 2009-2011
Realization of Passengers and Total Income of Rail Transportations
in Some Stations in Banten Province, 2009-2011 .......................................................
348
10.1.9 Realisasi Jumlah Barang dan Pendapatan Angkutan Kereta Api

Beberapa Stasiun di Provinsi Banten, 2009-2011
Realization of Volume of Goods and Total Income of Rail Transportations
in Some Stations in Banten Province, 2009-2011 .......................................................
349
10.2
PERHUBUNGAN UDARA / AIR TRANSPORTATION
10.2.1 Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik

di Bandara Soekarno-Hatta, 2011
Number of Domestic Flights and Passangers at Soekarno-Hatta Airport, 2011 ........
350
10.2.2 Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional

Number of International Flights and Passangers
at Soekarno-Hatta Airport, 2011 .................................................................................
351
10.2.3 Banyaknya Angkutan Pos di Bandara Soekarno-Hatta, 2011

Volume of Postal Packet Transportation at Soekarno-Hatta Airport, 2011 ...............
352
10.2.4 Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta, 2011

Volume of Domestic and International Cargoes at Soekarno-Hatta Airport, 2011
353
10.3 PERHUBUNGAN LAUT / SEA TRANSPORTATION

10.3.1 Data Tahunan Angkutan Penyeberangan Merak-Bakahuni
di Pelabuhan Merak, Provinsi Banten, 2009-2011
Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport At Merak Port, 2009-2011 ............
354
10.3.2 Jumlah Kapal Yang Melakukan Aktivitas Bongkar Muat Menurut Status
Kepemilikan di Seluruh Pelabuhan di Provinsi Banten (unit), 2009 2011
Number of Ship Conducting the Activity Load and Unload by Status Ownership
at All Ports in Banten Province (units), 2009-2011 ....................................................
355
10.3.3 Jumlah Barang Dari/Tujuan Ke Luar Negeri yang Dibongkar dan Dimuat
di Seluruh Pelabuhan di Provinsi Banten (ton), 2009 - 2011
Number of Goods From Abroad or Overseas Destinations Which are Load and
Unload at All Ports in Banten Province (tons), 2009-2011 .....................................
356
10.3.4 Volume Perdagangan Barang Antar Provinsi yang Dibongkar dan Dimuat
di Seluruh Pelabuhan di Provinsi Banten (ton), 2009-2011
Volume of Interregional Trade in Goods Which are Load and Unload at All Ports
in Banten Province (tons), 2009-2011 .....................................................................
357
10.4
KOMUNIKASI / COMMUNICATION
10.4.1 Banyaknya Surat Dalam Negeri Yang Dikirim dan Diterima oleh
PT. Pos Indonesia (Persero) Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten
(pucuk), 2009-2011
Number of Domestic Letters Sent and Received by PT. Pos Indonesia (Persero) by
Type of Letters in Banten Province (units), 2009-2011 ..............................................
xlii
358
DAFTAR TABEL
10.4.2
Banyaknya Surat Luar Negeri Yang Dikirim dan Diterima oleh

PT. Pos Indonesia (Persero) Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten
(pucuk), 2009-2011
Number of Abroad Letters Sent and Received by PT. Pos Indonesia (Persero)
by Type of Letters in Banten Province (units) , 2009-2011 .....................................
359
10.4.3
Banyaknya Jasa Titipan Pos Yang Dikirim dan Diterima oleh

PT Pos Indonesia (Persero) di Provinsi Banten, 2009-2011
Number of Postal Package Sent and Received by PT Pos Indonesia (Persero)
in Banten Province , 2009-2011 ..............................................................................
360
10.4.4
Banyaknya Penjualan Materai dan Benda Pos oleh PT Pos Indonesia (Persero)
di Provinsi Banten (buah), 2009-2011
Number of Postal Materials Sold by PT Pos Indonesia (Persero)
in Banten Province (units), 2009-2011 ....................................................................
361
10.4.5
Banyaknya Kantor Pos Yang Dikelola Oleh PT Pos Indonesia (Persero)

Menurut Jenis Kantor Pos di Provinsi Banten (unit), 2009-2011
Number of Post Offices Managed by PT Pos Indonesia (Persero)
by Type of Offices in Banten Province (units), 2009-2011 ......................................
362
10.4.6
Banyaknya Kantor Pos Yang Dikelola Oleh PT Pos Indonesia (Persero)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (unit), 2009-2011
Number of Post Offices Managed by PT Pos Indonesia (Persero)
by Regency/Municipality in Banten Province (units), 2009-2011 ...........................
363
10.4.7
Persentase Rumahtangga Yang Memiliki/Menguasai Telepon Tetap Kabel

Percentage of Household Who Have/Controlling Fixed Telephone Cables
by Regency/Municipality in Banten Province, 2009-2011 ...........
364
10.4.8
Persentase Rumahtangga Yang Memiliki/Menguasai Telepon Seluler

Percentage of Household Who Have/Controlling Mobile Phone
365
10.4.9
Persentase Penduduk Yang Memiliki/Menguasai Nomor Telepon Seluler Aktif

Percentage of Population Who Have/Controlling Active Mobile Phone Number
366
11. PERBANKAN, INVESTASI DAN KOPERASI

BANKING, INVESMENT, AND COOPERATIVE
11.1
PERBANKAN / BANKING
11.1.1
Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Status Kepemilikan

Number of Commercial Bank Offices by Owner Status in Banten Province, 2011 .
370
11.1.2
Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Kabupaten/Kota

Number of Commercial Bank Offices by Regency/Municipality
in Banten Province, 2011 ........................................................................................
371
11.1.3
Jumlah Kantor Bank Syariah Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009-2011

Number of Commercial Sharia Bank Offices by Type of Bank
in Banten Province, 2009-2011.................................................................................
372
xliii
LIST OF TABLES
11.1.4
Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009-2011

Outstanding Bank Funds by Type of Funds in Banten Province , 2009-2011 ........
373
11.1.5
Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality in Banten Province
(million rupiahs), 2009-2011 ..................................................................................
374
11.1.6
Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan Menurut Kabupaten Kota

di Provinsi Banten (satuan), 2009-2011
Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality
in Banten Province (units), 2009-2011 ....................................................................
375
11.1.7
Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing

Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009-2011
Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Type of Loans
in Banten Province (million rupiahs), 2009-2011 ..................................................
376
11.1.8

Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009-2011
Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency by Economic Sector
in Banten Province (million rupiahs), 2009-2011 ..................................................
377
11.1.9

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2009-2011
Outstanding of Bank Loans in Rupiah and Foreign Currency
by Regency/Municipality in Banten Province (million rupiahs), 2009-2011 ..........
378
11.1.10
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah dan Valuta Asing
Outstanding of Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah and
Foreign Currency by Type of Credits in Banten Province
(million rupiahs), 2010-2011 ...............................................................................
379
11.1.11
Foreign Currency by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs),
2010-2011 ...............................................................................................................
380
11.1.12
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2010-2011
Foreign Currency by Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2010-2011 ...................................................
381
11.1.13
Posisi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Menurut Jenis Simpanan

Outstanding of Sharia Bank Funds by Type of Funds
in Banten Province, 2010-2011 ................................................................................
382
11.1.14
Posisi Pembiayaan Perbankan Syariah dalam Rupiah dan Valuta Asing

Outstanding of Sharia Bank Financing in Rupiah and Foreign Currency
by Type of Loans in Banten Province (million rupiahs), 2010-2011 .......................
383
11.1.15 Posisi Pembiayaan Perbankan Syariah dalam Rupiah dan Valuta Asing
Outstanding Sharia Bank Financing in Rupiah and Foreign Currency
by Economic Sector in Banten Province (million rupiahs), 2010-2011 ...................
384
xliv
DAFTAR TABEL
11.1.16
Posisi Pembiayaan Perbankan Syariah dalam Rupiah dan Valuta Asing

Menurut Golongan Pembiayaan di Provinsi Banten (juta rupiah), 2008-2010
Outstanding Sharia Bank Financing in Rupiah and Foreign Currency
by Type of Financing in Banten Province (million rupiahs), 2008-2010 ................
385
11.2
INVESTASI / DIRECT INVESTMENT
11.2.1
Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Kabupaten/Kota

Foreign Direct Investment (FDI) Realization by Regency/Municipality
in Banten Province, 2011 .........................................................................................
386
11.2.2
Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Sektor Ekonomi

Foreign Direct Investment (FDI) Realization by Economic Sector
387
11.2.3
Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Negara Asal Investor

Foreign Direct Investment (FDI) Realization by Investor Countries
388
11.2.4
Realisasi Perluasan Penanaman Modal Asing (PMA) Menurut Kabupaten/Kota

Recapitulation of Realization of Foreign Direct Investment (FDI) Expansion
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011 .................................................
389
11.2.5
Realisasi Penanaman Dalam Negeri (PMDN) Menurut Kabupaten/Kota

Domestic Direct Investment (DDI) Realization by Regency/Municipality
390
11.2.6
Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Menurut Sektor Ekonomi

Domestic Direct Investment (DDI) Realization by Economic Sector
391
11.2.7
Rekapitulasi Realisasi Perluasan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Recapitulation of Realization of Domestic Direct Investment (DDI) Expansion
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011 ................................................
392
11.3
KOPERASI / COOPERATIVE
11.3.1
Kinerja Koperasi di Provinsi Banten Menurut Indikator Produksi, 2010-2011

Performance of Cooperatives in Banten Province
by Indicator of Production, 2010-2011 ...................................................................
393
11.3.2
Jumlah Koperasi Menurut Kabupaten/Kota dan Status Aktivitas

Number of Cooperatives in Banten Province by Regency/Municipality
and Status of Activity, 2010-2011 ...........................................................................
394
11.3.3
Jumlah Anggota, Manajer dan Karyawan Koperasi Menurut Kabupaten/Kota

Number of Members, Managers, and Employees of Cooperative
in Banten Province by Regency/Municipality, 2010-2011 .......................................
395
xlv
LIST OF TABLES
11.3.4
Jumlah Modal Koperasi Menurut Kabupaten/Kota dan Status Permodalan

Total Capital of Cooperatives in Banten Province by Regency/Municipality
and Ownership of Capital (million rupiahs), 2010-2011 .........................................
396
11.3.5
Jumlah Aset, Volume Usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupah), 2010-2011
Number of Asset, Omzet aand Capital Gain of Cooperatives in Banten Province
by Regency/Municipality (million rupiahs), 2010-2011 ........................................
397
12. HARGA-HARGA / PRICES

12.1
Laju Inflasi Menurut Kota di Provinsi Banten (2007=100), 2010 - Juni 2012
Inflation Rate by City in Banten Province (2007=100), 2010 - June 2012 ........
404
12.2
Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran di Provinsi Banten

(2007=100), 2010 - Juni 2012
Inflation Rate by Group of Expenditures in Banten Province
(2007=100), 2010 - June 2012 .............................................................................
405
12.3
Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

di Provinsi Banten (2007=100), 2011
Monthly Consumer Price Indices (CPI) by Expenditure Groups
in Banten Province (2007=100), 2011 .................................................................
406
12.4

di Kota Serang (2007=100), 2011
in Serang City (2007=100), 2011 .................................................................
408
12.5

di Kota Tangerang (2007=100), 2011
in Tangerang City (2007=100), 2011 .................................................................
410
12.6

di Kota Cilegon (2007=100), 2011
in Cilegon City (2007=100), 2011 .................................................................
412
12.7
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Provinsi Banten

(2007=100), 2011
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Banten Province (2007=100),
2011 ......................................................................................................................
414
12.8
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang

(2007=100), 2011
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Serang City (2007=100), 2011
416
12.9
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Tangerang

(2007=100), 2011
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Tangerang City
(2007=100), 2011 ................................................................................................
418
12.10
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Cilegon

(2007=100), 2011
Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups in Cilegon City
(2007=100), 2011 ................................................................................................
420
xlvi
DAFTAR TABEL
12.11
Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Provinsi Banten

(2007=100), 2011
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Banten Province
(2007=100), 2011 ................................................................................................
422
12.12
Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Serang

(2007=100), 2011
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Serang City
(2007=100), 2011 ................................................................................................
424
12.13
Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Tangerang

(2007=100), 2011
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Tangerang City
(2007=100), 2011 .................................................................................................
426
12.14
Laju Inflasi Tahun Kalender Menurut Kelompok Pengeluaran di Kota Cilegon

(2007=100), 2011
Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups in Cilegon City
(2007=100), 2011 .................................................................................................
428
12.15
Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Banten Province
(2007=100), 2011 .................................................................................................
430
12.16

di Kota Serang (2007=100), 2011
Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Serang City
(2007=100), 2011 .................................................................................................
432
12.17

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups in Tangerang City
(2007=100), 2011 .................................................................................................
434
12.18

Inflation Rate of Year on Year by Expenditure Groups
in Cilegon City (2007=100), 2011 ...........................................................................
436
12.19
Rata-rata Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang Dibayar (Ib) dan
Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Subsektor di Provinsi Banten (2007=100),
2010 - 2012
Average Indices of Prices Received by Farmers (It),
Paid by Farmers (Ib), and Farmers Term of Trade (NTP)
by Subsector in Banten Province (2007=100), 2010 - 2012 ...................................
438
12.20
Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang Dibayar (Ib) dan
Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Provinsi Banten (2007=100), 2010-2011
Indices of Prices Received by Farmers (It), Paid by Farmers (Ib), and Farmers
Term of Trade (NTP) by Month in Banten Province (2007=100),
2010-2011 ...............................................................................................................
439
12.21
Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Provinsi Banten Menurut Subsektor

(2007=100), 2011
Monthly Farmers Term of Trade (NTP) by Subsector in Banten Province
(2007=100), 2011 ....................................................................................................
440
12.22
Inflasi di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran

(2007=100), 2010 - Juni 2012
Rural Inflation Rate in Banten Province by Expenditure Groups
(2007=100), 2010 - June 2012 .................................................................................
441
xlvii
LIST OF TABLES
12.23
Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten (2007=100), 2011

Monthly Rural Inflation Rate in Banten Province (2007=100), 2011 .....................
442
12.24
Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten

(2007=100), 2011
Calender Year Inflation Rate in Rural Areas in Banten Province
(2007=100), 2011 ....................................................................................................
444
Inflasi Tahun ke Tahun di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten

(2007=100), 2011
Year on Year Inflation Rate in Rural Areas in Banten Province (2007=100), 2011
446
Perkembangan Harga Gabah Kering Panen Menurut Bulan di Provinsi Banten

(rupiah/kg), 2010
Trend of Dry Unhusked Rice Prices by Month in Banten (rupiahs/kg), 2011 .
448
12.25
12.26
13. PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK

POPULATION EXPENDITURE AND CONSUMTION
13.1
PENGELUARAN PENDUDUK / POPULATION EXPENDITURE
13.1.1
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang

di Provinsi Banten (rupiah), 2010 dan 2011
Average monthly per Capita Expenditure by Commodity Group
in Banten Province (rupiahs), 2010 and 2011 .........................................................
453
13.1.2
Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang

di Provinsi Banten (rupiah), 2010 dan 2011
Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure by Commodity Group
in Banten Province (rupiahs), 2010 and 2011 .........................................................
454
13.1.3
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan Menurut

Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
di Provinsi Banten (rupiah), 2011
Average Monthly per Capita Expenditure in Urban Areas by Commodity Group
and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2011 ...
455
13.1.4
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perdesaan Menurut

Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
Average monthly per Capita Expenditure in Rural Areas by Commodity Group
and Monthly per Capita Expenditure Class in Banten Province (rupiahs), 2011 ...
457
13.1.5
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan dan Perdesaan

Menurut Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
Average monthly per Capita Expenditure in Urban and Rural Areas
by Commodity Group and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2011 .........................................................................
459
13.1.6
Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita dan Indeks Gini

Distribution of per Capita Expenditure and Gini Index in Banten Province,
2002-2011 .................................................................................................................
461
xlviii
DAFTAR TABEL
13.2
KONSUMSI KALORI DAN PROTEIN

CALORY AND PROTEIN CONSUMTION
13.2.1
Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan

di Provinsi Banten (kkal), 2010-2011
Daily Average per Capita Calory Consumption by Food Group
in Banten Province (kcal), 2010-2011 .....................................................................
462
13.2.2
Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan

di Provinsi Banten (gram), 2010-2011
Daily Average per Capita Protein Consumption by Food Group
in Banten Province (gram), 2010-2011 ....................................................................
463
13.2.3
Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal) Menurut Kelompok Makanan
dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah) di Provinsi Banten, 2011
Daily Average per Capita Calory Consumption (kalori) by Commodity Group
and Monthly per Capita Expenditure Class (rupiahs) in Banten Province, 2011 ...
464
13.2.4
Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram) Menurut Kelompok

Makanan dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah)
Daily Average per Capita Protein Consumption (gram) by Commodity Group
and Monthly per Capita Expenditure Class (rupiahs) in Banten Province, 2011 ...
466
13.3
KETERSEDIAAN MAKANAN / FOOD AVAILABILITY
13.3.1
Perkembangan Persediaan Beras di Provinsi Banten (ton), 2011

Trend of Rice Stock in Provinsi Banten (ton), 2011 ................................................
468
13.3.2
Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Beras di Provinsi Banten (ton),

2010-2011
Report of Actual Procurement and Contract of Rice in Banten Province (ton),
2010-2011 ................................................................................................................
469
13.3.3
Realisasi Penyaluran Raskin (ton) di Provinsi Banten, 2009-2011

Realization of Distribution of Rice for Poor Community
in Banten Province, 2009-2011 ................................................................................
470
14. PERDAGANGAN LUAR NEGERI / FOREIGN TRADE

14.1
Neraca Perdagangan Luar Negeri Provinsi Banten (juta US$), 2009-2012

Foreign Trade Balance of Banten Province (million US$), 2009-2012 ..................
476
14.2
Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan

(Berat bersih : ribu ton), 2009-2011
Volume of Exports of Banten Province by Month
(Net weight : thousand tons), 2009-2011 .................................................................
477
14.3
Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Bulan

(Nilai FOB : juta US$), 2009-2011
Value of Exports of Banten Province by Month
(FOB value : million US$), 2009-2011 ....................................................................
478
14.4
Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat

Volume of Exports of Banten Province by Port
479
14.5
Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Muat

Value of Exports of Banten Province by Port
480
xlix
LIST OF TABLES
14.6
Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan

Volume of Non Oil and Gas Export of Banten Province by Country of Destination
(Net Weight : thousand tons), 2009-2011 ................................................................
481
14.7
Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Negara Tujuan

Value of Non Oil and Gas Export of Banten Province by Country of Destination
484
14.8
Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan SITC

Volume of Exports of Banten Province by SITC Group
487
14.9
Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Golongan SITC

Volume of Exports of Banten Province by SITC Group
488
14.10
Volume Ekspor Provinsi Banten Menurut Sepuluh Golongan HS 2 Dijit

Volume of Exports of Banten Province by Ten of 2 Digit HS Group
489
14.11
Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Sepuluh Golongan HS 2 Dijit

Volume of Exports of Banten Province by Ten of 2 Digit HS Group
490
14.12
Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Jenis Produk

Volume of Exports of Banten Province by Type of Product
491
14.13
Volume Impor Provinsi Banten Menurut Bulan

Volume of Imports of Banten Province by Month
492
14.14
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Bulan

(Nilai CIF : juta US$), 2009-2011
Value of Imports of Banten Province by Month
(CIF Value : million US$), 2009-2011 ....................................................................
493
14.15
Volume Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan/Bandara Bongkar

Volume of Imports of Banten Province by Port
494
14.16
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Pelabuhan / Bandara Bongkar

Value of Imports of Banten Province by Port
(CIF value : million US$), 2009-2011 .....................................................................
495
14.17
Volume Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal

Volume of Import of Banten Province by Country of Origin
496
DAFTAR TABEL
14.18
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Negara Asal

Value of Non Oil and Gas Import of Banten Province by Country of Origin
(CIF value : million US$), 2009-2011 .....................................................................
498
14.19
Volume Impor Provinsi Banten Menurut Golongan SITC

(Berat bersih : ribuan ton), 2009-2011
Volume of Imports of Banten Province by SITC Group
500
14.20
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Golongan SITC

Volume of Imports of Banten Province by SITC Group
(CIF value : million US$), 2009-2011 ....................................................................
501
14.21
Volume Impor Provinsi Banten Menurut Sepuluh Golongan HS 2 Dijit

Volume of Imports of Banten Province by Ten of 2 Digit HS Group
502
14.22
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Sepuluh Golongan HS 2 Dijit

Volume of Imports of Banten Province by Ten of 2 Digit HS Group
503
14.23
Nilai Impor Provinsi Banten Menurut Golongan Penggunaan Barang

Volume of Imports of Banten Province by Broad Economic Category
504
15. PENDAPATAN REGIONAL / REGIONAL INCOME

15.1
PDRB PROVINSI BANTEN / GRDP OF BANTEN PROVINCE
15.1.1
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2009-2011
Gross Regional Domestic Product of Banten Province At Current Market Prices
by Industrial Origin (billion rupiahs), 2009-2011 .................................................
511
15.1.2
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2009-2011
Gross Regional Domestic Product of Banten Province At 2000 Constant Market
Prices by Industrial Origin (billion rupiahs), 2001-2011 .......................................
514
15.1.3
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2009-2011
Percentage Distribution of Gross Regional Domestic Product of Banten Province
At Current Market Prices by Industrial Origin, 2009-2011 ...................................
517
15.1.4
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2009-2011
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (percent), 2009-2011 .........
520
15.1.5
Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2009-2011
Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices
by Type Expenditure (billion rupiahs), 2009-2011 ................................................
523
li
LIST OF TABLES
15.1.6
2000 Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2009-2011
Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market
Prices by Type Expenditure (billion rupiahs), 2009-2011 ......................................
524
15.1.7
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran, 2009-2011
at Current Market Prices by Type of Expenditure, 2009-2011 ................................
525
15.1.8
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2009-2011
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000
Constant Market Prices by Type Expenditure (percent), 2009-2011 .....................
526
15.1.9
Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan PDRB per Kapita

Provinsi Banten, 2009 - 2011
Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP
of Banten Province, 2009-2011 ...............................................................................
527
15.2
PDRB PROVINSI BANTEN MENURUT KABUPATEN/KOTA

GRDP OF BANTEN PROVINCE BY REGENCY/MUNICIPALITY
15.2.1
Menurut Kabupaten/Kota (miliar rupiah), 2009-2011
Gross Regional Domestic Product of Banten Province at Current Market Prices
by Regency/Municipality (billion rupiahs), 2009-2011 ..........................................
529
15.2.2
2000 Menurut Kabupaten/Kota (miliar rupiah), 2009-2011
Gross Regional Domestic Product of Banten Province at 2000 Constant Market
Prices by Regency/Municipality (billion rupiahs), 2009-2011 ...............................
530
15.2.3

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota, 2009-2011
at Current Market Prices by Regency/Municipality, 2009-2011 ............................
531
15.2.4
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2009-2011
at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2009-2011 ..
532
15.2.5
Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2009-2011
Per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Regency/Municipality (rupiahs), 2009-2011 .............
533
15.2.6
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2008-2011
Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Regency/Municipality (percent), 2009-2011 ............
534
lii
DAFTAR TABEL
15.3
PDRB TRIWULANAN PROVINSI BANTEN

QUARTERLY GRDP OF BANTEN PROVINCE
15.3.1
Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah),
Triwulan I-II 2011 dan Triwulan I-II 2012
Quarterly Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Industrial Origin (billion rupiahs),
Quarter I-II 2011 and Quarter I-II 2012 .................................................................
535
15.3.2
Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah),
at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (billion rupiahs),
536
15.3.3
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Provinsi

Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha,
Percentage Distribution of Quarterly Gross Regional Domestic Product of
Banten Province at Current Market Prices by Industrial Origin,
537
15.3.4
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen),
Q to Q dan Y on Y, Triwulan II-2011 dan 2012
Growth Rate of Quarterly Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin (percent),
Q to Q and Y on Y, Quarter II-2011 and 2012 .........................................................
538
15.3.5
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Triwulanan

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah),
Triwulan I-II 2011dan Triwulan I-II 2012
at Current Market Prices by Type of Expenditures (billion rupiahs),
539
15.3.6
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten Triwulanan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah),
at 2000 Constant Market Prices by Type of Expenditures (billion rupiahs),
540
15.3.7

Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran,
Percentage Distribution of Quarterly Gross Regional Domestic Product of
Banten Province at Current Market Prices by Type of Expenditures,
541
15.3.8
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Jenis Pengeluaran (persen),
Q to Q dan Y on Y, Quarter II-2011 dan 2012
at Current Market Prices by Type of Expenditure (percent),
Q to Q and Y on Y, Quarter II-2011 qnd 2012 .........................................................
542
liii
LIST OF TABLES
16. PERBANDINGAN REGIONAL / REGIONAL INCOME
16.1
Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Menurut Provinsi di Jawa, 2000 dan 2010
Population, Population Growth Rate and Population Density
by Province in Java, 2000 and 2010 ........................................................................
546
16.2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB per Kapita

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Provinsi di Jawa, 2010 dan 2011
Gross Regional Domestic Product (GRDP) and Per Capita GRDP
at Current Market Prices by Province in Java, 2010 and 2011 ..............................
547
16.3
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Provinsi di Jawa (persen), 2010-2012
Growth Rate of Gross Regional Domestic Bruto at 2000 Constant Market Price
by Province in Java (percent), 2010-2012 ...............................................................
548
16.4
Laju Inflasi 23 Kota di Pulau Jawa, 2010-2012

Inflation Rate in 23 Cities in Java, 2010-2012 ........................................................
549
16.5
Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Menurut Provinsi di Jawa, 2011-2012
Number of Unemployment and Open Unemployment Rate (OURs)
by Province in Java, 2011-2012 ...............................................................................
550
16.6
Upah Minimum Provinsi (UMP) per Bulan Menurut Provinsi

di Jawa (ribu rupiah), 2008-2012
Minimum Wage per Month by Province in Java (thousand rupiahs), 2008-2012 ...
551
16.7
Indeks Harga yang Diterima Petani (It), Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
dan Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi di Jawa, 2010-2012
Indices of Prices Received by Farmers (It), Paid by Farmers (Ib),
and Farmers Terms of Trade (NTP) by Province in Java, 2010-2012....................
552
16.8
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Menurut Provinsi di Jawa, 2011-2012

Consumer Tendency Indices by Province in Java, 2011-2012 ................................
553
16.9
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang dan

Provinsi di Jawa (ribuan rupiah), 2010-2011
Average Monthly per Kapita Expenditure by Commodity Group and Province
in Java (thousand rupiahs), 2010-2011 ..................................................................
554
16.10
Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Jawa,

2011-2012
Poverty Line and Number of Poor by Province in Java, 2011-2012 ......................
555
16.11
Persentase Penduduk Miskin (P0), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi di Jawa, 2011-2012
Percentage of Poor (P0), Poverty Gap Index (P1) and Poverty Severety Index (P2)
by Province in Java, 2011-2012 ..............................................................................
556
16.12
Distribusi Pengeluaran Penduduk per Kapita dan Indeks Gini Menurut Provinsi
di Jawa, 2002 dan 2012
Distribution of per Capita Expenditure and Gini Index by Province in Java,
2002 and 2012 .........................................................................................................
557
16.13
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi di Jawa, 2009-2011

Human Development Index (HDI) by Province in Java, 2009-2011 .......................
558
16.14
Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Gender-related Development Index (GDI) and Gender Empowerment Measure
(GEM) by Province in Java, 2009-2010 ..................................................................
559
liv
SEJARAH SINGKAT BANTEN
Banten sebagai nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan

sejak abad ke 14. Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai
disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang
Eropa yang kemudian menjajah bangsa ini.
Pada tahun 1330 orang sudah
mengenal sebuah negara yang saat itu disebut Panten, yang kemudian wilayah
ini dikuasai oleh Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam
Wuruk. Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak
merupakan dua kekuatan terbesar di Nusantara. Tahun 1524 1525 para
pedagang Islam berdatangan ke Banten dan saat itulah dimulai penyebaran
agama Islam di Banten. Sekitar dua abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di
Surasowan pada 8 Oktober 1526. Pada tahun 1552 1570 Maulana Hasanudin
Panembahan Surosowan menjadi Sultan Banten pertama. Sejak itu dimulailah
pemerintahan kesultanan di Banten yang diakhiri oleh Sultan Muhammad
Rafiuddin (1813 1820) merupakan sultan ke dua puluh setelah sultan dan
rakyat masa sebelumnya berperang melawan penjajah.
Namun demikian
perjuangan rakyat Banten terus berlanjut hingga detik terakhir kaki penjajah
berada di bumi Banten.
Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten
untuk membentuk sebuah provinsi. Niatan tersebut pertama kali mencuat di
tahun 1953 yang kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Provinsi Banten di
Pendopo Kabupaten Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Provinsi Banten
dengan DPR-GR sepakat untuk memperjuangkan terbentuknya Provinsi Banten.
Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten
mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten.
Namun ternyata
perjuangan untuk membentuk Provinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat
lv
A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE
tidaklah mudah dan cepat. Selama masa Orde Baru kenginan tersebut belum
bisa direalisir.
Pada Orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten semakin gigih
karena mulai terasa semilirnya angin demokrasi dan isu tentang otonomi daerah.
Pada 18 Juli 1999 diadakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang yang
kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun Pedoman
Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukan Provinsi
Banten (PPB). Sejak itu mulai terbentuk Sub-sub Komite PPB di berbagai
wilayah di Banten untuk memperkokoh dukungan terbentuknya Provinsi
Banten. Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya pada 4
Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR-RI mengesahkan RUU Provinsi Banten
menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten.
Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000 Presiden Abdurrahman
Wahid mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang PPB. Sebulan setelah itu
pada 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan
Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah
provinsi sementara waktu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Pada
tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. H. Djoko Munandar, MEng dan Hj.
Atut Chosiyah, SE. sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama.
Sumber : Buku Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis

Terbentuknya Propinsi Banten 1953 2000,
oleh Drs. E. Iwa Tuskana Supandri
lvi
SEJARAH SINGKAT BANTEN
Brief History of Banten Province

Banten is the name of the area has been known since 14 century. In the
beginning Banten is a port which the ships and trader are coming from any
country, and finally Euro people control this area. In 1330 people have known a
country which as Panten, and then this area controlled by Kingdom of
Majapahit with Gajah Mada and Hayam Wuruk as a leader. At that time,
Kingdom of Majapahit and Kingdom of Demak are two of Kingdom has power
in Nusantara (Indonesia). In 1524 1525 Moslem traders came to Banten and
that time; begin of Islam religious growth in Banten. In about two century later,
regency (Kadipaten) of Banten has been built at Surasowan in October 8, 1526.
In 1552 -1570 Maulana Hasanudin Princes (Panembahan) of Surasowan
become the first leader (Sultan) of Banten. At that time the government of Sultan
has begun which finally Sultan Muhammad Rafiuddin (1813 1820) is the 20th
Sultan with all the people of Banten attack for the illegal government. But war
of Banten forever until the illegal government goes out from Banten.
Since the freedom of Indonesia, people of Banten want to build a Banten
province. That hoping had existed since 1953 and in 1963 made committee of
Banten Province at Serang regency. In the meeting between Committee of
Banten Province with legislative (DPR-GR) agree to make a frame of Banten
province. In October 25, 1970 the great meeting of Banten has declared the
Presidium of Committee of Banten Province. But not convenient to build the
province which unravel of West Java. In era Orde Baru struggle of Banten
Province can not release yet.
In reformation order (Orde Reformasi), struggle of Banten people is
very obstinate because free democracy and regency autonomy (self-government)
lvii
A BRIEF HYSTORY OF BANTEN PROVINCE
has issued by central government. In July 18, 1999 there was declaration of
Banten people in Serang, later official of Committee of Banten Province (Badan
Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten) arrange the basic guide and job
planning recommended Committee of Institution of Banten Province (Komite
Pembentukan Provinsi Banten /PBB). Since that, conformed subs of commission
PBB in some regency in Banten to fasted conformation of Banten Province.
After through martial aborious ultimately at October 4, 2000 tight at great
meeting of legislative (Rapat Paripurna DPR-RI) affirm draft of law (RUU) of
Banten Province become act the law No. 23 Year 2000 about Institution of
Banten Province. Posterior at October 17, 2000 President Abdurrahman Wahid
affirms the law No. 23 Year 2000 about PBB. One month after that at November
18, 2000 there was agreement of Banten Province, and functionary governor H.
Hakamudin Djamal to implement officer transitory province before definitive
governor electing. In 2002 Local legislative (DPRD) of Banten elected Dr. Ir. H.
Djoko Munandar, M.Eng as Governor, and Hj. Atut Chosiyah, SE. as Vice
Governor.
Source :
From the book Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis

Terbentuknya Propinsi Banten 1953 2000,
by Drs. E. Iwa Tuskana Supandri
lviii
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 16 TAHUN 1997
TENTANG STATISTIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
Mengingat :
a.
bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan
berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila,
untuk memajukan kesejahteraan rakyat dalam rangka
mencapai cita-cita bangsa sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
b.
bahwa dengan memperhatikan pentingnya peranan

statistik tersebut, diperlukan langkah-langkah untuk
mengatur penyelenggaraan statistik nasional terpadu
dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang
andal, efektif, dan efisien;
c.
bahwa Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang

Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang
Statistik pada saat ini tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan
kebutuhan pembangunan nasional;
d.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, b, c di atas, dipandang perlu membentuk
Undang-undang tentang Statistik yang baru;
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar

1945;
lix
LAW NO.16 OF 1997 ON STATISTICS
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG STATISTIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1.
Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan,

penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar
unsur dalam penyelenggaraan statistik.
2.
Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri

khusus) suatu populasi.
3.
Sistem Statistik Nasional adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur
yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam
penyelenggaraan statistik.
4.
Kegiatan statistik adalah tindakan yang meliputi upaya penyediaan dan

penyebarluasan data, upaya pengembangan ilmu statistik, dan upaya yang
mengarah pada berkembangnya Sistem Statistik Nasional.
5.
Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk

keperluan yang bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat,
yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Badan.
6.
Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok
instansi yang bersangkutan.
lx
UU NO.10 TAHUN 1997 TENTANG STATISTIK
7.
Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan
kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya
dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat
lainnya.
8.
Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan

semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk
memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu.
9.
Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan

sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada saat
tertentu.
10. Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan,

penyajian, dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang
ada pada pemerintah dan atau masyarakat.
11. Badan adalah Badan Pusat Statistik.
12. Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik
yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda maupun
objek lainnya.
13. Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk
memperkirakan karakteristik suatu populasi.
14. Sinopsis adalah suatu ikhtisar penyelenggaraan statistik.
15. Penyelenggara kegiatan statistik adalah instansi pemerintah, lembaga,
organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.
16. Petugas statistik adalah orang yang diberi tugas oleh penyelenggara
kegiatan statistik untuk melaksanakan pengumpulan data, baik melalui
wawancara, pengukuran, maupun cara lain terhadap objek kegiatan statistik.
17. Responden adalah instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, dan atau
unsur masyarakat lainnya yang ditentukan sebagai objek kegiatan statistik.
lxi
BAB II
ASAS, ARAH, DAN TUJUAN
Pasal 2
Selain berlandaskan asas-asas pembangunan nasional, undang-undang ini juga
berasaskan :
a.
b.
c.
keterpaduan;
keakuratan; dan
kemutakhiran.
Pasal 3
Kegiatan statistik diarahkan untuk :
a.
b.
c.
d.
Mendukung pembangunan nasional;

Mengembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien;
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik; dan
Mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 4
Kegiatan statistik bertujuan untuk menyediakan data statistik
yang lengkap, akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan
Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien
guna mendukung pembangunan nasional.
lxii
BAB III
JENIS STATISTIK DAN CARA
PENGUMPULAN DATA
Bagian Pertama
Jenis Statistik
Pasal 5
Berdasarkan tujuan pemafaatannya, jenis statistik terdiri atas :
a.
b.
c.
statistik dasar;
statistik sektoral; dan
statistik khusus.
Pasal 6
(1)
Statistik dasar dan statistik sektoral terbuka pemanfaatanya untuk umum,

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2)
Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengetahui dan

memanfaatkan statistik khusus dengan tetap memperhatikan hak
seseorang atau lembaga yang dilindungi Undang-undang.
Bagian Kedua
Cara Pengumpulan Data
Pasal 7
Statistik diselenggarakan melalui pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara :
a.
b.
c.
d.
sensus;
survei;
kompilasi produk administrasi; dan
cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
lxiii
Pasal 8
(1)
Sensus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diselenggarakan

sekurang-kurangnya sekali dalam 10 (sepuluh) tahun oleh Badan, yang
meliputi:
a.
b.
c.
(2)
sensus penduduk;
sensus pertanian; dan
sensus ekonomi.
Penetapan tahun penyelenggaraan dan perubahan jenis sensus

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 9
(1)
Survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b diselenggarakan

secara berkala dan sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang rinci.
(2)
Survei antarsensus dilakukan pada pertengahan 2 (dua) sensus sejenis

untuk menjembatani 2 (dua) sensus tersebut.
Pasal 10
(1)
Kompilasi produk administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf c dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai dokumen produk
administrasi.
(2)
Hasil kompilasi produk administrasi milik instansi pemerintah terbuka

pemanfaatannya untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3)
Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengetahui dan

memanfaatkan hasil kompilasi produk administrasi milik lembaga,
organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya dengan tetap
memperhatikan hak seseorang atau lembaga yang dilindungi undangundang.
lxiv
BAB IV
PENYELENGGARAAN STATISTIK
Bagian Pertama
Statistik Dasar
Pasal 11
(1)
Statistik dasar diselenggarakan oleh Badan.
(2)
Dalam menyelenggarakan statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), Badan memperoleh data dengan cara:
a.
b.
c.
d.
sensus;
survei;
kompilasi produk administrasi; dan
cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Bagian Kedua
Statistik Sektoral
Pasal 12
(1)
Statistik sektoral diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai lingkup

tugas dan fungsinya, secara mandiri atau bersama dengan Badan.
(2)
Dalam menyelenggarakan statistik

memperoleh data dengan cara:
sektoral,
instansi
pemerintah
a. survei;
b. kompilasi produk administrasi; dan
c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
(3)
Statistik sektoral harus diselenggarakan bersama dengan Badan apabila

statistik tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara sensus dan dengan
jangkauan populasi berskala nasional.
lxv
(4)
Hasil statistik sektoral yang diselenggarakan sendiri oleh instansi

pemerintah wajib diserahkan kepada Badan.
Bagian Ketiga
Statistik Khusus
Pasal 13
(1)
Statistik khusus diselenggarakan oleh masyarakat baik lembaga,

organisasi, perorangan maupun unsur masyarakat lainnya secara mandiri
atau bersama dengan Badan.
(2)
Dalam menyelenggarakan statistik khusus sebagaimana dimaksusd dalam

ayat (1), masyarakat memperoleh data dengan cara:
a. survei;
b. kompilasi produk administrasi; dan
c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pasal 14
(1)
Dalam rangka pengembangan Sistem Statistik Nasional, masyarakat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) wajib memberitahukan
sinopsis kegiatan statistik yang telah selesai diselenggarakannya kepada
Badan.
(2)
Sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat:

a. judul;
b. wilayah kegiatan statistik;
c. objek populasi;
d. jumlah responden;
e. waktu pelaksanaan;
f. metode statistik;
g. nama dan alamat penyelenggara; dan
h. abstrak.
lxvi
i.
Penyampaian pemberitahuan sinopsis dapat dilakukan melalui pos,

jaringan komunikasi data, atau cara penyampaian lainnya yang
dianggap mudah bagi penyelenggara kegiatan statistik.
j.
Kewajiban memberitahukan sinopsis sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), tidak berlaku bagi statistik yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan intern.
BAB V
PENGUMUMAN DAN PENYEBARLUASAN
Pasal 15
(1)
(2)
Badan berwenang mengumumkan hasil statistik yang

diselenggarakannya.
Pengumuman hasil statistik dimuat dalam Berita Resmi Statistik.
Pasal 16
Badan menyebarluaskan hasil statistik yang diselenggarakannya.
BAB VI
KOORDINASI DAN KERJA SAMA
Pasal 17
(1)
Koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh

Badan dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan
daerah.
(2)
Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik

Nasional, Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan
masyarakat untuk membangun pembakuan konsep, definisi, klasifikasi,
dan ukuran-ukuran.
(3)
Koordinasi dan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilaksanakan atas dasar kemitraan dan dengan tetap mengantisipasi serta
menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
lxvii
(4)
Ketentuan mengenai tata cara dan lingkup koordinasi dan kerja sama
penyelenggaraan statistik antara Badan, instansi pemerintah, dan
masyarakat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.
Pasal 18
(1)
Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat juga dilakukan oleh Badan,

instansi pemerintah, dan atau masyarakat dengan lembaga internasional,
negara asing, atau lembaga swasta asing sesuai dengan peraturan
(2)
Kerja sama penyelenggaraan statistik sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) didasarkan pada prinsip bahwa penyelenggara utama adalah Badan,
instansi pemerintah, atau masyarakat Indonesia.
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Penyelenggara Kegiatan Statistik
Pasal 19
Penyelenggara kegiatan statistik berhak memperoleh keterangan dari responden
mengenai karakterisrik setiap unit populasi yang menjadi objek.
Pasal 20
Penyelenggara kegiatan statistik wajib memberikan kesempatan yang sama
kepada masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh manfaat dari
statistik yang tersedia, sesuai dengan ketentuan peraturan
Pasal 21
Penyelenggara kegiatan statistik wajib menjamin kerahasiaan keterangan
yang diperoleh dari responden.
lxviii
Bagian Kedua
Petugas Statistik
Pasal 22
Setiap petugas statistik Badan berhak memasuki wilayah kerja yang telah
ditentukan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
Pasal 23
Setiap petugas statistik wajib menyampaikan hasil pelaksanaan statistik
sebagaimana adanya.
Pasal 24
Ketentuan mengenai jaminan kerahasiaan keterangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 berlaku juga bagi petugas statistik.
Pasal 25
Setiap petugas statistik harus memperlihatkan surat tugas dan atau tanda
pengenal, serta wajib memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat setempat,
tata krama, dan ketertiban umum.
Bagian Ketiga
Responden
Pasal 26
(1)
Setiap orang berhak menolak untuk dijadikan responden, kecuali dalam

penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan.
(2)
Setiap responden berhak menolak petugas statistik yang tidak dapat

memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.
Pasal 27
Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam
penyelengaraan statistik dasar oleh Badan.
lxix
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 28
(1)
Pemerintah membentuk Badan yang berada di bawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Presiden.
(2)
Badan mempunyai perwakilan wilayah di Daerah yang merupakan

instansi vertikal.
(3)
Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja

Badan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Presiden.
Pasal 29
(1)
Pemerintah membentuk Forum Masyarakat Statistik yang bertugas

memberikan saran dan pertimbangan di bidang statistik kepada Badan.
(2)
Forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat nonstruktural dan

independen, yang anggotanya terdiri atas unsur pemerintah, pakar,
praktisi, dan tokoh masyarakat.
Pasal 30
(1)
Instansi pemerintah dapat membentuk satuan organisasi di lingkungannya

untuk melaksanakan statistik sektoral.
(2)
Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja

satuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh
instansi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
(3)
Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, satuan organisasi

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mengadakan koordinasi
dengan Badan untuk menerapkan penggunaan konsep, definisi,
klasifikasi, dan ukuran-ukuran yang telah dibakukan dalam rangka
pengembangan Sistem Statistik Nasional.
lxx
BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 31
Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan unsur masyarakat
melakukan pembinaan terhadap penyelenggara kegiatan statistik dan
masyarakat, agar lebih meningkatkan kontribusi dan apresiasi masyarakat
terhadap statistik, mengembangkan Sistem Statistik Nasional,
dan mendukung pembangunan Nasional.
Pasal 32
Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31,
Badan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a.
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan

statistik;
b.
mengembangkan statistik sebagai ilmu;
c.
meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat

mendukung penyelenggaraan statistik;
d.
mewujudkan kondisi yang mendukung terbentuknya pembakuan dan

pengembangan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran dalam
kerangka semangat kerja sama dengan para penyelenggara kegiatan statistik
lainnya;
e.
mengembangkan sistem informasi statistik;
f.
g.
meningkatkan penyebarluasan informasi statistik;

meningkatkan kemampuan penggunaan dan pemanfaatan hasil statistik
untuk mendukung pembangunan nasional; dan
h.
meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik.

Pasal 33
Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
lxxi
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 34
Setiap orang yang tanpa hak menyelenggarakan sensus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
Pasal 35
Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
Pasal 36
(1)
Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja dan tanpa alasan

yang sah tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
(2)
Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja melanggar

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 37
Petugas statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 24, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas
juta rupiah).
Pasal 38
Responden yang dengan sengaja melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan
denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
lxxii
Pasal 39
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah mencegah,
menghalang-halangi, atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan statistik
yang dilakukan oleh penyelenggara kegiatan statistik dasar dan atau statistik
sektoral, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 40
(1)
(2)
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 36 ayat (2),
Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 adalah kejahatan.
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 ayat
(1) adalah pelanggaran.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Semua peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang
Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru
berdasarkan Undang-undang ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 6
tahun 1960 tentang Sensus dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960
tentang Statistik dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 43
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
lxxiii
Disahkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 1997
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
(Ttd)
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 1997
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
(Ttd)
MOERDIONO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1997 NOMOR 39
Salinan sesuai dengan aslinya
Salinan sesuai dengan salinan aslinya
SEKRETARIAT KABINET
REPUBLIK INDONESIA
Kepala Biro Hukum
dan Perundang-undangan
BIRO PUSAT STATISTIK

Kepala Biro Kepegawaian
dan Organisasi
(Ttd)
(Ttd)
Lambock V. Nahattands
Pietojo, MSA
lxxiv
LAW OF REPUBLIC OF INDONESIA

NUMBER 16 OF 1997
ON STATISTICS
WITH THE MERCY AND COMPASSION OF THE ONE ONLY GOD
THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Considering :
In View of :
a.
That a statistics are important of planning, implementation,

monitoring and evaluation of
various activities is every
aspect of the community, nation, state in the context of national
development , as the implementation of Panacea, which aims to
promote public Welfare in an effort to achieve the national goals as
stated in the preambule to the constitution of 1945;
b.
That in the above mentioned importance of statistics mean, that steps

must be taken to regulate integrated national statistics in the effort to
create a reliable, effective, and efficient National statistics System;
c.
That in the law number 6 of 1960 on Censuses and Law Number 7 of

1960 on Statistics are no longer appropriate in light of subsequent
developments, community demands, and the requirement of national
development;
d.
That in light of letter a, b, and c above, a new Law on Statistics is

demand necessary;
Article 5 Section (1) and Article 20 section (1) of the Constitution of 1945.
lxxv

With The Approval Of :
THE PEOPLE REPRESENTATIVE COUNCIL
OF THE INDONESIA DECREES :
To Stipulate : THE LAW ON STATISTICS
CHAPTER I
GENERAL PROVISIONS
Article 1
In this law :
1.
Statistics are the obtained by collection, preparation, presentation and analysis, and is system
which regulates the connection between elements of statistics collection.
2.
Data are information in the form of numbers which concern the special characteristics of
population.
3.
The National Statistics System is an institution consisting of parts which are interlinked in an
order manner to form a totality in statistical collections.
4.
Statistic activities are measures directed towards providing and disseminating data,
advancing the science of statistics, and eventually developing a national statistics system.
5.
Basic statistics are statistics utilized for a broad range of (Both government and community)
Purpose, which have cross-sectoral characteristics, are on a nation and macro scale, and will
be the responsibility of the agency.
6.
Sectoral statistics are statistics utilized to satisfy the need of particular institution in on effort
to perform the duties of the administration and to further development, the primary duty of the
institution in question.
7.
Special statistics are statistics utilized to fulfill The specific need of business, education,
socioculture, and community interest, undertaken by non government institution,
organizations, individuals, and/or other parts of the community.
8.
A census is a data collected by enumerating a census of all population units in the entire
territory of the republic of the Indonesia to determine the characteristic of population at a
given time.
9.
A survey is data collection method whereby a simple census is taken in other estimate the
characteristics of a population at a given time.
10. The compilation of administrative products is collecting, preparing, presenting and analyzing
data from administrative records available from the government and/or community.
lxxvi

11. The agency is the BPS Statistics Indonesia.
12. Population is the unit or object of statistical activities, and includes government institutions,
non government institutions, organization, individuals, items, and so on.
13. A sample is a unit of the population used to estimate the characteristics of population.
14. A synopsis is an outline of a statistical collection.
15. A conductor of statistical activities may be a government institutions, a non government
institution, an organization, an individual, or another part of the community.
16. An enumerator is an individual assigned by the conductor of statistical activities to collect data
by interviewing, measuring (or using some other method on) the object of statistical activity.
17. A respondents a government institution, a non government institution, an organization, an
individual, or another part of the community which has been selected as the object of statistical
activity.
CHAPTER II
PRINCIPLES, DIRECTION, AND AIMS
Article 2
In addition to the basic principles of national development, this law based on :
a.
Integrity;
b.
Accuracy; and
c.
Currency.
Article 3
Statistical activities should :

a.
support national development;
b.
develop a reliable, effective, and efficient national statistics system;
c.
increase public awareness of the significance and function of statistics; and
d.
support development of science and technology.

Article 4
Statistical activities aim to provide complete, accurate, and current statistical data in order to create
a reliable, effective, and efficient national statistic system to support national development.
lxxvii
CHAPTER III
TYPE OF STATISTICS AND METHOD OF DATA COLLECTION
Part One
Types of Statistics
Article 5
Based on the purpose for which they are used, statistics are classified the following types:
a.
basic statistics;
b.
sectoral statistics; and
c.
special statistics.
Article 6
(1)
Basic statistics and sectoral statistics are available for public utilization unless it is specified
otherwise in prevailing legislation.
(2)
Every individual has equal opportunity to access and make use of special statistics but must
maintain regard for the legally protected right of a person or an institution.
Part Two
Data Collection Methods
Article 7
Statistics are collected by :
a.
census;
b.
survey;
c.
the compilation of administrative products; and
d.
other methods in keeping with developments in science and technology.

Article 8
(1)
Censuses as referred to in article 7 letter a, will be conducted at least once every ten years by
the agency, and will consist of :
a.
a population census;
b.
an agricultural census; and
c.
an economic census.
lxxviii

(2)
Changes to the Census and when it is to be conducted as referred to in section (1) will be
further regulated in a government regulation.
Article 9
(1)
Surveys is referred to in article 7 letter b, will be conducted periodically or at any time in

order to obtain detailed data.
(2)
Intercencal surveys will be carried out between censuses in order to bridge them.
Article 10
(1)
Compilation of administrative product referred to in article 7 letter c, will be collected by

utilizing various documents from administrative records.
(2)
Compilation of administrative products will be owned by government institution but will be

available for public utilization unless prevailing legislation specifies otherwise.
(3)
Every individual will have an equal Opportunity to access the compilation of administrative
product owned by a non government institution, an organization, an individual, or another
part of the community but must maintain regard for the legally protected right of an individual
or an institution.
CHAPTER IV
STATISTICS COLLLECTION
Part One
Article 11
(1)
The Agency is responsible for basic statistics collection.
(2)
When collecting basic statistics referred to in section (1), the agency will obtained date by :
a.
census;
b.
survey;
c.
compilation of administrative product; and
d.
lxxix

Part two
Sectoral Statistics
Article 12
(1)
A government institution will collect sectoral statistics in accordance with the scope of its
duties and function, either independently or in cooperation with the agency.
(2)
When collecting sectoral statistics, the government institution will obtained data by:
a.
survey;
b.
compilation of administrative products; and
c.
(3)
Sectoral statistics must be collected in cooperation with the agency when the statistics can only
be obtained by census and need to be collected on a national scale.
(4)
The results of sectoral statistics activity when carried out by a government institution on its
own must be submitted to the agency.
Part Three
Specials Statistics
Article 13
(1)
Specials statistics will be collected by the community whether by a non government institution,
an organization, an individual, or another part of the community either independently or in a
cooperation with the agency.
(2)
The community may collect special statistics as referred to in section (1) by:
a.
Survey;
b.
The compilation of administration products; and
c.
other methods in keeping with developments in science and technology

Article 14
(1)
In order to develop a National Statistics System, the community as referred, to in article 13

section (1) must provide the Agency with a synopsis of the statistical activity that it as
undertaken when completed.
lxxx

(2)
The synopsis referred to in section (1) should contain:

a.
a title;
b.
the are where statistical activities where conducted;
c.
the population;
d.
the number of respondents;
e.
the time taken;
f.
the statistical method;
g.
the name address of the conductor of statistics activities; and
h.
an abstract.
(3)
The synopsis can be delivered by post, a data communication network, or other mean deemed
convenient for the conductor of the statistical activity.
(4)
The obligation to provide a synopsis as referred to in section (1) does not apply to statistics
which are used to fulfill internal requirement.
CHAPTER V
PUBLICATION AND DISEMINATION
Article 15
(1)
The agency may publish the statistics it has collected.
(2)
The statistics are to be published in the official Statistics News

Article 16
The agency is to disseminates the statistics it has collected.
CHAPTER VI
COORDINATION AND COOPERATION
Article 17
(1)
The coordination and cooperation the collection of statistics will be the responsibility of the
Agency in consultation with government institutions and the community, at both central and
regional levels.
(2)
In the frame work of achieving and developing a National Statistics System, the Agency will
cooperate with government institutions and the community to standardize concepts, definition
classifications, and measurements.
lxxxi
(3)
The coordination and cooperation referred to in section (1) are to be conduct on the basis of
partnership, and developments in science and technology will be anticipated and applied.
(4)
The method and scope of the coordination and cooperation in the collection of statistics
between the Agency, government institution, and the community will be further regulated by a
presidential Decree.
Article 18
(1)
There may also be cooperation in collecting statistics between the Agency, government
institutions, and/or the community and international institution, foreign countries institutions
in accordance with prevailing legislation.
(2)
The cooperation in he collection of statistics referred to in section (1) is based on the principle
that the principal conductor of the statistical activities will be the Agency, the government
institution, or the Indonesian community.
CHAPTER VII
RIGHT AND OBLIGATIONS
Part One
Conductor of Statistic Activities
Article 19
The conductor of statistical activities may obtain information from respondents on the
characteristics of every population which is the object of the research.
Article 20
In accordance with prevailing legislation, the conductor of statistical activities must provide equal
opportunity to access available statistics.
Article 21
The conductor of statistical activities must ensure the confidentiality of the information obtained
from respondents.
lxxxii

Part Two
Enumerator
Article 22
Every enumerator from the Agency may enter an appointed working area in order to obtain
necessary information.
Article 23
Every enumerator must deliver the results of the statistical activity without altering team.
Article 24
Stipulation ensuring the confidentiality of the information collected referred to in article 21 also
apply to enumerators.
Article 25
Every enumerator must display his or her letter of assignment and/or identification, and must
observe religious beliefs, local customs, etiquette and public order.
Part Three
Respondents
Article 26
(1)
Every individual has the right of to refuse to be respondent, except when the Agency is
collecting basic statistics.
(2)
Every respondent may turn away any enumerator who fails to satisfy the requirements of
article 25.
Article 27
Every respondent must provide the required information when the Agency is
collecting basic statistics.
CHAPTER VIII
INSTITUTIONAL ISSUES
Article 28
(1)
The government will establish a Agency which will be under and directly responsible to
the president.
(2)
The Agency has regional representatives vertically.
lxxxiii

(3)
Stipulations regarding the Agencys duties, function, organizational structure, and working
procedures, as referred to in section (1), will be further regulated by a presidential Decree.
Article 29
(1)
The government will establish a statistics community forum which will provide advice on
statistics to the Agency.
(2)
The forum referred to in section (1) will not have a formal structure but will be independent, its
member will consist of government representatives, experts, practitioners, and public figure.
Article 30
(1)
A government institution may establish an organizational unit within its field of operation to
collect sectoral statistics.
(2)
The duties, functions, organizational structural, and working procedures of the organizational
unit referred to in section (1) will be regulated by the relevant institution base on prevailing
legislation.
(3)
When collecting sectoral statistics, the organizational unit referred to in section (1) must
coordinate with the Agency to apply standardized concepts, definitions, classifications, and
measurements to further develop the National Statistics System, and to support nations
development.
CHAPTER IX
GUIDANCE
Article 31
The Agency will cooperate with government institution and the community to guide the statistics
collecting body and the community, in order to further increase the communitys contributions to,
and appreciation of statistic, to develop a National Statistic System, and to support national
development.
Article 32
The Agency should provide guidance as referred to in article 31, by:
a.
increasing the capabilities of the human resources used in statistics collections;
b.
developing statistics as a science;
c.
increasing mastery of science and technology which can support statistics collections;
lxxxiv

d.
creating conditions that support the necessary standardization and development of

concepts, definitions, classifications, and measurements in cooperation with other
statistics collectors;
e.
developing an information statistic system;
f.
improving the dissemination of statistical information;
g.
increasing the ability to use and utilize statistics to support national development; and
h.
promoting public awareness of the significance and function of statistics.
Article 33
The guidance directive referred to in article 31 will be further regulated in a government regulation.
CHAPTER X
CRIMINAL PENALTIES/PROVISIONS
Article 34
Any individual who unlawfully conducts a census in breach of article 11 section (2) letter a, will be
subject to imprisonment for a period not exceeding two years and a fine not exceeding Rp.
50.000.000
Article 35
Any individual who deliberately violates article 14 section (1), will be subject to imprisonment for a
period not exceeding one year or a fine of up to Rp 25.000.000.
Article 36
(1)
any conductor of statistical activities who deliberate, and without legal justification, fail to
fulfill his or her obligation as set out in article 20, will be subject to imprisonment for one year
or a fine not exceeding Rp 25.000.000.
(2)
any conductor of statistical activities who deliberate violate article 21 will be subject to
imprisonment for a period not exceeding five years and a fine not exceeding Rp. 100.000.000.
Article 37
Enumerators who deliberately violate article 24 will be subject to imprisonment
for a period not exceeding one years and six month and a fine not exceeding 25.000.000.
lxxxv

Article 38
Respondent who deliberately violate article 27 will be subject to imprisonment
for a period not exceeding one year and six month and a fine not exceeding Rp. 25.000.000.
Article 39
Any individual who deliberately and without legal justification prevents, interrupts, or causes the
conductor of statistical activities to fail to collect basic or sectoral statistics will be subject to
imprisonment for a period not exceeding Rp. 100.000.000.
Article 40
(1)
The criminal acts referred to in article 34, article 36 section (2), article 37, article 38, and
article 39, are crimes.
(2)
The criminal acts referred to in article 35 and article 36 section (1) are violation.
CHAPTER XI
TRANSITIONAL PROVISION
Article 41
All regulations which implement Law Number 6 of 1960 on censuses and Law Number 7 on
Statistics remain effective period they do not conflict with, or have not been repealed by,
this Law or any subsequent legislation.
CHAPTER XII
CLOSING PROVISIONS
Article 42
When this Law takes effect, Law Number 6 of 1960 on census as Law Number 7 of 1960 on statistics
will be invalid.
Article 43
This Law will taken effect on hen date in is enacted. In order for every individual to know of this law,
this legislation must be published in this state gazette of the Republic of Indonesia.
lxxxvi

Ratified in Jakarta
on May 19, 1997
The President of Republic of Indonesia
Signed
SOEHARTO
Promulgated in Jakarta
On May 19, 1997
THE MINISTER / STATE SECRETARY
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Signed
MOERDIONO
STATE GAZATTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA OF 1997

NUMBER 39
Copy of original text
SECRETARY OF THE CABINET

OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Copy of original text
BPS - STATISTIC OF INDONESIA
Head of the Bureau of
Head of the Bureau of
Law and Regulations,
Personnel and Organization,
signed
signed
Lambock V. Nahattands
Pietojo, MSA
lxxxvii
PENJELASAN UMUM
EXPLANATORY NOTES
Tanda-tanda, satuan-satuan dan lain-lainnya yang digunakan dalam

publikasi ini adalah sebagai berikut:
Symbols, measurement units, and acronyms which are used in this
publication, are as follows:
I. Tanda-tanda / Symbols
Data tidak tersedia / Data not yet available ......
Tidak ada atau nol / Null or zero ...
Data dapat diabaikan / Data negligible ..
Tanda desimal / Decimal point ......
:
:
:
:
0
,
:
:
:
:
:
10 000 m2
1 000 meter/meters (m)
1,8523 km/jam (km/hour)
100 kg
1 000 kg
II. Satuan / Units

hektar (ha) / hectare (ha) .
kilometer (km) / kilometers (km) .
knot / knot .
kuintal / quintal
ton / ton
Satuan lain : buah, butir, helai/lembar, batang, pulsa, jam, menit, persen (%)
Other units : unit, piece, sheet, pulse, hour, minute, percent (%).
Perbedaan angka di belakang koma disebabkan oleh pembulatan angka.
The difference in decimal numbers is caused by rounding.
lxxxviii
INDIKATOR KUNCI
Indikator Kunci, 2009 - 2012

Key Indicators, 2009 - 2012
Uraian
Description
Satuan
Unit
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SOSIAL / SOCIAL
Penduduk/Population
juta/million
...
10,63
11,00
...
Laju Pertumbuhan Penduduk

Population Growt Rate
persen/percent
...
2,78
2,17
...
Angka Harapan Hidup

Life Expectancy Rate
tahun/years
64,75
64,90
65,05
...
Angka Melek Huruf/Literacy Rate
persen/percent
95,95
96,20
96,25
...
Rata-rata Lama Sekolah

Mean Years Schooling
tahun/years
8,15
8,32
8,41
...
63,74
65,34
67,79
69,36
14,97
13,68
13,06
10,74
7,46
7,02
6,26
5,85
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 1) persen/percent

(TPAK)/Labor Force Participaton
Rate (LFPR)
Tingkat Pengangguran Terbuka 1)
persen/percent
(TPT)/Open Unemployment Rate
(OUR)
Penduduk Miskin/Poor People 2)
persen/percent
Indeks Gini/Gini Index
0,37
0,42
0,40
...
Indeks Pembangunan Manusia/

Human Development Index
70,06
70,48
70,95
...
...
...
EKONOMI / ECONOMIC
Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Harga Berlaku
Gross Domestic Regional
Bruto (GRDP) At Current Price
triliun rupiah
trillion rupiahs
152,6
171,7
192,2
...
Laju Pertumbuhan Ekonomi 3)

Economic Growth Rate
Persen
Percent
4,71
6,08
6,43
5,45
PDRB Per Kapita Harga Berlaku

Per Capita GRDP at Current Price
juta rupiah
million rupiahs
14,7
16,1
17,6
...
Inflasi/Inflation 4)
persen/percent
2,86
6,10
3,45
4,50
Ekspor/Export 5)
miliar US$/billion US$
5,8
8,4
10,1
...
Impor/Import
miliar US$/billion US$
5,5
7,7
10,5
...
5)
KEY STATISTICS
Lanjutan Statistik /Continued Key Statistics

Uraian
Description
Satuan
Unit
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Realisasi Penanaman Modal Dalam triliun rupiah

Negeri (PMDN)
trillion rupiahs
Realization of Domestic Direct
Investment (DDI)
0,4
2,8
2,6
...
Realisasi Penanaman Modal

Dalam Asing (PMA)
Realization of Foreign Direct
Investment (FDI)
juta US$
million US$
triliun rupiah
trillion rupiahs
310,9
226,3
9 440,8
...
1,7
3,2
0,8
...
Realisasi Pendapatan Daerah 6)

Actual Local Government Receipts
triliun rupiah
trillion rupiahs
2,4
3,1
3,8
4,9
Realisasi Pendapatan Asli Daerah 6) triliun rupiah

Actual Local Government Origin
trillion rupiahs
Receipts
1,7
2,3
2,9
3,0
Realisasi Belanja Daerah 6)

Actual Local Government
Expenditures
2,4
2,8
3,9
5,2
Catatan / Note
triliun rupiah
trillion rupiahs
: 1) Februari 2012/February 2012

Maret 2012/March 2012
Juni 2012/June 2012 (y on y)
4) Juni 2012/June 2012 (y on y)
5) Januari-June 2012/January-June 2012
6) Rencana 2012/Target 2012
2)
3)
1
GEOGRAFI DAN IKLIM
Geography and Climate
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Provinsi Banten adalah salah satu

daerah pemekaran yang dulu
termasuk dalam wilayah Karesidenan Banten - Provinsi Jawa Barat
dan terbentuk melalui Undangundang No.23 Tahun 2000.
1. Banten Province is one of

expansion area that used to be
included in the residence area of
Banten Jawa Barat and
established by Law No. 23/2000.
2. Pada awalnya, Provinsi Banten

terdiri dari empat kabupaten yaitu
Kabupaten Pandeglang, Lebak,
Tangerang, Serang dan dua kota
yaitu Kota Tangerang dan Kota
Cilegon. Dalam perkembangannya terjadi pemekaran wilayah,
Kabupaten
Serang
menjadi
Kabupaten Serang dan Kota Serang.
Selanjutnya, Kabupaten Tangerang
dimekarkan menjadi Kabupaten
Tangerang dan Kota Tangerang
Selatan. Sehingga, Provinsi Banten
saat ini terdiri dari empat kabupaten
dan empat kota.
2.
3. Secara geografis, Provinsi Banten

terletak di ujung barat Pulau Jawa
dan berjarak sekitar 90 km dari DKI
Jakarta serta memiliki luas sebesar
9.662,92 km2 atau sekitar 0,51
persen dari luas wilayah Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.
Wilayahnya, berbatasan langsung
dengan Provinsi DKI Jakarta dan
Jawa Barat di sebelah timur, Laut
Jawa di sebelah utara, Samudra
Hindia di sebelah selatan, dan Selat
Sunda di sebelah barat. Dengan
demikian,
Provinsi
Banten
mempunyai posisi yang strategis
yaitu sebagai jalur penghubung
darat antara Pulau Jawa dan Pulau
Sumatera.
3. Geographically, Banten Province

is located at the western tip of
Java island and is about 90 km
from DKI Jakarta and has a total
area is 9,662.92 km2, or about
0.51 percent of the total area of
State Unitary of Republic of
Indonesia. Its Area directly
adjacent to the Province of DKI
Jakarta and Jawa Barat in the
east, the Java Sea to the north, the
Indian Ocean in the south, and
west of the Sunda Strait. Thus,
Banten Province has a strategic
position as a connecting land
between Java and Sumatra Island.
In the begining, Banten Province

consists of four regencies namely
Pandeglang, Lebak, Tangerang,
Serang and two municipalities
namely Tangerang and Cilegon.
Until now, Serang Municipality
was split from Serang Regency.
Furthermore, Tangerang Regency
was expanded into Tangerang
Regency and Tangerang Selatan
Municipality.
Thus,
Banten
Province currently consists of four
regencies and four municipalities.
GEOGRAPHY AND CLIMATE
CHAPTER I
Sebagian wilayah-nya pun yaitu

Kabupaten
Tangerang,
Kota
Tangerang, dan Kota Tangerang
Selatan menjadi hinterland bagi
Provinsi DKI Jakarta.
Part of Banten territory was the

regency of Tangerang, Tangerang
Municipality
and Tangerang
Selatan Municipality has become
the hinterland of DKI Jakarta
Province.
4. Secara astronomis, wilayah Provinsi

Banten terletak pada 50750 7011 Lintang Selatan dan
1050111 - 1060712 Bujur Timur.
4. Astronomically, Banten Province

is located at 50750 - 7011
south latitude and 1050111 1060712 east longitude.
5. Ekosistem wilayah Provinsi Banten

pada dasarnya terdiri dari :
a. Lingkungan Pantai Utara yang
merupakan ekosistem sawah
irigasi teknis dan setengah teknis,
kawasan
pemukiman
dan
industri.
b. Kawasan Banten Bagian Tengah
berupa irigasi terbatas dan kebun
campur,
sebagian
berupa
pemukiman pedesaan, mempunyai ketersediaan air yang
cukup dan dengan kuantitas yang
stabil.
c. Kawasan Banten sekitar Gunung
Halimun - Kendeng hingga
Malingping, Leuwidamar, Bayah
berupa pegu-nungan yang relatif
sulit untuk di akses, namun
menyimpan potensi sumber daya
alam.
d. Banten Bagian Barat (Saketi,
Daerah Aliran Sungai atau DAS
Cidano dan lereng kompleks
Gunung Karang Aseupan dan
Pulosari sampai Pantai DAS
Ciliman Pandeglang dan
Serang bagian Barat) yang kaya
akan potensi air, merupakan
kawasan pertanian yang masih
perlu ditingkatkan (intensifikasi)
5. The Ecosystem of Banten Province

basically consists of :
a. North Coast environment that is
technically irrigated rice ecosystems and semi-technical,
industrial and residential areas.
b. Regions Banten Central Section

in the form of irrigation is
limited and mixed garden, some
form of rural settlements, have
adequate water availability and
the quantity is stable.
c. Banten area around Mount
Mist-Kendeng until Malingping,
Leuwidamar, Bayah form the
mountains
are
relatively
difficult to access, but to save
natural resources.
d. Western Banten (Saketi, watershed or river basin and slope
complex Cidano Mount Reef Aseupan and Coastal Watershed pulosari until Ciliman Pandeglang and Serang West
section), which is rich in water
potential, an agricultural area
that still needs to be improved
(intensification).
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
e. Ujung Kulon sebagai Taman

Nasional Konservasi Badak Jawa
(Rhinoceros Sondaicus).
f. DAS Cibaliung - Malingping,
merupakan cekungan yang kaya
air tetapi belum dimanfaatkan
secara efektif dan produktif.
Sekelilingnya berupa bukit-bukit
bergelombang
dengan
rona
lingkungan kebun campur dan
talun, hutan rakyat yang tidak
terlalu produktif.
e. Ujung Kulon as a National

Park Conservation of Javan
Rhino (Rhinoceros Sondaicus).
f. DAS Cibaliung - Malingping, a
water-rich basin but has not
been used effectively and
productively. Surrounding the
form of undulating hills with
mixed hue and Talun garden
environment, forests are less
productive.
6. Cuaca merupakan kondisi sesaat

dari fisika atmosfer sedangkan
iklim adalah statistik cuaca jangka
panjang. Rotasi bumi menyebabkan
tiap tempat mengalami perubahan
cuaca dengan pola siklus diurnal,
jangka waktu 24 jam.
6. Weather is the instantaneous

condition of the physics of the
atmosphere, while climate is the
long-term
weather
statistics.
Earth's rotation causes each place
with changing weather patterns
diurnal cycle, a period of 24 hours
.
7. Climate formed through the
integration of the various elements
of physics referred to as the
climatic elements. This process
resulted in each revolution of the
earth where the weather is also
changing on a regular basis with
the pattern of inter-month and
seasonal patterns within a year.
7. Iklim terbentuk melalui proses

integrasi berbagai unsur fisika yang
di sebut sebagai unsur-unsur iklim
(climatic elements). Proses revolusi
bumi mengakibatkan tiap tempat
juga mengalami perubahan cuaca
secara teratur dengan pola antar
bulan dan pola musim dalam jangka
waktu setahun.
8. Zona Musim (ZOM) adalah suatu
daerah yang mempunyai perbedaan
musim yang jelas yaitu terjadi
musim hujan dan musim kemarau.
Luas suatu wilayah ZOM tidak
selalu sama dengan luas suatu
wilayah administrasi pemerintahan.
Dengan demikian, satu wilayah
ZOM bisa terdiri dari beberapa
kabupaten/kota, dan sebaliknya satu
wilayah kabupaten/kota bisa terdiri
dari beberapa ZOM.
8. Season Zone (ZOM) is an area

that has a clear seasonal
difference that occurred in wet
season and dry season. The Area
of ZOM does not always equal to
the area of government administration. Thus, one area of ZOM
consists of several regency/city,
and the opposite, one regency/city
can be composed of several ZOM.
CHAPTER I
9. Musim hujan ditandai dengan curah

hujan yang terjadi dalam satu
dasarian (rentang waktu selama
sepuluh hari) sebesar 50 mm atau
lebih yang diikuti oleh dasarian
berikutnya, atau dalam satu bulan
terjadi lebih dari 150 mm. Berarti,
jika curah hujan yang terjadi kurang
dari kriteria di atas, maka fase
tersebut dianggap sebagai musim
kemarau.
9. The rainy season is marked by

rainfall occurred in one dasarian
(period of time for ten days) of 50
mm or more, followed by the next
dasarian, or in a month occurred
more than 150 mm. That means
that if rainfall occurred less than
the criteria above, then the phase
is considered as the dry season.
10. Musim kemarau di suatu tempat

sering diidentikkan dengan kejadian
kekeringan. Kekeringan sendiri
merupakan suatu keadaan dimana
curah hujan yang terjadi lebih
rendah dari normalnya.
10. The dry season in a place often

associated with drought events.
Drought itself is a state where
rainfall is lower than normal.
11. Curah hujan merupakan ketinggian

air hujan yang terkumpul dalam
tempat yang datar, tidak menguap,
tidak meresap, dan tidak mengalir
dalam satuan milimeter (mm).
Curah hujan 1 (satu) milimeter,
artinya dalam luasan satu meter
persegi pada tempat yang datar
tertampung air setinggi satu
milimeter atau tertampung air
sebanyak satu liter.
11. Rainfall is the height of rain water

collected in a flat place, do not
evaporate, does not sink in, and
does not flow in units of
millimeters (mm). Rainfall 1 (one)
of a millimeter, which means that
in the area of one square meter on
a flat one-millimeter-high water
collected or recovered as much as
one liter of water.
12. Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada
suatu waktu. Umumnya memiliki
satuan mm/jam. Intensitas hujan
dibagi menjadi 3 (tiga) katagori,
yaitu :
a. Enteng (tipis) : jika nilai curah
hujan kurang dari 13 mm/jam
b. Sedang : jika nilai curah hujan
antara 13 38 mm/jam
c. Lebat : jika nilai curah hujan
lebih dari 38 mm/jam
12. The intensity of rain is the

amount of daily rainfall that
occurred at a time. Generally it
has units of
mm/hour. The
intensity of rain is divided into 3
(three) categories, namely :
a. Light Rainfall : if the value of
rainfall of less than 13 mm/hr
b. Medium Rainfall : if the value of
rainfall between 13-38 mm/hr
c. Heavy Rainfall : if the value of
rainfall of more than 38 m/hr
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
1.1 KONDISI GEOGRAFIS

GEOGRAPHICAL CONDITION
Tabel
1.1.1
Table
Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota

Total Area by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
Ibukota
Capital City
Luas1) (km)
Area1) (sq.km)
Persentase Terhadap
Luas Provinsi Banten
Percentage to
Banten Province
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
Pandeglang
2 746,89
28,43
2. Lebak
Rangkasbitung
3 426,56
35,46
3. Tangerang
Tigaraksa
1 011,86
10,47
4. Serang
Ciruas
1 734,28
17,95
Kota / Municipality
5. Tangerang
Tangerang
153,93
1,59
6. Cilegon
Purwakarta
175,50
1,82
7. Serang
Serang
266,71
2,76
8. Tangerang Selatan
Pamulang
147,19
1,52
9 662,92
100,00
Provinsi Banten
Kota Serang
Sumber / Source : Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri /

Directorate General of Regional Authority - Ministry of Home Affairs
Catatan / Note
1)
Revisi berdasarkan / Revised based on :

- Peraturan Mendagri Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari 2008
Home Affairs Ministerial Regulation No. 6/2008, Januari 31, 2008
- Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri, Mei 2010
Directorate General of Regional Authority - Ministry of Home Affairs, May 2010
Kota
City
Pandeglang
Rangkasbitung
Tigaraksa
Pamulang
Tangerang
Ciruas
Serang
Cilegon
Bekasi
Bandung
Jarak Antar Kota

di Provinsi Banten dan Sekitarnya (km)
Distance among Selected Cities
in Banten Province and Nearby (km)
Jakarta
Tabel
1.1.2
Table
CHAPTER I
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
111
131
57
20
25
81
90
110
29
187
Pandeglang
111
20
25
114
86
30
21
41
140
298
Rangkasbitung
131
20
74
134
106
50
41
61
160
227
Tigaraksa
57
54
74
60
32
24
33
51
86
244
Pamulang
20
114
134
60
28
64
73
113
46
184
Tangerang
25
86
106
32
28
56
65
85
54
212
Ciruas
81
30
50
24
64
56
29
110
268
Serang
90
21
41
33
73
65
20
119
277
Cilegon
110
41
61
51
113
85
29
20
139
297
Bekasi
29
140
160
86
46
54
110
119
139
154
Bandung
187
298
227
244
184
212
268
277
297
154
Jakarta
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
10
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Tabel
1.1.3
Table
Letak Astronomis Wilayah Provinsi Banten

Menurut Kabupaten/Kota
Astronomical Position of Banten Province
by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Letak Lintang Selatan /

Location Of South Latitude
Letak Bujur Timur /

Location of East Longitude
(1)
(2)
(3)
1. Pandeglang
0621' 00" - 0710'00"
10548'00" - 10611'00"
2. Lebak
0500' 00" - 1000'00"
10600'00" - 0621'00"
3. Tangerang 1)
0600' 00" - 0620'00"
10620'00" - 1064300"
4. Serang
0550' 00" - 0620'00"
10500'00" - 1062200"
5. Tangerang
0606'00" - 0613'00"
10636'00" - 10342'00"
6. Cilegon
0552'24" - 0604'07"
10554'05" - 10605'11"
7. Serang
0601'00" - 0612'00"
10603'00" - 10616'00"
...
...
Provinsi Banten
0507'50"- 0701'01"
10501'11"- 10607'12"
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
11
Tabel
1.1.4
Table
CHAPTER I
Pulau-pulau yang Berpotensi bagi Provinsi Banten

Potential Islands for Banten Province
Kabupaten/Kota
Nama Pulau
Name of Islands
Luas / Area
(ha)
Keterangan *)
Notes *)
(1)
(2)
(3)
(4)
01. Kabupaten
Pandeglang
12
1. Popole
2. Liwungan
3. Oar
4. Sumur
5. Omang
6. Mangir
7. Pamagangan
8. Boboko
9. Handeuleum
10. Peucang
11. Panaitan
12. Deli
13. Tinjil
14. Badul
15. Karang Tikukur
16. Pinang Kucing
17. Watan
18. Handeuleum Tengah
19. Karangcopong Besar
20. Karangcopong Kecil
21. Karangcareuh
22. Karang Tikukur kecil
23. Karang Ewoh
24. Karang Eurih
25. Karang Cikalapa Bereum
26. Kabuy Utan
27. Karangbidur
28. Karang Pabayang
29. Karang Gunung Payang
30. Karang jajar
31. Batu Putih
32. Batu Asin
33. Batu Quran
1,20
50,00
11,00
1 600,00
10,00
1 500,00
900,00
900,00
60,00
500,00
1 700,00
750,00
650,00
15,00
4,00
4,00
15,00
Swasta
Swasta
Perorangan
...
Wisata Pulau
Perorangan
Hutan Lindung
Hutan Lindung
Hutan Lindung
Hutan Lindung
Hutan Lindung
Penangkar Kera
Penangkar Kera
Konservasi Biota
Hutan Lindung
Hutan Lindung
Hutan Lindung
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Lanjutan Tabel / Continued Table 1.1.4
Kabupaten/Kota
Nama Pulau
Name of Islands
Luas / Area
(ha)
Keterangan
Notes
(1)
(2)
(3)
(4)
...
1000,00
Tidak berpenghuni, berbatu

Tidak berpenghuni,
bervegetasi lumut / rumput
Batu karang, terpisah
dari pantai
Pulau karang,
bervegetasi semak
Pulau karang,
bervegetasi semak
02. Kabupaten
Lebak
1. Tanjung Layar
2. Manuk
3. Karang Malang
...
4. Karang Bokor
...
5. Karang Masigit
...
03. Kabupaten
Tangerang
1. Betingan
...
04. Kabupaten
Serang
1. Sangiang
2. Salira
845,50
Tidak Berpenghuni
1 875,00
Tidak Berpenghuni
3. Kali Utara
3,50
Tidak Berpenghuni
4. Tarahan
11,88
Tidak Berpenghuni
5. Kamanisan
7,50
Tidak Berpenghuni
6. Cikantung
1,25
Tidak Berpenghuni
798,00
Tidak Berpenghuni
1 875,00
Tidak Berpenghuni
9. Karang Cawene
...
Tidak Berpenghuni
10. Karang Parejakah
...
Tidak Berpenghuni
257,50
Tidak Berpenghuni
7. Panjang
8. Semut
11. Tunda / Babi

12. Kali Selatan
3,00
13. Pamujan Besar
15,00
Tidak Berpenghuni
14. Pamujang Kecil
0,63
Tidak Berpenghuni
15. Kabur
4 375,00
Tidak Berpenghuni
16. Gedang
1 563,00
Tidak Berpenghuni
3,50
Tidak Berpenghuni
17. Lima
13
CHAPTER I
Kabupaten/Kota
Nama Pulau
Name of Islands
Luas / Area
(ha)
Keterangan
Notes
(1)
(2)
(3)
(4)
72. Kota
Cilegon
1. Merak Besar
2. Merak Kecil
3. Plorida
4. Ular
5. Tempurung
40,00
2,00
2,00
...
...
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Tidak Berpenghuni
Sumber / Source : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten

Office of Marine and Fishery Service of Banten Province
Catatan / Note
14
*)
Tidak Berpenghuni / Uninhabited

Konservasi Biota / Conservation Area
Hutan Lindung / Proctected Forest
Penangkar Kera / Mongkey Breeder
Wisata Pulau / Island Tours
Swasta / Private Property
Perorangan / Private Property
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Tabel
1.1.5
Table
Nama-nama Sungai di Provinsi Banten

Name of Rivers in Banten Province
Kabupaten/Kota
Nama Sungai
Name of Rivers
Panjang
Length (km)
Lokasi
Location
(1)
(2)
(3)
(4)
01. Kabupaten
Pandeglang
01.Cikupa
Pandeglang
02.Cimasayang
Pandeglang
03.Cisangu
Cadasari
04.Cihaseum
Cadasari
05.Cipanas
10
Banjar
06.Cinunggal
10
Banjar
07.Cibali
Banjar
08.Cijebuh
10
Banjar
09.Cilemer
12
Cimanuk
10.Cilancar
18
Cimanuk
11.Cikoleang
14
Cimanuk
12.Cikadueun
Cipeucang
13.Cilemer
14
Mandalawangi
14.Cikarungkang
Saketi
15.Cisata
Saketi
16.Cikadueun
Saketi
17.Cimoyang
Saketi
18.Ciandur
Saketi
19.Cimanunjang
Saketi
20.Cikembang
Saketi
21.Ciwates
Saketi
22.Cikadueun
15
Bojong
23.Cilemer
17
Bojong
24.Cijakan
Bojong
25.Cibama Hulu
Bojong
26.Cipurang
Bojong
27.Cigondang
10
Menes
28.Cisuwuk
Menes
29.Ciasata
15
Menes
15
CHAPTER I
Kabupaten/Kota
Nama Sungai
Name of Rivers
Panjang
Length (km)
Lokasi
Location
(1)
(2)
(3)
(4)
01. Kabupaten
Pandeglang
30.Cikembang
Menes
31.Cikuncil
Menes
32.Cisitugunung
Menes
33.Cibama
12
Menes
34.Ciwates
15
Jiput
35.Cikadueun
15
Bojong
36.Cilemer
17
Bojong
37.Cijakan
Bojong
38.Cibama Hulu
Bojong
39.Cipurang
Bojong
10
Menes
41.Cisuwuk
Menes
42.Ciasata
15
Menes
43.Cikembang
Menes
44.Cikuncil
Menes
45.Cisitugunung
Menes
46.Cibama
12
Menes
47.Ciwates
15
Jiput
Jiput
49.Cikadubuluh
20
Jiput
50.Cipunten Agung
18
Jiput
51.Cimala
18
Jiput
52.Cibama
25
Jiput
53.Ciletik
15
Jiput
54.Cicarita
Labuan
55.Cibeureum
Labuan
56.Cikoreng
Labuan
57.Citajur
Labuan
58.Cilurah
Labuan
40.Cigondang
48.Ciatuy
16
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Kabupaten/Kota
Nama Sungai
Name of Rivers
Panjang
Length (km)
Lokasi
Location
(1)
(2)
(3)
(4)
01. Kabupaten
Pandeglang
60.Cibungur
10
Pagelaran
61.Ciliman
25
Pagelaran
62.Cisurineun
20
Pagelaran
62.Cisolodeungeun
13
Cigelis
63.Ciseukeut
14
Cigelis
64.Cikeruh
10
Cigelis
65.Cilamis
Cigelis
66.Cibaliung
12
Cibaliung
67.Cikeusik
13
Cikeusik
68.Cijalarang
Cimanggu
69.Cihandoyan
15
Cimanggu
70.Cihonje
12
Cibaliung
71.Cijengkol
Cibaliung
72.Cicibaliung
Cibaliung
73.Cinimbang
Cibaliung
74.Cicorogol
Cibaliung
75.Cikoleang
Cibaliung
76.Ciletuk
Cibaliung
77.Ciliman
20
Munjul
17
CHAPTER I
Kabupaten/Kota
Nama Sungai
Name of Rivers
Panjang
Length (km)
Lokasi
Location
(1)
(2)
(3)
(4)
02. Kabupaten
Lebak
01.Cibareno
42
Bayah
02.Cikidang
10
Bayah
03.Sawarna
30
Bayah
04.Cimanumbulan
10
Bayah
05.Cidikit
45
Bayah
06.Cidikit Leutik
20
Bayah
07.Cimandur
55
Panggarangan
08.Cimancak
15
Panggarangan
09.Cisiih
40
Panggarangan
10.Cisiih Leutik
10
Panggarangan
11.Cimandiri
10
Panggarangan
12.Cihara
41
Panggarangan
13.Cimasuk
Panggarangan
14.Cilangkahan
20
Malingping
15.Cipeucangpari
16.Cibinuangeun
15
Malingping
38
Malingping
17.Ciliman
35
Malingping
18.Cilemer
15
Banjarsari
19.Cimalur
10
Banjarsari
20.Ciujung
58
Rangkasbitung
21.Cimangeunteung
10
Cipanas
22.Cimaur
10
Cipanas
23.Ciberang
50
Cipanas
24.Cisimeut
30
Leuwidamar
25.Cilaki
25
Leuwidamar
26.Ciminyak
25
Muncang
27.Cicinta
15
Maja
28.Cibeureum
15
Maja
29.Cidurian
25
Maja
18
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Kabupaten/Kota
Nama Sungai
Name of Rivers
Panjang
Length (km)
Lokasi
Location
(1)
(2)
(3)
(4)
03. Kabupaten
Tangerang
01.Cisadane
04. Kabupaten
Serang
01.Teneng
58,0
Anyar
02.Cisaat
40,0
Padarincang
03.Ciujung
44,0
Pamarayan
04.Kalimati
24,0
Pontang
05.Ciwaka
25,0
Baros
06.Cibanten
20,0
Ciomas
07.Cisangu
48,0
Cikeusal
08.Dahu
25,0
Cikeusal
09.Cibango
39,0
Petir
01.Cisadane
100,0
71. Kota
Tangerang
314,3
Legok, Curug
Tangerang,
Karawaci,
Neglasari

19
Tabel
1.1.6
Table
CHAPTER I
Nama-nama Danau/Waduk/Rawa di Provinsi Banten

Name of Lakes/Reservoirs/Swamps in Banten Province
Kabupaten/Kota
Danau/Waduk/Rawa
Lake//Reservoir/Swamp
Luas Area Genangan

Area
(ha)
(1)
(2)
(3)
01. Kabupaten
Pandeglang
(4)
1. Bojong Koneng
4,00
2. Cikoneng
1,00
3. Batu Hideung
5,00
4. Cipalias
2,00
5. Sadang
0,20
I, R
6. Ranca Pinang
2,00
7. Cigambar
1,50
8. Cikedal
21,00
9. Padali
1,50
10. Cicanggong
0,50
11. Leuwi Coet
0,50
...
12. Citaman
13. Pasir Eurih
5,00
14. Hulu Situ
1,50
I, R
15. Cipalurahan
1,00
16. Citumenggung
1,50
I, R
17. Regen
2,00
I, R
18. Singajaya
0,50
19. Alas Wangi
0,70
I, R
20. Ciranjang
2,00
I, R
21. Gede
1,50
22. Gonggong
2,00
22. Jemi Kempong
0,70
23. Kadu Payung
4,00
...
24. Kadu Ranca
20
Pemanfaatan
Function
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Kabupaten/Kota
Danau/Waduk/Rawa
Luas Area Genangan

Area
(ha)
(1)
(2)
(3)
01. Kabupaten
Pandeglang
0,50
I, R
26.Cihaji
1,40
27. Cikeueyeup
3,00
28. Leuwikujang
1,00
29. Ciburung
1,50
I, R
30. Cicukang Sadang
1,00
...
32. Ranca Indah
1,00
33. Ciandur
3,00
34. Cibeureum
3,00
35. Cibeuteung Perih
4,00
...
36. Ciparahu
1. Cimdang
0,90
I, A, Pe, Par
2. Cuikamunding
5,00
I, A, Pe, Par
3. Cimaesta
3,00
I, A, Pe, Par
4. Simagalih
3,50
I, A, Pe, Par
5. Cibangreng
0,50
I, A, Pe, Par
6. Pelayangan
7,00
I, A, Pe, Par
7. Ciboleger
2,00
I, A, Pe, Par
8. Citeupuseun
2,00
I, A, Pe, Par
9. Gunung Buleud
2,00
I, A, Pe, Par
10,00
I, A, Pe, Par
10. Cijoro
11. Ranca Indah
(4)
25. Parongpong
31. Cikuranten
02. Kabupaten
Lebak
Pemanfaatan
Function
...
Par
12. Citinggar
5,50
I, A, Pe, Par
13. Cilembu
4,00
I, A, Pe, Par
21
CHAPTER I
Kabupaten/Kota
Danau/Waduk/Rawa
Luas Area Genangan

Area
(ha)
(1)
(2)
(3)
03. Kabupaten
Tangerang
04. Kabupaten
Serang
(4)
1. Pasir Gadung
2,50
2. Kepala Dua
3,24
PB, Par
3. Cihuni
3,75
I, PB, Pe, SAB
I, PB, Pe
4. Gelam
1,50
PB
5. Pondok
33,00
I, PB, Pe, SAB
1. Belungan
2,50
...
2. Cibiral
0,80
...
..
...
5,30
...
5. Cirahab
...
...
6. Citaman
...
...
7. Rampones
...
...
26,00
...
...
...
2,00
...
...
...
26,00
...
13. Rawa Bojong Herang
...
...
14. Rawa Bojong Piring
...
...
11,00
...
16. Rawa Enang
...
...
17. Rawa Gede Kawao
...
...
18. Rawa Pasar Raut
...
...
19. Waduk Balungan
...
...
20. Waduk Ciranjen
3,00
...
21. Waduk Cikande
4,00
...
3. Cibulakan
4. Ciherang Banjar
8. Ranca Gede Jakung

9. Sindang Mandi
10. Tasikardi
11. Talaga Wangsa
12. Teratai
15. Rawa Dano
22
Pemanfaatan
Function
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Kabupaten/Kota
Danau/Waduk/Rawa
Luas Area Genangan

Area
(ha)
(1)
(2)
(3)
04. Kabupaten
Serang
2,00
...
23. Waduk Cipaseh
4,30
...
24. Waduk Citawing
3,20
...
25. Waduk Ciligawir
3,20
...
60,00
...
6,90
...
...
...
27. Waduk Lontar

28. Waduk Lesung
72. Kota Cilegon
73. Kota Serang
(4)
22. Waduk Cibolegar
26. Waduk Ciujung Lama
71. Kota Tangerang
Pemanfaatan
Function
1. Bulakan
15,00
PB, Par
2. cangkring
5,17
PB, PA
3. Bojong
0,60
4. Cipondoh
126,17
Par, PB, PA
5. Kunciran
0,30
1. Rawa Arum
11,85
I, Par
2. Lebak Gede
...
...
3. Krenceng
...
...
1. Cikulur
3,00
2. Jakun
2,50
3. Ciwaka
4,00
I, Pe
23
CHAPTER I
Kabupaten/Kota
Danau/Waduk/Rawa
Luas Area Genangan

Area
(ha)
(1)
(2)
(3)
74. Kota Tangerang

Selatan
1. Bungur
Pemanfaatan
Function
(4)
2,50
31,00
RTH, PB, Pe, SAB
3. Kayu Antap
2,50
4. Rompong
1,70
4,00
2. Gintung
5. Rawa Logoso
6. Cileduk
31,40
...
RTH, PB, Pe
7. Pamulang
31,00
RTH, PB, Pe, I
8. Parigi
4,00
I, R
9. Rawa Kutuk
7,95
Sumber / Source : Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Banten

Environmental Protection Agency of Banten Province
Catatan / Note
24
I = Irigasi / Irrigation
Pe = Perikanan / Fishery
A = Air Baku Domestik / Domestic Raw Water
Par = Pariwisata / Tourism
R = Reservoar / Reservoir
SAB = Sumber Air Bersih / Water Supply
PB = Pengendali Banjir / Flood Control
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
1.2 KONDISI IKLIM

CLIMATE CONDITION
Tabel
Keadaan Musim Kemarau di Provinsi Banten, 2011
1.2.1
Table
Condition of Dry Season in Banten Province, 2011
No.
Nama Daerah
Name of Region
(1)
(2)
1.
Serang
a. Kota Serang, Kab. Serang bagian Utara
dan Timur (ZOM 58)
b. Kab. Serang bag. Barat Daya (ZOM 56)
c. Kab. Serang bag. Selatan (ZOM 57)
d. Kab. Serang bag. Timur Laut (ZOM 59)
e. Kab. Serang bag. Tenggara (ZOM 61)
Panjang Normal
Periode Normal Musim Kemarau
Musim Kemarau
(Dasarian)
Normal Period Normal Length of
of Dry Season
Dry Season
(Ten days period)
Normal
Curah
Hujan
Normal
Rainfall
(mm)
(3)
(4)
(5)
Apr I - Nov III
24
576 779
Jun I - Sep III

Apr I - Nov III
Apr I - Nov III
Mei III - Jun II
11
24
24
13
341 462
576 779
576 779
342 463
Kabupaten Pandeglang
a. Sebagian besar Pandeglang (ZOM 55)
b. Pandeglang bag. Utara (ZOM 56)
b. Pandeglang bag.Timur Laut (ZOM 57)
Jun I - Sep II
Jun I - Sep III
Jun II - Sep III
11
11
11
346 468
341 462
330 447
Kabupaten Lebak
a. Lebak bag. Barat (ZOM 55)
b. Lebak bag. Barat Daya (ZOM 56)
c. Lebak bag. Utara (ZOM 57)
d. Lebak bag. Tengah (ZOM 62)
e. Lebak bag. Selatan (ZOM 63)
Jun II - Sep III

Jun II - Sep III
Jun II - Sep III
Jun II - Sep III
Jun II - Sep III
11
11
11
11
11
330 447
330 447
330 447
330 447
330 447
4.
Kota Cilegon (ZOM 58)
Apr I - Nov III
24
576 779
5.
Tangerang
a. Tangerang bag. Tengah,
Kota Tangerang Selatan (ZOM 58)
b. Tangerang bag. Utara (ZOM 59)
c. Tangerang/Kab. Tangerang
bag. Selatan (ZOM 61)
Apr I - Nov III
24
576 779
Apr I - Nov III

Mei III - Jun II
24
13
576 779
342 463
2.
3.
Sumber / Source : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Serang
Meteorology, Climatology and Geophysical Agency Serang Meteorological Station Class III
25
CHAPTER I
Tabel
Keadaan Musim Hujan di Provinsi Banten, 2011/2012
1.2.2
Table
Condition of Rainy Season in Banten Province, 2011/2012
No.
Nama Daerah
Name of Region
(1)
(2)
1.
Serang
a. Kota Serang, Kab. Serang bagian Utara
dan Timur (ZOM 58)
b. Kab. Serang bag. Barat Daya (ZOM 56)
c. Kab. Serang bag. Selatan (ZOM 57)
d. Kab. Serang bag. Timur Laut (ZOM 59)
e. Kab. Serang bag. Tenggara (ZOM 61)
Panjang Normal
Periode Normal
Musim Hujan
Musim Hujan
(Dasarian)
Normal Period Normal Length of
of Rainy Season
Rainy Season
(Ten days period)
Normal
Curah
Hujan
Normal
Rainfall
(mm)
(3)
(4)
(5)
Nov III Mar I
11
801 1.084
Okt I Jun I
Okt II Mei I
Des II Mar I
Okt I Mei III
25
21
9
24
2.202 2.980
1.347 1.823
762 1.031
1.643 2.223
Kabupaten Pandeglang
a. Sebagian besar Pandeglang (ZOM 55)
b. Pandeglang bag. Utara (ZOM 56)
b. Pandeglang bag.Timur Laut (ZOM 57)
Okt I Jun I
Okt I Jun I
Okt II Mei I
24
25
21
2.473 3.345
2.202 2.980
1.347 1.823
Kabupaten Lebak
a. Lebak bag. Barat (ZOM 55)
b. Lebak bag. Barat Daya (ZOM 56)
c. Lebak bag. Utara (ZOM 57)
d. Lebak bag. Tengah (ZOM 62)
e. Lebak bag. Selatan (ZOM 63)
Okt I Jun I
Okt I Jun I
Okt II Mei I
Okt I Jun II
Okt II Jun II
24
25
21
25
25
2.473 3.345
2.202 2.980
1.347 1.823
1.985 2.686
2.714 3.671
4.
Kota Cilegon (ZOM 58)
Nov III Mar I
11
801 1.084
5.
Tangerang
a. Tangerang bag. Tengah,
Kota Tangerang Selatan (ZOM 58)
b. Tangerang bag. Utara (ZOM 59)
c. Tangerang/Kab. Tangerang
bag. Selatan (ZOM 61)
Nov III Mar I
11
801 1.084
Des II Mar I
Okt I Mei III
9
24
762 1.031
1.643 2.223
2.
3.
26
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Tabel
1.2.3
Table
Suhu Udara Maksimum, Rata-rata dan Minimum

Maximum, Average, and Minimum Temperature
Bulan
Month
Suhu / Temperature
(0Celcius)
Maksimum
Maximum
Minimum
Minimum
Rata-rata
Average
(2)
(3)
(4)
Januari / January
30,5
23,6
26,5
Februari / February
31,5
23,6
26,7
Maret / March
31,0
23,6
26,5
April / April
32,0
23,6
27,0
Mei / May
31,9
23,5
27,2
Juni / June
32,2
23,2
27,0
Juli / July
31,8
22,9
26,7
Agustus / August
32,4
22,1
26,7
September / September
33,1
22,6
27,2
Oktober / October
32,7
28,8
27,3
November / November
32,3
23,6
27,2
Desember / December
32,0
24,0
27,5
Rata-rata / Average
32,0
23,8
27,0
2010
31,7
23,9
27,1
2009
32,2
23,3
27,1
2008
31,5
23,1
26,6
(1)
27
Tabel
1.2.4
Table
CHAPTER I
Curah Hujan, Hari Hujan dan Kelembaban Relatif

Rainfall, Rainy Days, and Relative Humidity
by Month in Banten Province, 2011
Bulan
Month
Curah Hujan
Rainfalls
(mm)
Hari Hujan
(hari)
Rainy Days
(days)
Kelembaban Relatif
Relative Humidity
(%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari / January
243
27
83
91
19
84
Maret / March
204
24
84
April / April
107
16
83
Mei / May
85
17
85
Juni / June
38
10
79
Juli / July
79
81
77
32
76
Oktober / October
71
11
79
November / November
79
15
80
Desember / December
112
14
81
1 141
165
972
95
14
81
2 137
225
1 008
178
19
84
Februari / February
Agustus / August
Jumlah / Total
Rata-rata / Average
2010
Jumlah / Total
Rata-Rata / Average
28
BAB I
GEOGRAFI DAN IKLIM
Tabel
1.2.5
Table
Arah dan Kecepatan Angin Menurut Bulan

Velocity and Direction of Wind by Month
Bulan
Month
Kecepatan Angin Rata-rata

Average Speed of
Wind Velocity
Kecepatan Angin Terbesar

Biggest Speed of
Wind Velocity
Nilai / Value
(knot)
Arah Terbanyak
Majority Direction
Nilai / Value
(knot)
Arah
Direction
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari / January
3,0
16,0
Februari / February
2,0
18,0
Maret / March
4,0
22,0
April / April
3,0
TL
16,0
Mei / May
2,0
11,0
Juni / June
2,0
TL
14,0
TL
Juli / July
2,0
TL
11,0
TL
Agustus / August
2,0
12,0
2,0
14,0
Oktober / October
2,0
12,0
November / November
2,0
TL
18,0
TL
Desember / December
3,0
15,0
Rata-rata / Average
2,4
21,0
2010
2,3
21,0
2009
2,3
U/B
14,0
(1)
Catatan / Note : Arah / Direction :
U = Utara / North ; T = Timur / East ; TL = Timur Laut / Northeast ;
B = Barat / West ; BL = Barat Laut / Northwest ; TG = Tenggara / Southeast
29
CHAPTER I
Tabel
Rata-rata Kualitas Udara
1.2.6
Menurut Kawasan di Provinsi Banten, 2010
Table
Quality of Air by Region in Banten Province, 2010
Triwulan
Quarter
Kawasan Industri
Industrial Zone
Kawasan Terminal
Terminal Areas
Kawasan Perumahan
Residential Areas
NO2
(g/m3)
SO2
(g/m3)
NO2
(g/m3)
SO2
(g/m3)
NO2
(g/m3)
SO2
(g/m3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
39,9
2,3
36,5
14,3
25,3
3,1
II
2,8
29,8
16,3
28,9
10,9
10,2
III
39,0
7,5
29,4
4,52
19,0
24,2
IV
85,3
17,5
58,4
16,0
47,6
10,7
Sumber / Source : Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Banten

Environmental Protection Agency of Banten Province
30
2
PEMERINTAHAN
Government
BAB II
Penjelasan Teknis
PEMERINTAHAN
Technical Notes
1. Berdasarkan
Undang - Undang
Republik Indonesia No.32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah,
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota
yang masing-masing mempunyai
pemerintahan daerah.
1. Based on Republic of Indonesia

Law No.32/2004 about Local
Governance, Unitary State of
Indonesia is divided into provinces
and those provinces shall be divided
into regencies and municipalities,
each of which has a regional
administration.
2. Pemerintahan daerah adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah
dan DPRD menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Local Governance is management

of government affairs by the local
government
and
parliament
according to the principles of
autonomy and duty of assistance to
the principle of autonomy within the
system and the principle of the
Unitary of Republic of Indonesia as
stipulated in the Constitution of the
Republic of Indonesia Year 1945.
3. Pemerintah
daerah
adalah
Gubernur, Bupati, atau Walikota,
dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
3. The local government is the

governor, regent, or mayor, and
local devices as elements of
regional governance.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

yang selanjutnya disebut DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
4. Regional Representatives Council,

hereinafter referred to Parliament
is the people's representative
institutions as elements of regional
governance.
5. Pemerintahan daerah adalah :

a. Pemerintahan daerah provinsi
yang terdiri atas pemerintah
daerah provinsi dan DPRD
provinsi;
b. Pemerintahan daerah kabupaten/
kota yang terdiri atas pemerintah
daerah kabupaten/kota dan
DPRD kabupaten/kota.
5. Regional governance is :
a. Provincial government consisting
of the provincial government and
the provincial parliament;
b. Regencies/Municipality consists
of local government of Regency/
Municipality and DPRD of
Regency/Municipality.
33
GOVERNMENT
CHAPTER II
6. Kecamatan dipimpin oleh seorang

Camat yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota/Bupati melalui
Sekretaris Kabupaten/Kota Administrasi.
6. Sub Districts led by a Sub District

Head which is located under and
responsible to the Mayor / Regent
through the Regional Secretary of
the Regency/Municipality Administration.
7. Kelurahan dipimpin oleh seorang

Lurah yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada
Walikota/Bupati melalui Camat.
Desa dipimpin oleh seorang Kepala
Desa yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab langsung
kepada Walikota/Bupati.
7. Special Villages led by a Special

Village Chief, which is located
under and responsible to the Mayor
/ Regent through the Sub District
Head. Villages led by a village
chief, which is located under and
directly responsible to the Mayor /
Regent.
8. Statistik
Keuangan
Pemerintah
Provinsi Banten bersumber dari Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah, sedangkan Statistik Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
se-Provinsi Banten dikumpulkan oleh
BPS Provinsi Banten melalui masingmasing Bupati/Walikota. Sektor
keuangan negara sejak tahun 2000
dihitung berdasarkan tahun kalender
yang berakhir pada bulan Desember.
8. Banten Provincial Government

Finance Statistics sourced from the
Office of Financial Management
and Regional Asset Service, while
the government financial statistics
of regency/ municipality of Banten
Province is collected by the BPS
through the respective Office of the
Regent/Mayor. Since 2000 the
financial sector is based on
calendar year ending in December.
34
BAB II
PEMERINTAHAN
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

ADMINISTRATIVE AREA
Tabel
Table
2.1.1
Jumlah Kecamatan Menurut Kabupaten/Kota

Number of Districts by Regency/Municipality
in Banten Province, 2007-2011
Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pandeglang
35
35
35
35
35
2. Lebak
28
28
28
28
28
3. Tangerang 1)
36
36
29
29
29
4. Serang
34
28
28
28
28
5. Tangerang
13
13
13
13
13
6. Cilegon
7. Serang
...
...
...
Provinsi Banten
154
154
154
154
154
Kabupaten / Regency
2)
Kota / Municipality
Sumber / Source : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Provinsi Banten
Women and Rural Society Empowerment Board of Banten Province
Catatan / Note :
1)
2)
Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2007-2008 /

Including Tangerang Selatan Municipality for the year 2007-2008
Termasuk Kota Serang untuk tahun 2008 /Including Serang Municipality for 2008
35
GOVERNMENT
Tabel
Table
CHAPTER II
2.1.2
Jumlah Desa Menurut Kabupaten/Kota

Number of Villages by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pandeglang
322
322
322
322
326
2. Lebak
315
315
340
340
340
3. Tangerang 1)
251
251
246
246
246
4. Serang 2)
354
308
314
314
320
5. Tangerang
6. Cilegon
7. Serang
...
46
46
46
30
...
...
Provinsi Banten
1 242
1 242
1 273
1 273
1 267
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Catatan / Note :
1)
2)
36

BAB II
PEMERINTAHAN
Tabel
Table
2.1.3
Jumlah Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota

Number of Special Villages by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pandeglang
13
13
13
13
13
2. Lebak
3. Tangerang 1)
77
77
28
28
28
4. Serang 2)
20
5. Tangerang
104
104
104
104
104
6. Cilegon
43
43
43
43
43
7. Serang
...
20
20
20
36
...
...
49
49
49
Provinsi Banten
262
262
262
262
278
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Catatan / Note :
1)
2)

37
GOVERNMENT
CHAPTER II
2.2 SUMBER DAYA MANUSIA

HUMAN RESOURCES
Tabel
Table
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
38
2.2.1
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah

di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Banten
Menurut Unit Organisasi dan Jenis Kelamin, 2011
by Unit of Organization and Sex, 2011
Unit Organisasi
Organization
Laki-laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
7
92
33
23
30
33
19
21
25
67
55
34
58
35
56
33
38
37
32
34
31
16
220
117
82
138
89
65
1
44
24
19
15
15
18
13
30
35
24
9
27
22
31
16
30
28
17
16
15
6
122
28
20
51
18
98
8
136
57
42
45
48
37
34
55
102
79
43
85
57
87
49
68
65
49
50
46
22
342
145
102
189
107
163
Sekretariat Daerah
Biro Umum dan Perlengkapan
Biro Kesejahteraan Rakyat
Biro Organisasi
Biro Hukum
Biro Pemerintahan
Biro Perekonomian Daerah
Biro Administrasi Pembangunan
Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Inspektorat Provinsi
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Badan Pendidikan dan Pelatihan
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Badan Kepegawaian Daerah
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Badan Ketahanan Pangan Daerah
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Bandan Penanggulangan Bencana Daerah
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Pertanian dan Peternakan
Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
Dinas Kesehatan
BAB II
PEMERINTAHAN
Unit Organisasi
Organization
Laki-laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
73
209
42
66
81
80
50
46
127
22
12
48
13
5
12
264
45
23
26
32
32
13
26
16
8
59
6
1
85
473
87
89
107
112
82
59
153
38
20
107
19
6
6
9
84
5
9
6
11
18
90
Jumlah / Total
2 493
1 375
3 868
2010
2 369
1 208
3 577
29. Dinas Pertambangan dan Energi

30. Dinas Pendidikan
31. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
32. Dinas Kelautan dan Perikanan
33. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
34. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
35. Dinas Sosial
36. Dinas Pemuda dan Olah Raga
37. Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman
38. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
39. Kantor Penghubung
40. Rumah Sakit Umum Daerah Malingping
41. Sekretariat Dewan Korpri
42. Sekretariat Badan Kerjasama Pembangunan
Jabodetabekjur
43. Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
44. Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
45. Satuan Polisi Pamong Praja
Sumber / Source : Badan Kepegawaian Daerah - Provinsi Banten

Local Civil Service Agency of Banten Province
39
GOVERNMENT
Tabel
Table
2.2.2
CHAPTER II

Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin,
2010 - 2011
by Grade/Rank and Sex, 2010 - 2011
2010
Golongan/Ruang
Grade/Rank
(1)
2011
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
I/a
I/b
I/c
I/d
Jumlah Golongan I
2
6
3
11
2
6
3
11
1
1
2
7
11
1
1
1
2
2
7
12
II/a
II/b
II/c
II/d
Jumlah Golongan II
183
144
216
37
580
94
82
136
41
353
277
226
352
78
933
108
158
286
41
593
68
65
210
30
373
176
223
496
71
966
III/a
III/b
III/c
III/d
Jumlah Golongan III
505
326
350
235
1 416
358
194
139
65
756
863
520
489
300
2 172
510
369
372
266
1 517
400
232
188
74
8 94
910
601
560
340
2 411
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
Jumlah Golongan IV
212
105
32
13
362
89
7
2
1
99
301
112
34
14
461
221
107
31
13
372
92
12
2
1
107
313
119
33
14
479
2 369
1 208
3 577
2 493
1 375
3 868
Jumlah / Total

40
BAB II
PEMERINTAHAN
Tabel
Table
2.2.3

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin,
2010 - 2011
by Educational Level and Sex, 2010 - 2011
2010
Tingkat Pendidikan
Educational Level
2011
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
SD / Primary School
SMP /
Junior High School
25
12
1
1
26
13
20
12
1
2
21
14
SLTA /
Senior High School
589
224
813
555
203
758
58
67
125
57
66
123
Diploma III
231
209
440
237
238
475
Diploma IV
40
12
52
35
11
46
1 051
605
1 656
1 202
748
1 950
360
89
449
370
106
476
2 369
1 208
3 577
2 493
1 375
3 868
Diploma I / II
Strata I /
Bachelor Degree
Strata II /
Master Degree
Strata III /
Doctoral Degree
Jumlah / Total

41
GOVERNMENT
Tabel
Table
2.2.4
CHAPTER II

Menurut Golongan/Ruang dan Jenis Kelamin,
2010-2011
Number of Indonesian Government Civil Servants
in Banten Province by Grade/Rank and Sex,
2010-2011
2010
Golongan/Ruang
Grade/Rank
2011
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
I/a
I/b
I/c
I/d
Jumlah Golongan I
404
69
607
364
1 444
29
3
42
7
81
433
72
649
371
1 525
394
113
605
307
1 419
23
7
36
7
73
417
120
641
314
1 492
II/a
II/b
II/c
II/d
Jumlah Golongan II
7 039
2 926
2 354
1 134
13 453
5 121
4 478
3 314
1 215
14 128
12 160
7 404
5 668
2 349
27 581
5 608
3 769
2 344
1 076
12 797
4 090
4 691
3 550
1 253
13 584
9 698
8 460
5 894
2 329
26 381
III/a
III/b
III/c
III/d
Jumlah Golongan III
6 820
3 758
3 756
5 060
19 394
7 524
3 550
3 280
4 014
18 368
14 344
7 308
7 036
9 074
37 762
6 193
4 165
3 946
4 501
18 805
6 958
4 331
3 689
3 767
18 745
13 151
8 496
7 635
8 268
37 550
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
Jumlah Golongan IV
6 288
351
112
12
6 763
5 162
88
15
3
2
5 270
11 450
439
127
15
2
12 033
6 785
414
125
22
2
7 348
5 883
140
34
6
2
6 065
12 668
554
159
28
4
13 413
Jumlah / Total
41 054
37 847
78 901
40 369
38 467
78 836
Sumber / Source : Badan Kepegawaian Negara, Kantor Regional III - Bandung

Indonesian Civil Service Agency, Regional Office III - Bandung
42
BAB II
PEMERINTAHAN
Tabel
Table
2.2.5

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin,
2010-2011
in Banten Province by Educational Level and Sex,
2010-2011
2010
Tingkat Pendidikan
Educational Level
2011
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(1)
SD
Primary School
1 496
47
1 543
1 337
41
1 378
SMP
Junior High School
1 357
100
1 457
1 380
89
1 469
SLTA
Senior High School
12 298
8 292
20 590
11 574
8 123
19 697
Diploma I
Diploma I
160
1 383
1 543
124
1 105
1 229
Diploma II
Diploma II
9 283
13 707
22 990
7 845
11 709
19 554
Dipl. III / Sarjana Muda

Dipl. III / Bachelor
2 923
3 833
6 756
2 873
4 421
7 294
81
32
113
40
10
50
12 716
10 267
22 983
14 244
12 592
26 836
733
183
916
949
376
1 325
10
41 054
37 847
78 901
40 367
38 469
78 836
Diploma IV
Diploma IV
Strata I
Bachelor Degree
Strata II
Master Degree
Strata III
Doctoral Degree
Jumlah / Total

43
GOVERNMENT
Tabel
Table
2.2.6
CHAPTER II

Menurut Eselon dan Jenis Kelamin,
2010-2011
in Banten Province by Echelon and Sex,
2010-2011
2010
Eselon
Echelon
2011
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Non Eselon /
Non-echelon
38 211
37 163
75 374
36 880
37 152
74 032
Eselon / Echelon
2 843
684
3 527
3 489
1 315
4 804
II
86
90
145
15
160
III
556
74
630
501
92
593
IV
2 197
604
2 801
2 817
1 190
4 007
23
17
40
41 054
37 847
78 901
40 369
38 467
78 836
Jumlah / Total

44
BAB II
PEMERINTAHAN
Tabel
Table
2.2.7

Menurut Tempat Bertugas (Kabupaten/Kota)
dan Jenis Kelamin, 2010-2011
in Banten Province by Place of Duty
(Regency/Municipality) and Sex, 2010-2011
2010
Tempat Bertugas
(Kabupaten/Kota)
2011
Place of Duty
(Regency/Municipality)
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
Laki-Laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
7 576
6 308
13 884
7 366
6 270
13 636
2. Lebak
7 097
4 890
11 987
6 712
4 723
11 435
3. Tangerang
8 264
7 703
15 967
7 185
6 320
13 505
4. Serang
9 641
8 379
18 020
6 255
5 235
11 490
5. Tangerang
4 792
5 754
10 546
4 369
5 496
9 865
6. Cilegon
2 464
3 426
5 890
2 345
3 478
5 823
7. Serang
966
1 018
1 984
4 418
4 530
8 948
254
369
623
1 719
2 415
4 134
41 054
37 847
78 901
38 060
37 123
78 836
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Jumlah / Total

45
GOVERNMENT
Tabel
Table
2.2.8
CHAPTER II

Menurut Jabatan Fungsional Tertentu, 2009-2011
in Banten Province by Specific Functional Position,
2009-2011
Jabatan Fungsional Tertentu

Specific Functional Position
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
29 416
28 841
43 580
33
32
1 366
3. Tenaga Paramedis
Paramedics
1 943
1 910
495
4. Lainnya
Others
1 473
1 387
3 253
33 415
32 865
48 694
1. Tenaga Pendidikan / Guru

Education Worker / Teacher
2. Tenaga Medis
Medical Worker
Jumlah / Total

46
BAB II
PEMERINTAHAN
2.3 HASIL PEMILIHAN UMUM

GENERAL ELECTION RESULTS
Tabel
Table
Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten

Number of Parliament Members of Banten Province
by Party and Sex, 2011
2.3.1
Partai
Party
Laki-laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
Partai Demokrat
14
18
Partai Golongan Karya
11
13
Partai Keadilan Sejahtera
11
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
10
Partai Hati Nurani (Hanura)
Partai Persatuan Pembangunan
Partai Gerakan Indonesia Raya
Partai Kebangkitan Bangsa
Partai Bulan Bintang
Partai Amanat Nasional
Partai Karya Pembangunan Bangsa (PPKB)
Partai Bintang Reformasi
Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia

(PPNUI)
Partai Damai Sejahtera
Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
Partai Persatuan Daerah
Jumlah / Total
69
16
85
2010
69
16
85
2009
71
14
85
2008
69
75
Sumber / Source : Sekretariat DPRD Provinsi Banten

Secretariate of Banten Province Parliament
47
GOVERNMENT
Tabel
Table
2.3.2
CHAPTER II
Jumlah Anggota DPRD Provinsi Banten

Menurut Fraksi dan Jenis Kelamin, 2011
Number of Parliament Members of Banten Province
by Faction and Sex, 2011
Fraksi
Faction
Laki-laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
Fraksi Partai Demokrat
14
18
Fraksi Partai Golongan Karya
11
13
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
11
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan
10
Fraksi Partai Hati Nurani (Hanura)
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan
Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa
Framsi Bulan Bintang Peduli Bangsa
Fraksi Amanat Reformasi Daerah Ulama
Jumlah / Total
69
16
85
2010
69
16
85
2009
71
14
85
2008
69
75

48
BAB II
Tabel
Table
PEMERINTAHAN
2.3.3
Jumlah Keputusan DPRD Provinsi Banten,

2009-2011
Number of Parliament Decrees of Banten Province,
2009-2011
Jenis Keputusan
Type of Decree
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
38
28
29
10
...
54
48
37
1. Surat Keputusan Pimpinan DPRD

Parliament Chairmans Decrees Paper
2. Surat Keputusan Dewan
Parliament Decree
3. Peraturan Daerah
Regional Regulation
Jumlah / Total
49
GOVERNMENT
Tabel
Table
2.3.4
CHAPTER II
Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota

Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2011
Number of Parliament Members of Regency/Municipality
in Banten Province by Sex, 2011
Kabupaten/Kota
Laki-laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
45
50
2. Lebak
44
50
3. Tangerang
46
50
4. Serang
47
50
5. Tangerang
42
50
6. Cilegon
29
35
7. Serang
37
45
37
45
Provinsi Banten
327
48
375
2010
327
48
375
2009
327
48
375
2008
286
19
305
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

50
BAB II
Tabel
Table
PEMERINTAHAN
Jumlah Anggota DPR RI

dari Daerah Pemilihan Banten
Number of Indonesian Parliament Members
from the Constituency of Banten Province
by Party and Sex, 2011
2.3.5
Partai
Party
Laki-laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
Partai Demokrat
Partai Golongan Karya
Partai Keadilan Sejahtera
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Partai Hati Nurani (Hanura)
Partai Persatuan Pembangunan
Partai Gerakan Indonesia Raya
Partai Kebangkitan Bangsa
Partai Bulan Bintang
Partai Amanat Nasional
Partai Karya Pembangunan Bangsa

(PPKB)
Partai Bintang Reformasi
Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia

(PPNUI)
Partai Damai Sejahtera
Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
Partai Persatuan Daerah
Jumlah / Total
17
22
2010
17
22
2009
17
22
Sumber / Source : Sekretariat DPR Republik Indonesia

Secretariate of DPR RI
51
GOVERNMENT
CHAPTER II
2.4. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

FINANCE OF LOCAL GOVERNMENT
Tabel
Table
2.4.1
Rekapitulasi Realisasi Pendapatan dan Belanja

Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2010-2012
Recapitulation of Actual Receipts and Government
Expenditures of Banten Province (million rupiahs),
2010-2012
Uraian / Description
2010
2011
2012 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pendapatan Daerah
Local Government Receipt
3 139 484,89
3 755 614,33
4 948 594,69
2 321 585,34
2 895 569,55
2 981 553,00
812 654,17
849 490,70
916 372,00
5 245,39
10 554,08
1 050 669,69
2 834 570,53
3 901 218,11
5 180 594,69
1 304 622,48
1 819 695,80
2 094 492,00
1 529 948,05
2 081 522,31
3 086 102,69
3. Surplus (Defisit) / Surplus (Deficit)
304 914,37
- 145 603,78
- 232 000,00
4. Pembiayaan Daerah /
Local Government Financing
230 967,51
520 448,29
232 000,00
235 495,51
535 848,29
264 000,00
4 528,00
15 400,00
32 000,00
535 881,88
374 844,51
A. Pendapatan Asli Daerah/

Local Government Original Receipt
B. Dana Perimbangan /
Balanced Budget
C. Lain - lain Pendapatan Daerah Yang Sah /
Other Receipt
2. Belanja Daerah /
Local Expenditures
A. Belanja Langsung /
Direct Expenditures
B. Belanja Tidak Langsung /
Indirect Expenditures
A. Penerimaan Pembiayaan Daerah

Local Government Financing Receipts
B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Local Government Financing Expenditures
5. Sisa Lebih Penghitungan Anggaran
(SILPA) Tahun Berkenan
Rest of the Current Years Budget
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten
Office of Financial Management and Regional Asset Service of Banten Province
Catatan / Note : *) Rencana / Target
52
BAB II
Tabel
Table
PEMERINTAHAN
2.4.2
Realisasi Pendapatan Daerah

Pemerintah Provinsi Banten (juta rupiah), 2010-2012
Actual Local Government Receipts of Banten Province
(million rupiahs), 2010-2012
2010
2011
2012 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
A. Pendapatan Asli Daerah /

Local Government Original Receipt
1. Pajak Daerah / Local Tax
2. Retribusi Daerah / Local Retribution
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan / Results Management
of Separated Local Government Wealth
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Other Local Government Original Receipt
B. Dana Perimbangan / Balanced Budget
1. Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
Tax Share / Non Tax Share
2. Dana Alokasi Umum /
General Allocation Funds
3. Dana Alokasi Khusus /
Special Allocation Funds
C. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah /
Other Receipt
1. Pendapatan Hibah / Grant Receipts
2 321 585,34
2 895 569,55
2 981 553,00
2 208 085,11
2 769 882,20
2 841 335,00
3 207,71
3 780,28
5 818,00
37 874,45
31 532,94
60 800,00
72 418,07
90 374,12
73 600,00
812 654,17
849 490,70
916 372,00
417 014,55
343 927,42
355 852,00
381 979,02
460 383,68
530 833,00
13 660,60
45 179,60
29 687,00
5 245,39
10 554,08
1 050 669,69
5 245,39
4 373,30
4 150,00
2. Dana Darurat / Emergency Fund
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya
4 895,03
1 046 519,69
1 285,75
3 139 484,89
3 755 614,33
4 948 594,69
4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus /

Funds for Adjusments and Special Autonomy
5. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan Daerah /
Total Local Government Receipt
53
GOVERNMENT
Tabel
Table
2.4.3
CHAPTER II
Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Banten

Actual Local Government Expenditures
of Banten Province (million rupiahs), 2010-2012
2010
2011
2012 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
A. Belanja Tidak Langsung / Indirect Expenditures
1 304 622,48
2 081 522,31
3 086 102,69
280 475,12
320 486,55
367 476,00
2. Belanja Bunga / Interest Expenditures
3. Belanja Subsidi / Subsidies Expenditures
92 374,98
349 780,52
1 335 939,69
1. Belanja Pegawai / Personnel Expenditures
4. Belanja Hibah / Grant Expenditures

5. Belanja Bantuan Sosial / Social Aids Exp.
51 428,25
78 228,75
28 750,00
6. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi

/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa /
Sharing Fund Expenditures
7. Belanja Bantuan Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa / Financial Aids Exp.
8. Belanja Tidak Terduga / Unpredicted Exp.
736 769,05
1 016 068,94
983 951,00
139 455,06
316 890,81
364 986,00
4 120,00
66,74
5 000,00
B. Belanja langsung / Direct Expenditures
1 529 948,05
1 819 695,80
2 094 492,00
1. Belanja Pegawai / Personnel Expenditures
108 448,57
129 669,56
142 946,25
2. Belanja Barang dan Jasa /

Good and Services Expenditures
3. Belanja Modal / Capital Expenditures
594 936,80
972 617,44
916 577,30
826 562,69
717 408,80
1 034 968,45
2 834 570,53
3 901 218,11
5 180 594,69
Jumlah Belanja Daerah /

Total Local Government Expenditures
54
BAB II
Tabel
Table
PEMERINTAHAN
2.4.4
Realisasi Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi

Banten (juta rupiah), 2010-2012
Actual Local Government Financing of Banten Province
2010
2011
2012 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
235 495,51
535 848,29
264 000,00
235 495,51
535 848,29
264 000,00
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah /

Local Government Loan Receipts
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
6. Penerimaan Piutang Daerah
4 528,00
15 400,00
32 000,00
4 528,00
15 400,00
32 000,00
230 967,51
520 448,29
232 000,00
A. Penerimaan Pembiayaan Daerah /

Local Government Financing Receipts
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
Tahun Anggaran Sebelumnya /
Rest of the Previous Years Budget
2. Pencairan Dana Cadangan
B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah /

Local Government Financing Expenditures
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah /
Local Government Capital Participation
(Investment)
3. Pembayaran Pokok Utang /
Debt Principal Payments
4. Pemberian Pinjaman Daerah
5. Penjaminan Pinjaman
Jumlah Pembiayaan Daerah

The Number of Local Financing
55
GOVERNMENT
Tabel
Table
2.4.5
CHAPTER II
Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Recapitulation of Actual Receipts and
Regencies/Municipalities Government Expenditures in
Banten Province (million rupiahs), 2010-2012
2010
Kabupaten/Kota
(1)
2011
2012 1)
Pendapatan
Belanja
Pendapatan
Belanja
Pendapatan
Belanja
Receipts Expenditures Receipts Expenditures Receipts Expenditures
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
936 180
932 878
1 220 616
1 177 381
1 176 992
1 245 769
2. Lebak
955 534
894 312
1 185 100
1 172 548
1 185 512
1 224 353
1 638 706
1 783 509
2 224 308
2 027 970
2 205 029
2 403 052
949 390
991 763
1 322 429
1 173 464
1 336 539
1 513 852
1 358 921
1 395 734
1 839 865
1 635 674
1 824 070
2 076 769
6. Cilegon
685 599
673 877
858 321
839 873
907 526
927 526
7. Serang
517 574
480 433
702 986
704 437
687 078
687 078
918 193
727 048
1 494 991
1 289 439
1 400 414
1 553 567
7 960 097
7 879 555
3. Tangerang 2)
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
10 848 616 10 020 786
10 723 160 11 631 966

Catatan / Note : 1) Rencana / Target
2) Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2009 /
Including Tangerang Selatan Municipality for the year of 2009
56
BAB II
PEMERINTAHAN
2.5. PENERIMAAN PAJAK

TAX REVENUE
Tabel
Table
2.5.1
Realisasi Penerimaan Pajak di Provinsi Banten

Menurut Jenis Pajak (juta rupiah), 2010-2012
Realization of Tax Receipts in Banten Province
by Type of Taxes (million rupiahs), 2010-2012
Jenis Pajak / Type of Taxes
2010
2011
Rencana/
Target 2012
(1)
(2)
(3)
(4)
A. Pajak Penghasilan / Income Tax

1. PPh Non Migas
1.1 PPh Pasal 21
1.2 PPh Pasal 22
1.3 PPh Pasal 22 Impor
1.4 PPh Pasal 23
1.5 PPh Pasal 25/29 OP
1.6 PPh Pasal 25/29 Badan
1.7 PPh Pasal 26
1.8 PPh Final dan FLN
1.9 PPh Non Migas Lainnya
2. PPh Migas
2.1 PPh Minyak Bumi
2.2 PPh Gas Alam
2.3 PPh Lain Minyak Bumi
2.4 PPh Lainnya Gas Alam
B. PPN dan PPnBM / Value Added Tax and
Valua Added Tax on Luxury Goods
1. PPN Dalam Negeri
2. PPN Impor
3. PPnBM Dalam Negeri
4. PPnBM Impor
5. PPN/PPnBM Lainnya
C. Pajak Lainnya / Others Tax
1. Bea/Benda Meterai
2. PTLL
3. Bunga Penagihan PPh
4. Bunga Penag.PPN
5. BPP
6. PIB
Jumlah / Total
5 776 707
5 776 707
2 298 767
112 149
504 829
359 225
70 532
696 158
356 800
1 377 396
850
4 474 251
7 449 788
7 449 788
2 787 503
105 851
652 381
510 723
76 651
925 747
434 430
1 956 339
163
5 463 095
9 850 064
9 850 064
3 784 254
135 717
883 332
650 861
160 762
1 184 448
572 480
2 478 033
178
7 475 488
2 831 933
1 533 052
58 245
35 365
15 657
127 679
113 962
2
- 1 180
14 895
-
3 548 364
1 909 404
- 11 505
5 771
11 061
131 007
125 580
3
420
5 004
-
5 015 223
2 430 207
4 703
12 614
12 741
202 796
200 247
995
304
1 250
-
10 378 637
13 043 890
17 528 348
Sumber / Source : Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Provinsi Banten - Kementerian Keuangan
Regional Office of Banten Province, General Directorate of Tax - Ministry of Finance
57
GOVERNMENT
Tabel
Table
CHAPTER II
2.5.2
Realisasi Penerimaan Pajak di Provinsi Banten

Menurut Kantor Pelayanan dan Jenis Pajak
(juta rupiah), 2011
Realization of Tax Receipts in Banten Province
by Office and Type of Taxes (million rupiahs), 2011
Jenis Pajak / Type of Tax
KPP Pratama
Serang
KPP Pratama
Tangerang
Barat
KPP Pratama
Serpong
(1)
(2)
(3)
(4)

1. PPh Non Migas
1.1 PPh Pasal 21
1.2 PPh Pasal 22
1.4 PPh Pasal 23
1.7 PPh Pasal 26
2. PPh Migas
2.1 PPh Minyak Bumi
2.2 PPh Gas Alam
Value Added Tax on Luxury Goods
1. PPN Dalam Negeri
2. PPN Impor
4. PPnBM Impor
2. PTLL
4. Bunga Penag.PPN
5. BPP
6. PIB
Jumlah / Total
58
592 860
592 860
287 957
11 423
45 635
45 139
5 180
49 471
28 752
119 281
22
379 916
507 439
507 439
154 841
3 824
50 732
18 779
8 914
151 866
20 616
97 778
88
441 213
1 021 735
1 021 735
429 112
10 192
26 215
43 574
25 255
37 588
37 591
412 206
3
537 172
273 785
105 594
120
16
401
15 134
14 523
25
586
-
282 338
157 089
555
956
276
180
150
30
-
486 015
58 539
- 8 378
523
473
22 361
21 868
421
72
-
987 910
948 832
1 581 268
BAB II
PEMERINTAHAN
KPP Madya
Tangerang
KPP Pratama
Tangerang
Timur
KPP Pratama
Cilegon
(1)
(5)
(6)
(7)
2 555 909
2 555 909
741 605
7 092
387 813
211 233
593 941
162 189
452 036
2 810 817
251 040
251 040
73 480
5 666
17 033
11 826
12 639
23 639
3 661
103 096
1
268 297
750 801
750 801
353 865
58 984
22 729
51 550
8 683
4 407
19 092
231 491
294 305
1 545 303
1 260 358
19
4 841
297
69 161
69 126
- 117
152
-
244 550
27 590
- 2 602
- 1 267
26
105
105
-
210 266
84 665
- 1 947
87
1 234
7 953
7 933
5
15
-
5 435 887
519 442
1 053 058

1. PPh Non Migas
1.1 PPh Pasal 21
1.2 PPh Pasal 22
1.4 PPh Pasal 23
1.7 PPh Pasal 26
2. PPh Migas
2.1 PPh Minyak Bumi
2.2 PPh Gas Alam
1. PPN Dalam Negeri
2. PPN Impor
4. PPnBM Impor
2. PTLL
4. Bunga Penag.PPN
5. BPP
6. PIB
Jumlah / Total
59
GOVERNMENT
CHAPTER II
KPP Pratama
Kosambi
KPP Pratama
Pandeglang
KPP Pratama
Tigaraksa
(1)
(8)
(9)
(10)

1. PPh Non Migas
1.1 PPh Pasal 21
1.2 PPh Pasal 22
1.4 PPh Pasal 23
1.7 PPh Pasal 26
2. PPh Migas
2.1 PPh Minyak Bumi
2.2 PPh Gas Alam
1. PPN Dalam Negeri
2. PPN Impor
4. PPnBM Impor
2. PTLL
4. Bunga Penag.PPN
5. BPP
6. PIB
Jumlah / Total
150 836
150 836
49 119
1 390
25 114
6 640
2 970
21 416
2 948
41 238
1
177 740
127 625
127 625
87 872
4 004
229
8 670
1 604
1 584
102
23 545
15
76 990
1 491 541
1 491 541
609 652
3 277
76 880
113 312
11 405
41 835
159 478
475 669
34
476 646
117 099
59 681
364
417
178
1 115
1 081
33
1
-
76 476
214
102
5
194
8 986
8 986
-
312 532
155 674
263
194
7 982
6 077
1 871
3
54
4 149
-
213 601
1 974 264
329 691
60
BAB II
Tabel
Table
PEMERINTAHAN
2.5.3
Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (juta rupiah), 2011
Revenue Realization of Land and Housing Tax (LHT)
by Sector and Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2011
Kabupaten/Kota
(1)
Pajak Bumi Bangunan (PBB)

Land and Housing Taxes (LHT)
Pedesaan
Rural
Perkotaan
Urban
Perkebunan
Estates
Kehutanan
Forestry
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
3 562
3 125
1 052
731
2. Lebak
4 883
1 867
3 209
623
3. Tangerang
44 741
117 421
4. Serang
15 628
16 246
137
107
5. Tangerang
199 091
6. Cilegon
10 465
7. Serang
54 167
130 779
Provinsi Banten
68 814
533 161
4 398
1 461
2010
52 152
502 723
4 561
1 444
2009
41 510
464 620
3 781
1 129
2008
34 561
386 998
3 350
967
Kota / Municipality
61
GOVERNMENT
CHAPTER II
Kabupaten/Kota
(1)
Pajak Bumi Bangunan

Land and Housing Taxes
Pertambangan
Mining
BPHTB
TAOLB
(6)
(7)
Jumlah
Total
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
31 140
39 610
2. Lebak
30 751
41 333
3. Tangerang
29 871
192 032
4. Serang
18 499
50 617
5. Tangerang
25 634
224 725
6. Cilegon
18 499
28 964
7. Serang
11 826
65 993
12 833
143 612
Provinsi Banten
179 053
786 886
2010
168 488
674 233
1 403 600
2009
135 915
467 073
1 114 027
2008
159 859
480 808
1 066 544
Kota / Municipality
Catatan / Note :
BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan) /
TAOLB (Taxes for The Acquisition of Ownership of Land and Buildings)
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan = PBB + BPHTB /
Revenue of Land and Housing Tax = LHT + TAOLB
62
3
PENDUDUK DAN TENAGA KERJA
Population and Employment
BAB III
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Sumber utama data kependudukan

adalah Sensus Penduduk yang
dilaksanakan setiap sepuluh tahun
sekali. Sensus Penduduk telah
dilaksanakan sebanyak enam kali
sejak Indonesia merdeka yaitu
tahun 1961, 1971, 1980, 1990,
2000 dan 2010. Selain Sensus
Penduduk, untuk menjembatani
ketersediaan data kependudukan
diantara dua periode sensus, BPS
melakukan Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS). SUPAS telah
dilakukan sebanyak empat kali,
tahun 1976, 1985, 1995 dan 2005.
Data kependudukan Sensus dan
SUPAS adalah proyeksi penduduk.
1. The main source of demographic

data is Population Census, which
is conducted every ten years.
Population Census has been
conducted
six
times
since
Indonesias independence: 1961,
1971, 1980, 1990, 2000 and 2010.
In addition to the Census, BPS also
conducted Intercensal Population
Survey, called SUPAS which is
designed to proceed demographic
data between two censuses. SUPAS
has been conducted four times:
1976, 1985, 1995 and 2005.
Besides Population Census and
SUPAS, this report also uses
population projection.
Di dalam sensus penduduk,

pencacahan dilakukan terhadap
seluruh penduduk yang berdomisili
di wilayah teritorial Indonesia
termasuk warga negara asing
kecuali anggota Korps Diplomatik
beserta keluarganya. Berbeda
dengan
pelaksanaan
sensus
penduduk sebelumnya, Sensus
Penduduk 2010 hanya melaksanakan metode pencacahan lengkap
termasuk pula anggota rumah
tangga Korps diplomatik RI yang
tinggal di luar negeri. Sensus
Penduduk 2010 dilakukan serentak
diseluruh tanah air mulai tanggal
1-31 Mei 2010.
The population census enumerates

all residents domicile in the entire
territory of Republic of Indonesia
including
foreign
citizenship
except the diplomatic corps
members and their families. The
implementation of the 2010
Population Census was different
from the previous censuses
because it only caried out complete
enumeration method covering
more complete variables. As
compared to the previous censuses,
the 2010 Population Census only
carried
out
the
complete
enumeration method included
household
members
of
the
diplomatic corp of Indonesia living
abroad.
Metode
pengumpulan
data
dilakukan dengan wawancara
antara petugas sensus dengan
responden.
The 2010 Population Census was

simultaneously
conducted
in
Indonesia territory from 1-31 May
2010.
65
CHAPTER III
Cara pencacahan yang dipakai

dalam sensus penduduk adalah
kombinasi antara de jure dan de
facto. Bagi penduduk yang
bertempat tinggal tetap dipakai
cara de jure, dicacah di mana
mereka biasa tinggal, sedangkan
untuk penduduk yang tidak
bertempat tinggal tetap dicacah
dengan cara de facto, yaitu dicacah
di tempat di mana mereka
ditemukan petugas sensus biasanya
pada malam Hari Sensus.
Termasuk penduduk yang tidak
bertempat tinggal tetap adalah tuna
wisma, awak kapal berbendera
Indonesia, penghuni perahu/rumah
apung,
masyarakat
terpencil/
terasing dan pengungsi. Bagi
mereka yang mempunyai tempat
tinggal tetap, tetapi sedang
bertugas ke luar wilayah lebih dari
enam bulan, tidak dicacah di
tempat tinggalnya. Sebaliknya,
seseorang
atau
keluarga
menempati suatu bangunan belum
mencapai enam bulan tetapi
bermaksud menetap disana dicacah
di tempat tersebut.
Data
were
collected
by
interviewing respondents in which
the combination of de jure and de
facto approaches were applied. De
jure was applied to the permanent
residents, while de facto was
applied
to
non-permanent
residents. The permanent residents
were enumerated in place where
they normally live, the non
permanent
residents
were
enumerated where they were found
by the enumerators, usually on the
night of Census Day. The non
permanent
residents
include
homeless people, ship crew, boat
people, remote area community
and internally displaced persons.
For those who had permanent
residence but had been away from
their former home for six months
or more were not enumerated in
their permanent places. In
contrast, someone or a family who
moved to another place less than
six months but intended to settle
there, was enumerated in that
place.
2. Penduduk adalah semua orang

yang berdomisili di suatu daerah
selama 6 bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang
dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap.
2. Population are all residents who

have stayed for six months or
longer, and those who intended to
stay more than six months even
though their length of stay is less
than six months.
3. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk

adalah angka yang menunjukkan
tingkat pertambahan penduduk per
tahun dalam jangka waktu tertentu.
3. Average growth of population is

the annual population growth rate
over a certain period.
4. Kepadatan Penduduk adalah

banyaknya penduduk per km
persegi.
4. Population density is the number

of people per square kilometer.
66
BAB III
5. Rasio Jenis Kelamin adalah

perbandingan antara banyaknya
penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada
suatu daerah dan waktu tertentu.
Biasanya
dinyatakan
dengan
banyaknya penduduk laki-laki
untuk 100 penduduk perempuan.
5. Sex Ratio is the ratio of the

number of males to the number of
females in a given area and time,
usually expressed as the number of
males for every 100 females.
6. Rumah Tangga adalah seseorang

atau sekelompok orang yang
mendiami sebagian atau seluruh
bangunan
fisik/sensus,
dan
biasanya tinggal bersama serta
pengelolaan makan dari satu dapur.
Yang dimaksud makan dari satu
dapur adalah jika pengurusan
kebutuhan sehari-harinya dikelola
bersama-sama menjadi satu.
6. Household is an individual or a
group of people living in a
physical/census building unit or
part of it and usually commit on a
common provision for food and
other essentials of living. Common
provision for food means one
organising daily needs for all of
household members
7. Anggota Rumah Tangga adalah

semua orang yang biasanya
bertempat tinggal di suatu rumah
tangga, baik yang berada di rumah
pada waktu pencacahan maupun
yang sementara tidak ada. Ratarata Anggota Rumah Tangga
rata-rata jumlah anggota rumah
tangga per rumah tangga.
7. Household member is a person

who usually lives in a household
regardless of their location at the
time of enumeration. Average
household size is the average
number of household members per
household.
8. Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Survei Angkatan

Kerja Nasional (Sakernas), yang
khusus dirancang untuk mengumpulkan informasi/data ketenagakerjaan dan dimaksudkan untuk
memantau indikator ketenagakerjaan yang mengacu pada KILM
(Key Indicators of the Labour
Market) yang direkomendasikan
oleh ILO (International Labour
Organization).
8. The main source of employment

data is National Labour Force
Survey (Sakernas). This survey is
specifically designed to collect
information
on
employment
statistics and is intended to
monitor the employment indicator
refers to the KILM (Key Indicators
of
the
Labour
Market)
recommended by ILO (International Labour Organization).
67
CHAPTER III
Sakernas pertama kali diselenggarakan pada tahun 1976 dan

mulai tahun 2005 pengumpulan
datanya
dilaksanakan
secara
semesteran pada bulan Pebruari
(semester
I)
dan
Agustus
(semester II).
The first Sakernas was conducted

in 1976 and since 2005, Sakernas
has been conducted in semester
period, i.e February (the first
semester) and August (the second
semester).
9. Sejak Sakernas 2001, konsep status

pekerjaan
dan
pengangguran
mengalami
perluasan
dan
penyempurnaan. Status pekerjaan
yang sebelumnya hanya 5 kategori,
mulai tahun 2001 ditambahkan
kategori baru yaitu: pekerja bebas
di pertanian dan pekerja bebas di
non pertanian. Selain itu, dalam
rangka menyesuaikan dengan
konsep ILO, konsep pengangguran
terbuka diperluas yaitu di samping
mencakup penduduk yang aktif
mencari pekerjaan, mencakup pula
kelompok penduduk yang sedang
mempersiapkan usaha/pekerjaan
baru, dan kelompok penduduk
yang tidak mencari pekerjaan,
karena merasa tidak mungkin
mendapatkan
pekerjaan
serta
kelompok penduduk yang tidak
aktif mencari pekerjaan dengan
alasan sudah diterima bekerja/
mempunyai pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja.
9. Since 2001 Sakernas, the concept

of
employment
status
and
unemployment was revised. The
employment status, previously
covered only 5 categories, but
since 2001 two new categories of
casual
employee
both
in
agriculture and in non agriculture
sectors have been added. To adapt
the ILO concept, the concept of
open unemployment was also
extended. Open unemployment now
covers population who were
looking for work, population who
were
establishing
a
new
business/firm/
establishment,
discouraged job seekers, and those
who were not actively looking for
work with the reason of already
having job but not starting to work.
10. Penduduk Usia Kerja adalah

penduduk yang berumur 15 tahun
ke atas.
10. Working Age Population is

population aged 15 years and over.
11. Angkatan Kerja adalah penduduk

usia kerja yang bekerja atau punya
pekerjaan namun sementara tidak
bekerja dan pengangguran.
11. Labor Force are people aged 15

years old and over who, in the
previous week, were working,
temporarily absent from work but
having jobs, and those who did not
have job and were looking for
work.
68
BAB III
12. Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh

atau
membantu
memperoleh
pendapatan atau keuntungan dan
lamanya bekerja paling sedikit
1 jam secara terus menerus dalam
seminggu yang lalu (termasuk
pekerja keluarga tanpa upah yang
membantu dalam suatu usaha/
kegiatan ekonomi).
12. The concept of working means

activity intended to earn income by
doing work or helping to do work
at least one hour continuously
during
the
reference
week
(including unpaid family worker/s
for any economic activity).
13. Jumlah Jam Kerja Seluruhnya

adalah jumlah jam kerja yang
digunakan untuk bekerja (tidak
termasuk jam kerja istirahat resmi
dan jam kerja yang digunakan
untuk hal-hal di luar pekerjaan).
13. Total Working Hours is the total

hours spent by an employee to
perform all jobs (excluding the
time used for other activities which
are not classified as work).
14. Lapangan Usaha adalah bidang

kegiatan dari pekerjaan/tempat
bekerja dimana seseorang bekerja.
Klasifikasi
lapangan
usaha
mengikuti
Klasifikasi
Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
dalam 1 digit.
14. Industry is field of a persons

activity or establishment. The
classification of industries follows
the Indonesia Standard Industrial
Classification (KBLI) in one digit.
15. Status Pekerjaan adalah kedudukan

seseorang dalam unit usaha/
kegiatan
dalam
melakukan
pekerjaan.
15. Employment Status is the status of

a person at his place of work or
establishment where he was
employed.
16. Pekerja Tak Dibayar adalah

seseorang yang bekerja membantu
usaha
untuk
memperoleh
penghasilan/keuntungan
yang
dilakukan oleh salah seorang
anggota rumah tangga atau bukan
anggota rumah tangga tanpa
mendapat upah/gaji.
16. Unpaid Worker is a person who

intended to work without pay in an
establishment run by other
members of the family, relative or
neighbour.
69
CHAPTER III
3.1 PENDUDUK
POPULATION
Tabel
3.1.1
Table
Kabupaten/Kota
Regency/
Municipality
(1)
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota

Population by Sex and Regency/Municipality
2010
2011
Laki-laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
Laki-laki
Male
Perempuan
Female
Jumlah
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten/Regency
1. Pandeglang
589 056
560 554
1 149 610
599 506
572 673
1 172 179
2. Lebak
619 052
585 043
1 204 095
630 629
598 255
1 228 884
1 454 956
1 379 420
2 834 376
1 516 873
1 443 601
2 960 474
713 694
689 124
1 402 818
728 265
705 872
1 434 137
5. Tangerang
921 043
877 558
1 798 601
955 722
914 069
1 869 791
6. Cilegon
191 879
182 680
374 559
197 230
188 490
385 720
7. Serang
297 187
280 598
577 785
307 226
291 181
598 407
652 281
638 041
1 290 322
684 155
671 771
1 355 926
5 193 018 10 632 166
5 619 606
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Municipality
Provinsi Banten
5 439 148
5 385 912 11 005 518
70
BAB III
Tabel
3.1.2
Table
Kelompok
Umur
Age Group
(1)
Penduduk Menurut Kelompok Umur

dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2010-2011
Number of Population by Age Group and Sex
2010
Laki-laki
Male
(2)
Perempuan
Female
(3)
2011
Jumlah
Total
(4)
Laki-laki
Male
(5)
Perempuan
Female
(6)
Jumlah
Total
(7)
04
540 609
509 702
1 050 311
575 366
545 288
1 120 654
59
550 916
517 076
1 067 992
532 087
504 282
1 036 369
10 14
549 494
514 560
1 064 054
555 120
520 559
1 075 679
15 19
521 301
497 914
1 019 215
535 954
511 313
1 047 267
20 24
514 698
515 218
1 029 916
533 301
530 276
1 063 577
25 29
540 294
535 167
1 075 461
541 837
539 871
1 081 708
30 34
489 018
487 768
976 786
511 357
512 658
1 024 015
35 39
452 451
425 133
877 584
468 435
447 302
915 737
40 44
380 622
345 887
726 509
401 102
367 767
768 869
45 49
295 174
265 664
560 838
316 121
285 402
601 523
50 54
224 961
197 706
422 667
239 550
212 376
451 926
55 59
149 150
123 458
272 608
162 151
138 606
300 757
60 64
94 560
94 910
189 470
105 061
99 916
204 977
65 69
62 094
66 099
128 193
65 535
69 971
135 506
70 74
39 693
49 363
89 056
41 397
49 553
90 950
75 +
34 113
47 393
81 506
35 232
50 772
86 004
5 439 148
5 193 018
10 632 166
5 619 606
5 385 912
11 005 518
Jumlah / Total
71
Tabel
3.1.3
Table
CHAPTER III
Distribusi Persentase Penduduk dan

Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
Percentage Distribution of Population and
Population Density by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Persentase Penduduk
Percentage of Population
Rasio Seks
Sex Ratio
Kepadatan Penduduk per km2

Population Density per sq.km
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
10,81
10,65
105,1
104,7
419
427
2. Lebak
11,33
11,17
105,8
105,4
351
359
3. Tangerang
26,66
26,90
105,5
105,1
2 801
2 926
4. Serang
13,19
13,03
103,6
103,2
809
827
16,92
16,99
105,0
104,6
11 685
12 147
6. Cilegon
3,52
3,50
105,0
104,6
2 134
2 198
7. Serang
5,43
5,44
105,9
105,5
2 166
2 244
12,14
12,32
102,2
101,8
8 766
9 212
100,00
100,00
104,7
104,3
1 100
1 139
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
72
BAB III
Tabel
3.1.4
Table
Jumlah Rumahtangga dan Rata-rata Banyaknya

Anggota Rumahtangga Menurut Kabupaten/Kota
Number of Household and Average Household Size
by Regency/Municipality in Banten Province, 2010-2011
Kabupaten/Kota
Jumlah Rumahtangga
Number of Household
Rata-rata Banyaknya
Anggota Rumahtangga
Average Household Size
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pandeglang
272 937
281 098
4,21
4,17
2. Lebak
294 780
325 964
4,08
3,77
3. Tangerang
690 042
706 557
4,11
4,19
4. Serang
318 873
323 004
4,40
4,44
475 302
492 050
3,78
3,80
6. Cilegon
89 754
90 333
4,17
4,27
7. Serang
126 008
132 391
4,59
4,52
328 926
332 335
3,92
4,08
2 596 622
2 684 273
4,09
4,10
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
73
Tabel
Table
3.1.5
CHAPTER III
Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

Population by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
1961
1971
1980
1990
2000
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1. Pandeglang
440 213
572 628
694 759
858 435 1 011 843
1 149 610
1 172 179
2. Lebak
427 802
546 364
682 868
873 646 1 030 245
1 204 095
1 228 884
3. Tangerang 1)
643 647
789 870 1 131 199 1 843 755 1 958 215
2 834 376
2 960 474
4. Serang 2)
648 115
766 410
968 358 1 244 755 1 216 972
1 402 818
1 434 137
206 743
276 825
397 825
921 848 1 326 117
1 798 601
1 869 791
6. Cilegon
72 054
93 057
140 828
226 083
294 995
374 559
385 720
7. Serang
...
...
...
...
436 122
577 785
598 407
...
...
...
...
823 768
1 290 322
1 355 926
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
2 438 574 3 045 154 4 015 837 5 968 522 8 098 277 10 632 166 11 005 518

Catatan / Note
1)
2)
74
Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980 dan 1990.
Including Tangerang Selatan Municipality for Population Census 1961, 1971, 1980, and 1990.
Termasuk Kota Serang untuk Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980 dan 1990
Including Serang Municipality for Population Census 1961, 1971, 1990, and 1990.
BAB III
Tabel
3.1.6
Table
Laju Pertumbuhan Penduduk

di Provinsi Banten (persen), 1961-2011
Population Growth Rate by Regency/Municipality
in Banten Province (percent), 1961-2011
Kabupaten/Kota
1961-1971
1971-1980
1980-1990
1990-2000
2000-2010
2010-2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
2,66
2,17
2,14
1,66
1,30
0,76
2. Lebak
2,48
2,51
2,49
1,66
1,58
0,85
3. Tangerang 1)
4,07
4,07
5,00
4,20
3,80
3,03
4. Serang 2)
2,69
2,63
2,54
2,88
1,44
1,01
5. Tangerang
2,96
4,11
8,77
3,70
3,12
2,58
6. Cilegon
2,59
4,71
4,85
2,70
2,44
1,69
7. Serang
...
...
...
...
2,88
2,23
...
...
...
...
4,63
3,60
2,25
3,12
4,04
3,10
2,78
2,17
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note
1)
2)
Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, dan 1990.
Including Tangerang Selatan Municipality for Population Census 1961, 1971, 1980, and 1990.
Termasuk Kota Serang untuk Sensus Penduduk 1961, 1971, 1980, dan 1990.
Including Serang Municipality for Population Census 1961, 1971, 1980, and 1990.
75
CHAPTER III
3.2 KETENAGAKERJAAN
EMPLOYMENT
Tabel
Table
Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Banten,

2011-2012
Employment Indicators of Banten Province, 2011-2012
3.2.1
Uraian
Description
Satuan
Unit
Februari
February
2011
Agustus
August
2011
Februari
February
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas

Population 15 Years of Age and Over
orang/people
7 591 280
7 686 359
7 783 259
2. Angkatan Kerja/Economically Active
orang/people
5 164 681
5 210 224
5 398 644
a. Bekerja/Working
b. Pengangguran/Unemplyment
orang/people
orang/people
4 467 598
697 083
4 529 660
680 564
4 818 967
579 677
orang/people
2 426 599
2 476 135
2 384 615
3. Bukan Angkatan Kerja

Not Economically Active
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Open Unemployment Rate (OURs)
persen/percent
68,03
67,79
69,36
5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Labor Force Partipation Rate (LFPRs)
persen/percent
13,50
13,06
10,74
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Agustus 2010-Februari 2012
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey, August 2010-February 2012
76
BAB III
Tabel
3.2.2
Table
Golongan Umur
Age Group
(1)
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas di Provinsi Banten

Menurut Golongan Umur dan Jenis Kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu, 2011
Population 15 Years of Age and Over in Banten Province
by Age Group and Type of Activity
During The Previous Week, 2011
Angkatan Kerja
Economically Active
Bekerja
Working
Pengangguran
Unemployment
Jumlah
Total
Bukan
Angkatan Kerja
(2)
(3)
(4)
(5)
Penduduk
15 Tahun Ke Atas
Population
15 Years of Age
(6)
15 - 19
234 592
256 501
491 093
668 793
1 159 886
20 - 24
557 028
152 302
709 330
245 003
954 333
25 - 29
727 049
87 744
814 793
254 619
1 069 412
30 - 34
697 431
61 865
759 296
288 921
1 048 217
35 - 39
608 766
27 046
635 812
203 408
839 220
40 - 44
607 543
18 762
626 305
189 189
815 494
45 - 49
418 535
15 683
434 218
138 646
572 864
50 - 54
301 311
12 889
314 200
127 584
441 784
55
377 405
47 772
425 177
359 972
785 149
4 529 660
680 564
5 210 224
2 476 135
7 686 359
Jumlah / Total
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2011
BPS Statistics of Banten Province, National Labor Force Survey August 2011
77
Tabel
3.2.3
Table
Pendidikan Tertinggi
Yang Ditamatkan
Educational
Attainment
(1)
CHAPTER III

Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan
Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu, 2011
Population 15 Years of Age and Over in Banten Province
by Educational Attainment and Type of Activity
Angkatan Kerja
Economically Active
Bekerja
Working
Pengangguran
Unemployment
Jumlah
Total
(2)
(3)
(4)
Bukan
Angkatan Kerja
Penduduk
15 Tahun Ke Atas
Population
15 Years of Age
(5)
(6)
Tidak/Belum Tamat
SD/Sederajat
No schooling /
did not complete
Primary School
641 237
72 763
714 000
558 786
1 272 786
SD/Sederajat
Elementary School
1 181 876
135 939
1 317 815
633 215
1 951 030
SLTP/Sederajat
Junior High School
884 938
206 681
1 091 619
747 349
1 838 968
SLTA/Sederajat
Senior High School
1 352 972
232 023
1 584 995
469 277
2 054 272
468 637
33 158
501 795
67 508
569 303
4 529 660
680 564
5 210 224
2 476 135
7 686 359
Universitas/Sederajat
University/Academy
Jumlah / Total
78
BAB III
Tabel
3.2.4
Table

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu, 2011
Population 15 Years of Age in Banten Province
by Regency/Municipality and Type of Activity
Angkatan Kerja
Economically Active
Kabupaten/Kota
(1)
Bekerja
Working
Pengangguran
Unemployment
Jumlah
Total
(2)
(3)
(4)
Bukan
Penduduk
Angkatan Kerja 15 Tahun Ke
Not
Atas
Economically Population
Active
15 Years of Age
(5)
(6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
455 379
58 108
513 487
285 352
798 839
2. Lebak
482 907
66 471
549 378
314 439
863 817
1 212 422
204 358
1 416 780
622 785
2 039 565
570 246
87 433
657 679
358 176
1 015 855
5. Tangerang
823 516
121 818
945 334
399 215
1 344 549
6. Cilegon
161 448
24 426
185 874
79 664
265 538
7. Serang
236 579
38 015
274 594
125 706
400 300
587 163
79 935
667 098
290 798
957 896
4 529 660
680 564
5 210 224
2 476 135
7 686 359
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
Provinsi Banten
79
Tabel
Table
3.2.5
Golongan Umur
Age Group
(1)
CHAPTER III
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja

Menurut Golongan Umur dan Lapangan Pekerjaan
Population 15 Years of Age and Over Who Worked
by Age Group and Main Industry
Lapangan Usaha Pekerjaan Utama
Main Industry
Pertanian
Agriculture
Industri
Industry
(2)
(3)
Perdagangan Jasa-jasa
Trading
Services
(4)
Lainnya
Others
Jumlah
Total
(5)
15 - 19
27 886
71 714
67 585
47 456
19 951
234 592
20 - 24
40 300
210 825
124 459
108 888
72 556
557 028
25 - 29
67 228
233 439
159 149
133 891
133 342
727 049
30 - 34
51 971
207 442
157 153
142 154
138 711
697 431
35 - 39
74 235
150 950
149 644
111 740
122 197
608 766
40 - 44
100 027
130 137
155 907
103 097
118 375
607 543
45 - 49
72 042
69 883
105 235
80 116
91 259
418 535
50 - 54
69 965
39 664
90 872
50 533
50 277
301 311
55
126 468
26 373
108 381
52 660
63 523
377 405
Jumlah / Total
630 122
1 140 427
1 118 385
830 535
810 191
4 529 660
80
BAB III
Tabel
3.2.6
Table
Yang Ditamatkan
Educational
Attainment
Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja

Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2011
by Educational Attainment and Main Industry
Main Industry
Pertanian
Agriculture
(1)
(2)
Industri Perdagangan Jasa-jasa

Industry
Trading
Services
(3)
(4)
Lainnya
Others
Jumlah
Total
(5)
Tidak/Belum Tamat
SD/Sederajat
No schooling /
did not complete
Primary School
230 716
85 040
148 868
81 246
95 367
641 237
SD/Sederajat
Elementary School
311 362
209 582
319 378
113 116
228 438
1 181 876
SLTP/Sederajat
Junior High School
64 161
298 846
242 203
132 067
147 661
884 938
SLTA/Sederajat
Senior High School
21 461
504 857
348 303
257 766
220 585
1 352 972
2 422
42 102
59 633
246 340
118 140
468 637
630 122
1 140 427
1 118 385
830 535
810 191
4 529 660
University/Academy
Jumlah / Total
81
Tabel
3.2.7
Table
Kabupaten/Kota
(1)
CHAPTER III

Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan
by Regency/Municipality and Main Industry
Main Industry
Pertanian
Agriculture
Industri
Industry
(2)
(3)
Perdagangan Jasa-jasa Lainnya

Trading
Services Others
(4)
Jumlah
Total
(5)
Kabupaten/Regency
1. Pandeglang
165 870
45 059
108 169
65 440
70 841
455 379
2. Lebak
207 112
27 020
87 106
56 674
104 995
482 907
75 426
544 270
278 954
159 043
154 729
1 212 422
141 965
119 375
135 709
88 390
84 807
570 246
14 635
268 959
216 598
172 268
151 056
823 516
6. Cilegon
8 264
26 089
48 782
36 394
41 919
161 448
7. Serang
11 259
50 365
78 686
59 287
36 982
236 579
5 591
59 290
164 381
193 039
164 862
587 163
630 122
1 140 427
1 118 385
830 535
810 191
4 529 660
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
82
BAB III
Tabel
3.2.8
Table

Menurut Golongan Umur dan Status Pekerjaan Utama
by Age Group and Main Employment Status
Status Pekerjaan Utama / Main Employment Status
Berusaha Sendiri
Self Employed
Dibantu Buruh
Tidak Tetap
Self Employed Assisted
by Family Member /
Temporary Worker
Dibantu Buruh Tetap

Employer with
Permanent Workers
(1)
(2)
(3)
(4)
15 - 19
25 963
5 308
1 037
20 - 24
61 952
19 870
25 - 29
95 063
30 886
11 695
30 - 34
105 960
47 242
12 520
35 - 39
136 594
63 342
20 949
40 - 44
134 256
74 278
25 357
45 - 49
92 298
55 536
17 982
50 - 54
79 677
40 076
12 854
55
104 060
99 493
17 662
Jumlah / Total
835 823
436 031
120 056
Golongan Umur
Age Group
83
CHAPTER III

Golongan Umur
Age Group
Buruh/Karyawan Pekerja Bebas

Employee
Casual Employee
(7)
Jumlah
Total
(1)
(5)
15 - 19
149 206
21 801
31 277
234 592
20 - 24
392 047
43 355
39 804
557 028
25 - 29
470 129
70 300
48 976
727 049
30 - 34
447 343
56 048
28 318
697 431
35 - 39
278 462
73 593
35 826
608 766
40 - 44
271 262
56 972
45 418
607 543
45 - 49
180 448
44 689
27 582
418 535
50 - 54
105 126
30 996
32 582
301 311
55
87 151
37 443
31 596
377 405
2 381 174
435 197
321 379
4 529 660
Jumlah / Total
(6)
Pekerja Tidak
Dibayar
Unpaid Worker
(8)
84
BAB III
Tabel
3.2.9
Table

Status Pekerjaan Utama di Provinsi Banten, 2011
by Educational Attainment and Main Employment Status
Yang Ditamatkan
Educational
Attainment
Berusaha Sendiri
Self Employed
Dibantu Buruh
Tidak Tetap
by Family Member /
Temporary Worker
Dibantu Buruh Tetap

Employer with
Permanent Workers
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak/Belum Tamat
SD/Sederajat
No schooling /
did not complete
Primary School
180 163
119 204
15 974
SD/Sederajat
Elementary School
291 617
170 250
27 099
SLTP/Sederajat
Junior High School
158 874
61 401
25 162
SLTA/Sederajat
Senior High School
187 509
79 483
35 384
17 660
5 693
16 437
835 823
436 031
120 056
University/Academy
Jumlah / Total
85
CHAPTER III

Yang Ditamatkan
Educational
Attainment
(1)

Employee
Casual Employee
Pekerja Tidak
Dibayar
Unpaid Worker
(5)
(6)
Tidak/Belum Tamat
SD/Sederajat
No schooling /
did not complete
Primary School
142 513
106 041
77 342
641 237
SD/Sederajat
Elementary School
341 379
213 043
138 488
1 181 876
SLTP/Sederajat
Junior High School
505 820
79 736
53 945
884 938
SLTA/Sederajat
Senior High School
968 475
33 173
48 948
1 352 972
University/Academy
422 987
3 204
2 656
468 637
2 381 174
435 197
321 379
4 529 660
Jumlah / Total
(7)
Jumlah
Total
(8)
86
BAB III
Tabel
3.2.10
Menurut Kabupaten/Kota dan Status Pekerjaan
Table
by Recency/Municipality and Main Employment Status
Berusaha Sendiri
Self Employed
Dibantu Buruh
Tidak Tetap
by Family Member /
Temporary Worker
Dibantu Buruh Tetap

Employer with
Permanent Workers
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
99 536
49 962
7 347
2. Lebak
61 431
118 305
21 300
3. Tangerang
229 655
90 868
27 960
4. Serang
139 245
85 774
12 948
155 316
41 766
25 489
6. Cilegon
32 635
13 147
4 226
7. Serang
40 148
21 171
6 546
77 857
15 038
14 240
Provinsi Banten
835 823
436 031
120 056
Kabupaten/Kota
(1)
Kabupaten/Regency
Kota/Municipality
5. Tangerang
87
CHAPTER III

Kabupaten/Kota
(1)

Employee
Casual Employee
Pekerja Tidak
Dibayar
Unpaid Worker
(7)
Jumlah
Total
(5)
(6)
(8)
134 236
109 240
55 058
455 379
68 319
116 274
97 278
482 907
3. Tangerang
759 938
57 810
46 191
1 212 422
4. Serang
215 763
63 642
52 874
570 246
538 995
36 479
25 471
823 516
6. Cilegon
80 129
15 491
15 820
161 448
7. Serang
132 535
21 074
15 105
236 579
451 259
15 187
13 582
587 163
2 381 174
435 197
321 379
4 529 660
Kabupaten/Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
Kota/Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
88
BAB III
Tabel
3.2.11
Table
Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja

Menurut Golongan Umur dan Jumlah Jam Kerja
Seluruhnya dalam Seminggu di Provinsi Banten, 2011
by Age Group and Total Working Hours
During The Previous Week in Banten Province, 2011
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya / Total Working Hours
Golongan Umur
Age Group
Sementara
Tidak Bekerja
(0 Jam)
1 - 14 Jam
15 - 34 Jam
35 Jam
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
15 - 19
1 494
15 001
27 529
190 568
234 592
20 - 24
5 402
9 433
72 738
469 455
557 028
25 - 29
5 598
15 772
93 736
611 943
727 049
30 - 34
9 124
20 095
96 879
571 333
697 431
35 - 39
12 517
13 858
90 814
491 577
608 766
40 - 44
12 757
20 786
107 441
466 559
607 543
45 - 49
9 089
16 030
67 009
326 407
418 535
50 - 54
5 014
17 457
68 167
210 673
301 311
55
27 247
26 960
103 953
219 245
377 405
Jumlah / Total
88 242
155 392
728 266
3 557 760
4 529 660
89
Tabel
3.2.12
Table
Yang Ditamatkan
Educational
Attainment
CHAPTER III
Penduduk 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja

Menurut Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan
dan Jumlah Jam Kerja Seluruhnya dalam Seminggu
by Educational Attainment and Total Working Hours
During The Previous Week in Banten Province, 2011
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya / Total Working Hours
Sementara
Tidak Bekerja
(0 Jam)
1 - 14 Jam
15 - 34 Jam
35 Jam
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Tidak/Belum Tamat
SD/Sederajat
No schooling /
did not complete
Primary School
32 448
43 481
190 849
374 459
641 237
SD/Sederajat
Elementary School
32 437
47 569
264 309
837 561
1 181 876
SLTP/Sederajat
Junior High School
8 257
27 839
98 055
750 787
884 938
SLTA/Sederajat
Senior High School
14 680
28 647
96 636
1 213 009
1 352 972
420
7 856
78 417
381 944
468 637
88 242
155 392
728 266
3 557 760
4 529 660
(1)
University/Academy
Jumlah / Total
90
BAB III
Tabel
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan
3.2.13
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Table
Menurut Golongan Umur di Provinsi Banten, 2009-2011
and Labor Force Participation Rate (LFPRs)
by Age Group in Banten Province, 2009-2011
Golongan Umur
Age Group
TPT / OURs
TPAK / LFPRs
2009
2010
2011
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
15 - 19
42,32
41,72
52,23
37,98
35,56
42,34
20 - 24
28,68
22,86
21,47
69,38
70,16
74,33
25 - 29
14,64
14,90
10,77
71,03
77,94
76,19
30 - 34
10,01
9,53
8,15
71,42
72,88
72,44
35 - 39
7,70
7,68
4,25
72,33
74,42
75,76
40 - 44
6,98
6,68
3,00
74,57
75,15
76,80
45 - 49
8,93
6,07
3,61
72,16
73,05
75,80
50 - 54
6,42
5,84
4,10
71,49
73,31
71,12
55
6,37
8,52
11,24
47,32
45,95
54,15
Jumlah / Total
14,97
13,68
13,06
63,74
65,34
67,79
91
CHAPTER III
Tabel
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
3.2.14
dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Table
Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
by Educational Attainment in Banten Province, 2009-2011
Yang Ditamatkan
Educational
Attainment
2009
2010
2011
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Tidak/Belum Tamat
SD/Sederajat
No schooling /
did not complete
Primary School
7,98
11,27
10,19
57,37
55,40
56,10
SD/Sederajat
Elementary School
14,21
12,79
10,32
61,92
65,35
67,54
SLTP/Sederajat
Junior High School
15,32
14,32
18,93
55,13
55,01
59,36
SLTA/Sederajat
Senior High School
18,70
14,14
14,64
73,86
74,48
77,16
University/Academy
20,67
17,04
6,61
86,22
87,62
88,14
14,97
13,68
13,06
63,74
65,34
67,79
Jumlah / Total
TPT / OURs
TPAK / LFPRs
92
BAB III
Tabel
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
3.2.15
dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Table
Kabupaten/Kota
TPT / OURs
TPAK / LFPRs
2009
2010
2011
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
10,98
11,34
11,32
63,52
63,76
64,28
2. Lebak
13,42
13,35
12,10
67,69
63,76
63,60
15,86
14,01
14,42
62,12
65,90
69,46
14,45
16,19
13,29
60,78
65,68
64,74
5. Tangerang
15,57
14,09
12,89
68,51
69,17
70,31
6. Cilegon
18,26
19,84
13,14
60,09
65,60
70,00
7. Serang
17,55
17,11
13,84
60,51
67,64
68,60
...
8,22
11,98
...
60,00
69,64
14,97
13,68
13,06
63,74
65,34
67,79
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
1)
4. Serang
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Catatan / Note
1)
Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2009 /

Including Tangerang Selatan Municipality for the year of 2009
93
Tabel
3.2.16
Table
CHAPTER III
Ikhtisar Statistik Pencari Kerja

Brief Statistics of Job Applicants
Status Pencari Kerja

Job Applicant Status
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Sisa pencari kerja tahun sebelumnya

Job applicants remaining in the previous year
166 807
181 682
193 011
Pencari kerja yang terdaftar

Job applicants who registered
126 003
159 213
96 034
Penempatan tenaga kerja

Job applicants who placed
40 962
49 405
28 125
Penghapusan pencari kerja

Job applicants are removed from the list of job seekers
70 166
98 479
112 117
181 682
193 011
148 803
Sisa pencari kerja tahun ini

Job applicants remaining in the end of the year
Sumber / Source : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten

Office of Man Power and Transmigration Services of Banten Province
94
BAB III
Tabel
3.2.17
Table
Informasi Pencari Kerja Dirinci Menurut Tingkat

Pendidikan di Provinsi Banten, 2011
Information on Job Applicants
by Educational Attainment in Banten Province, 2011
Pencari Kerja / Job Applicants

Tingkat Pendidikan
Educational Attainment
Sisa
Tahun Lalu
Remaining
from The
Prev.Year
Terdaftar
Tahun Ini
Registered
Penempatan
Tahun Ini
Placed
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak/Belum Tamat
SD/Sederajat
No schooling /
did not complete
Primary School
1 000
1 004
60
823
1 121
SD/Sederajat
Elementary School
2 535
1 344
416
982
2 481
SLTP/Sederajat
Junior High School
23 753
17 398
5 237
18 710
17 204
SLTA/Sederajat
Senior High School
129 834
67 795
20 589
77 151
99 889
4 358
400
53
1 398
3 307
Diploma III
11 715
2 921
824
4 784
9 028
Strata I/Diploma IV
19 510
5 092
944
8 117
15 541
306
80
152
232
193 011
96 034
28 125
112 117
148 803
DI/II
Strata II/Strata III
Jumlah / Total
Sisa Akhir
Dihapuskan
Tahun Ini
Tahun Ini
Remaining
Removed
in the End of
from The List
The Year
(5)
(6)

95
Tabel
3.2.18
Table
CHAPTER III
Informasi Pencari Kerja Dirinci

Menurut Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota
Information on Job Applicants
by Regional Office of Man Power
Pencari Kerja / Job Applicant
Dinas Tenaga Kerja

Regional Office of
Man Power
Sisa
Tahun Lalu
Remaining
from The
Prev.Year
Terdaftar
Tahun Ini
Registered
Penempatan
Tahun Ini
Placed
(1)
(2)
(3)
(4)
Sisa Akhir
Dihapuskan
Tahun Ini
Tahun Ini
Remaining
Removed
in the End of
from The List
The Year
(5)
(6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
10 968
7 751
319
4 360
14 040
2. Lebak
14 471
6 941
1 082
5 820
14 510
3. Tangerang
76 819
18 229
8 202
29 227
57 619
4. Serang
16 165
23 615
2 232
28 853
8 695
5. Tangerang
32 345
21 075
12 789
26 744
13 887
6. Cilegon
11 186
4 065
940
2 633
11 678
7. Serang
24 017
9 313
485
12 744
20 101
7 040
5 045
2 076
1 736
8 273
193 011
96 034
28 125
112 117
148 803
Kota / Municipality
Provinsi Banten

96
BAB III
Tabel
3.2.19
Table
Ikhtisar Statistik Lowongan Kerja

Brief Statistic on Job Vacancies
Status Lowongan Kerja

Status of Job Vacancy
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1 234
1 162
20 173
Terdaftar tahun ini

Registered
53 800
75 174
51 700
Terpenuhi tahun ini

Fullfilled
40 962
49 405
27 575
Dihapuskan tahun ini

Removed from the list
12 910
6 758
17 730
1 162
20 173
26 568
Sisa tahun lalu

Remaining from the previous year
Sisa akhir tahun ini

Remaining in the end of year

97
Tabel
3.2.20
Table
CHAPTER III
Informasi Lowongan Kerja

Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan
Information on Job Vacancies
by Educational Attainment in Banten Province, 2011
Lowongan Kerja / Job Vacancy
Tingkat Pendidikan
Education Attainment
(1)
Tidak / Belum Tamat SD
Sisa
Tahun Lalu
Remaining
from
Prev.Year
Terdaftar
Tahun Ini
Registered
Penempatan
Tahun Ini
Placed
(2)
(3)
(4)
Sisa Akhir
Dihapuskan
Tahun Ini
Tahun Ini
Remaining
Removed
in the End of
from The List
The Year
(5)
(6)
49
27
14
SD/Sederajat
Elementary School
1 116
770
477
134
1 275
SLTP/Sederajat
Junior High School
6 105
8 924
5 112
3 480
6 437
SLTA/Sederajat
Senior High School
12 730
36 444
20 193
12 198
16 783
91
428
107
118
294
119
2 511
854
644
1 132
12
2 570
805
1 142
635
20 173
51 700
27 575
17 730
26 568
DI/II
Diploma III
Strata I/Diploma IV
Strata II/Strata III
Jumlah / Total

98
BAB III
Tabel
3.2.21
Table
Informasi Lowongan Kerja

Dirinci Menurut Sektor Ekonomi
Information on Job Vacancies
by Economic Sectors in Banten Province, 2011
Lowongan Kerja / Job Vacancies
Sektor Ekonomi
Economic Sectors
Sisa
Tahun Lalu
Remaining
From
Prev.Year
(1)
(2)
Terdaftar Penempatan
Tahun Ini
Tahun Ini
Registered
Placed
(3)
(4)
Sisa Akhir
Dihapuskan
Tahun Ini
Tahun Ini
Remaining
Removed
in the End
from The List
of The Year
(5)
(6)
Pertanian
Agriculture
21
144
122
11
32
Pertambangan dan Penggalian

Mining and Quarrying
74
63
57
16
64
17 969
34 582
20 554
13 579
18 418
72
204
189
16
71
135
65
53
139
873
11 719
3 387
3 542
5 663
424
607
563
206
262
523
1 459
1 122
194
666
82
2 857
1 528
158
1 253
20 173
51 700
27 575
17 730
26 568
Industri Pengolahan
Manufacturing Industry
Listrik, Gas dan Air Bersih
Electricity, Gas,
and Water Supply
Bangunan
Construction
Perdagangan, Hotel dan
Restoran / Trade, Hotel, and
Restaurant
Angkutan, Pergudangan dan
Komunikasi / Transportation,
Warehousing, and Communication
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan / Finance,
Jasa-Jasa
Services
Jumlah / Total

99
CHAPTER III
Tabel
Upah Minimum Kabupaten/Kota per Bulan
3.2.22
di Provinsi Banten (rupiah), 2007-2012
Table
Minimum Wage per Month by Regency/Municipality
in Banten Province (rupiahs), 2007-2012
Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
2011
2012
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
792 750
840 000
918 950
964 500
1 015 000
1 050 000
2. Lebak
786 000
842 000
918 000
959 500
1 007 500
1 047 800
3. Tangerang 1)
882 500
953 850
1 055 000
1 117 245
1 285 000
1 527 000
4. Serang 2)
869 000
927 500
1 030 000
1 101 000
1 189 600
1 320 500
5. Tangerang
882 500
958 782
1 064 500
1 118 009
1 290 000
1 527 000
6. Cilegon
905 000
971 400
1 099 000
1 174 000
1 224 000
1 347 000
7. Serang
...
927 500
1 030 000
1 050 000
1 156 000
1 231 000
...
...
...
...
1 290 000
1 527 000
746 500
837 000
917 500
955 300
1 000 000
1 040 000
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Sumber / Source : Dewan Pengupahan Provinsi Banten / Regional Wage Board of Banten Province
Catatan / Note
1)
2)
100
Termasuk Kota Tangerang Selatan untuk tahun 2007-2010

Including Tangerang Selatan Municipality for the years of 2007-2010
Termasuk Kota Serang untuk tahun 2007
Including Serang Municipality for the years of 2007
4
SOSIAL
Social
BAB IV
Penjelasan Teknis
1. Tidak/belum pernah sekolah
adalah mereka yang tidak pernah
atau belum pernah terdaftar dan
tidak pernah atau belum pernah
aktif mengikuti pendidikan di suatu
jenjang pendidikan formal.
SOSIAL
1. Technical Notes
2.
1. Not/never attending school is
someone who has never attended or
never been registered in a formal
education, such as primary,
secondary and tertiary education.
Those
who
just
completed
kindergarten are considered as
never attended school.
2. Masih bersekolah adalah mereka

yang terdaftar dan aktif mengikuti
pendidikan di suatu jenjang
pendidikan formal, baik pendidikan
dasar,
menengah
maupun
pendidikan tinggi. Bagi mahasiswa
yang sedang cuti dianggap masih
bersekolah.
2. Attending school is someone who is

currently
attending
primary,
secondary or tertiary education.
For students who are on leave are
considered still in school.
3. Tidak bersekolah lagi adalah

mereka yang pernah terdaftar dan
aktif mengikuti pendidikan di suatu
jenjang pendidikan formal, tetapi
pada saat pencacahan tidak lagi
terdaftar dan tidak aktif mengikuti
pendidikan.
3. Not Attending school anymore is

someone who is not currently
attending school.
4. Tamat sekolah adalah menyelesaikan pelajaran yang ditandai

dengan lulus ujian akhir pada kelas
atau tingkat terakhir suatu jenjang
pendidikan di sekolah negeri
maupun
swasta
dengan
mendapatkan tanda tamat belajar/
ijazah. Seseorang yang belum
mengikuti pelajaran pada kelas
tertinggi tetapi telah mengikuti
ujian akhir dan lulus dianggap
tamat sekolah.
4. Completed particular level of

education is someone who has
completed particular level of
education in private or public
school by owning certificate.
103
SOCIAL
CHAPTER IV
5. Sekolah
adalah
lembaga
pendidikan formal yang dimulai
dari pendidikan dasar, menengah,
dan tinggi. Pendidikan yang dicatat
adalah pendidikan formal berdasar
kurikulum Departemen Pendidikan
Nasional, termasuk pendidikan
yang diselenggarakan oleh pondok
pesantren
dengan
memakai
kurikulum Departemen Pendidikan
Nasional, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).
Pondok
pesantren/madrasah
diniyah adalah sekolah yang tidak
memakai
kurikulum
dari
Departemen Pendidikan Nasional.
5. School is formal education

institution starting from primary,
secondary and tertiary education.
The education data recorded in the
survey covering data on formal
education based on the curriculum
set up by Ministry of National
Education including education
carried out by Muslim Boarding
School
(Pondok
Pesantren)
implementing the Ministry of
National Education curriculum,
such as Madrasah Ibtidaiyah
(Islamic
Primary
School),
Madrasah Tsanawiyah (Islamic
Junior High School), and Madrasah
Aliyah (Islamic Senior High
School).
Pondok
pesantren
/madrasah
diniyah
(Islamic
boarding school/Islamic school) is
school which does not implement
curriculum from the Ministry of
National Education.
6. Madrasah Ibtidaiyah adalah

lembaga pendidikan berciri khas
Islam pada jenjang Sekolah
Dasar. Madrasah
Tsanawiyah
adalah lembaga pendidikan berciri
khas
Islam
pada
jenjang
Sekolah Menengah
Pertama,
Madrasah Aliyah adalah lembaga
pendidikan berciri khas Islam
pada jenjang Sekolah Menengah
Atas (SMA).
6. Madrasah Ibtidaiyah is Islamic

school at primary education.
Madrasah Tsanawiyah is Islamic
school
at
lower
secondary
education and Madrasah Aliyah is
Islamic School at higher secondary
education (SMA).
7. Dapat membaca dan menulis

artinya dapat membaca dan menulis
kata-kata/kalimat sederhana dengan
suatu aksara tertentu.
7. Able to read and write is the ability

to read and write at least a simple
sentence.
104
BAB IV
SOSIAL
8. Rumah Sakit adalah tempat

pemeriksaan
dan
perawatan
kesehatan, biasanya berada di
bawah pengawasan dokter/tenaga
medis,
termasuk
rumah sakit
khusus seperti rumah sakit
perawatan paru-paru, dan RS
jantung.
8. Hospital is a place for health

check,
usually
controlled/
supervised by doctors / medical
personnel. Including in this
category are special hospitals such
Lung Hospital and Coronary
Hospital.
9. Puskesmas (Pusat Kesehatan

Masyarakat)
adalah
unit
pelayanan
kesehatan
milik
pemerintah yang bertanggungjawab
terhadap
pelayanan
kesehatan
masyarakat
untuk
wilayah kecamatan, sebagian
kecamatan, atau kelurahan (misal
di DKI Jakarta). Tim Puskesmas
sesuai jadwal dapat melakukan
kegiatan
Puskesmas
Keliling
ke tempat-tempat tertentu dalam
wilayah kerjanya, untuk mendekatkan pelayanan dengan masyarakat
9. Community Health Centre (CHC)

is a health centre provided by the
government that is responsible for
the delivery of health services to
the community at the sub-district
level, part of subdistrict or villages
(e.g. in DKI Jakarta). Officials in
the CHC as scheduled can provide
health services in their working
areas in the effort of closing their
services to the community through
Mobile CHC program.
10. Apotik adalah tempat penjualan

obat yang mempunyai izin operasi
dari Kementerian Kesehatan, u.p.
Ditjen POM, di bawah pengawasan
apoteker.
10. Pharmacy is a place of selling

medicines having permit operation
from the Ministry of Health,
through Directorate General for
Food and Medicine Supervision,
under the control of pharmacist.
11. Imunisasi adalah memasukkan

kuman atau racun penyakit tertentu
yang sudah dilemahkan (vaksin) ke
dalam tubuh dengan cara disuntik
atau diminum (diteteskan dalam
mulut) dengan maksud agar terjadi
kekebalan tubuh terhadap penyakit
tersebut.
11. Immunization is putting enervated

microbe of a certain disease into
human body by injection or
drinking (dropping into mouth) to
make the body immune to that
disease.
12. Angka kumulatif kasus AIDS

jumlah kumulatif kasus AIDS
dibagi jumlah penduduk dikali
100.000.
12. AIDS Case Rate is the total

number of AIDS cummulative
cases devided by the population,
multiplied by 100,000.
105
SOCIAL
CHAPTER IV
13. Status penguasaan bangunan

tempat tinggal milik sendiri
adalah jika tempat tinggal tersebut
pada waktu pencacahan betul-betul
sudah milik krt atau salah seorang
art. Rumah yang dibeli secara
angsuran melalui kredit bank atau
rumah dengan status sewa beli
dianggap rumah milik sendiri.
13. Own ownership property status is

a status of dwelling occupied
belongs to the head of household
or one of the household member.
Houses bought through bank credit
or houses with leasing status were
also categorized as an own
property.
14. Luas lantai adalah luas lantai

yang ditempatkan dan digunakan
untuk keperluan sehari-hari.
14. Floor area is the total area which

is occupied and utilized daily.
15. Peristiwa Tindak Pidana yang

Dilaporkan ialah setiap peristiwa
yang diterima kepolisian dari
laporan masyarakat, atau peristiwa
dimana pelakunya tertangkap
tangan oleh kepolisian.
15. Reported
Crime
Incidence.
Reported Crime Incidence includes
all criminal cases reported and
received by police office, and all
crimes caught by police.
16. Jumlah Tindak Pidana menggambarkan jumlah kasus tindak

pidana yang terjadi pada kurun
waktu tertentu.
16. Crime Total refers to the number

of criminal cases occurring during
a given period
17. Resiko Penduduk Terjadi Tindak

Pidana per 100.000 Penduduk :
[Jumlah peristiwa tindak pidana
pada tahun t] x 100.000 / [Jumlah
penduduk pada tahun t].
17. Crime Rate :

[Number of criminal cases in the
year of t] x [100,000] / [Total of
population in the year of t].
18. Resiko Penduduk Terjadi Tindak

Pidana per 100.000 mengindikasikan peluang penduduk berisiko
terkena tindak pidana. Biasanya
dinyatakan dalam setiap 100.000
penduduk.
18. Crime
Rate
indicates
the
probability of population exposed
to risk of crime, expressed in every
100,000 people.
106
BAB IV
SOSIAL
19. Selang Waktu Terjadi Tindak

Pidana Tahun t :
365 x 24 x 60 x 60 x (detik) /
pada tahun t]
19. Crime Clock :

365 x 24 x 60 x 60 x (second) /
[ Number of criminal cases in the
year of t]
20. Selang Waktu Terjadi Tindak

Pidana Tahun t (Crime Clock)
mengindikasikan selang waktu
terjadinya satu tindak kejahatan
dengan kejahatan yang lain.
20. Crime Clock indicates the time

interval of occurrence between one
crime to another crime.
21. Persentase Penyelesaian Tindak

Pidana :
yang diselesaikan] x [100%] /
yang dilaporkan].
21. Crime Clearance :

[Number of cleared criminal
cases] x [100%] / [Number of
reported criminal cases].
22. Persentase Penyelesaian Peristiwa

Tindak
Pidana
menyatakan
persentase penyelesaian tindak
pidana oleh polisi. Suatu tindak
pidana dinyatakan sebagai kasus
yang selesai di tingkat kepolisian,
apabila:
1. Berkas perkaranya sudah siap
untuk diserahkan atau telah
diserahkan kepada kejaksaan;
2. Dalam hal delik aduan,
pengaduannya dicabut dalam
tenggang waktu yang telah
ditentukan menurut undangundang;
3. Telah diselesaikan oleh
kepolisian berdasarkan azas
Plichmatigheid (kewajiban
berdasarkan kewenangan
hukum);
4. Kasus yang dimaksud tidak
termasuk kompetensi
kepolisian;
5. Tersangka meninggal dunia;
6. Kasus kadaluwarsa.
22. Clearence
Rate
refers
percentage of crime clearance
police. A criminal case
categorized as a cleared case
police, if :
to
by
is
by
1. All documents are ready to

submit or already submitted to
justice court;
2. In the case of attense that
warrants complaint,
the complaint was withdraw
within a given period state in
the law;
3. The case was cleared by police
based on the principle of
plichmatigheid (obligation on
the basis of law outhority);
4. The case was not the
responsibility of police office;
5. The suspect died;
6. The case was out of date.
107
SOCIAL
CHAPTER IV
23. Bencana Alam : Bencana alam

adalah peristiwa alam yang
menimbulkan
kesengsaraan,
kerusakan alam dan lingkungan,
serta mengakibatkan kesengsaraan, kerugian, dan penderitaan
pada penduduk. Tidak termasuk
bencana yang disebabkan karena
hama tanaman atau wabah.
Bencana alam yang disajikan
antara lain : tanah longsor,
banjir, dan gempa bumi.
23. Natural Disaster : Natural

disaster is a natural phenomenon
leading to misery, damages or
detriment, and financial loss, as
well as the suffering of people.
Not including in this category is
disaster from plant microbe or
outbreak. The natural disasters
recorded in this category include
land slide, flood, and earth quack.
24. Badan Pusat Statistik (BPS)

pertama
kali
melakukan
penghitungan
jumlah
dan
persentase penduduk miskin pada
tahun 1984. Penghitungan jumlah
dan persentase penduduk miskin
mencakup periode 1976-1981.
Data dasar yang digunakan adalah
Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) Modul Konsumsi. Sejak
itu, setiap tiga tahun sekali BPS
secara rutin mengeluarkan data
jumlah dan persentase penduduk
miskin yang disajikan menurut
daerah perkotaan dan perdesaan.
24. BPS-Statistics Indonesia measured

poverty incidence for the first time
in 1984. The measurement
covered the period of 1976-1981.
Basic data used to measure
poverty were obtained from the
results of the National Socio
Economic Survey (Susenas) Consumption Module. Since then
BPS-Statistics Indonesia routinely
released the figures of poverty
incidence once every three years
which were presented by urban
and rural areas.
25. Sejak tahun 2003, BPS secara

rutin mengeluarkan data jumlah
dan persentase penduduk miskin
setiap tahun. Hal ini bisa terwujud
karena sejak tahun 2003 BPS
mengumpulkan data Susenas
Panel Modul Konsumsi setiap
bulan Februari atau Maret. Mulai
bulan Maret 2007 jumlah sampel
yang digunakan diperbesar dari
10.000 rumahtangga menjadi
68.800 rumahtangga.
25. BPS-Statistics Indonesia has

started to release the figures of
poverty incidence annually since
2003. This could be realized
because BPS-Statistics Indonesia
has started to collect panel data in
the implementation of SusenasConsumption
Module
every
February or March. Starting from
March 2007, the number of
sample size was enlarged from
10,000 households to 68,800
households.
108
BAB IV
SOSIAL
26. Untuk mengukur kemiskinan,

BPS
menggunakan
konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan
dasar (basic needs approach).
Dengan
pendekatan
ini,
kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan
dari
sisi
ekonomi
untuk
memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari
sisi pengeluaran. Metode yang
digunakan adalah menghitung
Garis Kemiskinan (GK), yang
terdiri dari dua komponen yaitu
Garis
Kemiskinan
Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan
Non
Makanan
(GKNM).
Penghitungan Garis Kemiskinan
dilakukan secara terpisah untuk
daerah perkotaan dan perdesaan.
26. To measure poverty, BPSStatistics Indonesia has used the

concept of basic needs approach.
Therefore, poverty is viewed as
economic inability to fulfill food
and non-food basic needs which
are measured by consumption /
expenditure. The method used is
calculating poverty line, which
consists of two components that
are Food Poverty Line (FPL) and
Non-Food Poverty Line (NFPL).
The poverty line was calculated
separately for urban and rural
areas.
27. Penduduk
miskin
adalah
penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan
dibawah Garis Kemiskinan.
27. A person whose expenditure per

capita per month is below the
poverty line is considered to be
poor.
28. Garis
kemiskinan
makanan
(GKM)
merupakan
nilai
pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan
2.100 kkalori per kapita perhari.
Garis kemiskinan non-makanan
(GKNM)
adalah
kebutuhan
minimum
untuk perumahan,
sandang, pendidikan, kesehatan
dan kebutuhan dasar lainnya.
28. The Food Poverty Line refers to

the daily minimum requirement of
2,100 kcal per capita per day. The
Non-Food Poverty Line refers to
the minimum requirement for
household necessities for clothing,
education, health, and other basic
individual needs.
109
SOCIAL
CHAPTER IV
29. Sejak Desember 1998 digunakan

standar kemiskinan baru yang
merupakan penyempurnaan standar
yang
lama.
Penyempurnaan
standar ini meliputi perluasan
cakupan komoditi yang diperhitungkan
dalam kebutuhan dasar. Disamping itu
penyempurnaan juga dilakukan dengan
mempertimbangkan keterbandingan
antar daerah (provinsi serta
perkotaan-perdesaan) dan antar
waktu yang disebabkan oleh
adanya perbedaan tingkat harga
antar daerah yaitu dengan cara
melakukan standarisasi harga
terhadap harga di DKI Jakarta.
Penyempurnaan
standar
kemiskinan ini diharapkan dapat
mengukur tingkat kemiskinan
secara lebih realistis.
29. A new standard to measure

poverty has been adopted since
December 1998. This new
standard was the revision of the
old standard. The revised
standard included the extension of
the commodity coverage to be
accounted in estimating the
minimum basic needs. The new
standard was also improved in its
regional comparability, by using
the reference population of the
same real income (expenditure)
class across regions so that it is
also comparable over time. The
revised poverty standard hopefully
was able to measure the incidence
of poverty more realistically.
30. Ukuran Kemiskinan :

a. Head Count Index (HCI-P0)
adalah persentase penduduk
yang berada di bawah Garis
Kemiskinan (GK).
b. Indeks Kedalaman Kemiskinan
(Poverty
Gap
Index-P1)
merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan
pengeluaran
masing-masing
penduduk
miskin
terhadap
garis
kemiskinan. Semakin tinggi
nilai indeks, semakin jauh
ratarata pengeluaran penduduk
dari garis kemiskinan.
c. Indeks Keparahan Kemiskinan
(Poverty Severity Index-P2)
memberikan
gambaran
mengenai
penyebaran
pengeluaran diantara penduduk
miskin. Semakin tinggi nilai
indeks,
semakin
tinggi
ketimpangan
pengeluaran
diantara penduduk miskin.
30. Poverty Measures :

a. Head Count Index (HCI-P0)
simply measures the percentage
of the population that is
counted as poor.
b. Poverty
Gap
Index-P1
measures the extent to which
individuals fall below the
poverty line(the poverty gaps)
as a proportion of the poverty
line. Higher value of the index
shows that the gap between
average expenditure of the poor
and the poverty line is wider.
110
c. Poverty
Severity
Index-P2
describes inequality among the
poor. This measure implicitly
puts
more
weight
on
observations that fall well
below the poverty line. Higher
value of the index shows that
inequality among the poor is
higher.
BAB IV
SOSIAL
31. Indeks Pembangunan Manusia

(IPM)
merupakan
indikator
komposit yang digunakan
untuk
mengukur pencapaian pembangunan
manusia di suatu wilayah.
Walaupun tidak mengukur semua
dimensi
dari
pembangunan
manusia,
IPM
setidaknya
mencakup tiga dimensi pokok
pembangunan manusia
yang
mencerminkan status kemampuan
dasar
manusia.
Ketiga
kemampuan dasar itu adalah umur
panjang, dan sehat yang diukur
melalui angka harapan hidup
waktu lahir, berpengetahuan dan
ber-keterampilan yang diukur
dengan angka melek huruf dan
rata-rata lama sekolah, serta akses
terhadap sumber daya yang
dibutuhkan
untuk
mencapai
standar hidup layak yang diukur
dengan pendapatan per kapita
yang disesuaikan.
31. Human Development Index (HDI)

is a composite indicator used to
measure the achievement of
human development in a region.
Although it does not measure all
dimensions
of
human
development, HDI includes at
least three basic dimensions of
human development which reflects
the status of basic human
capabilities. These three basic
skills that is a long and healthy
life measured by life expectancy at
birth, knowledgeable and skilled
as measured by literacy rates and
average length of the school
population 5 aged years and
above, as well as access to
resources needed to achieve
decent living standards measured
by income adjusted per capita.
32. Indeks Pembangunan Gender

(IPG) : Indeks komposit yang
dibangun dari beberapa variabel
untuk
mengukur
pencapaian
pembangunan manusia dengan
memperhatikan disparitas jender.
Komponen-komponen IPG sama
dengan
komponen-komponen
IPM yang telah disesuaikan
dengan memasukan disparitas
tingkat pencapaian antara laki-laki
dan perempuan.
32. Gender-related development index

(GDI): a composite index using
variables constructed to measure
human development achievement
taking into account gender
disparity. The GDI components
are the same as the HDI
components but adjusted to
capture
the
disparity
in
achievement between men and
women.
33. Indeks Pemberdayaan Gender

(IDG) : Indeks komposit yang
disusun dari beberapa variabel
yang
mencerminkan
tingkat
keterlibatan wanita dalam proses
pengambilan keputusan dibidang
politik dan ekonomi.
33. Gender empowerment measure

(GEM): a composite index using
variables constructed to measure
the decisionmaking power of
women in political and economic
activities.
111
SOCIAL
IDG didasarkan pada tiga

indikator yaitu persentase wanita
di parlemen, persentase wanita di
lingkungan pekerja profesional,
teknis, tenaga kepemimpinan dan
ketatalaksanaan, serta sumbangan
wanita
sebagai
penghasil
pendapatan.
112
CHAPTER IV
The GEM is based on three

indicators: the percentage of those
elected to parliament who are
women, the percentage of
professionals, technicians, senior
officials and managers who are
women, and womens share of
earned income.
BAB IV
SOSIAL
4.1 PENDIDIKAN
EDUCATION
Tabel
4.1.1
Table
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenis Kelamin

dan Kelompok Umur di Provinsi Banten, 2008-2011
School Enrollment Ratio by Sex and Age Group
Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Sex and Age Group
2008
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
7 12
97,21
97,69
97,75
97,90
13 15
81,03
81,13
82,03
87,30
16 18
50,86
53,95
54,83
57,50
19 24
11,34
11,62
12,11
13,80
Laki-laki / Male
Perempuan / Female
7 12
97,94
98,03
98,32
98,60
13 15
78,75
80,63
81,39
89,50
16 18
45,97
45,39
46,42
54,70
19 24
9,69
10,51
11,29
11,30
Laki-laki + Perempuan /
Male + Female
7 12
97,56
97,85
98,01
98,23
13 15
79,87
80,88
81,70
88,36
16 18
48,40
50,00
50,90
56,16
19 24
10,50
11,07
11,70
12,53
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2008 2010 dan
Susenas Triwulanan Tri I-IV Tahun 2011 /
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2008 - 2010 and
Quarterly National Socio Economic Survey, Q1-Q4, 2011
113
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.2
Table
Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur
School Enrollment Ratio by Regency/Municipality and
Age Group in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
Kelompok Umur / Age Group

7-12
13-15
16-18
19-24
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pandeglang
98,17
86,71
56,49
12,10
2. Lebak
96,53
83,76
41,25
7,80
3. Tangerang
98,66
88,41
48,88
8,57
4. Serang
97,37
86,35
54,24
7,15
5. Tangerang
98,95
93,58
64,46
14,69
6. Cilegon
98,83
90,49
66,67
12,37
7. Serang
96,85
81,44
56,20
13,26
99,79
95,13
73,18
29,22
Provinsi Banten
98,23
88,36
56,16
12,53
2010
98,01
81,70
50,90
11,70
2009
97,85
80,88
50,00
11,07
2008
97,56
79,87
48,40
10,50
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2008 - 2010 dan
Susenas TriwulananTri I-IV Tahun 2011 /
114
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.1.3
Table
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Taman Kanak-kanak (TK) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2011/2012
Number of Schools, Students, and Teachers
in Kindergarten by Regency/Municipality
in Banten Province, 2011/2012
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
200
299
8 357
169
507
2. Lebak
95
26
3 178
172
87
3. Tangerang
369
432
7 356
39
1 359
4. Serang
75
129
2 385
110
139
5. Tangerang
358
75
19 520
152
1 403
6. Cilegon
74
601
3 785
182
272
7. Serang
94
188
3 498
120
313
393
78
12 887
66
1 772
Provinsi Banten
35
1 658
1 828
60 966
1 010
5 852
2010/2011
28
1 678
1 871
60 247
686
5 988
2009/2010
28
1 598
1 405
70 566
247
7 841
2008/2009
17
1 437
1 089
91 589
66
5 998
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Sumber / Source : Dinas Pendidikan Provinsi Banten / Office of Education Service of Banten Province
115
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.4
Table

Sekolah Dasar (SD) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten, 2011/2012
in Primary Schools by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
875
12
171 818
715
5 790
2 823
2. Lebak
765
11
172 705
841
2 256
5 350
3. Tangerang
760
137
275 539
35 829
4 103
7 188
4. Serang
706
14
183 191
3 192
4 765
2 424
5. Tangerang
390
127
143 346
32 911
2 979
3 448
6. Cilegon
159
24
39 998
6 765
1 614
824
7. Serang
227
15
74 595
4 611
2 057
831
209
84
76 399
33 931
1 504
3 974
Provinsi Banten
4 091
424
1 137 591
118 795
25 068
26 862
2010/2011
4 091
424
1 133 004
119 371
49 315
4 800
2009/2010
4 513
419
1 167 838
74 668
49 695
4 888
2008/2009
4 152
375
1 150 354
97 390
48 360
5 641
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
116
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.1.5
Table

Sekolah Menengah Pertama (SMP)
in Junior High Schools by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
120
36
43 446
2 189
943
547
2. Lebak
156
33
45 349
42 130
4 341
1 131
3. Tangerang
78
196
41 795
53 777
798
2 698
4. Serang
97
71
38 386
13 643
888
1 200
5. Tangerang
28
149
24 781
37 830
959
2 135
6. Cilegon
13
24
7 143
6 110
419
443
7. Serang
34
37
18 505
5 752
600
528
18
91
14 919
21 997
587
1 428
Provinsi Banten
544
637
234 324
183 428
9 535
10 110
2010/2011
534
650
234 324
146 342
12 393
4 811
2009/2010
524
650
225 207
125 012
12 393
8 029
2008/2009
341
481
175 951
126 997
10 652
7 611
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
117
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.6
Table

Sekolah Menengah Atas (SMA)
in Senior High Schools by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
18
14
13 171
3 759
365
168
2. Lebak
35
16
8 934
2 610
356
423
3. Tangerang
29
81
11 923
3 368
376
1 158
4. Serang
25
40
20 075
18 049
498
492
64
15
6 742
19 417
528
1 303
6. Cilegon
12
4 008
2 583
289
277
7. Serang
20
5 924
2 816
255
295
11
38
9 871
8 726
326
642
Provinsi Banten
193
236
80 648
61 328
2 993
4 758
2010/2011
134
307
73 900
61 166
4 845
4 927
2009/2010
158
330
90 636
54 954
4 845
5 429
2008/2009
137
227
75 951
58 001
4 256
3 356
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
118
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.1.7
Table

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
in Senior Vocational High Schools
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011/2012
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
10
39
7 060
8 624
161
163
2. Lebak
12
35
4 894
7 311
177
115
85
7 323
34 745
123
206
10
48
4 175
10 822
79
257
5. Tangerang
101
4 206
33 974
363
1 287
6. Cilegon
11
2 070
5 798
55
285
7. Serang
27
5 450
10 112
213
405
57
2 487
25 846
60
619
Provinsi Banten
62
403
37 665
137 232
1 231
3 337
2010/2011
53
353
33 595
124 402
1 868
5 676
2009/2010
44
339
26 503
99 407
1 836
5 853
2008/2009
36
235
22 285
79 858
1 503
5 090
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
119
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.8
Table

Raudhatul Athfal (RA) / Bustanul Athfal (BA)
in Islamic Kindergarten by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
168
3 362
595
2. Lebak
64
3 369
326
3. Tangerang 1)
304
13 396
1 478
4. Serang
143
4 198
601
5. Tangerang
12
11 116
1 476
6. Cilegon
51
2 193
366
7. Serang
43
1 049
250
...
...
...
Provinsi Banten
785
38 683
5 092
2010/2011
1 161
37 605
4 795
2009/2010
1 057
36 490
4 512
2008/2009
765
30 609
3 453
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten

Regional Office of Ministry of Religious Affairs in Banten Province
Catatan / Note : 1) Termasuk Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality
120
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.1.9
Table

Madrasah Ibtidaiyah (MI)
in Islamic Primary Schools
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
141
796
14 993
431
873
2. Lebak
122
974
21 301
380
5 722
3. Tangerang 1)
60
5 052
59 849
641
1 441
4. Serang
103
1 634
17 133
355
1 412
5. Tangerang
60
306
19 280
259
1 023
6. Cilegon
10
601
1 478
59
139
7. Serang
16
3 754
197
...
...
...
...
...
..
Provinsi Banten
20
512
9 363
137 788
2 125
10 807
2010/2011
20
979
15 813
153 861
1 320
9 388
2009/2010
20
957
7 641
132 032
1 222
8 702
2008/2009
19
948
6 325
124 543
405
7 800
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
121
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.10
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Table
in Islamic Junior High Schools
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
152
4 266
22 712
741
1 589
2. Lebak
109
1 765
20 896
389
5 909
3. Tangerang 1)
214
5 555
43 577
741
1 589
4. Serang
80
4 302
13 307
374
1 607
5. Tangerang
22
2 297
9 493
273
971
6. Cilegon
35
2 143
7 074
325
900
7. Serang
38
1 036
6 353
336
712
...
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
30
650
21 364
123 412
3 179
13 277
2010/2011
30
812
20 668
158 827
2 223
18 117
2009/2010
30
761
19 678
144 037
1 218
13 217
2008/2009
28
640
18 234
131 085
957
12 524
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Note
122
1)
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.1.11
Table

Madrasah Aliyah (MA)
in Islamic Senior High Schools
Kabupaten/Kota
Sekolah
Schools
Murid
Students
Guru
Teachers
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
Negeri
Public
Swasta
Private
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
69
1 316
7 844
412
906
2. Lebak
49
624
4 823
103
1 500
3. Tangerang 1)
66
1 482
6 741
905
2 043
4. Serang
62
645
9 020
284
1 228
5. Tangerang
24
1 044
2 287
99
297
6. Cilegon
19
1 140
3 262
191
489
7. Serang
12
1 063
1 403
136
235
...
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
19
301
7 314
35 380
2 130
6 698
2010/2011
19
288
11 000
33 237
817
5 911
2009/2010
19
241
7 909
25 425
655
4 524
2008/2009
19
228
6 887
23 974
623
4 363
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
123
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.12
Table
Jumlah Lembaga, Santri dan Guru

Pondok Pesantren Menurut Kabupaten/Kota
Number of Institutions, Students, and Teachers
in Islamic Boarding Schools by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
(1)
Tradisional (Salafi)
Traditional
Lembaga
Santri
Institutions Students
Modern (Khalafi)
Modern
Guru
Lembaga
Santri
Teachers Institutions Students
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
983
45 435
1 966
2. Lebak
481
11 814
3. Tangerang 1)
615
4. Serang 2)
(5)
Guru
Teachers
(6)
(7)
97
18 320
122
956
87
5 907
174
46 158
1 230
71
14 050
86
587
17 578
1 170
86
2 439
228
5. Tangerang
55
3 469
108
18
1 316
36
6. Cilegon
40
2 314
58
1 420
18
7. Serang
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
2 761
126 768
5 488
362
43 452
664
2010
2 744
128 002
5 488
332
44 215
664
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
124
BAB IV
SOSIAL
Kabupaten/Kota
(1)
Kombinasi
Combination
Lembaga
Santri
Institutions Students
(8)
(9)
1. Pandeglang
30
2. Lebak
Jumlah
Total
Guru
Lembaga
Santri
Teachers Institutions Students
Guru
Teachers
(10)
(11)
(12)
(13)
21 654
80
1 110
85 409
2 168
53
5 908
106
621
23 629
1 236
3. Tangerang 1)
72
30 110
142
758
90 318
1 458
4. Serang 2)
91
22 161
186
764
42 178
1 584
5. Tangerang
36
3 162
72
109
7 947
216
6. Cilegon
15
2 400
30
58
6 134
106
7. Serang
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
297
85 393
616
3 420
255 615
6 768
2010
308
84 532
616
3 384
256 749
6 768
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
2)
Termasuk data Kota Tangerang Selatan / Including Tangerang Selatan Municipality

Termasuk data Kota Serang / Including Serang Municipality
125
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.13
Table
Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan

Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta
di Bawah Kementerian Pendidikan Nasional
di Provinsi Banten, 2008/2009 - 2010/2011
Number of Universities, Students, and Lecturers
under The Ministry of National Education
in Banten Province, 2008/2009 - 2010/2011
Uraian
Description
2008/2009
2009/2010
2010/2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Perguruan Tinggi / Universities

- Negeri / State-owned Universities
- Swasta / Private-owned Universities
Mahasiswa / Students
Tenaga Edukatif / Educative Personnels
103
67
95
102
66
94
60 852
33 597
40 282
9 342
13 135
13 627
51 510
20 462
26 655
4 614
5 022
4 522
443
448
425
4 171
4 574
4 097
Sumber / Source : Kantor Kementerian Pendidikan Nasional

Office of Ministry of National Education
126
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.1.14
Table
Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan

Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta
di Bawah Kementerian Agama
di Provinsi Banten, 2008/2009 - 2010/2011
Number of Universities, Students, and Lecturers
under The Ministry of Religious Affairs
in Banten Province, 2008/2009 - 2010/2011
Uraian
Description
2008/2009
2009/2010
2010/2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Perguruan Tinggi / Universities

27
28
29
25
26
27
Mahasiswa / Students
33 070
33 755
33 794
21 614
24 356
25 726
11 456
9 399
8 068
Tenaga Edukatif / Educative Personnels
2 681
2 891
3 481
1 650
2 033
2 658
1 031
858
823
Sumber / Source : Kantor Kementerian Agama

Office of Ministry of Religious Affairs
127
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.15
Table
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas

Menurut Kabupaten/Kota dan Pendidikan Yang
Ditamatkan di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Population Aged 10 Years and Over
by Regency/Municipality and Educational Attainment
Kabupaten/Kota
Pendidikan Yang Ditamatkan

< SD
< Primary School
SD / Sederajat
Elementary School
SLTP
Junior High School
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
28,39
41,78
16,81
2. Lebak
29,56
46,37
13,01
3. Tangerang
22,91
26,32
21,62
4. Serang
25,58
33,05
22,00
5. Tangerang
11,48
19,30
22,38
6. Cilegon
18,74
22,36
20,45
7. Serang
19,11
30,16
16,36
11,32
15,65
18,75
Provinsi Banten
20,80
28,60
19,65
2010
22,25
29,48
18,92
2009
25,88
29,71
18,10
2008
29,14
27,02
16,86
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
128
BAB IV
SOSIAL
Kabupaten/Kota
(1)
Pendidikan Yang Ditamatkan

SLTA
Senior High Sch.
Dipl. I / II
Dipl. III - Univ.
Jumlah
Total
(5)
(6)
(7)
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
9,99
0,64
2,39
100,00
2. Lebak
8,38
0,31
2,37
100,00
3. Tangerang
24,50
0,40
4,25
100,00
4. Serang
16,33
0,65
2,38
100,00
5. Tangerang
36,72
0,81
9,30
100,00
6. Cilegon
32,67
0,67
5,11
100,00
7. Serang
25,00
0,67
8,70
100,00
35,33
0,41
18,53
100,00
Provinsi Banten
23,88
0,55
6,54
100,00
2010
22,66
0,58
6,11
100,00
2009
20,73
0,64
4,94
100,00
2008
20,67
0,61
5,70
100,00
Kota / Municipality
Sumber / Source: : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Triwulanan, Tri I-IV 2011
BPS Statistics of Banten Province, Quarterly National Socio Economic Survey, Q1-Q4, 2011
129
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.1.16
Table
Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas

Menurut Kabupaten/Kota dan Kepandaian Membaca
dan Menulis di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Population Aged 10 Years and Over
by Regency/Municipality and
Reading and Writing Ability in Banten Province, 2011
Kepandaian Membaca dan Menulis
Reading dan Writing Ability
Kabupaten/Kota
(1)
Huruf Latin &

Huruf Latin Huruf Lainnya
Tidak Dapat
Huruf Lainnya
Latin
Other
Not Able
Latin & Other
(2)
(3)
(4)
Jumlah
Total
(5)
(6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
45,04
0,70
49,44
4,82
100,00
2. Lebak
15,10
2,10
78,26
4,54
100,00
3. Tangerang
37,88
2,07
56,32
3,72
100,00
4. Serang
11,12
3,40
81,77
3,71
100,00
42,07
0,30
55,44
2,18
100,00
6. Cilegon
6,24
1,30
90,24
2,21
100,00
7. Serang
13,38
1,82
82,01
2,79
100,00
55,64
0,30
42,09
1,97
100,00
33,01
1,54
62,09
3,35
100,00
2010
27,37
1,85
67,38
3,40
100,00
2009
40,01
2,82
53,59
3,58
100,00
2008
35,73
1,35
58,55
4,37
100,00
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
Sumber / Source: : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Triwulanan, Tri I-IV 2011
BPS Statistics of Banten Province,Quarterly National Socio Economic Survey, Q1-Q4, 2011
130
BAB IV
SOSIAL
4.2 KESEHATAN
HEALTH
Tabel
4.2.1
Table
Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Tidur

Menurut Kabupaten/Kota dan Status Kepemilikan
Number of Hospitals and Beds
by Regency/Municipality and Ownership Status
Kabupaten/Kota
Milik Pemerintah
Governments Own
Milik Swasta
Privates Own
Jumlah
Total
Rumah
Sakit
Hospitals
Tempat
Tidur
Beds
Rumah
Sakit
Hospitals
Tempat
Tidur
Beds
Rumah
Sakit
Hospitals
Tempat
Tidur
Beds
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
167
167
2. Lebak
326
80
406
3. Tangerang
508
14
823
15
1 331
4. Serang
340
10
350
5. Tangerang
353
16
1 778
18
2 131
6. Cilegon
217
360
577
7. Serang
121
266
387
...
18
1 130
19
1 130
Provinsi Banten
10
2 032
59
4 447
69
6 479
2010
10
1 788
59
4 228
69
6 016
2009
862
57
4 117
66
4 979
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Sumber / Source : Dinas Kesehatan Provinsi Banten / Office of Health Service of Banten Province
131
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.2.2
Table
Jumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Number of Community Health Center
by Regency/Municipality in Banten Province, 2011
Puskesmas / Community Health Center
Jumlah
Total
Puskesmas
Pembantu
Sub Health
Center
Puskesmas
Keliling
Mobile Health
Center
(3)
(4)
(5)
(6)
29
36
58
36
14
26
40
73
41
35
42
34
42
15
15
30
48
32
5. Tangerang
28
30
30
6. Cilegon
11
10
7. Serang
11
14
12
18
25
14
10
Provinsi Banten
68
154
222
261
213
2010
50
158
208
263
207
2009
41
153
194
251
201
Kabupaten/Kota
Dengan
Rawat Inap
With
Inpatient
Facility
Tanpa
Rawat Inap
Without
Inpatient
Facility
(1)
(2)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
132
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.2.3
Table
Jumlah Dokter di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi di Banten, 2011
Number of Medical Doctors at Government and
Private Hospitals by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Dokter Umum
General
Practitioner
Dokter Ahli
Medical
Specialist
Dokter Gigi
Dentist
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pandeglang
21
18
43
2. Lebak
40
48
94
3. Tangerang
97
243
55
395
4. Serang
25
26
55
247
660
110
1 017
6. Cilegon
89
106
21
216
7. Serang
22
75
11
108
274
389
80
743
Provinsi Banten
815
1 565
291
2 671
2010
915
1 160
431
2 506
2009
816
1 179
353
2 348
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
133
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.2.4
Table
Jumlah Dokter di Puskesmas 1)

Number of Medical Doctors at Community Health Center
Kabupaten/Kota
Dokter Umum
General
Practitioner
Dokter Ahli
Medical
Specialist
Dokter Gigi
Dentist
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pandeglang
16
10
26
2. Lebak
63
25
88
3. Tangerang
84
69
153
4. Serang
42
20
62
5. Tangerang
70
60
130
6. Cilegon
25
20
45
7. Serang
24
15
39
74
42
116
Provinsi Banten
398
261
659
2010
453
255
714
2009
319
170
491
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Catatan / Note :
134
1)
Termasuk Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling

Including the Sub Health Center and Mobile Health Center
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.2.5
Table
Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter

di Rumah Sakit dan Puskesmas
Number of Health Professionals Other Than Doctor
at Hospitals and Community Health Centers
Kabupaten/Kota
Sarjana
Farmasi
Pharmaceutical
Bachelor
Sarjana
Kesehatan
Masyarakat
Public Health
Bachelor
Perawat
Nurse
Bidan
Midwife
Paramedis Non
Keperawatan
Non-Nurse
Paramedics
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
492
914
47
2. Lebak
11
37
591
288
128
3. Tangerang 1)
32
64
1 004
543
141
4. Serang
12
44
592
505
25
5. Tangerang
47
88
2 161
523
138
6. Cilegon
24
20
621
202
52
7. Serang
357
179
143
14
53
396
225
121
Provinsi Banten
151
322
6 214
3 379
795
2010
95
273
5 757
2 508
1 746
2009
46
167
4 575
1 831
1 581
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
Kota / Municipality
135
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.2.6
Table
Jumlah Sarana Penyalur Obat

Number of Drug Distribution Facility
Industri
Farmasi
Kabupaten/Kota
PharmaRegency/Municipality
ceutical
Industries
(1)
Pedagang
Industri
Besar
Apotik
Kecil Obat Farmasi
Lainnya
PharmaPharmacy
cies
Other Drug
Main
Industries
Dealers
Toko
Obat
Drug
Stores
Rumah
Sakit
Hospitals
Jumlah
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1. Pandeglang
35
11
48
2. Lebak
27
17
47
16
59
29
183
54
16
357
29
10
52
5. Tangerang
82
30
230
36
17
404
6. Cilegon
50
65
7. Serang
10
45
21
82
31
12
215
60
19
338
Provinsi Banten
30
181
84
814
215
69
1 393
2010
30
184
81
813
246
69
1 414
2009
30
48
81
645
...
66
804
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
136
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.2.7
Table
Persentase Balita Menurut Kabupaten/Kota dan

Penolong Persalinan Terakhir di Provinsi Banten, 2011
Percentage of Children Under Five Years
by Regency/Municipality and Last Birth Attendant
Kabupaten/Kota
Dokter
Doctor
Bidan
Midwife
Lainnya
Others
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2,39
39,36
58,25
100,00
2. Lebak
1,32
29,76
68,91
100,00
17,54
63,43
19,02
100,00
6,69
44,41
48,90
100,00
5. Tangerang
26,97
71,74
1,30
100,00
6. Cilegon
25,78
57,90
16,32
100,00
7. Serang
20,42
56,99
22,58
100,00
32,66
65,17
2,17
100,00
Provinsi Banten
16,25
55,52
28,23
100,00
2010
17,47
53,94
28,59
100,00
2009
15,61
52,92
31,47
100,00
2008
15,38
47,05
37,57
100,00
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Triwulanan, Tri I-IV 2011
137
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.2.8
Table
Banyaknya Penduduk yang Berobat Jalan Menurut

Tempat Rujukan Berobat dan Kabupaten/Kota
Number of People Who Sought Treatment Outpatient
by Place of Referral For Treatment and
Regency/Municipality in Banten Province, 2011
Tempat Rujukan Berobat / Place of Referral for Treatment
Kabupaten/Kota
(1)
Rumah
Sakit
Hospital
Praktek
Dokter
Doctor
Puskesmas
Community
Health
Center
Petugas
Kesehatan
Health
Worker
Lainnya
Others
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
9 526
62 337
89 578
68 818
9 703
2. Lebak
9 491
18 303
49 032
57 781
9 227
3. Tangerang
66 104
309 053
117 300
150 295
49 420
4. Serang
10 042
36 048
51 960
79 404
2 524
24 248
130 759
85 973
12 780
9 125
6. Cilegon
4 947
15 198
23 239
7 683
2 233
7. Serang
7 579
21 842
24 601
17 807
5 337
29 787
65 079
32 644
3 303
6 083
Provinsi Banten
161 724
658 618
474 326
397 870
93 654
2010
126 038
524 123
415 834
282 878
47 249
2009
122 646
724 429
505 902
434 562
55 679
2008
127 332
612 445
489 393
323 170
55 288
Kota / Municipality
5. Tangerang
BPS Statistics of Banten Province,Quarterly National Socio Economic Survey, Q1-Q4, 2011
138
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.2.9
Table
Jumlah Bayi dan Cakupan Imunisasi Bayi

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Imunisasi
Number of Infants and Infant Immunization Coverage
by Regency/Municipality and Type of Immunization
Kabupaten/Kota
Jumlah
Bayi
No.of
Infants
BCG
DPT-I
DPT-II
DPT-III
Campak
Measles
Polio-I
Polio-IV
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1. Pandeglang
24 013
23 044
23 765
23 218
22 326
21 739
23 916
22 437
2. Lebak
24 564
23 950
24 579
23 627
22 677
21 594
24 693
22 238
3. Tangerang
57 908
56 290
56 965
55 326
54 822
54 096
57 348
54 688
4. Serang
28 626
29 393
29 357
28 178
27 528
27 660
30 347
28 289
36 526
36 671
36 400
35 639
35 244
34 972
37 223
35 474
6. Cilegon
7 616
7 832
7 941
7 826
7 769
7 623
7 823
7 697
7. Serang
11 907
12 037
11 612
11 391
11 630
11 833
11 925
11 778
27 922
27 361
27 585
27 128
26 779
25 931
27 365
26 342
Jenis Imunisasi / Type of Immunization
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
219 082 216 578 218 204 212 333 208 775 205 448 220 640 208 943
2010
209 167 203 130 208 750 201 966 199 881 201 338 211 389 203 122
2009
157 302 200 343 208 325 202 048 197 663 195 510 212 399 196 310
139
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.2.10
Table
Jumlah Kasus Penyakit Menurut Jenis Penyakit

dan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2011
Number of Disease Cases by Type of Disease
and Regency/Municipality in Banten Province, 2011
TB
Tetanus Campak
Paru Pneumo- Kusta
Diare 2) DBD3)
Neona- Meas1)
Tubernia
Leprosy
Diarrhea 2) DHF3)
torum
less
culosis
Kabupaten/Kota
Malaria
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1. Pandeglang
1 094
1 144
2 992
62
64
33 745
157
2. Lebak
3 437
1 083
2 383
96
20
27 045
170
3. Tangerang
1 899
3 839
255
526
24 446
202
4. Serang
1 626
14 254
184
17
70
36 030
490
5. Tangerang
1 084
5 027
119
866
29 547
138
6. Cilegon
332
2 018
24
122
11 440
288
7. Serang
674
2 091
114
150
12 209
266
545
1 506
104
94
7 355
25
4 531
8 387
34 110
958
38
1 912
181 817
1 736
2010
157
8 006
9 913
559
40
2 201
440
5 767
2009
535
8 031
...
499
...
...
...
5 308
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Catatan / Note :
1)
2)
3)
140
Pneumonia pada balita / Pneumonia on children under five years

Jumlah kejadian luar biasa / Number of extra ordinary cases
DHF / Dengue Haemorrhagic Fever
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.2.11
Table
Kumulatif Kasus AIDS dan Kasus Meninggal

AIDS Cumulative Cases and Death Cases
Kabupaten/Kota
Jumlah Kasus
Number of Cases
Jumlah Meninggal
Number of Deaths
(1)
(2)
(3)
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
44
4. Serang
15
5. Tangerang
11
6. Cilegon
12
7. Serang
88
Provinsi Banten
190
29
2010
109
17
2009
117
33
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
141
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
Jumlah Pasangan Usia Subur Menurut Kabupaten/Kota
4.2.12
dan Umur Istri di Provinsi Banten, 2011
Table
Number of Fertile Age Couples by Regency/Municipality
and Wife Age in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
Umur Istri (tahun) / Wife Age (years old)
Jumlah
Total
< 20
20 29
> 29
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pandeglang
12 342
90 168
120 457
222 967
2. Lebak
28 006
124 041
128 175
280 222
3. Tangerang
42 982
290 525
170 443
503 950
9 284
111 434
150 892
271 610
5. Tangerang
3 189
65 270
185 869
254 328
6. Cilegon
1 044
19 247
47 706
67 997
7. Serang
3 658
34 379
65 018
103 055
13 521
73 509
154 187
241 217
Provinsi Banten
114 026
808 573
1 022 747
1 945 346
2010
99 990
713 609
1 059 735
1 873 334
2009
97 132
746 049
975 789
1 818 970
2008
106 971
694 278
954 765
1 756 014
(1)
Kabupaten / Regency
4. Serang
Kota / Municipality
Sumber / Source : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Banten

National Family Planning Coordinating Board of Banten Province
142
BAB IV
SOSIAL
Tabel
Jumlah Akseptor Keluarga Berencana
4.2.13
Menurut Kabupaten/Kota dan Alat/Cara Kontrasepsi
Table
yang Digunakan di Provinsi Banten, 2011
Number of Family Planning Acceptors
by Regency/Municipality and Method of Contraception
Metode Jangka Panjang (MJP)
Long Term Method
Kabupaten/Kota
IUD
IUD
MOP
Vasectomy
MOW
Tubectomy
Susuk
Implant
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pandeglang
8 894
2 016
2 193
16 775
2. Lebak
6 452
2 758
2 379
28 109
38 464
4 780
7 913
56 596
9 188
2 643
3 116
13 843
40 425
1 722
4 870
8 840
6. Cilegon
3 443
296
1 051
3 353
7. Serang
8 199
2 026
3 033
11 649
87 048
1 596
10 904
2 839
Provinsi Banten
202 113
17 837
35 459
142 004
2010
177 350
13 842
32 388
116 651
2009
150 283
12 742
28 145
108 995
2008
133 943
17 715
21 234
96 850
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
143
SOCIAL
CHAPTER IV
Metode Jangka Panjang (MJP)

Long Term Method
Kabupaten/Kota
(1)
Suntik
Injection
Pil
Pil
Kondom
Condom
(6)
(7)
(8)
Jumlah
Total
(MJP + Non
MJP)
(9)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
94 380
35 912
2 998
163 168
2. Lebak
76 141
44 132
3 136
163 107
3. Tangerang
173 320
91 252
5 628
377 953
4. Serang
109 072
46 606
2 737
187 205
5. Tangerang
89 486
52 674
3 430
201 447
6. Cilegon
35 006
7 809
1 866
52 824
7. Serang
48 373
28 421
18 713
120 414
25 470
59 195
5 364
192 416
Provinsi Banten
651 248
366 001
43 872
1 458 534
2010
583 755
316 879
14 027
1 254 892
2009
599 563
270 754
11 814
1 182 296
2008
551 866
293 004
8 803
1 123 415
Kota / Municipality

144
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.2.14
Table
Jumlah Keluarga Menurut Kabupaten/Kota dan

Tahapan Keluarga Sejahtera di Provinsi Banten, 2011
Number of Families by Regency/Municipality
and Level of Prosperous Family
Kabupaten/Kota
Keluarga
Pra Sejahtera
Pre-level
Prosperous Family
Keluarga Sejahtera
Tahap I
Prosperous Family
Level I
Keluarga Sejahtera
Tahap II
Prosperous Family
Level II
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
89 678
84 580
68 519
2. Lebak
72 056
100 351
118 751
140 625
150 812
200 442
89 817
86 643
107 255
29 630
66 356
106 776
6. Cilegon
5 858
10 103
37 963
7. Serang
18 682
29 636
49 534
16 349
51 943
100 376
Provinsi Banten
462 695
580 424
789 616
2010
482 141
538 508
737 853
2009
479 278
568 582
695 694
2008
489 654
540 151
651 191
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
145
SOCIAL
CHAPTER IV
Kabupaten/Kota
Keluarga Sejahtera
Tahap III
Prosperous Family
Level III
Keluarga Sejahtera
Tahap III Plus
Prosperous Family
Level III Plus
Jumlah
Total
(1)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
46 253
14 701
303 731
2. Lebak
49 688
10 756
351 602
111 312
50 743
653 934
62 157
12 886
358 758
108 606
24 093
335 461
6. Cilegon
26 117
5 903
85 944
7. Serang
29 702
5 296
132 850
76 830
44 175
289 673
Provinsi Banten
510 665
168 553
2 511 953
2010
502 678
153 476
2 414 656
2009
470 053
156 801
2 370 408
2008
447 125
140 945
2 269 066
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang

146
BAB IV
SOSIAL
4.3 PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

HOUSING AND ENVIRONMENT
Tabel
Persentase Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
4.3.1
dan Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal
Table
and Dwelling Occupancy Status in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal

Dwelling Occupancy Status
Jumlah
Total
Milik Sendiri
Owner Self
Kontrak
Contract
Sewa
Rent
Lainnya
Other
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pandeglang
90,38
1,09
0,71
7,82
100,00
2. Lebak
91,95
0,93
0,24
6,87
100,00
3. Tangerang
76,19
8,46
7,81
7,53
100,00
4. Serang
84,60
2,79
2,42
10,19
100,00
5. Tangerang
53,60
3,09
30,35
12,95
100,00
6. Cilegon
72,66
3,48
12,74
11,13
100,00
7. Serang
78,87
3,50
4,53
13,11
100,00
71,11
11,67
9,93
7,29
100,00
Provinsi Banten
75,96
5,05
9,83
9,16
100,00
2010
72,33
7,21
10,47
9,99
100,00
2009
74,35
7,07
8,00
10,58
100,00
2008
77,12
4,88
8,85
9,15
100,00
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
147
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.3.2
Table
Kabupaten/Kota

dan Jenis Lantai Terluas Bangunan Tempat Tinggal
and Widest Floor Type of House
Jenis Lantai Terluas Bangunan Tempat Tinggal
Widest Floor Type of House
Jumlah
Total
Tanah
Ground Floor
Bukan Tanah
Not The Ground Floor
(2)
(3)
(4)
11,30
88,70
100,00
2. Lebak
5,84
94,16
100,00
3. Tangerang
8,90
91,10
100,00
4. Serang
9,08
90,92
100,00
5. Tangerang
0,49
99,51
100,00
6. Cilegon
1,92
98,08
100,00
7. Serang
3,47
96,53
100,00
0,41
99,59
100,00
Provinsi Banten
5,73
94,27
100,00
2010
6,89
93,11
100,00
2009
9,83
90,17
100,00
2008
9,20
90,80
100,00
(1)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
Kota / Municipality
BPS Statistics of Banten Province, Quaterly National Socio Economic Survey, Q1-Q4, 2011
148
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.3.3
Table

dan Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal
and House Floor Area in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal (m2)

Floor Area of House (m2)
Jumlah
Total
<20
20 49
50 99
100 149
150+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
1,94
33,93
53,80
7,37
2,96
100,00
2. Lebak
2,51
54,11
37,67
3,63
2,08
100,00
3. Tangerang
9,51
35,61
48,25
5,01
1,63
100,00
4. Serang
4,16
31,40
54,73
7,16
2,55
100,00
19,02
32,42
31,00
11,49
6,07
100,00
6. Cilegon
0,38
23,64
50,56
15,82
9,61
100,00
7. Serang
3,48
17,25
52,56
14,48
12,23
100,00
2,32
25,66
44,27
15,30
12,45
100,00
Provinsi Banten
7,43
34,09
45,00
8,62
4,86
100,00
2010
8,45
34,47
41,82
9,92
5,34
100,00
2009
8,61
33,81
42,66
9,61
5,31
100,00
2008
7,40
29,83
47,45
9,30
6,02
100,00
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
149
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.3.4
Table
Kabupaten/Kota

dan Jenis Dinding Terluas Bangunan Tempat Tinggal
and Widest Wall Type of House
Jenis Dinding Terluas Bangunan Tempat Tinggal
Type of Widest Wall of House
Jumlah
Total
Tembok
Brick
Kayu
Wood
Lainnya
Others
(2)
(3)
(4)
(4)
1. Pandeglang
48,85
2,71
48,44
100,00
2. Lebak
49,15
9,44
41,42
100,00
3. Tangerang
86,14
3,58
10,28
100,00
4. Serang
83,88
2,12
13,99
100,00
5. Tangerang
97,13
1,34
1,53
100,00
6. Cilegon
96,23
2,40
1,37
100,00
7. Serang
95,28
3,77
0,95
100,00
97,59
1,64
0,77
100,00
Provinsi Banten
81,50
3,36
15,14
100,00
2010
82,25
3,82
13,93
100,00
2009
80,10
3,40
16,50
100,00
2008
78,39
3,55
18,06
100,00
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
150
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.3.5
Table

dan Jenis Atap Bangunan Tempat Tinggal
and Type of Roof House in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
Jenis Atap Bangunan Tempat Tinggal

Type of Roof House
Jumlah
Total
Beton
Concrete Roof
Genteng
Tile
Lainnya
Others
(2)
(3)
(4)
(4)
1. Pandeglang
1,25
81,15
17,61
100,00
2. Lebak
1,19
89,06
9,75
100,00
3. Tangerang
3,10
86,43
10,48
100,00
4. Serang
2,27
92,11
5,62
100,00
5. Tangerang
6,23
64,45
29,32
100,00
6. Cilegon
2,73
90,48
6,79
100,00
7. Serang
3,54
93,99
2,47
100,00
5,14
80,34
14,52
100,00
Provinsi Banten
3,39
82,65
13,96
100,00
2010
2,37
83,23
14,40
100,00
2009
1,80
85,80
12,40
100,00
2008
2,26
85,60
12,14
100,00
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
151
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.3.6
Table
Kabupaten/Kota
(1)

dan Sumber Penerangan Utama
and Main Source of Lighting
Sumber Utama Penerangan
Main Source of Lighting
Listrik
Electric
Bukan Listrik
Non Electric
(2)
(3)
Jumlah
Total
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
97,97
2,03
100,00
2. Lebak
98,14
1,86
100,00
3. Tangerang
99,69
0,31
100,00
4. Serang
99,11
0,89
100,00
5. Tangerang
99,90
0,10
100,00
6. Cilegon
99,73
0,27
100,00
7. Serang
99,15
0,85
100,00
99,84
0,16
100,00
Provinsi Banten
99,27
0,73
100,00
2010
97,67
2,33
100,00
2009
94,60
5,40
100,00
2008
95,99
4,01
100,00
Kota / Municipality
BPS Statistics of Banten Province, Quarterly National Socio Economic Survey, Q1-Q4 2011
152
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.3.7
Table

dan Sumber Utama Air Minum
and Main Source of Drinking Water
Sumber Utama Air Minum
Main Source of Drinking Water
Kabupaten/Kota
Jumlah
Total
Air dalam
kemasan
Packaged
Water
Ledeng
Pipe
Water
Pompa
Well
Pumps
Sumur
Water
Wells
Lainnya
Other
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
6,66
6,96
9,40
55,86
21,13
100,00
2. Lebak
6,42
5,66
9,44
55,81
22,67
100,00
3. Tangerang
49,47
3,53
30,11
16,44
0,45
100,00
4. Serang
40,06
3,31
18,83
24,77
13,03
100,00
5. Tangerang
61,92
10,91
26,90
0,11
0,16
100,00
6. Cilegon
68,85
2,74
15,64
12,16
0,61
100,00
7. Serang
51,69
0,96
31,06
14,17
2,12
100,00
44,35
1,90
47,89
5,57
0,29
100,00
Provinsi Banten
40,84
5,13
25,11
21,97
6,95
100,00
2010
37,38
5,17
24,93
23,53
8,99
100,00
2009
26,86
7,01
32,23
22,47
11,43
100,00
2008
25,81
7,72
29,74
25,35
11,38
100,00
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
BPS Statistics of Banten Province, Quarterly National Socio Economic Survey, Q1-Q4 2011
153
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.3.8
Table

dan Bahan Bakar Utama Untuk Memasak
and Type of Main Fuel for Cooking
Bahan Bakar Utama Untuk Memasak
Main Fuel for Cooking
Kabupaten/Kota
Minyak
Kayu Bakar
Tanah
Wood
Kerosene
Listrik
Electric
Gas/Elpiji
Gas
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
0,93
25,04
0,94
73,09
0,00
100,00
2. Lebak
0,74
23,74
0,00
75,02
0,49
100,00
3. Tangerang
1,34
79,25
3,64
13,49
2,29
100,00
4. Serang
0,69
53,69
1,54
43,45
0,63
100,00
5. Tangerang
3,78
86,98
1,89
2,06
5,29
100,00
6. Cilegon
0,36
84,58
2,84
11,13
1,09
100,00
7. Serang
1,59
69,14
5,49
22,93
0,84
100,00
3,32
94,08
1,67
0,52
0,41
100,00
Provinsi Banten
1,81
66,39
2,15
27,83
1,83
100,00
2010
2,08
63,15
3,40
29,16
2,22
100,00
2009
1,90
61,50
4,00
31,20
1,40
100,00
2008
1,54
35,68
26,48
35,30
1,00
100,00
(1)
Lainnya
Others
Jumlah
Total
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
154
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.3.9
dan Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar
Table
and Use of Toilet Facilities
Kabupaten/Kota
Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar

Use of Toilet Facility
Jumlah
Total
Sendiri
Private
Bersama
Collective
Umum
Public
Tidak Ada
None
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pandeglang
41,89
5,80
4,18
48,13
100,00
2. Lebak
41,24
5,50
1,09
52,17
100,00
3. Tangerang
63,51
15,82
3,98
16,69
100,00
4. Serang
45,27
5,77
4,07
44,88
100,00
5. Tangerang
72,69
25,58
1,40
0,33
100,00
6. Cilegon
85,93
5,32
0,00
8,75
100,00
7. Serang
72,49
4,52
1,32
21,67
100,00
94,82
4,45
0,71
0,03
100,00
Provinsi Banten
62,92
11,72
2,52
22,84
100,00
2010
62,77
11,47
2,50
23,25
100,00
2009
59,40
12,00
3,40
25,30
100,00
2008
55,53
11,60
3,12
29,75
100,00
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2010
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2010
155
SOCIAL
CHAPTER IV
4.4. KERAWANAN SOSIAL DAN KRIMINALITAS

SOCIAL INSECURITY AND CRIME
Tabel
4.4.1
Table
Karakteristik Kerawanan Sosial

Social Insecurity Characteristics
Kabupaten/Kota
Komunitas Adat
Terpencil
Tribal Communities
Korban Bencana
Alam
Natural Disaster
Victims
Korban Bencana
Sosial/Pengungsi
Social Disaster
Victims/Refugee
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2 047
39 347
71
12 001
1 129
389
3. Tangerang
497
36
4. Serang
94
5. Tangerang
594
6. Cilegon
660
7. Serang
41
339
15
Provinsi Banten
14 048
42 701
530
2010
21 644
4 921
179
2. Lebak
Kota / Municipality
156
BAB IV
SOSIAL
Kabupaten/Kota
Korban Tindak
Kekerasan
Victims of
Violence
Pekerja Migran
Terlantar
Migrant Workers
Neglected
(1)
(5)
(7)
Penyandang Cacat
Disabled People
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
107
64
874
2. Lebak
224
108
3 568
52
47
2 121
41
5 343
10
1 779
6. Cilegon
290
7. Serang
13
904
16
400
Provinsi Banten
428
267
15 279
2010
632
342
20 712
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province
157
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.4.2
Table
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial

Potency and Source of Social Welfare
Kabupaten/Kota
Pekerja
Sosial
Masyarakat
Social
Workers
Organisasi
Sosial
Social
Organization
Karang
Taruna
Youth
Club
KKDU
WKSBM
(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
1. Pandeglang
1 675
147
335
20
17
2. Lebak
1 672
211
324
157
20
3. Tangerang
1 370
248
274
12
23
370
56
202
30
36
5. Tangerang
520
302
104
165
55
6. Cilegon
215
10
53
149
7. Serang
352
20
73
47
61
Provinsi Banten
6 181
1 041
1 426
533
158
2010
5 702
996
1 535
1 814
678
Kabupaten/Regency
4. Serang
Kota/Municipality
Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Service of Banten Province
Catatan / Note
158
: - KKDU : Kerjasama Kelembagaan Dunia Usaha

- WKSBM : Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.4.3
Table
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) Menurut Jenis dan Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (jiwa), 2011
Number of Social Welfare Problem Bearers
by Kind and Regency/Municipality
in Banten Province (person), 2011
Kabupaten/Kota
Anak
Terlantar
Neglected
Children
(1)
(2)
Anak
Balita
Wanita
Jalanan
Pengemis Gelandangan Terlantar
Tuna
Susila
Children
Beggars
Vagrants Neglected
to be
Prostitute
Baby
Beggar
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
344
185
122
99
93
2. Lebak
2 013
122
116
71
17
530
3. Tangerang
3 057
897
417
723
75
47
4. Serang
2 432
33
71
608
5. Tangerang
566
109
19
77
45
232
6. Cilegon
319
184
13
88
7. Serang
1 542
166
81
136
98
97
205
146
315
80
32
26
Provinsi Banten
10 478
1 628
1 256
1 232
437
1 635
2010
11 320
1 653
812
875
410
1 762
Kota / Municipality
159
SOCIAL
CHAPTER IV
Kabupaten/Kota
Korban
NAPZA
Drugs
Addicted
Bekas
Narapidana
Presiour Scor
Keluarga
Bermasalah
Sosial
Psikologi
Lansia
Terlantar
Abondoned
Elderly
Jumlah
Total
(1)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kabupaten/Regency
1. Pandeglang
110
287
1 449
2 696
2. Lebak
381
835
62
3 588
7 735
3. Tangerang
259
254
625
1 820
8 174
36
28
164
5 461
8 838
407
296
158
1 385
3 294
6. Cilegon
18
60
504
435
1 627
7. Serang
60
35
68
2 724
5 007
50
149
480
203
1 686
Provinsi Banten
1 321
1 944
2 061
17 065
39 057
2010
1 651
1 937
1 661
14 647
36 728
4. Serang
Kota/Municipality
5. Tangerang
Sumber / Source : Dinas Sosial Provinsi Banten / Office of Social Services Banten Province Government
160
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.4.4
Table
Jumlah Tindak Pidana

Menurut Wilayah Kepolisian Resort
Crime Total by Subregional Police Office
Kepolisian Resort
Subregional Police
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Kepolisian Resort - Polda Banten

Subregional Police under
Banten Regional Police
1. Pandeglang
489
1 559
1 019
2. Lebak
438
660
774
3. Serang
857
378
357
4. Cilegon
441
378
284
5. Kota Tangerang
2 944
3 284
1 905
6. Kabupaten Tangerang
5 308
5 994
6 588
296
220
196
Kepolisian Resort - Polda Metro Jaya

Metro Jaya Regional Police
7. Bandara Soekarno-Hatta
Sumber / Source : Kepolisian Republik Indonesia, Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Kepolisian Daerah Banten
Indonesian National Police, Metro Jaya and Banten Regional Police
161
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.4.5
Table
Resiko Penduduk Terjadi Tindak Pidana per 100.000

Penduduk Menurut Wilayah Kepolisian Resort
Crime Rate per 100,000 Population
by Subregional Police Office
Kepolisian Resort
Subregional Police
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
...
...
...
2. Lebak
36
29
23
3. Serang
...
...
...
4. Cilegon
79
114
134
5. Kota Tangerang
192
214
124
148
166
184
...
...
...


162
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.4.6
Table
Selang Waktu Terjadinya Tindak Pidana

Time Interval of Crimes Occurance
Kepolisian Resort
Subregional Police
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
17o.54'.51"
5o.37'.08"
8o.35'.48"
2. Lebak
20o.00'.00"
13o.16'.22"
11o.19'.04"
3. Serang
10o.13'.18"
23o.10'.29"
24o.32'.16"
4. Cilegon
19o.51'.50"
23o.10'.29"
30o.50'.42"
5. Kota Tangerang
2o.58'.32"
2o.40'.03"
4o.35'.54"
1o.39'.01"
1o.28'.26"
1o.19'.47"
29o.35'.41"
39o.49'.05"
44o.41'.38"


Catatan / Note :
: jam / hours
: menit / minutes
: detik / second
0
163
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.4.7
Table
Persentase Penyelesaian Tindak Pidana

Completion Percentage of Criminal Cases
Kepolisian Resort
Subregional Police
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
64
76
59
2. Lebak
79
71
72
3. Serang
...
...
...
4. Cilegon
61
67
49
5. Kota Tangerang
59
55
64
35
28
35
46
77
65


164
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.4.8
Table
Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi

Menurut Jenis Kejahatan
Number of Crime Happens by Type of Crime
Tindak Kejahatan / Crime
Jenis Kejahatan
Type of Crime
(1)
1. Pembunuhan / Murder
2. Penganiyaan dengan pemberatan
Tindak Pidana
Crime
Penyelesaian Tindak Pidana

The Settlement of Criminal
(2)
(3)
23
21
377
246
3 282
805
181
145
1 213
385
76
31
7. Perjudian / Gambling
216
138
8. Pemerasan / Extortion
31
57
3. Pencurian dengan pemberatan (Curat)

4. Pencurian dengan kekerasan (Curas)
Theft with violence
5. Pencurian kendaraan bermotor (Curanmor)
Motor vehicle theft
6. Kebakaran / Fire
9. Perkosaan / Rape
32
17
10. Narkotika / Narcotics
456
346
11. Kenakalan Remaja / Adolescent hoax

11. Lainnya / Others
400
318
Jumlah / Total
6 287
2 492
2010
8 034
3 258
2009
6 607
2 418
165
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.4.9
Table
Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah Korban

Number of Accidents and Victims
Bulan
Month
Jumlah
Kecelakaan
Total Accidents
(1)
Korban (orang)
Victim (person)
Meninggal
Deaths
Luka Berat
Seriously Injured
Luka Ringan
Slightly Injured
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari / January
760
119
244
642
Februari / February
666
90
209
557
Maret / March
795
137
210
711
April / April
779
141
219
690
Mei / May
745
145
296
585
Juni / June
787
149
270
649
Juli / July
803
108
243
629
Agustus / August
816
136
313
696
817
115
341
719
Oktober / October
757
118
282
603
November / November
800
108
299
678
Desember / December
788
115
285
561
Jumlah / Total
9 313
1 481
3 211
7 720
2010
9 446
1 312
4 192
6 901
2009
8 115
1 219
3 620
5 538
166
BAB IV
SOSIAL
4.5. AGAMA
RELIGION
Tabel
4.5.1
Table
Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota

Number of Religious Worship Places
Kabupaten/Kota
Mesjid/
Mosques
(1)
(2)
Gereja 2)
Gereja 3)
Pura
Vihara
Kristen
Katolik
Hinduism
Buddhist
Christian2) Chatolic 3)
Temples Monastery
Churches Churches
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah
Total
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
1 715
1 720
2. Lebak
1 497
12
1 511
3. Tangerang 1)
1 738
257
33
2 042
4. Serang
2 307
2 312
506
269
30
815
6. Cilegon
52
19
74
7. Serang
47
19
.4
72
...
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
7 862
584
14
14
72
8 546
Kota / Municipality
5. Tangerang

Catatan / Note
1)
2)
3)

Termasuk tempat pembinaan dan rumah doa / Including the guidance and prayer houses
Termasuk paroki/stasi / Including parish
167
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.5.2
Table
Kabupaten/Kota
(1)
Persentase Penduduk Menurut Agama

Percentage of Population by Religion
Agama / Religion
Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Buddha
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah
Total
Kong
hucu
(7)
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
99,42
0,20
0,04
0,13
0,20
100,00
2. Lebak
98,26
0,69
0,41
0,27
0,37
100,00
3. Tangerang 1)
92,24
3,09
1,24
0,98
2,42
0,03
100,00
4. Serang
98,26
1,31
0,14
0,23
0,07
100,00
5. Tangerang
70,36
16,13
2,61
1,51
9,34
0,05
100,00
6. Cilegon
94,92
2,71
0,84
0,88
0,66
100,00
7. Serang
96,04
1,62
1,04
0,78
0,52
100,00
...
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
91,04
4,41
1,09
0,79
2,66
0,02
100,00
2010
88,53
5,45
1,41
0,90
3,71
...
100,00
2009
87,73
5,89
1,42
0,97
4,00
...
100,00
Kota / Municipality
...

Catatan / Note
168
1)
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.5.3
Table
Jumlah Calon/Jamaah Haji

dan Besarnya Biaya Haji di Provinsi Banten, 2002-2011
Number of Applicants/Pilgrims
and Cost to Mecca in Banten Province, 2002-2011
Musim Haji
Periode
Calon
Jamaah Haji
Applicant
Jamaah Haji
Berangkat
Departure
Jamaah
Yang Batal
Cancelling
Besarnya ONH
Cost
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2002
4 866
4 865
Rp 800.000 +
US$ 2.677,00
2003
5 150
5 110
40
Rp 967 500 +
US$ 2.675,00
2004
5 216
5 216
Rp 967 500 +
US$ 2.675,00
2005
5 128
5 128
Rp 963 266 +
US$ 2.668,00
2006
8 505
8 401
104
Rp 466 864 +
US$ 2.851,70
2007
8 474
8 366
98
Rp 400 100 +
US$ 2.925,90
2008
8 555
8 534
21
Rp 501 000 +
US$ 3.429,60
2009
8 572
8 541
31
Rp 100 000 +
US$ 3.444,00
2010
8 572
8 708
44
US$ 3.364
2011
8 881
8 785
26
US$ 3.589

169
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.5.4
Table
Jumlah Jamaah Haji Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Kelamin di Provinsi Banten, 2011
Number of Pilgrims by Regency/Municipality
and Sex in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
Jenis Kelamin / Sex
Jumlah
Total
Laki-laki / Male
Perempuan / Female
(2)
(4)
(5)
1. Pandeglang
362
429
791
2. Lebak
289
320
609
1 428
1 628
3 056
397
512
909
5. Tangerang
932
1 100
2 032
6. Cilegon
292
334
626
7. Serang
358
404
762
...
...
...
Provinsi Banten
4 058
4 727
8 785
2010
4 033
4 675
8 708
2009
3 913
4 628
8 541
2008
3 997
4 537
8 534
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang 1)
4. Serang
Kota / Municipality

Catatan / Note
170
1)
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.5.5
Table
Tingkat Usia Jamaah Haji di Provinsi Banten, 2011

Number of Pilgrims by Age Group
Kabupaten/Kota
Kelompok Umur (tahun) / Age Group (year)
Jumlah
Total
0 - 30
31 40
41 - 50
51+
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pandeglang
31
142
206
412
791
2. Lebak
24
106
167
312
609
137
463
1 055
1 401
3 056
49
158
276
426
909
5. Tangerang
42
270
676
1 044
2 032
6. Cilegon
13
84
226
303
626
7. Serang
34
133
274
321
762
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
330
1 356
2 880
4 219
8 785
2010
365
1 343
2 840
4 160
8 708
2009
460
1 539
2 822
3 720
8 541
2008
428
1 473
2 810
3 790
8 501
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang 1)
4. Serang
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
171
SOCIAL
CHAPTER IV
4.6. SOSIAL LAINNYA

OTHER SOCIAL MATTER
Tabel
4.6.1
Table
Jumlah Perkara yang Diputus

di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten
Menurut Jenis Perkara, 2011
Number of Cases Decided in Islamic High Court Territory
of Banten by Type of Cases, 2011
Jenis Perkara
Kind of Cases
Perkara
yang diputus oleh
Pengadilan Agama
Things that be on HighLevel Religious Court
Perkara yang
Dimohonkan Banding
The proposed appeal
(1)
(2)
(3)
1. Ijin Poligami / Polygamy Permission

2. Pencegahan Perkawinan / Marriage Prevention
3. Penolakan Perkawinan / Marriage Rejection
4. Pembatalan Perkawinan /
Marriage Disqualification
5. Kelalaian Kewajiban / Derelication of The Duty
6. Cerai Talak / Divorce
7. Cerai Gugat / Divorce (womans inisiative)
8. Pembagian Harta Bersama / Herritage by Married
9. Penguasaan Anak / Child Guardian
10. Nafkah dari Ibu / Mothers Finance
11. Hak Bekas Istri / Right of Ex-wife
12. Pengesahan Anak / Adoption
13. Pencabutan Kekuasaan Orang Tua/
Revocation of Power as a Foster Parent
14. Perwalian / Trusteeship
15. Pencabutan sebagai Wali / Reference as Trustee
16. Penunjukan Orang Lain sebagai Wali /
Reference as Trustee
17. Ganti Rugi terhadap Wali /
Compens. about Trustee
16
1
-
1 473
3 597
31
13
1
-
22
34
6
4
-
22
2
18. Asal Usul Anak (Adopsi) /

Origin of Adopted Children
19. Penolakan Kawin Campuran /

Mixed Marriage
20. Itsbat Nikah / Compirmation Marriage
1 945
172
BAB IV
SOSIAL
Lanjutan Tabel / Continued Tabel 4.6.1
Jenis Perkara
Kind of Cases
Perkara
yang diputus oleh
Pengadilan Agama
Things that be on HighLevel Religious Court
Perkara yang
Dimohonkan Banding
The proposed appeal
(1)
(2)
(3)
17
10
25
3
1
110
24
24
79
353
94
2
-
Jumlah / Total
7 851
70
2010
7 087
64
2009
5 402
55
21. Ijin Kawin / Marriage Permission

22. Dispensasi Kawin / Dispensation Marriagre
23. Wali Adhol / Adhol Substitute
24. Ekonomi Syariah / Sharia Economic
25. Kewarisan / Legacy
26. Wasiat
27. Hibah / Grant
28. Wakaf / Edificationt
29. Shadaqah / Zakat / Infaq
30. Penetapan Ahli Waris / Determining Relation
31. Lain-lain / Others
32. Ditolak
33. Tidak Diterima
34. Digugurkan
35. Dicoret dari Register
Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Regional Islamic High Court in Banten Province
173
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.6.2
Table
Jumlah Perkara yang Dimohonkan Banding

pada Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten, 2011
Number of Cases Which Petitioned Appeal in
Islamic High Court of Banten, 2011
Bulan
Month
Sisa Perkara
Bulan Lalu
Remaining
Case in
The Last
Month
Jumlah
Perkara
Diterima
Number of
Registered
Jumlah
Seluruh
Perkara
Number of
All Cases
Jumlah
Perkara
Diputus
Number of
Sentenced
Sisa Perkara
Remaining
Case
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Januari / January
10
Pebruari / February
11
Maret / March
15
April / April
11
Mei / May
13
Juni / June
Juli / July
Agustus / August
Oktober / October
12
Nopember / November
10
Desember / December
Jumlah / Total
68
71
70
2010
64
69
66
2009
55
59
54
Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province
174
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.6.3
Table
Jumlah Perkara yang Diterima dan Diputus

pada Pengadilan Agama di Provinsi Banten, 2011
Recapitulation of Case Received and Decided
on Islamic Court in Banten Province, 2011
Pengadilan Agama
Lower-Level
Religious Court
Sisa Perkara
Tahun Lalu
Remaining
Case in
The Last Year
Jumlah
Perkara
Diterima
Number of
Registered
Jumlah
Seluruh
Perkara
Number of
All Cases
Jumlah
Perkara
Diputus
Number of
Sentenced
Sisa Perkara
Remaining
Case
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
133
1 353
1 486
1 270
216
48
471
519
461
58
277
2 094
2 371
1 960
411
52
629
681
552
129
471
3 308
3 779
3 157
622
48
982
1 030
932
98
1 029
8 837
9 866
8 332
1 534
2010
927
7 189
8 116
7 087
1 029
2009
630
5 402
6 032
5 105
927
1. Serang
2. Tangerang
3. Rangkasbitung
4. Pandeglang
5. Tigaraksa
6. Cilegon
Jumlah / Total
Sumber / Source : Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Banten / Religious High Court of Banten Province
175
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.6.4
Table
Jumlah Tahanan di UPT Lembaga Pemasyarakatan (LP)

Menurut Jenis Kejahatan di Provinsi Banten (jiwa), 2011
Number of Prisoners in Prison House Units (LP)
by Type of Crimes in Banten Province (Person), 2011
Jenis Kejahatan
Type of Crimes
1. Politik / Politics
2. Terhadap Kepala Negara
Offence Against Head Of State
3. Terhadap Ketertiban
To Safety General
4. Pembakaran / Arson
5. Penyuapan / Bribery
6. Mata Uang / Coins
7. Memalsu Meterai/Surat
Postage Stamp
8. Kesusilaan / Prostitution
10. Penculikan / Abducion
12. Penganiayaan / Torture
13. Pencurian / Theft
14. Perampokan / Robbery
15. Pemerasan / Black Mail
16. Penggelapan / Fraud
17. Penipuan / Cheated
18. Merusak Barang / Vandalize
19. Dalam Jabatan / Funcionary
20. Penadahan / Fance
21. Ekonomi / Economics
22. Subversi / Subversive
23. Narkotika / Psikotropika
24. Korupsi / Corruption
25. Penyelundupan / Smuggler
26. Perlindungan Anak / Child Protection
27. Pembalakan Liar/Illegal Logging
28. Teroris/Terorist
29. Perdagangan Manusi/H. Trafficking
30. Lalu Lintas / Traffic Regulation
Jumlah / Total
176
Pasal
KUHP/UU
Regulations
LP Klas I
Tangerang
LP Pemuda
Tangerang
104-129
130-139
154-181
187-188
209-210
244-251
LP Anak Tangerang
Laki-laki
Perempuan
11
16
13
1
8
253-275
281-297
303
324-336
338-350
351-356
362-364
365
368-369
372-375
378
406-410
413-438
480-481
UU Drt. 7/55
PNPS 11/63
UU 35/210
UU No. 3/71
Ps. 26 b. Ro
UU 23/2002
UU 41/1999
UU 15/2003
UU 15/2002
UULAJ 22/09
22
102
9
30
53
11
8
1
51
140
134
-
5
48
1
7
15
114
34
17
20
26
8
495
30
-
2
10
1
15
1
1
80
50
2
1
4
3
1
1
3
113
-
582
845
172
126
BAB IV
SOSIAL
Jenis Kejahatan
Type of Crimes
LP Wanita
Tangerang
LP
Serang
Rutan
Klas I
Tangerang
Rutan
Serang
Rutan
Rangkasbitung
Rutan
Pandeglang
1. Politik / Politics
2. Terhadap Kepala Negara
Offence Against Head Of State
3. Terhadap Ketertiban
To Safety General
4. Pembakaran / Arson
5. Penyuapan / Bribery
6. Mata Uang / Coins
7. Memalsu Meterai/Surat
Postage Stamp
8. Kesusilaan / Prostitution
10. Penculikan / Abducion
12. Penganiayaan / Torture
13. Pencurian / Theft
14. Perampokan / Robbery
15. Pemerasan / Black Mail
16. Penggelapan / Fraud
17. Penipuan / Cheated
18. Merusak Barang / Vandalize
19. Dalam Jabatan / Funcionary
20. Penadahan / Fance
21. Ekonomi / Economics
22. Subversi / Subversive
23. Narkotika / Psikotropika
24. Korupsi / Corruption
25. Penyelundupan / Smuggler
26. Perlindungan Anak / Child Protection
27. Pembalakan Liar/Illegal Logging
28. Teroris/Terorist
29. Perdagangan Manusi/H. Trafficking
30. Lalu Lintas / Traffic Regulation
18
9
2
13
4
1
1
1
11
13
2
270
5
-
13
42
6
44
34
1
4
8
1
300
17
1
-
5
57
7
15
132
22
16
16
24
65
4
1
93
26
9
-
8
12
2
9
8
8
16
13
4
-
1
1
3
59
2
9
7
3
40
6
15
1
-
1
3
40
3
4
5
24
6
2
-
Jumlah / Total
336
487
512
50
151
93
Sumber / Source : Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Banten
Regional Office of Ministry of Law and Human Rights in Banten Province
177
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.6.5
Table
Rekapitulasi Produksi Sertifikat

oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
Hingga Tahun 2011
Production of Certificate by National Land Agency
by Regency/Municipality in Banten Province,
Until 2011
Kabupaten/Kota
(1)
Hak Milik
Proprietary Rights
Hak Guna Usaha

Concession
Used Rights
Hak Guna Bangunan

Building Used Rights
Bidang
Field
Luas
Area
(ha)
Bidang
Field
Luas
Area
(ha)
Bidang
Field
Luas
Area
(ha)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
5 776
70
2. Lebak
6 524
44 516
401
45 604
9 121
8 874
95
350
53
16 616
141
3 238
486
3. Tangerang
1)
4. Serang 2)
Kota / Municipality
5. Tangerang
6. Cilegon
302
1 220
183
7. Serang
Provinsi Banten
82 608
718
50 412
9 842
2010
362 487
71 040
74
5 053
434 574
50 543
2009
1 023 833
149 565
212
31 416
535 435
44 254
178
BAB IV
SOSIAL
Hak Pakai
Used Rights
Kabupaten/Kota
Hak Pengelolaan
Management Rights
Bidang
Field
Luas
Area
(ha)
Bidang
Field
Luas
Area
(ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang 1)
4. Serang
5. Tangerang
6. Cilegon
7. Serang
2010
2 244
1 920
220
1 571
2009
4 116
10 797
246
973
2)
Kota / Municipality
Provinsi Banten
179
SOCIAL
CHAPTER IV
Kabupaten/Kota
Hak Sarusun
Sarusun Rights
Tanah Wakaf
Wakaf Land
Bidang
Field
Luas
Area
(ha)
Bidang
Field
Luas
Area
(ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang 1)
4. Serang
5. Tangerang
6. Cilegon
7. Serang
2010
7 484
2 836
1 034
108
2009
15 620
2 505
5 346
1 139
2)
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency

Catatan / Note
1)
2)
180

BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.6.6
Table
Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)

dan Penerbitan Akta Menurut Kabupaten/Kota
Number of Officials Making Land Deed and
Certificate Publishing in Banten Province, 2011
Jumlah PPAT
Total PPAT
Wilayah Kerja
Kabupaten/Kota
Work Area
Regency/City
Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta)

Kind of Acta / Production (Total Acta)
PPAT
PPAT
Jual Beli Hibah
Sementara Notaris
Purchasing Gift
Provisional Notary
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pembagian
Hak
Tukar Pelepasan
Bersama Menukar
Hak
Right
Exchange Right Free
Division
(6)
(7)
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
35
16
3 360
300
250
2. Lebak
28
14
2 670
250
20
3. Tangerang 1)
37
491
62 877
3 550
1 775
70
150
4. Serang 2)
34
112
10 713
1 100
400
15
13
110
17 850
725
425
6. Cilegon
26
2 230
280
225
12
7. Serang
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
155
769
99 700
6 205
3 095
102
150
2010
154
655
107 300
5 575
3 550
2009
154
679
84 200
3 000
1 600
200
200
Kota / Municipality
5. Tangerang
181
SOCIAL
CHAPTER IV
Jenis Akta / Produksi (Jumlah Akta)

Kind of Acta / Production (Total Acta)
Wilayah Kerja
Kabupaten/Kota
Work Area
Regency/City
APDP
APHT
SK.MHT
Jumlah / Total
(1)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
1 300
2 450
3 750
2. Lebak
1 200
700
1 900
25
28 600
23 060
51 685
4 300
3 450
7 750
5. Tangerang
9 700
8 979
18 679
6. Cilegon
1 800
3 100
4 900
7. Serang
...
...
...
...
...
...
...
...
Provinsi Banten
25
46 900
41 739
88 664
2010
20
34 600
41 361
192 406
2009
220
28 300
31 000
148 720
3. Tangerang 1)
4. Serang 2)
Kota / Municipality
Sumber / Source : Badan Pertanahan Nasional / National Land Agency

Catatan / Note
1)
2)
182

BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.6.7
Table
Banyaknya Penerbitan Surat Ijin Mengemudi (SIM)

Number of Driving Licences
Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2011
Jenis SIM
Kind of Driving Licences
Perpanjangan SIM
Add
SIM Baru
New
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
1. SIM C
23 584
20 793
44 377
2. SIM A
12 023
11 335
23 358
3. SIM B - I
1 878
1 473
3 351
4. SIM B - II
809
385
1 194
Jumlah / Total
38 294
33 986
72 280
2010 *)
33 436
40 063
73 499
2009 *)
27 012
37 191
64 203
Sumber / Source : Kepolisian Republik Indonesia - Kepolisian Daerah Banten

Indonesian National Police - Banten Regional Police
Catatan / Note
*)
Angka perbaikan / Revised Figures
183
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.6.8
Table
Banyaknya Penerbitan STNK

Total of Vehicle Registered Number (URM)
Issued by Indonesian Police of Banten Territory, 2011
Bulan
Month
Kendaraan
Baru
New Car
Balik Nama
Transfer
Duties
Pindah
Daerah
Moved to
Another Place
Hilang/
Salinan
Lost /Copy
Pengesahan
New Printing
Legalization
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Januari / January
10 888
1 123
353
838
6 996
Pebruari / February
7 734
839
207
635
5 510
Maret / March
14 606
1 222
450
944
7 636
April / April
10 722
1 139
393
838
7 304
Mei / May
12 201
1 084
440
981
7 942
Juni / June
12 055
1 140
407
707
7 011
Juli / July
13 944
1 065
397
916
8 242
Agustus / August
13 391
985
406
898
7 099
13 511
1 185
355
960
8 131
Oktober / October
13 072
1 167
438
810
8 223
Nopember / November
12 357
1 117
401
980
9 517
Desember / December
12 071
1 120
445
1 006
8 446
Jumlah / Total
146 552
13 186
4 692
10 513
92 057
2010 *)
101 107
7 483
3 996
6 356
56 134
2009 *)
66 989
5 276
4 310
6 045
43 374
Sumber / Source :
Catatan / Notes
184
Kepolisian Republik Indonesia - Kepolisian Daerah Banten

Indonesian National Police - Banten Regional Police
: Angka perbaikan / Revised Figures
BAB IV
SOSIAL
4.7. KEMISKINAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA

POVERTY AND HUMAN DEVELOPMENT
Tabel
4.7.1
Table
Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin

Poverty Line and Number of Poor
Uraian/Tahun
Description/Year
Kota /
Urban
Desa /
Rural
Kota+ Desa /
Urban+Rural
(1)
(2)
(3)
(4)
236 672
206 639
226 662
163 006
73 666
335 527
156 993
49 647
354 963
161 002
65 660
690 490
247 575
214 179
236 521
171 209
76 366
335 123
161 567
52 612
355 751
168 018
68 503
690 874
250 041
219 026
239 767
172 372
77 669
333 003
165 552
53 474
319 795
170 113
69 654
652 798
Maret / March 2011

1. Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan) /
Poverty Line (rupiahs/kapita/month)
a. Makanan / Food
b. Non Makanan / Non Food
2. Jumlah Penduduk Miskin /
Number of Poor
September / September 2011
a. Makanan / Food
Number of Poor
Maret / March 2012
a. Makanan / Food
Number of Poor
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 2011 2012
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, 2011 2012
185
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.7.2
Table
Persentase Penduduk Miskin (P0), Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Percentage of Poor (P0), Poverty Gap Index (P1) and
Poverty Severity Index(P2) in Banten Province, 2011-2012
Uraian/Tahun
Description/Year
Kota /
Urban
Desa /
Rural
Kota+ Desa /
Urban+Rural
(1)
(2)
(3)
(4)
4,61
9,75
6,32
0,67
1,36
0,90
0,14
0,33
0,20
4,54
9,74
6,26
0,81
1,82
1,15
0,24
0,48
0,32
4,46
8,65
5,85
0,57
1,07
0,74
0,11
0,23
0,15
Maret / March 2011

1. Persentase Penduduk Miskin (P0) /
Percentage of Poor (P0)
2. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) /
Poverty Gap Index (P1)
3. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) /
Poverty Severity Index (P2)
September 2011 / September 2011
Maret / March 2012
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), 2011 2012
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, 2011 2012
186
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.7.3
Table
Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (rupiah/kapita/bulan), 2009-2011
Poverty Line by Regency/Municipality in Banten Province
(rupiahs/capita/month), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
190 256
202 483
209 655
2. Lebak
174 367
185 573
197 985
3. Tangerang 1)
241 607
258 155
290 423
4. Serang
180 526
192 128
204 788
5. Tangerang
284 093
303 551
337 543
6. Cilegon
230 354
246 662
261 962
7. Serang
185 597
197 525
213 617
...
275 643
317 887
222 292
233 214
236 521
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009-2010 dan September 2011
BPS Statistics of Banten Province, National Socio Economic Survey, July 2009-2010 and
September 2011
Catatan / Note
1)

Including Tangerang Selatan Municipality for the year 2009
187
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.7.4
Table
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (orang), 2009-2011
Number of Poor by Regency/Municipality
in Banten Province (people), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
140 281
127 800
117 644
2. Lebak
142 229
125 200
115 160
3. Tangerang 1)
256 151
205 100
188 653
82 897
89 200
82 047
106 102
124 300
114 333
6. Cilegon
15 367
16 800
15 453
7. Serang
32 764
40 700
37 436
...
21 900
20 144
775 791
751 000
690 874
Kabupaten / Regency
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
September 2011
Catatan / Note
188
1)

BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.7.5
Table
Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota

Percentage of Poor by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
12,01
11,14
9,80
2. Lebak
10,63
10,38
9,20
3. Tangerang 1)
6,55
7,18
6,42
4. Serang
5,80
6,34
5,63
5. Tangerang
6,42
6,88
6,14
6. Cilegon
4,14
4,46
3,98
7. Serang
6,19
7,03
6,25
...
1,67
1,50
8,15
7,46
6,26
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten
September 2011
Catatan / Note
1)

189
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.7.6
Table
Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (tahun), 2009-2011
Life Expectancy by Regency/Municipality
in Banten Province (years), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
63,52
63,77
63,95
2. Lebak
63,21
63,28
63,35
3. Tangerang
65,61
65,79
65,90
4. Serang
63,08
63,51
63,88
5. Tangerang
68,33
68,37
68,41
6. Cilegon
68,53
68,58
68,62
7. Serang
64,62
65,13
65,47
68,43
68,54
68,65
64,75
64,90
65,05
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note
190
*)
Angka sementara / Preliminary figures
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.7.7
Table
Angka Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (persen), 2009-2011
Literacy Rates by Regency/Municipality
in Banten Province (percent), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
96,30
96,35
96,37
2. Lebak
94,55
94,60
94,82
3. Tangerang
95,66
95,78
95,86
4. Serang
94,93
95,23
95,72
5. Tangerang
98,35
98,39
98,41
6. Cilegon
98,71
98,72
98,73
7. Serang
96,27
96,47
96,89
98,14
98,15
98,19
95,95
96,20
96,25
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note
*)
191
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
4.7.8
Table
Rata-Rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (tahun), 2009-2011
Mean Years Schooling by Regency/Municipality
in Banten Province (years), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
6,44
6,47
6,81
2. Lebak
6,22
6,24
6,25
3. Tangerang
8,93
8,94
8,95
4. Serang
7,04
7,05
7,25
5. Tangerang
9,95
9,98
10,04
6. Cilegon
9,66
9,67
9,68
7. Serang
7,25
7,51
8,01
9,95
10,15
10,70
8,15
8,32
8,41
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note
192
*)
BAB IV
SOSIAL
Tabel
4.7.9
Table
Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
(ribu/tahun), 2009-2011
Expenditure per Capita Adjusted
by Regency/Municipality in Banten Province
(thousand/year), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
625,06
626,73
628,41
2. Lebak
627,49
629,44
632,21
3. Tangerang
632,77
635,19
637,80
4. Serang
630,08
631,19
633,72
5. Tangerang
640,27
643,18
645,90
6. Cilegon
641,88
645,43
648,88
7. Serang
635,34
636,77
639,17
641,72
643,75
645,78
627,63
629,70
633,64
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note
*)
193
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
4.7.10
Reduksi Shortfall Menurut Kabupaten/Kota
Table
Human Development Index (HDI) and Reduction Shortfall
2009-2011
Kabupaten/Kota
IPM /
HDI
Reduksi Shortfall /
Reduction Shortfall
2009
2010
2011*)
2009
2010
2011*)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
67,99
68,29
68,77
0,74
0,94
1,54
2. Lebak
67,45
67,67
67,98
1,03
0,68
0,95
3. Tangerang
71,45
71,76
72,05
1,07
1,09
1,02
4. Serang
68,27
68,67
69,33
1,48
1,26
2,09
5. Tangerang
74,89
75,17
75,44
0,75
1,12
1,12
6. Cilegon
74,99
75,29
75,6
0,20
1,20
1,23
7. Serang
69,99
70,61
71,45
1,83
2,07
2,86
75,01
75,38
76,01
...
1,48
2,56
Provinsi Banten
70,06
70,48
70,95
1,19
1,42
1,56
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Note
194
*)
BAB IV
SOSIAL
Tabel
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
4.7.11
Table
2008-2010
Gender-related Development Index (GDI)
2008-2010
Kabupaten/Kota
2008
2009
2010 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
59,50
59,78
60,75
2. Lebak
59,58
60,29
60,34
3. Tangerang 1)
60,59
60,93
61,75
4. Serang
55,82
56,21
56,96
5. Tangerang
66,79
66,94
67,67
6. Cilegon
57,41
57,79
58,01
7. Serang
59,28
59,82
60,71
...
...
62,14
61,49
61,89
62,88
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note
*)
1)

Including Tangerang Selatan Municipality for 2008-2009
195
SOCIAL
CHAPTER IV
Tabel
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
4.7.12
Table
2008-2010
Gender Empowerment Measure (GEM)
2008-2010
Kabupaten/Kota
2008
2009
2010 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
51,39
51,68
57,79
2. Lebak
53,22
56,20
60,56
3. Tangerang 1)
54,88
57,35
52,00
4. Serang
46,53
47,10
46,16
5. Tangerang
48,14
52,61
65,03
6. Cilegon
33,62
43,70
55,37
7. Serang
44,12
53,82
62,44
...
58,90
59,94
49,02
54,87
65,66
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note
*)
1)
196

Including Tangerang Selatan Municipality for 2008
5
PERTANIAN
Agriculture
BAB V
PERTANIAN
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Pengumpulan
data
Statistik
Pertanian (SP) diselenggarakan
oleh Badan Pusat Statistik bekerja
sama dengan Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, Kementerian
Pertanian.
1. Agricultural Survey is carried out

by the BPS Statistics Indonesia in
cooperation with the Directorate
General of Food Crops, The
Ministry of Agriculture.
2. Data pokok tanaman pangan yang

dikumpulkan adalah luas panen dan
produktivitas (hasil per hektar).
Produksi tanaman pangan merupakan hasil perkalian antara luas
panen dengan produktivitas. Data
tanaman pangan mencakup padi
dan palawija (jagung, kedelai,
kacang tanah, kacang hijau, ubi
kayu, dan ubi jalar). Pengumpulan
data luas panen dilakukan setiap
bulan oleh Mantri Pertanian/Kepala
Cabang Dinas Kecamatan (KCD)
dan dilaporkan dengan formulir
Statistik
Pertanian
(SP).
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan pendekatan area kecamatan
di seluruh wilayah Indonesia.
Pengumpulan data luas panen di
tingkat
kecamatan
tersebut
didasarkan pada hasil pengumpulan
data dari seluruh desa/kelurahan
di
kecamatan
bersangkutan.
Pengumpulan data produktivitas
tanaman pangan dilakukan melalui
Survei Ubinan dengan menggunakan formulir SUB-S. Periode
pengumpulan
data
dilakukan
setiap subround (caturwulan/empat
bulanan) dengan petugas lapangan
adalah
Mantri
Statistik
(Koordinator Statistik Kecamatan /
KSK) dan KCD.
2. The main food crops data

collected
consists
of
area
harvested and productivity (yield
per
hectare).
Food
crops
production is generated by area
harvested multiply by productivity.
Food crops data covers paddy and
secondary food crops (maize,
soybeans, mungbeans, peanuts,
cassava, and sweet potatoes). The
area harvested data is collected
every month by the Agriculture
Extension Workers (called KCD
for Kepala Cabang Dinas) and
reported in Agriculture Statistics
Form.
Data
collection
is
conducted by sub district area
approach in all over Indonesia.
Area harvested in each sub district
is estimated based on the area
harvested in each village in the
sub
district.
Food
crops
productivity (yield per hectare)
data are collected through the
Crop Cutting Survey using SUB-S
form. The data collection is
conducted in every sub round (four
monthly) with Sub District
Statistics Coordinator (called
KSK for Koordinator Statistik
Kecamatan) and KCD as the
enumerator.
199
AGRICULTURE
CHAPTER V

dilakukan melalui pengukuran
langsung pada plot ubinan yang
berukuran 2 m x 2 m.
dilakukan sesuai dengan waktu
panen petani.
The productivity data collection is

conducted by a direct measurement in 2 m x 2 crop cutting
plot. The productivity measurement is conducted at the time when
farmers are harvesting their crops.
3. Pengumpulan data luas lahan

sawah dilakukan setiap tahun oleh
KCD
dengan
menggunakan
formulir SP-Lahan. Data luas lahan
sawah yang dilaporkan adalah
kondisi akhir tahun yang berada di
wilayah administrasi kecamatan
mencakup lahan yang diusahakan
oleh rumahtangga, perusahaan,
pemerintah dan lain-lain.
3. Wetland area data is collected

annualy by KCD using the form
called SP-Lahan. Wetland area
data reported is the condition at
the end of the year, and covers
wetland in district administrative
area, including the land cultivated
by households, firms, governments, and others.
4. Produksi padi mencakup padi

sawah dan padi ladang. Kualitas
produksi padi dan palawija adalah:
gabah kering giling (padi), pipilan
kering (jagung), biji kering (kedelai
dan kacang tanah), dan umbi basah
(ubi kayu dan ubi jalar).
4. The production of paddy covers

the production of wet land rice
and dry land rice. Production of
rice and secondary crops are
presented in form of : dry
unhusked rice (paddy), dry loose
maize (maize), dry shells crops
(soybeans and peanuts) and fresh
roots
(cassava
and
sweet
potatoes).
5. Survei Pertanian Hortikultura

(SPH) diselenggarakan oleh Badan
Pusat Statistik bekerja sama dengan
Direktorat Jendral Hortikultura,
Kementerian Pertanian.
5. The Agricultural Survey for

Horticulture (SPH) is carried out
by the BPS-Statistics Indonesia
in
cooperation
with
the
Directorate General of Horticulture, The Ministry of Agriculture.
200
BAB V
PERTANIAN
6. Metode yang digunakan dalam

survei
ini
adalah
metode
pencacahan
lengkap
terhadap
seluruh kecamatan di Indonesia dan
dilaporkan secara rutin bulanan
untuk data tanaman sayuran
dan buah-buahan semusim dan
triwulanan untuk tanaman buahbuahan dan sayuran tahunan,
tanaman biofarmaka dan tanaman
hias oleh mantri tani/KCD.
6. The method used in this survey is

complete enumeration for all
of districts in Indonesia and
reported monthly for SPH-SBS
and quarterly for SPH-BST, SPHTBF, SPH-TH by agriculture
extension services.
7. Tanaman sayuran dan buah-buahan

semusim.
a. Tanaman sayuran semusim
adalah tanaman sumber vitamin, garam mineral dan lainlain yang dikonsumsi dari
bagian tanaman yang berupa
daun, bunga, buah dan umbinya, yang berumur kurang dari
satu tahun.
b. Tanaman buah-buahan semusim
adalah tanaman sumber vitamin,
garam mineral dan lain-lain
yang dikonsumsi dari bagian
tanaman yang berupa buah,
berumur kurang dari satu tahun,
tidak berbentuk pohon/ rumpun
tetapi menjalar dan berbatang
lunak.
7. Seasonal vegetables and fruit

plants.
a. Seasonal vegetables plants are
plants which are the sources of
vitamin, mineral salt, etc,
consumed from the part of the
plant in the form of leaf, flower,
fruit and root with the age of
less than one year.
8. Tanaman buah-buahan dan sayuran

tahunan. Tanaman buah-buahan
tahunan adalah tanaman sumber
vitamin, garam mineral dan lainlain yang dikonsumsi dari bagian
tanaman yang berupa buah dan
merupakan
tanaman
tahunan.
Tanaman sayuran tahunan adalah
tanaman sumber vitamin, garam
mineral
dan lain-lain
yang
dikonsumsi dari bagian tanaman
yang berupa daun dan atau buah
yang berumur lebih dari satu tahun.
8. Annual fruit and vegetable plants.

Annual fruits plants are plants
which are the sources of vitamin,
contained mineral salt, etc,
consumed from the part of plant in
the form of fruits and more than
one year of age. Annual vegetable
plants are plants which are the
sources of vitamin, contained
mineral salt, etc, consumed from
the part of the plant in the form of
vegetable and more than one year
of age.
b. Seasonal fruits plants are

plants which are the sources of
vitamin, mineral salt, etc,
consumed from the part of the
plant in the form of fruits.
These plants are creeps with the
age of less than one year.
201
AGRICULTURE
CHAPTER V
9. Tanaman biofarmaka. Tanaman

biofarmaka adalah tanaman yang
bermanfaat untuk obat-obatan,
kosmetik dan kesehatan yang
dikonsumsi atau digunakan dari
bagian-bagian tanaman seperti
daun, batang, buah, umbi (rimpang)
ataupun akar.
9. Medicinal plants. Medicinal plants

are plants which are usefull for
medicine. It is consumed from
parts of the plants such as leaf,
flower, fruit, tubber and root.
10. Tanaman hias. Tanaman hias

adalah tanaman yang mempunyai
nilai keindahan baik bentuk, warna
daun, tajuk maupun bunganya,
sering digunakan untuk penghias
pekarangan dan lain sebagainya.
10. Ornamental plants. Ornamental

plants are plants which have a
beauty value, either in shape,
colour of leaf or crown of flower,
and they are often used as a yard
decorator.
11. Data yang dikumpulkan dalam

SPH mencakup : data tentang luas
penanaman, luas panen (untuk
buah-buahan
tahunan
adalah
banyaknya tanaman yang menghasilkan), produksi, luas rusak, luas
tanaman akhir dan harga jual
petani.
11. Agriculture Survey collects the

information on the planted area,
harvested area (for annual
vegetables the number of planted),
production, damaged area, plant
area in the end of month, and
price on the farm-gate level.
12. Luas panen adalah luas tanaman

sayuran, buah-buahan, biofarmaka
dan tanaman hias yang diambil
hasilnya/dipanen pada periode
pelaporan.
12. Harvested area is vegetable, fruit,

medicinal and ornamental plant of
crop harvested during the period
of report.
13. Luas panen untuk tanaman sayuran:

luas tanaman yang dipanen
sekaligus/habis/dibongkar dan luas
tanaman yang dipanen berkali-kali
(lebih dari satu kali)/ belum habis.
Tanaman
yang
dipanen
sekaligus/habis/dibongkar adalah
tanaman yang sehabis panen
langsung dibongkar/ dicabut, terdiri
dari bawang merah, bawang putih,
bawang daun, kentang, kol/kubis,
kembang kol, petsai/sawi, wortel,
lobak dan kacang merah.
13. Harvested area of vegetables :

entirely
plant
harvested
(demolished) and plant harvested
several times (undemolished).
Entirely
plants
harvested
(demolished) are plants usually
harvested once and demolished to
be substituted by other plants,
consisting of : shallots, garlic,
leeks, potato, cabbage, cauli
flower, mustard green, carrots,
chinese radish and red kidney
beans.
202
BAB V
PERTANIAN
Tanaman yang dipanen berkali-kali

(lebih dari satu kali) / belum
habis adalah tanaman yang
pemanenannya lebih dari satu kali
dan biasanya dibongkar apabila
panenan terakhir sudah tidak
memadai lagi, terdiri dari : kacang
panjang, cabe besar, cabe rawit,
jamur, tomat, terung, buncis,
ketimun, labu siam, kangkung,
bayam, melon, semangka dan
blewah.
Plants harvested several times

(undemolished) are plants usually
harvested more than once and
demolished in the case that the last
harvest was economically not
profitable. They consist of : yard
long beans, chili, small chili,
mushroom, tomatoes, egg plant,
stringbean, cucumber, pumpkin/
chajota, swampcabbage, spinach,
melon, watermelon and blewah.
14. Produksi adalah hasil menurut

bentuk produk dari setiap tanaman
sayuran, buah-buahan, biofarmaka
dan tanaman hias yang diambil
berdasarkan luas yang dipanen
pada bulan/triwulan laporan.
14. Production is the standard

production quantity form of
vegetable, fruit, medicinal and
ornamental plant based on
harvested area reported monthly/
quarterly.
15. Data
statistik
perkebunan
merupakan data sekunder yang
diperoleh dari Dinas Kehutanan
dan Perkebunan Provinsi Banten.
15. Data on estate are secondary data

aquired from from the Office of
Forestry and Estate Service of
Banten Province.
16. Data statistik kehutanan merupakan

data sekunder yang diperoleh dari
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Provinsi Banten dan Perum
Perhutani Unit III Banten.
16. Forestry statistics are secondary

data obtained from the Office of
Forestry and Estate Service of
Banten and Perum Perhutani Unit
III Banten.
17. Kawasan hutan adalah wilayah

tertentu yang berupa hutan, yang
ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai hutan tetap.
Hal ini untuk menjamin kepastian
hukum mengenai status kawasan
hutan, letak batas dan luas suatu
wilayah tertentu yang sudah
ditunjuk menjadi kawasan hutan
tetap.
17. Forest Area is a specific territory

of forest ecosystem determined
and or decided by the government
as a permanent forest. Such
decision is important to maintain
the size of forest area and
to ensure its legitimation and
boundary
demarcation
of
permanent forest.
203
AGRICULTURE
CHAPTER V
Kawasan hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam

bentuk Surat Keputusan Menteri
Kehutanan tentang Penunjukan
Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi. Penunjukan Kawasan
Hutan ini disusun berdasarkan hasil
pemaduserasian antara Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP) dengan Tata Guna
Hutan
Kesepakatan
(TGHK).
Penunjukan
kawasan
hutan
mencakup pula kawasan perairan
yang menjadi bagian dari Kawasan
Suaka Alam (KSA) dan Kawasan
Pelestarian Alam (KPA).
Indonesian
forest
area
is
determined by the Minister of
Forestry in the format of
Ministerial Decree
on the
Designation of Provincial Forest
Area and Inland Water, Coastal
and Marine Ecosystem The
designation of Forest Area is
formulated based on integrated
and harmonized of Provincial
Spatial Planning (RTRWP) and
Forest Land Use by Concensus
(TGHK). The designation of forest
area in some cases also cover
inland water, coastal and marine
ecosystem that may become part of
Sanctuary Reserve Area (KSA)
and Nature Conser-vation Area
(KPA).
18. Berdasarkan Undang-Undang No.41

Tahun 1999 tentang Kehutanan,
kawasan hutan dibagi ke dalam
kelompok
Hutan
Konservasi,
Hutan Lindung, dan Hutan
Produksi.
18. In accordance to the Act on

Forestry No. 41/1999, forest area
is categorized as Conservation
Forest, Protection Forest and
Production Forest.
19. Hutan konservasi adalah kawasan

hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok
pengawetan
keanekaragaman
tumbuhan
dan
satwa
serta
ekosistemnya.
19. Conservation forest is a forest

area having specific characteristic established for the
purposes of conservation of
animal and plant species and their
ecosystem.
20. Hutan Lindung adalah kawasan

hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga
kehidupan
untuk
mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah
intrusi air laut, dan memelihara
kesuburan tanah.
20. Protection Forest is a forest area

designated to serve life support
system, maintain hydrological
system, prevent of flood, erotion
control, seawater intrusion, and
maintain soil fertility.
204
BAB V
PERTANIAN
21. Hutan Produksi adalah kawasan

hutan yang mempunyai fungsi
pokok memproduksi hasil hutan.
Hutan produksi terdiri dari Hutan
Produksi Tetap (HP), Hutan
Produksi Terbatas (HPT), dan
Hutan Produksi yang dapat
dikonversi.
21. Production forest is a forest area

designated mainly to promote
sustainable forest production.
Production forest is classified as
permanent production forest,
limited production forest, and
convertible production forest.
22. Data statistik peternakan merupakan data sekunder yang diperoleh

dari
Dinas
Pertanian
dan
Peternakan Provinsi Banten.
22. Livestock statistics are secondary

Agriculture and Livestock Service
of Banten Province.
23. Data statistik perikanan merupakan

data sekunder yang diperoleh dari
Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi
Banten.
Statistik
perikanan dibedakan atas data
Perikanan Tangkap dan Perikanan
Budidaya. Perikanan Tangkap
diklasifikasikan atas penangkapan
ikan di laut dan penangkapan ikan
di perairan umum. Perikanan
Budidaya diklasifikasikan atas jenis
budidaya yaitu budidaya laut,
tambak, kolam, karamba, jaring
apung dan sawah.
23. Fishery Statistics are secondary

Marine and Fishery Service of
Banten Province. Fishery statistics
are categorized into two: capture
fisheries and aquaculture. Capture
fisheries are further classified
into: marine capture fisheries and
inland open water capture
fisheries. Aquaculture are further
classified into several types of
culture : marine culture; brackish
water pond; fresh water pond;
cage; floating net and fish
breeding in paddy fields.
205
AGRICULTURE
CHAPTER V
5.1. PERTANIAN TANAMAN PANGAN

FOOD CROPS
Tabel
Table
5.1.1
Luas Panen Tanaman Pangan

di Provinsi Banten (ha), 2009-2012
Harvested Area of Food Crops
in Banten Province (ha), 2009-2012
Jenis Tanaman
Crops
2009
2010
2011
2012 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
332 776
368 009
374 717
348 863
33 362
38 402
22 304
28 092
366 138
406 411
397 021
376 955
8 425
8 697
4 600
3 828
12 198
8 358
4 719
5 095
12 971
13 862
10 075
10 916
2 280
1 652
1 168
1 075
7 407
8 237
7 374
6 295
2 942
3 403
2 879
2 839
Padi / Paddy
1. Padi Sawah
Wetland Paddy
2. Padi Ladang
Dryland Paddy
3. Padi (sawah+ladang)
Paddy (Wet+Dryland)
Palawija / Other Food Crops
1. Jagung
Maize
2. Kedelai
Soybeans
3. Kacang Tanah
Peanuts
4. Kacang Hijau
Mungbeans
5. Ubi Kayu
Cassava
6. Ubi Jalar
Sweet Potatoes

Catatan / Note
206
*)
Angka Ramalan I / First Forecast
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.1.2
Produktivitas Tanaman Pangan

di Provinsi Banten (kuintal/ha), 2009-2012
Productivity of Food Crops
in Banten Province (quintal/ha), 2009-2012
Jenis Tanaman
Crops
2009
2010
2011
2012 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
52,32
52,06
50,29
52,81
32,39
34,39
29,26
33,91
50,50
50,39
49,11
51,40
32,15
32,84
30,14
32,19
13,02
13,95
12,47
13,32
15,25
14,70
12,16
10,45
8,38
8,23
7,94
8,05
142,60
144,44
145,17
146,43
117,43
119,24
120,15
124,79
Padi / Paddy
1. Padi Sawah
Wetland Paddy
2. Padi Ladang
Dryland Paddy
Paddy (Wet+Dryland)
1. Jagung
Maize
2. Kedelai
Soybeans
3. Kacang Tanah
Peanuts
4. Kacang Hijau
Mungbeans
5. Ubi Kayu
Cassava
6. Ubi Jalar
Sweet Potatoes

Catatan / Note
*)
207
AGRICULTURE
Tabel
Table
CHAPTER V
5.1.3
Produksi Tanaman Pangan

Production of Food Crops
in Banten Province (ton), 2009-2012
Jenis Tanaman
Crops
2009
2010
2011
2012 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 740 952
1 915 855
1 884 446
1 842 232
108 056
132 051
65 267
95 262
1 849 008
2 048 047
1 949 714
1 937 495
27 083
28 558
13 863
12 321
15 887
11 662
5 885
6 785
19 782
20 380
12 247
11 406
1 911
1 359
927
865
105 621
118 979
107 052
92 180
34 549
40 579
34 590
35 427
Padi / Paddy
1. Padi Sawah
Wetland Paddy
2. Padi Ladang
Dryland Paddy
Paddy (Wet+Dryland)
1. Jagung
Maize
2. Kedelai
Soybeans
3. Kacang Tanah
Peanuts
4. Kacang Hijau
Mungbeans
5. Ubi Kayu
Cassava
6. Ubi Jalar
Sweet Potatoes

Catatan / Note
208
*)
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.1.4
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi

Harvested Area, Productivity and Production of Paddy
2010
Kabupaten/Kota
2011
Luas Panen ProdukLuas Panen ProdukProduksi

Produksi
Harvested
tivitas
Harvested
tivitas
Production
Production
Area
Productivity
Area
Productivity
(ton)
(ton)
(ha)
(kw/ha)
(ha)
(kw/ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
128 721
48,96
630 188
123 253
48,42
596 796
2. Lebak
97 295
50,07
487 122
99 349
48,40
480 873
3. Tangerang
78 960
51,86
409 452
75 910
50,22
381 228
4. Serang
81 837
51,30
419 791
78 808
49,83
392 703
5. Tangerang
1 351
51,80
6 998
1 325
50,34
6 671
6. Cilegon
2 866
52,14
14 942
2 786
49,96
13 918
7. Serang
15 113
51,71
78 154
15 304
49,71
76 082
268
52,22
1 400
286
50,48
1 444
406 411
50,39
2 048 047
397 021
49,11
1 949 714
Kota / Municipality
Provinsi Banten
209
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.1.5
CHAPTER V
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung

Harvested Area, Productivity and Production of Maize
2010
Kabupaten/Kota
(1)
2011

Produksi
Harvested
tivitas
Harvested
tivitas
Production
Production
Area
Productivity
Area
Productivity
(ton)
(ton)
(ha)
(kw/ha)
(ha)
(kw/ha)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
2 694
32,80
8 836
1 609
30,44
4 897
2. Lebak
1 968
32,81
6 456
1 312
30,11
3 951
3. Tangerang
1 170
32,82
3 840
178
30,05
535
4. Serang
1 367
32,90
4 498
868
29,89
2 595
32,78
6. Cilegon
47
32,88
155
17
29,98
51
7. Serang
1 092
32,97
3 600
459
29,65
1 361
358
32,69
1 170
157
30,16
473
8 697
32,84
28 558
4 600
30,14
13 863
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
210
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.1.6
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kedelai

Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans
2010
Kabupaten/Kota
2011

Produksi
Harvested
tivitas
Harvested
tivitas
Production
Production
Area
Productivity
Area
Productivity
(ton)
(ton)
(ha)
(kw/ha)
(ha)
(kw/ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
5 769
13,77
7 945
2 853
12,49
3 563
2. Lebak
2 367
14,36
3 399
1 609
12,29
1 978
214
14,38
308
226
13,43
304
5. Tangerang
6. Cilegon
7. Serang
13,27
11
31
13,05
40
8 358
13,95
11 662
4 719
12,47
5 885
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
Provinsi Banten
211
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.1.7
CHAPTER V
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah

Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts
2010
Kabupaten/Kota
(1)
2011

Produksi
Harvested
tivitas
Harvested
tivitas
Production
Production
Area
Productivity
Area
Productivity
(ton)
(ton)
(ha)
(kw/ha)
(ha)
(kw/ha)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
908
14,41
1 309
489
12,31
602
2. Lebak
935
14,26
1 334
376
12,30
463
3. Tangerang
284
14,65
416
188
12,11
228
5 645
14,72
8 310
3 817
12,19
4 651
6. Cilegon
3 710
14,83
5 503
3 035
12,20
3 704
7. Serang
1 999
14,77
2 953
1 905
11,93
2 272
381
14,59
556
265
12,34
327
13 862
14,70
20 380
10 075
12,16
12 247
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
212
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.1.8
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau

Harvested Area, Productivity and Production
of Mungbeans by Regency/Municipality
2010
Kabupaten/Kota
2011

Produksi
Harvested
tivitas
Harvested
tivitas
Production
Production
Area
Productivity
Area
Productivity
(ton)
(ton)
(ha)
(kw/ha)
(ha)
(kw/ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
458
8,04
368
484
7,84
379
2. Lebak
133
8,29
110
62
8,05
50
8,15
806
8,29
668
325
7,95
259
6. Cilegon
64
8,35
53
56
7,94
44
7. Serang
191
8,33
159
240
8,09
194
1 652
8,23
1 359
1 168
7,94
927
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
213
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.1.9
CHAPTER V
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu

Harvested Area, Productivity and Production of Cassava
2010
Kabupaten/Kota
(1)
2011

Produksi
Harvested
tivitas
Harvested
tivitas
Production
Production
Area
Productivity
Area
Productivity
(ton)
(ton)
(ha)
(kw/ha)
(ha)
(kw/ha)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
1 858
144,73
26 891
1 776
144,99
25 750
2. Lebak
2 290
144,53
33 097
1 654
145,18
24 012
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
486
144,73
7 034
525
145,53
7 640
2 733
144,24
39 422
2 644
145,22
38 395
16
144,64
231
13
145,42
189
6. Cilegon
162
144,27
2 337
104
144,88
1 507
7. Serang
321
143,30
4 600
401
145,25
5 824
371
144,68
5 368
257
145,30
3 734
8 237
144,44
118 978
7 374
145,17
107 052
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
214
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.1.10
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar

Harvested Area, Productivity and Production
of Sweet Potatoes by Regency/Municipality
2010
Kabupaten/Kota
2011

Produksi
Harvested
tivitas
Harvested
tivitas
Production
Production
Area
Productivity
Area
Productivity
(ton)
(ton)
(ha)
(kw/ha)
(ha)
(kw/ha)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
947
119,42
11 309
1 083
120,13
13 011
2. Lebak
834
119,17
9 939
656
120,15
7 882
3. Tangerang
106
118,76
1 259
131
120,15
1 574
1 135
119,19
13 528
717
120,06
8 609
121
36
120,37
48
6. Cilegon
57
118,38
675
35
120,33
421
7. Serang
134
120,29
1 612
127
120,67
1 532
187
118,80
2 222
126
120,08
1 513
3 403
119,24
40 579
2 879
120,15
34 590
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
215
AGRICULTURE
CHAPTER V
5.2. HORTIKULTURA
HORTICULTURE
Tabel
Table
5.2.1
Luas Panen Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan

Semusim Menurut Jenis Tanaman
Harvested Area of Seasonal Vegetables and Fruits
By Kind of Plant in Banten Province, 2009-2011
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bawang Merah / Onions
ha
85
69
102
Bawang Daun / Spring Onions
ha
112
103
122
Kembang Kol
ha
23
Petsai (Sawi) / Mustard Green
ha
1 715
1 599
1 774
Wortel / Carrots
ha
11
28
30
Kacang Merah / Red Beans
ha
23
10
Kacang Panjang / Long Beans
ha
3 208
3 699
2 813
Cabe Besar / Large Chili
ha
1 118
1 062
962
Cabe Rawit / Chili
ha
629
663
670
Jamur / Mushroam
m2
1 644
15 079
10 961
Tomat / Tomatoes
ha
561
492
460
Terung / Eggplants
ha
1 052
1 252
1 133
Buncis / String Beans
ha
152
122
44
Ketimun / Cucumber
ha
3 027
3 364
2 755
Labu Siam / Gourd
ha
102
22
22
Kangkung / Swamp Cabbage
ha
1 822
2 072
2 206
Bayam / Spinach
ha
1 567
1 883
1 931
Melon
ha
55
63
61
Semangka / Water Melon
ha
164
57
162
Blewah
ha
37
87
216
BAB V
Tabel
Table
PERTANIAN
5.2.2
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan

Productivity of Seasonal Vegetables and Fruits
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
kw/ha
78,59
50,84
41,27
kw/ha
30,27
38,67
38,69
Kembang Kol
kw/ha
140,00
57,39
kw/ha
69,43
60,75
68,78
Wortel / Carrots
kw/ha
35,45
40,07
33,33
kw/ha
17,83
10,20
4,29
kw/ha
42,59
56,58
57,56
kw/ha
36,46
43,68
34,54
Cabe Rawit / Chili
kw/ha
37,38
42,18
46,10
Jamur / Mushroam
kw/m2
8,46
7,74
14,83
Tomat / Tomatoes
kw/ha
76,22
71,27
66,37
Terung / Eggplants
kw/ha
59,30
67,63
62,52
kw/ha
45,20
64,68
36,14
Ketimun / Cucumber
kw/ha
70,19
80,81
74,68
Labu Siam / Gourd
kw/ha
50,88
30,68
56,82
kw/ha
60,84
66,24
65,29
Bayam / Spinach
kw/ha
37,47
37,29
39,88
Melon
kw/ha
83,09
119,00
131,48
kw/ha
184,51
136,18
130,43
Blewah
kw/ha
96,76
86,50
193,45
217
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.2.3
CHAPTER V
Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan

Production of Seasonal Vegetables and Fruits
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
ton
668
351
421
ton
339
398
472
Kembang Kol
ton
42
132
ton
11 908
9 714
12 202
Wortel / Carrots
ton
39
112
100
ton
41
10
ton
13 664
20 930
16 191
ton
4 076
4 638
3 323
Cabe Rawit / Chili
ton
2 351
2 797
3 089
Jamur / Mushroam
ton
1 391
117
16 259
Tomat / Tomatoes
ton
4 276
3 506
3 053
Terung / Eggplants
ton
6 238
8 467
7 083
ton
687
789
159
Ketimun / Cucumber
ton
21 245
27 183
20 574
Labu Siam / Gourd
ton
519
68
125
ton
11 085
13 724
14 403
Bayam / Spinach
ton
5 872
7 022
7 700
Melon
ton
457
750
802
ton
3 026
776
2 113
Blewah
ton
358
69
1 683
218
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.2.4
Luas Panen Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan

Tahunan Menurut Jenis Tanaman
Harvested Area of Annual Vegetables and Fruits
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Alpukat / Avocado
Belimbing / Star Fruit
pohon / tree
pohon / tree
6 596
6 401
7 252
17 226
25 494
19 692
Duku (Langsat / Kokosan) / Lanzon
pohon / tree
18 743
49 044
29 463
Durian / Durian
pohon / tree
182 128
114 262
240 493
Jambu Biji / Guava
pohon / tree
72 470
82 510
73 860
Jambu Air / Common Guava
pohon / tree
55 096
61 585
Jeruk Siam / Siam Orange
pohon / tree
19 425
25 696
25 605
Jeruk Besar Large Orange
pohon / tree
7 583
9 506
8 223
Mangga / Mango
pohon / tree
257 867
176 729
358 287
Manggis / Mangosteen
pohon / tree
65 696
30 983
144 037
Nangka / Jackfruit
pohon / tree
56 959
64 099
60 733
Nenas / Pineapple
rumpun / Clamp
40 794
47 178
69 526
Pepaya / Papaya
pohon / tree
87 324
117 043
98 947
Pisang / Banana
rumpun / Clamp
4 433 363
4 668 695
3 987 143
pohon / tree
378 131
345 233
391 631
rumpun / Clamp
287 450
219 721
192 605
Sawo / Sapodilla
pohon / tree
18 849
20 775
22 184
Markisa (Konyal) / Marcissa
pohon / tree
890
1 097
513
Sirsak / Soursop
pohon / tree
45 714
51 516
51 635
Sukun / Sukun
pohon / tree
42 405
57 772
83 966
Melinjo /Gnetum Gnemon
pohon / tree
752 969
711 712
692 431
Petai / Parkia Speciosa
pohon / tree
78 650
66 052
115 791
Jengkol
pohon / tree
55 702
46 399
56 206
Rambutan
Salak / Salacia
219
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.2.5
CHAPTER V
Produktivitas Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan

Productivity of Annual Vegetables and Fruits
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Alpukat / Avocado
(kg/Pohon)/(kg/tree)
93,54
118,67
99,42
84,35
71,11
77,75
76,67
78,37
53,86
Durian / Durian
154,57
76,66
109,32
Jambu Biji / Guava
42,45
72,16
63,69
56,10
60, 37
61,62
70,91
50,85
48,27
65,92
67,13
Mangga / Mango
93,04
90,24
104,07
44,55
76,43
54,17
Nangka / Jackfruit
108,97
94,22
96,11
9,05
10,36
6,83
Nenas / Pineapple
(kg/rumpun)/(kg/Clamp)
Pepaya / Papaya
46,50
48,10
56,64
Pisang / Banana
43,95
50,31
62,27
62,26
56,93
44,10
4,85
8,62
9,95
Rambutan
Salak / Salacia
Sawo / Sapodilla
113,64
142,27
114,68
53,93
28,08
35,09
Sirsak / Soursop
32,31
43,35
43,96
Sukun / Sukun
69,97
63,17
63,44
33,34
51,48
43,92
78,14
63,88
57,99
Jengkol
56,71
58,43
65,37
220
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.2.6
Produksi Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan

Production of Annual Vegetables and Fruits
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Alpukat / Avocado
ton
617
760
721
ton
1 453
1 813
1 531
ton
1 437
3 844
1 587
Durian / Durian
ton
28 152
8 759
26 291
Jambu Biji / Guava
ton
3 076
5 954
4 704
ton
3 091
3 718
ton
1 197
1 822
1 302
ton
366
627
552
Mangga / Mango
ton
23 991
15 948
37 286
ton
2 927
2 368
7 802
Nangka / Jackfruit
ton
6 207
6 039
5 837
Nenas / Pineapple
ton
369
489
475
Pepaya / Papaya
ton
4 061
5 630
5 604
Pisang / Banana
ton
194 835
234 886
248 272
Rambutan
ton
23 541
19 654
17 271
Salak / Salacia
ton
1 394
1 895
1 916
Sawo / Sapodilla
ton
2 142
2 956
2 544
ton
48
31
18
Sirsak / Soursop
ton
1 477
2 233
2 270
Sukun / Sukun
ton
2 967
3 650
5 327
ton
25 102
36 642
30 409
ton
6 146
4 219
6 715
Jengkol
ton
3 159
2 711
3 674
221
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.2.7
CHAPTER V
Luas Panen Tanaman Biofarmaka

Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Banten, 2009-2011
Harvested Area of Medicinal Plants By Kind of Plant
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Jahe / Ginger
m2
1 658 665
672 068
1 138 003
Laos / Lengkuas
m2
1 742 518
1 258 467
1 297 130
Kencur
m2
649 904
766 181
666 437
Kunyit / Turmeric
m2
1 305 181
919 111
708 941
Lempuyang
m2
95 094
152 435
49 258
Temulawak
m2
40 994
161 786
44 244
Temuireng
m2
17 655
29 674
15 321
Kejibeling
m2
18 732
60 168
37 360
Temukunci
m2
24 360
104 790
15 411
Dlingo / Dringo
m2
27 354
17 945
6 395
Kapolaga / Cardamom
m2
62 268
112 568
114 846
Mengkudu / Pace
pohon / tree
84 676
93 034
84 410
Mahkota Dewa
pohon / tree
14 623
13 529
15 194
Sambiloto
m2
18 261
39 557
18 088
Lidah Buaya / Alovera
m2
18 633
11 513
21 599
222
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.2.8
Produktivitas Tanaman Biofarmaka

Productivity of Medicinal Plants By Kind of Plant
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Jahe / Ginger
kg/m2
1,00
1,81
0,97
Laos / Lengkuas
kg/m2
1,03
2,28
2,59
Kencur
kg/m2
1,18
1,63
1,78
Kunyit / Turmeric
kg/m2
0,90
2,25
1,15
Lempuyang
kg/m2
1,19
1,69
1,99
Temulawak
kg/m2
1,05
1,51
1,72
Temuireng
kg/m2
1,34
1,49
1,56
Kejibeling
kg/m2
1,57
2,01
1,36
Temukunci
kg/m2
1,20
1,06
1,30
Dlingo / Dringo
kg/m2
2,18
2,28
1,28
Kapolaga / Cardamom
kg/m2
0,29
0,84
1,82
Mengkudu / Pace
(kg/pohon)/(kg/tree)
5,39
6,87
6,13
Mahkota Dewa
(kg/pohon)/(kg/tree)
14,76
39,88
28,20
Sambiloto
kg/m2
0,76
1,78
0,84
kg/m2
4,19
3,17
1,79
223
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.2.9
CHAPTER V
Produksi Tanaman Biofarmaka

Production of Medicinal Plants By Kind of Plant
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Jahe / Ginger
kg
1 665 266
1 214 646
1 108 693
Laos / Lengkuas
kg
1 786 822
2 873 232
3 355 400
Kencur
kg
765 962
1 246 191
1 185 462
Kunyit / Turmeric
kg
1 176 279
2 065 239
814 230
Lempuyang
kg
113 392
258 244
97 843
Temulawak
kg
43 238
244 043
75 952
Temuireng
kg
23 668
44 135
23 928
Kejibeling
kg
29 500
120 837
50 691
Temukunci
kg
29 124
110 632
20 019
Dlingo / Dringo
kg
59 545
40 929
8 208
Kapolaga / Cardamom
kg
18 185
94 390
209 021
Mengkudu / Pace
kg
456 584
638 717
517 582
Mahkota Dewa
kg
215 788
539 498
428 439
Sambiloto
kg
13 911
70 600
15 165
kg
78 108
36 481
38 602
224
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.2.10
Luas Panen Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman

Harvested Area of Ornamental Plants By Kind of Plant
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Anggrek
m2
85 209
280 086
225 959
Anthurium
m2
12 181
4 663
10 552
Anyelir
m2
10 628
755
30
Garbera (Hebras)
m2
6 671
2 097
1 735
Gladiol
m2
2 352
392
Heliconia (Pisang-pisangan)
m2
4 418
10 619
9 328
Krisan
m2
1 234
23
Mawar
m2
5 332
3 362
3 310
Sedap Malam
m2
32 504
64 937
116 946
Dracaena
m2
2 498
3 704
5 996
Aglonema
m2
10 026
29 377
44 503
Adenium (Kamboja Jepang)
m2
17165
43412
43755
Euphorbia
m2
11 496
30 473
33 250
Phylodendron
m2
10762
61359
76780
Pakis
m2
1 922
478
1 020
Monstera
m2
1380
411
150
Soka (Ixora)
m2
5175
16343
6778
Cordyline
m2
1495
2432
1929
Diffenbahia
m2
1620
496
100
Anthurium Daun
m2
8654
9302
9498
Caladium
m2
2028
1892
80
pohon / tree
11 471
3 397
3 410
Palem / Palm
m2
25 807
49 144
55 452
Sansevieria (pedang-pedangan)
m2
5 208
16030
15342
Melati / Jasmine
225
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.2.11
CHAPTER V
Produktivitas Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman

Productivity of Ornamental Plants By Kind of Plant
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(tangkai/m2)/(flower/m2)
17,06
7,82
16,26
Anthurium
4,09
7,74
10,77
Anyelir
2,83
1,83
4,33
Garbera (Hebras)
2,41
6,24
14,58
Gladiol
3,45
11,46
3,56
6,19
5,18
Krisan
2,06
5,22
Mawar
2,44
6,42
5,98
Sedap Malam
5,41
6,60
3,38
Dracaena
(pohon/m2)/(tree/m2)
2,77
2,66
5,87
Aglonema
7,81
3,79
5,85
4,30
4,92
7,68
Euphorbia
7,15
4,63
6,05
Phylodendron
62,04
14,67
24,90
Pakis
2,56
3,79
3,94
Monstera
1,76
6,17
22,67
Soka (Ixora)
22,57
1,75
20,09
Cordyline
1,58
3,54
10,47
Diffenbahia
1,14
3,52
22,50
Anthurium Daun
2,37
5,58
5,82
Caladium
1,51
2,81
3,00
kg/m2
1,02
2,60
1,75
pohon / tree
2,60
2,37
2,86
(rumpun/m2)/(clump/m2)
2,77
5,78
9,57
Anggrek
Melati / Jasmine
Palem / Palm
226
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.2.12
Produksi Tanaman Hias Menurut Jenis Tanaman

Production of Ornamental Plants By Kind of Plant
Jenis Tanaman
Crops
Satuan /
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Anggrek
tangkai / flower
1 453 304
2 189 988
3 673 559
Anthurium
tangkai / flower
49 864
36 089
113 639
Anyelir
tangkai / flower
30 072
1 385
130
Garbera (Hebras)
tangkai / flower
16 061
13 084
25 290
Gladiol
tangkai / flower
8 110
4 492
tangkai / flower
15 748
65 689
48 307
Krisan
tangkai / flower
2 548
120
Mawar
tangkai / flower
13 020
21 589
19 804
Sedap Malam
tangkai / flower
394 941
175 954
428 354
Dracaena
pohon / tree
6 907
9 871
35 176
Aglonema
pohon / tree
78 301
111 413
260 487
pohon / tree
73 751
213 523
336 049
Euphorbia
pohon / tree
82 225
141 197
201 193
Phylodendron
pohon / tree
667 669
899 951
1 911 730
Pakis
pohon / tree
4 911
1 814
4 020
Monstera
pohon / tree
2 428
2 536
3 400
Soka (Ixora)
pohon / tree
116 819
28 669
136 144
Cordyline
pohon / tree
2 362
8 607
20 205
Diffenbahia
pohon / tree
1 846
1 746
2 250
Anthurium Daun
pohon / tree
20 490
51 873
55 239
Caladium
pohon / tree
3 059
5 325
240
kg
11 738
8 849
5 969
pohon / tree
67 090
116 273
158 475
rumpun / clump
14 442
92 598
146 843
Melati / Jasmine
Palem / Palm
227
AGRICULTURE
CHAPTER V
5.3. TANAMAN PERKEBUNAN

ESTATE CROPS
Tabel
Table
5.3.1
Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet

Menurut Jenis Usaha Perkebunan
Area and Production of Rubber Plantation
by Type of Estate in Banten Province, 2011
Jenis Usaha Perkebunan

Type of Estate
Tanaman
Belum
Menghasilkan
Young Crops
(ha)
Tanaman
Menghasilkan
Produced
Crops
(ha)
Tanaman
Tua/Rusak
Damage
Crops
(ha)
Produksi
Production
(ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2 265
7 945
6 974
7 009
51
2 214
-
1 602
6 343
-
982
5 992
-
1 424
5 585
-
B. Perusahaan Terbatas
Perkebunan Negara (PTPN)
State-owned Large Estate
1. Pandeglang
2. Lebak
83
1 251
1 277
1 372
83
-
953
298
1 180
97
1 193
179
C. Perkebunan Besar Swasta

(PBS) / Private Large Estate
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Serang
2 243
3 524
958
3 416
58
2 119
66
512
2 709
302
958
-
614
2 494
308
Provinsi Banten
4 591
12 719
9 209
11 797
2010
2009
2008
4 529
3 288
4 529
12 756
12 580
12 755
9 209
8 941
9 209
11 900
11 712
11 677
A. Perkebunan Rakyat (PR)

Smallholders Estate
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
5. Kota Tangerang
6. Kota Cilegon
7. Kota Serang
8. Kota Tangerang Selatan
Sumber / Source : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten

Office of Forestry and Estate Service of Banten Province
228
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.3.2
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Dalam

Area and Production of Coconut Plantation

Type of Estate
Tanaman
Belum
Menghasilkan
Young Crops
(ha)
Tanaman
Menghasilkan
Produced
Crops
(ha)
Tanaman
Tua/Rusak
Damage
Crops
(ha)
Produksi
Production
(ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
15 588
79 383
5 410
55 515
4 464
5 232
234
5 068
493
97
-
37 080
15 510
9 211
14 558
2 601
423
-
1 391
622
1 606
508
1 075
208
-
23 138
12 158
5 757
12 132
2 066
264
-
1. Pandeglang
2. Lebak
50
26
50
26

1. Pandeglang
2. Lebak
3. Serang
Provinsi Banten
15 588
79 434
5 410
55 541
2010
2009
2008
15 276
13 603
13 590
79 374
77 628
78 454
5 410
6 128
5 310
55 541
54 972
55 515

Smallholders Estate
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
5. Kota Tangerang
6. Kota Cilegon
7. Kota Serang

229
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.3.3
CHAPTER V
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao

Area and Production of Cocoa Plantation

Type of Estate
Tanaman
Belum
Menghasilkan
Young Crops
(ha)
Tanaman
Menghasilkan
Produced
Crops
(ha)
Tanaman
Tua/Rusak
Damage
Crops
(ha)
Produksi
Production
(ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
3 355
2 376
697
1 539
1 166
1 305
884
-
916
1 343
117
-
203
481
13
-
539
940
61
-
1. Pandeglang
2. Lebak

1. Pandeglang
2. Lebak
3. Serang
81
837
105
568
81
-
837
-
105
-
568
-
Provinsi Banten
3 436
3 213
802
2 107
2010
2009
2008
2 933
2 731
2 044
3 212
3 212
2 783
1 103
657
932
2 108
2 441
2 340

Smallholders Estate
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
5. Kota Tangerang
6. Kota Cilegon
7. Kota Serang

230
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.3.4
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Sawit

Area and Production of Oil Palm Plantation

Type of Estate
Tanaman
Belum
Menghasilkan
Young Crops
(ha)
Tanaman
Menghasilkan
Produced
Crops
(ha)
Tanaman
Tua/Rusak
Damage
Crops
(ha)
Produksi
Production
(ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
300
5 345
2 234
8 340
46
254
-
1 681
3 664
-
1 041
1 193
-
2 647
5 694
-
1. Pandeglang
2. Lebak
3 624
6 172
17 255
503
3 121
1 387
4 784
2 975
14 279

1. Pandeglang
2. Lebak
3. Serang
1 838
700
1 750
1 838
-
700
-
1 750
-
Provinsi Banten
5 762
12 216
2 234
27 345
2010
2009
2008
5 712
2 698
2 814
10 517
10 152
10 845
2 234
1 235
1 235
25 865
27 197
27 197

Smallholders Estate
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
5. Kota Tangerang
6. Kota Cilegon
7. Kota Serang

231
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.3.5
CHAPTER V
Luas Areal dan Produksi Tanaman

Perkebunan Lainnya di Provinsi Banten, 2011
Area and Production of Other Estate Crops
Jenis Tanaman
Type of Crop
Tanaman
Belum
Menghasilkan
Young Crops
(ha)
Tanaman
Menghasilkan
Produced
Crops
(ha)
Tanaman
Tua/Rusak
Damage
Crops
(ha)
Produksi
Production
(ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Cengkeh
1 780
10 366
3 476
3 289
2. Kopi
1 648
6 946
932
2 239
3. Aren
1 070
1 663
242
1 708
4. Kapuk
43
354
135
64
5. Pandan
235
259
145
374
6. Lada
337
580
124
168
7. Vanili
116
108
42
13
8. Kapolaga
44
16
18
9. Kunyit
48
95
247
10. Kencur
51
69
187
11. Laos
53
430
354
14
12. Kemiri
13. Pala
10
14. Jambu Mete

232
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.3.6
Perkembangan Produksi Komoditas Perkebunan

Menurut Jenis Tanaman
Plantation Crop Production by Type of Plant
in Banten Province (tons), 2006-2011
Jenis Tanaman
Type of Plant
2006
2007
2008
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Karet
10 400
11 005
11 677
7 112
11 900
11 797
2. Kelapa Dalam
50 212
50 235
55 434
55 604
55 061
55 541
3. Kakao
2 537
2 338
2 340
2 441
2 108
2 107
168 039
102 892
27 197
27 197
25 865
27 615
5. Cengkeh
3 549
2 718
2 708
2 282
2 239
3 289
6. Kopi
2 509
2 509
2 645
2 216
2 216
2 239
7. Aren
1 181
1 283
1 625
1 706
1 707
1 708
4. Kelapa Sawit
8. Kapok
71
14
64
64
70
64
9. Pandan
135
124
364
467
469
374
10. Lada
56
95
348
348
400
168
11. Vanili
12
32
49
67
68
13
12. Kapolaga
28
13
14
14
19
18
13. Kunyit
960
18
81
81
90
247
14. Kencur
468
382
456
456
476
187
15. Laos
16. Kemiri
408
6
14
5
67
6
67
6
6 980
611
14
5

233
AGRICULTURE
CHAPTER V
5.4. KEHUTANAN
FORESTRY
Tabel
Table
5.4.1
Luas Kawasan Hutan Negara

Menurut Fungsi Kawasan Hutan dan Kabupaten/Kota
National Forest Area
by Function and Regency/Municipality
in Banten Province (ha), 2011
Hutan
Konversi
PHPA
Hutan
Produksi
Terbatas
Hutan
Lindung
Hutan
Produksi
Convertible
Production
Forest
Proctected
Forest
Production
Forest
Limited
Production
Forest
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pandeglang
78 714,00
2 085,55
29 097,33
6 214,74
116 111,62
2. Lebak
42 925,15
4 425,59
13 381,09
19 070,48
79 802,31
1 591,85
1 591,85
4 728,15
652,10
1 002,96
2 827,97
9 211,18
5. Tangerang
6. Cilegon
716,30
698,01
1 414,31
7. Serang
30,00
30,00
Provinsi Banten
126 397,30
9 471,39
44 179,39
28 113,19
208 161,27
2010
2009
2008
126 397,30
126 397,30
126 397,30
9 471,39
9 471,39
9 471,39
44 179,39
44 179,39
44 179,39
28 113,19
28 113,19
28 113,19
208 161,27
208 161,27
208 161,27
Kabupaten/Kota
(1)
Jumlah
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality

234
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.4.2
Luas Lahan Kritis Menurut Kabupaten/Kota

Critical Land by Regency/Municipality
in Banten Province (ha), 2011
Kabupaten/Kota
Sangat
Kritis
Very
Critical
Land
Kritis
Critical
Land
Agak Kritis
Almost
Critical
Land
Potensial
Kritis
Potensial
Critical
Land
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2 868
11 718
15 240
6 526
36 352
2. Lebak
41 379
13 192
70
54 641
3. Tangerang
9 414
9 414
4. Serang
17 122
17 122
5. Tangerang
100
100
6. Cilegon
285
285
7. Serang
Provinsi Banten
2 868
80 018
28 432
6 596
117 913
2010
2009
2008
5 026
2 000
2 868
24 088
69 842
80 018
32 052
26 106
28 432
26 908
5 463
6 595
88 074
103 411
117 913
Jumlah
Total
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
Kota / Municipality

235
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.4.3
CHAPTER V
Luas Kawasan Hutan Konservasi

Menurut Fungsi di Provinsi Banten (ha), 2009-2011
Convertible Production Forest Area
by Function in Banten Province (ha), 2009-2011
Fungsi Kawasan Hutan

Function of Forest
Lokasi
Location
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
122 956,00
78 619,00
44 337,00
42 925,15
122 956,00
78 619,00
44 337,00
42 925,15
122 956,00
78 619,00
44 337,00
42 925,15
Kab. Serang
Kab. Serang
Kota Serang
2 500,00
1 700,00
30,00
2 500,00
1 700,00
30,00
2 500,00
1 700,00
30,00
Kab. Serang
1 248,15
528,15
720,00
95,00
1 248,15
528,15
720,00
95,00
1 248,15
528,15
720,00
95,00
171 454,30
126 397,30
45 057,00
171 454,30
126 397,30
45 057,00
171 454,30
126 397,30
45 057,00
A. Taman Nasional
1. Ujung Kulon
a. Daratan
b. Perairan Laut
2. Gunung Halimun Salak
B. Cagar Alam
1. Rawa Danau
2. Gunung Tukung Gede
3. Pulau Dua
C. Taman Wisata Alam
1. Pulau Sangiang
a. Daratan
b. Perairan Laut
2. Carita
Jumlah
Kab. Pandeglang
Kab. Lebak
Kab. Pandeglang
Provinsi Banten
a. Daratan
b. Perairan Laut

236
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.4.4
Luas Kawasan Hutan Perum Perhutani KPH Banten

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ha), 2011
Forest Area Managed by Perum Perhutani KPH Banten
by Regency/Municipality in Banten Province (ha), 2011
Kabupaten/Kota
Jati
Mahoni
Acc. Mangium
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
3 992,50
3 992,50
2. Lebak
26 802,42
10 511,70
120,00
37 434,12
3. Tangerang
13 310,04
22 059,19
35 369,23
5. Tangerang
6. Cilegon
164,74
164,74
7. Serang
175,50
175,50
Provinsi Banten
40 112,46
14 844,44
22 179,19
77 136,09
2010
2009
2008
40 109,96
40 109,96
40 109,96
14 844,44
14 844,44
14 844,44
22 179,19
22 179,19
22 179,19
77 133,59
77 133,59
77 133,59
4. Serang
Kota / Municipality
Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar Banten
237
AGRICULTURE
Tabel
5.4.5
Table
CHAPTER V
Produksi dan Nilai Produksi Kayu Bulat

Production and Value of Production of Logs
Kayu Jati
Teaks
Tahun
Kayu Rimba
Rimba Woods
Year
Produksi
Production
(m3)
Nilai Produksi
(juta rupiah)
Value
(million rupiahs)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2000
2 863,00
2 066,81
10 431,00
1 385,02
2001
5 297,00
3 574,60
13 784,00
2 294,39
2002
6 485,00
5 673,79
8 248,00
2 243,48
2003
4 114,00
9 800,20
6 219,00
2 236,64
2004
16 549,00
27 174,65
9 510,00
3 448,85
2005
13 944,30
19 767,33
50 731,74
1 564,83
2006
14 780,35
21 678,35
8 115,92
3 059,11
2007
25 884,29
40 868,12
10 049,70
3 626,09
2008
16 376,00
33 063,14
47 002,00
17 004,96
2009
24 296,37
49 054,36
36 716,01
13 283,56
2010
17 535,62
35 404,42
28 251,31
10 221,11
2011
18 355,10
32 986,07
16 009,08
9 721,13
Produksi
Production
(m3)
Nilai Produksi
(juta rupiah)
Value
(million rupiahs)
Sumber / Source : KPH Banten, Perum Perhutani Unit III Jabar Banten
238
BAB V
PERTANIAN
5.5. PETERNAKAN
ANIMAL HUSBANDRY
Tabel
Table
5.5.1
Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ekor), 2011
Livestock Population by Regency/Municipality
and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2011
Sapi
Potong
Cow
Sapi
Perah
Milk Cow
Kerbau
Buffalo
Kuda
Horse
Kambing
Goat
Domba
Sheep
Babi
Pig
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
637
28 107
176 833
161 408
2 656
10
43 737
188 479
166 681
35 045
12 336
16
146 095
129 635
6 235
5 649
30 596
198 321
130 276
1 424
181
11
10 013
1 173
1 385
6. Cilegon
522
2 319
10
7 271
228
7. Serang
151
5 622
42 236
26 086
816
245
62
5 381
10 627
129
Provinsi Banten
46 900
19
123 143
99
774 629
626 114
7 749
2010
69 727
28
153 204
181
790 524
628 926
6 946
2009
73 515
15
151 976
73
800 777
617 924
7 740
2008
60 680
14
153 004
137
821 588
612 568
7 024
Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
(1)
Kabupaten / Reg.
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Mun.
5. Tangerang
Sumber / Source : Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

Office of Agriculture and Livestock Service of Banten Province
239
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.5.2
CHAPTER V
Populasi Unggas Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ekor), 2011
Poultry Population by Regency/Municipality
and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2011
Kabupaten/Kota
(1)
Ayam Buras
Native Chicken
(2)
Ayam Petelur
Layer
Ayam Ras
Pedaging
Broiler
Itik
Duck
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2 334 827
6 122 555
144 992
2. Lebak
2 046 561
54 655
9 747 490
80 742
3. Tangerang
2 995 434
2 957 434
21 823 700
1 140 983
4. Serang
1 790 629
1 284 629
8 605 000
1 327 486
136 430
18 000
60 000
51 247
6. Cilegon
39 622
15
18 548
14 853
7. Serang
509 463
725 982
5 895 040
63 572
173 158
332 500
45 172
Provinsi Banten
10 026 124
5 373 215
52 272 333
2 869 047
2010
9 784 326
5 344 080
41 146 851
2 157 189
2009
9 669 410
4 803 579
31 887 018
3 336 144
2008
10 120 412
5 896 334
40 011 606
1 647 179
Kota / Municipality
5. Tangerang

240
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.5.3
Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
(1)
Jumlah Ternak yang Dipotong

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak
Livestock Slaughtered by Regency/Municipality
and Kind of Livestock in Banten Province (heads), 2011
Sapi
Potong
Cow
Sapi
Perah
Milk Cow
Kerbau
Buffalo
Kuda
Horse
Kambing
Goat
Domba
Sheep
Babi
Pig
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kabupaten / Reg.
1. Pandeglang
638
6 198
15 643
16 904
1 419
7 982
18 980
11 854
19 684
1 667
43 147
38 286
1 841
6 233
7 117
15 996
14 201
59 702
3 464
24 192
2 754
25 847
6. Cilegon
1 481
7. Serang
3 879
9 058
6 973
18 830
6 929
4 867
110 385
27 909
133 945
95 839
27 688
2010
82 584
19 727
239 128
146 610
7 806
2009
125 818
30 051
362 090
295 960
7 478
2008
127 511
36 466
206 965
154 198
4 440
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Mun.
5. Tangerang
8. Tangerang Sel.
Provinsi Banten

241
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.5.4
CHAPTER V
Jumlah Unggas yang Dipotong

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Unggas
Poultry Slaughtered by Regency/Municipality
and Kind of Poultries in Banten Province (heads), 2011
Kabupaten/Kota
(1)
Ayam Buras
Native Chicken
(2)
Ayam Ras
Petelur
Layer
Ayam Ras
Pedaging
Broiler
Itik
Duck
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
1 692 749
1 187 775
89 895
2. Lebak
1 797 845
43 709
3 525 690
66 584
3. Tangerang
1 308 350
1 158 829
13 626 188
699 313
582 236
57 560
6 441 330
1 455 890
931 391
1 662 765
27 836 760
866 664
6. Cilegon
7. Serang
110 605
12 345
7 651 561
27 663
412 535
24 156 500
2 160
Provinsi Banten
6 835 711
2 935 208
84 425 804
3 208 169
2010
11 404 349
2 041 145
85 347 497
4 005 804
2009
10 102 434
2 305 070
78 827 180
3 762 123
2008
5 594 508
3 282 493
86 001 744
2 242 418
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang

242
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.5.5
Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
(1)
Produksi Daging Ternak Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Ternak di Provinsi Banten (ton), 2011
Meat Production by Regency/Municipality
and Kind of Livestock in Banten Province (ton), 2011
Sapi
Potong
Cow
Sapi
Perah
Milk Cow
Kerbau
Buffalo
Kuda
Horse
Kambing
Goat
Domba
Sheep
Babi
Pig
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Kabupaten / Reg.
1. Pandeglang
131
762
782
1 056
2. Lebak
190
830
158
128
3. Tangerang
4 429
1 388
863
766
125
4. Serang
1 582
1 794
891
731
13 485
293
47
1 318
6. Cilegon
646
60
236
48
7. Serang
912
222
181
174
8. Tangerang Sel.
4 429
106
Provinsi Banten
25 806
5 056
3 510
2 957
1 443
2010
20 326
3 694
3 829
2 695
419
2009
18 728
3 629
3 574
2 992
429
2008
25 882
2 441
3 771
2 567
331
Kota / Mun.
5. Tangerang

243
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.5.6
CHAPTER V
Produksi Daging Unggas Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Unggas di Provinsi Banten (ton), 2011
Meat Production by Regency/Municipality
and Kind of Poultries in Banten Province (ton), 2011
Kabupaten/Kota
(1)
Ayam Buras
Native Chicken
(2)
Ayam Ras
Petelur
Layer
Ayam Ras
Pedaging
Broiler
Itik
Duck
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
4 748
2 940
78
2. Lebak
1 474
65
4 090
24
3. Tangerang
916
985
24 707
328
4. Serang
879
82
12 937
3 758
1 025
1 397
24 496
561
6. Cilegon
15 120
7. Serang
64
19
6 121
33
413
24 157
Provinsi Banten
9 518
2 547
114 568
4 790
2010
14 401
1 558
86 089
3 490
2009
12 042
1 894
53 089
3 363
2008
7 843
2 108
69 333
3 746
Kota / Municipality
5. Tangerang

244
BAB V
Tabel
Table
PERTANIAN
5.5.7
Produksi Telur Unggas Menurut Kabupaten/Kota

Production of Poultry Eggs by Regency/Municipality
in Banten Province (ton), 2011
Kabupaten/Kota
Ayam Buras
Native Chicken
Ayam Ras Petelur

Layer
Itik
Duck
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
1 466
819
2. Lebak
1 282
232
275
3. Tangerang
1 469
32 423
6 854
804
11 567
7 712
61
162
296
6. Cilegon
776
1 622
7. Serang
956
10 247
479
78
2 994
262
Provinsi Banten
6 892
57 626
18 320
2010
5 997
41 581
9 233
2009
4 724
43 620
8 740
2008
1 755
42 950
4 869
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang

245
AGRICULTURE
CHAPTER V
5.6. PERIKANAN
FISHERY
Tabel
Table
5.6.1
Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap

Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor
Number of Fish Capture Household
by Regency/Municipality and Fishery Subsector
Kabupaten/Kota
Laut
Marine Fishery
Perairan Umum
Inland Water
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1 168
1 168
771
376
1 147
2 670
160
2 830
1 077
112
1 189
6. Cilegon
483
483
7. Serang
293
293
Provinsi Banten
6 462
648
7 110
2010
6 423
797
7 220
2009
6 073
773
6 846
2008
6 018
1 684
7 702
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang

246
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.6.2
Produksi Perikanan Tangkap

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2011
Production of Fish Capture
by Regency/Municipality in Banten Province (ton), 2011
Kabupaten/Kota
Laut
Marine Fishery
Perairan Umum
Inland Water
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
24 097
24 097
4 349
15
4 364
19 040
129
19 169
8 062
1 044
9 106
6. Cilegon
261
261
7. Serang
2 573
2 573
Provinsi Banten
58 381
1 188
59 568
2010
57 253
2 965
60 218
2009
57 257
721
57 978
2008
56 725
638
57 364
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang

247
AGRICULTURE
Tabel
Table
CHAPTER V
5.6.3
Nilai Produksi Ikan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (juta rupiah), 2011
Production Value of Fish Capture
(million rupiahs), 2011
Kabupaten/Kota
Laut
Marine Fishery
Perairan Umum
Inland Water
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
292 928
292 928
53 476
242
53 718
298 118
1 034
299 152
84 766
17 109
101 875
6. Cilegon
10 208
10 208
7. Serang
32 818
32 818
Provinsi Banten
772 314
18 385
790 699
2010
679 020
42 216
721 236
2009
583 586
4 586
588 172
2008
437 200
4 393
441 593
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang

248
BAB V
PERTANIAN
Tabel
5.6.4
Table
Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
(1)
Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Perahu/Kapal
Number of Fishing Boats by Regency/Municipality
and Type of Boat in Banten Province, 2011
Perahu
Perahu
Layar
Jukung Layar Kecil
Sedang
UnmotorSmall
Medium
ized Boat Sailing
Sailing
Boat
Boat
(2)
(3)
(4)
Perahu
Layar
Besar
Large
Sailing
Boat
Motor
Tempel
Out-board
Motor
Kapal
Motor
In-board
Motor
Jumlah
Total
(5)
(6)
(7)
(8)
Kabupaten / Reg.
1. Pandeglang
2. Lebak
78
70
115
807
1.070
53
579
196
828
2.670
2.670
90
927
167
1.184
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Mun.
5. Tangerang
6. Cilegon
51
377
55
483
7. Serang
418
128
546
8. Tangerang Sel.
Provinsi Banten
221
121
2 416
4 023
6 730
2010
372
73
2 307
3 950
6 702
2009
304
71
24
4 347
1 264
6 010
2008
554
77
4 531
1 398
6 560

249
AGRICULTURE
Tabel
Table
5.6.5
CHAPTER V
Jumlah Unit Alat Penangkapan Ikan

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Alat
Number of Units Marine Fishing Equipment
by Regency/Municipality and Type of Equipment
Jaring / Seine
Kabupaten/Kota
Jaring Hanyut
Drift Gill Net
Klitik
Tickle
Insang
Gill Net
Jaring Lingkar
Circle Seine
(2)
(3)
(4)
(5)
131
15
229
90
88
3. Tangerang
692
312
692
4. Serang
281
160
6. Cilegon
20
50
7. Serang
21
122
1 235
487
1 181
2010
949
537
824
2009
658
636
561
2008
886
699
993
(1)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
Kota / Municipality
5. Tangerang
Banten
250
BAB V
PERTANIAN
Jaring / Seine
Kabupaten/Kota
Jaring Rampus
Tramel Net
Bagan Tancap
Fixed Trap
Bagan Perahu
Baot Trap
Lainnya
Others
(6)
(7)
(8)
(9)
122
259
42
589
48
305
3. Tangerang
121
1 656
4. Serang
10
24
5. Tangerang
6. Cilegon
20
285
7. Serang
61
219
Provinsi Banten
589
267
387
2 531
2010
627
320
390
3 273
2009
572
226
534
2 313
2008
52
202
387
1 579
(1)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
Kota / Municipality
251
AGRICULTURE
CHAPTER V
Bukan Jaring / Not Seine

Jumlah
Total
Kabupaten/Kota
Payang
Large
Net
Dogol
Danish
Seine
Pukat
Pantai
Coast
Trap
Pancing
Hook &
Lines
Pukat
Cincin
Purse Sein
(1)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
195
158
129
286
33
1 599
443
13
1 583
3. Tangerang
193
297
594
4 557
4. Serang
446
298
1 219
5. Tangerang
6. Cilegon
260
644
7. Serang
13
48
22
510
Provinsi Banten
854
503
129
1 903
46
10 112
2010
817
487
94
2 955
43
11 316
2009
1 175
529
155
2 885
29
10 273
2008
1 252
475
144
3 823
37
10 531
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
Kota / Municipality

252
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.6.6
Jumlah Rumahtangga Perikanan Budidaya

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya
Number of Aquaculture Households
by Regency/Municipality and Type of Culture
Kabupaten/Kota
Laut
Marine
Culture
Tambak
Brackish
Water Pond
Kolam
Fresh
Water Pond
Sawah
Paddy Field
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
50
30
3 595
1 283
54
4 231
6 523
175
695
3 464
2 155
975
744
185
5. Tangerang
617
6. Cilegon
320
7. Serang
20
295
710
523
Provinsi Banten
2 400
2 049
14 204
7 991
2010
1 398
2 051
11 974
8 041
2009
623
2 138
13 561
10 964
2008
372
2 027
15 328
16 051
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
253
AGRICULTURE
CHAPTER V
Kabupaten/Kota
Karamba
Cage
Jaring Terapung
Floating Cage Net
Jumlah
Total
(1)
(6)
(7)
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
20
4 978
415
11
11 234
3. Tangerang
50
4 384
4. Serang
4 059
5. Tangerang
55
672
6. Cilegon
320
7. Serang
1 025
10
533
Provinsi Banten
415
146
27 205
2010
513
161
24 138
2009
513
128
27 927
2008
1 154
90
45 392
2. Lebak
Kota / Municipality

254
BAB V
Tabel
Table
PERTANIAN
5.6.7
Produksi Perikanan Budidaya

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (ton), 2011
Production of Aqua Culture
by Regency/Municipality in Banten Province (ton), 2011
Kabupaten/Kota
Budidaya Laut
Marine Culture
Tambak
Brackish
Water Pond
Kolam
Fresh
Water Pond
Sawah
Paddy Field
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
815
1 013
4 845
895
12
2 911
46
2 625
12 215
5 748
16 911
45 529
844
31
5. Tangerang
390
6. Cilegon
220
7. Serang
316
619
214
364
Provinsi Banten
20 667
59 388
15 536
972
2009
18 809
54 623
12 186
2 327
2009
5 822
15 874
9 489
3 727
2008
4 016
12 432
6 970
4 020
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
255
AGRICULTURE
CHAPTER V
Kabupaten/Kota
Karamba
Cage
Jaring Terapung
Floating Cage Net
Jumlah
Total
(6)
(7)
(8)
45
7 612
38
505
3 512
3. Tangerang
1 418
22 007
4. Serang
63 314
5. Tangerang
43
433
6. Cilegon
220
7. Serang
1 150
369
Provinsi Banten
38
2 017
98 617
2010
38
860
88 843
2009
18
705
35 635
2008
55
144
27 637
(1)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
Kota / Municipality

256
BAB V
PERTANIAN
Tabel
Table
5.6.8
Nilai Produksi Perikanan Budidaya Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (juta rupiah), 2011
Production Value of Aqua Culture
(million rupiahs), 2011
Kabupaten/Kota
Budidaya Laut
Marine Culture
Tambak
Brackish Water
Pond
Kolam
Fresh
Water Pond
Sawah
Paddy Field
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
3 481
22 269
68 649
17 305
320
40 774
568
1 313
166 338
61 873
26 077
134 229
11 239
447
5. Tangerang
6 481
6. Cilegon
2 699
7. Serang
5 211
10 957
3 502
4 238
Provinsi Banten
36 081
334 113
199 454
18 320
2010
53 716
201 479
148 870
45 659
2009
19 273
228 334
86 851
24 792
2008
11 025
116 516
71 189
58 682
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
257
AGRICULTURE
CHAPTER V
Kabupaten/Kota
(1)
Karamba
Cage
Jaring Terapung
Floating Cage Net
Jumlah
Total
(6)
(7)
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
799
112 502
608
7 192
49 462
3. Tangerang
11 201
241 025
4. Serang
171 992
2. Lebak
Kota / Municipality
5. Tangerang
581
7 063
6. Cilegon
2 699
7. Serang
19 669
19
4 257
Provinsi Banten
608
19 792
608 669
2010
616
19 666
470 005
2009
269
5 568
365 086
2008
748
2 639
260 799

258
BAB V
PERTANIAN
Tabel
5.6.9
Table
Luas Areal Budidaya Perikanan

Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya
Aqua Culture Areas by Regency/Municipality
and Type of Culture in Banten Province (ha), 2011
Kabupaten/Kota
Laut
Marine Culture
Tambak
Brackish
Water Pond
Kolam
Fresh Water
Pond
(1)
(2)
(3)
(3)
(4)
83
215
546
4 200
2. Lebak
38
634
138
3. Tangerang
4 116
361
385
3 800
186
87
5. Tangerang
22
6. Cilegon
7. Serang
20
728
13
20
489
8 897
1 787
4 425
2010
15 702
9 119
1 244
4 810
2009
335
4 988
967
5 569
2008
804
8 296
1 216
2 845
Sawah
Paddy Field
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
4. Serang
Kota / Municipality
Provinsi Banten
259
AGRICULTURE
CHAPTER V
Kabupaten/Kota
Karamba
Cage
Jaring Terapung
Floating Cage Net
Jumlah
Total
(1)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
5 045
3. Tangerang
811
4. Serang
4 479
5. Tangerang
22
6. Cilegon
7. Serang
761
22
Provinsi Banten
15 602
2010
30 884
2009
11 861
2008
13 164
Kota / Municipality

260
6
LISTRIK, GAS DAN AIR MINUM
Electricity, Gas, and Water Supply
BAB VI
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Perusahaan Listrik Negara (PLN)

adalah Perusahaan Umum Milik
Negara yang mempunyai aktivitas
kegiatan pembangkitan, transmisi,
dan distribusi tenaga listrik.
1. State Electricity Company (PLN)

is a State owned company that
has activities for electricity
production, transmission and
electricity distribution.
2. Perusahaan Air Bersih adalah

perusahaan yang mempunyai
aktivitas dalam penampungan,
penjernihan, dan penyaluran air
baku atau air bersih dari terminal
air melalui saluran air, pipa
atau mobil tangki (dalam satu
pengelolaan administrasi dengan
kegiatan ekonomi) kepada rumah
tangga, perusahaan industri, atau
pengguna komersial lainnya.
2. The Water Supply Company

(PDAM) is a company with
several activities such as the
collection and purification of
water and the distribution of
water to households, industries,
and other commercial users.
3. Sumber data air bersih adalah

hasil survey perusahaan air bersih
yang setiap tahun dilaksanakan
oleh BPS. Sayangnya, dari 8
perusahaan yang ada di Banten
hanya 6 perusahaan saja yang
memberikan respon pada pelaksanaan survei tahun 2009.
3.
The data sources of clean water

is clean water survey firm that
annually conducted by BPS.
Unfortunately, only five of the
six companies that exist in
Banten are giving the response
on the survey year 2009.
4. Jumlah listrik/gas/air bersih yang

terjual adalah banyaknya listrik/
gas/air bersih yang disalurkan
kepada para pelanggan.
4.
Sold electricity / gas / cleaned

water is total electricity / gas /
cleaned water distributed to
customers.
5. Perusahaan Gas Negara (PGN)

adalah perusahaan milik pemerintah yang mempunyai aktivitas
dalam pengolahan gas cair,
produksi gas dengan karbonasi
arang atau dengan pengolahan
yang mencampur gas dengan gas
alam, penyaluran gas cair melalui
suatu sistem pipa saluran kepada
rumah tangga, perusahaan industri
atau pengguna komersial lainnya.
5.
State Owned Company of City

Gas is a state company with
several activities such as liquid
gas processing, production of
gas with charcoal carbonite or
mixed with natural gas, and
the distribution of liquid gas
for household consumption,
industrial usage, and other
commercial users.
263
CHAPTER VI
6.1 LISTRIK
ELECTRICITY
Tabel
6.1.1
Table
Jumlah Kapasitas Terpasang dan Tenaga Listrik yang

Dibangkitkan oleh Pembangkit Listrik
Number of Installed Capacity and Electricity Generated
by Power Plant in Banten Province, 2006-2010
Tahun
Year
Kapasitas Terpasang
Installed Capacity
(MW)
Tenaga Listrik yang Dibangkitkan

Electricty Generated
(GWh)
(1)
(2)
(3)
2006
9 745,41
47 087,49
2007
9 733,01
46 429,82
2008
9 733,01
48 077,10
2009
9 733,01
46 790,97
2010
11 938,17
55 658,16
Sumber / Source : BPS RI / BPS Statistics of Indonesia
264
BAB VI
Tabel
6.1.2
Table
Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung

dan Energi Terjual Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten, 2011
Number of Customers, Connected Power
and Sold Electrical Energy of State Electricity Company
by Classification of Tariff in Banten Province, 2011
Klasifikasi
Classification
Jumlah Pelanggan
Number of
Customers
Daya Tersambung
Connected Power
(kVA)
Energi Terjual
Sold Electrical
Energy (MWh)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Sosial (S1, S2, S3)

Public
36 148
98 370
186 626
1 856 615
1 841 676
3 680 989
3. Bisnis (B1, B2, B3)

Business
87 808
900 691
1 930 876
4. Industri (I1, I2, I3)

Industry
6 453
3 407 040
11 471 663
5. Lainnya (P, T, M)
Others
9 452
185 130
411 898
Jumlah / Total
1 996 476
6 432 907
17 682 053
2010
1 900 407
5 675 296
16 293 265
2009
1 772 937
5 364 087
14 298 502
2008
1 692 789
5 113 571
14 200 926
2. Rumah Tangga (R1, R2, R3)

Household
Sumber / Source : PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten

dan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
State Electricity Company Regional Distribution of Jawa Barat and Banten
and State Electricity Company Regional Distribution of Jakarta Raya and Tangerang
265
Tabel
6.1.3
Table
CHAPTER VI
Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik

Perusahaan Listrik Negara (PLN)
di Provinsi Banten (MWh), 2009-2011
Supply, Sold and Lost Electricity of State Electricity
Company in Banten Province (MWh), 2009-2011
Uraian
Descricption
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Tenaga listrik yang tersedia

Electricity to sell
16 731 353
18 636 580
18 874 649
Tenaga listrik yang terjual

Electricity sold
14 298 502
16 293 265
17 682 053
Tenaga listrik yang terpakai

oleh sistem distribusi
Energy consumed
by distribution systems
1 143 982
1 161 909
48 378
Tenaga listrik yang susut

Electricity lost
1 288 869
1 181 405
1 144 218
7,70
6,34
6,06
Persentase tenaga listrik yang susut

Percentage of electricity lost

dan PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
and State Electricity Company Regional Distribution of Jakarta Raya and Tangerang
266
BAB VI
Tabel
6.1.4
Table
Jumlah Transformator Distribusi Terpasang

Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Number of Connected Distribution Transformators
of State Electricity Company
2009
Transformator
(1)
2010
2011
Milik
Milik
Milik
Milik PLN
Milik PLN
Milik PLN
Pelanggan
Pelanggan
Pelanggan
Property of
Property of
Property of
Property of
Property of
Property of
PLN
PLN
PLN
Customer
Customer
Customer
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1 50
kVA
Jumlah / Quantity (unit) :

Daya / Total Power (kVA) :
2 490
110 675
2 427
112 725
2
100
2 306
108 350
2
100
51 100
kVA

1 017
101 575
2
200
1 148
114 725
2
200
1 286
128 600
3
300
101 200
kVA

588
101 920
1
160
628
109 760
1
160
632
110 520
1
160
201 500
kVA

337
94 820
5
1 850
364
101 955
5
1 700
478
133 290
9
3 150
501 1000
kVA

22
14 230
20
13 230
21
13 230
11
7 050
27
17 380
20
13 700
1001 kVA
atau lebih

2
2 500
2
2 750
2
2 500
2
2 500
2
2 500
7
12 000
4 456
30
4 590
23
4 731
42
Daya / Total Power (kVA) : 425 720
18 190
454 895
11 710
500 640
29 410
Total

Catatan / Note : Tidak termasuk Area Pelayanan (AP) Tangerang / Not including Service Area of Tangerang
267
Tabel
6.1.5
Table
CHAPTER VI
Perkembangan PLTD Pulo Panjang, 2009-2011

Trend of Pulo Panjang Power Plant, 2009-2011
Rincian
Description
Satuan
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
kWh
224
341
349
kWh
179
273
279
Produksi Energi
Energy produced
kWh
239 101
321 326
390 394
Pemakaian Sendiri
Internal Use
kWh
1 042
1 158
1 171
Penjualan Energi
Energy Sold
kWh
238 059
320 168
389 223
Pemakaian Bahan Bakar

Fuel Used
liter
126 141
139 561
138 263
Pemakaian Minyak
Pelumas
Oil Used
liter
1 376
1 042
1 071
Daya Terpasang
Daya Mampu

268
BAB VI
6.2 GAS / GAS

Tabel
6.2.1
Table
Tahun/
Year
Realisasi Penjualan Gas Kota Triwulanan

di Provinsi Banten (m3), 2007-2011
Actual Quarterly Selling of City Gas
in Banten Province (m3), 2007-2011
Triwulan / Quarter
Jumlah
Total
II
III
IV
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2007
112 100 912
234 574 925
250 711 974
248 027 505
845 415 316
2008
294 718 282
386 298 286
388 145 460
318 710 753
1 387 872 781
2009
306 403 862
301 589 707
321 949 580
344 344 700
1 274 287 849
2010
415 427 341
398 114 512
420 491 718
440 800 790
1 674 834 361
2011
394 972 658
397 275 300
413 582 906
451 887 088
1 657 717 952
(6)
SSumber / Source :BPS Provinsi Banten / BPS Statistics of Banten Province
269
CHAPTER VI
6.3 AIR MINUM

WATER SUPPLY
Tabel
6.3.1
Table
Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi,

Produksi Air Minum, dan Sumber Air yang Dipakai
Number of Water Supply Enterprises, Production Capacity,
Water Production, and Water Resources
Uraian
Description
2009 1)
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah Perusahaan
Number of Water Supply Enterprises
Jumlah Kapasitas Produksi Potensial (liter/detik)

Number of Potential Prod. Cap.(litre/sec.)
8 337
7 887
7 627
Jumlah Kapasitas Produksi Efektif (liter/detik)

Number of Effective Prod. Cap.(litre/sec.)
6 438
6 618
6 810
Produksi Air (m3)

Production of Water
188 530 249
203 120 553
203 063 563
Sumber Air (m3)

Water Resources
197 494 137
211 287 493
210 276 477
Sungai / River
188 616 542
196 044 494
195 569 961
Danau / Lake
6 115 898
7 970 046
7 348 599
Artesis / Artesian
113 033
332 463
332 463
Lainnya / Others
2 648 664
6 940 490
7 025 454
Mata Air / Springs
Sumber / Source : BPS Provinsi Banten, diolah dari Survei Perusahaan Air Bersih
BPS Statistics of Banten Province, based on Water Supply Establishment Survey
Catatan / Note
1)
2)
270
Angka perbaikan / Revised figures

BAB VI
Tabel
Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM
6.3.2
Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
Table
Number of Technician and Administration Workers of
Water Supply Enterprise by Educational Attainment
Uraian
Description
2009 1)
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
(4)
615
432
465
SLTA ke Bawah / Senior High School and Under
488
345
352
Akademi / Bachelor Degree
31
21
23
Universitas / University Graduate
96
66
90
Jumlah Pekerja Administrasi

Number of Administration Workers
589
698
679
SLTA ke Bawah / Senior High School and Under
409
492
480
Akademi / Bachelor Degree
44
30
39
Universitas / University Graduate
136
176
160
Jumlah Pekerja Teknik

Number of Technical Workers
Catatan / Note
1)
2)

271
CHAPTER VI
Tabel
Jumlah Pelanggan PAM, Volume dan Nilai Penjualan
6.3.3
Air Minum Menurut Jenis Tarif di Provinsi Banten,
Table
2009-2011
Number of Water Supply Enterprise Customers, Volume and
Values of Sold Water Supply by Classification of Tariff
Jumlah Pelanggan
Number of Customers
Klasifikasi
Classification
2009 1)
2010 1)
2011 2)
(2)
(3)
(4)
179 887
187 317
189 484
6 000
6 088
6 306
232
233
231
Badan Sosial
Social Institution
2 036
2 015
2 080
Lainnya
Others
3 487
803
703
191 642
196 456
198 804
(1)
Rumah Tangga
Household
Niaga / Perdagangan
Trading
Industri
Industry
Jumlah / Total
272
BAB VI
Volume Penjualan Air Minum

Volume of Sold Water Supply (m3)
Klasifikasi
Classification
(1)
Rumah Tangga
Household
Niaga / Perdagangan
Trading
Industri
Industry
Badan Sosial
Social Institution
Lainnya
Others
Jumlah / Total
2009 1)
2010 1)
2011 2)
(2)
(3)
(4)
40 708 123
46 396 921
47 674 788
1 283 774
1 852 986
1 766 638
26 013 635
28 350 925
28 350 690
1 373 674
1 697 898
1 973 273
114 992 106
121 157 558
121 170 516
184 371 312
199 456 288
200 935 905
273
CHAPTER VI
Nilai Penjualan Air Minum (juta rupiah)

Value of Sold Water Supply (million rupiahs)
Klasifikasi
Classification
(1)
Rumah Tangga
Household
Niaga / Perdagangan
Trading
Industri
Industry
Badan Sosial
Social Institution
Lainnya
Others
Jumlah / Total
2009 1)
2010 1)
2011 2)
(2)
(3)
(4)
126 109
142 168
148 820
7 571
9 920
9 653
116 317
123 682
123 685
2 314
2 739
3 461
212 694
213 064
213 420
465 006
491 573
499 038
Catatan / Note
1)
2)
274

7
INDUSTRI PENGOLAHAN
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Pengumpulan data industri besar

dan sedang dilakukan melalui
Survei Industri Besar dan Sedang
dilaksanakan setiap tahun secara
lengkap (sensus) sejak tahun 1975.
Survey Industri Besar dan Sedang
mencakup
semua
perusahaan
industri yang mempunyai tenaga
kerja 20 orang atau lebih dengan
menggunakan kuesioner II A.
1. Data collection of large and

medium scale manufacturing is
conducted through The Large and
Medium Manufacturing Establishment Survey that has been done
annually for all industries (census)
since 1975. Large and Medium
Manufacturing
Establishment
Survey covers all manufactures/
industries with 20 workers or more
by questionaire II A.
2. Klasifikasi industri yang digunakan

dalam survei ini berdasar kepada
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI). KBLI adalah
klasifikasi lapangan usaha yang
berdasar
kepada
International
Standard Industrial Classification
of All Economic Activities (ISIC)
revisi 3 yang telah disesuaikan
dengan kondisi Indonesia.
2. The
industrial
classification
adopted in this survey refers to
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI). KBLI is classification of economic activities based
on the International Standard
Industrial Classification of All
Economic Activities (ISIC rev. 3)
that has been modified according
to the local condition in Indonesia.
3. Industri Pengolahan adalah suatu

kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang
dasar secara mekanis, kimia,
atau dengan
tangan
sehingga
menjadi barang jadi/setengah jadi,
dan atau barang yang kurang
nilainya menjadi barang yang lebih
tinggi nilainya, dan sifatnya lebih
dekat kepada pemakai akhir.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah
jasa industri dan pekerjaan perakitan
(assembling).
3. Manufacturing industry is defined

as an economic activity processing
basic
goods
mechanically,
chemicals or manually into final or
intermediate goods. It is also
defined as processing of lower
value goods into higher value
goods as final or intermediate
products. The activities also
include services for manufacturing
and assembling.
277
MANUFACTURING INDUSTRY
CHAPTER VII
4. Jasa Industri adalah kegiatan

industri yang melayani keperluan
pihak lain. Pada kegiatan ini bahan
baku disediakan oleh pihak lain
sedangkan pihak pengolah hanya
melakukan pengolahannya dengan
mendapat imbalan sebagai balas
jasa (upah maklon).
4. Services for manufacturing is

defined as a manufacturing activity
which serving other manufacturing
establishments. In this case, raw
materials are supplied by others
while the workers are paid as a
compensation for processing raw
materials.
5. Perusahaan atau usaha industri

adalah suatu unit (kesatuan) usaha
yang melakukan kegiatan ekonomi,
bertujuan menghasilkan barang
atau jasa, terletak pada suatu
bangunan atau lokasi tertentu, dan
mempunyai catatan administrasi
tersendiri mengenai produksi dan
struktur biaya serta ada seorang atau
lebih yang bertanggung jawab atas
usaha tersebut.
5. A manufacturing establishment is
defined as a production unit
engaged in economic activity,
producing goods or services,
located in a building or in a certain
location, keeping a business record
concerning the production and cost
structure, and having a person or
more that are responsible to those
activities.
6. Industri pengolahan dikelompokkan

ke dalam 4 golongan berdasarkan
banyaknya pekerja, yaitu:
a. Industri Besar
(100 orang pekerja atau lebih),
b. Industri Sedang/Menengah
(20-99 orang pekerja),
c. Industri Kecil (5-19 orang
pekerja),
d. Industri Mikro
(1-4 orang pekerja).
6. Manufacturing industries are categorized into four groups, based on

the number of employees :
a. Large scale manufacturing
(100 employees o r more),
b. Medium scale manufacturing
(20-99 employees),
c. Small scale manufacturing
(5-19 employees),
d. Micro industry
(1-4 employees).
7. Input atau biaya antara adalah

biaya yang dikeluarkan dalam
proses industri yang berupa bahan
baku, bahan bakar, barang lainnya
diluar bahan baku/bahan penolong,
jasa industri, sewa gedung, dan
biaya jasa non industri.
7. Input or intermediate cost is

defined as cost of raw materials
and supporting materials, fuel,
other
materials,
electricity,
industrial services, building rent,
and non-industrial services, etc.
278
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
8. Output adalah nilai keluaran yang

dihasilkan dari proses kegiatan
industri yang berupa barang
yang dihasilkan, tenaga listrik
yang
dijual,
jasa
industri,
keuntungan jual beli, pertambahan
stok barang setengah jadi dan
penerimaan lain.
8. Output is defined as total value of

all processed goods which
include production, electricity
sold, industrial services, profits,
change in stocks and other
incomes.
9. Nilai Tambah adalah besarnya

output dikurangi besarnya nilai
input (antara).
9. Value added is defined as

substraction from output to input.
10. Klasifikasi Industri :

15. Makanan dan Minuman
16. Pengolahan Tembakau
17. Tekstil
18. Pakaian Jadi
19. Kulit dan Barang dari Kulit
dan Alas Kaki
20. Kayu, Barang-barang dari
Kayu (tidak termasuk
furnitur), dan Barang-barang
Anyaman
21. Kertas dan Barang dari Kertas
22. Penerbitan, Percetakan dan
Reproduksi Media Rekaman
23. Batu Bara, Pengilangan
Minyak Bumi dan Pengolahan
Gas Bumi, Barang-barang
dari Hasil Pengilangan Minyak
Bumi, dan Bahan Nuklir
24. Kimia dan Barang-barang dari
Bahan Kimia
25. Karet dan Barang dari Karet
dan Barang dari Plastik
26. Barang Galian Bukan Logam
27. Logam Dasar
28. Barang-barang dari Logam,
kecuali Mesin dan
Peralatannya
29. Mesin dan Perlengkapannya
10. Classification of Industry :

15. Food and Beverages
16. Tobacco
17. Textiles
18. Wearing Apparel
19. Tanning and Dressing of
Leather
20. Wood and Products of Wood
except Furniture and Plaiting
Materials
21. Paper and Paper Products
22. Publishing, Printing and
Reproduction of Recorded
Media
23. Coal, Refined Petroleum
Products and Nuclear Fuel
24. Chemicals and
Chemical Products
25. Rubber and
Plastics Products
26. Non-metallic Mineral
Products
27. Basic Metals
28. Fabricated Metal Products
except Machinery and
Equipments
29. Machinery and Equipment
279
30. Mesin dan Peralatan Kantor,

Akuntansi dan Pengolahan
Data
31. Mesin Listrik Lainnya dan
Perlengkapannya
32. Radio, Televisi, dan Peralatan
Komunikasi, serta
Perlengkapannya
33. Peralatan Kedokteran,
Alat-alat Ukur, Peralatan
Navigasi, Peralatan Optik, Jam
dan Lonceng
34. Kendaraan Bermotor
35. Alat Angkutan, selain
Kendaraan Bermotor Roda
Empat atau Lebih
36. Furnitur dan Pengolahan
Lainnya
37. Daur Ulang
280
CHAPTER VII
30. Machinery and Electronic

Office, Computing and
Accounting Machineries
31. Electrical Machinery and
Equipments
32. Radio, Television and
Communication Equipment
and Aparatus
33. Medical, Precision,
Navigation, and Optical
Instruments, Watches and
Clocks
34. Motor Vehicles, Trailers and
Semitrailers
35. Other Transport Equipment
36. Furniture and Other
Manufacturing
37. Recycling
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Tabel
7.1
Table
Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang

Menurut Golongan Industri
Number of Large and Medium Manufacturing
Establishments by Industrial Group
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
210
207
195
181
133
130
126
125
99
96
81
74
106
98
98
95
15
17
18
19
Industri Makanan dan Minuman

Food and Drinking
Industri Tekstil
Textile
Industri Pakaian Jadi
Garment
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan
Alas Kaki / Leather, Stuff of Leather
and Bed Foot
20
Industri Kayu, Barang dari Kayu

(Tidak Termasuk Furniture) dan
Barang Anyaman dari Rotan, Bambu
dan Sejenisnya / Wood, Stuff Of Wood
(Legible Pertinent Furniture) and
Tress Stuff Of Rattan, Wicker
and Other Kind
75
71
61
56
21
Industri Kertas, Barang dari Kertas

dan Sejenisnya / Paper, Stuff of Paper,
and Other Kind
Industri Penerbitan, Percetakan dan
Publication,Printing and Reproduction,
Recording
Industri Batu Bara, Pengilangan Minyak
Bumi, Pengolahan Minyak Gas Bumi,
Barang dari Hasil Pengilangan
Minyak Bumi dan Bahan Bakar Nuklir
Cinder Grindstone, Explore of World
Ayonnaise, Manufacture of World
Mayonnaise, Stuff of Outcome Explore of
World Mayonnaise and Grill Wrapping of
Nuchlear
89
81
76
80
22
29
28
22
16
13
10
11
22
23
281
CHAPTER VII
Lanjutan Tabel / Continued Table 7.1
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
24
Industri Kimia dan Barang-Barang dari

Bahan Kimia / Chemical, and Stuff of
Chemical Wrapping
182
185
180
180
25
Industri Karet, Barang dari Karet dan

Barang dari Plastik / Rubber, Stuff of
Rubber and Stuff Of Bucket
256
243
225
223
26
Industri Barang Galian Bukan Logam /

Stuff Quarry Not Nugget
94
92
84
84
27
Industri Logam Dasar / Intrinsic Nugget
36
37
30
30
28
Industri Barang Dari Logam,

Kecuali Mesin Dan Peralatannya /
Stuff of Nugget, Except Machine and Tool
154
158
150
147
29
Industri Mesin dan Perlengkapannya /

Machine and Tools
54
65
69
64
30
Industri Mesin dan Peralatan Kantor,

Akuntansi, dan Pengolahan Data /
Machine and Agency Tools, Accounting
and Data Processing
31
Industri Mesin Listrik Lainnya,

dan Perlengkapannya / Other Electric
Machine, and Tools
52
52
47
42
32
Industri Radio, Televisi, dan Peralatan

Komunikasi, serta Perlengkapannya /
Radio, Television, and
Communication Outfit, and Tools
17
18
14
15
33
Industri Peralatan Kedokteran,

Alat-Alat Cukur, Peralatan Navigasi,
Peralatan Optik, Jam dan Lonceng
Doctoral Outfit, Shave Tools, Navigasi
Outfit, Optical Outfit, Clock and Bell
282
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
34
Industri Kendaraan Bermotor

Motor Vehicle
30
27
24
19
35
Industri Alat Angkutan Selain Kendaraan

Bermotor Roda Empat Atau Lebih
Transport Tools Except Motor Vehicle
Four Wheel Or Dull
51
43
42
43
36
Industri Furnitur dan Industri

Pengolahan Lainnya
Furniture and Other Manufacture
149
141
136
119
37
Daur Ulang / Repeat Cycle
13
10
11
1 846
1 804
1 695
1 620
Jumlah / Total
283
CHAPTER VII
Tabel
7.2
Table
Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang

Menurut Golongan Industri
Number of Workers Engaged in Large and Medium
Manufacturing Establishments by Industrial Group
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
30 815
32 494
30 999
32 523
55 684
40 310
38 249
40 819
46 224
46 127
42 742
42 351
108 344
117 983
112 929
113 133
15
17
18
19

Food and Drinking
Industri Tekstil
Textile
Garment
and Bed Foot
20

and Other Kind
16 622
13 450
11 742
9 673
21

and Other Kind
Recording
Nuchlear
19 496
18 835
19 583
19 471
1 483
1 593
3 808
3 382
1 422
1 003
829
808
22
23
284
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
24

Chemical Wrapping
32 745
28 692
36 155
36 089
25

44 116
46 840
43 516
45 640
26

27 715
28 332
24 883
23 229
27
11 153
12 587
10 630
11 234
28

22 873
25 634
25 970
25 660
29

Machine and Tools
10 823
12 356
14 943
13 772
30

and Data Processing
31

Machine, and Tools
16 412
16 166
15 811
15 299
32

2 938
3 232
1 618
2 309
33

1 653
1 839
1 916
2 775
285
CHAPTER VII
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4 164
4 313
2 776
2 297
34

Motor Vehicle
35

Four Wheel Or Dull
11 267
12 301
13 736
17 716
36

Pengolahan Lainnya
19 519
19 438
20 149
18 848
37
550
599
721
74
486 018
484 124
473 705
477 102
Jumlah / Total
286
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Tabel
7.3
Table
Nilai Output, Nilai Input dan Nilai Tambah dari Industri

Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri
di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008-2010
Output, Input, and Value Added
of Large and Medium Manufacturing Establisments
(billion rupiahs), 2008-2010
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)
15
17
18
19

Food and Drinking
Industri Tekstil
Textile
Garment
and Bed Foot
Nilai Output / Output Value

2008
2009
2010
(3)
(4)
(5)
16 282,80
16 050,06
23 295,03
13 322,97
14 757,90
15 786,33
10 101,86
9 385,00
5 396,16
20 078,53
15 236,38
16 436,87
20

and Other Kind
1 866,11
1 687,94
1 350,81
21

and Other Kind
Recording
Nuchlear
7 912,89
16 571,42
10 220,95
260,27
884,52
683,08
1 185,65
813,93
520,46
22
23
287
CHAPTER VII
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)

2008
2009
(3)
(4)
2010
24

Chemical Wrapping
41 473,26
34 087,88
123 256,97
25

20 389,44
17 926,71
19 218,62
26

5 383,99
5 879,68
6 848,44
27
34 227,70
38 194,55
37 168,06
28

9 266,10
12 418,65
14 122,25
29

Machine and Tools
3 655,72
7 138,93
4 574,89
30

and Data Processing
31

Machine, and Tools
9 325,06
8 754,61
10 358,99
32

1 105,74
419,69
581,36
33

973,76
923,15
1 837,19
288
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)

2008
2009
(3)
(4)
2010
929,01
1 072,86
649,99
34

Motor Vehicle
35

Four Wheel Or Dull
8 186,14
11 409,80
11 719,40
36

Pengolahan Lainnya
1 976,01
2 292,60
2 370,21
37
219,50
66,90
6,74
208 122,49
215 973,16
306 402,79
Jumlah / Total
289
CHAPTER VII
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)
15
17
18
19

Food and Drinking
Industri Tekstil
Textile
Garment
and Bed Foot
Nilai Input / Input Value

2008
2009
2010
(3)
(4)
(5)
12 464,06
11 866,34
15 623,42
8 059,01
9 892,29
9 929,80
2 519,84
2 811,06
2 688,23
13 026,65
7 962,64
8 448,39
20

and Other Kind
1 166,27
1 004,01
728,12
21

and Other Kind
Recording
Nuchlear
6 074,98
8 320,37
6 952,00
132,98
495,17
272,34
711,96
495,81
156,74
22
23
290
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)

2008
2009
(3)
(4)
2010
24

Chemical Wrapping
25 745,19
19 561,98
90 521,87
25

13 955,34
11 625,15
12 711,30
26

3 521,07
4 181,71
2 024,27
27
27 798,33
30 268,86
34 448,42
28

5 619,47
7 452,69
8 811,11
29

Machine and Tools
2 277,94
5 021,92
2 791,35
30

and Data Processing
31

Machine, and Tools
5 923,35
5 282,77
6 554,34
32

590,28
216,17
249,72
33

180,31
186,39
422,16
291
CHAPTER VII
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)

2008
2009
(3)
(4)
2010
551,76
625,77
213,28
34

Motor Vehicle
35

Four Wheel Or Dull
5 085,19
7 720,60
7 988,62
36

Pengolahan Lainnya
1 283,53
1 457,26
1 052,70
37
195,70
40,35
2,03
136 883,21
136 489,31
212 590,22
Jumlah / Total
292
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)
15
17
18
19

Food and Drinking
Industri Tekstil
Textile
Garment
and Bed Foot
20

and Other Kind
21

and Other Kind
Recording
Nuchlear
22
23
Nilai Tambah / Value Added

2008
2009
2010
(3)
(4)
(5)
3 818,74
4 183,72
7 671,61
5 263,96
4 865,60
5 856,53
7 582,02
6 573,94
2 707,92
7 051,88
7 273,74
7 988,48
699,84
683,93
622,69
1 837,91
8 251,05
3 268,95
127,29
389,35
410,74
473,68
318,11
363,72
293
CHAPTER VII
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)

2008
2009
(3)
(4)
2010
24

Chemical Wrapping
15 728,08
14 525,90
32 735,10
25

6 434,10
6 301,56
6 507,32
26

1 862,92
1 697,98
4 824,17
27
6 429,37
7 925,69
2 719,65
28

3 646,63
4 965,96
5 311,14
29

Machine and Tools
1 377,77
2 117,01
1 783,54
30

and Data Processing
31

Machine, and Tools
3 401,72
3 471,84
3 804,65
32

515,46
203,51
331,64
33

793,45
736,77
1 415,03
294
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Kode
Code
Golongan Industri
Industrial Group
(1)
(2)
34

Motor Vehicle
35

Four Wheel Or Dull
36

Pengolahan Lainnya
37
Jumlah / Total

2008
2009
(3)
(4)
2010
377,24
447,08
436,71
3 100,95
3 689,20
3 730,78
692,48
835,34
1 317,51
23,80
26,55
4,70
71 239,28
79 483,85
93 812,57
295
Tabel
7.4
Table
CHAPTER VII
Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang

Number of Large and Medium Manufacturing
Establishments by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
17
20
13
13
13
11
17
3. Tangerang 1)
882
782
750
704
4. Serang
117
162
144
143
687
670
610
583
6. Cilegon
72
69
72
76
7. Serang
14
15
23
77
73
61
1 786
1 804
1 695
1 620
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten

Catatan / Note
*)
1)
296
Angka sementara (berdasarkan Direktori Industri Besar dan Sedang)

Preliminary figures (based on Directory of Large and Medium Manufacturing Establishments)
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Tabel
7.5
Table
Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang

Number of Workers Engaged in Large and Medium
Manufacturing Establishment by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2007
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pandeglang
552
1 642
1 170
1 241
2. Lebak
953
1 289
1 335
2 693
210 561
180 918
177 941
176 755
80 889
65 889
63 829
64 267
171 658
183 803
180 319
183 551
6. Cilegon
21 075
21 946
20 806
19 370
7. Serang
330
713
765
951
27 924
27 540
28 274
486 018
484 124
473 705
477 102
Kabupaten / Regency
3. Tangerang 1)
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
297
Tabel
7.6
Table
CHAPTER VII
Nilai Output, Nilai Input dan Nilai Tambah dari Industri

Besar dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (miliar rupiah), 2008-2010
Output, Input, and Value Added
of Large and Medium Manufacturing Establisments
Kabupaten/Kota
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
827,67
136,12
118,34
2. Lebak
500,28
390,71
1 474,19
3. Tangerang
52 044,85
52 256,81
52 819,88
4. Serang
28 916,91
35 733,90
123 255,15
5. Tangerang
65 403,09
64 852,99
67 549,69
6. Cilegon
54 927,89
54 556,40
53 038,69
7. Serang
48,03
45,79
79,02
5 453,77
8 000,43
8 067,83
208 122,49
215 973,16
306 402,79
Kota / Municipality
Provinsi Banten
298
BAB VII
INDUSTRI PENGOLAHAN
Kabupaten/Kota
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
476,69
41,42
41,16
2. Lebak
300,61
258,29
981,06
3. Tangerang
32 681,92
34 374,55
31 892,60
4. Serang
18 575,02
19 475,63
89 393,54
5. Tangerang
38 709,74
37 350,99
42 857,17
6. Cilegon
42 916,27
40 057,19
43 222,24
7. Serang
32,54
32,06
46,97
3 190,42
4 899,19
4 155,48
136 883,21
136 489,31
212 590,22
Kota / Municipality
Provinsi Banten
299
CHAPTER VII
Kabupaten/Kota
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
350,98
94,70
77,18
2. Lebak
199,67
132,43
493,14
3. Tangerang
19 362,93
17 882,26
20 927,28
4. Serang
10 341,89
16 258,27
33 861,61
5. Tangerang
26 693,35
27 502,00
24 692,52
6. Cilegon
12 011,62
14 499,21
9 816,45
7. Serang
15,49
13,73
32,04
2 263,35
3 101,24
3 912,34
71 239,28
79 483,85
93 812,57
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note
300
1)
8
KONSTRUKSI
Construction
BAB VIII
Penjelasan Teknis
KONSTRUKSI
Technical Notes
1. Konstruksi adalah suatu kegiatan

yang hasil akhirnya berupa
bangunan/konstruksi yang menyatu
dengan lahan tempat kedudukannya. Hasil kegiatan konstruksi
antara lain :
gedung, jalan,
jembatan, rel dan jembatan kereta
api, terowongan, bangunan air dan
drainase, bangunan sanitasi.
1. Construction is an activity to build

buildings construction integrated
with their location. The results of
construction activities include
building
construction,
road,
bridge, railway and rail bridge,
tunnel subway, viaduct and
drainage, sanitary construction,
etc.
2. Perusahaan adalah suatu badan

yang melakukan kegiatan ekonomi,
bertujuan menghasilkan barang/
jasa, terletak di suatu bangunan
fisik pada lokasi tertentu, dan
mempunyai catatan administrasi
tersendiri.
Badan
perusahan
konstruksi
dapat
berbentuk
PT, CV, Firma, PT (Persero),
Perusahaan Umum atau Perusahaan
Jawatan
2. Establishment is an economic
activity unit to provide goods or
services located in a physical
building, possessing cost structure
and production record. The type of
legal entity of construction
establishment could be : Limited
Company, Limited Partnership,
Firm governments Company
(local and national), and Private
Company.
3. Jenis golongan merupakan garis

pokok penggolongan kegiatan
sektor konstruksi.
Ada 3 (tiga) jenis golongan, yaitu:
a. K (Kecil) : batas nilai satu
pekerjaan 0-1 miliar rupiah
b. M (Menengah) : batas nilai satu
pekerjaan Rp. 1 miliar - Rp. 10
miliar
c. B (besar) : mampu mengerjakan
proyek di atas Rp. 10 miliar
3. Type of Group is the main line of

constructions sector activities
classification.
There are 3 types of group :
a. K (Small): value range of one
project 0 1 billion rupiahs
b. M (Medium) : value range of
one project 1 billion rupiahs 10 billion rupiahs
c. B (Big) : can do the project
above 10 billion rupiahs
4. Pekerja adalah semua orang yang

pada saat pencacahan bekerja di
perusahaan, baik pekerja teknik
maupun pekerja non teknik.
Pekerja tetap : pekerja yang bekerja
pada
perusahaan/usaha
yang
menerima upah/gaji secara tetap,
tidak tergantung pada absensi/
kehadiran pekerja tersebut.
4. Employee is any person at the time

of enumeration whos working in
the establishment as a technical
worker or non technical worker.
Permanent worker : Those who
are working in the establishment /
business and receiving fixed
salaries / wages without depending
on the absence/presence records.
303
CONSTRUCTION
CHAPTER VIII
5. Nilai konstruksi adalah nilai

pekerjaan yang telah diselesaikan
oleh pihak pemborong menurut
realisasi proyek yang telah
diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu, berdasarkan nilai kontrak
antara pemilik dengan kontraktor.
5. Construction value is the value of

work completed by a contractor
during a period of enumeration
based on a contract value on the
letter of contract and project
realized by the contractor.
6. SKA (Sertifikat Keahlian) adalah

bukti kompentensi dan kemampuan
profesi keahlian kerja tenaga ahli
bidang Jasa Pelaksana Konstruksi
(KONTRAKTOR), Jasa Perencana
Konstruksi atau Jasa Pengawas
Konstruksi
(KONSULTAN),
dengan kualifikasi tenaga ahli
sebagai berikut :
Kualifikasi tenaga ahli Jasa
Konstruksi adalah :
a. Ahli Utama
b. Ahli Madya
c. Ahli Muda
d. Ahli Pemula
6. SKA (Expertise Certifcate) is proof

of competence and expertise of
professional experts in the field
of Construction Implementation
Services (CONTRACTOR), Construction Planning Services, or
Construction Supervision Services
(CONSULTANT), with experts
quali cations as follows :
Construction Service expert quali
cations are:
a. Key expert
b. Associate expert
c. Young expert
d. Beginners expert
Persyaratan SKA
SKA Ahli Utama : Berpendidikan
minimal S1 dengan pengalaman
minimal 12 tahun atau S2 dengan
pengalaman minimal 5 tahun.
SKA requirements
SKA Key Expert : Has minimum
educational qualication of S1 with
minimum 12 years of experience or
S2 with minimum 5 years of
experience.
SKA Associate Expert : Has minimum
educational qualication of S1 with
minimum 7 years of experience or
S2 with minimum 2 years of
experience.
SKA Young Expert : Has minimum
educational qualication of DIII
with minimum 5 years of
experience or S1 with minimum
years of experience or S2 with
minimum 1 year of experience.
SKA Beginners Expert : Has minimum
educational qualication of DIII
without experience.
SKA Ahli Madya : Berpendidikan

minimal S1 dengan pengalaman
SKA Ahli Muda : Berpendidikan
minimal DIII dengan pengalaman
pengalaman minimal 2 tahun atau
S2 dengan pengalaman minimal 1
tahun.
SKA Ahli Pemula : Berpendidikan
minimal DIII tanpa pengalaman.
304
BAB VIII
KONSTRUKSI
7. SKT (Sertifikat Keterampilan)

adalah bukti kompentensi dan
kemampuan profesi keterampilan
kerja bidang Jasa Pelaksana
Konstruksi (KONTRAKTOR) yang
harus dimiliki tenaga kerja/ahli
perusahaan untuk dapat ditetapkan
sebagai
Penanggung
Jawab
Teknik (PJT) dalam permohonan
Sertifikasi dan Registrasi Jasa
Pelaksana Konstruksi.
7. SKT (Skills Certifcate) is proof of

competence and professional skill
in the
eld of Construction
Implementation
Services
(CONTRACTOR)
which
is
required for skilled employee
designation as a Techniqal
Responsible Person (TRP) in the
Certifcation and Registration of
Construction
Implementation
Services application.
Kualifikasi tenaga terampil Jasa

Pelaksana Konstruksi adalah :
a. SKT-P
b. SKT Tingkat III
c. SKT Tingkat II
d. SKT Tingkat
Skilled employee Construction

Implementation Services qualifications are:
a. SKT (Skill Certificate) - Beginner
b. SKT (Skill Certificate) 3rd Grade
c. SKT (Skill Certificate) 2nd Grade
d. SKT (Skill Certificate) 1st Grade
Persyaratan SKT
SKT requirements
SKT Beginners :
Has minimum educational background of SLTA/STM without
experience.
SKT Pemula :
Berpendidikan minimal
STM tanpa pengalaman.
SLTA/
SKT Tingkat III :

Berpendidikan minimal DIII tanpa
pengalaman atau SLTA/STM
dengan pengalaman minimal 2
tahun.
SKT (Skill Certificate) 3rd Grade :

Has minimum educational background of DIII or SLTA/STM with
minimum 2 years of experience.
SKT Tingkat II :
Berpendidikan
minimal
DIII
dengan pengalaman minimal 1
tahun atau SLTA/STM dengan
SKT (Skill Certificate) 2nd Grade :

Has minimum educational background of DIII with minimum 1
year of experience or SLTA/STM
with minimum 3 years of
experience.
SKT Tingkat I :
Berpendidikan minimal S1 tanpa
pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun
atau
SLTA/STM dengan pengalaman
minimal 5 tahun.
SKT (Skill Certificate) 1st Grade :

Has minimum educational background of S1 without experience,
DIII with minimum 2 years of
experience, or SLTA/STM with
minimum 5 years of experience.
305
CONSTRUCTION
8. Jenis Pekerjaan yang termasuk

dalam kegiatan sektor konstruksi
ini terdiri dari :
a. Konstruksi Bangunan Gedung
mencakup konstruksi gedung
tempat tinggal, perkantoran,
gedung
industri,
gedung
perbelanjaan, gedung kesehatan,
gedung pendidikan, penginapan,
gedung tempat hiburan, dan
konstruksi gedung lainnya.
b. Konstruksi Bangunan Sipil

mencakup pembangunan jalan,
jembatan dan landasan, jalan
dan jembatan kereta api,
terowongan,
bangunan
pengairan, pengolahan, penyaluran dan penampungan barang
minyak dan gas, bangunan
pengolahan, penyaluran dan
penampungan barang minyak
dan gas, bangunan dermaga, dan
bangunan sipil lainnya.
c. Instalasi
Gedung
dan
Bangunan Sipil, mencakup
pemasangan
instalasi
air
(plumbing), instalasi listrik,
telekomunikasi, gas, elektronika,
mekanikal, AC, dan instalasi
pada
gedung,
termasuk
reparasinya.mencakup
pemasangan instalasi listrik
bangunan sipil, navigasi laut dan
sungai,
metereologi
dan
geofisika, navigasi udara, sinyal
dan telekomunikasi kereta api,
sinyal dan rambu-rambu jalan
raya, instalasi telekomunikasi,
jaringan pipa, dan instalasi
bangunan sipil lainnya, termasuk
reparasinya.
306
CHAPTER VIII
8. Type of occupation in activities of

construction sector consists of :
a. Building
Construction
includes
building
construction for residential sites,
office, industrial buildings,
shopping centres, health
infrastructures,
education
infrastructures, accommodations, entertainment buildings,
and other building constructions.
b. Civil includes the construction of road, bridge and
base, railway and rail bridge,
tunnel subway, watering
building,
processing,
distribution and reception for
the oil and gas, processing
building, quay building, and
other civil buildings.
c. Building Installation and

Civil Building includes
plumbing
installation,
electricity
installation,
telecommunication,
gas,
electronic, mechanical, Air
Condition, and building
installations
and
their
reparations, electricity civil
building installation, sea and
river navigation, meteorology
and
geophysics,
air
navigation, signal and train
telecommunication,
signal
and
highways
signs,
telecommunication
installation, pipings network,
and other civil building
installations
and
their
reparations.
BAB VIII
d. Konstruksi khusus mencakup

pemasangan pondasi dan pilar,
pembuatan/pengeboran sumur
air tanah, pemasangan perancah
(steiger), pemasangan atap
(roof covering), pemasangan
bangunan konstruksi (prefab)
dan pemasangan kerangka baja,
pengerukan, dan konstruksi
khusus
lainnya.
Kegiatan
konstruksi yang berhubungan
langsung dengan pemurnian
minyak
dan
gas
bumi
dimasukkan dalam kategori
pertambangan dan penggalian,
namun demikian pembangunan
gedung, jalan, dan sejenisnya
dilokasi penambangan tetap
dimasukkan dalam kategori
Konstruksi. Kegiatan teknik
arsitektur juga manajemen
proyek pembangunan gedung,
jalan dan sejenisnya dimasukkan
dalam kategori Jasa perusahaan
lainnya.
e. Penyiapan Lahan mencakup
usaha penyiapan lahan untuk
jalan raya, pekerjaan gedung,
pekerjaan sipil pertanian, perhubungan, dan penyiapan lahan
lainnya. (Khusus penyiapan
lahan untuk pertambangan
minyak dan gas dimasukkan
dalam kategori Pertambangan
dan Penggalian).
KONSTRUKSI
d. Specific Construction includes

the fitting of foundation and
pillar, producing/drilling of
ground water well, steiger
fitting, roof covering, prefab
fitting, fitting of steel
framework, dredging, and
other specific construction.
The construction activities
that are directly connected to
oil and gas cleaning were
classified into mining and
excavation, but building
construction,
road,
and
similar type in the location of
mining is still classified into
construction category. The
architecture-related activities
and the construction of
project management building,
roads and similar type
is classified into other
establishment
services
category.
e. Site Preparation, includes the
preparatiof sites for road/
highway,
building
work,
agricultural
civil
work,
transportation, and other
preparation sites. (The site
preparation for oil and gas
mining was classified into
Mining and Excavation).
307
CONSTRUCTION
f. Konstruksi
bangunan
elektrikal dan komunikasi
mencakup bangunan elektrikal,
konstruksi
telekomunikasi
sarana bantu navigasi laut dan
rambu
sungai;
konstruksi
telekomunikasi navigasi udara,
konstruksi
sinyal
dan
telekomunikasi
kereta
api,
konstruksi
sentral
telekomunikasi, konstruksi elektrikal
dan telekomunikasi lainnya.
g. Penyelesaian
Konstruksi
Gedung mencakup kegiatan
pemasangan
kaca
dan
aluminium serta pengerjaan
lantai, dinding, peralatan saniter
dan plafon dalam rangka
penyelesaian bangunan gedung
baik gedung tempat tinggal
maupun gedung bukan tempat
tinggal, kegiatan pengecatan
bangunan
gedung
serta
bangunan sipil.
h. Penyewaan Alat Konstruksi
atau Peralatan Pembongkar,
Penghancur Bangunan dan
Operatornya
mencakup
kegiatan menyewakan alatalat
konstruksi dengan operatornya,
misalnya menyewakan molen
dengan
operatornya,
alat
pembongkar dan penghancur
bangunan dengan operatornya,
dll. Sedangkan penyewaan
peralatan tanpa operatornya
termasuk dalam kategori jasa
persewaan.
308
CHAPTER VIII
f. Communication and Electrical Building Construction

includes electrical building,
telecommunication
construction of equipment for sea
navigation and rivers sign;
telecommunication
construction of air navigation,
signal cons-truction and train
tele-communication, central
tele-communication
construction, and other electrical
and telecommunication constructions.
g. Building Completion includes
glass
and
aluminum
installation as well as floor
execution,
wall,
sanitary
equipment and ceiling to
complete the building, either
building for resident or
building for non resident, the
painting building activity and
civil building.
h. Renting of Construction or
Demolition Equipments with
Operator
includes
the
activities of renting the
construction equipments with
the operator, such as renting
the cement mixer and the
operator, the bulldozer and
building destroyer with the
operator, etc, while the renting
of equipments without the
operator is classified into
renting services category.
BAB VIII
KONSTRUKSI
Tabel
8.1
Table
Jumlah Perusahaan Konstruksi

Menurut Jenis Golongan di Provinsi Banten, 2007-2011
Number of Construction Establisments
by Type of Group in Banten Province, 2007-2011
Jenis Golongan /
Type of Group
2007
2008
2009
(1)
(2)
(3)
1 491
Kecil / Small
Menengah / Medium
Besar / Large
Jumlah / Total
2010
2011
(4)
(5)
(6)
2 162
2 476
2 152
2 057
153
209
258
202
188
11
24
23
1 649
2 380
2 745
2 378
2 268

Catatan / Note
*)
309
CONSTRUCTION
Tabel
8.2
Table
CHAPTER VIII
Jumlah Pekerja Tetap Perusahaan Konstruksi

Menurut Tingkat Pendidikan
Number of Permanent Workers at Construction
Establisment by Educational Level
Tingkat Pendidikan /
Educational Level
2007
2008
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SD / Elementary School
560
170
443
724
741
SLTP / Junior High School
748
1 137
1 406
2 298
2 350
SLTA / Senior High School
2 206
4 024
3 044
4 976
5 089
Akademi / Diploma III
430
486
562
919
939
Universitas / University
847
1 052
856
1 399
1 431
4 791
6 869
6 311
10 316
10 556
Jumlah / Total

Catatan / Note
310
*)
BAB VIII
KONSTRUKSI
Tabel
8.3
Table
Jumlah Profesi Tenaga Ahli di Perusahaan Konstruksi

Menurut Kualifikasi di Provinsi Banten, 2009-2011
Number of Expert Profession Workers
at Construction Establisment by Qualification
Kualifikasi /
Qualification
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
26
26
15
1 732
1 957
1 622
Madya / Qualified
805
923
669
Utama / Very Qualified
159
193
85
Jumlah / Total
2 722
3 099
2 431
Pemula / Beginner
Muda / Semi Qualified

Catatan / Note
*)
311
CONSTRUCTION
Tabel
8.4
Table
CHAPTER VIII
Jumlah Profesi Tenaga Terampil

di Perusahaan Konstruksi Menurut Kualifikasi
Number of Skilled Profession Workers
at Construction Establisment by Qualification
Kualifikasi /
Qualification
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
TK-III / 3rd Grade
87
85
85
TK-II / 2nd Grade
3 124
3 542
4 021
927
1 753
3 196
4 138
5 380
7 302
SKT-P / Central Certificate
TK-I / 1st Grade
Jumlah / Total

Catatan / Note
312
*)
BAB VIII
KONSTRUKSI
Tabel
8.5
Table
Ringkasan Pendapatan Bruto dan Pengeluaran

Perusahaan Konstruksi di Provinsi Banten
Summary of Gross Output and Expenditure
of Construction Establishments in Banten Province
2007
2008
2009 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
2 139 334
3 516 450
3 959 547
2 073 643
3 373 691
3 814 877
65 691
56 834
75 082
...
85 925
69 588
1 059 438
2 171 896
2 474 446
873 535
543 891
846 409
18 900
14 680
17 939
146 896
1 498 449
1 499 675
20 107
114 876
110 423
A. Pendapatan Bruto / Gross Output

1. Pekerjaan konstruksi yang diselesaikan
Complete Construction work
2. Pendapatan/penerimaan lain
Income/receipt from other activities
3. Bahan bangunan disediakan oleh pemilik
Materials supplied by owner
B. Pengeluaran / Expenditure
1. Bahan bangunan yang dipakai
Materials used
2. Pemakaian bahan bakar dan listrik
Fuel and electricity consumed
3. Biaya bahan dan jasa lainnya
Cost of other materials and services
4. Pekerjaan yang disubkontrakkan
Subcobtracted work

Catatan / Note
*)
313
CONSTRUCTION
Tabel
8.6
Table
CHAPTER VIII
Nilai Konstruksi yang Diselesaikan

Menurut Jenis Pekerjaan di Provinsi Banten
Value of Construction Completed
by Types of Construction in Banten Province
Jenis Pekerjaan /
Type of Construction
2007
2008
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Konstruksi Bangunan Gedung

Building Construction
676 033
989 206
846 830
1 634 935
1 732 844
1 263 797
1 362 861
1 997 712
4 161 141
5 016 203
Konstruksi Khusus
Specialized Construction
133 814
1 021 624
970 335
1 577 671
1 680 721
Jumlah / Total
2 073 644
3 373 691
3 814 877
7 373 747
8 429 768
Konstruksi Bangunan Sipil

Civil Construction

Catatan / Note
314
*)
BAB VIII
KONSTRUKSI
Tabel
8.7
Table
Nilai Konstruksi yang Diselesaikan

Menurut Sumber Dana di Provinsi Banten
Value of Construction Completed
by Fund Source in Banten Province
Sumber Dana /
Fund Source
2007
2008
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
APBN
126 125
232 821
240 958
474 369
552 166
APBD
1 350 957
1 873 413
2 198 725
4 382 821
4 850 033
Dana Luar Negeri
23 069
34 514
37 056
76 364
85 141
BUMN
30 836
59 580
55 352
115 621
134 454
Lainnya
542 657
1 173 363
1 282 786
2 324 572
2 807 974
2 073 644
3 373 691
3 814 877
7 373 747
8 429 768
Jumlah

Catatan / Note
*)
315
9
HOTEL DAN PARIWISATA
Hotel and Tourism
BAB IX
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Konsep dan definisi pariwisata

mengikuti rekomendasi World
Tourism Organization (WTO)
dan International Union of Office
Travel Organization (IUOTO).
1. The concept and definition of

tourism refers to the recommendations of the World Tourism
Organization (WTO) and International Union of Office Travel
Organizations (IUOTO).
2. Wisatawan mancanegara ialah

setiap pengunjung yang mengunjungi suatu negara di luar tempat
tinggalnya, didorong oleh satu atau
beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan
di tempat yang dikunjungi dan
lamanya kunjungan tersebut tidak
lebih dari satu tahun (12 bulan).
Definisi ini mencakup 2 (dua)
kategori wisatawan mancanegara,
yaitu :
a. Wisatawan (turis) ialah setiap
pengunjung seperti definisi di
atas yang tinggal paling sedikit
24 jam, akan tetapi tidak lebih
dari 1 (satu) tahun di tempat
yang
dikunjungi,
dengan
maksud antara lain : berlibur,
rekreasi, olahraga, bisnis,
menghadiri pertemuan, studi
dan kunjungan dengan alasan
kesehatan.
2. Foreign visitor is any person

visiting a country other than his
usual place of residence for any
reason other than for earning
income in the country visited, and
the length of stay is no more than
one year (12 months). This definition covers two categories of
foreign visitors, namely :
b. Excursionist
ialah setiap
pengunjung seperti definisi di
atas yang tinggal kurang
dari 24 jam di tempat
yang dikunjungi (termasuk
Cruise Passengers). Cruise
Passengers
ialah
setiap
pengunjung yang tiba di suatu
negara di mana mereka tidak
menginap di akomodasi yang
tersedia di negara tersebut,
misalnya dengan kapal laut.
a. Tourist is any visitor

staying for at least 24 hours,
but not more than one year, in
the country visited, with the
intention of visiting, and for
any of these purposes :
pleasure,
recreation
and
sports,
business,
visiting
friends
and
relatives,
missions, attending meetings,
conferences, visit for health
reasons and study.
b. Excursionist is any visitor
staying less than 24 hours in
the country visited including
Cruise Passengers, i.e.
visitors arriving in a country
without staying in any
accommodation available in
the visited country.
319
HOTEL AND TOURISM
CHAPTER IX
3. Akomodasi ialah suatu usaha yang

menggunakan suatu bangunan atau
sebagian bangunan yang disediakan
secara khusus, dan setiap orang
dapat menginap, makan serta
memperoleh pelayanan dan fasilitas
lainnya
dengan
pembayaran.
Akomodasi dibedakan antara hotel
dan akomodasi lainnya. Ciri khusus
dari hotel adalah mempunyai
restoran yang berada di bawah
manajemen hotel tersebut.
3. An
accommodation
is
an
establishment using a building or a
part of a building, prepared
commercially for any person to
stay, eat and obtain service as well
as other facilities. Accommodation
is segregated into hotel and other
accommodations. The special
characteristic of a hotel is having
a restaurant under the hotel
management.
4. Hotel berbintang yaitu hotel yang

telah memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan seperti persyaratan
fisik, bentuk pelayanan yang
diberikan, kualifikasi tenaga kerja,
jumlah kamar dan lainnya. Hotel
tidak berbintang yaitu hotel yang
tidak memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.
4. Classified hotel is an accommodation which meets specified

standards regarding physical
requirements, services provided,
manpower qualifications, number
of rooms available, etc. A nonclassified hotel is an accommodation which has not met
the
requirements
previously
mentioned.
5. Tingkat penghunian kamar hotel

adalah
persentase
banyaknya
malam kamar yang dihuni terhadap
banyaknya malam kamar yang
tersedia.
5. Room Occupancy Rate is the

number of roomnights occupied
divided by the number of roomnights available, multiplied by 100
percent.
6. Rata-rata
lamanya
tamu
menginap adalah hasil bagi antara
banyaknya malam tempat tidur
yang terpakai dengan banyaknya
tamu yang menginap di hotel dan
akomodasi lainnya.
6. Average length of stay is the

number of bed-nights used divided
by the number of guests staying at
the accommodation.
320
BAB IX
9.1. HOTEL
HOTEL
Tabel
9.1.1
Table
Banyaknya Akomodasi, Kamar, Tempat Tidur dan

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Menurut
Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten, 2009-2011
Number of Accomodations, Rooms, and Beds Available
in Hotel and Room Occupancy Rate (ROR) of Hotel
by Hotel Qualifications in Banten Province, 2009-2011
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
Hotel Bintang / Classified Hotel

1. Akomodasi / Accomodations
37
39
46
2. Kamar / Rooms
2 775
2 765
3.428
3. Tempat Tidur / Beds
4 184
4 208
5.131
4. TPK / ROR
42,07
41,69
37,88
178
189
200
2. Kamar / Rooms
3 014
3 402
3.505
4 828
5 593
5.767
4. TPK / ROR
30,50
26,18
25,72
215
228
246
2. Kamar / Rooms
5 789
6 167
6.933
9 012
9 801
10.898
4. TPK / ROR
36,05
32,84
31,73
Hotel Non Bintang / Non Classified Hotel

Jumlah / Total

Catatan / Note
: *) Angka sementara / Preliminary figures
321
HOTEL AND TOURISM
Tabel
9.1.2
Table
CHAPTER IX
Banyaknya Tamu Hotel Menurut Kualifikasi Hotel

di Provinsi Banten (orang), 2009-2011
Number of Hotel Visitors by Hotel Qualifications
in Banten Province (person), 2009-2011
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
49 700
54 300
66 200
2. Tamu Indonesia / Domestic Visitors
455 600
449 800
479 100
3. Tamu Asing dan Indonesia /

Indonesian and Foreign Visitors
505 300
504 100
545 300
267
553
474
593 674
646 199
731 851

593 941
646 752
732 325

1. Tamu Asing / Foreign Visitors

Jumlah / Total
49 967
54 853
66 674
1 049 274
1 095 999
1 210 951

1 099 241
1 150 852
1 277 625

Catatan / Note
322
BAB IX
Tabel
9.1.3
Table
Rata-Rata Lama Menginap Tamu Hotel Menurut

Kualifikasi Hotel di Provinsi Banten (hari), 2009-2011
Average Length of Stay in Hotel by Hotel Qualifications
in Banten Province (days), 2009-2011
2009
2010
2011 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
2,13
2,15
1,37
1,54
1,45
1,29

1,60
1,53
1,30
1,62
1,42
1,03
1,22
1,11
1,14

1,22
1,11
1,14
2,13
2,14
1,37
1,36
1,25
1,20

1,39
1,29
1,21
Jumlah / Total

Catatan / Note
323
HOTEL AND TOURISM
CHAPTER IX
9.2. PARIWISATA
TOURISM
Tabel
9.2.1
Table
Jumlah Objek Wisata Menurut Kabupaten/Kota

dan Jenis Wisata di Provinsi Banten, 2011
Number of Tourism Objects by Regency/Municipality
and Type of Tourism in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
(1)
Wisata Tirtta
Situ/Danau Air Panas
Air Terjun
Arung
Jeram
Kolam
Renang
Jumlah/
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
18
2. Lebak
12
25
3. Tangerang
17
4. Serang
19
5. Tangerang
12
16
6. Cilegon
7. Serang
15
24
Provinsi Banten
38
14
22
55
138
2010
35
20
51
115
2009
20
11
46
85
2008
21
12
43
84
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
324
BAB IX
Kabupaten/Kota
Wisata Marina
Pantai
Beach
Wisata
Sejarah
Historical
Place
Suaka
Alam
Wild-Life
Park
Objek Wisata
Lainnya
Others
Jumlah
Total
(1)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
18
20
40
98
2. Lebak
12
16
22
76
14
33
71
36
11
33
102
28
6. Cilegon
10
26
7. Serang
110
16
136
25
Provinsi Banten
85
185
155
526
2010
85
185
134
526
2009
72
109
95
366
2008
72
109
95
365
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Sumber / Source : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten

Office of Culture and Tourism Service of Banten Province
325
HOTEL AND TOURISM
Tabel
9.2.2
Table
CHAPTER IX
Jumlah Museum, Situs Purbakala, dan

Bangunan Bersejarah Lainnya
Number of Museums, Archaeological Sites, and
Other Historic Buildings by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Museum
Museums
Situs Purbakala
Archaeological
Sites
Bangunan
Bersejarah
Historic
Buildings
Makam
Sejarah
Historic
Cemetary
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pandeglang
122
20
94
2. Lebak
15
15
3. Tangerang
11
15
4. Serang
16
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
5. Tangerang
6. Cilegon
11
7. Serang
35
57
24
199
116
156
2010
199
116
156
2009
192
37
55
2008
142
37
55
Provinsi Banten

326
BAB IX
Tabel
9.2.3
Table
Jumlah Perusahaan/Unit Usaha Pendukung

Sektor Pariwisata Menurut Kabupaten/Kota
dan Objek Wisata di Provinsi Banten, 2011
Number of Tourism Company / Business Unit
Supporting Tourism Sector by Regency/ Municipality
and Tourism Object in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
Usaha
Perjalanan
Wisata
Travel Agents
Restoran/
Rumah makan
Restaurants
Kafe
Caf
Bar, Pub
dan Karaoke
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
61
44
21
115
14
85
5. Tangerang
53
143
6. Cilegon
17
86
7. Serang
20
106
40
157
10
14
Provinsi Banten
160
797
36
47
2010
133
686
24
42
2009
120
643
22
43
2008
112
643
15
43
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
327
HOTEL AND TOURISM
CHAPTER IX
Kabupaten/Kota
Pusat
Perbelanjaan
Shopping
Center
Spa & Salon

Kecantikan
Beauty Services
Bioskop
Cinema
Bilyar
Billiard House
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
12
2. Lebak
3. Tangerang
14
11
4. Serang
17
22
33
6. Cilegon
33
12
7. Serang
18
87
10
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten
49
199
10
74
2010
53
89
64
2009
53
91
64
2008
52
91
44

328
BAB IX
Tabel
9.2.4
Table
Jumlah Sanggar Seni dan Budaya Pendukung Sektor

Pariwisata Menurut Kabupaten/Kota dan Objek Wisata
Number of Art and Culture Studios/Galleries
Supporting Tourism Sector by Regency/ Municipality
and Tourism Object in Banten Province, 2011
Kabupaten/Kota
(1)
Sanggar Seni Seni Tradisional

Art Gallery
Traditional Art
Seni Tradisi
Art Culture
Seni Modern
Art Modern
(5)
(2)
(3)
(4)
142
32
11
63
18
16
118
28
25
42
10
5. Tangerang
52
12
6. Cilegon
70
15
12
7. Serang
36
59
12
10
24
10
Provinsi Banten
530
216
74
38
2010
694
216
74
38
2009
625
214
75
37
2008
496
173
75
37
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
329
HOTEL AND TOURISM
CHAPTER IX
Kabupaten/Kota
Seniman
Artist
Lembaga Seni
Art Institute
Galeri
Gallery
Sanggar Seni
Rupa
Studio Arts
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
94
2. Lebak
24
3. Tangerang
12
5. Tangerang
17
6. Cilegon
19
7. Serang
53
Provinsi Banten
220
15
17
2010
204
19
10
2009
205
19
2008
157
19
4. Serang
Kota / Municipality

330
BAB IX
Tabel
9.2.5
Table
Jumlah Wisatawan Nusantara dan Wisatawan

Mancanegara Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (orang), 2011
Number of Domestic and Foreign Tourists
in Banten Province (visitors), 2011
Kabupaten/Kota
Wisatawan
Nusantara
Domestic Tourist
Wisatawan
Mancanegara
Foreign Tourist
Jumlah
Total
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2 017 223
13 437
2 030 660
147 062
30
147 092
3. Tangerang
10 094 336
46 078
10 140 414
4. Serang
11 037 114
11 037 114
5. Tangerang
318 781
77 130
395 911
6. Cilegon
107 682
11 415
119 097
7. Serang
210 903
10 298
221 201
25 956
2 167
28 123
Provinsi Banten
23 959 057
160 555
24 119 612
2010
48 042 531
148 046
48 190 577
2009
49 923 971
134 612
50 058 583
2008
24 123 000
112 732
24 235 732
2. Lebak
Kota / Municipality

331
10
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI
Transportation and Communication
BAB X
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Data transportasi dan komunikasi

meliputi :
a. Panjang Jalan
b. Angkutan Darat
c. Angkutan Laut
d. Angkutan Udara
e. Pos dan Telekomunikasi
1. Data on transportations and

communications cover:
a. Length of Road
b. Land Transportation
c. Sea Transportation
d. Air Transportation
e. Post and Telecommunication
2. Data panjang jalan yang disajikan

adalah data jalan negara dan jalan
provinsi yang bersumber dari
Dinas Bina Marga Provinsi
Banten.
2. Data on the lenght of state and

provincial roads were taken from
Office of Regional Road Construction and Spatial Planning
Service of Banten Province.
3. Sumber data transportasi berasal

dari
masing-masing
instansi
terkait, dikumpulkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) setiap tahun.
3. Data on transportations are

obtained from relevant institutions, compiled by BPS Statistics
of Banten Province every year.
4. Kantor Pos adalah pemberi

pelayanan
pengiriman barang,
uang, dsb. Dari suatu tempat ke
tempat yang
lain.
Pengguna
pelayanan biasanya diharuskan
menempel perangko yang cukup
pada sampul surat, kartu pos, pos
wesel, warkat pos, paket dsb.
Rumah pos berfungsi sama seperti
kantor pos dan kantor pos
pembantu, bedanya rumah
pos
biasanya terletak di daerah
terpencil.
4. Post office is an establishment

dealing with the delivery of goods,
letters, money, etc., from one place
to another place. Service user
usually put postage stamps on the
envelope and postcard or are
charged with amount of money in
obtaining services such as money
order, aerogramme, package post,
etc. A mailling house has the same
function as post office and
auxiliary post office. It is usually
located in remote areas.
5. Telekomunikasi adalah setiap

pemancaran, pengiriman dan atau
penerimaan dari setiap informasi
dalam bentuk tanda-tanda, isyarat,
tulisan, gambar, suara dan bunyi
melalui sistem kawat, optik,
radio atau sistem elektromagnetik
lainnya.
5. Telecommunication includes every

transmitting, delivering and; or
receiving from every information
of marking, signal, article, picture,
sound and voice through strand of
wire systems, optic, radio or other
electromagnetic system.
335
TRANSPORTATION AND COMMUNICATION
CHAPTER X
6. Jaringan telekomunikasi adalah

rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya yang
digunakan dalam rangka bertelekomunikasi.
6. Telecommunication network is
peripheral network of telecommunication and its equipment used in the means of telecommunication.
7. Jaringan tetap ialah kegiatan

penyelenggaraan jaringan untuk
telekomunikasi
tetap
yang
dimaksudkan bagi terselenggaranya telekomunikasi publik dan
sirkuit sewa, termasuk kegiatan
sambungan komunikasi data yang
pengirimannya dilakukan secara
paket, melalui sentral atau jaringan
lain, seperti Public Switched
Telephone Network (PSTN).
7. Fixed line is the management of

telecommunication network for
the fixed line telecommunication
to ensure the well-held of public
telecommunications and circuit
rental, including the activity of
data communication delivery in
package, through central or
other network, such as Public
Switched Telephone Network
(PSTN).
8. Jaringan bergerak ialah kegiatan

penyelenggaraan jaringan yang
melayani telekomunikasi bergerak.
Seperti jaringan bergerak seluler
yang menggunakan teknologi
seluler.
8. Mobile
Network
is
the
management of telecommunication network serving the
mobile telecommunication. For
example mobile phone using
cellular technology.
9. Public
Switched
Telephone
Network (PSTN) adalah jaringan
telepon tetap dengan kabel. PSTN
secara umum diatur oleh standarstandar teknis dengan menggunakan nomor telepon.
9. Public Switched Telephone

Network (PSTN) is public
telephone network with fixed
line. PSTN is generally arranged
by technical standards on the
basis of telephone number.
10. Fixed Wireless Access (FWA)

atau telepon tetap tanpa kabel
adalah suatu teknologi akses
nirkabel yang menghubungkan
pengguna telepon dengan jaringan
telepon tanpa kabel. FWA
menggunakan penomoran telepon
biasa yakni menggunakan kode
area. Misal 021 untuk Jakarta.
10. Fixed Wireless Access (FWA)

or fixed telephone without cable
is a non cable technology access
connecting phone users to phone
network without cable. FWA uses
common telephone numbering,
that is area code. For example,
021 for Jakarta's area code.
336
BAB X
10.1. PERHUBUNGAN DARAT

LAND TRANSPORTATION
Tabel
Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang
10.1.1
Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi Jalan dan
Table
Kelas Jalan di Provinsi Banten (km), 2010-2011
Road Lengths by Level of Government Authorised,
Surface Type, Road Condition and Class
in Banten Province (km), 2010-2011
Uraian
Description
Negara / State
Provinsi / Province
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Jenis Permukaan / Surface Type

a. Diaspal / Asphalted
b. Kerikil / Gravel
c. Tanah / Land
d. Tidak Dirinci / Unclassificated
476,49
476,49
-
476,49
476,49
-
770,09
758,91
11,18
770,09
612,42
157,67
2. Kondisi Jalan / Road Condition

a. Baik / Good
b. Sedang / Moderate
c. Rusak / Damage
d. Rusak Berat / Seriously Damage
476,49
...
...
...
476,49
28,37
402,40
26,91
18,81
770,09
279,61
347,90
142,58
-
770,09
354,51
272,36
143,22
-
3. Kelas Jalan / Road Class

a. Kelas I / Class I
b. Kelas II / Class II
c. Kelas III / Class III
d. Kelas IIIA / Class IIIA
e. Kelas IIIB / Class IIIB
f. Kelas IIIC / Class IIIC
g. Kelas Tidak Dirinci
Unclassificated
476,49
...
...
...
...
...
...
476,49
114,71
59,81
301,97
-
770,09
...
...
...
...
...
...
770,09
...
...
...
410,57
359,52
...
...
...
...
(1)
Sumber / Source : Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten
Office of Regional Road Construction and Spatial Planning Service of Banten Province
337
CHAPTER X
Tabel
Data Ruas Jalan Nasional di Provinsi Banten, 2011
10.1.2
Table
Data of National Authority Road in Banten Province, 2011
Nomor
Ruas
Number of
Section
Road
Ruas Jalan
Section Road
Status
Status
Panjang
Length
(km)
Fungsi
Function
Kelas
Class
Lapis
Permukaan
Layers of
Surface
Road
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
001
001. 11K
001. 12K
Merak Batas Kota Cilegon

Jl. Raya Merak (Cilegon)
Jl. Raya Cilegon (Cilegon)
Nasional
Nasional
Nasional
8,50
5,01
1,30
A
A
A
II
II
II
Hotmix
Hotmix
Hotmix
002
Batas Kota Cilegon Batas

Kota Serang
Jl. Raya Serang (Cilegon)
Jl. Raya Cilegon (Serang)
Jl. SA. Tirtayasa (Serang)
Jl. Maulana Yusuf (Serang)
Jl. Mayor Safei (Serang)
Nasional
54,14
II
Hotmix
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
4,94
3,34
0,90
0,52
0,61
A
A
A
A
A
II
II
II
II
II
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Batas Kota Serang Batas.

Kota Tangerang
Jl. Ahmad Yani (Serang)
Jl. Sudirman (Serang)
Jl. Raya Serang (Tangerang)
Nasional
6,54
II
Hotmix
Nasional
Nasional
Nasional
1,66
1,78
8,80
A
A
A
II
II
II
Hotmix
Hotmix
Hotmix
004. 11K
Jl. Daan Mogot (Tangerang

Batas DKI Jakarta)
Nasional
7,67
II
Hotmix
005
005. 11K
Batas Kota Cilegon Pasuran

Jl. Raya Anyer (Cilegon)
Nasional
Nasional
40,62
3,72
K-1
K-1
IIIB
IIIB
Hotmix
Hotmix
006
Pasauran Labuan
Nasional
16,99
K-1
IIIB
Hotmix
007
Labuan Simpang Labuan
Nasional
2,91
K-1
IIIB
Hotmix
008
Simpang Labuan Saketi
Nasional
17,61
K-1
IIIB
Hotmix
009
Saketi Batas Kota

Pandeglang
Jl. Raya Labuan (Pandeglang)
Jl. Abdulrahim (Pandeglang)
Nasional
18,43
K-1
IIIB
Hotmix
Nasional
Nasional
2,60
0,21
K-1
K-1
IIIB
IIIB
Hotmix
Hotmix
002. 11K
002. 12K
002. 13K
002. 14K
002. 15K
003
003. 11K
003. 12K
003. 13K
009. 11K
009. 12K
338
BAB X
Nomor
Ruas
Number of
Section
Road
Status
Status
Panjang
Length
(km)
Fungsi
Function
Kelas
Class
Lapis
Permukaan
Layers of
Surface
Road
Ruas Jalan
Section Road
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Batas Kota Pandeglang

Batas Kota Rangkasbitung
Jl. Mayor Widagdo
(Pandeglang)
Jl. Raya Rangkasbitung
(Pandeglang)
Jl. Raya Pandeglang
(Rangkasbitung)
Nasional
12,38
K-1
IIIA
Hotmix
Nasional
0,25
K-1
IIIA
Hotmix
Nasional
3,42
K-1
IIIA
Hotmix
Nasional
3,52
K-1
IIIA
Hotmix
011
Batas Kota Rangkasbitung

Cigelung (Batas Provinsi
Jawa Barat)
Nasional
36,12
K-1
IIIA
Hotmix
011. 11K
Jl. Sunan Kalijaga

(Rangkasbitung)
Jl. Raya Cipanas
(Rangkasbitung)
Nasional
1,78
K-1
IIIA
Hotmix
Nasional
2,34
K-1
IIIA
Hotmix
012
Simpang Labuan Cibaliung
Nasional
50,92
K-1
IIIB
Hotmix
013
Cibaliung Cikeusik Muara

Binuangen
Nasional
38,45
K-1
IIIB
Hotmix
014
Muara Binuangen Simpang
Nasional
17,45
K-1
IIIB
Hotmix
015
Simpang Bayah
Nasional
33,49
K-1
IIIB
Hotmix
016
Bayah Cibarenok Batas

Provinsi Jawa Barat
Nasional
34,84
K-1
IIIB
Hotmix
010
010. 11K
010. 12K
010. 13K
011. 12K
339
CHAPTER X
Nomor
Ruas
Number of
Section
Road
Ruas Jalan
Section Road
(1)
017
017. 11K
017. 12K
017. 13K
017. 14K
017. 15K
017. 16K
018
Status
Status
Panjang
Length
(km)
Fungsi
Function
Kelas
Class
Lapis
Permukaan
Layers of
Surface
Road
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Batas Kota Serang Batas

Kota Pandeglang
Jl. Yusuf Martadilaga
(Serang)
Jl. TB. A. Katib (Serang)
Jl. Raya Pandeglang (Serang)
Jl. Raya Serang (Pandeglang)
Jl. A. Yani (Pandeglang)
Jl. Asnawi (Pandeglang)
Nasional
16,60
K-1
IIIB
Hotmix
Nasional
1,02
K-1
IIIB
Hotmix
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
0,71
0,80
1,43
2,97
0,19
K-1
K-1
K-1
K-1
K-1
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Batas DKI Jakarta/Banten

Gandaria/Batas Depok/
Tangerang (Ciputat Bogor)
Nasional
9,01
K-1
II
Hotmix
Total
476,49
340
BAB X
Tabel
Data Ruas Jalan Provinsi di Provinsi Banten, 2011
10.1.3
Table
Data of Provincial Authority Road in Banten Province,
2011
Nomor
Ruas
Number of
Section
Road
Ruas Jalan
Section Road
Status
Status
Panjang
Length
(km)
Fungsi
Function
Kelas
Class
Lapis
Permukaan
Layers of
Surface
Road
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
032
Saketi Simpang
Provinsi
61,98
K-2
IIIB
Hotmix
035
Bayah - Cikotok
Provinsi
13,86
K-2
IIIB
Hotmix
036
Gunung Madur - Pulau Manuk
Provinsi
4,42
Lokal Primer
IIIB
Hotmix
082
082. 11K
082. 12K
Cikande Rangkasbitung
Jl. By Pass (Rangkasbitung)
Jl. Raya Cikande
(Rangkasbitung)
Provinsi
Provinsi
Provinsi
22,2
3,98
1,32
K-2
K-2
K-2
IIIA
IIIA
IIIA
Hotmix
Hotmix
Hotmix
087
Cikotok - Batas Provinsi Jawa

Barat
Provinsi
25,03
K-2
IIIB
Hotmix
099
Cibaliung - Sumur
Provinsi
20,31
K-2
IIIB
Hotmix
0100
100. 11K
100. 12K
100. 13K
100. 14K
Ciputat Ciledug
Jl. Raya Jombang (Ciledug)
Jl. Raya Jombang (Ciputat)
Jl. Aria Putra (Ciputat)
Jl. H. Usman (Ciputat)
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
4,02
4,04
2,08
4,50
0,46
K-2
K-2
K-2
K-2
Lokal Primer
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
101
Provinsi
15,10
K-2
IIIA
Hotmix
101. 11K
101. 12K
Tangerang Serpong Batas

Provinsi Jawa Barat
Jl. Raya By Pass (Tangerang)
Jl. Raya Serpong (Tangerang)
Provinsi
Provinsi
4,07
4,24
K-2
K-2
IIIA
IIIA
Hotmix
Hotmix
102
102. 11K
Simpang Bitung Curug

Jl. Beringin Raya (Tangerang)
Provinsi
Provinsi
5,02
1,70
K-3
Lokal Primer
IIIB
IIIB
Hotmix
Hotmix
154
Curug Parung Panjang
Provinsi
11,82
K-3
IIIB
Hotmix
103. 11K
Jl. Hasyim Ashari

(Jl. Raya Cipondonh)
Jl. Raya Ciledug (Tangerang)
Provinsi
9,50
K-3
IIIB
Hotmix
Provinsi
7,40
K-3
IIIB
Hotmix
103. 12K
341
CHAPTER X
Nomor
Ruas
Number of
Section
Road
Ruas Jalan
Section Road
(1)
(2)
Status
Status
Panjang
Length
(km)
Fungsi
Function
Kelas
Class
Lapis
Permukaan
Layers of
Surface
Road
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
104
104. 11K
104. 12K
Ciputat Serpong
Jl. Pajajaran (Ciputat)
Jl. Puspitek Raya (Ciputat)
Provinsi
Provinsi
Provinsi
4,25
3,09
2,94
K-3
K-3
K-3
IIIB
IIIB
IIIB
Hotmix
Hotmix
Hotmix
128
129
149
155
156
157
158
159
160
161
Pakupatan Palima
Palima Pasang Teneng
Cipanans Warung Banten
Terate Banten Lama
Banten Lama Pontang
Pontang Kronjo
Kronjo Mauk
Mauk Teluk Naga
Teluk Naga Dadap
Pamulang Timur Simpang
Gaplek
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
10,50
40,90
59,00
11,50
16,20
18,60
11,40
20,40
8,50
1,80
K-2
K-2
K-2
K-2
K-2
K-2
K-2
K-2
K-2
K-2
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
162
Simpang Gaplek Batas DKI

Jakarta
Provinsi
7,50
K-2
IIIB
Hotmix
163
164
165
166
167
168
169
170
Legok Karawaci
Cisauk Jaha
Malangnengah Tigaraksa
Tigaraksa Citeras
Maja Koleang
Parigi Sukamanah
Ciruas Pontang
Ciruas Petir Warung
Gunung
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
8,50
11,60
15,60
27,20
16,40
25,60
14,80
25,60
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-2
K-2
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
IIIB
IIIA
IIIA
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
174
175
176
Jl. Trip Jamaksari (Serang)

Kemang Kaligandu
Jl. Ayip Usman (Serang)
Provinsi
Provinsi
Provinsi
1,35
1,90
2,27
K-2
K-2
K-2
IIIA
IIIA
IIIA
Hotmix
Hotmix
Hotmix
342
BAB X
Nomor
Ruas
Number of
Section
Road
Ruas Jalan
Section Road
(1)
(2)
Status
Status
Panjang
Length
(km)
Fungsi
Function
Kelas
Class
Lapis
Permukaan
Layers of
Surface
Road
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
177
178
Lopang Banten Lama

Jl. KH. Abdul Fatah Hasan
(Serang)
Provinsi
Provinsi
7,70
1,75
K-2
K-3
IIIA
IIIA
Hotmix
Hotmix
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
Jl. Abdul Hadi (Serang)

Jl. TB. Suwandi (Serang)
Jl. Letnan Jidun (Serang)
Sempu Dukuh Kawung
Jl. Veteran (Serang)
Jl. KH. Syamun (Serang)
Jl. Yasin Beji (Cilegon)
Kramatwatu Tonjong
Simpang Taktakan Gn. Sari
Gn. Sari Mancak Anyer
Cigadung Cipacung
Saketi Ciandur
Mengger Mandalawangi
Caringin
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
0,71
3,70
0,70
10,70
0,80
0,58
3,00
4,80
13,50
22,00
10,50
0,40
28,70
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-3
K-2
K-2
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
192
193
194
195
196
Jl. Jend. Ahmad Yani (Labuan)

Picung Munjul
Munjul Panimbang
Cisekeut Sobang Tela
Munjul Cikaludan Cikeusik
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
Provinsi
1,10
16,60
20,20
12,10
16,10
K-2
K-2
K-2
K-2
K-2
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
IIIA
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Hotmix
Total
770,09
343
CHAPTER X
Tabel
Populasi Kendaraan Umum Menurut Jenis Kendaraan
10.1.4
Table
Population of Commercial Vehicle by Type of Vehicle
Jenis Kendaraan
Type of Motorized
Vehicles
Populasi
Awal
Initial
Population
Kendaraan
Baru
New
Vehicles
Mutasi
Masuk
Transfer In
Mutasi
Keluar
Transfer
Out
Populasi
Akhir
Final
Population
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
13 292
1 438
41
323
14 448
18
20
24 724
1 166
34
111
25 813
Mikro Bis dan

Sejenisnya
Micro Bus and Kinds
2 945
162
28
61
3 074
Bis dan Sejenisnya

Bus and Kinds
1 071
81
34
34
1 152
267
16
282
2 978
873
110
33
3 928
68
69
45 347
3 755
247
563
48 786
Sedan dan Sejenisnya

Sedan and Kind
Jeep dan Sejenisnya
Jeep and Kinds
Mini Bis dan Sejenisnya
Mini Bus and Kinds
Pick Up dan Sejenisnya

Pick Up and Kinds
Truk dan Sejenisnya
Truck and Kinds
Kendaraan Alat Berat
Heavy Equipment
Vehicles
Sepeda Motor
Motorcycle
Jumlah / Total
Sumber / Source : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinis Banten
344
BAB X
Tabel
Populasi Kendaraan Bukan Umum
10.1.5
Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2011
Table
Population of Non-commercial Vehicle by Type of Vehicle
Jenis Kendaraan
Type of Motorized
Vehicles
Populasi
Awal
Initial
Population
Kendaraan
Baru
New
Vehicles
Mutasi
Masuk
Transfer In
Mutasi
Keluar
Transfer
Out
Populasi
Akhir
Final
Population
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Sedan and Kind
45 535
1 459
4 362
3 236
48 120
Jeep dan Sejenisnya

Jeep and Kinds
20 692
3 445
1 270
1 275
24 132
221 886
38 497
10 213
11 124
259 472
1 949
174
95
397
1.821
91
26

Mini Bus and Kinds
Mikro Bis dan
Sejenisnya
Micro Bus and Kinds
Bis dan Sejenisnya
Bus and Kinds
628
698

Pick Up and Kinds
47 953
7 440
1 049
1 939
54 503
Truk dan Sejenisnya

Truck and Kinds
35 795
3 655
1 011
946
39 515

Heavy Equipment
Vehicles
Sepeda Motor
Motorcycle
Jumlah / Total
223
225
2 725 248
443 272
14 439
28 109
3 154 850
3 099 909
498 036
32 444
47 053
3 583 336
345
CHAPTER X
Tabel
Populasi Kendaraan Dinas Milik Pemerintah
10.1.6
Menurut Jenis Kendaraan di Provinsi Banten, 2011
Table
Population of Government-owned Service Vehicles
by Type of Vehicle in Banten Province, 2011
Jenis Kendaraan
Type of Motorized
Vehicles
Populasi
Awal
Initial
Population
Kendaraan
Baru
New
Vehicles
Mutasi
Masuk
Transfer In
Mutasi
Keluar
Transfer
Out
Populasi
Akhir
Final
Population
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Sedan and Kind
189
199
Jeep dan Sejenisnya

Jeep and Kinds
287
72
359
4 059
367
22
4 412
Mikro Bis dan

Sejenisnya
Micro Bus and Kinds
241
245
Bis dan Sejenisnya

Bus and Kinds
21
24

Pick Up and Kinds
759
91
854
Truk dan Sejenisnya

Truck and Kinds
633
86
720

Heavy Equipment
Vehicles
12
16
12 883
820
13 709
19 084
1 453
26
25
20 538

Mini Bus and Kinds
Sepeda Motor
Motorcycle
Jumlah / Total
346
BAB X
Tabel
Populasi Kendaraan Menurut Jenis Kendaraan
10.1.7
Table
Vehicle Population by Type of Vehicle
Jenis Kendaraan
Type of Motorized
Vehicles
Populasi
Awal
Initial
Population
Kendaraan
Baru
New
Vehicles
Mutasi
Masuk
Transfer In
Mutasi
Keluar
Transfer
Out
Populasi
Akhir
Final
Population
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Sedan and Kind
59 016
2 906
4 404
3 559
62 767
Jeep dan Sejenisnya

Jeep and Kinds
20 981
3 535
1 270
1 275
24 511
250 669
40 030
10 255
11 257
289 697
Mikro Bis dan

Sejenisnya
Micro Bus and Kinds
5 135
340
124
459
5 140
Bis dan Sejenisnya

Bus and Kinds
1 720
176
39
61
1 874

Pick Up and Kinds
48 979
7 547
1 053
1 940
55 639
Truk dan Sejenisnya

Truck and Kinds
39 406
4 614
1 122
979
44 163
303
310
2 738 131
444 092
14 446
28 110
3 168 559
3 164 340
503 244
32 717
47 641
3 652 660

Mini Bus and Kinds

Heavy Equipment
Vehicles
Sepeda Motor
Motorcycle
Jumlah / Total
347
CHAPTER X
Tabel
Realisasi Jumlah Penumpang dan Pendapatan
10.1.8
Angkutan Kereta Api Beberapa Stasiun
Table
Realization of Passengers and Total Income
of Rail Transportations in Some Stations
Bulan
Month
(1)
Jumlah Penumpang (orang)

Number of Passengers (person)
Pendapatan (juta rupiah)

Income (million rupiahs)
2009
2010
2011
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Januari / January
337 010
490 667
399 674
1 021
1 170
1 407
Februari / February
296 628
371 360
361 497
938
1 066
1 271
Maret / March
346 201
451 794
414 471
1 050
1 266
1 493
April / April
374 701
436 142
391 289
1 026
1 239
1 427
Mei / May
389 528
461 231
367 172
1 078
1 329
1 220
Juni / June
414 378
468 534
362 794
1 184
1 377
1 232
Juli / July
367 957
484 612
391 890
1 153
1 443
1 408
Agustus / August
393 210
487 980
332 968
1 134
1 478
1 172
389 286
478 951
404 304
1 170
1 448
1 382
Oktober / October
391 633
461 156
344 797
1 134
1 338
1 162
November / November
421 514
417 956
345 296
1 123
1 391
1 205
Desember / December
426 425
436 321
374 482
1 255
1 561
1 241
4 548 471
5 446 704
4 490 634
13 266
16 105
15 621
Jumlah / Total
Sumber / Source : Stasiun Kereta Api Merak, Cilegon, Cigading, Serang, Serpong dan Rangkasbitung
Railway Stations in Merak, Cilegon, Cigading, Serang, Serpong, and Rangkasbitung
348
BAB X
Tabel
Realisasi Jumlah Barang dan Pendapatan
10.1.9
Angkutan Kereta Api Beberapa Stasiun
Table
Realization of Volume of Goods and Total Income
of Rail Transportations in Some Stations
Jumlah Barang (Ton)
Volume of Goods (Ton)
Bulan
Month
Pendapatan (juta rupiah)

Income (million rupiahs)
2009
2010
2011
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Januari / January
40 830
28 382
26 241
945
1 508
1 355
Februari / February
28 146
23 732
20 528
652
1 314
1 020
Maret / March
31 867
20 010
29 831
737
1 230
1 718
April / April
35 032
22 872
25 156
810
1 189
1 445
Mei / May
37 645
26 485
31 622
870
1 445
1 929
Juni / June
44 075
31 730
31 767
1 019
1 422
2 179
Juli / July
51 300
32 136
18 739
1 186
1 303
1 193
Agustus / August
45 116
38 936
20 471
1 044
1 448
1 182
22 265
8 059
18 652
516
464
1 065
Oktober / October
39 934
30 002
28 145
924
1 302
1 585
November / November
24 200
26 686
27 137
561
865
1 528
Desember / December
24 060
18 423
35 514
1 017
726
1 855
424 471
307 454
313 804
10 280
14 217
18 055
(1)
Jumlah / Total
Sumber / Source : Stasiun Kereta Api Merak, Cilegon, Cigading, Serang, Serpong dan Rangkasbitung
Railway Stations in Merak, Cilegon, Cigading, Serang, Serpong, and Rangkasbitung
349
CHAPTER X
10.2. PERHUBUNGAN UDARA

AIR TRANSPORTATION
Tabel
Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Domestik
10.2.1
Table
Number of Domestic Flights and Passangers
at Soekarno-Hatta Airport, 2011
Bulan
Month
Jumlah Penerbangan
Number of Flights
Jumlah Penumpang
Number of Passangers
Datang
Arrival
Berangkat
Departure
Datang
Arrival
Berangkat
Departure
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari / January
10 996
11 076
1 518 972
1 354 708
Februari/ February
9 783
9 840
1 351 990
1 259 619
Maret / March
11 056
11 122
1 488 048
1 404 629
April / April
10 937
10 959
1 483 985
1 373 553
Mei / May
11 415
11 490
1 605 035
1 424 421
Juni / June
11 491
11 582
1 722 190
1 497 793
Juli / July
12 116
12 195
1 883 196
1 650 412
Agustus / August
10 592
10 695
1 447 586
1 280 779
12 022
12 099
1 870 538
1 536 830
Oktober / October
12 195
12 266
1 825 576
1 580 435
November / November
11 603
11 743
1 794 810
1 578 685
Desember / December
12 234
12 292
1 844 031
1 651 035
Jumlah / Total
136 440
137 359
19 835 957
17 592 899
2010
123 337
122 312
16 905 286
15 430 749
2009
111 012
112 843
14 445 568
13 319 140
2008
98 016
104 279
11 740 840
11 886 505
(1)
Sumber / Source : PT. Angkasa Pura II (Persero)
350
BAB X
Tabel
Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional
10.2.2
Table
Number of International Flights and Passangers
Bulan
Month
Jumlah Penerbangan
Number of Flights
Jumlah Penumpang
Number of Passangers
Datang
Arrival
Berangkat
Departure
Datang
Arrival
Berangkat
Departure
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari / January
2 692
2 677
441 835
377 992
Februari/ February
2 385
2 403
353 275
378 068
Maret / March
2 741
2 757
460 028
474 887
April / April
2 667
2 677
445 570
434 965
Mei / May
2 761
2 800
451 754
448 299
Juni / June
2 773
2 789
481 391
506 343
Juli / July
2 964
2 993
570 387
514 471
Agustus / August
2 900
2 933
398 011
471 444
2 774
2 812
502 667
410 515
Oktober / October
2 819
3 007
436 138
497 113
November / November
2 795
2 802
468 762
405 579
Desember / December
2 884
2 945
453 883
481 092
Jumlah / Total
33 155
33 595
5 463 701
5 400 768
2010
31 522
31 526
4 849 951
4 795 260
2009
24 215
24 799
3 766 697
3 828 253
2008
23 191
24 733
3 446 083
3 604 057
(1)
351
Tabel
Table
10.2.3
Bulan
Month
(1)
CHAPTER X
Banyaknya Angkutan Pos

Volume of Postal Packet Transportation
Pos Domestik
Domestic Postal Package
(Ton)
Pos Internasional
International Postal Package
(Ton)
Datang
Arrival
Berangkat
Departure
Datang
Arrival
Berangkat
Departure
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari / January
244
615
227
47
Februari/ February
220
492
138
48
Maret / March
253
571
185
35
April / April
229
529
126
206
Mei / May
216
490
233
36
Juni / June
208
472
244
66
Juli / July
285
514
118
19
Agustus / August
377
612
124
20
258
459
182
50
Oktober / October
294
607
138
63
November / November
309
625
138
60
Desember / December
351
673
301
61
Jumlah / Total
3 244
6 659
2 154
711
2010
3 267
6 914
2 185
542
352
BAB X
Tabel
Table
10.2.4
Banyaknya Kargo Domestik dan Internasional

Volume of Domestic and International Cargoes
Bulan
Month
(1)
Kargo Domestik
Domestic Cargoes
(Ton)
Kargo Internasional
International Cargoes
(Ton)
Datang
Arrival
Berangkat
Departure
Datang
Arrival
Berangkat
Departure
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari / January
6 513
15 572
10 744
10 598
Februari/ February
5 528
13 505
8 158
10 582
Maret / March
6 527
20 372
11 420
12 586
April / April
5 927
20 051
10 657
11 869
Mei / May
5 972
21 022
12 643
11 112
Juni / June
5 271
21 447
11 111
10 177
Juli / July
5 628
23 996
12 153
11 771
Agustus / August
5 944
17 308
10 047
11 246
6 299
18 202
8 911
10 025
Oktober / October
7 822
18 342
20 393
14 019
November / November
7 495
20 443
19 240
13 323
Desember / December
7 963
20 686
12 116
15 086
Jumlah / Total
76 889
230 946
147 593
142 394
2010
73 324
167 177
135 038
134 903
2009
65 890
150 111
102 778
114 411
2008
68 091
156 144
124 169
118 673
353
CHAPTER X
10.3. PERHUBUNGAN LAUT

SEA TRANSPORTATION
Tabel
10.3.1
Table
Data Tahunan Angkutan Penyeberangan

Merak-Bakahuni di Pelabuhan Merak,
Provinsi Banten, 2009-2011
Annual Data of Merak-Bakahuni Fery Transport
At Merak Port, 2009-2011
Uraian
Description
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Jumlah Trip / Total Trip

a. Kapal Cepat / Fast Ship
b. Kapal Ro-Ro / Fery Ship
27 605
1 290
26 315
27 111
820
26 291
29 875
444
29 431
2. Penumpang / Passenger
a. Kapal Cepat / Fast Ship
1). Bisnis Dewasa / Adult - Bussines Class
2). Bisnis Anak / Children - Bussines Class
3). Kelas lainnya / Other Class
1 596 627
84 974
79 106
5 868
-
1 449 089
48 103
44 775
3 328
-
1 347 335
25 223
23 464
1 759
-
b. Kapal / Ship Ro-Ro

1). Ekonomi B Dewasa / Adul-B Ec. Class
2.) Ekonomi B Anak / Children-B. Ec. Class
3). Kelas lainnya / Other Class
1 511 653
1 398 580
113 073
-
1 400 986
1 287 116
113 870
-
1 322 112
1 200 186
121 926
-
1 644 354
31
255 200
241
487 852
80 114
21 657
270 781
67 895
342 683
104 024
13 876
1 773 672
49
268 965
282
517 804
105 825
21 684
289 694
69 624
364 733
118 509
16 503
1 964 925
72
286 467
438
559 297
125 339
20 631
333 700
75 098
398 264
141 983
23 636
3. Kendaraan / Vehicles
a. Golongan I / Group I
b. Golongan II / Group II
c. Golongan III / Group III
d. Golongan IV Pnp / Passenger Group IV
e. Golongan IV Brg / Goods Group IV
f. Golongan V Pnp / Passenger Group V
g. Golongan V Brg / Goods Group V
h. Golongan VI Pnp / Passenger Group VI
i. Golongan VI Brg / Goods Group VI
j. Golongan VII / Group VII
k. Golongan VIII / Group VII
Lain-Lain / Others
Sumber / Source : PT Indonesia Fery (Persero) Pelabuhan Merak, Provinsi Banten

PT Indonesia Fery (Persero) Merak Port, Banten Province
354
BAB X
Tabel
Table
10.3.2
Jumlah Kapal Yang Melakukan Aktivitas Bongkar Muat

Menurut Status Kepemilikan di Seluruh Pelabuhan
di Provinsi Banten (unit), 2009-2011
Number of Ship Conducting the Activity Load and Unload
by Status Ownership at All Ports in Banten Province (units),
2009-2011
Bulan
Month
Domestik / Domestic
Asing / Foreign
2009
2010
2011
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Januari / January
165
210
330
79
132
155
Februari/ February
337
224
353
102
111
146
Maret / March
369
318
414
133
157
164
April / April
406
312
332
139
163
155
Mei / May
302
395
342
106
149
167
Juni / June
324
293
364
121
150
158
Juli / July
306
334
358
110
133
170
Agustus / August
359
374
382
156
150
146
301
296
323
135
116
158
Oktober / October
244
345
379
121
162
175
November / November
266
370
407
115
145
143
Desember / December
272
300
351
122
142
166
Jumlah / Total
3 651
3 771
4 335
1 439
1 710
1 903
(1)
Sumber / Source : Dinas Perhubungan , Komunikasi, dan Informatika Provinsi Banten

Office of Transportation, Communication, and Informatics Service of Banten Province
355
Tabel
Table
10.3.3
Bulan
Month
(1)
CHAPTER X
Jumlah Barang Dari/Tujuan Ke Luar Negeri

Yang Dibongkar dan Dimuat di Seluruh Pelabuhan
di Provinsi Banten (ton), 2009 - 2011
Number of Goods From Abroad or Overseas Destinations
Which are Load and Unload at All Ports in Banten Province
(tons), 2009-2011
Muat / Load
Bongkar / Unload
2009
2010
2011
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Januari / January
116 114
143 695
172 742
347 224
1 249 362
1 168 939
Februari/ February
133 429
98 058
105 222
706 935
926 186
1 176 674
Maret / March
117 819
102 219
132 712
713 805
1 409 654
1 267 845
April / April
153 409
135 913
324 101
903 502
1 281 721
1 109 448
Mei / May
106 452
187 951
142 285
954 183
1 095 304
1 442 566
Juni / June
142 586
116 549
91 696
991 909
1 016 165
1 522 250
Juli / July
142 327
104 878
163 459
874 059
1 269 738
1 203 307
Agustus / August
100 298
122 583
104 841
1 274 860
1 482 016
1 324 659
277 343
114 749
143 370
1 025 724
915 317
1 190 555
96 755
260 347
151 242
1 116 982
1 138 642
1 195 007
November / November
205 247
157 894
84 292
1 090 565
1 366 098
898 119
Desember / December
185 551
214 084
217 853
854 992
1 281 085
1 134 618
Jumlah / Total
1 777 330
1 758 920
Oktober / October
Sumber / Source :
356
1 833 815 10 854 740 14 431 288 14 633 987
Dinas Perhubungan , Komunikasi, dan Informatika Provinsi Banten

BAB X
Tabel
Table
10.3.4
Volume Perdagangan Barang Antar Provinsi

Yang Dibongkar dan Dimuat di Seluruh Pelabuhan
Volume of Interregional Trade in Goods Which are Load
and Unload at All Ports in Banten Province (tons),
2009-2011
Bulan
Month
Muat / Load
Bongkar / Unload
2009
2010
2011
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Januari / January
64 032
271 052
160 649
1 359 019
1 022 166
1 427 501
Februari/ February
115 279
124 827
227 459
1 655 395
908 406
1 638 310
Maret / March
165 792
213 755
94 124
1 689 079
1 356 053
1 833 044
April / April
165 792
168 327
131 257
1 847 061
1 491 609
1 556 088
Mei / May
222 146
196 600
168 259
1 410 638
1 632 011
1 416 494
Juni / June
164 600
219 631
174 496
1 356 920
1 443 213
1 380 219
Juli / July
170 190
219 465
152 210
1 597 431
1 567 182
1 611 471
Agustus / August
218 321
243 093
186 303
1 363 330
1 635 208
1 534 022
99 224
42 778
141 788
1 136 826
1 392 970
1 521 671
Oktober / October
189 614
212 054
204 064
1 136 998
1 453 297
1 641 474
November / November
132 218
207 362
271 795
1 323 646
1 272 184
1 551 246
Desember / December
182 983
208 795
249 867
996 881
1 025 281
1 250 804
Jumlah / Total
1 890 191
2 327 739
2 162 271
(1)
Sumber / Source :
16 873 224 16 199 580 18 362 344
Dinas Perhubungan , Komunikasi, dan Informatika Provinsi Banten

357
CHAPTER X
10.4. POS DAN TELEKOMUNIKASI

POST AND TELECOMMUNICATION
Tabel
10.4.1
Table
Banyaknya Surat Dalam Negeri Yang Dikirim dan

Diterima oleh PT. Pos Indonesia (Persero)
Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten (pucuk),
2009-2011
Number of Domestic Letters Sent and Received
by PT. Pos Indonesia (Persero) by Type of Letters
in Banten Province (units) , 2009-2011
Jenis Surat
Type of Letters
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
a. Surat Biasa / Letter
39 984
265 945
196 175
b. Surat Kilat / Airmail
17 136
97 316
71 624
199 992
271 242
210 176
4 618
5 289
6 690
Dikirim / Sent :
c. Surat Kilat Khusus / Express Airmail

d. Paket Biasa / Postal Package
e. Paket Kilat Khusus / Express Postal Package
2 486
5 190
6 834
101 051
80 944
78 727
56 112
24 041
25 338
a. Surat Biasa / Letter
48 358
330 223
325 223
b. Surat Kilat / Airmail
20 726
173 156
137 156
232 932
682 139
492 504
7 683
8 090
9 591
f. Wesel Pos / Postal Money Orders

g. Giro dan Cek Pos / Giro and Postal Checks
Diterima / Received :
c. Surat Kilat Khusus / Express Airmail

d. Paket Biasa / Postal Package
e. Paket Kilat Khusus / Express Postal Package
f. Wesel Pos / Postal Money Orders
g. Giro dan Cek Pos / Giro and Postal Checks
4 137
5 587
5 727
211 629
89 831
91 980
43 116
11 962
35 612
Sumber / Source : PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Serang / Post Office of Serang City
358
BAB X
Tabel
10.4.2
Table
Banyaknya Surat Luar Negeri Yang Dikirim

dan Diterima oleh PT. Pos Indonesia (Persero)
Menurut Jenis Surat di Provinsi Banten (pucuk),
2009-2011
Number of Abroad Letters Sent and Received
by PT. Pos Indonesia (Persero) by Type of Letters
in Banten Province (units) , 2009-2011
Jenis Surat
Type of Letters
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
936
1 309
3.974
7 800
10 295
10.495
Dikirim / Sent :
a. Express Mail Service (EMS)
b. Ekspress Post
c. Paketpos Biasa LN / Postal Package
d. Paketpos Cepat LN / Express Postal Package
120
117
137
b. Suratpos Udara LN / Airmail
15 990
12 476
13.576
c. Suratpos Laut LN / Seamail
8 610
3 119
3.246
d. Express Mail Service (EMS)
1 140
979
1.026
180
246
256
50 484
45 227
100.968
e. Wesel Pos / Postal Money Orders

f. Giro dan Cek Pos / Giro and Postal Checks
Diterima / Received :
a. Direct Entry
e. Paketpos Biasa LN / Postal Package

f. Paketpos Cepat LN / Express Postal Package
g. Wesel Pos / Postal Money Orders
h. Giro dan Cek Pos / Giro and Postal Checks
359
Tabel
10.4.3
Table
CHAPTER X
Banyaknya Jasa Titipan Pos Yang Dikirim

dan Diterima oleh PT Pos Indonesia (Persero)
Number of Postal Package Sent and
Received by PT Pos Indonesia (Persero)
in Banten Province , 2009-2011
Jenis Surat
Type of Letters
Satuan
Unit
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
koli
kg
koli
kg
koli
kg
koli
kg
koli
kg
7 104
103 008
-
10 479
157 185
-
13 524
202 860
-
e. Surat Kabar /
koli
kg
koli
kg
koli
kg
koli
kg
koli
55
773
11 820
148 932
225
701
-
60
814
13 677
205 155
243
413
-
8 000
910
15 318
229 770
250
750
-
Newspaper
kg
1. Dikirim / Sent :
a. Barang Cetakan /
Printed matter
b. Paket /
Package
c. Bungkusan Kecil /
Small Packets
d. Sekogram
e. Surat Kabar /
Newspaper
2. Diterima / Received :
a. Barang Cetakan /
Printed matter
b. Paket /
Package
c. Bungkusan Kecil /
Small Packets
d. Sekogram
360
BAB X
Tabel
10.4.4
Table
Banyaknya Penjualan Materai

dan Benda Pos oleh PT Pos Indonesia (Persero)
di Provinsi Banten (buah), 2009-2011
Number of Postal Materials
Sold by PT Pos Indonesia (Persero)
in Banten Province (units), 2009-2011
Uraian
Description
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1 696 600
2 042 000
2 336 200
2. Perangko
Postage stamps
225 700
148 100
139 642
3. Benda Pos Lainnya

Others postal materials
117 100
122 600
131 300
1. Materai
Postage seals
361
Tabel
10.4.5
Table
CHAPTER X
Banyaknya Kantor Pos Yang Dikelola Oleh

PT Pos Indonesia (Persero) Menurut Jenis Kantor Pos
Number of Post Offices Managed by
PT Pos Indonesia (Persero) by Type of Offices
Jenis Kantor
Type of Offices
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Kantor Pos Cabang Dalam Kota (KPCD)
29
29
29
2. Kantor Pos Cabang Luar Kota (KPCL)
59
59
59
3. Kantor Pos Pemeriksa (KPRK)
4. Kantor Tukar Pos Laut (KTPL)
5. Kantor Tukar Pos Udara (KTPU)
6. Sentral Giro (SG)
7. Sentral Giro Gabungan (SGG)
8. Sentral Pengolahan Pos (SPP)
9. Sentral Pengolahan Pos Gabungan (SPPG)
10. Sentral Pengolahan Pos Sendiri (SPPS)
362
BAB X
Tabel
10.4.6
Table
Banyaknya Kantor Pos Yang Dikelola Oleh

PT Pos Indonesia (Persero) Menurut Kabupaten/Kota
Number of Post Offices Managed by
PT Pos Indonesia (Persero) by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
10
10
10
2. Lebak
10
10
10
3. Tangerang
22
22
22
4. Serang
14
14
14
5. Tangerang
13
13
13
6. Cilegon
7. Serang
15
15
15
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
363
Tabel
10.4.7
Table
CHAPTER X
Persentase Rumahtangga Yang Memiliki/Menguasai

Telepon Tetap Kabel Menurut Kabupaten/Kota
Percentage of Household Who Have/Controlling
Fixed Telephone Cables by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
5,79
2,21
3,50
2. Lebak
0,98
6,11
3,06
14,85
14,93
10,49
4,22
2,63
3,77
5. Tangerang
24,16
22,69
15,77
6. Cilegon
14,10
19,01
11,38
7. Serang
12,58
14,97
10,93
...
26,77
29,82
12,17
14,25
11,38
Kabupaten / Regency
3. Tangerang 1)
4. Serang
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Sumber / Source
: BPS Provinsi Banten, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Juli 2009 2010 dan
Catatan / Note
364
1)
BAB X
Tabel
10.4.8
Table
Persentase Rumahtangga Yang Memiliki/Menguasai

Telepon Seluler Menurut Kabupaten/Kota
Percentage of Household Who Have/Controlling
Mobile Phone by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
44,64
53,15
72,03
2. Lebak
33,17
50,63
62,05
3. Tangerang 1)
77,83
80,58
87,60
4. Serang
48,73
64,97
80,69
5. Tangerang
83,05
91,40
94,18
6. Cilegon
78,36
89,13
90,97
7. Serang
68,26
76,77
87,35
...
93,36
96,42
65,27
76,28
84,32
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Sumber / Source
Catatan / Note
1)
365
Tabel
10.4.9
Table
CHAPTER X
Persentase Penduduk Yang Memiliki/Menguasai

Nomor Telepon Seluler Aktif Menurut Kabupaten/Kota
Percentage of Population Who Have/Controlling
Active Mobile Phone Number by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
15,25
20,63
28,15
2. Lebak
10,72
17,50
25,25
3. Tangerang 1)
37,10
40,08
42,26
4. Serang
17,29
24,47
32,93
5. Tangerang
44,82
54,71
55,85
6. Cilegon
33,96
46,58
48,34
7. Serang
29,61
36,37
44,10
...
58,64
62,96
29,26
38,17
42,68
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Sumber / Source
Catatan / Note
366
1)
11
PERBANKAN, INVESTASI, DAN KOPERASI
Bangking, Investment, and Cooperative
BAB XI
PERBANKAN, INVESTASI DAN KOPERASI
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1.
Data statistik perbankan bersumber dari Bank Indonesia.
1.
Banking statistics are obtained

from the Bank of Indonesia.
2.
Kantor bank terdiri dari Kantor

Cabang (KC), Kantor Cabang
Pembantu (KCP), dan kantor di
bawah KCP.
2.
Bank offices consist of branch

office (KC), sub branch office
(KCP) and offices under KCP.
3.
Data Penanaman Modal Asing

(PMA) dan Penanaman Modal
Dalam
Negeri
(PMDN)
bersumber
dari
Badan
Koordinasi Penanaman
Modal
Daerah
(BKPMD)
Provinsi
Banten. Data mengenai realisasi
investasi penanaman modal tidak
termasuk sektor minyak, asuransi
dan perbankan. Data telah
memperhatikan
perubahan
investasi
yang beralih status
dan juga pengurangan investasi
yang dicabut izin usahanya.
3.
Data on foreign and domestic

direct investments are obtained
from the Regional Investment
Coordinating Board (BKPMD)
of Banten Province. Realization
of investment in current year
exclude
those investments in
petroleum production, insurance,
and banking sectors. Changes in
investment status and those who
their license was take off have
been taken into account.
4.
Data perkoperasian bersumber

dari Dinas Koperasi dan UKM
Provinsi Banten.
4. Data for cooperatives are

generated
from
office
of
Cooperative and Small-Medium
Enterprises of Banten Province.
5.
Koperasi adalah badan usaha

yang
beranggotakan
orang
seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi
sekaligus
sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
5.
Cooperative is an establishment
that its members are people or
establisments with legal status of
cooperative and its activities
based or people economic
movement and familiarity.
6.
Sisa
hasil usaha
koperasi
merupakan pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan,
dan
kewajiban
lainnya termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan.
6.
Cooperative net income is gross

income in one year minus
expenses, depreciation, and other
liabilities including taxes in
current year.
369
BANKING, INVESTMENT, AND COOPERATIVE
CHAPTER XI
11.1. PERBANKAN
BANKING
Tabel
11.1.1
Table
Jumlah Kantor Bank Umum

Menurut Status Kepemilikan di Provinsi Banten,
2011 2)
Number of Commercial Bank Offices
by Owner Status in Banten Province, 2011 2)
Status Kepemilikan
Owner Status
Kantor
Pusat
Central
Office
Kantor
Cabang
Branch
Office
Kantor
Pembantu
Agency
Kantor Kas
Cash Office
Jumlah
Total
/(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pemerintah
State Banks
22
132
66
220
2. Pembangunan Daerah
Regional Development Banks
17
12
36
3. Swasta
Private Banks
28
224
48
300
4. Asing dan Campuran

Foreign Banks
20
26
Jumlah / Total
57
379
146
582
2010 1)
61
365
146
572
2009 1)
53
311
141
505
Sumber / Source : Bank Indonesia / Bank of Indonesia

Catatan / Notes :
1)

2)
370
BAB XI
Tabel
11.1.2
Table
Jumlah Kantor Bank Umum Menurut Kabupaten/Kota

Number of Commercial Bank Offices
Kabupaten/Kota
2009 1)
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
25
31
31
2. Lebak
25
27
31
3. Tangerang
74
84
96
4. Serang
31
33
33
5. Tangerang
162
187
185
6. Cilegon
31
35
36
7. Serang
29
33
34
128
142
136
Provinsi Banten
505
572
582
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Notes :
1)
2)

371
Tabel
11.1.3
Table
CHAPTER XI
Jumlah Kantor Bank Syariah

Menurut Jenisnya di Provinsi Banten, 2009-2011
Number of Commercial Sharia Bank Offices
by Type of Bank in Banten Province, 2009-2011
Jenis Bank Syariah

Type of Sharia Banks
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
Bank Umum Syariah

Sharia Commercial Banks
32
54
54
2.
Unit Usaha Syariah

Sharia Financial Service Units
3.
BPR Syariah
Sharia Rural Banks
39
64
64
Jumlah / Total
372
BAB XI
Tabel
11.1.4
Table
Posisi Dana Perbankan Menurut Jenisnya

Outstanding Bank Funds by Type of Funds
Jenis Dana
Type of Funds
2009
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
(4)
8 744 564
10 535 795
14 274 196
55 117
60 163
68 898
18 290 560
27 907 238
27 907 238
85 603
82 792
82 792
16 159 343
24 124 494
24 124 494
2 799 400
3 275 371
3 275 371
43 194 467
54 354 003
66 305 928
2 940 120
3 176 803
3 427 061
1. Giro / Demand Deposits

a. Dana (juta rupiah)
Fund (miilion rupiahs)
b. Rekening (satuan)
Account (unit)
2. Simpanan Berjangka / Time Deposits
Account (unit)
3. Tabungan / Saving Deposits
Account (unit)
Jumlah / Total
Account (number)

Catatan / Note
1)

2)
373
Tabel
11.1.5
Table
CHAPTER XI
Posisi Dana Perbankan Menurut Kabupaten/Kota

Outstanding Bank Funds by Regency/Municipality
in Banten Province (million rupiahs), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2010 3)
2011 4)
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
768 092
557 389
548 830
2. Lebak
547 631
283 960
336 958
15 064 055
20 527 690
26 073 753
4 691 476
1 333 836
1 507 669
18 660 671
21 636 307
26 842 060
6. Cilegon
3 462 542
5 658 837
5 205 540
7. Serang
...
4 355 983
5 791 118
...
...
...
Provinsi Banten
43 194 467
54 354 003
66 305 928
3. Tangerang 1)
4. Serang 2)
Kota / Municipality
5. Tangerang

Catatan / Note

Termasuk Kota Serang untuk tahun 2009 / Including Serang Municipality for 2009
3) Angka perbaikan / Revised figures
4) Angka sementara / Preliminary figures
1)
2)
374
BAB XI
Tabel
11.1.6
Table
Posisi Jumlah Rekening/Bilyet Perbankan

Menurut Kabupaten Kota
di Provinsi Banten (satuan), 2009-2011
Outstanding Bank Accounts by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2010 3)
2011 4)
(1)
(2)
(3)
(4)
124 457
107 559
112 624
90 660
69 403
75 126
3. Tangerang 1)
864 483
1 382 762
1 458 102
4. Serang 2)
438 365
55 702
64 966
1 137 266
955 594
1 059 622
6. Cilegon
284 889
238 593
251 725
7. Serang
...
367 190
404 896
...
...
...
Provinsi Banten
2 940 120
3 176 803
3 427 061
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
Kota / Municipality
5. Tangerang

Catatan / Note

1)
2)
375
Tabel
11.1.7
Table
CHAPTER XI
Posisi Pinjaman Perbankan dalam Rupiah dan

Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan
Outstanding Bank Loans in Rupiah and
Foreign Currency by Type of Loans
Jenis Penggunaan
Type of Loans
2009
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Modal Kerja
Working Capital
26 942 326
33 415 574
44 793 745
2. Investasi
Investment
11 413 636
17 566 560
26 517 335
3. Konsumsi
Consumption
19 661 544
27 084 705
35 691 357
58 017 506
78 066 838
107 002 437
Jumlah / Total

Catatan / Note
1)
2)
376

BAB XI
Tabel
11.1.8
Table

Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi
Foreign Currency by Economic Sector
Sektor Ekonomi
Economic Sector
2009
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pertanian
Agriculture
392 658
406 326
1 218 378
2. Pertambangan
Mining
180 004
172 387
335 871
18 419 144
20 722 177
28 203 814
4. Listrik, Gas & Air

Electricity, Gas & Water Supply
3 102 786
8 136 491
10 558 331
5. Konstruksi
Construction
2 822 777
2 105 353
5 377 053
6. Perdagangan
Trade
8 124 802
10 839 566
13 598 156
405 942
1 572 132
2 612 178
24 569 393
34 112 405
45 098 655
58 017 506
78 066 838
107 002 437
3. Perindustrian
7. Pengangkutan
Transportation
8. Lainnya
Others
Jumlah / Total

Catatan / Note
1)
2)

377
Tabel
11.1.9
Table
CHAPTER XI

Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota
Foreign Currency by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2010 3)
2011 4)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
1 334 290
3 113 722
4 767 482
2. Lebak
1 301 989
1 581 978
3 218 461
32 999 357
41 888 298
56 923 280
8 561 307
8 780 546
9 428 367
5. Tangerang
7 633 139
15 416 231
23 110 035
6. Cilegon
6 187 424
7 033 084
8 861 060
7. Serang
...
252 979
693 751
...
...
...
58 017 506
78 066 838
107 002 437
Kabupaten / Regency
3. Tangerang 1)
4. Serang 2)
Kota / Municipality
Provinsi Banten

Catatan / Note

1)
2)
378
BAB XI
Tabel
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam Rupiah
11.1.10
dan Valuta Asing Menurut Jenis Penggunaan
Table
Outstanding Micro, Small, and Medium Credits
in Rupiah and Foreign Currency by Type of Credits
Jenis Penggunaan
Type of Credits
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
1. Modal Kerja
Working Capital
9 410 493
12 525 837
2. Investasi
Investment
3 477 073
3 422 325
12 887 566
15 948 163
3. Konsumsi
Consumption
Jumlah / Total
Catatan / Notes :
1)
2)

379
CHAPTER XI
Tabel
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
11.1.11
Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi
Table
Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah
and Foreign Currency by Economic Sector
Sektor Ekonomi
Economic Sector
2010
2011
(1)
(2)
(3)
1. Pertanian
Agriculture
93 548
324 960
2. Pertambangan
Mining
56 949
109 262
3 497 068
4 093 174
39 495
65 894
5. Konstruksi
Construction
821 293
1 172 971
6. Perdagangan
Trade
4 901 987
6 396 450
357 625
467 906
3 119 602
3 317 546
12 887 566
15 948 163
3. Perindustrian
7. Pengangkutan
Transportation
8. Lainnya
Others
Jumlah / Total
Catatan / Notes :
1)
2)
380

BAB XI
Tabel
Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
11.1.12
Rupiah dan Valuta Asing Menurut Kabupaten/Kota,
Table
(juta rupiah) 2010-2011
Outstanding Micro, Small, and Medium Credits in Rupiah
and Foreign Currency by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2010 2)
2011 3)
(1)
(2)
(3)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
397 181
617 292
2. Lebak
496 520
700 214
6 579 864
8 578 513
972 200
1 315 647
3 554 235
3 475 567
6. Cilegon
797 546
1 120 472
7. Serang
90 020
140 457
12 887 566
15 948 163
3. Tangerang 1)
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Provinsi Banten

Catatan / Note

1)
2)
381
CHAPTER XI
Tabel
Posisi Kredit Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah
11.1.13
Menurut Jenis Simpanaan di Provinsi Banten,
Table
2010-2011
Outstanding of Sharia Bank Funds by Type of Funds
1.
Jenis Simpanan
Type of Funds
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
Giro Wahda
Wahdah Giro
Account (unit)
2. Deposito Mudharabah
Mudharabah Time Deposit
Account (unit)
3. Tabungan Wahdah dan Mudharabah
Wahdah and Mudharabah Saving Deposits
Account (unit)
174 277
214 226
2 603
3 073
1 611 076
2 662 524
6 861
7 501
693 900
981 649
214 851
272 779
2 479 253
3 858 399
224 315
283 353
Jumlah / Total
Account (unit)
Catatan / Notes :
1)
2)
382

BAB XI
Tabel
Posisi Pembiayaan Perbankan Syariah
11.1.14
Menurut Jenis Penggunaan di Provinsi Banten,
Table
2010-2011
Outstanding of Sharia Bank by Type of Loans
Jenis Penggunaan
Type of Loans
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
2 120 165
2 262 894
2. Investasi
Investment
609 312
861 800
3. Konsumsi
Consumption
908 634
2 092 796
3 638 111
5 217 490
1. Modal Kerja
Working Capital
Jumlah / Total
Catatan / Notes :
1)
2)

383
CHAPTER XI
Tabel
11.1.15
Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten, 2010-2011
Table
Outstanding Sharia Bank Financing by Economic Sector
Sektor Ekonomi
Economic Sector
2010 1)
2012 2)
(1)
(2)
(3)
1. Pertanian
Agriculture
2 712
8 563
35 035
21 830
451 655
516 690
5 161
4 513
5. Konstruksi
Construction
193 613
395 458
6. Perdagangan
Trade
236 751
357 680
7. Pengangkutan
Transportation
188 242
178 930
2 524 942
3 733 826
3 638 111
5 217 490
2. Pertambangan
Mining
3. Perindustrian
8. Lainnya
Others
Jumlah / Total
Catatan / Notes :
1)
2)
384

BAB XI
Tabel
11.1.16
Menurut Golongan Pembiayaan
Table
Outstanding Sharia Bank Financing
by Type of Financing in Banten Province, 2010-2011
Jenis Penggunaan
Type of Loans
2010 1)
2011 2)
(1)
(2)
(3)
1. Usaha Kecil dan Menengah

Small and Medium Enterprise
2. Selain Usaha Kecil dan Menengah

Others
Jumlah / Total
406.170
776.375
3.231.941
4.441.115
3.638.111
5.217.490

Catatan / Notes :
1)
2)

385
CHAPTER XI
11.2. PENANAMAN MODAL

DIRECT INVESTMENT
Tabel
11.2.1
Table
Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA)

Foreign Direct Investment (FDI) Realization
Realisasi Investasi / Realization of Investment

Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
(1)
Jumlah
Proyek
Number of
Projects
(2)
Penyerapan Tenaga Kerja

Spare of Manpower
(orang/man)
Nilai Investasi
Value of Investment
juta Rp
million Rp
ribu US$
thousand US$
Asing
Foreign
Indonesia
Indonesia
(3)
(4)
(7)
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
1 121,15
537
22
193 844,53
49 448,08
4 843
49 700,00
1 333
19
543 653,53
15 273,00
2 239
6. Cilegon
14 000,00
9 322 950,00
112
7. Serang
1 500,00
3 400,00
67
Provinsi Banten
56
754 119,21
9 440 771,08
9 131
2010
61
3 160 399,29
226 316,19
13 260
2009
68
1 700 618,16
310 895,82
13 043
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang
Sumber / Source : Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Banten

Regional Investment Coordinating Board of Banten Province
386
BAB XI
Tabel
11.2.2
Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten, 2011
Table
by Economic Sector in Banten Province, 2011
Nilai Investasi
Value of Investment
Sektor Ekonomi
Economic Sector
Jumlah Proyek
Number of
Projects
(1)
(2)
1. Pertanian / Agriculture
1 121,15
2. Pertambangan dan Penggalian /

Mining & Quarrying
30
732 498,06
9 419 864,68
2
6
3
1
2
1
1
14
541 153,53
43 742,44
147 602,09
5 950,00
53 860,00
320,00
1 000,00
900,00
400,00
9 357 434,68
14 000,00
19
2 500,00
17 886,40
820,00
4 000,00
2 200,00
Jumlah / Total
56
754 119,21
9 440 771,08
2010
61
3 160 399,29
226 316,19
2009
68
1 700 618,16
310 895,82
3. Industri Pengolahan / Manufacturing Industry
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1). Makanan, minuman dan tembakau

2). Tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki
3). Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
4). Kertas dan barang cetakan
5). Pupuk, kimia dan barang dari karet
6). Semen dan barang galian bukan logam
7). Logam dasar, besi, dan baja
8). Alat angkut, mesin dan peralatannya
9). Barang lainnya
Bangunan / Construction
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Trade, Hotel & Restaurants
Pengangkutan dan Komunikasi
Transportation & Communication
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Finance, Real Estate & Business Services
Jasa-jasa / Services
juta Rp
million Rp
(3)
ribu US$
thousand US$
(4)

387
CHAPTER XI
Tabel
11.2.3
Menurut Negara Asal Investor di Provinsi Banten, 2011
Table
by Investor Countries in Banten Province, 2011
Negara Asal Investor

Investor Countries
Jumlah Proyek
Number of
Projects
(1)
(2)
Nilai Investasi
Value of Investment
juta Rp
million Rp
(3)
ribu US$
thousand US$
(4)
1. Amerika Serikat / United States of America
56 540,39
2. Australia
1 500,00
3. Austria / Austria
1 000,00
4. Belanda / Netherlands
2 000,00
5. Burkina Faso / Netherlands
250,00
6. Jepang / Japan
43 742,44
820,00
7. Jerman / Germany, Federal Republic of
700,00
8. Korea Selatan / Korea, Republic of
15
32 914,68
9. Malaysia
19 000,00
400,00
10. Panama
1 121,15
11. Filipina / Philippines
9 322 950,00
12. RRC / China, Peoples Republic of
336 689,28
16 950,00
13. Samoa
30 000,00
14. Singapura / Singapore
4 950,00
15. Swiss / Switzerland
250,00
16. Taiwan / Taiwan, Province of China
4 450,00
17. Gabungan Negara
295 525,95
23 136,40
Jumlah / Total
56
754 119,21
9 440 771,08
2010
61
3 160 399,29
226 316,19
2009
68
1 700 618,16
310 895,82

388
BAB XI
Tabel
11.2.4
Table
Realisasi Perluasan Penanaman Modal Asing (PMA)

Realization of Foreign Direct Investment (FDI) Expansion

Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
Jumlah
Proyek
Number of
Projects
(1)
(2)

Spare of Manpower
(orang/man)
Nilai Investasi
Value of Investment
juta Rp
million Rp
ribu US$
thousand US$
Asing
Foreign
Indonesia
Indonesia
(3)
(4)
(7)
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
610 782,15
14 786,06
956
4. Serang
68 000,90
65 827,00
2 440
5. Tangerang
12 375,33
24
6. Cilegon
639 079,78
44
7. Serang
3 232,50
15
Provinsi Banten
15
678 783,05
735 300,67
3 479
2010
19
2 349 793,03
182 795,13
1 926
2009
25
55 745,47
972 909,87
12 819
Kota / Municipality

389
Tabel
11.2.5
Table
CHAPTER XI
Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Domestic Direct Investment (DDI) Realization

Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
Jumlah
Proyek
Number of
Projects

Spare of Manpower
(orang/man)
Nilai Investasi
Value of Investment
juta Rp
million Rp
ribu US$
thousand US$
Asing
Foreign
Indonesia
Indonesia
(2)
(3)
(4)
(7)
(8)
1. Pandeglang
1 572 464,81
500
2. Lebak
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
12
749 875,95
3 396
4. Serang
10 000,00
50
Kota / Municipality
5. Tangerang
6. Cilegon
244 905,96
756
7. Serang
Provinsi Banten
16
2 577 246,72
4 702
2010
15
2 830 007,45
5 205
2009
14
412 271,27
2 710

390
BAB XI
Tabel
Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
11.2.6
Menurut Sektor Ekonomi di Provinsi Banten, 2011
Table
Domestic Direct Investment (DDI) Realization
by Economic Sector in Banten Province, 2011
Nilai Investasi
Value of Investment
Sektor Ekonomi
Economic Sector
Jumlah Proyek
Number of
Projects
(1)
(2)
1. Pertanian / Agriculture
2. Pertambangan dan Penggalian /

Mining & Quarrying
1 572 464,81
15
1 004 781,90
3
3
2
7
191 629,66
48 024,00
223 890,56
541 237,69
Jumlah / Total
16
2 577 246,72
2010
15
2 830 007,45
2009
14
412 271,27
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1). Makanan, minuman dan tembakau

2). Tekstil, Barang dari kulit dan alas kaki
3). Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
4). Kertas dan barang cetakan
5). Pupuk, kimia dan barang dari karet
6). Semen dan barang galian bukan logam
7). Logam dasar, besi, dan baja
8). Alat angkut, mesin dan peralatannya
9). Barang lainnya
Bangunan / Construction
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Finance, Real Estate & Business Services
Jasa-jasa / Services
juta Rp
million Rp
(3)
ribu US$
thousand US$
(4)

391
Tabel
11.2.7
Table
CHAPTER XI
Realisasi Perluasan Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten,
2011
Realization of Domestic Direct Investment (DDI)
Expansion by Regency/Municipality in Banten Province,
2011
Kabupaten/Kota
Reg./Municipality
(1)
Jumlah
Proyek
Number of
Projects
(2)

Spare of Manpower
(orang/man)
Nilai Investasi
Value of Investment
juta Rp
million Rp
ribu US$
thousand US$
Asing
Foreign
Indonesia
Indonesia
(3)
(4)
(7)
(8)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
138 475,16
2 199
4. Serang
3 199 626,81
633
5. Tangerang
64 108,77
392
6. Cilegon
7. Serang
Provinsi Banten
16
3 402 210,74
3 224
2010
282 502,54
1 146
2009
13
5 168 912,00
3 104
Kota / Municipality

392
BAB XI
11.3. KOPERASI
COOPERATIVE
Tabel
11.3.1
Table
Kinerja Koperasi di Provinsi Banten

Menurut Indikator Produksi, 2010-2011
Performance of Cooperatives in Banten Province
by Indicator of Production, 2010-2011
Indikator
Indicators
Satuan
Unit
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
unit
5 672
5 830
a. Aktif / Active
unit
3 999
4 160
b. Non Aktif / Non Active
unit
1 673
1 670
1. Koperasi / Cooperative
2. Anggota / Member
Orang / Person
936 945
937 170
3. Manajer / Manager
Orang / Person
738
738
4. Karyawan / Employee
Orang / Person
6 094
6 091
5. Jumlah Asset / Asset
juta rupiah /
million rupiahs
2 107 985
2 108 146
6. Modal / Capital
juta rupiah /
million rupiahs
juta rupiah /
million rupiahs
juta rupiah /
million rupiahs
1 320 406
1 320 612
725 400
725 539
595 006
595 073
7. Volume Usaha / Omzet
juta rupiah /
million rupiahs
2 199 089
2 199 329
8. Jumlah SHU / Capital Gain
juta rupiah /
million rupiahs
153 045
152 998
a. Modal Sendiri / Own Capital

b. Modal Luar / Capital Aid
Sumber / Source : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Banten

Office of Cooperative and Small-scale Entrepreneurship Banten Province Government
393
Tabel
11.3.2
Table
CHAPTER XI
Jumlah Koperasi Menurut Kabupaten/Kota

dan Status Aktivitas di Provinsi Banten, 2010-2011
Number of Cooperatives in Banten Province
by Regency/Municipality and Status of Activity, 2010-2011
Kabupaten/Kota
Aktif (unit)
Active (units)
Tidak Aktif (unit)

Non-Active (units)
Jumlah (unit)
Total (units)
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
454
463
413
410
867
873
2. Lebak
610
762
51
51
661
813
3. Tangerang
759
759
186
186
945
945
4. Serang
745
745
84
84
829
829
5. Tangerang
520
520
529
529
1 049
1 049
6. Cilegon
251
251
227
227
478
478
7. Serang
366
366
106
106
472
472
294
294
77
77
371
371
Provinsi Banten
3 999
4 160
1 673
1 670
5 672
5 672
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

394
BAB XI
Tabel
11.3.3
Table
Jumlah Anggota, Manajer dan Karyawan Koperasi

2010-2011
Number of Members, Managers, and Employees of
Cooperative in Banten Province
by Regency/Municipality, 2010-2011
Anggota (orang)
Member (persons)
Manajer (orang)
Manager (persons)
2009
2010
2009
2010
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
63 579
63 804
40
40
232
229
2. Lebak
95 065
95 065
188
188
585
585
345 540
345 540
204
204
1 215
1 215
62 156
62 156
59
59
367
367
168 238
168 238
110
110
1 896
1 896
6. Cilegon
39 070
39 070
51
51
1 133
1 133
7. Serang
31 055
31 055
45
45
438
438
132 242
132 242
41
41
228
228
Provinsi Banten
936 945
937 170
738
738
6 094
6 091
Kabupaten/Kota
(1)
Karyawan (orang)
Employee (persons)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang

395
Tabel
11.3.4
Table
CHAPTER XI
Jumlah Modal Koperasi Menurut Kabupaten/Kota dan

Status Permodalan di Provinsi Banten
Total Capital of Cooperatives in Banten Province
by Regency/Municipality and Ownership of Capital
Kabupaten/Kota
Modal Sendiri
Internal
Modal Luar
External
Jumlah
Total
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
88 494
88 633
221 485
221 553
309 979
310 186
2. Lebak
49 960
49 960
40 171
40 171
90 131
90 131
144 735
144 735
139 212
139 212
283 946
283 947
22 105
22 104
14 639
14 639
36 744
36 743
166 996
166 996
89 112
89 112
256 108
256 108
6. Cilegon
74 442
74 442
16 658
16 658
91 100
91 100
7. Serang
25 175
25 175
8 935
8 934
34 110
34 109
153 493
153 494
64 794
64 794
218 287
218 288
Provinsi Banten
725 400
725 539
595 006
595 073
1 320 405
1 320 612
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality
5. Tangerang

396
BAB XI
Tabel
11.3.5
Table
Jumlah Aset, Volume Usaha dan Sisa Hasil Usaha

(SHU) Koperasi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten (juta rupah), 2010-2011
Number of Asset, Omzet and Capital Gain of Cooperatives
in Banten Provinceby Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
Jumlah Aset
Total Asset
Volume Usaha
Omzet
Sisa Hasil Usaha

Capital Gain
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. Pandeglang
315 113
315 275
191 092
191 332
5 177
5 130
2. Lebak
193 481
193 481
571 417
571 417
19 863
19 864
3. Tangerang
416 392
416 392
370 124
370 124
62 685
62 685
13 595
13 595
37 885
37 885
1 164
1 164
5. Tangerang
840 195
840 195
465 564
465 564
18 906
18 906
6. Cilegon
155 716
155 716
394 527
394 527
23 049
23 049
7. Serang
48 920
48 919
36 781
36 781
15 938
15 937
124 573
124 573
131 699
131 699
6 263
6 263
Provinsi Banten
2 107 985
2 108 146
2 199 089
2 199 329
153 045
152 998
(1)
Kabupaten / Regency
4. Serang
Kota / Municipality

397
12
HARGA-HARGA
Prices
BAB XII
HARGA-HARGA
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Data harga yang disajikan meliputi

Indeks Harga Konsumen (IHK), laju
inflasi, Indeks harga yang diterima
dan dibayar Petani.
1. Price statistics cover : Consumer

Price Indices (CPI), inflation
rates, Indices of prices received
and paid by farmers.
2. Indeks Harga Konsumen (IHK)

yang merupakan indikator inflasi di
Indonesia, sejak Juni 2008 dihitung
dari 66 kota, mencakup sekitar
284-441 komoditas yang dihitung
berdasarkan pola konsumsi hasil
Survei Biaya Hidup (SBH) di 66
kota tahun 2007.
2. The Consumer Price Index (CPI)

which is the indicator of inflation in
Indonesia, since June 2008
has been developed from the
consumption pattern of the 2007
Cost of Living Survey (CLS)
conducted in 66 cities, covering
284-441 commodities.
3. IHK mencakup 7 kelompok yaitu :

bahan makanan; makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau;
perumahan, air, listrik, gas, dan
bahan bakar; sandang; kesehatan;
pendidikan, rekreasi, dan olahraga;
transpor, komunikasi, dan jasa
keuangan.
3. Commodities of CPI consist of 7

groups as follows : foodstuff;
prepare food, beverages, and
tobacco products; housing, water,
electricity, gas, and fuel; clothing;
health; education, recreation, and
sports; transportation, communication, and financial services.
4. Penghitungan IHK di Banten

mencakup 394 komoditas dan
dilakukan di 3 kota yaitu Kota
Serang, Kota Cilegon, dan Kota
Tangerang.
4. Calculating of CPI covers 394

commodities in Banten, and was
conducted in three cities as follows
Serang, Cilegon and Tangerang.
5. IHK Banten merupakan hasil

penghitungan dari gabungan indeks
tertimbang untuk masing-masing
kota di atas, dengan penimbang
yang digunakan adalah jumlah
rumahtangga ekonomi di kota-kota
yang bersangkutan, sehingga dapat
mencerminkan IHK Banten secara
keseluruhan.
5. Banten CPI represents combined

results of a calculation of weighted
indices for each cities mentioned
above, with the weight used is
number of economic households in
cities concerned, so it can reflect
the overall CPI of Banten.
401
PRICES
CHAPTER XII
6. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah

perbandingan antara indeks harga
yang diterima (It) dan dibayar (Ib)
petani. NTP merupakan salah satu
indikator yang berguna untuk
mengukur tingkat kesejahteraan
petani,
karena
mengukur
kemampuan
tukar
produk
(komoditas) yang dihasilkan/ dijual
petani dibandingkan dengan produk
yang dibutuhkan petani baik untuk
proses produksi (usaha) maupun
untuk konsumsi rumah tangga
petani. Jika NTP lebih besar dari
100
maka
dapat
diartikan
kemampuan daya beli petani
periode tersebut relatif lebih baik
dibandingkan dengan periode
sebelumnya, sebaliknya jika NTP
lebih kecil atau di bawah 100
berarti terjadi penurunan daya beli
petani.
6. Farmers' Term of Trade (FTT) is

an indicator to determine the
welfare level of farmers. It
measures the exchange value
of products produced or sold by
farmers
compared
to
the
products needed by farmers for
production
process
and
consumption. If FTT is above
100, it means the purchasing
power parity of farmers in a
period of time is better than
that in the previous period.
Meanwhile, if FTT is less than
100,
it means that the
purchasing power parity of
farmers decreases.
7. Pengumpulan data harga produsen

dilakukan melalui wawancara
langsung kepada petani dengan
Daftar
HD
sedangkan
pengumpulan data harga eceran
pedesaan
(konsumen)
adalah
wawancara
dengan
para
pedagang di pasar kecamatan
yang terpilih sebagai sampel dengan
Daftar HKD. Semua kegiatan
pencacahan harga dilakukan oleh
Koordinator Statistik Kecamatan
(KSK).
7. The collection of producer price

data is conducted through a direct
interview with the farmers using
HD questionnaire. While the
collection of rural consumer retail
price data is conducted by
interviewing traders in the selected
markets using HKD questionnaire.
The collection of price data is
conducted by the Statistics
Coordinator at Subdistrict level.
402
BAB XII
8. Klasifikasi indeks Nilai Tukar

Petani dirinci ke dalam dua bagian,
yaitu indeks yang diterima petani
(It) dan indeks yang dibayar
petani (Ib). It mencakup indeks
sektor tanaman pangan yang terdiri
dari
indeks
kelompok
padi,
palawija, indeks sektor tanaman
perkebunan
rakyat,
indeks
tanaman holtikultura yang terdiri
dari indeks kelompok sayursayuran,buah-buahan,
indeks
sektor peternakan dan indeks
sektor perikanan Di lain pihak Ib
pun dibagi ke dalam dua sektor,
yaitu indeks Konsumsi Rumah
Tangga (KRT) (indeks kelompok
makanan, perumahan, pakaian, dan
aneka barang dan jasa) dan indeks
Biaya Produksi dan Penambahan
Barang Modal (BPPBM) yang
meliputi indeks kelompok non
faktor produksi, faktor produksi,
upah, lainnya, dan penambahan
barang modal.
HARGA-HARGA
8. FTT indices can be classified into

two parts, that are indices of
producer prices received by
farmers (It) and indices of
consumer prices paid by farmers
(Ib). Indices of producer prices
received by farmers consist of food
crops indices (paddy, secondary
crops), smallholders estate crops
indices, holticulture crops indices
(vegetables,
fruits),
animal
husbandry indices and fishery
indices. While indices of consumer
prices paid by farmers is consist of
household consumption indices
(food, housing, clothing, an
miscellaneous) and indices of
production and capital formation
(non production factor, factor
production, wages, others, and
capital formation).
403
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.1
Table
Laju Inflasi Menurut Kota

di Provinsi Banten (2007=100), 2010 - Juni 2012
Inflation Rate by City
in Banten Province (2007=100), 2010 - June 2012
Juni 2012 / June 2012

Kota / City
2010
2011
(1)
(2)
Serang
Tahun Kalender
Calender Year
Thn ke Thn
Year on Year
(3)
(4)
(5)
6,18
2,78
2,09
5,28
Tangerang
6,08
3,78
1,82
4,42
Cilegon
6,12
2,35
1,66
4,08
Banten
6,10
3,45
1,84
4,50
404
BAB XII
HARGA-HARGA
Tabel
12.2
Table
Laju Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran

di Provinsi Banten (2007=100), 2010 - Juni 2012
Inflation Rate by Expenditure Groups
in Banten Province (2007=100), 2010 - June 2012
Juni 2012 / June 2012
Kelompok Pengeluaran
Group of Expenditures
2010
2011
(1)
(2)
Tahun Kalender
Calender Year
Thn ke Thn
Year on Year
(3)
(4)
(5)
14,10
4,76
1,58
6,46
Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau
Prepared Food, Beverages,
and Tobacco Products
3,76
2,95
3,56
5,58
Perumahan/Air/Listrik/Gas
dan Bahan Bakar
Housing/Water/Electricity/
Gas and Fuel
4,41
3,16
1,44
2,72
Sandang
Clothing
8,37
7,02
1,93
8,42
Kesehatan
Health
5,30
4,03
3,01
4,77
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Education, Recreation
and Sport
3,64
6,44
1,05
6,38
Transportasi dan Komunikasi

Transportation and
Communication
1,10
0,02
0.81
0,89
6,10
3,45
1,84
4,50
Bahan Makanan
Food
Umum / General
405
PRICES
Tabel
12.3
Table
CHAPTER XII
Indeks Harga Konsumen (IHK) Bulanan

Menurut Kelompok Pengeluaran
Monthly Consumer Price Indices (CPI)
by Expenditure Groups
in Banten Province (2007=100), 2011
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
148,32
134,71
123,36
129,78
Februari
February
149,21
134,87
123,65
131,34
Maret
March
144,66
135,05
123,75
128,66
April
April
143,91
135,42
124,07
129,27
Mei
May
143,32
135,57
124,76
129,67
Juni
June
144,84
135,55
125,09
130,45
Juli
July
147,34
135,75
125,55
131,24
Agustus
August
149,29
136,55
125,67
137,64
September
September
147,90
136,88
126,37
140,57
Oktober
October
148,15
137,25
126,54
139,36
November
November
149,93
137,67
126,60
139,61
Desember
December
151,78
138,18
126,66
138,75
406
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
121,49
118,14
107,14
127,38
Februari
February
121,70
118,27
107,13
127,76
Maret
March
122,75
118,27
107,17
126,78
April
April
123,22
118,29
107,06
126,78
Mei
May
123,59
118,29
107,01
126,90
Juni
June
123,66
118,38
107,01
127,35
Juli
July
124,48
118,97
106,97
128,13
Agustus
August
125,19
124,36
107,36
129,52
September
September
125,18
124,54
106,61
129,50
Oktober
October
125,24
124,53
106,75
129,63
November
November
125,48
124,53
106,81
130,14
Desember
December
125,77
124,63
107,09
130,68
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
407
PRICES
Tabel
12.4
Table
CHAPTER XII

di Kota Serang (2007=100), 2011
in Serang City (2007=100), 2011
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
151,64
132,42
132,90
137,17
Februari
February
149,00
132,33
133,14
136,89
Maret
March
143,02
133,02
133,45
137,65
April
April
139,07
133,43
133,85
138,56
Mei
May
139,12
134,05
134,61
139,34
Juni
June
140,03
134,13
134,74
140,31
Juli
July
144,44
134,71
135,77
142,48
Agustus
August
145,04
135,03
136,06
148,81
September
September
144,48
135,42
136,03
152,46
Oktober
October
146,01
135,69
136,17
149,84
November
November
147,54
136,52
136,32
151,42
Desember
December
148,99
136,79
136,36
151,09
408
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
119,92
119,43
104,04
130,84
Februari
February
120,74
119,26
104,28
130,34
Maret
March
121,21
119,95
104,16
129,33
April
April
121,62
119,93
104,17
128,73
Mei
May
122,42
119,79
104,16
129,11
Juni
June
122,61
120,30
103,88
129,42
Juli
July
122,64
122,00
104,03
131,03
Agustus
August
123,27
123,74
104,28
131,93
September
September
123,43
123,65
103,96
132,10
Oktober
October
123,61
123,58
104,11
132,36
November
November
123,76
123,59
104,12
133,03
Desember
December
123,79
123,42
104,58
133,46
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
409
PRICES
Tabel
12.5
Table
CHAPTER XII

Monthly Consumer Price Indices (CPI))
in Tangerang City (2007=100), 2011
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
148,89
135,12
120,96
131,10
Februari
February
150,63
135,26
121,30
133,30
Maret
March
146,13
135,35
121,35
129,43
April
April
146,66
135,60
121,61
129,93
Mei
May
145,90
135,65
122,40
130,19
Juni
June
147,73
135,52
122,79
130,95
Juli
July
150,17
135,66
123,05
131,48
Agustus
August
152,58
136,56
123,16
138,46
September
September
151,03
136,82
124,12
141,61
Oktober
October
150,95
137,17
124,30
140,63
November
November
152,76
137,54
124,31
140,56
Desember
December
154,35
138,18
124,37
139,48
410
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
123,81
119,79
107,03
126,82
Februari
February
123,94
120,00
106,96
127,41
Maret
March
125,08
119,87
107,05
126,39
April
April
125,56
119,91
106,94
126,64
Mei
May
125,83
119,92
106,84
126,71
Juni
June
125,84
119,93
106,90
127,22
Juli
July
126,94
120,28
106,88
127,90
Agustus
August
127,78
126,78
107,33
129,49
September
September
127,78
126,78
106,40
129,44
Oktober
October
127,84
126,78
106,62
129,53
November
November
128,08
126,78
106,68
129,98
Desember
December
128,44
126,94
107,00
130,47
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
411
PRICES
Tabel
12.6
Table
CHAPTER XII

in Cilegon City (2007=100), 2011
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
141,49
134,84
126,87
114,31
Februari
February
141,35
135,36
126,91
114,21
Maret
March
138,02
135,48
127,05
114,60
April
April
133,37
136,52
127,63
115,52
Mei
May
133,13
136,78
127,69
116,31
Juni
June
133,47
137,24
127,85
117,04
Juli
July
134,31
137,40
128,83
117,79
Agustus
August
135,03
138,15
128,85
121,00
September
September
133,73
138,78
128,89
121,87
Oktober
October
134,48
139,41
129,00
120,85
November
November
136,30
139,68
129,29
121,55
Desember
December
140,13
139,69
129,32
121,38
412
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
109,90
107,36
111,09
126,90
Februari
February
109,93
107,35
111,13
126,99
Maret
March
111,07
107,33
111,09
126,28
April
April
111,61
107,28
110,87
125,49
Mei
May
112,08
107,38
111,06
125,60
Juni
June
112,35
107,44
110,96
125,86
Juli
July
112,42
108,27
110,66
126,36
Agustus
August
112,44
111,20
110,86
127,12
September
September
112,24
112,74
110,62
127,05
Oktober
October
112,16
112,73
110,36
127,29
November
November
112,48
112,71
110,42
127,92
Desember
December
112,65
112,71
110,28
128,86
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
413
PRICES
Tabel
12.7
Table
CHAPTER XII
Laju Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Pengeluaran

Monthly Inflation Rate by Expenditure Groups
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
2,37
0,36
0,48
0,09
Februari
February
0,60
0,12
0,23
1,20
Maret
March
-3,05
0,13
0,08
-2,04
April
April
-0,52
0,28
0,26
0,47
Mei
May
-0,40
0,11
0,56
0,31
Juni
June
1,05
-0,02
0,26
0,61
Juli
July
1,73
0,15
0,37
0,60
Agustus
August
1,32
0,59
0,10
4,88
September
September
-0,93
0,24
0,56
2,13
Oktober
October
0,17
0,27
0,13
-0,86
November
November
1,20
0,31
0,05
0,18
Desember
December
1,24
0,37
0,04
-0,62
414
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,48
0,91
0,07
0,85
Pebruari
February
0,17
0,11
-0,01
0,29
Maret
March
0,86
0,00
0,04
-0,77
April
April
0,39
0,02
-0,10
0,00
Mei
May
0,30
0,00
-0,05
0,09
Juni
June
0,06
0,07
-0,01
0,35
Juli
July
0,66
0,50
-0,03
0,62
Agustus
August
0,57
4,53
0,36
1,08
September
September
0,00
0,15
-0,71
-0,02
Oktober
October
0,05
-0,01
0,14
0,10
November
November
0,19
0,00
0,05
0,39
Desember
December
0,23
0,08
0,26
0,41
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
415
PRICES
Tabel
12.8
Table
CHAPTER XII

di Kota Serang (2007=100), 2011
in Serang City (2007=100), 2011
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
0,83
1,26
0,72
0,70
februari
February
-1,74
-0,07
0,18
-0,20
Maret
March
-4,01
0,52
0,23
0,56
April
April
-2,76
0,31
0,30
0,66
Mei
May
0,04
0,46
0,57
0,56
Juni
June
0,65
0,06
0,10
0,70
Juli
July
3,15
0,43
0,76
1,55
Agustus
August
0,42
0,24
0,21
4,44
September
September
-0,39
0,29
-0,02
2,45
Oktober
October
1,06
0,20
0,10
-1,72
November
November
1,05
0,61
0,11
1,05
Desember
December
0,98
0,20
0,03
-0,22
416
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,53
0,14
0,27
0,76
Februari
February
0,68
-0,14
0,23
-0,38
Maret
March
0,39
0,58
-0,12
-0,77
April
April
0,34
-0,02
0,01
-0,46
Mei
May
0,66
-0,12
-0,01
0,30
Juni
June
0,16
0,43
-0,27
0,24
Juli
July
0,02
1,41
0,14
1,24
Agustus
August
0,51
1,43
0,24
0,69
September
September
0,13
-0,07
-0,31
0,13
Oktober
October
0,15
-0,06
0,14
0,20
November
November
0,12
0,01
0,01
0,51
Desember
December
0,02
-0,14
0,44
0,32
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
417
PRICES
Tabel
12.9
Table
CHAPTER XII

Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
2,82
0,13
0,31
-0,01
Februari
February
1,17
0,10
0,28
1,68
Maret
March
-2,99
0,07
0,04
-2,90
April
April
0,36
0,18
0,21
0,39
Mei
May
-0,52
0,04
0,65
0,20
Juni
June
1,25
-0,10
0,32
0,58
Juli
July
1,65
0,10
0,21
0,40
Agustus
August
1,60
0,66
0,09
5,31
September
September
-1,02
0,19
0,78
2,28
Oktober
October
-0,05
0,26
0,15
-0,69
November
November
1,20
0,27
0,01
-0,05
Desember
December
1,04
0,47
0,05
-0,77
418
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,52
1,28
0,02
0,87
Februari
February
0,10
0,18
-0,07
0,47
Maret
March
0,92
-0,11
0,08
-0,80
April
April
0,38
0,03
-0,10
0,20
Mei
May
0,22
0,01
-0,09
0,06
Juni
June
0,01
0,01
0,06
0,40
Juli
July
0,87
0,29
-0,02
0,53
Agustus
August
0,66
5,40
0,42
1,24
September
September
0,00
0,00
-0,87
-0,04
Oktober
October
0,05
0,00
0,21
0,07
November
November
0,19
0,00
0,06
0,35
Desember
December
0,28
0,13
0,30
0,38
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
419
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.10
Table
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
1,42
0,75
1,14
-0,02
Februari
February
-0,10
0,39
0,03
-0,09
Maret
March
-2,36
0,09
0,11
0,34
April
April
-3,37
0,77
0,46
0,80
Mei
May
-0,18
0,19
0,05
0,68
Juni
June
0,26
0,34
0,13
0,63
Juli
July
0,63
0,12
0,77
0,64
Agustus
August
0,54
0,55
0,02
2,73
September
September
-0,96
0,46
0,03
0,72
Oktober
October
0,56
0,45
0,09
-0,84
November
November
1,35
0,19
0,22
0,58
Desember
December
2,81
0,01
0,02
-0,14
420
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,19
-0,51
0,15
0,79
Februari
February
0,03
-0,01
0,04
0,07
Maret
March
1,04
-0,02
-0,04
-0,56
April
April
0,49
-0,05
-0,20
-0,63
Mei
May
0,42
0,09
0,17
0,09
Juni
June
0,24
0,06
-0,09
0,21
Juli
July
0,06
0,77
-0,27
0,40
Agustus
August
0,02
2,71
0,18
0,60
September
September
-0,18
1,38
-0,22
-0,06
Oktober
October
-0,07
-0,01
-0,24
0,19
November
November
0,29
-0,02
0,05
0,49
Desember
December
0,15
0,00
-0,13
0,73
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
421
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.11
Table
Laju Inflasi Tahun Kalender

Inflation Rate of Calendar Year by Expenditure Groups
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
2,37
0,36
0,48
0,09
Februari
February
2,98
0,48
0,71
1,30
Maret
March
-0,16
0,61
0,79
-0,77
April
April
-0,68
0,89
1,05
-0,30
Mei
May
-1,08
1,01
1,62
0,01
Juni
June
-0,04
0,99
1,88
0,61
Juli
July
1,69
1,14
2,25
1,22
Agustus
August
3,03
1,74
2,35
6,16
September
September
2,08
1,98
2,93
8,42
Oktober
October
2,25
2,26
3,06
7,48
November
November
3,48
2,57
3,12
7,68
Desember
December
4,76
2,95
3,16
7,02
422
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,48
0,91
0,07
0,85
Februari
February
0,66
1,02
0,06
1,15
Maret
March
1,52
1,01
0,10
0,37
April
April
1,92
1,03
0,00
0,37
Mei
May
2,22
1,03
-0,05
0,46
Juni
June
2,28
1,10
-0,06
0,82
Juli
July
2,96
1,62
-0,09
1,44
Agustus
August
3,54
6,21
0,28
2,54
September
September
3,54
6,37
-0,43
2,52
Oktober
October
3,59
6,36
-0,29
2,63
November
November
3,79
6,36
-0,24
3,03
Desember
December
4,03
6,44
0,02
3,45
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
423
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.12
Table

di Kota Serang (2007=100), 2011
in Serang City (2007=100), 2011
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
0,83
1,26
0,72
0,70
Februari
February
-0,92
1,19
0,90
0,50
Maret
March
-4,90
1,72
1,14
1,06
April
April
-7,53
2,03
1,44
1,73
Mei
May
-7,49
2,51
2,02
2,30
Juni
June
-6,89
2,57
2,11
3,01
Juli
July
-3,96
3,01
2,90
4,60
Agustus
August
-3,56
3,26
3,11
9,25
September
September
-3,93
3,56
3,09
11,93
Oktober
October
-2,91
3,76
3,20
10,01
November
November
-1,90
4,40
3,31
11,17
Desember
December
-0,93
4,60
3,34
10,92
424
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,53
0,14
0,27
0,76
Februari
February
1,22
0,00
0,50
0,38
Maret
March
1,61
0,58
0,39
-0,40
April
April
1,95
0,56
0,40
-0,86
Mei
May
2,62
0,44
0,39
-0,57
Juni
June
2,78
0,87
0,12
-0,33
Juli
July
2,81
2,30
0,26
0,91
Agustus
August
3,34
3,76
0,50
1,60
September
September
3,47
3,68
0,19
1,73
Oktober
October
3,62
3,62
0,34
1,93
November
November
3,75
3,63
0,35
2,45
Desember
December
3,77
3,49
0,79
2,78
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
425
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.13
Table

Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
2,82
0,13
0,31
-0,01
Februari
February
4,03
0,24
0,59
1,67
Maret
March
0,92
0,30
0,63
-1,28
April
April
1,28
0,49
0,85
-0,90
Mei
May
0,76
0,53
1,50
-0,70
Juni
June
2,02
0,43
1,82
-0,12
Juli
July
3,71
0,53
2,04
0,28
Agustus
August
5,37
1,20
2,13
5,61
September
September
4,30
1,39
2,93
8,01
Oktober
October
4,25
1,65
3,08
7,26
November
November
5,50
1,93
3,08
7,21
Desember
December
6,60
2,40
3,13
6,38
426
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,52
1,28
0,02
0,87
Februari
February
0,63
1,45
-0,05
1,34
Maret
March
1,55
1,34
0,04
0,53
April
April
1,94
1,38
-0,07
0,73
Mei
May
2,16
1,39
-0,16
0,79
Juni
June
2,17
1,39
-0,10
1,19
Juli
July
3,06
1,69
-0,12
1,73
Agustus
August
3,74
7,19
0,30
3,00
September
September
3,74
7,19
-0,57
2,96
Oktober
October
3,79
7,19
-0,36
3,03
November
November
3,99
7,19
-0,31
3,39
Desember
December
4,28
7,32
-0,01
3,78
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
427
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.14
Table

Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
1,42
0,75
1,14
-0,02
Februari
February
1,32
1,14
1,17
-0,10
Maret
March
-1,07
1,23
1,28
0,24
April
April
-4,40
2,01
1,75
1,04
Mei
May
-4,57
2,20
1,79
1,73
Juni
June
-4,33
2,55
1,92
2,37
Juli
July
-3,73
2,67
2,70
3,03
Agustus
August
-3,21
3,23
2,72
5,83
September
September
-4,14
3,70
2,75
6,59
Oktober
October
-3,61
4,17
2,84
5,70
November
November
-2,30
4,37
3,07
6,32
Desember
December
0,44
4,38
3,09
6,17
428
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,19
-0,51
0,15
0,79
Februari
February
0,22
-0,52
0,19
0,87
Maret
March
1,26
-0,54
0,15
0,30
April
April
1,75
-0,58
-0,05
-0,33
Mei
May
2,18
-0,49
0,13
-0,24
Juni
June
2,43
-0,44
0,04
-0,03
Juli
July
2,49
0,33
-0,23
0,37
Agustus
August
2,51
3,05
-0,05
0,97
September
September
2,32
4,48
-0,27
0,91
Oktober
October
2,25
4,47
-0,50
1,10
November
November
2,54
4,45
-0,45
1,60
Desember
December
2,70
4,45
-0,58
2,35
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
429
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.15
Table
Laju Inflasi dari Tahun ke Tahun

Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
14,90
3,53
4,68
8,02
Februari
February
13,90
2,98
4,64
9,03
Maret
March
13,12
2,87
4,67
6,63
April
April
12,44
2,75
4,94
7,10
Mei
May
11,43
2,82
5,60
6,83
Juni
June
7,99
2,46
5,58
6,75
Juli
July
6,22
2,53
5,81
7,21
Agustus
August
7,16
2,39
3,76
11,11
September
September
5,54
2,53
4,25
11,32
Oktober
October
5,25
2,66
3,74
8,60
November
November
5,28
2,67
3,48
8,55
Desember
December
4,76
2,95
3,16
7,02
430
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
5,75
4,61
1,16
6,41
Februari
February
5,00
4,37
1,05
6,07
Maret
March
5,63
4,40
1,06
5,76
April
April
5,53
4,34
0,97
5,63
Mei
May
5,78
4,35
0,77
5,55
Juni
June
5,67
4,39
0,80
4,73
Juli
July
6,09
4,61
0,16
4,35
Agustus
August
5,72
9,16
0,33
4,55
September
September
5,59
9,38
-0,75
4,18
Oktober
October
4,79
6,39
-0,17
3,73
November
November
4,62
6,42
-0,18
3,68
Desember
December
4,03
6,44
0,02
3,45
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
431
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.16
Table

di Kota Serang (2007=100), 2011
in Serang City (2007=100), 2011
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
14,51
4,19
3,93
7,51
Februari
February
12,84
3,80
3,61
7,92
Maret
March
11,51
4,24
3,84
8,45
April
April
8,19
4,59
4,24
9,13
Mei
May
7,06
4,95
4,88
8,35
Juni
June
2,07
4,78
4,81
8,08
Juli
July
2,41
4,94
5,27
10,33
Agustus
August
3,05
4,58
4,16
14,98
September
September
2,91
4,49
3,86
16,40
Oktober
October
4,45
4,19
3,76
12,17
November
November
2,34
4,53
3,44
12,27
Desember
December
-0,93
4,60
3,34
10,92
432
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
2,54
1,48
0,69
6,07
Februari
February
3,28
1,26
0,89
5,60
Maret
March
3,02
1,89
0,75
5,43
April
April
3,19
1,94
0,78
4,91
Mei
May
3,44
1,84
0,79
4,82
Juni
June
3,56
2,24
0,45
3,56
Juli
July
3,57
2,86
0,65
4,00
Agustus
August
4,04
3,62
1,00
4,29
September
September
3,56
3,61
-0,18
4,11
Oktober
October
3,77
3,58
0,34
4,17
November
November
3,81
3,61
0,32
3,67
Desember
December
3,77
3,49
0,79
2,78
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
433
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.17
Table
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
15,58
3,18
4,71
9,18
Februari
February
14,54
2,60
4,79
10,38
Maret
March
13,87
2,41
4,81
6,95
April
April
14,41
2,04
5,04
7,34
Mei
May
13,32
2,05
5,83
7,02
Juni
June
10,09
1,65
5,86
6,87
Juli
July
8,04
1,72
5,99
7,04
Agustus
August
8,92
1,58
3,58
10,96
September
September
6,92
1,76
4,29
10,88
Oktober
October
6,54
1,91
3,60
8,23
November
November
6,74
1,99
3,57
8,07
Desember
December
6,60
2,40
3,13
6,38
434
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
7,01
5,58
0,91
6,54
Februari
February
5,86
5,35
0,73
6,22
Maret
March
6,59
5,22
0,78
5,86
April
April
6,33
5,20
0,70
5,97
Mei
May
6,55
5,22
0,50
5,89
Juni
June
6,50
5,23
0,60
5,18
Juli
July
7,07
5,48
-0,11
4,70
Agustus
August
6,50
11,15
0,26
4,86
September
September
6,47
11,21
-0,80
4,44
Oktober
October
5,36
7,13
-0,23
3,87
November
November
5,10
7,19
-0,22
3,92
Desember
December
4,28
7,32
-0,01
3,78
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
435
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.18
Table

Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
11,36
4,92
5,41
1,55
Februari
February
11,26
4,35
5,05
2,05
Maret
March
10,50
4,14
4,83
2,47
April
April
5,64
4,93
5,15
3,20
Mei
May
5,23
5,09
5,18
3,77
Juni
June
2,35
4,71
4,91
4,35
Juli
July
-0,25
4,69
5,47
4,45
Agustus
August
1,28
4,83
4,30
7,27
September
September
0,13
4,98
4,43
7,85
Oktober
October
-1,49
5,41
4,51
6,57
November
November
-0,18
4,68
3,03
6,89
Desember
December
0,44
4,38
3,09
6,17
436
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
1,74
2,36
3,01
6,00
Februari
February
1,70
2,07
3,04
5,77
Maret
March
2,78
2,32
2,95
5,52
April
April
3,28
1,89
2,72
4,51
Mei
May
3,71
1,98
2,28
4,43
Juni
June
2,95
1,83
2,26
3,51
Juli
July
2,96
1,39
1,20
2,72
Agustus
August
2,76
3,70
0,05
3,05
September
September
2,50
5,16
-1,01
2,75
Oktober
October
2,41
5,11
-0,30
2,44
November
November
2,58
4,92
-0,48
2,32
Desember
December
2,70
4,45
-0,58
2,35
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
437
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.19
Table
Rata-rata Indeks Harga yang Diterima (It),

Indeks Harga yang Dibayar (Ib) dan Nilai Tukar Petani
(NTP) Menurut Subsektor di Provinsi Banten
(2007=100), 2010 2012
Average Indices of Prices Received by Farmers (It),
by Subsector in Banten Province (2007=100),
2010 2012
2010
Subsektor
Subsector
(1)
Rata-rata
Januari - Juni 2012 /
Average of
January - June 2012
2011
It
Ib
NTP
It
Ib
NTP
It
Ib
NTP
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
Tanaman Pangan
Food Crop
128,31 128,21 100,07 140,97 134,30 104,96 150,72 137,54 109,58
Tanaman Holtikultura
Holticulture
134,25 126,68 105,98 144,48 132,56 108,99 149,81 135,75 110,35
Tanaman Perkebunan
Rakyat / Smallholders
Estate Crops
129,50 126,66 102,24 136,20 132,28 102,97 140,97 135,16 104,30
Peternakan
Animal Husbandary
131,12 124,04 105,71 131,95 129,44 101,94 133,91 132,08 101,38
Perikanan
Fishery
125,94 129,94
NTP Gabungan
Composite FTT
96,93 132,16 135,37
97,63 135,69 138,28
98,13
129,81 127,44 101,86 139,74 133,33 104,81 146,88 136,44 107,65
438
BAB XII
HARGA-HARGA
Tabel
12.20
Table
Indeks Harga yang Diterima (It), Indeks Harga yang

Dibayar (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP)
Bulanan di Provinsi Banten (2007=100), 2010-2011
Indices of Prices Received by Farmers (It),
by Month in Banten Province (2007=100), 2010-2011
2010
Bulan
Month
2011
It
Ib
NTP
It
Ib
NTP
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Januari
January
124,98
124,57
100,33
137,32
132,67
103,50
Februari
February
125,50
125,20
100,24
137,57
132,33
103,96
Maret
March
125,13
124,99
100,11
137,69
131,96
104,34
April
April
125,55
125,11
100,35
137,26
131,56
104,33
Mei
May
126,37
125,32
100,84
137,53
131,94
104,24
Juni
June
127,60
126,12
101,18
137,79
132,67
103,86
Juli
July
131,13
127,08
103,19
139,36
133,20
104,63
Agustus
August
132,30
128,55
102,92
140,99
134,27
105,00
September
September
133,86
129,84
103,09
141,75
134,42
105,45
Oktober
October
133,53
130,02
102,70
142,27
134,69
105,63
November
November
135,13
130,78
103,33
143,41
135,12
106,13
Desember
December
136,64
131,75
103,71
143,96
135,12
106,54
129,81
127,44
101,86
139,74
133,33
104,81
(1)
Rata-rata
439
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.21
Table
Nilai Tukar Petani (NTP) Bulanan di Provinsi Banten

Menurut Subsektor (2007=100), 2011
Monthly Farmers Term of Trade (NTP)
by Subsector in Banten Province (2007=100), 2011
Tanaman
Tanaman
Perkebunan Peternakan
Holtikultura
Rakyat
Animal
Holticulture Smallholders Husbandary
Estate Crops
Perikanan
Fishery
NTP
Gabungan
Composite
NTP
(6)
(7)
Bulan
Month
Tanaman
Pangan
Food Crop
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
103,24
107,88
100,67
103,13
96,12
103,50
Februari
February
103,91
108,48
100,98
102,93
95,71
103,96
Maret
March
104,33
109,09
101,31
102,47
96,50
104,34
April
April
104,02
109,46
101,57
102,32
97,63
104,33
Mei
May
103,53
109,62
102,91
101,86
98,75
104,24
Juni
June
103,37
108,17
103,61
101,57
98,57
103,86
Juli
July
104,60
109,05
103,29
101,60
97,82
104,63
Agustus
August
105,59
108,67
102,56
101,38
97,86
105,00
September
September
105,72
109,88
104,06
101,02
98,65
105,45
Oktober
October
106,08
109,64
104,59
101,29
98,09
105,63
November
November
107,12
108,88
105,24
101,90
97,97
106,13
Desember
December
107,89
109,11
104,68
101,83
97,83
106,54
440
BAB XII
HARGA-HARGA
Tabel
12.22
Table
Inflasi di Daerah Perdesaan di Provinsi Banten

(2007=100), 2010 - Juni 2012
Rural Inflation Rate in Banten Province
by Expenditure Groups (2007=100), 2010 - June 2012
Juni / June 2012

Kelompok Pengeluaran
Expenditure Groups
2010
(1)
(2)
2011
Tahun Kalender
Calender Year
y on y
(3)
(4)
(5)
10,36
1,25
1,02
3,67
Makanan Jadi, Minuman,

Rokok dan Tembakau
Prepared Food, Beverages and
Tobacco Products
7,36
3,61
2,83
4,58
Perumahan/Air/Listrik/Gas
dan Bahan Bakar
Housing/Water/Electricity/
Gas and Fuel
2,63
4,09
1,14
1,84
Sandang
Clothing
5,09
5,45
1,46
5,14
Kesehatan
Health
4,56
5,58
2,46
5,43
Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga
Education, Recreation
and Sport
1,69
3,19
1,69
3,63
Transportasi dan Komunikasi

Transportation and
Communication
0,50
1,68
0,21
0,57
7,11
2,69
1,52
3,66
Bahan Makanan
Food
Umum / General
441
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.23
Table
Inflasi Bulanan di Daerah Perdesaan

Monthly Rural Inflation Rate
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
1,28
0,31
0,08
0,76
Februari
February
-1,07
-0,02
0,46
0,26
Maret
March
-0,92
0,01
0,34
-0,34
April
April
-1,30
0,06
0,61
0,40
Mei
May
0,00
0,59
1,20
0,18
Juni
June
0,69
0,92
0,65
0,48
Juli
July
0,77
0,21
0,13
0,34
Agustus
August
1,65
0,41
0,08
1,12
September
September
-0,22
0,22
0,46
0,77
Oktober
October
0,21
0,27
-0,32
0,63
November
November
0,68
0,19
0,15
0,29
Desember
December
-0,47
0,39
0,18
0,42
442
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,62
0,51
0,93
0,80
Februari
February
0,54
0,16
0,03
-0,38
Maret
March
0,46
0,02
0,02
-0,38
April
April
0,37
0,17
0,00
-0,43
Mei
May
0,55
0,00
0,08
0,31
Juni
June
0,03
0,38
0,25
0,66
Juli
July
0,33
0,68
-0,06
0,46
Agustus
August
0,83
1,05
0,01
0,98
September
September
0,67
-0,08
0,03
0,09
Oktober
October
0,19
0,06
0,37
0,21
November
November
0,37
0,16
0,00
0,40
Desember
December
0,48
0,02
0,01
-0,04
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
443
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.24
Table
Inflasi Tahun Kalender di Daerah Perdesaan

Calender Year Inflation Rate in Rural Areas
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
1,28
0,31
0,08
0,76
Februari
February
0,20
0,29
0,54
1,02
Maret
March
-0,72
0,30
0,88
0,68
April
April
-2,02
0,36
1,50
1,08
Mei
May
-2,02
0,95
2,71
1,27
Juni
June
-1,34
1,88
3,38
1,75
Juli
July
-0,59
2,09
3,51
2,10
Agustus
August
1,05
2,51
3,59
3,25
September
September
0,83
2,73
4,07
4,05
Oktober
October
1,04
3,01
3,74
4,70
November
November
1,72
3,21
3,90
5,00
Desember
December
1,25
3,61
4,09
5,45
444
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
0,62
0,51
0,93
0,80
Februari
February
1,16
0,67
0,95
0,42
Maret
March
1,63
0,69
0,97
0,04
April
April
2,01
0,87
0,97
-0,39
Mei
May
2,56
0,87
1,06
-0,09
Juni
June
2,60
1,25
1,31
0,57
Juli
July
2,94
1,94
1,25
1,03
Agustus
August
3,79
3,01
1,26
2,03
September
September
4,48
2,94
1,29
2,12
Oktober
October
4,68
3,00
1,67
2,33
November
November
5,07
3,17
1,67
2,74
Desember
December
5,58
3,19
1,68
2,69
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
445
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.25
Table
Inflasi Tahun ke Tahun di Daerah Perdesaan

Year on Year Inflation Rate in Rural Areas
Bulan
Month
Bahan Makanan
Food
Makanan Jadi,
Minuman, Rokok
dan Tembakau
Prepared Food,
Beverages and
Tobacco
Products
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Januari
January
10,59
7,05
3,08
5,46
Februari
February
8,16
6,69
2,92
6,47
Maret
March
8,11
6,31
3,18
5,98
April
April
6,75
6,44
3,81
6,12
Mei
May
6,81
6,65
4,91
5,84
Juni
June
5,64
7,64
5,52
6,11
Juli
July
4,63
7,60
5,54
5,88
Agustus
August
4,54
6,22
5,14
5,78
September
September
2,96
5,19
4,82
5,53
Oktober
October
3,63
4,54
4,49
5,32
November
November
3,22
4,28
4,34
4,67
Desember
December
1,25
3,61
4,09
5,45
446
Perumahan/Air/
Listrik/Gas dan
Bahan Bakar
Housing/Water/
Electricity/Gas
and Fuel
Sandang
Clothing
BAB XII
HARGA-HARGA
Bulan
Month
Kesehatan
Health
Pendidikan,
Rekreasi dan
Olahraga
Education,
Recreation and
Sport
(1)
(6)
(7)
(8)
(9)
Januari
January
4,60
1,77
1,55
7,30
Februari
February
4,90
2,60
1,56
6,31
Maret
March
5,33
2,24
1,57
6,17
April
April
5,78
2,42
1,58
5,73
Mei
May
5,72
2,40
1,61
5,90
Juni
June
5,40
2,79
2,86
5,83
Juli
July
5,50
3,18
2,27
5,34
Agustus
August
5,71
3,84
1,80
4,93
September
September
5,31
2,93
0,96
3,84
Oktober
October
4,99
2,96
1,51
3,95
November
November
5,19
3,17
1,68
3,67
Desember
December
5,58
3,19
1,68
2,69
Transportasi dan
Komunikasi
Transportation
and
Communication
Umum
General
447
PRICES
CHAPTER XII
Tabel
12.26
Table
Perkembangan Harga Gabah Kering Panen

Menurut Bulan di Provinsi Banten (rupiah/kg),
2010-2012
Trend of Dry Unhusked Rice Prices by Month
in Banten Province (rupiahs/kg), 2010-2012
di Tingkat Petani
in Farmer
Bulan
Month
di Penggilingan
in Mill
2010
2011
2012
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Januari / January
2 908
2 883
4 550
2 988
2 997
4 700
Februari / February
2 745
2 515
3 117
2 851
2 605
3 321
2 261
2 649
3 240
2 328
2 685
3 332
(1)
Maret / March
April / April
2 553
3 006
3 288
2 639
3 095
3 367
Mei / May
2 567
2 938
3 727
2 628
3 038
3 823
Juni / June
2 757
2 898
3 836
2 827
2 961
3 957
Juli / July
2 413
3 054
2 525
3 142
Agustus / August
2 799
3 187
2 881
3 231
2 914
3 583
3 028
3 727
3 087
3 484
3 196
3 630
November / November
3 300
4 004
3 365
4 077
Desember / December
2 889
3 783
2 971
3 862
2 766
3 165
3 626
2 852
3 254
3 750
Oktober / October
Ratarata / Average

Catatan / Note : Harga yang dimaksud adalah rata-rata harga gabah untuk kualitas Padi IR 64 dan Ciherang
The prices is average of unhusked rice with IR 64 and Ciherang Paddy quality
448
13
PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK
Population Expenditure and Consumption
BAB XIII
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Data pengeluaran dan konsumsi

penduduk menurut kelompok
barang diperoleh dari Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) Panel
BPS pada Maret 2010 yang
berbasiskan rumahtangga.
1. Data on consumer expenditure

and consumption by commodity
group of expenditure are obtained
from the National Socio-Economic
Survey (Susenas) Panel March
2010 based on household.
2. Pengeluaran / konsumsi rumahtangga yang dicakup dalam

Susenas Panel - Maret 2010,
dibedakan atas konsumsi makanan
dan bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang baik itu berasal
dari pembelian, produksi sendiri
maupun pemberian. Sedangkan
pengeluaran rumahtangga terbatas
pada pengeluaran untuk kebutuhan
rumahtangga saja, tidak termasuk
pengeluaran untuk keperluan usaha
atau yang diberikan kepada pihak
lain.
2. The data of consumption/

expenditure collected in Susenas
Panel are divided into two groups,
namely food and non-food
consumption regardless of origin
whether it comes from purchases,
own production or delivery.
Meanwhile, household spending is
limited to expenditures for household needs only, not including
expenses for business purposes or
given to other parties.
3. Pengeluaran / konsumsi makanan

dirinci menjadi 215 komoditi,
masing-masing dikumpulkan data
kuantitas dan nilainya.
3. Consumption/expenditure on food
covers 215 commodities, both
quantity data and values are
collected.
4. Untuk konsumsi bukan makanan

pada umumnya yang dikumpulkan
hanya data nilainya, kecuali untuk
beberapa jenis pengeluaran tertentu,
seperti penggunaan listrik, air, gas,
dan bahan bakar minyak (BBM)
yang juga dikumpulkan kuantitasnya.
4. For consumption of nonfood, the

data collected in general are only
their values, except for certain
types of expenditure, such as
electricity, water, gas, fuel, which
are also collected for their
quantity data.
451
POPULATION EXPENDITURE AND CONSUMPTION
5. Pengeluaran
untuk
konsumsi
makanan dihitung selama seminggu
terakhir, sedangkan konsumsi
bukan makanan sebulan dan
setahun terakhir. Baik pengeluaran
untuk konsumsi makanan maupun
bukan makanan (pengeluaran
setahun) selanjutnya dikonversikan
ke dalam pengeluaran rata-rata
sebulan. Angka-angka konsumsi/
pengeluaran per kapita diperoleh
dari hasil bagi konsumsi seluruh
rumahtangga (baik mengkonsumsi
makanan maupun tidak) terhadap
jumlah penduduk.
452
CHAPTER XIII
5. Expenditures for food consumption is calculated during last

week, while non-food consumption is calculated for last month
and last year. Both the
expenditure for food and non food
consumption (spending a year)
and then translated into an
average monthly expenditure. The
figures of expenditure per capita
consumption is obtained from the
results for all households
(whether or not to consume
foods) to total population.
BAB XIII
13.1 PENGELUARAN PENDUDUK

POPULATION EXPENDITURE
Tabel
13.1.1
Table
Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan

Menurut Kelompok Barang di Provinsi Banten
(rupiah), 2010 dan 2011
Average monthly per Capita Expenditure
by Commodity Group in Banten Province
(rupiahs), 2010 and 2011
Kelompok Barang
Commodity Group
(1)
Kota
Urban
Desa
Rural
Kota+Desa
Urban+Rural
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
34 445
1 711
22 758
16 992
26 492
19 152
8 692
17 193
10 039
9 757
6 571
9 010
38 745
1 907
23 766
13 766
19 640
22 610
7 893
14 200
10 833
9 318
6 440
7 118
114
486
37 901
Padi-padian / Cereals
Umbi-umbian / Tubers
Ikan / Fish
Daging / Meat
Telur dan susu / Eggs & milk
Sayur-sayuran / Vegetables
Kacang-kacangan / Legumes
Buah-buahan / Fruits
Minyak dan lemak / Oil & fats
Bahan minuman / Beverages stuffs
Bumbu-bumbuan / Spices
Konsumsi lainnya / Misc. food item
Makanan & minuman jadi 1)
Prepared food & beverages 1)
Tembakau dan sirih / Tobacco & betel
Jumlah makanan
Total of food
Perumahan dan fasilitas perumahan
Housing & household facility
Aneka barang & jasa / Goods & services
Pakaian dan alas kaki / Clothing & footwear
Barang tahan lama / Durable goods
Pajak dan asuransi / Taxes & insurances
Keperluan pesta / Parties
Jumlah bukan makanan
Total of non-food
34 491
1 932
24 931
16 988
24 664
23 554
8 131
16 856
11 227
9 232
6 426
8 035
48 470
1 368
17 232
7 118
9 710
15 741
6 938
10 593
7 936
9 598
5 032
6 236
47 254
1 857
21 435
7 320
9 591
20 721
7 416
8 888
10 046
9 490
6 468
5 283
40 027
1 574
20 558
13 062
19 813
17 795
7 994
14 566
9 202
9 694
5 958
7 906
124 356 140 065
55 592
63 317
96 988
32 952
43 302
31 759
470 739 460 829
160 440 174 402 347 242 365 364
Jumlah / Total
808 876 822 562
394 956 436 790 644 138 693 987
30 969
35 201
338 137 361 733 234 516 262 388 296 896 328 623
168 253 171 643
65 498
73 795 127 357 139 031
175 720 160 052

26 220 12 621
71 650 89 154
16 384 14 263
12 512 13 096
50 903
13 694
23 922
2 386
4 037
63 365 126 044 127 827

5 311 21 235 10 185
26 184 52 654 68 166
2 482 10 813 10 336
3 265
9 139
9 819
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2010 dan 2011
BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2010 and 2011
Catatan / Note
1)
Termasuk minuman yang mengandung alkohol / Including alcoholic beverages
453
Tabel
13.1.2
Table
CHAPTER XIII
Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan

Menurut Kelompok Barang di Provinsi Banten
(rupiah), 2010 dan 2011
Percentage of Monthly Average per Capita Expenditure
by Commodity Group in Banten Province
(rupiahs), 2010 and 2011
Kelompok Barang
Commodity Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah makanan
Total of food
Jumlah bukan makanan
Total of non-food
Jumlah / Total
Kota
Urban
Desa
Rural
Kota+Desa
Urban+Rural
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
4,26
0,21
2,81
2,10
3,28
2,37
1,07
2,13
1,24
1,21
0,81
1,11
4,19
0,23
3,03
2,07
3,00
2,86
0,99
2,05
1,37
1,12
0,78
0,98
12,27
0,35
4,36
1,80
2,46
3,99
1,76
2,68
2,01
2,43
1,27
1,58
10,82
0,42
4,91
1,68
2,20
4,74
1,70
2,03
2,30
2,17
1,48
1,21
6,21
0,24
3,19
2,03
3,08
2,76
1,24
2,26
1,43
1,50
0,92
1,23
5,58
0,27
3,42
1,98
2,83
3,26
1,14
2,05
1,56
1,34
0,93
1,03
15,37
17,03
14,08
14,50
15,06
16,50
3,83
4,28
8,34
9,91
4,93
5,46
41,80
43,98
59,38
60,07
46,09
47,36
20,80
20,87
16,58
16,89
19,77
20,03
21,72
3,24
8,86
2,03
1,55
19,46
1,53
10,84
1,73
1,59
12,89
3,47
6,06
0,60
1,02
14,51
1,22
5,99
0,57
0,75
19,57
3,30
8,17
1,68
1,42
18,42
1,47
9,82
1,49
1,41
56,54
56,02
40,62
39,93
53,91
52,64
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Catatan / Note
454
1)
BAB XIII
Tabel
13.1.3
Table

di Daerah Perkotaan Menurut Kelompok Barang
dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
Average Monthly per Capita Expenditure
in Urban Areas by Commodity Group
and Monthly per Capita Expenditure Class
in Banten Province (rupiahs), 2011
Kelompok Barang
Commodity Group
(1)
Golongan pengeluaran per kapita sebulan

Monthly per capita expediture class
Kurang dari
100.000
100.000 149.000
150.000 199.999
(2)
(3)
(4)
200.000 299.999
(5)
Ikan / Fish
Daging / Meat
32 143
1 607
1 929
3 214
2 679
3 214
750
13 393
39 834
652
8 324
475
4 689
9 326
4 901
2 407
3 861
3 393
1 910
3 074
34 264
1 066
9 072
3 200
6 799
11 856
6 619
3 657
6 105
4 793
2 719
4 098
10 018
29 626
36 178
11 786
16 213
18 229
Jumlah makanan / Total of food
80 733
128 685
148 655
17 708
26 986
52 267
30 833
2 988
-
21 990
2 455
1 615
331
2 319
44 743
2 286
2 153
1 318
737
Jumlah bukan makanan / Total of non-food
51 529
55 696
103 504
Jumlah / Total
132 262
184 381
252 159

455
CHAPTER XIII
Kelompok Barang
Commodity Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat

Rata-rata
per kapita
Per capita
750.000 - 1.000.000
average
999.999 dan lebih
300.000 499.999
500.000 749.999
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
34 488
1 566
15 366
6 752
14 609
18 083
8 304
6 334
8 718
6 794
4 644
6 623
34 155
1 791
22 610
16 422
21 072
23 175
8 537
12 542
11 054
9 383
6 502
8 467
33 729
2 467
29 332
21 311
27 552
27 433
7 660
20 212
14 291
10 623
7 646
9 839
34 881
2 688
43 946
34 112
47 454
34 357
8 754
38 060
15 450
13 518
9 711
10 358
34 491
1 932
24 931
16 988
24 664
23 554
8 131
16 856
11 227
9 232
6 426
8 035
76 379
118 535
175 033
268 724
140 065
28 045
36 616
44 838
45 760
35 201
236 705
330 861
431 966
607 773
361 733
79 411
136 405
209 124
353 850
171 643
63 225
3 730
6 316
3 453
1 200
107 808
9 070
18 297
6 352
5 146
155 599
15 853
34 256
11 052
7 336
384 129
29 690
326 159
42 674
43 588
160 052
12 621
89 154
14 263
13 096
157 335
283 078
433 220 1 180 090
460 829
Jumlah / Total
394 040
613 939
865 186 1 787 863
822 562

Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2011
BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey March 2011
Catatan / Note
456
1)
BAB XIII
Tabel
13.1.4
Table

di Daerah Perdesaan Menurut Kelompok Barang
dan Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan
in Rural Areas by Commodity Group
Kelompok Barang
Commodity Group
(1)

Kurang dari
100.000
100.000 149.000
150.000 199.999
(2)
(3)
(4)
200.000 299.999
(5)
Ikan / Fish
Daging / Meat
40 398
839
7 875
222
3 468
6 283
2 996
1 197
3 183
5 271
2 336
1 914
41 787
1 404
9 017
5 121
6 136
9 264
3 401
2 557
4 676
5 019
2 922
2 892
51 347
1 622
12 673
3 394
4 951
15 126
6 718
4 130
6 649
8 810
4 331
3 730
9 209
17 372
25 779
6 789
10 710
24 928
91 980
122 278
174 188
23 451
30 741
38 674
11 181
2 999
932
146
-
19 346
1 925
904
144
738
28 587
2 888
1 479
757
1 746
38 709
53 798
74 131
130 689
176 076
248 319

Jumlah / Total
457
CHAPTER XIII
Kelompok Barang
Commodity Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah / Total

Rata-rata
per kapita
Per capita
300.000 - 500.000 - 750.000 - 1.000.000
average
499.999 749.999
999.999 dan lebih
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
47 023
1 329
20 633
5 765
8 744
19 729
6 915
7 320
10 156
8 914
6 536
5 051
46 206
3 325
33 439
12 489
13 907
31 908
10 508
14 100
14 416
11 448
9 513
6 792
43 957
1 183
36 268
14 982
17 418
28 779
9 675
22 601
16 883
15 117
9 592
9 304
41 023
2 770
35 328
20 317
26 089
25 095
6 567
27 648
13 141
12 202
8 262
10 873
47 254
1 857
21 435
7 320
9 591
20 721
7 416
8 888
10 046
9 490
6 468
5 283
56 783
105 020
145 136
170 599
63 317
44 293
62 408
99 611
65 250
43 302
249 191
375 479
470 506
465 164
262 388
66 097
96 272
162 904
257 891
73 795
52 254
5 082
6 946
1 283
3 250
86 011
7 451
19 461
3 666
3 518
119 681
8 302
56 194
5 103
3 693
309 024
15 506
415 342
20 738
16 248
63 365
5 311
26 184
2 482
3 265
134 912
216 379
355 877 1 034 749
174 402
384 103
591 858
826 383 1 499 913
436 790
Catatan / Note
458
1)
BAB XIII
Tabel
13.1.5
Table

di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Menurut
Kelompok Barang dan Golongan Pengeluaran
per Kapita Sebulan di Provinsi Banten (rupiah), 2011
in Urban and Rural Areas by Commodity Group
Kelompok Barang
Commodity Group
(1)

Kurang dari
100.000
100.000 149.000
150.000 199.999
(2)
(3)
(4)
200.000 299.999
(5)
Ikan / Fish
Daging / Meat
39 570
755
7 084
200
3 281
5 846
3 018
1 077
3 133
5 064
2 177
3 066
40 980
1 094
8 731
3 202
5 539
9 290
4 020
2 495
4 339
4 348
2 504
2 967
43 742
1 374
11 070
3 308
5 774
13 670
6 674
3 919
6 407
7 021
3 613
3 894
9 290
22 433
30 409
7 291
12 983
21 945
90 852
124 925
162 820
22 875
29 190
44 726
13 154
2 698
838
431
-
20 438
2 144
1 198
222
1 391
35 780
2 620
1 779
1 007
1 297
39 996
54 583
87 209
130 848
179 508
250 2029

Jumlah / Total
459
CHAPTER XIII
Kelompok Barang
Commodity Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah / Total

Rata-rata
per kapita
Per capita
300.000 - 500.000 - 750.000 - 1.000.000
average
499.999 749.999
999.999 dan lebih
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
39 745
1 467
17 575
6 338
12 149
18 773
7 721
6 747
9 321
7 683
5 438
5 964
37 731
2 246
25 823
15 255
18 946
25 766
9 122
13 005
12 052
9 996
7 395
7 970
35 050
2 301
30 228
20 493
26 243
27 607
7 921
20 521
14 626
11 204
7 897
9 770
35 363
2 695
43 270
33 029
45 778
33 630
8 583
37 243
15 269
13 415
9 598
10 398
38 745
1 907
23 766
13 766
19 640
22 610
7 893
14 200
10 833
9 318
6 440
7 118
68 160
114 160
171 170
261 024
114 486
34 860
44 269
51 914
47 290
37 901
241 941
343 736
436 945
596 585
328 623
73 827
124 497
203 153
346 320
139 031
58 623
4 297
6 580
2 543
2 060
101 341
8 590
18 643
5 555
4 663
150 959
14 877
37 090
10 283
6 865
378 235
28 577
333 157
40 953
41 442
127 827
10 185
68 166
10 336
9 819
147 930
263 289
423 227 1 168 684
365 364
389 871
607 025
860 172 1 765 269
693 987
Catatan / Note
460
1)
BAB XIII
Tabel
13.1.6
Table
Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita dan

Indeks Gini di Provinsi Banten, 2002-2011
Distribution of per Capita Expenditure and Gini Index
in Banten Province, 2002- 2011
Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita (persen)

Distribution of per Capita Expediture (percent)
Tahun /
Year
40% Penduduk
40% Penduduk
20% Penduduk
Berpengeluaran
Berpengeluaran
Berpengeluaran
Rendah /
Menengah /
Tinggi /
40% Population
40% Population
20% Population
with
with
with
Low Expenditure Medium Expenditure High Expenditure
Indeks Gini /
Gini Index
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2002
20,08
38,31
41,61
0,33
2005
18,79
36,36
44,85
0,36
2007
18,66
36,44
44,90
0,37
2008
19,54
37,83
42,63
0,34
2009
20,67
36,91
42,42
0,37
2010
17,80
34,85
47,35
0,42
2011
17,19
34,93
47,88
0,40
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2002-2007 dan
Maret 2008-2011
BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey, 2002-2007 and
March 2008-2011
461
CHAPTER XIII
13.2 KONSUMSI KALORI DAN PROTEIN

CALORY AND PROTEIN CONSUMPTION
Tabel
13.2.1
Table
Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari

Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten
(kkal), 2010 dan 2011
Daily Average per Capita Calory Consumption
by Food Group in Banten Province (kcal), 2010 and 2011
Kelompok Makanan
Food Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah / Total
Kota
Urban
Desa
Rural
Kota+Desa
Urban+Rural
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
755,79
15,77
43,71
73,20
86,99
31,94
64,33
36,01
240,64
76,83
17,33
89,72
756,30 1 059,88 1 128,75

20,72
31,68
40,38
44,83
44,48
47,23
69,63
29,49
34,68
79,08
36,14
37,38
29,61
36,19
37,72
60,95
55,88
58,39
35,23
43,57
45,75
226,62
198,19 220,67
72,90
76,53
87,27
19,13
20,85
25,91
77,50
57,31
52,73
876,82
22,10
44,02
55,81
66,75
33,63
60,97
39,02
223,74
76,71
18,73
76,82
880,43
27,27
45,63
57,98
65,18
32,31
60,10
38,74
224,64
77,69
21,39
69,24
410,49
418,63
369,13
386,94
306,58
323,55
1 942,75 1 911,13 1 996,77 2 140,41 1 964,25 1 987,54
Catatan / Note
462
1)
BAB XIII
Tabel
13.2.2
Table
Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari

Menurut Kelompok Makanan di Provinsi Banten
(gram), 2010 dan 2011
Daily Average per Capita Protein Consumption
by Food Group in Banten Province (gram),
2010 and 2011
Kelompok Makanan
Food Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah / Total
Kota
Urban
Desa
Rural
Kota+Desa
Urban+Rural
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
17,73
0,21
7,76
4,72
4,82
1,78
6,08
0,46
0,08
1,22
0,71
1,86
17,74
0,21
7,97
4,57
4,32
1,72
5,74
0,39
0,08
1,30
0,77
1,58
24,83
0,25
7,32
1,85
2,11
2,16
5,03
0,51
0,16
1,22
0,95
1,20
26,44
0,32
7,81
2,16
2,19
2,19
5,45
0,46
0,14
1,33
1,21
1,12
20,56
0,22
7,58
3,58
3,75
1,93
5,67
0,48
0,11
1,22
0,81
1,60
20,64
0,25
7,92
3,76
3,61
1,87
5,64
0,42
0,10
1,31
0,92
1,43
13,01
12,86
7,57
8,27
10,85
11,33
60,44
59,26
55,16
59,08
58,36
59,20
Catatan / Note
1)
463
Tabel
13.2.3
Table
Rata-rata Konsumsi Kalori per Kapita Sehari (kkal)

Menurut Kelompok Makanan dan
Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah)
Daily Average per Capita Calory Consumption (kcal)
by Food Group and Monthly per Capita Expenditure
Class (rupiahs) in Banten Province, 2011
Kelompok Makanan
Food Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah / Total
464
CHAPTER XIII

Kurang dari
100.000
(2)
-
100.000 149.000
150.000 199.999
200.000 299.999
(3)
(4)
1 052,28
22,88
20,90
1,14
10,68
29,43
20,06
7,46
83,01
44,08
9,70
55,52
1 033,54
24,91
26,91
20,34
24,24
21,93
31,96
26,49
119,65
43,63
9,67
33,01
1 033,69
35,48
33,55
16,53
24,61
29,24
50,70
35,12
176,72
62,04
18,44
41,86
(5)
155,36
205,27
229,69
1 512,50
1 621,55
1 787,67
BAB XIII
Kelompok Makanan
Food Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah / Total

Rata-rata
per kapita
Per capita
750.000 - 1.000.000
average
999.999 dan lebih
300.000 499.999
500.000 749.999
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
943,43
28,81
40,49
32,59
48,49
30,90
59,14
31,81
210,85
71,82
21,23
60,58
847,56
29,06
48,80
69,19
71,26
34,88
65,44
34,47
247,98
83,98
22,03
77,74
753,61
21,62
52,66
93,57
95,02
31,95
63,70
45,94
263,00
89,24
21,19
90,25
710,47
18,52
61,89
114,62
116,19
36,56
67,91
58,78
264,79
96,38
26,23
93,95
880,43
27,27
45,63
57,98
65,18
32,31
60,10
38,74
224,64
77,69
21,39
69,24
344,79
417,51
481,08
553,17
386,94
1 924,93
2 049,90
2 102,83
2 219,46
1 987,54
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2011
BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey 2011
Catatan / Note
1)
465
Tabel
13.2.4
Table
Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita Sehari (gram)

Menurut Kelompok Makanan dan
Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (rupiah)
Daily Average per Capita Protein Consumption (gram)
by Food Group and Monthly per Capita Expenditure
Class (rupiahs) in Banten Province, 2011
Kelompok Makanan
Food Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah / Total
466
CHAPTER XIII

Kurang dari
100.000
(2)
100.000 149.000
150.000 199.999
200.000 299.999
(3)
(4)
24,65
0,15
3,42
0,07
0,85
1,98
1,98
0,10
0,03
0,61
0,52
0,87
24,20
0,19
4,35
1,19
1,78
1,42
2,97
0,23
0,07
0,53
0,53
0,70
24,21
0,27
5,64
1,09
1,59
1,71
4,69
0,35
0,07
1,00
0,91
0,88
(5)
2,97
4,87
5,67
38,20
43,03
48,08
BAB XIII
Kelompok Makanan
Food Group
(1)
Ikan / Fish
Daging / Meat
Jumlah / Total

Rata-rata
per kapita
Per capita
750.000 - 1.000.000
average
999.999 dan lebih
300.000 499.999
500.000 749.999
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
22,11
0,24
6,83
2,06
2,70
1,77
5,60
0,33
0,11
1,25
0,91
1,28
19,89
0,28
8,44
4,39
3,87
2,01
6,21
0,37
0,11
1,40
0,92
1,63
17,67
0,24
9,43
5,98
5,11
1,80
5,93
0,49
0,09
1,57
0,86
1,78
16,67
0,24
11,19
7,75
6,29
2,15
6,30
0,69
0,10
1,60
1,04
1,88
20,64
0,25
7,92
3,76
3,61
1,87
5,64
0,42
0,10
1,31
0,92
1,43
9,25
11,79
15,24
18,83
11,33
54,44
61,31
66,19
74,73
59,20
Sumber / Source : BPS RI, diolah dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel 2011
BPS Statistics of Indonesia, based on on Panel National Socio Economic Survey 2011
Catatan / Note
1)
467
CHAPTER XIII
13.3 KETERSEDIAAN PANGAN

FOOD AVAILABILITY
Tabel
13.3.1
Table
Perkembangan Persediaan Beras

Trend of Rice Stock in Banten Province (ton), 2011
Bulan
Month
Stok
Awal
Pre Stock
Pemasukan
In
Stok
Dikuasai
Stock
Controlled
Pengeluaran
Out
Stok
Akhir
Final
Stock
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
5 358,40
11 533,60
16 892,00
3 232,83
13 659,17
13 659,17
10 377,30
24 036,47
19 058,60
4 977,87
4 977,87
58 352,70
63 330,57
12 369,05
50 961,53
April / April
50 961,53
47 712,65
98 674,17
9 425,07
89 249,10
Mei / May
89 249,10
6 165,14
95 414,24
14 710,34
80 703,90
Juni / June
80 703,90
6 757,03
87 460,93
12 708,46
74 752,47
Juli / July
74 752,47
3 161,81
77 914,28
16 638,77
61 275,51
Agustus / August
61 275,51
6 000,00
67 275,51
20 840,71
46 434,80
46 434,80
23 736,65
70 171,45
35 371,89
34 799,56
Oktober / October
34 799,56
21 058,57
55 858,13
22 465,27
33 392,86
November / November
33 392,86
16 004,71
49 397,57
13 047,56
36 350,01
Desember / December
36 350,01
19 069,60
55 419,61
26 366,94
29 052,67
Januari / January
Februari / February
Maret / March
Sumber / Source : Bulog Subdivre di Provinsi Banten

Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency in Banten Province
468
BAB XIII
Tabel
13.3.2
Table
Laporan Kontrak dan Realisasi Pengadaan Beras

Report of Actual Procurement and Contract of Rice
in Banten Province (ton), 2010-2011
2010
Mitra Kerja
Contractors
2011
Kontrak
Contract
(ton)
Realisasi
Realization
(ton)
Kontrak
Contract
(ton)
Realisasi
Realization
(ton)
(2)
(3)
(4)
(6)
Sub Dolog Serang

Mitra Kerja ada DN
Satgas
UPGB
Sub Jumlah/Total
7 485
360
7 845
7 374
360
7 734
855
855
855
855
Sub Dolog Lebak

Mitra Kerja ada DN
Satgas
UPGB
Sub Jumlah/ Total
10 590
90
10 680
10 590
90
10 680
4 073
60
4 133
3 978
60
4 038
Sub Dolog Tangerang

Mitra Kerja ada DN
Satgas
UPGB
Sub Jumlah/ Total
10 090
10 090
9 931
9 931
1 000
1 000
992
992
Total Dolog Banten

Mitra Kerja ada DN
Satgas
UPGB
Jumlah/ Total
28 165
360
90
28 615
27 895
360
90
28 345
5 928
60
5 988
5 825
60
5 885
(1)
Sumber / Source : Bulog Subdivre di Provinsi Banten

Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency in Banten Province
469
Tabel
13.3.3
Table
CHAPTER XIII
Realisasi Penyaluran Raskin (ton)

Realization of Distribution of Rice for Poor Community
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
8 281,89
15 834,59
22 514,91
2. Lebak
20 990,54
24 690,95
28 566,77
3. Tangerang
20 554,29
23 681,83
30 688,40
4. Serang
13 743,18
15 316,21
16 967,15
5. Tangerang
3 190,62
1 279,88
893,63
6. Cilegon
2 592,66
2 754,08
2 872,98
7. Serang
3 081,93
3 358,14
3 656,70
1 041,12
1 643,42
2 914,89
73 476,23
88 559,10
109 075,42
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
Kota / Municipality
Provinsi Banten
Sumber / Source : Perum Bulog Subdivre. Banten

Regional Sub Divisions Office of Logistics Affairs Agency Banten Province
470
14
PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Foreign Trade
BAB XIV
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Sistem pencatatan Statistik Ekspor

dan Impor adalah "General Trade"
dengan wilayah pencatatan meliputi seluruh wilayah kepabeanan
Indonesia. Sebelum tahun 2008,
sistem pencatatan Statistik Impor
adalah "Special Trade" dengan
wilayah
pencatatan
meliputi
seluruh
wilayah
kepabeanan
Indonesia kecuali Kawasan Berikat
yang diperlakukan sebagai luar
negeri.
1. The recording of export and

import statistics is based on
General Trade System covering all
Indonesian customs areas. Before
2008, the recording of import
statistics is based on Special
Trade System, which covers all
Indonesian customs areas except
bounded zone, which are regarded
as "abroad".
2. Pengesahan dokumen kepabeanan

ekspor dan impor dilakukan oleh
Bea dan Cukai berdasarkan
Persetujuan Muat/Bongkar Barang.
2. The legalization of customs export

and import documents is conducted
by the Customs and Excise Office.
3. Data ekspor berasal dari dokumen

kepabeanan BC 3.0 atau yang
disebut dokumen Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) yang diisi
oleh eksportir.
3. The export data are compiled

based on customs export documents BC 3.0 or known as Export
Declarations (PEB), filled by
exporters.
4. Data impor berasal dari dokumen

kepabeanan BC 2.0 atau yang
disebut dokumen Pemberitahuan
Impor Barang (PIB) dan dokumen
kepabeanan BC 2.3 yang mencatat
impor barang dari Luar Negeri ke
Kawasan Berikat.
4. The import data are compiled

based on customs import documents BC 2.0 or known as Import
Declarations Form (PIB) and
customs import documents BC 2.3
which records import goods from
foreign country to Bounded Zones
Area.
5. Barang-barang yang dikirim ke

luar negeri untuk diolah dicatat
sebagai ekspor, sedangkan hasil
olahan yang dikembalikan ke
Indonesia dicatat sebagai impor.
5. Goods send abroad for processing

purposes are recorded as export
while its product sent to Indonesia
are recorded as import.
473
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
6. Barang-barang luar negeri yang

diolah di dalam negeri dicatat
sebagai barang impor meskipun
barang olahan tersebut akan
kembali ke luar negeri.
6. Foreign goods processed in

Indonesia are still recorded as
imports although the products will
be sent to abroad.
7. Barang-barang yang tidak dicakup

dalam pencatatan :
a. Pakaian dan barang-barang
perhiasan penumpang.
b. Barang-barang bawaan
penumpang dari luar negeri
untuk dipakai sendiri, kecuali
lemari es, pesawat televisi dan
sebagainya.
c. Barang-barang untuk keperluan
perwakilan kedutaan suatu
negara.
d. Barang-barang ekspedisi dan
ekshibisi atau pameran.
e. Barang-barang untuk militer,
yang diimpor langsung oleh
angkatan bersenjata.
f. Pembungkus/peti kemas untuk
diisi kembali.
g. Barang-barang contoh
7. The following goods are not

included in the statistics :
a. Clothings and passengers'
jewelry.
b. Luggage of passengers for
own use, except refrigerators,
television sets, etc.
c. Goods imported for the use of
foreign representive
countries/embassies.
d. Goods for expeditions, and
shows or exhibitions.
e. Military goods directly
imported by the Armed Forces
f. Packings/containers to be
refilled.
g. Bank notes and securities
h. Sample goods
8. Sistem
pengolahan
dokumen
impor/ekspor Indonesia adalah
sistem "Carry Over" yaitu dokumen ditunggu selama satu bulan,
setelah bulan berjalan, sedangkan
dokumen-dokumen yang terlambat
akan diolah pada bulan berikutnya.
Dengan demikian dokumen bulanbulan sebelumnya yang terlambat
diterima dan masuk pada bulan
berjalan, diperlakukan sebagai
dokumen bulan pengolahan.
8. The carry-over system is used in

processing Indonesian export and
import documents. Documents are
processed one month after the
current month, while those received
later will be processed for the
succeeding month. This means
previous documents received in the
current month will be treated as
processed documents.
474
BAB XIV
9. Negara utama adalah negara

yang mempunyai nilai ekspor/
impor terbesar.
9. Major country is country which

recorded the biggest of export or
import value.
10. Pelabuhan utama adalah pelabuhan

yang mempunyai nilai ekspor/
impor terbesar.
10. Major port is port which recorded

the biggest of export or import
value.
475
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
Neraca Perdagangan Luar Negeri Provinsi Banten
14.1
(juta US$), 2009-2012
Table
Foreign Trade Balance of Banten Province
(million US$), 2009-2012
Tahun / Year
Nilai Ekspor
Export Value
(FOB)
Nilai Impor
Import Value
(CIF)
Ekspor Neto
Net Export
(1)
(2)
(3)
(4)
2009
5 806,38
5 516,44
289,94
2010
8 365,21
7 675,59
689,62
2011
10 144,12
10 535,84
- 391,72
2012
2 499,42
2 602,43
-103,01
Januari / January
850,27
648,95
201,32
Februari / February
804,33
1 151,33
-347,00
Maret / March
844,82
802,15
42,67
476
BAB XIV
Tabel
Volume Ekspor Provinsi Banten
14.2
Menurut Bulan (Berat bersih : ribu ton), 2009-2011
Table
Volume of Exports of Banten Province
by Month (Net weight : thousand tons), 2009-2011
Bulan / Month
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari / January
331,70
353,76
392,11
Pebruari / February
287,07
294,60
327,12
Maret / March
319,68
498,66
403,87
April / April
277,35
345,37
449,84
Mei / May
297,00
409,89
347,61
Juni / June
280,99
312,32
367,19
Juli / July
287,58
393,65
360,83
Agustus / August
270,95
331,36
415,01
425,00
269,34
369,97
Oktober / October
318,82
472,89
327,04
November / November
354,70
493,66
267,55
Desember / December
310,24
460,59
375,61
3 761,08
4 636,10
4 403,76
Jumlah / Total
477
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
Nilai Ekspor Provinsi Banten
14.3
Menurut Bulan (Nilai FOB : juta US$), 2009-2011
Table
Value of Exports of Banten Province
by Month (FOB value : million US$), 2009-2011
Bulan / Month
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari / January
414,49
622,31
769,09
Pebruari / February
410,75
558,17
719,93
Maret / March
425,55
730,27
836,36
April / April
452,62
678,86
948,18
Mei / May
497,44
727,28
877,65
Juni / June
498,38
682,48
889,57
Juli / July
491,51
700,42
972,44
Agustus / August
484,33
703,80
889,93
520,20
536,89
784,49
Oktober / October
524,10
774,01
805,23
November / November
521,72
820,27
760,99
Desember / December
565,28
830,45
890,25
5 806,38
8 365,21
10 144,12
Jumlah / Total
478
BAB XIV
Tabel
14.4
Menurut Pelabuhan/Bandara Muat
Table
by Port (Net weight : thousand tons), 2009-2011
Pelabuhan / Bandara Muat

Port
2009
2010
2011
(1)
(1)
(2)
(3)
1 678,79
2 088,74
1 953,70
5,71
9,43
11,73
2. Pelabuhan Merak / Merak Port
964,32
1 106,06
964,73
3. Pelabuhan Cigading / Cigading Port
320,40
346,69
503,93
4. Pelabuhan Tanjung Leneng /

Tanjung Leneng Port
386,18
625,39
467,82
5. Pelabuhan Tanjung Sekong /

Tanjung Sekong Port
2,18
1,17
5,49
2 082,29
2 547,36
2 450,06
0,00
0,00
0,00
2 082,18
2 546,61
2 449,85
0,10
0,75
0,20
3 761,08
4 636,10
4 403,76
Banten :
1. Bandara Soekarno-Hatta /
Soekarno - Hatta Airport
Luar Banten / Non Banten :

1. Bandara Halim PK / Halim PK Air Port
2. Pelabuhan Tanjung Priok /
Tanjung Priok Port
3. Pelabuhan Lainnya / Other Port
Jumlah / Total
479
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.5
Menurut Pelabuhan/Bandara Muat
Table
by Port (FOB value: million US$), 2009-2011
Pelabuhan / Bandara Muat

Port
2009
2010
2011
(1)
(1)
(2)
(3)
1 007,84
1 632,62
1 928,42
127,79
206,76
277,99
509,12
765,61
902,58
58,59
138,48
179,79

Tanjung Leneng Port
307,96
517,89
557,86

Tanjung Sekong Port
4,38
3,88
10,21
4 798,53
6 732,59
8 215,70
0,03
0,10
0,14
4 798,32
6 729,28
8 215,08
0,18
3,20
0,48
5 806,38
8 365,21
10 144,12
Banten :
Luar Banten / Non Banten :

1. Bandara Halim PK / Halim PK Air Port
2. Pelabuhan Tanjung Priok /
Tanjung Priok Port
3. Pelabuhan Lainnya / Other Port
Jumlah / Total
480
BAB XIV
Tabel
14.6
Menurut Negara Tujuan (Berat bersih : ribu ton),
Table
2009-2011
by Country of Destination (Net weight : thousand tons),
2009-2011
Negara Tujuan
Country of Destination
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
256,27
466,85
412,23
131,90
68,16
25,59
3,87
0,40
1,43
0,25
305,71
497,68
339,64
154,35
157,91
30,19
4,57
0,92
1,93
0,23
335,03
453,41
250,50
117,86
90,10
27,88
5,04
1,45
1,46
0,10
628,74
208,66
223,55
141,29
42,25
534,97
236,59
362,81
258,22
87,71
686,53
244,04
265,09
173,76
113,14
84,66
39,93
44,66
32,51
47,44
76,01
93,87
34,07
48,97
61,88
57,65
96,32
69,70
29,11
47,24
31,59
30,37
115,05
35,50
40,84
1,21
4,03
12,95
58,08
67,68
33,09
0,96
166,64
14,96
90,20
49,46
62,44
78,45
41,42
12,54
66,93
ASIA
ASEAN
Thailand
Malaysia
Singapura / Singapore
Vietnam / Viet Nam
Filipina / Philippines
Myanmar
Kamboja / Cambodia
Timor Lorosae
Brunei Darussalam
Laos / Lao PDR
Asia Lainnya / Rest of Asia
RRC / China, Peoples Rep. of
Jepang / Japan
Korea Selatan / Korea, Republic of
India
Uni Emirat Arab /
United Arab Emirates
Taiwan / Taiwan, Province of China
Hong Kong / Hong Kong SAR
Arab Saudi / Saudi Arabia
Bangladesh
Srilanka
Lainnya / Others
AFRIKA / AFRICA
Mesir / Egypt
Afrika Selatan / South Africa
Benin
Kenya
Aljazair / Algeria
Lainnya / Rest of Africa
481
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Negara Tujuan
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
89,28
11,88
5,17
111,84
75,87
6,78
235,50
13,66
22,26
212,35
13,89
6,01
230,01
11,33
9,81
217,53
13,87
9,35
Amerika Lainnya / Rest of America

Brazil
Panama
Chili / Chile
Argentina
Peru
Lainnya / Others
21,08
4,03
4,94
3,38
3,39
18,70
49,18
3,68
6,07
5,64
32,83
23,29
41,45
5,20
6,36
6,55
6,89
41,37
EROPA / EUROPE
Uni Eropa / European Union
Belgia / Belgium
Jerman / Germany Federal Republic of
Inggris / United Kingdom
Belanda / Netherlands
Italia / Italy
Prancis / France
Spanyol / Spain
Uni Eropa Lainnya / Others
26,58
27,19
34,94
22,02
22,04
20,05
30,73
28,19
32,92
36,65
37,54
24,30
28,61
14,92
58,79
28,98
40,96
38,73
49,17
30,34
52,73
21,06
20,00
59,28
AUSTRALIA & OCEANIA

Australia
Selandia Baru / New Zealand
Oceania Lainnya / Rest of Oceania
AMERIKA / AMERICA
NAFTA
Amerika Serikat / United States
Meksiko / Mexico
Kanada / Canada
482
BAB XIV
Negara Tujuan
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
48,40
6,84
2,19
8,57
45,36
10,08
3,49
8,44
38,72
13,57
7,80
11,74
3 761,08
4 636,10
4 403,76
Eropa Lainnya / Rest of Europe

Turki / Turkey
Federasi Rusia / Russian Federation
Ukrainia / Ukraine
Lainnya / Others
Jumlah / Total
483
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.7
Menurut Negara Tujuan (Nilai FOB : juta US$),
Table
2009-2011
by Country of Destination (FOB value : million US$),
2009-2011
Negara Tujuan
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
264,12
353,15
362,69
160,73
119,65
13,76
2,84
0,57
2,33
0,42
472,93
513,61
348,75
232,96
254,78
20,15
4,86
1,76
1,90
0,63
697,78
613,52
332,13
244,57
226,75
23,10
7,53
2,60
1,49
0,13
462,78
444,80
240,37
120,11
62,01
662,23
626,68
398,29
244,60
109,79
928,02
828,31
426,10
185,57
164,72
90,06
88,88
40,01
32,46
42,41
92,08
110,76
101,77
70,40
62,21
59,06
117,86
118,33
107,91
96,41
47,81
44,64
150,40
40,35
48,83
1,33
5,10
27,81
70,45
76,55
52,50
1,32
115,18
43,34
92,06
98,24
93,06
78,98
40,57
36,42
101,16
ASIA
ASEAN
Thailand
Malaysia
Vietnam / Viet Nam
Myanmar
Kamboja / Cambodia
Timor Lorosae
Brunei Darussalam
Laos / Lao PDR
Jepang / Japan
India
Uni Emirat Arab /
Hong Kong / Hong Kong SAR
Bangladesh
Srilanka
Lainnya / Others
AFRIKA / AFRICA
Mesir / Egypt
Benin
Kenya
Aljazair / Algeria
484
BAB XIV
Negara Tujuan
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
108,41
17,95
9,98
147,72
43,79
19,71
193,49
24,41
50,05
1 035,11
54,48
34,93
1 366,59
71,71
62,86
1 620,77
106,58
79,61

Brazil
Panama
Chili / Chile
Argentina
Peru
Lainnya / Others
61,01
20,83
25,63
14,23
8,95
33,96
143,36
33,69
38,96
27,81
29,20
49,79
180,66
58,68
53,73
39,99
27,14
83,95
EROPA / EUROPE
Belgia / Belgium
Belanda / Netherlands
Italia / Italy
Prancis / France
Spanyol / Spain
210,51
198,21
187,17
119,40
106,79
99,31
61,52
67,94
264,78
250,53
239,31
150,56
145,81
103,94
108,26
90,95
340,81
303,33
287,88
206,04
179,36
131,68
110,22
136,59
AUSTRALIA & OCEANIA

Australia
Selandia Baru / New Zealand
Oceania Lainnya / Rest of Oceania
AMERIKA / AMERICA
NAFTA
Meksiko / Mexico
Kanada / Canada
485
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Negara Tujuan
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
68,20
35,62
8,47
27,69
91,36
44,31
11,85
31,41
100,99
70,49
19,43
41,98
5 806,38
8 365,21
10 144,12

Turki / Turkey
Ukrainia / Ukraine
Lainnya / Others
Jumlah / Total
486
BAB XIV
Tabel
14.8
Menurut Golongan SITC (Berat bersih : ribu ton),
Table
2009-2011
by SITC Group (Net weight : thousand tons), 2009-2011
SITC
Golongan Barang
Commodity Group
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Bahan makanan dan binatang hidup /

Food and live animals
Minuman dan tembakau /
Beverages and tobacco
Bahan-bahan makanan, tidak untuk dimakan /
Raw materials, inedible
Bahan bakar pelikan, penyemir dan
bahan-bahan yang berkenaan dengan itu /
Mineral fuels, lubricants, and related materials
Lemak serta minyak hewan dan nabati /
Animal and vegetable oils and fats
Bahan-bahan kimia /
Chemicals
Barang-barang buatan pabrik
dirinci menurut bahan /
Manufactured goods classified by materials
Mesin dan alat pengangkutan /
Machinery and transport equipment
Berbagai jenis barang buatan pabrik /
Miscellaneous manufactured articles
Barang-barang transaksi tidak dirinci /
Commodities and transactions
not further specified
62,82
80,86
115,06
1,25
1,43
0,78
215,68
200,94
373,12
528,54
1 035,64
739,63
0,20
0,50
1,09
1 344,81
1 523,92
1 256,54
1 315,37
1 439,49
1 533,84
111,70
124,61
135,90
180,71
228,70
247,81
Jumlah / Total
3 761,08
4 636,10
4 403,76
1
2
3
4
5
6
7
8
9
487
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.9
Menurut Golongan SITC (Nilai FOB : juta US$),
Table
2009-2011
by SITC Group (FOB value: million US$), 2009-2011
SITC
Golongan Barang
Commodity Group
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Bahan-bahan kimia /
Chemicals
156,57
210,36
366,00
1,00
1,04
0,59
101,78
129,08
201,19
327,41
754,19
696,36
0,12
0,51
1,23
1 141,84
1 576,86
1 718,85
1 610,17
2 360,83
3 047,99
537,71
706,90
829,39
1 929,79
2 625,43
3 282,52
Jumlah / Total
5 806,38
8 365,21
10 144,12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
488
BAB XIV
Tabel
14.10
Menurut Sepuluh Golongan HS 2 Dijit
Table
by Ten of 2 Digit HS Group
(Net weight : thousand tons), 2009-2011
HS
Golongan Barang
Commodity Group
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
64
Alas kaki / Footwear, gaiters and the like,

Parts of such articles
Tembaga / Copper and articles thereof
Plastik dan barang dari plastik /
Plastics and articles thereof
Bahan bakar mineral / Mineral fuels, mineral
oils and product of their destilation
Bahan kimia organik / Organic chemicals
Karet dan barang dari karet /
Rubber and artilles thereof
Pakaian jadi bukan rajutan /
Articles of apparel and clothing accessories,
not knitted or not crocheteds
Kertas atau karton / Paper and paperboard,
articles of paper pulp
Mesin atau peralatan listrik /
Electrical machinery and equipments
Barang-barang rajutan /
knitted or crocheteds
71,85
103,39
123,55
70,98
434,83
95,02
491,07
90,90
446,74
528,54
1 035,64
740,23
623,48
18,82
602,07
58,53
580,16
130,02
16,54
18,64
18,88
575,28
671,21
527,32
43,22
46,05
45,60
16,60
20,23
19,36
Jumlah Sepuluh Golongan Barang /

Total of Ten of 2 Digit HS Group
2 400,14
3 141,86
2 722,75
Total Ekspor / Total Export
3 761,08
4 636,10
4 403,76
74
39
27
29
40
62
48
85
61
489
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.11
Table
(FOB value : million US$), 2009-2011
HS
Golongan Barang
Commodity Group
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
64
Alas kaki / Footwear, gaiters and the like,

Parts of such articles
Tembaga / Copper and articles thereof
Plastik dan barang dari plastik /
Plastics and articles thereof
Karet dan barang dari karet /
Rubber and artilles thereof
Pakaian jadi bukan rajutan /
not knitted or not crocheteds
Kertas atau karton / Paper and paperboard,
articles of paper pulp
Mesin atau peralatan listrik /
Electrical machinery and equipments
Barang-barang rajutan /
knitted or crocheteds
1 085,65
1 621,44
2 127,32
391,73
509,85
717,30
701,98
833,87
765,54
327,41
754,19
696,77
411,52
45,91
578,94
202,37
673,83
552,32
365,97
410,03
491,89
373,65
552,97
481,25
237,20
351,75
402,41
277,41
357,70
391,83

4 026,30
6 248,67
7 417,04
5 806,38
8 365,21
10 144,12
74
39
27
29
40
62
48
85
61
490
BAB XIV
Tabel
Nilai Ekspor Provinsi Banten Menurut Jenis Produk
14.12
Table
Value of Exports of Banten Province by Type of Product
(FOB value : million US$), 2009-2011
Jenis Produk /
Type of Product
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Migas /
Oil and Gas
224,85
594,32
529,09
Pertanian /
Agriculture
11,76
13,81
40,16
5 567,00
7 754,53
9 559,20
2,76
2,54
15,66
5 806,38
8 365,21
10 144,12
Industri Pengolahan /
Pertambangan dan Lainnya /
Mining and others
Jumlah / Total
491
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
Volume Impor Provinsi Banten
14.13
Menurut Bulan (Berat bersih : ribu ton), 2009-2011
Table
Volume of Imports of Banten Province
by Month (Net weight : thousand tons), 2009-2011
Bulan / Month
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari / January
556,67
899,84
1 016,09
Pebruari / February
569,87
1 200,06
1 133,35
Maret / March
550,69
965,31
1 249,41
April / April
951,96
1 118,60
1 197,38
Mei / May
803,91
1 009,01
1 123,09
Juni / June
1 349,08
1 188,52
1 685,56
Juli / July
1 079,47
1 294,01
1 257,86
Agustus / August
1 122,29
1 101,11
1 531,71
849,20
831,12
1 177,28
1 161,53
903,04
1 131,72
November / November
979,34
1 589,66
1 078,38
Desember / December
827,78
1 594,12
1 366,79
10 801,79
13 694,39
14 948,63
Oktober / October
Jumlah / Total
492
BAB XIV
Tabel
Nilai Impor Provinsi Banten
14.14
Menurut Bulan (Nilai CIF : juta US$), 2009-2011
Table
Value of Imports of Banten Province
by Month (CIF value : million US$), 2009-2011
Bulan / Month
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Januari / January
317,77
510,30
737,82
Pebruari / February
284,24
608,84
682,88
Maret / March
336,98
629,49
912,90
April / April
380,50
614,89
958,78
Mei / May
437,31
583,36
927,63
Juni / June
631,28
648,87
998,89
Juli / July
511,41
627,90
848,52
Agustus / August
572,18
574,79
1 022,34
429,78
477,98
819,29
Oktober / October
651,98
562,10
863,14
November / November
462,48
846,92
735,07
Desember / December
500,53
990,16
1 028,57
5 516,44
7 675,59
10 535,84
Jumlah / Total
493
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.15
Menurut Pelabuhan/Bandara Bongkar
Table
by Major Port (Net weight : thousand tons), 2009-2011
Pelabuhan / Bandara Bongkar

Port
2009
2010
2011
(1)
(1)
(2)
(3)
5 997,17
6 721,64
7 278,84
4 764,59
6 926,18
7 628,02

Tanjung Leneng Port
40,04
46,58
41,77

Tanjung Sekong Port
10 801,79
13 694,39
14 948,63
Jumlah / Total
494
BAB XIV
Tabel
14.16
Menurut Pelabuhan/Bandara Bongkar
Table
by Major Port (CIF Value: million US$), 2009-2011
Pelabuhan / Bandara Bongkar

Port
2009
2010
2011
(1)
(1)
(2)
(3)
3 719,72
5 096,11
6 904,51
1 744,67
2 507,61
3 549,81

Tanjung Leneng Port
52,05
71,88
81,52

Tanjung Sekong Port
5 516,44
7 675,59
10 535,84
Jumlah / Total
495
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.17
Menurut Negara Asal (Berat bersih : ribu ton),
Table
2009-2011
by Country of Origin (Net Weight : thousand tons),
2009-2011
Negara Asal
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1 569,91
574,17
811,95
0,97
7,48
0,03
1 829,74
544,96
538,43
12,71
0,02
1,13
1 623,46
1 281,36
630,60
138,84
8,24
0,44
842,92
510,50
269,99
261,07
210,96
226,11
161,53
802,18
637,93
148,13
269,80
333,66
197,32
248,37
839,42
957,59
274,89
275,22
275,70
329,72
252,98
64,30
689,77
70,98
823,56
233,24
639,79
105,51
118,75
43,69
66,63
10,60
0,00
1 075,03
0,00
1 182,23
0,00
1 410,58
11,63
ASIA
ASEAN
Thailand
Malaysia
Vietnam / Viet Nam
Lainnya / Others
India
Jepang / Japan
Qatar
Uni Emirat Arab /
Lainnya / Others
AFRIKA / AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA
Australia
Lainnya / Others
496
BAB XIV
Negara Tujuan
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
616,21
2,52
0,00
843,15
10,00
5,00
986,85
29,98
1,72

Brazil
Argentina
Chili / Chile
Lainnya / Others
1 219,81
485,51
444,55
95,63
2 102,13
1 081,24
1 072,31
32,41
1 658,75
1 521,20
625,26
79,50
EROPA / EUROPE
Italia / Italy
Swedia / Sweden
Austria
Malta
0,11
0,22
4,59
0,01
0,00
0,80
114,85
68,87
4,73
3,97
7,49
0,24
0,00
47,11
94,94
19,13
11,17
13,21
0,59
11,92
17,29

Union
Ukrainia / Ukraine
Swiss / Switzerland
Lainnya / Others
230,71
65,53
0,02
19,75
643,63
4,74
0,00
15,92
669,11
13,69
0,01
0,01
10 801,79
13 694,39
14 948,63
AMERIKA / AMERICA
NAFTA
Kanada / Canada
Meksiko / Mexico
Jumlah / Total
497
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.18
Menurut Negara Asal (Nilai CIF : juta US$),
Table
2009-2011
by Country of Origin (CIF Value : million US$),
2009-2011
Negara Asal
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
1 086,84
223,59
475,10
1,00
4,64
0,05
1 614,98
268,25
461,87
8,24
0,03
0,17
1 885,27
843,81
615,14
63,45
5,78
0,59
542,66
224,05
601,54
207,99
132,18
156,41
103,20
682,43
416,66
350,09
293,97
300,40
132,59
185,00
923,17
633,96
427,11
369,04
314,05
297,20
266,33
57,93
341,11
78,45
580,05
252,66
684,13
54,06
34,16
11,34
47,98
9,36
0,01
111,74
0,01
131,96
0,00
328,27
8,30
ASIA
ASEAN
Thailand
Malaysia
Vietnam / Viet Nam
Lainnya / Others
India
Jepang / Japan
Qatar
Uni Emirat Arab /
Lainnya / Others
AFRIKA / AFRICA
AUSTRALIA & OCEANIA
Australia
Lainnya / Others
498
BAB XIV
Negara Tujuan
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
323,57
1,94
0,02
417,53
2,95
7,37
562,52
11,13
4,44

Brazil
Argentina
Chili / Chile
Lainnya / Others
359,37
218,01
59,74
35,49
673,62
358,11
168,63
38,63
640,55
636,83
151,78
50,41
EROPA / EUROPE
Italia / Italy
Swedia / Sweden
Austria
Malta
0,51
0,92
6,50
0,03
0,00
0,40
41,22
26,78
5,60
8,63
9,45
3,41
0,00
41,22
47,47
26,36
19,78
16,32
7,52
7,43
15,47

Union
Ukrainia / Ukraine
Swiss / Switzerland
Lainnya / Others
85,17
16,05
0,24
9,00
337,37
3,78
0,00
8,04
399,51
10,64
0,02
0,02
5 516,44
7 675,59
10 535,84
AMERIKA / AMERICA
NAFTA
Kanada / Canada
Meksiko / Mexico
Jumlah / Total
499
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.19
Menurut Golongan SITC (Berat bersih : ribu ton),
Table
2009-2011
by SITC Group (Net weight : thousand tons), 2009-2011
SITC
Golongan Barang
Commodity Group
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Bahan-bahan kimia /
Chemicals
1 534,42
2 550,87
4 234,87
3 072,97
4 208,65
3 691,86
2 460,44
3 043,64
2 906,39
0,00
2 798,82
2 727,36
2 976,75
815,23
1 060,40
970,00
110,84
98,82
163,97
9,07
4,65
4,78
0,00
0,00
0,00
10 801,79
13 694,40
14 948,63
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah / Total
500
BAB XIV
Tabel
14.20
Menurut Golongan SITC (Nilai CIF : juta US$),
Table
2009-2011
by SITC Group (Value CIF : million US$), 2009-2011
SITC
Golongan Barang
Commodity Group
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Bahan-bahan kimia /
Chemicals
637,54
973,28
2.092,40
456,07
691,05
805,48
1.393,80
2.230,04
2.846,92
0,01
2.058,27
2.757,14
3.629,50
439,32
661,72
741,80
504,99
347,57
405,50
26,44
14,79
14,23
0,00
0,00
0,01
5.516,44
7.675,59
10.535,84
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah / Total
501
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.21
Table
(Net weight : thousand tons), 2009-2011
HS
Golongan Barang
Commodity Group
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
29
27

Gula dan kembang gula /
Sugar and sugar confectionary
Besi dan baja / Iron and steel
Gandum-ganduman / Cereals
Ampas sisa industri makanan /
Residues and waste from the food industries
Bijih, kerak, dan abu logam /
Ores, slag and ash
Biji-bijian berminyak / Oil seeds and
cleaginous fruits, grains, seed, and fruits
Kapal laut dan bangunan terapung / Ships,
boat, and floating structures
Mesin-mesin dan Pesawat mekanik /
Machinery and mechanical appliances
2 441,14
2 460,44
2 494,77
3 043,64
2 568,37
2 906,39
652,63
543,43
1 522,15
834,66
110,02
771,13
1 132,08
990,70
1 016,70
947,84
1 702,46
1 010,19
1 272,97
2 288,19
1 599,34
437,87
415,28
518,44
7,62
57,55
117,21
81,06
21,54
32,55
9 069,54
12 003,88
12 924,95
10 801,79
13 694,39
14 948,63
17
72
10
23
26
12
89
84

Total Impor / Total Import
502
BAB XIV
Tabel
14.221
Table
(CIF value : million US$), 2009-2011
HS
Golongan Barang
Commodity Group
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
29
27

Gula dan kembang gula /
Sugar and sugar confectionary
Besi dan baja / Iron and steel
Gandum-ganduman / Cereals
Ampas sisa industri makanan /
Residues and waste from the food industries
Bijih, kerak, dan abu logam /
Ores, slag and ash
Biji-bijian berminyak / Oil seeds and
cleaginous fruits, grains, seed, and fruits
Kapal laut dan bangunan terapung / Ships,
boat, and floating structures
Mesin-mesin dan Pesawat mekanik /
Machinery and mechanical appliances
1 944,10
1 393,80
2 578,03
2 230,04
3 349,33
2 846,92
263,76
314,86
1 052,61
358,57
24,84
347,31
615,75
245,90
412,32
637,64
586,44
453,17
176,01
390,29
381,85
199,40
198,00
295,80
23,74
137,20
198,96
382,38
111,19
147,47

5 113,90
7 233,58
9 950,20
5.516,44
7.675,59
10.535,84
17
72
10
23
26
12
89
84
503
FOREIGN TRADE
CHAPTER XIV
Tabel
14.23
Menurut Golongan Penggunan Barang
Table
by Broad Economic Category
(CIF value : million US$), 2009-2011
Jenis Penggunaan /
Type of Product
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Barang konsumasi /
Consumption goods
157,03
256,10
393,36
Bahan baku dan barang

penolong / Raw materials and
auxiliary goods
5 075,07
7 171,47
9 837,05
Barang modal / Capital goods
284,34
248,03
305,43
5 806,38
8 365,21
10 144,12
Jumlah / Total
504
15
PENDAPATAN REGIONAL
Regional Income
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Penjelasan Teknis
Catatan Teknis
1. Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) pada tingkat regional
(provinsi dan kabupaten/kota)
menggambarkan kemampuan suatu
wilayah untuk menciptakan output
(nilai tambah) pada suatu waktu
tertentu. Untuk menyusun PDB
maupun PDRB digunakan 2
pendekatan yaitu sektoral dan
penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah
dirinci menurut sumber kegiatan
ekonomi (sektoral) dan menurut
komponen penggunaannya. PDRB
dari sisi sektoral merupakan
penjumlahan seluruh komponen
nilai tambah bruto yang mampu
diciptakan oleh sektor-sektor
ekonomi atas berbagai aktivitas
produksinya. Sedangkan dari sisi
penggunaan menjelaskan tentang
penggunaan dari nilai tambah
tersebut.
1.
The basic measure of the output

arising from economic activity is
known as Gross Regional
Domestic Product (GRDP) at
the regional level (provinces/
regencies / municipalities). To
compile these statistics, two
approaches have been used, i.e.
"production approach" and
"expenditure approach". The first
approach is to measure value
added produced by various kinds
of economic activities, while the
second approach is to measure
final uses of the country's output.
In other words, GRDP is the sum
of total value added produced by
all economic sectors (activities)
and the way of using it.
2. Penyajian PDRB menurut sektor

dirinci menurut total nilai tambah
dari seluruh sektor ekonomi yang
mencakup
sektor
Pertanian;
Pertambangan dan Penggalian;
Industri Pengolahan; Listrik, Gas
dan Air Bersih; Konstruksi;
Perdagangan, Hotel dan Restoran;
Pengangkutan dan Komunikasi;
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan; dan Jasa-jasa.
2.
GRDP by sector is classified

by types of economic activities
such as Agriculture; Mining
and Quarrying; Manufacturing;
Electricity, Gas and Water
Supply; Construction; Trade,
Hotels
and
Restaurants;
Transport and Communication;
Finance, Real Estate and
Business Services; and other
Services.
507
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
3. PDRB
menurut
penggunaan
dirinci menurut komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga
(termasuk
lembaga
nirlaba),
pengeluaran konsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap bruto,
perubahan inventori, ekspor dan
impor.
3.
GRDP by type of expenditures is

classified into: Private consumption expenditure (household and
non-profit institution); Government consumption expenditure;
Gross fixed capital formation;
Changes in inventories; Exports
and Imports.
4. Pengeluaran konsumsi rumah

tangga mencakup berbagai pengeluaran konsumsi akhir rumah
tangga atas barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan individu
ataupun kelompok secara langsung.
Pengeluaran rumah tangga di
sini mencakup pembelian untuk
makanan dan bukan makanan
(barang dan jasa) di dalam negeri
maupun di luar negeri. Termasuk
pula di sini pengeluaran lembaga
nirlaba yang tujuan kegiatannya
adalah untuk melayani keperluan
rumah tangga.
4.
Household consumption expenditures consist of expenditures

incurred by households, which
are used for both individual or
collective needs. Household
consumptions are classified into
food and non-food (goods and
services) expenditures that may
take place in domestic or abroad
Expenditures here include expenditures of Nonprofit institutions
serving households.
5. Pengeluaran konsumsi pemerintah

mencakup pengeluaran pemerintah
untuk belanja pegawai, penyusutan maupun belanja barang
(termasuk biaya perjalanan, pemeliharaan dan pengeluaran rutin
lainnya), baik yang dilakukan oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
5.
Government consumption expenditures consist of expenditures for

the compensation of employees,
capital consumption (depreciation) and intermediate consumption (including travel allowance,
maintenance cost, and other
routine expenditures) spent by
either
central
or
local
government.
6. Pembentukan Modal Tetap Bruto

mencakup pengadaan, pembuatan
dan pembelian barang modal.
Barang modal dimaksud adalah
barang-barang yang digunakan
untuk proses produksi, tahan lama
atau yang mempunyai umur
pemakaian lebih dari satu tahun
6.
Gross fixed capital formation

consists of resident producers
acquisitions, less disposals, of
fixed assets during a given period
plus certain addition to the value
of non-produced assets done
by the productive activity of
producer or institutional units.
508
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
seperti bangunan, mesin-mesin

dan alat angkutan. Termasuk pula
di sini perbaikan besar (berat)
yang sifatnya memperpanjang
umur atau mengubah bentuk atau
kapasitas barang modal tersebut.
Pengeluaran barang modal untuk
keperluan militer tidak dicakup di
sini tetapi digolongkan sebagai
konsumsi pemerintah.
Fixed assets are tangible and

intangible
assets
produced
as outputs from processes of
production that are used by
themselves and repeatedly, or
continuously in process of
production for more than one
year. The expenditure for military
purposes are classified as
government expenditure not as
capital formation.
7. Ekspor barang dan jasa merupakan

transaksi perdagangan barang dan
jasa dari penduduk (residen) ke
bukan penduduk (non-residen).
Impor barang dan jasa adalah
transaksi perdagangan dari bukan
penduduk ke penduduk. Ekspor
atau
impor
barang
terjadi
pada saat terjadi perubahan
hak kepemilikan barang antara
penduduk dengan bukan penduduk
(dengan atau tanpa perpindahan
fisik barang tersebut).
7. Exports of goods and services

consist of transactions of goods
and services from residents to
non-residents. Imports of goods
and services consist of transaction of goods and services
from non-residents to residents.
Exports and imports of goods
occur when there are changes in
ownership of goods between
residents and nonresidents (with
or without physical movements of
goods across frontiers).
8. Produk Regional Domestik Bruto

maupun agregat turunannya disajikan dalam 2 (dua) versi penilaian,
yaitu atas dasar "harga berlaku"
dan atas dasar "harga konstan".
Disebut sebagai harga berlaku
karena seluruh agregat dinilai
dengan menggunakan harga pada
tahun berjalan, sedangkan harga
konstan penilaiannya didasarkan
kepada harga satu tahun dasar
tertentu. Dalam publikasi di sini
digunakan harga tahun 2000
sebagai dasar penilaian.
8. GRDP and its aggregations are

presented in two forms: at current
market prices and at constant
base year market prices. In
presenting current market prices,
all aggregates are valued at
current market prices, while base
year constant market prices are
shown by valuing all aggregates
at fixed base year prices. Year of
2000 is used as the base year in
this publication.
509
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
9. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto diperoleh dari

perhitungan PRDB atas dasar
harga konstan. Diperoleh dengan
cara mengurangi nilai PDRB pada
tahun ke-n terhadap nilai pada
tahun ke n-1 (tahun sebelumnya),
dibagi dengan nilai pada tahun ke
n-1, kemudian dikalikan dengan
100 persen. Laju pertumbuhan
menunjukkan
perkembangan
agregat pendapatan dari satu
waktu tertentu terhadap waktu
sebelumnya.
9.
10. PDRB per kapita diperoleh dari

PDRB atas dasar harga berlaku
dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun.
10. Per capita GRDP derived from

GRDP at current market prices
divided by mid-year population.
510
Growth rate of Gross Regional

Domestic Product (GRDP) is
derived from GRDP at constant
market prices. It is obtained by
subtracting the value of GRDP
year n with the value of GRDP
year n-1, divided by the value of
GRDP year n-1 then multiplied
by 100 percent. The growth rate
of GRDP explains the income
growth during the given period.
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
15.1. PDRB PROVINSI BANTEN

GRDP OF BANTEN PROVINCE
Tabel
15.1.1
Table
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Banten

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
(miliar rupiah), 2009-2011
Gross Regional Domestic Product of Banten Province
at Current Market Prices by Industrial Origin
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan /

Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery
a. Tanaman Bahan Makanan / Farm Food Crops
b. Tanaman Perkebunan / Nona-Food Crops
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya/ Livestock and its Products
d. Kehutanan / Forestry
e. Perikanan / Fishery
12 162,9
14 210,4
15 284,5
7 421,9
961,7
2 579,6
63,4
1 136,3
9 004,6
987,0
2 942,0
66,0
1 210,8
9 769,6
1 022,8
3 072,0
72,5
1 347,6
2. Pertambangan dan Penggalian / Minning and Quarrying

a. Minyak dan Gas Bumi / Crude-Petroleum and Natural Gas
b. Pertambangan Bukan Migas / Non-Oil Gas Minning
c. Penggalian / Quarrying
168,1
33,7
134,5
183,9
37,0
146,9
201,0
39,1
162,0
75 128,2
-
83 123,2
-
91 675,2
-
75 128,2
83 123,2
91 675,2
5 028,8
5 457,2
6 123,9
20 183,6
22 443,2
25 200,6
1 195,1
1 278,0
1 375,2
2 530,2
22 253,9
2 750,6
23 446,8
3 042,5
24 677,7
2 048,1
2 182,2
2 399,1
7 758,5
13 261,0
8 878,6
15 776,0
9 998,2
17 837,2
869,0
910,7
1 020,9

a. Industri Migas / Oil and Gas Manufacturing Industry
1). Pengilangan Minyak Bumi / Petroleum Refinery
2). Gas Alam Cair / Liquefied Natural Gas (LNG)
b. Industri Bukan Migas /
Non-Oil and Gas Manufacturing Industry
1). Makanan, Minuman, dan Tembakau /
Food, Beverages, and Tobacco Industries
2). Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki /
Textile, Leather Products, and Footwear
3). Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya /
Wood Products and Other Wood Products
4). Kertas dan Barang Cetakan / Paper and Printing
5). Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet /
Fertilizers, Chemical and Rubber Products
6). Semen dan Barang Galian bukan Logam /
Cement and Non-metalic Quarrying Product
7). Logam Dasar, Besi dan Baja / Basic Metal, Iron and Steel
Printing
8). Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya /
Transport Equipment, Machinnery, and Appartus
9). Barang Lainnya / Other Manufacturing Product
511
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
5 288,9
3 622,4
1 573,5
93,0
6 098,0
3 914,7
2 080,6
102,7
6 823,0
4 395,7
2 314,0
113,3
4. Listrik, Gas dan Air Bersih / Electricity, Gas and Water Supply
a. Listrik / Electricity
b. Gas Kota / Pipe-Gas
c. Air Bersih / Water Supply
5. Konstruksi / Construction
5 125,1
5 974,7
6 843,3
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran / Trade, Hotel and Restorant

a. Perdagangan Besar dan Eceran /Wholesale and Retail Trade
b. Hotel / Hotel
c. Restoran / Restorant
27 690,7
22 954,6
137,6
4 598,4
31 312,8
26 108,3
152,0
5 052,4
35 572,5
29 768,8
166,7
5 636,9
7. Pengangkutan dan Komunkasi / Transport and Communication

a. Pengangkutan / Transport
1). Angkutan Rel /Railways Transport
2). Angkutan Jalan Raya / Road Transport
3). Angkutan Laut / Sea Transport
4). Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan /
River, Lake, and Ferry Transport
5). Angkutan Udara / Air Transport
6). Jasa Penunjang Angkutan /
Transport Supporting Services
12 983,4
10 914,5
53,7
6 230,2
667,8
189,6
15 173,5
12 786,4
59,3
7 315,1
684,4
206,5
17 737,4
15 059,1
67,2
8 476,3
740,6
221,5
2 297,7
1 475,5
2 889,1
1 632,0
3 701,2
1 852,3
2 068,9
2 387,1
2 678,3
5 865,4
6 512,8
7 312,1
2 044,0
284,9
2 275,3
323,9
2 621,0
368,2
3 094,4
442,2
3 409,9
503,7
3 749,3
573,6
b. Komunikasi / Communication
8. Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan /
Financial, Real Estate, and Business Services
a. Bank
b. Lembaga Keuangan bukan Bank /
Non-Bank Financial Institutions
c. Jasa Penunjang Keuangan /
Finance Supporting Services
d. Real Estate
e. Jasa Perusahaan / Business Service
512
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
8 143,6
4 357,4
9 101,1
4 756,5
10 770,0
5 640,7
3 786,1
1 187,1
99,9
4 344,7
1 327,3
104,2
5 129,3
1 614,6
117,2
2 499,1
2 913,2
3 397,5
152 556,2
171 690,4
192 218,9
9. Jasa-Jasa / Services
a. Pemerintahan Umum / General Government
b. Swasta / Private
1). Sosial Kemasyarakatan / Social and Community Services
2). Hiburan dan Rekreasi /
Entertainment and Recreation Services
2). Perorangan dan Rumahtangga /
Individual and Household Services
Gross Regional Domestic Product
Catatan / Note
*)
**)
Angka Perbaikan / Revised Figures

Angka Sementara / Preliminary Figures
513
REGIONAL INCOME
Tabel
15.1.2
Table
CHAPTER XV

Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2009-2011
at 2000 Constant Market Prices by Industrial Origin
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)

6 161,1
6 716,0
6 921,5
3 484,4
530,4
1 430,7
36,4
679,1
3 792,6
562,4
1 598,2
37,2
725,7
3 865,1
579,0
1 666,2
39,5
771,6

89,9
16,3
73,6
95,5
17,2
78,3
101,5
17,5
84,0
43 432,3
-
44 911,4
-
47 034,2
-
43 432,3
44 911,4
47 034,2
3 800,3
4 006,9
4 342,0
11 783,8
12 328,9
13 227,4
515,4
526,2
535,3
1 211,7
17 572,2
1 250,6
17 496,8
1 316,0
17 644,4
649,7
678,7
722,0
3 057,1
4 376,4
3 285,7
4 863,4
3 545,8
5 201,6
465,7
474,2
499,7

Printing
514
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
2 922,5
2 111,0
752,4
59,2
3 294,8
2 242,1
988,8
63,8
3 442,2
2 395,7
978,7
67,7
2 203,9
2 382,1
2 590,5

b. Hotel / Hotel
15 143,5
12 830,8
91,0
2 221,7
16 488,1
14 009,1
97,4
2 381,6
18 055,7
15 362,2
105,3
2 588,3

6 826,9
5 468,1
27,9
2 411,1
422,3
104,4
7 602,9
6 040,2
29,6
2 680,0
413,4
111,2
8 510,8
6 758,0
31,5
3 020,6
423,7
116,7
1 634,2
868,1
1 903,2
902,7
2 206,0
959,6
1 358,8
1 562,8
1 752,7
3 040,7
3 234,8
3 465,7
1 106,8
136,4
1 171,8
147,8
1 266,1
160,2
1 543,2
254,3
1 641,8
273,3
1 744,4
295,0
a. Bank
d. Real Estate
515
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
3 633,0
1 762,8
3 800,4
1 809,1
4 100,4
1 904,3
1 870,2
528,5
65,8
1 991,2
552,5
68,7
2 196,1
620,7
73,8
1 275,8
1 370,0
1 501,6
83 453,7
88 525,9
94 222,4
b. Swasta / Private
Catatan / Note
*)
**)
516

BAB XV
Tabel
15.1.3
Table
PENDAPATAN REGIONAL
Distribusi Persentse Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha, 2009-2011
Percentage Distribution of Gross Regional Domestic
Product of Banten Province at Current Market Prices
by Industrial Origin, 2009-2011
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)

7,97
8,28
7,95
4,87
0,63
1,69
0,04
0,74
5,24
0,57
1,71
0,04
0,71
5,08
0,53
1,60
0,04
0,70

0,11
0,02
0,09
0,11
0,02
0,09
0,10
0,02
0,08
49,25
-
48,41
-
47,69
-
49,25
48,41
47,69
3,30
3,18
3,19
13,23
13,07
13,11
0,78
0,74
0,72
1,66
14,59
1,60
13,66
1,58
12,84
1,34
1,27
1,25
5,09
8,69
5,17
9,19
5,20
9,28
0,57
0,53
0,53

Printing
517
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
3,47
2,37
1,03
0,06
3,55
2,28
1,21
0,06
3,55
2,29
1,20
0,06
3,36
3,48
3,56

b. Hotel / Hotel
18,15
15,05
0,09
3,01
18,24
15,21
0,09
2,94
18,51
15,49
0,09
2,93

8,51
7,15
0,04
4,08
0,44
0,12
8,84
7,45
0,03
4,26
0,40
0,12
9,23
7,83
0,03
4,41
0,39
0,12
1,51
0,97
1,68
0,95
1,93
0,96
1,36
1,39
1,39
3,84
3,79
3,80
1,34
0,19
1,33
0,19
1,36
0,19
2,03
0,29
1,99
0,29
1,95
0,30
a. Bank
d. Real Estate
518
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
b. Swasta / Private
5,34
2,86
5,30
2,77
5,60
2,93
2,48
0,78
0,07
2,53
0,77
0,06
2,67
0,84
0,06
1,64
1,70
1,77
100,00
100,00
100,00

Catatan / Note
*)
**)

519
REGIONAL INCOME
Tabel
15.1.4
Table
CHAPTER XV
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2009-2011
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product of
Banten Province at 2000 Constant Market Prices
by Industrial Origin (percent), 2009-2011
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)

5,39
9,01
3,06
4,02
3,99
5,75
-7,22
14,34
8,84
6,02
11,71
2,04
6,85
1,91
2,96
4,26
6,12
6,34

13,52
5,34
15,50
6,24
5,41
6,42
6,33
1,90
7,30
2,21
-
3,41
-
4,73
-
2,21
3,41
4,73
20,10
5,44
8,36
-2,13
4,63
7,29
11,09
2,09
1,72
18,90
2,47
3,21
-0,43
5,23
0,84
2,79
4,47
6,37
-6,08
0,28
7,48
11,13
7,92
6,95
14,38
1,81
5,39

Printing
520
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
4,16
4,73
2,52
5,30
12,74
6,21
31,43
7,86
4,47
6,85
-1,02
6,08
9,63
8,08
8,75

b. Hotel / Hotel
6,62
6,03
4,09
10,27
8,88
9,18
7,10
7,19
9,51
9,66
8,09
8,68

10,10
7,67
18,34
10,27
-8,91
6,02
11,37
10,46
6,11
11,15
-2,10
6,52
11,94
11,89
6,40
12,71
2,47
4,91
11,11
3,89
16,46
3,99
15,91
6,30
21,10
15,01
12,16
13,37
6,38
7,14
16,90
2,89
5,87
8,36
8,04
8,38
11,29
17,73
6,39
7,50
6,25
7,92
a. Bank
d. Real Estate
521
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2009
2 0 1 0*)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
b. Swasta / Private
7,51
9,37
4,61
2,63
7,89
5,26
5,82
10,20
14,00
6,47
4,54
4,38
10,29
12,35
7,35
3,73
7,38
9,60
4,71
6,08
6,43

Catatan / Note
*)
**)
522

BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Tabel
15.1.5
Table

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Jenis Pengeluaran
at Current Market Prices by Type of Expenditure
Jenis Pengeluaran
Type of Expenditure
2009
2 0 1 0 *)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
69 526,2
77 763,1
86 767,1
6 822,4
7 477,8
9 144,4
47 058,7
54 610,3
61 896,1
849,3
830,9
985,4
110 935,2
131 561,1
160 644,3
82 635,5
100 552,8
127 218,5
152 556,2
171 690,4
192 218,9
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Household Consumption Expenditure
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
General Government Consumption
Expenditure
Gross Fixed Capital Formation
4. Perubahan Inventory
Changes in Inventory
5. Ekspor Barang dan Jasa
Export of Goods and Services
6. Dikurangi : Impor Barang dan Jasa
Less : Import of Goods and Services

Catatan / Note
*)
**)

523
REGIONAL INCOME
Tabel
15.1.6
Table
CHAPTER XV

Menurut Jenis Pengeluaran (miliar rupiah), 2009-2011
at 2000 Constant Market Prices by Type of Expenditure
Jenis Pengeluaran
Type of Expenditure
2009
2 0 1 0 *)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
31 876,7
33 608,5
35 360,5
2 664,0
2 692,7
2 936,2
13 801,5
14 843,1
16 064,7
313,4
339,2
365,9

83 713,0
93 644,2
104 495,2

48 914,8
56 601,8
65 000,2
83 453,7
88 525,9
94 222,4

Expenditure


Catatan / Note
*)
**)
524

BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Tabel
15.1.7
Table
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto

Menurut Jenis Pengeluaran, 2009-2011
by Type of Expenditure, 2009-2011
Jenis Pengeluaran
Type of Expenditure
2009
2 0 1 0 *)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
45,57
45,29
45,14
4,47
4,36
4,76
30,85
31,81
32,20
0,56
0,48
0,51

72,72
76,63
83,57

54,17
58,57
66,18
100,00
100,00
100,00

Expenditure


Catatan / Note
*)
**)

525
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Tabel
15.1.8
Table

Menurut Jenis Pengeluaran (persen), 2009-2011
by Type Expenditure (percent), 2009-2011
Jenis Pengeluaran
Type of Expenditure
2009
2 0 1 0 *)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
5,98
5,43
5,21
12,66
1,08
9,04

4,73
7,55
8,23
-5,48
8,22
7,88

-8,24
11,86
11,59
-14,90
15,72
14,84
4,71
6,08
6,43

Expenditure


Catatan / Note
*)
**)
526

BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Tabel
Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan
15.1.9
PDRB per Kapita di Provinsi Banten, 2009-2011
Table
Trend of Several GRDP Agregates and per Capita GRDP
Uraian
Description
2009
2 0 1 0 *)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah)

GRDP at Current Market Prices (billion rupiahs)
152 556,2
171 690,4
192 218,9
b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000

(miliar
rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market
Prices (million rupiahs)
83 453,7
88 525,9
94 222,4
c. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa)

Mid Year Population (person)
10 373 132
10 632 166
10 924 767
d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

(rupiah) / GRDP per Capita at Current Market
Prices (rupiahs)
14 706 861
16 148 207
17 594 784
e. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan

2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000
Constant Market Prices (rupiahs)
8 045 181
8 326 232
8 624 656
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah)

GRDP at Current Market Prices (million rupiahs)
288,24
324,39
363,17

(juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market
157,68
167,26
178,02
c. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

Prices (rupiahs)
d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan
2000 (rupiah) / GRDP per Capita at 2000
Constant Market Prices (rupiahs)
223,80
245,73
267,74
122,42
126,70
131,24
1. Nilai Absolut
Absolute Values
2. Indeks Perkembangan (2000 = 100,00)

Growth Index
527
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Uraian
Description
2009
2 0 1 0 *)
2 0 1 1 **)
(1)
(2)
(3)
(4)
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah)

GRDP at Current Market Prices (million rupiahs)
109,07
112,54
111,96

(juta rupiah) / GRDP at 2000 Constant Market
104,71
106,08
106,43
c. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

Prices (rupiahs)
106,17
109,80
108,96
d. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000

(rupiah) / GRDP per Capita at 2000 Constant
Market Prices (rupiahs)
101,92
103,49
103,58
4. Indeks Harga Implisit PDRB

Implicit Price Index of GRDP
182,80
193,94
204,01
3. Indeks Berantai
Chain Index

Catatan / Note
*)
**)
528

BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
15.2. PDRB MENURUT KABUPATEN/KOTA

GRDP BY REGENCY/MUNICIPALITY
Tabel
15.2.1
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota
Table
at Current Market Prices by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2 0 1 0 1)
2 0 1 1 2)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
7 658,0
8 694,5
9 619,4
2. Lebak
7 523,5
8 420,7
9 311,9
3. Tangerang
30 884,6
34 802,0
39 993,0
4. Serang
11 497,4
12 641,9
14 240,7
5. Tangerang
49 332,3
56 922,6
63 774,1
6. Cilegon
28 018,8
31 295,9
34 476,2
7. Serang
4 955,5
5 657,3
6 441,7
10 183,2
11 615,1
13 290,6
Jumlah (8 Kabupaten/Kota)
Total (8 Regencies/Municipalities)
150 053,3
170 050,0
191 147,6
Provinsi Banten
152 556,2
171 690,4
192 218,9
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
2)

529
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Tabel
15.2.2
Table
Menurut Kabupaten/Kota (miliar rupiah), 2009-2011
at 2000 Constant Market Prices by Regency/Municipality
Kabupaten/Kota
2009
2 0 1 0 1)
2 0 1 1 2)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
4 032,4
4 321,1
4 554,6
2. Lebak
3 895,5
4 152,2
4 419,5
17 382,1
18 549,1
19 912,4
6 850,9
7 135,1
7 539,6
5. Tangerang
27 562,5
29 402,9
31 469,9
6. Cilegon
16 246,8
17 111,2
18 228,7
7. Serang
2 678,3
2 884,2
3 111,2
4 947,9
5 378,3
5 853,8
83 596,5
88 934,2
95 089,6
Provinsi Banten
83 453,7
88 525,9
94 222,4
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
2)
530

BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Tabel
15.2.3
Table
Menurut Kabupaten/Kota, 2009-2011
by Regency/Municipality, 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2 0 1 0 1)
2 0 1 1 2)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
5,10
5,11
5,03
2. Lebak
5,01
4,95
4,87
20,58
20,47
20,92
7,66
7,43
7,45
5. Tangerang
32,88
33,47
33,36
6. Cilegon
18,67
18,40
18,04
7. Serang
3,30
3,33
3,37
6,79
6,83
6,95
100,00
100,00
100,00
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
2)

531
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Tabel
15.2.4
Table
Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2009-2011
by Regency/Municipality (percent), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2 0 1 0 1)
2 0 1 1 2)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
5,43
7,16
5,40
2. Lebak
5,18
6,59
6,44
3. Tangerang
4,41
6,71
7,35
4. Serang
3,18
4,15
5,67
5. Tangerang
5,74
6,68
7,03
6. Cilegon
5,08
5,32
6,53
7. Serang
5,74
7,69
7,87
8,49
8,70
8,84
5,24
6,39
6,92
Provinsi Banten
4,71
6,08
6,43
(1)
Kabupaten / Regency
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
2)
532

BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Tabel
Produk Domestik Regional Bruto per Kapita
15.2.5
Table
Menurut Kabupaten/Kota (rupiah), 2009-2011
Per Capita Gross Regional Domestic Product of
Banten Province at Current Market Prices
by Regency/Municipality (rupiahs), 2009-2011
Kabupaten/Kota
2009
2 0 1 0 1)
2 0 1 1 2)
(2)
(3)
(4)
1. Pandeglang
6 733 717
7 563 000
8 277 399
2. Lebak
6 332 695
6 993 371
7 630 773
11 285 650
12 278 554
13 657 885
8 301 493
9 011 774
10 029 211
5. Tangerang
28 183 725
31 648 264
34 522 085
6. Cilegon
76 398 447
83 554 015
90 149 066
7. Serang
8 778 017
9 791 331
10 877 228
8 182 168
9 001 742
9 899 031
14 465 574
15 993 923
17 496 723
Provinsi Banten
14 706 861
16 148 207
17 594 784
(1)
Kabupaten / Regency
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
2)

533
REGIONAL INCOME
CHAPTER XV
Tabel
15.2.6
per Kapita Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Table
Menurut Kabupaten/Kota (persen), 2009-2011
Growth Rate of per Capita Gross Regional Domestic
by Regency/Municipality (percent), 2009-2011
Kabupaten/Kota
(1)
2009
2 0 1 0 1)
2 0 1 1 2)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten / Regency
1. Pandeglang
9,04
12,32
9,45
2. Lebak
9,75
10,43
9,11
3. Tangerang
4,51
8,80
11,23
4. Serang
5,65
8,56
11,29
5. Tangerang
7,14
12,29
9,08
6. Cilegon
8,62
9,37
7,89
7. Serang
10,95
11,54
11,09
9,59
10,02
9,97
7,36
10,57
9,40
Provinsi Banten
6,17
9,80
8,96
Kota / Municipality

Catatan / Note
1)
2)
534

BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
15.3. PDRB TRIWULANAN PROVINSI BANTEN

QUARTERLY GRDP OF BANTEN PROVINCE
Tabel
15.3.1
Table
Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan

Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah),
Quarterly Gross Regional Domestic Product
of Banten Province at Current Market Prices
by Industrial Origin (billion rupiahs),
Quarter I-II 2011 and Quarter I-II 2012
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2011
2012
Triwulan / Quarter
Triwulan / Quarter
II
II
(2)
(3)
(4)
(5)
3 861,5
3 824,3
4 125,3
4 112,2
48,0
49,6
52,3
55,8
22 545,1
22 750,6
23 654,2
24 150,7
4. Listrik, Gas & Air Bersih

1 598,0
1 645,4
1 864,1
1 905,0
5. Bangunan
Construction
1 546,8
1 697,4
1 789,9
1 959,4
6. Perdagangan, Hotel & Restoran

8 226,6
8 590,5
9 632,9
9 899,6
7. Pengangkutan & Komunikasi

4 138,0
4 281,4
4 813,3
4 955,2
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Per.

Finance, Real Estate & Business Serv.
1 757,3
1 797,1
1 967,6
2 029,5
9. Jasa-Jasa
Services
2 375,3
2 538,8
2 936,6
3 171,7
(1)
1. Pertanian
Agriculture
2. Pertambangan & Penggalian
Mining & Quarrying
3. Industri Pengolahan

46 096,6
47 175,0
50 836,3
52 239,0
535
REGIONAL INCOME
Tabel
15.3.2
Table
CHAPTER XV
Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan

Menurut Lapangan Usaha (miliar rupiah),
of Banten Province at 2000 Constant Market Prices
by Industrial Origin (billion rupiahs),
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2011
2012
Triwulan / Quarter
Triwulan / Quarter
II
II
(2)
(3)
(4)
(5)
1 742,5
1 765,6
1 782,2
1 796,8
24,6
25,2
25,7
27,1
11 663,0
11 736,1
11 898,5
11 989,9

829,3
842,2
893,0
898,5
5. Bangunan
Construction
596,1
648,2
654,9
701,0

4 203,4
4 383,1
4 806,6
4 849,1

2 013,3
2 080,5
2 262,0
2 316,5

843,4
859,4
909,1
927,1
9. Jasa-Jasa
Services
956,4
994,0
1 062,3
1 100,5
22 872,1
23 334,5
24 294,2
24 606,4
(1)
1. Pertanian
Agriculture
Mining & Quarrying

536
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Tabel
15.3.3
Table

Triwulanan Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha,
Percentage Distribution of Quarterly Gross Regional
Domestic Product of Banten Province at Current Market
Prices by Industrial Origin,
Lapangan Usaha
Industrial Origin
2011
2012
Triwulan / Quarter
Triwulan / Quarter
II
II
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pertanian
Agriculture
8,38
8,11
8,11
7,87

Mining & Quarrying
0,10
0,11
0,10
0,11
48,91
48,23
46,53
46,23

3,47
3,49
3,67
3,65
5. Bangunan
Construction
3,36
3,60
3,52
3,75

17,85
18,21
18,95
18,95

8,98
9,08
9,47
9,49

3,81
3,81
3,87
3,88
9. Jasa-Jasa
Services
5,15
5,38
5,78
6,07
100,00
100,00
100,00
100,00
(1)

537
REGIONAL INCOME
Tabel
15.3.4
Table
CHAPTER XV

Triwulanan Provinsi Banten Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (persen),
Q to Q dan Y on Y, Triwulan I-II 2011 dan 2012
Growth Rate of Quarterly Gross Regional Domestic
Product of Banten Province at 2000 Constant Market
Prices by Industrial Origin (percent),
Q to Q and Y on Y, Quarter I-II 2011 and 2012
Lapangan Usaha
Industrial Origin
Q to Q
Y on Y
Triwulan / Quarter
Triwulan / Quarter
I-2012
I I -20 12
I I -2011
I I -20 12
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pertanian
Agriculture
10,29
0,82
6,90
7,21

Mining & Quarrying
-1,34
5,47
5,91
2,16
0,87
0,77
4,92
6,68

-0,77
0,61
8,95
8,14
5. Bangunan
Construction
-3,86
7,05
8,86
10,63

0,79
0,88
12,38
11,34

1,00
2,41
7,38
7,87

2,43
1,98
6,96
10,71
9. Jasa-Jasa
Services
-1,95
3,60
6,90
7,21
1,23
1,28
6,72
5,45
(1)

538
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Tabel
15.3.5
Table

Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah),
by Type of Expenditures (million rupiahs),
Jenis Pengeluaran
Type of Expenditure
2011
2012
Triwulan / Quarter
Triwulan / Quarter
II
II
(2)
(3)
(4)
(5)
20.611,9
21.097,7
23.101,4
23.716,5
1.881,2
2.124,3
2.020,6
2.373,3
14.353,5
14.899,7
16.846,4
17.886,0
232,5
254,6
251,6
258,8

35.748,7
40.104,1
42.196,5
46.338,0

26.731,2
31.305,4
33.580,2
38.333,6
46.096,6
47.175,0
50.836,3
52.239,0
(1)
Expenditure

539
REGIONAL INCOME
Tabel
15.3.6
Table
CHAPTER XV

Triwulanan Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Jenis Pengeluaran (juta rupiah),
of Banten Province at 2000 Constant Market Prices
by Type of Expenditures (million rupiahs),
Jenis Pengeluaran
Type of Expenditure
2011
2012
Triwulan / Quarter
Triwulan / Quarter
II
II
(2)
(3)
(4)
(5)
8 621,0
8 751,3
9 079,2
9 224,2
617,6
692,4
647,4
739,2
3 778,7
3 914,3
4 261,4
4 484,6
90,3
94,6
92,1
96,8

24 138,2
25 925,9
26 897,2
28 677,9

14 373,6
16 044,0
16 683,0
18 616,2
22 872,1
23 334,5
24 294,2
24 606,4
(1)
Expenditure

540
BAB XV
PENDAPATAN REGIONAL
Tabel
15.3.7
Table
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto

Provinsi Banten Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Jenis Pengeluaran,
Percentage Distribution of Quarterly Gross Regional
Domestic Product of Banten Province at Current Market
Prices by Type of Expenditures,
Jenis Pengeluaran
Type of Expenditure
2011
2012
Triwulan / Quarter
Triwulan / Quarter
II
II
(2)
(3)
(4)
(5)
44,71
44,72
45,44
45,40
4,08
4,50
3,97
4,54
31,14
31,58
33,14
34,24
0,50
0,54
0,49
0,50

77,55
85,01
83,00
88,70

57,99
66,36
66,06
73,38
100,00
100,00
100,00
100,00
(1)
Expenditure

541
REGIONAL INCOME
Tabel
15.3.8
Table
CHAPTER XV

Menurut Jenis Pengeluaran (persen),
Q to Q dan Y on Y, Triwulan I-II 2011 dan 2012
Growth Rate of Gross Regional Domestic Product
by Type of Expenditure (percent),
Q to Q and Y on Y, Quarter I-II 2011 and 2012
Q to Q
Y on Y
Jenis Pengeluaran
Type of Expenditure
I-2012
I I -20 12
I I -2011
I I -20 12
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
0,42
1,60
4,99
5,40
-26,25
14,19
13,81
6,76

-1,09
5,24
7,01
14,57
-1,07
5,11
18,55
2,28

-2,22
6,62
12,23
10,61

-6,44
11,59
15,28
16,03
1,23
1,28
6,72
5,45

Expenditure

542
16
PERBANDINGAN REGIONAL
Regional Comparison
BAB XVI
Penjelasan Teknis
Technical Notes
1. Sumber data yang digunakan dalam

bab ini terutama berasal Badan
Pusat Statistik baik yang diperoleh
dari publikasi maupun situs
internet. Sedangkan data upah
minimum berasal dari Dewan
Pengupahan Provinsi Banten.
1. Data sources in this chapter were

mainly from the BPS - Statistics
Indonesia - obtained from both
publications and websites. While the
minimum wage data comes from
Banten Province Wages Councils.
2. Perbandingan regional dilakukan

terhadap seluruh provinsi di Jawa.
2. Regional comparisons made to all

provinces in Java.
3. Data perbandingan regional yang

disajikan meliputi :
a. Data Kependudukan
b. PDRB dan Pertumbuhan
Ekonomi
c. Inflasi
d. Pengangguran
e. Upah Minimum Provinsi
f. Nilai Tukar Petani
g. Indeks Tendensi Konsumen
h. Pengeluaran Rata-rata per
Kapita
i. Kemiskinan
j. Distribusi pembagian
pengeluaran dan Indeks Gini
k. Indeks Pembangunan Manusia
l. Indeks Pembangunan Gender
dan Indeks Pemberdayaan
Gender
3. Regional comparative data cover :
a. Population Data
b. GRDP and
Economic Growth
c. Inflation
d. Unemployment Rate
e. Provincial Minimum Wage
f. Farmers Term of Trade
g. Consumer Tendency Indices
h. Average per Capita
Expenditure
i. Poverty
j. Distribution of per Capita
Expenditure and Gini Index
k. Human Development Index
l. Gender-related Development
Index and Gender
Empowerment Measure
545
REGIONAL COMPARISON
Tabel
Table
16.1
CHAPTER XVI
Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk

dan Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi di Jawa,
2000 dan 2010
Population, Population Growth Rate
and Population Density by Province in Java,
2000 and 2010
Laju Pertumbuhan
Penduduk per Tahun
(persen)
Annual Growth Rate
(percent)
Penduduk
Population
Provinsi
Province
Kepadatan
Penduduk per km2
Population Density
per sq.km
2000
2010
2000
2010
2000
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. DKI Jakarta
8 361 079
9 607 787
0,13
1,41
12 592
14 469
2. Jawa Barat
35 724 093
45 053 732
2,24
1,90
1 010
1 217
8 098 277
10 632 166
3,10
2,78
838
1 100
4. Jawa Tengah
31 223 258
32 382 657
0,94
0,37
952
987
5. DI Yogyakarta
3 121 045
3 457 491
0,72
1,04
996
1 104
34 765 993
37 476 757
0,70
0,76
727
784
Jawa
121 293 745
475 610 590
1,25
1,21
937
1 055
Indonesia
205 132 458
237 641 326
1,40
1,49
107
124
(1)
3. Banten
6. Jawa Timur
Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / BPS Statistics - Indonesia
546
BAB XVI
Tabel
Table
16.2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

dan PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Provinsi di Jawa, 2010 dan 2011
Gross Regional Domestic Product (GRDP) and
Per Capita GRDP At Current Market Prices
by Province in Java, 2010 and 2011
PDRB (miliar rupiah)
GRDP (billion rupiahs)
Provinsi
Province
PDRB per Kapita (ribu rupiah)

Per Capita GRDP (thousand rupiahs)
2010 1)
2011 2)
2010 1)
2011 2)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. DKI Jakarta
862 090
982 540
89 728
100 985
2. Jawa Barat
771 594
861 006
17 922
19 646
3. Banten
171 690
192 219
16 148
17 595
4. Jawa Tengah
444 692
498 615
13 732
15 376
5. DI Yogyakarta
45 626
51 782
13 196
14 849
778 566
883 512
20 775
23 443
Jawa
3 074 257
3 469 674
22 504
25 127
Indonesia
6 436 271
7 427 086
27 084
30 813
(1)
6. Jawa Timur
Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / BPS Statistics Indonesia

Catatan / Note
1)
2)

547
REGIONAL COMPARISON
Tabel
Table
16.3
CHAPTER XVI

Menurut Provinsi di Jawa (persen), 2010-2012
Growth Rate of Gross Regional Domestic Bruto
At 2000 Constant Market Price
by Province in Java (percent), 2010-2012
Provinsi
Province
2010
(1)
(2)
1. DKI Jakarta
1)
2011
2)
Triwulan / Quarter
II-2012
y on y
c to c
(3)
(5)
(6)
6,50
6,71
6,74
6,58
2. Jawa Barat
6,20
6,48
6,41
6,35
3. Banten
6,08
6,43
5,45
5,83
4. Jawa Tengah
5,84
6,01
6,35
6,21
5. DI Yogyakarta
4,88
5,16
5,23
5,79
6. Jawa Timur
6,68
7,22
7,21
7,20
Jawa
6,33
6,64
6,62
6,57
Indonesia
6,20
6,46
6,37
6,35

Catatan / Note
1)
2)
548

BAB XVI
Tabel
Table
16.4
Laju Inflasi 23 Kota di Jawa, 2010-Juni 2012

Inflation Rate in 23 Cities in Java, 2010-June 2012
Juni / June
2012
Provinsi
Province
Kota
City
2010
2011
Tahun
Kalender
Calender
Year
Tahun ke
Tahun
Year on
Year
(2)
(3)
(4)
(5)
1. DKI Jakarta
Jakarta
6,21
3,97
1,47
4,12
2. Jawa Barat
Bogor
Sukabumi
Bandung
Cirebon
Bekasi`
Depok
Tasikmalaya
6,57
5,43
4,53
6,70
7,88
7,97
5,56
2,85
4,26
2,75
3,20
3,45
2,95
4,17
0,62
1,82
1,76
0,57
1,37
1,89
1,76
2,17
5,25
4,00
4,04
4,28
4,51
4,92
3. Banten
Serang
Tangerang
Cilegon
6,18
6,08
6,12
2,78
3,78
2,35
2,09
1,82
1,66
5,28
4,42
4,08
4. Jawa Tengah
Purwokerto
Surakarta
Semarang
Tegal
6,04
6,65
7,11
6,73
3,40
1,93
2,87
2,58
1,89
1,60
2,32
1,45
4,24
4,40
4,85
3,75
5. DI Yogyakarta
Yogyakarta
7,38
3,88
1,63
4,27
6. Jawa Timur
Jember
Sumenep
Kediri
Malang
Probolinggo
Madiun
Surabaya
7,09
6,75
6,80
6,70
6,68
6,54
7,33
2,43
4,18
3,62
4,05
3,78
3,49
4,72
1,68
2,20
1,74
1,32
2,37
1,26
1,56
4,14
5,45
5,04
4,42
4,67
3,94
4,69
Indonesia
Gabungan 66 Kota
6,96
3,79
1,79
4,53
549
REGIONAL COMPARISON
Tabel
Table
16.5
CHAPTER XVI
Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) Menurut Provinsi di Jawa, 2011-2012
Number of Unemployment and Open Unemployment Rate
(OURs) by Province in Java, 2011-2012
Februari 2011
February 2011
Provinsi
Province
(1)
Agustus 2011
August 2011
Februari 2012
February 2012
Jumlah
TPT
Jumlah
TPT
Jumlah
TPT
(ribuan)
(persen)
(ribuan)
(persen)
(ribuan)
(persen)
Unemployed
OURs
Unemployed
OURs
Unemployed
OURs
(thousand) (percent) (thousand) (percent) (thousand) (percent)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. DKI Jakarta
542,7
10,83
555,4
10,80
566,5
10,72
2. Jawa Barat
1 982,4
9,84
1 901,8
9,83
1 969,0
9,78
697,1
13,50
680,6
13,06
579,7
10,74
4. Jawa Tengah
1 042,5
6,07
1 002,7
5,93
1 006,5
5,88
5. DI Yogyakarta
107,1
5,47
74,3
3,97
78,8
4,09
6. Jawa Timur
845,6
4,18
821,5
4,16
819,5
4,13
Jawa
5 217,4
7,49
5 036,3
7,38
5 020,0
7,20
Indonesia
8 117,6
6,80
7 700,1
6,56
7 614,2
6,32
3. Banten
550
BAB XVI
Tabel
Table
16.6
Upah Minimum Provinsi (UMP) per Bulan

Menurut Provinsi di Jawa
(ribu rupiah), 2008-2012
Minimum Wage per Month by Province in Java
(thousand rupiahs), 2008-2012
Provinsi
Province
2008
2009
2010
2011
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. DKI Jakarta
972,6
1 069,9
1 118,0
1 290,0
1 529,2
2. Jawa Barat
568,2
628,2
671,5
732,0
3. Banten
837,0
917,5
955,3
1 000,0
1 042,0
4. Jawa Tengah
547,0
575,0
660,0
675,0
...
5. DI Yogyakarta
586,0
700,0
745,7
808
829,6
6. Jawa Timur
500.0
570,0
630,0
705
Indonesia
743,2
841,5
908,8
988,8
(1)
...
...
1 121,5
Sumber / Source : Dewan Pengupahan Daerah Provinsi Banten / Regional Wage Board of Banten Province
Catatan / Notes : Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak menetapkan UMP 2012
Jawa Barat, Jawa Tengah and Jawa Timur do not set a minimum wage in 2012
551
REGIONAL COMPARISON
Tabel
Table
16.7
Indeks Harga yang Diterima Petani (It), Indeks Harga

yang Dibayar Petani (Ib) dan Nilai Tukar Petani (NTP)
Indices of Prices Received by Farmers (It), Paid by
Farmers (Ib) and Farmers Terms of Trade (NTP)
by Province in Java, 2010-2012
2010
Provinsi
Province
(1)
1. DKI Jakarta
CHAPTER XVI
Juni / June *)
2012
20111
It
Ib
NTP
It
Ib
NTP
It
Ib
NTP
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
...
...
...
...
...
...
...
...
...
2. Jawa Barat
129,77 130,67
99,31
144,18 137,42 104,92 152,69 141,52 107,89
3. Banten
129,81 127,44 101,86
139,74 133,33 104,81 146,88 136,44 107,65
4. Jawa Tengah
125,96 123,93 101,64
136,91 130,58 104,84 142,22 135,47 104,99
5. DI Yogyakarta
137,40 121,96 112,66
146,00 126,83 115,12 150,44 129,95 115,76
6. Jawa Timur
127,78 129,40
139,26 136,99 101,65 144,42 142,22 101,55
Indonesia
98,74
128,62 126,37 101,78 138,90 132,81 104,58 143,68 136,87 104,98

Catatan / Notes :
552
*)
Rata-rata Januari Juni 2012 / Average of January June
BAB XVI
Tabel
Table
16.8
Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

Consumer Tendency Indices
Triwulan / Quarter
Provinsi
Province
I-2011
II-2011
III-2011
IV-2011
I-2012
II-2012
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. DKI Jakarta
105,55
109,90
113,46
111,27
110,23
111,48
2. Jawa Barat
101,12
106,46
109,33
108,07
106,14
108,98
3. Banten
101,66
107,40
111,01
108,96
107,51
109,47
4. Jawa Tengah
100,06
105,53
110,86
107,40
105,94
109,50
5. DI Yogyakarta
102,79
105,64
111,91
110,02
109,71
109,85
6. Jawa Timur
102,58
107,33
110,55
108,42
107,74
108,71
Indonesia
102,42
106,36
110,24
108,44
106,54
108,77
(1)
553
REGIONAL COMPARISON
Tabel
Table
16.9
Provinsi
Province
CHAPTER XVI

Menurut Kelompok Barang dan Provinsi di Jawa
(ribuan rupiah), 2010-2011
by Commodity Group and Province in Java
(thousand rupiahs), 2010-2011
Makanan
Food
Non Makanan
Non Makanan
Jumlah
Total
2010
2011
2010
2011
2010
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. DKI Jakarta
398,8
457,7
625,4
898,0
1 024,2
1 355,7
2. Jawa Barat
255,2
297,6
232,5
311,1
487,7
608,7
3. Banten
296,9
328,6
347,2
365,4
644,1
694,0
4. Jawa Tengah
204,0
229,8
189,9
234,1
393,9
463,9
5. DI Yogyakarta
244,0
276,3
310,0
348,7
554,0
625,0
6. Jawa Timur
215,0
245,7
196,5
240,7
411,5
486,4
254,5
293,6
240,3
300,1
494,8
593,7
(1)
Indonesia
554
BAB XVI
Tabel
Table
16.10
Provinsi
Province
(1)
Garis Kemiskinan dan Jumlah Penduduk Miskin

Poverty Line and Number of Poor
Maret / March
2011
September /
September 2011
Maret / March
2012
Garis
Kemiskinan
Penduduk
(Rp/Kapita/
Miskin
Bulan)
(ribuan)
Poverty
Number of
Line
Poor
(rupiahs/
(thousand)
capita/
month)
(2)
(3)
Garis
Kemiskinan
Penduduk
(Rp/Kapita/
Miskin
Bulan)
(ribuan)
Poverty
Number of
Line
Poor
(rupiahs/
(thousand)
capita/
month)
(4)
(5)
Garis
Kemiskinan
Penduduk
(Rp/Kapita/
Miskin
Bulan)
(ribuan)
Poverty
Number of
Line
Poor
(rupiahs/
(thousand)
capita/
month)
(6)
(7)
1. DKI Jakarta
355 480
363,4
368 415
355,2
379 052
363,2
2. Jawa Barat
220 098
4 648,6
226 097
4 650,8
231 438
4 477,5
3. Banten
226 662
690,5
236 520
690,9
239 767
652,8
4. Jawa Tengah
209 611
5 107,4
217 440
5 256,0
222 327
4 977,4
5. DI Yogyakarta
249 629
560,9
257 909
564,2
260 173
565,3
6. Jawa Timur
219 727
5 356,2
227 602
5 227,3
233 202
5 071,0
233 740
30 018,9
243 729
29 890,1
248 707
29 132,4
Indonesia
555
REGIONAL COMPARISON
Tabel
Table
16.11
CHAPTER XVI
Persentase Penduduk Miskin (P0), Indeks Kedalaman

Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Percentage of Poor (P0), Poverty Gap Index (P1) and
Poverty Severity Index(P2) by Province in Java, 2011-2012
Maret / March
2011
Provinsi
Province
September /
September 2011
Maret / March
2012
P0
P1
P2
P0
P1
P2
P0
P1
P2
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
1. DKI Jakarta
3,75
0,60
0,15
3,64
0,46
0,10
3,69
0,50
0,13
2. Jawa Barat
10,65
1,72
0,43
10,57
1,72
0,43
10,09
1,64
0,41
6,32
0,90
0,20
6,26
1,15
0,32
5,85
0,74
0,15
4. Jawa Tengah
15,76
2,56
0,66
16,21
2,58
0,66
15,34
2,27
0,53
5. DI Yogyakarta
16,08
2,51
0,65
16,14
2,48
0,59
16,05
3,47
1,14
6. Jawa Timur
14,23
2,27
0,54
13,85
2,00
0,46
13,40
1,81
0,38
12,49
2,08
0,55
12,36
2,05
0,53
11,96
1,88
0,47
(1)
3. Banten
Indonesia
556
BAB XVI
Tabel
Table
16.12
Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita dan

Indeks Gini Menurut Provinsi di Jawa, 2002 dan 2011
Distribution of per Capita Expenditure and Gini Index
by Province in Java, 2002 and 2011
Distribusi Pembagian Pengeluaran per Kapita (persen)

Distribution of per Capita Expediture (percent)
Provinsi /
Province
40% Penduduk
Berpengeluaran
Rendah /
40% Population
with Low
Expenditure
40% Penduduk
Berpengeluaran
Menengah /
40% Population
with Medium
Expenditure
20% Penduduk
Berpengeluaran
Tinggi /
20% Population
with High
Expenditure
Indeks Gini /
Gini Index
2002
2011
(7)
(8)
(9)
40,85
50,78
0,32
0,44
34,61
38,92
48,46
0,29
0,41
38,31
34,93
41,61
47,88
0,33
0,40
18,64
36,82
34,66
46,51
46,70
0,28
0,38
22,34
17,15
34,47
35,13
40,65
47,72
0,37
0,40
6. Jawa Timur
20,08
18,97
37,01
35,04
41,61
45,99
0,31
0,37
Indonesia
20,92
16,85
36,89
34,73
42,19
48,42
0,33
0,41
2002
2011
2002
2011
2002
2011
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. DKI Jakarta
19,48
15,53
39,67
33,69
2. Jawa Barat
22,29
16,93
38,79
3. Banten
20,08
17,19
4. Jawa Tengah
24,07
5. DI Yogyakarta
(1)
557
REGIONAL COMPARISON
Tabel
Table
16.13
Provinsi
Province
CHAPTER XVI
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Human Development Index (HDI)
Reduksi Shortfall
Reduction Shortfall
IPM / HDI
2009
2010
2011 *)
2009
2010
2011 *)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. DKI Jakarta
77,36
77,6
77,97
1,45
1,08
1,65
2. Jawa Barat
71,64
72,29
72,73
1,80
2,30
1,59
3. Banten
70,06
70,48
70,95
1,19
1,42
1,56
4. Jawa Tengah
72,10
72,49
72,94
1,77
1.38
1,64
5. DI Yogyakarta
75,23
75,77
76,32
1,39
2,18
2,27
6. Jawa Timur
71,06
71,62
72,18
2,29
1,92
1,97
71,76
72,27
72,77
2,06
1,80
1,80
(1)
Indonesia

Catatan / Note : *) Angka sementara / Preliminary figures
558
BAB XVI
Tabel
Table
16.14
Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Gender-related Development Index (GDI) and
Gender Empowerment Measure (GEM)
Provinsi
Province
IPG / GDI
IDG / GEM
2009
2010 *)
2009
2010 *)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. DKI Jakarta
73,00
73,35
63,94
73,23
2. Jawa Barat
61,84
62,38
55,77
67,01
3. Banten
61,89
62,88
54,87
65,66
4. Jawa Tengah
65,03
65,79
59,96
67,96
5. DI Yogyakarta
72,24
72,51
63,32
77,70
6. Jawa Timur
63,48
65,11
60,26
67,91
66,77
67,20
63,52
68,15
(1)
Indonesia

Catatan / Note : *) Angka sementara / Preliminary figures
559
INDEKS
INDEX
INDEKS
Tabel
Halaman
4.5.2
15.1.9
4.2.11
6.3.1-3
4.2.13
168
527
141
270-272
143
2.3.1-2
2.3.4-5
4.7.6
4.7.7
4.1.1-2
10.1.8-9
10.3.1
10.2.3
47-48
50-51
189
190
113-114
348-349
354
352
Bayi
Belanja Daerah
Beras
Buah-buahan
4.3.8
11.1.1-2
11.1.4-12
4.2.9
2.4.3
13.3.1-2
5.2.1-6
155
370-371
373-381
139
54
468-469
216-221
C
Curah Hujan
1.2.4
D
Daging
Dokter
5.5.5-6
4.2.3-4
243-244
133-134
E
Ekspor
14.2-12
477-491
F
Fasilitas Buang Air Besar
4.3.9
A
Agama
Agregat PDRB
AIDS
Air Minum
Akseptor Keluarga
Berencana
Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat
Angka Harapan Hidup
Angka Melek Huruf
Angka Partisipasi Sekolah
Angkutan Kereta Api
Angkutan Penyeberangan
Angkutan Pos
B
Bahan Bakar Memasak
Bank/Perbankan
G
Gabah
Garis Kemiskinan
28
155
Gas Kota
12.26
4.7.1,3
16.10
6.2.1
448
185,187
555
269
H
Hotel
9.1.1-3
321-323
14.13-23
13.1.1
12.3-6
4.7.10
16.13
4.7.11
16.14
4.7.12
16.14
13.1.6
16.12
492-504
76
406-412
194
558
195
559
196
559
461
557
I
Impor
Indikator Ketenagakerjaan
Indeks Harga Konsumen
Indeks Pembangunan
Manusia
Indeks Pembangunan
Gender
Indeks Pemberdayaan
Gender
Indeks Gini
Tabel
Indeks Tendensi
Konsumen
Industri
Inflasi
J
Jagung
Jalan
Jarak Antar Kota
Jasa Titipan Pos
Jemaah Haji
Jenis Atap
Jenis Dinding
Jenis Lantai
Jumlah Rumahtangga
K
Kacang Hijau
Kacang Tanah
Kakao
Kantor Pos
Kawasan Hutan
Kayu Bulat
Kecepatan Angin
Kedelai
Kelapa Dalam
Kelapa Sawit
Keluarga Sejahtera
Kendaraan
Kepadatan Penduduk
Konstruksi
Konsumsi Kalori
Konsumsi Protein
Koperasi
Kualitas Udara
L
Lahan Kritis
Laju Pertumbuhan
Penduduk
Letak Astronomi
16.8
Halaman
553
7.1-6
12.1-2
12.7-18
12.22-25
16.4
281-298
404-405
412-436
441-446
549
5.1.5
10.1.1-3
1.1.2
10.4.3
4.5.3-5
4.3.5
4.3.4
4.3.2
3.1.4
210
337-341
10
360
169-171
151
150
148
73
5.1.8
5.1.7
5.3.3
10.4.5-6
5.4.1
5.4.3-4
5.4.5
1.2.5
5.1.6
5.3.2
5.3.4
4.2.14
10.1.4-7
3.1.3
8.1-7
13.2.1,3
13.2.2,4
11.3.1-5
1.2.6
213
212
230
362-363
234
236-237
238
29
211
229
231
145
344-347
72
309-315
462,464
463,466
393-397
30
5.4.2
3.1.6
235
75
1.1.3
11
Listrik
Lowongan Kerja
Luas Daerah
Luas Lantai
6.1.1-5
3.2.19-21
1.1.1
4.3.3
M
Museum
Musim Hujan
Musim Kemarau
9.2.2
1.2.2
1.2.1
264-268
97-99
9
148
326
26
25
563
INDEKS
Tabel
N
Neraca Perdagangan Luar
Negeri
Nilai Tukar Petani
O
Obyek Wisata
P
Padi
Pajak
Pariwisata
Pasangan Usia Subur
Pegawai Negeri Sipil
Pelabuhan
Pembiayaan Daerah
Penanaman Modal Asing
Penanaman Modal Dalam
Negeri
Pencari Kerja
Pendapatan Daerah
Penduduk
Penduduk Miskin
Penduduk Usia 15 Tahun
Ke Atas yang Bekerja
Penerbangan
Pengadilan Tinggi Agama
Pengeluaran per Kapita
yang Disesuaikan
Pengeluaran Rata-rata
per Kapita Sebulan
Penolong Persalinan
Terakhir
Penyakit
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
Perbankan Syariah
Perguruan Tinggi
Perikanan Budidaya
Perikanan Tangkap
Pondok Pesantren
Produk Domestik
Regional Bruto
Pusat Kesehatan
Masyarakat
564
14.1
12.19-21
16.7
9.2.1
5.1.4
2.5.1-3
9.2.3-4
4.2.12
2.2.1-8
10.3.2-4
2.4.4
11.2.1-4
11.2.5-7
3.2.16-18
2.4.2
3.1.1-2,5
16.1
4.7.2,4-5
16.11
3.2.5-12
Halaman
476
438-440
522
324
209
57-61
327-329
142
38-46
355-356
55
386-389
390-392
94-96
53
70,71,74
546
186,188-9
556
80-90
10.2.1-2
4.6.1-3
4.7.9
350-351
172-175
193
13.1.1-5
16.9
4.2.7
453-459
554
137
4.2.10
4.4.3
11.1.3
11.1.13-16
4.1.13-14
5.6.6-9
5.6.1-5
4.1.12
15.1.1-8
15.2.1-6
15.3.1-8
16.2-3
4.2.2
140
159
372
382-385
126-127
253-259
246-250
126
511-526
529-534
535-542
547-548
132
R
Raskin
Rata-rata Lama Sekolah
Rumah Sakit
S
Sayuran
Sekolah
Status Penguasaan
Bangunan Tempat Tinggal
Suhu Udara
Sumber Air Minum
Sumber Penerangan
Surat
T
Tanaman Biofarmaka
Tanaman Hias
Tanaman Karet
Tanaman Pangan
Tanaman Perkebunan
Telepon
Telur
Tempat Ibadah
Tempat Rujukan Berobat
Ternak
Tindak Pidana
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
Tingkat Pengangguran
Terbuka
U
Ubi Jalar
Ubi Kayu
Unggas
Upah Minimum
W
Wisatawan
Tabel
Halaman
13.3.3
4.7.6
4.2.1
470
192
131
5.2.1-6
4.1.3-11
4.3.1
216-221
115-123
147
1.2.3
4.3.7
4.3.6
10.4.1-2
27
153
152
358-359
5.2.7-9
5.2.10-12
5.3.1
5.1.1-3
5.3.5-6
10.4.7-9
5.5.7
4.5.1
4.2.8
5.5.1,3
4.4.4-8
3.2.13-15
222-224
225-227
228
206-208
232-233
364-366
245
167
138
239,245
161-165
91-93
3.2.13-15
16.5
91-93
550
5.1.10
5.1.9
5.5.2,4
3.2.22
16.6
9.2.5
215
214
240,242
100
551
331
INDEKS
Table
A
AIDS
Air Quality
Astronomical Position
Aqua Culture
Average monthly
per Capita Expenditure
B
Bank
C
Calory Consumtion
Cassava
City Gas
Civil Servants
Cocoa Plantation
Coconut Plantation
Community Health Center
Construction
Consumer Price Indices
Consumer Tendency
Indices
Cooperative
Crime
Critical Land
Crop Plantation
D
Disease Cases
Distance Among Selected
Cities
Domestic Direct Investment
Dry Season
Dwelling Occupancy Status
E
Eggs
Electricity
Employment Indicators
Expenditure per Capita
Adjusted
Export
F
Family Planning Acceptors
Farmers Term of Trade
Fertile Age Couples
Fery Transportation
Fish Capture
Flights
Floor Area
Page
4.2.11
1.2.6
1.1.3
5.6.6-9
13.1.1-5
16.9
141
30
11
253-259
453-459
552
11.1.1-2
11.1.4-12
370-371
373-381
13.2.1,3
5.1.9
6.2.1
2.2.1-8
5.3.3
5.3.2
4.2.2
8.1-7
12.3-6
16.8
462,464
214
269
38-46
230
229
132
309-315
406-412
553
11.3.1-5
4.4.4-8
5.4.2
5.3.5-6
393-397
161-165
235
232-233
4.2.10
1.1.2
140
10
11.2.5-7
1.2.1
4.3.1
390-392
25
147
5.5.7
6.1.1-5
13.1.1
4.7.9
245
264-268
76
193
14.2-12
477-491
4.2.13
12.19-21
16.7
4.2.12
10.3.1
5.6.1-5
10.2.1-2
4.3.3
143
438-440
522
142
354
246-250
350-351
148
Tabel
Floor Type
Food Crops
Foreign Direct Investment
Foreign Trade Balance
Forest Area
Page
4.3.2
5.1.1-3
11.2.1-4
14.1
5.4.1
5.4.3-4
5.2.1-6
4.3.8
148
206-208
386-389
476
234
236-237
216-221
155
4.7.12
16.14
4.7.11
16.14
13.1.6
16.12
15.1.9
15.1.1-8
15.2.1-6
15.3.1-8
16.2-3
196
559
195
559
461
557
527
511-526
529-534
535-542
547-548
4.2.1
9.1.1-3
4.7.10
16.13
131
321-323
194
558
Islamic Boarding Schools

Islamic High Court
14.13-23
4.2.9
12.1-2
12.7-18
12.22-25
16.4
4.1.12
4.6.1-3
492-504
139
404-405
412-436
441-446
549
126
172-175
J
Job Applicants
Job Vacancies
3.2.16-18
3.2.19-21
94-96
97-99
3.2.13-15
91-93
Fruits
Fuel for Cooking
G
Gender Empowerment
Measure
Gender-related
Development Index
Gini Index
GRDP Agregate
Gross Regional
Domestic Product
H
Hospitals
Hotels
Human Development Index
I
Import
Infant
Inflation Rate
L
Labor Force
Participation Rate
Last Birth Attendant
Letters
Life Expectancy
Literacy Rates
Livestock
Local Government
Expenditures
Local Government
Financing
Local Government
Receipts
Logs
4.2.7
10.4.1-2
4.7.6
4.7.7
5.5.1,3
2.4.3
137
358-359
189
190
239,245
54
2.4.4
55
2.4.2
53
5.4.5
238
565
INDEKS
Table
M
Maize
Manufacture
Mean Years Schooling
Meat
Medical Doctors
Medicinal Plants
Minimum Wage
Mungbeans
Museum
5.1.5
7.1-6
4.7.6
5.5.5-6
4.2.3-4
5.2.7-9
3.2.22
16.6
5.1.8
9.2.2
N
Number of Household
3.1.4
O
Oil Palm Plantation
Open Unemployment Rate
Ornamental Plants
P
Paddy
Parliament Members
Peanuts
Pilgrims
Place of Referral
for Treatment
Poor People
Population
Population 15 Years of Age
and Over Who Worked
Population Density
Population Growth Rate
Port
Post Office
Postal Packet
Transportation
Postal Packet
Poultry
Poverty Line
Prosperous Family
Protein Consumtion
566
Page
210
281-298
192
243-244
133-134
222-224
100
551
213
326
73
5.3.4
3.2.13-15
16.5
5.2.10-12
231
91-93
550
225-227
5.1.4
2.3.1-2
2.3.4-5
5.1.7
4.5.3-5
4.2.8
209
47-48
50-51
212
169-171
138
4.7.2,4-5
16.11
3.1.1-2,5
16.1
3.1.3
186,188-9
556
70,71,74
546
72
3.1.3
3.1.6
10.3.2-4
10.4.5-6
10.2.3
72
75
355-356
362-363
352
10.4.3
5.5.2,4
4.7.1,3
16.10
4.2.14
13.2.2,4
360
240,242
185,187
555
145
463,466
Tabel
R
Rail Transportation
Rainfall
Rainy Season
Religion
Rice
Rice for Poor Community
Road
Roof Type
Rubber Plantation
S
School Enrollment Ratio
Schools
Sharia Bank
Social Welfare Problem
Bearers
Source of Drinking Water
Source of Lighting
Soybeans
Sweet Potatoes
Page
10.1.8-9
1.2.4
1.2.2
4.5.2
13.3.1-2
13.3.3
10.1.1-3
4.3.5
5.3.1
348-349
28
26
168
468-469
470
337-341
151
228
4.1.1-2
4.1.3-11
11.1.3
11.1.13-16
4.4.3
113-114
115-123
372
382-385
159
4.3.7
4.3.6
5.1.6
5.1.10
153
152
211
215
T
Tax
Telephone
Temperature
Toilet Facilities
Total Area
Tourism
Tourism Object
12.26
10.4.7-9
1.2.3
4.3.9
1.1.1
9.2.3-4
9.2.1
448
364-366
27
155
9
327-329
324
U
Unhusked Rice
Universities
12.26
4.1.12-13
448
124-125
V
Vegetables
Vehicle
4.1.13-14
10.1.4-7
126-127
344-347
W
Wall Type
Water
Wind Velocity
Worship Places
4.3.4
6.3.1-3
1.2.5
4.5.1
150
270-272
29
167

Banten Dalam Angka 2012

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Banten Dalam Angka 2012

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

DRAFT

BANTEN DALAM ANGKA 2012

Peta Administratif Provinsi Banten

Lambang Provinsi Banten

BENTUK, UKURAN DAN ARTI LAMBANG

Lambang daerah berbentuk perisai dengan warna dasar hijau, didalamnya

mewujudkan masyarakat madani, serta adanya tujuan mulia yang

Banten dalam Angka 2012

Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan sumber daya alam

Badak Bercula Satu berwarna hitam, adalah satwa langka satu-satunya

Laut berwarna biru dengan gelombangnya yang berwarna putih

pandangan, muara tempat berlindungnya masyarakat Banten.

Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10 (sepuluh), melambangkan

Banten in Figures 2012

12. Semboyan Lambang daerah IMAN TAQWA sebagai landasan

b. Makna Warna Lambang :

Warna merah, melambangkan keberanian yang didasari kebenaran.

Warna putih, melambangkan kesucian, kebijaksanaan dan kearifan.

Warna Kuning, melambangkan Kemuliaan, warna jiwa, lambang

Warna hitam, melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati.

Warna abu-abu, melambangkan ketabahan.

Warna biru, melambangkan kejernihan, warna laut melambangkan

Warna hijau, melambangkan kesuburan.

Warna coklat, melambangkan kemakmuran.

Banten dalam Angka 2012

SHAPE, SIZE, AND THE MEANING OF

Regional Symbols have 2 (two) part:

Banten in Figures 2012

b. The meaning of symbol colors :

Banten dalam Angka 2012

Assalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Serang, Agustus 2012

Hj. Ratu Atut Chosiyah

Banten dalam Angka 2012

The province of Banten has been formed at October 2000. We have

Serang, August 2012

Hj. Ratu Atut Chosiyah

Banten in Figures 2012

Banten Dalam Angka adalah publikasi tahunan Badan Pusat Statistik

Serang, Agustus 2012

Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.

Banten dalam Angka 2012

Banten in Figure is a comprehensive publication, published by BPS

Serang, August 2012

Ir. Nanan Sunandi, M.Sc.

Banten in Figures 2012

Ir. H. Widodo Hadi, Sp.

Banten dalam Angka 2012

Assalaamualaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

Serang, August 2012

Ir. H. Widodo Hadi, Sp.

Banten in Figures 2012

DAFTAR ISI / CONTENTS

Lambang Daerah / Regional Symbol .....................................................................................

Foto Gubernur / Photograph of the Governor ......................................................................

Foto Wakil Gubernur / Photograph of the Vice Governor ...................................................

Kata Sambutan / Foreword ..................................................................................................

Kata Pengantar / Preface ......................................................................................................

Daftar Isi / Contents .............................................................................................................

Daftar Tabel / List of Tables .................................................................................................

Sejarah Singkat Banten / Brief History of Banten Province .................................................

Undang-Undang No.16 Tahun 1997 Tentang Statistik /

Penjelasan Umum / Explanatory Notes ................................................................................