Anda di halaman 1dari 34

ASMA BRONKIALE PERSISTEN RINGAN

DERAJAT SEDANG

dr Andhea Debby Pradhita


Pembimbing: dr Amari Aqmar

Pendahuluan
Kasus asli
Alasan mengapa kasus ini diajukan: sebagai alasan
klinis.
Yang menarik dari kasus ini: penderita pasien anak
yang akan dilakukan terapi untuk mengontrol asma
Fokus pembicaraan: klasifikasi asma dan
pengobatan jangka panjang
Masalah: lingkungan pasien kurang mendukung
dalam proses pengobatan
Tujuan presentasi: pasien dapat beraktivitas tanpa
terganggu.

Data administrasi pasien


Nama: anak K
Nomor registrasi: smt/2xx9/14
Status kepegawaian: pelajar taman
kanak-kanak
Status sosial: keluarga pasien
memiliki penghasilan pas-pasan dan
tinggal di sebuah rumah kecil di
lingkungan padat jakarta selatan

Data demografis
Alamat: jl Damai Raya Rt02/rw05, kel
Petukangan Selatan, Kec
Pesanggrahan, Jak-Sel.
Agama: Katolik
Suku: Jawa
Pekerjaan: pelajar
Bahasa ibu: Bahasa Indonesia
Jenis kelamin: laki-laki

Data Biologik
Tinggi badan: 110 cm
Berat badan: 19 kg
Status gizi normal

Data Klinis
Anamnesis terfokus diagnosis
1. Pasien sesak napas sejak dini hari
2. Dimulai dengan batuk
3. Riwayat keluarga asma
4. Alergi terhadap dingin dan debu
5. Memiliki gejala trias alergika

Data klinis
Anamnesis penyingkir diagnosis
banding:
1. Pasien tidak ada demam maupun
infeksi
2. Pasien tidak mengidap penyakit
jantung bawaan
3. Tidak ada benda asing di saluran
napas.
4. Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe

Pemeriksaan jasmani
Tanda vital:
Nadi: 120x/menit
RR: 30x/menit
Untuk dugaan diagnosis:
Wheezing +/+
Retraksi sela iga
Dugaan diagnosis banding:
Suhu: 36,7c
Jantung: BJ I/II regular

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium: untuk mencari
peningkatan IgE, darah rutin
untuk mengetahui adanya
infeksi atau tidak.
Spirometri: untuk mengetahui
kapasitas vital paru-paru.
Rontgen thorax: untuk
menyingkirkan adanya
penyakit jantung atau
bronkopneumonia, dll.

Diagnosis
Asma bronkiale persisten ringan
derajat serangan berat
Anamnesis: faktor pencetus, jumlah
serangan setiap malam setap
minggu, gejala siang 2-3x /minggu,
terkadang mengganggu aktivitas.
Pemeriksaan jasmani: wheezing
ekspirasi +/+, RR 30x/menit, nadi
120x/menit.

Diagnosis Holistik
Diagnosis klinis
Berdasarkan anamnesa didapatkan adanya sesak
napas periodik, napas cepat, denyut jantung
meningkat, wheezing positif di kedua lapang paru.
Riwayat asma sejak kecil, terdapat riwayat alergi. Maka
diagnosis yang dapat ditegakan adalah asma bronkiale.
Diagnosis biologis
Pasien memiliki anggota keluarga yang memiliki
riwayat keluhan yang sama seperti pasien (ibu dan
kakek dari ibu). Riwayat keluhan yang sama sudah
pernah dialami pasien sejak kecil.

Diagnosis psikososial
Dukungan keluarga mengenai kebersihan dari
alergen seperti debu kurang diperhatikan. Ini
terjadi karena pasien tinggal di perkampungan yg
padat.

Diagnosis sosial
Penghasilan orang tua pasien hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam
membiayai kesehatan pasien dan keluarga, pasien
mempergunakan fasilitas BPJS dari pemerintah.

Strategi penanganan
masalah
Meminum obat teratur sebagai
kontroler.
Menghindari pencetus termasuk
alergen.
Rajin berolah-raga seperti berenang.
Tahu penanganan asma darurat bagi
pasien ketika di kehidupan seharihari.

Alasan konsultasi dan


rujukan
Jika dengan inhalasi dan intravena
respons parsial atau respon
bertambah buruk.
Status asmatikus
RUJUK.!!!

Penjelasan bagi pasien dan keluarga


Diagnosis asma dan bagaimana menentukan
klasifikasinya. Konsekuensinya adalah status
asmatikus kematian.
Masalah bagi pasien adalah kurangnya biaya
untuk membawa pasien berenang, ayah pasien
merokok di dalam rumah, ibunya yang tidak
setiap hari membersihkan debu.
Yang sebaiknya dilakukan adalah keluarga
mendukung pasien dalam hal pengobatan.
Efek samping obat yg terutama adalah
moonface.

Peran pasien dan keluarga dalam


menangani masalah
Mengingatkan pasien untuk minum
obat
Menghindari makanan yang alergi
bagi pasien
Menghindari aktivitas fisik yang
terlalu melelahkan

Identifikasi risiko dan


pencegahannya
Kurangi resiko kekambuhan
Sebagai faktor pejamu
Sebagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi berkembangnya
asma pada individu dengan
predisposisi asma
Sebagai faktor lingkungan yang
mencetuskan eksaserbasi dan atau
menyebabkan gejala asma menetap.

Ilmu yang diperoleh dari


presentasi
Ilmu dasar kedokteran: patofisiologi
Klinik: gejala, pemeriksaan,
pengobatan
Kedokteran komunitas: lingkungan
dan keluarga mempengaruhi
keberhasilan pengobatan.

Asma Bronkiale
Asma adalah gangguan inflamasi kronik
saluran napas yang melibatkan banyak sel
dan
elemennya.
Inflamasi
kronik
menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan
napas yang menimbulkan gejala episodik
berulang berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat dan batuk-batuk terutama malam
dan atau dini hari. Episodik tersebut
berhubungan dengan obstruksi jalan napas
yang luas, bervariasi dan seringkalibersifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.

Patogenesis
Inflamasi akut
reaksi tipe cepat: dimediasi oleh IgE
dan histamin
reaksi tipe lambat: 6-9 jam
setelahnya oleh eosinofil, sel T
CD4+, neutrofil dan makrofag.
Inflamasi kronis
limfosit T, eosinofil, makrofag, sel
mast,sel epitel, fibroblast dan otot
polos bronkus.

Faktor resiko
Faktor pejamu:
genetik asma, alergik (atopi)
, hipereaktiviti bronkus, jenis
kelamin dan ras.
Faktor lingkungan:
alergen, sensitisasi
lingkungan kerja, asap rokok,
polusi udara, infeksi
pernapasan (virus), diet,
status sosioekonomi dan
besarnya keluarga.

Diagnosis
RIWAYAT PENYAKIT / GEJALA :
Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada
dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :


Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan

Diagnosis
Pemeriksaan jasmani: mengi pada
auskultasi.
Padaserangan ringan, mengi hanya
terdengar pada waktu ekspirasi
paksa. Walaupun demikian mengi
dapat tidak terdengar (silent chest)
pada serangan yang sangat berat,
tetapi biasanya disertaigejala lain
misalnya sianosis, gelisah, sukar
bicara, takikardi, hiperinflasi dan

Diagnosis
Pemeriksaan penunjang: spirometri
dan arus puncak ekspirasi (APE).
Pemeriksaan penungkang lain: uji
reaktivitas bronkus, uji alergen.

Derajat Asma
I. Intermiten

Gejala
Bulanan
*Gejala<1x/minggu
*Tanpagejaladiluar
serangan
*Serangansingkat

II. Persisten Ringan

III. Persisten Sedang

IV. Persisten Berat

*2kalisebulan

*>2kalisebulan

*VEP180%nilaiprediksi
APE80%nilaiterbaik
*VariabilitiAPE20-30%

APE 60 80%
*>1x/seminggu

Kontinyu
*Gejalaterusmenerus
*Seringkambuh
*Aktivitifisikterbatas

*VEP180%nilaiprediksi
APE80%nilaiterbaik
*VariabilitiAPE<20%

APE > 80%

Harian
*Gejalasetiaphari
*Seranganmengganggu
aktivitidantidur
*Membutuhkan
bronkodilator
setiaphari

Faal paru
APE 80%

Mingguan
*Gejala>1x/minggu,
tetapi<1x/hari
*Serangandapat
menggangguaktiviti
dantidur

Gejala Malam

*VEP160-80%nilaiprediksi
APE60-80%nilaiterbaik
*VariabilitiAPE>30%

APE 60%
*Sering

*VEP160%nilaiprediksi
APE60%nilaiterbaik
*VariabilitiAPE>30%

medikasi
Pengontrol; adalahmedikasi asma jangka panjang
untuk mengontrol asma, diberikan setiap hari
untuk mencapai dan mempertahankan keadaan
asma terkontrol pada asma persisten.
Pelega;Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas
melalui relaksasi otot polos, memperbaiki dan
atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan
dengan gejala akut seperti mengi, rasa berat di
dada dan batuk, tidak memperbaikiinflamasi
jalan napas atau menurunkan hiperesponsif jalan
napas.

Tatalaksaan saat serangan


asma
Oksigen (oksimetri wajib >90)
Agonis beta-2 (aminofilin,
salbutamol)
Glukokortikosteroid (metyhl
prednisolon, dexamethason)
Antibiotik
Mukolitik; selain pada serangan asma
berat.

Berat Asma
AsmaIntermiten

Medikasi pengontrol harian

Alternatif / Pilihan lain

Alternatif lain

Tidakperlu

--------

-------

Glukokortikosteroidinhalasi Teofilinlepaslambat
-----(200-400ug
Kromolin
BD/hariatauekivalennya) Leukotrienemodifiers
AsmaPersistenSedang Kombinasiinhalasi
Glukokortikosteroid
Ditambahagonis
glukokortikosteroid
inhalasi(400-800ug
beta-2kerjalamaoral,atau
(400-800ug
BDatauekivalennya)ditambahTeofi Ditambahteofilin
BD/hariatauekivalennya)dan linlepaslambat,atau
lepaslambat
agonisbeta-2kerjalama
Glukokortikosteroid
inhalasi(400-800ug
BDatauekivalennya)ditambahagoni
sbeta-2kerjalamaoral,atau
Glukokortikosteroid
inhalasidosistinggi(>800ug
BDatauekivalennya)atau
Glukokortikosteroid
inhalasi(400-800ug
BDatauekivalennya)ditambahleuko
trienemodifiers
AsmaPersistenRingan

AsmaPersistenBerat

Kombinasiinhalasi
glukokortikosteroid
(>800ug
BDatauekivalennya)dan
agonisbeta-2kerjalama,
ditambah1dibawahini:
-teofilinlepaslambat
-leukotrienemodifiers
-glukokortikosteroid
oral

Prednisolon/metilprednisolon
oralselangsehari10mg
ditambahagonisbeta-2kerjalama
oral,ditambahteofilinlepaslambat

Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, kemudian turunkan bertahap
sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol

Gejala dan
Tanda

Berat Serangan Akut

Keadaan

Ringan

Sedang

Berat

Berjalan

Berbicara

Istirahat

Posisi

Dapat tidur
terlentang

Duduk

Duduk
membungkuk

Cara berbicara

Satukalimat

Beberapakata

Katademikata

Sesaknapas

Kesadaran
Frekuensi napas

Mungkingelisah

Gelisah

Gelisah

Mengancam jiwa

Mengantuk,gelisah,
kesadaranmenurun

<20/ menit

20-30/ menit

> 30/menit

< 100

100 120

> 120

Bradikardia

10mmHg

+/-1020
mmHg

+
>25mmHg

Kelelahanotot

Torakoabdominal
paradoksal

Akhir ekspirasi
paksa

Akhir ekspirasi

Inspirasi dan
ekspirasi

Silent Chest

APE

> 80%

60 80%

< 60%

PaO2

>80mHg

80-60mmHg

<60mmHg

<45mmHg

<45mmHg

>45mmHg

>95%

9195%

<90%

Nadi
Pulsusparadoksus
Otot Bantu Napas dan
retraksi suprasternal
Mengi

PaCO2
SaO2

Faktor Pencetus Asma


Polusiudaradalamruangan
Asaprokok(perokokpasif)
Asapkayu/masak
Spraypembersihrumah
Obatnyamuk
Dll

Kontrol Lingkungan
Tidakmerokokdidalamrumah
Hindari berdekatan dengan orang yang sedang
merokok
Upayakanventilasirumahadekuat
Hindarimemasakdengankayu
Hindarimenggunakanspraypembersihrumah
Hindari menggunakan obat nyamuk yang
menimbulkanasapatauspraydanmengandung
bahanpolutan

Polusiudaradiluarruangan
Asaprokok
Cuaca
Ozon
Gasbuangkendaraanbermotor
Dll

Hindariaktivitifisispadakeadaanudaradingin
dankelembabanrendah
Tinggalkan/hindaridaerahpolusi

Pajanandilingkungankerja

Hindaribahanpolutan
Ruangkerjadenganventilasiyangbaik
Lindungipernapasanmisalnyadenganmasker
Bebaskanlingkungandariasaprokok

Tujuan penalaksanaan asma


Tujuan: Asma yang terkontrol

Tujuan: Mencapai kondisi sebaik


mungkin

Menghilangkanataumeminimalkan
gejalakronik,termasukgejalamalam
Menghilangkan/meminimalkan
serangan
Meniadakankunjungankedarurat
gawat
Meminimalkanpenggunaan
bronkodilator
Aktivitisehari-harinormal,termasuk
latihanfisis(olahraga)
Meminimalkan/menghilangkanefek
sampingobat

Gejalaseminimalmungkin
Membutuhkan
bronkodilatorseminimalmungkin
Keterbatasanaktivitifisisminimal
Efeksampingobatsedikit

Faalparu(mendekati)normal
VariasidiurnalAPE<20%
APE(mendekati)normal

Faalparuterbaik
VariasidiurnalAPEminimal
APEsebaikmungkin

Ilmu komunitas
Meningkatkan kebugaran fisik
Berhenti merokok atau hindari rokok
Lingkungan kerja yang sehat

Anda mungkin juga menyukai