Refrat Osteomilitis
Refrat Osteomilitis
PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sehingga dapat membantu dalam mempelajari penatalaksanaan
osteomyelitis akut dan kronis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Osteomielitis (osteo berasal dari bahasa yunani, yang berarti tulang,
mielo-yang berarti sumsum tulang, dan itis adalah inflamasi) yang berarti suatu
infeksi dari tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis dapat tetap terlokalisasi atau
dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa
dan
periosteum.
Osteomielitis
dapat
diklasifikasikan
pada
organisme
dalam
(DVT).
Perkembangan
menjadi
umum
dijumpai
dengan
distribusi
usia
bimodal.
Cryptococcus,
Histoplasma,
Sporotrichum,
dan
2.4 PATOGENESIS
Seluruh infeksi harus selalu adanya keterkaitan antara penyerangan
mikroba dan pertahanan penjamu. Infeksi terjadi apabila jika organisme bersifat
virulen dan jumlah inokulum yang besar. Bakeri dapat masuk kedalam tubuh
secara langsung dengan adanya trauma tembus, dengan penyebaran secara
hematogen dari sisi sampingnya atau suatu fokus infeksi, atau paparan selama
opeasi.
Pada osteomielitis akut anak-anak, metafisis biasanya terlibat. Hal ini
dikarenakan pembuluh darah arteri nutrisi kosong sampai dengan vena-vena
sinusoidal, menyebabkan aliran yang melambat dan turbulen pada perbatasan ini.
6
seperti inflamasi yang akut. Rasa nyeri biasanya terlokalisir, tetapi bisa saja
menjalar kebagian tubuh lainnya. Sebagai contoh, jika anak mengeluhkan
nyeri pada lutut, sendi panggul harus juga dievaluasi untuk melihat
kemungkinan adanya arthritis septik. Jika tulang pada kaki terinfeksi, anak
akan mengalami kesulitan untuk berjalan atau berhenti berjalan. Pada
pemeriksaan sering didapatkan terdapatnya nyeri lokal dan biasanya diikuti
dengan pergerakan yang terbatas pada sendi sebelahnya, tetapi bengkak
dan kemerahan agak jarang dijumpai. Tanda sistemik seperti demam dan
menggigil biasanya ada, dan bayi biasanya menunjukkan irritable atau
letargik dan tidak ada selera makan.
Faktor predisposisi osteomilitis akut adalah :
A. Umur, terutama mengenai bayi dan anak-anak
B. Jenis kelamin, lebih sering pada laki-laki dari pada wanita dengan
perbandingan 4:1
C. Trauma; hematoma akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya osteomielitis hematogen akut
D. Lokasi; osteomielitis hematogen akut sering terjadi di daerah
metafisis karena daerah ini merupakan daerah aktif tempat terjadinya
pertumbuhan tulang.
E. Nutrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus
infeksi sebelumnya (seperti bisul, tonsilitis) merupakan faktor
predisposisi osteomielitis hematogen akut.
Penyebaran osteomielitis melalui dua cara, yaitu :
A. Penyebaran umum
B. Penyebaran lokal
13
Pemeriksaan laboratorium
A. Pemeriksaan darah
B. Sel darah putih meningkat sampai 30000, dengan peningkatan LED
C. Pemeriksaan titer antibody anti-stafilokokus
D. Kultur darah untuk menentukan jenis bakterinya dan uji sensitivitas.
E. Pemeriksaan feses, untuk dilakukan kultur atas kecurigaan infeksi
oleh bakteri Salmonella.
F. Biopsy, dilakukan pada tempat yang dicurigai untuk menyingkirkan
dengan suatu tumor. Karena gambaran klinis dan radiologis yang
diperlihatkan pada osteomielitis menyerupai beberapa neoplasma
inflamasi seperti leukemia akut limfositik, sarcoma Ewing, dan
histiositosis sel Langerhans (yang disebut juga dengan granuloma
eosinofilik). Maka dari itu, biopsy dapat menyingkirkan sebuah tanda
infeksi dari suatu tumor.
Pemeriksaan radiologis
A. Foto polos pada 10 hari pertama, tidak ditemukan kelainan radiologis
yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan
lunak. Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah 10 hari (2
minggu) berupa rarefaksi tulang yang bersifat difus pada daerah
metafisis dan pembentukan tulang baru di bawah periosteum yang
terangkat. Akan terlihat gambaran lesi radiolusen dan perubahan dari
periosteum.
B. Pemeriksaan
radioisotope
dengan
99mtechnetium
akan
15
E. Osteomielitis kronis
Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka
osteomielitis akut akan berlanjut menjadi osteomielitis kronis.
Diagnosis banding
A. Selulitis
B. Arthritis supuratif akut
C. Demam reumatik
D. Krisis sel sabit
E. Penyakit Gaucher
F. Tumor Ewing
Pengobatan
A. Istirahat dan pemberian analgesic untuk menghilangkan rasa nyeri
B. Pemberian cairan intravena dan kalau perlu tranfusi darah
C. Istirahat lokal dengan bidai atau traksi
D. Pemberian antibiotik secepatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu
stafilokokus aureus sambil menunggu hasil biakan. Antibiotik diberikan
3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah
penderita. Antibiotik tetap diberikan hingga 2 minggu setelah laju
endap darah normal.
E. Drainase bedah. Apabila setelah 24 jam pengobatan local dan sistemik
antibiotik gagal (tidak ada perbaikan keadaan umum), maka dapat
dipertimbangkan
drainase
bedah.
Pada
drainase
bedah,
pus
16
Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan berupa pemberian antibiotic yang adekuat
selama 6 minggu. Apabila diagnosis ragu-ragu, maka dapat dilakukan biopsi
dan kuretase.
2.6.2 Osteomielitis Kronis
Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomielitis
akut yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis
kronis dapat juga terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah Tindakan operasi
pada tulang.
Bakteri penyebab osteomielitis kronis terutama oleh Stafilokokus
aureus (75%), atau E. colli, Proteus, atau Pseudomonas. Stafilokokus
epidermidis merupakan penyebab utama osteomielitis kronis pada operasioperasi ortopedi yang menggunakan implant.
Patologi dan Patogenesis
Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang
menghambat terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada
kulit. Sekuestrum ini merupakan benda asing bagi tulang dan mencegah
terjadinya penutupan kloaka (pada tulang) dan sinus (pada kulit). Sekuestrum
diselimuti oleh invoucrum yang tidak dapat keluar/dibersihkan dari medulla
tulang kecuali dengan tindakan operasi. Proses selanjutnya terjadi destruksi
dan sklerosis tulang yang dapat terlihat pada foto rontgen.
Gambaran Klinis
Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari
luka/sinus setelah operasi, yang bersifat menahun. Kelainan kadang-kadang
disertai dengan demam dan nyeri local yang hilang timbul di daerah anggota
gerak tertentu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau
19
penyebabnya.
Pemeriksaan Radiologis
A. Foto polos
Pada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis
dan sklerosis tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin
adanya sekuestrum.
B. Radioisotop scanning
Radioisotop scanning dapat membantu menegakkan diagnosis
osteomielitis kronis dengan memakai 99mTCHDP.
C. CT dan MRI
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk membuat rencana pengobatan
serta untuk melihat sejauh mana kerusakan tulang yang terjadi.
Pengobatan
A. Pemberian antibiotik
Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotic
semata-mata. Pemberian antibiotic ditujukan untuk:
B. Mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya
20
BAB III
KESIMPULAN
22
Ostemomielitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada tulang
dan struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik. Pada dasarnya,
semua
menghasilkan
osteomielitis,
virus,
tetapi
parasit, jamur,
paling
sering
dan
bakteri, dapat
disebabkan oleh
DAFTAR PUSTAKA
23
24