Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)

I. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya
tidak riversibel dan cukup lanjut. (Suparman.1990).
Gagal ginjal ronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun (Price, 1992:812)
B. Etiologi
pielonefritis ( infeksi saluran kemih )
glomerulonefritis ( penyakit peradangan pada glomerulus ginjal )
riwayat penyakit ginjal dalam keluarga
riwayat edema yang mengarah ke penyakit ginjal
Penyakit metabolic misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis,
Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : Kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneat; saluran kemih bagian bawah hipertrpi prostat, stiktur uretra, anomaly

congenital pada leher kandung kemih dan uretra.


Hipertensi

C. Patofisiologi
Dua pendekatan teoritis yang biasanya diajukan untuk menjelaskan fungsi ginjal
pada gagal ginjal kronik :
1. Sudut pandang tradisional
Mengatakan semua unit nefron telah terserang penyakit namun dalam stadium yang
berbeda beda dan bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi fungsi
tertentu dapat saja benar benar rusak atau berubah strukturnya, misalnya lesi
organik pada medulla akan merusak susunan anatomi dari lengkung henle
2. Pendekatan hipotesis bricker ( hipotesis nefron yang utuh)
Berpendapat apabila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur,
namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja normal. Uremia akan timbul bila
jumlah nefron yang sudah sedemikian berkurang sehingga keseimbangan cairan dan
elektrolit tidak dapat dipertahankan lagi .
Adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit . sisa nefron yang ada mengalami hipertropi dalam
usahanya untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal, terjadi peningkatan
percepatan filtrasi, beban sulute dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron yang
terdapat dalam ginjal turun dibawah normal. Mekanisme adaptasi ini cukup berhasil
dalam dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh hingga
tingkat fungsi ginjal yang rendah.
Namun akhirnya kalau 75% masa nefron telah hancur, masa kecepatan filtrasi dan
beban solute bagi tiap nefron sedemikian tinggi sehingga keseimbangan glomerolus

tubulus tidak dapat lagi dipertahankan. Fleksibilitas baik pada proses ekskresi
maupun konsentrasi solute dan air menjadi berkurang.

Pohon Masalah GGK :

Ginjal tdk
dpt
menyerap

Penurunan aliran
darah ginjal
Obstruksi saluran
Mekanisme
kompensasi &
adaptasi

Produksi
urea dalam
darah

BUN & kreatinin


meningkat

Poliuri
a

Penurunan fungsi
nefron
Ketidakmampuan
konsentrasi urin

Kekurangan
cairan &
elektrolit
Prognosis
sum sum
tulang

Hipertiroidism
e sekunder
Fungsi
trombosit
terganggu
Agregasi
trombosit
berkurang
perdarahan
Fagositosis &
kemotaksis
berkurang

Produksi
eritroprotein
berkurang
Rangsangan
eritroprotein sumsum
tulang
Masa hidup
eritrosit
berkurang
Anemia
Defisiensi besi asam
folat
Nafsu makan
berkurang
Imunitas
menurun
kelemahan

BSK/pembesar
an prostat

Konsentrasi
urea sangat
tinggi

Ulkus pada
saluran
perkemihan

Garam
meningkat
dalam air

Tekanan
darah tinggi

Perdarahan
pada saluran
perkemihan
stroke

Penumpukan toksin
uronik

Sirkulasi
darah
meningkat
Asidosis
metabolik
Penimbunan
asam
Edema
paru
Gangguan
pola nafas

Gangguan pd
sistem
gastrointestinal
Gangguan
metabolisme
protein dlm usus
anorexia
nausea

vomitus

Gangguan
pemenuhan
nutrisi

Kelebihan
volume
cairan

Tdk dpt
kencing

Kulit

Penimbun
an
urokram
Pengendapan
kalsium di pori-pori
kulit
Gatalgatal
Kerusakan integritas
kulit

hematu
ri

Penurunan
curah jantung

edema

D. Manifestasi Klinis

Umum : Fatique, malaise, gagal tumbuh


Kulit : pucat, mudah lecet, rapuh, leukonychia
Kepala dan Leher : Fetor uremik, lidah kering dan berselaput
Mata : fundus hipertensif, mata merah
Kardiovaskuler : hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis uremik,

penyakit vaskular
Pernafasan : Hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura
Gastrointestinal : Anorexia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, colitis uremik, diare

yang di sebabkan oleh antibiotik


Kemih : Nokturia, poliuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya
Reproduksi : penurunan libido, impotensi, amenore, infertilitas, ginekomastia,

galaktore
Saraf : letargi, malaise, anorexia, tremor, mengantunk, kebingungan, kejang, koma.
Tulang : hiperparatiroidisme, defisiensi vit.D
Hematologi : anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan
Endokrin : multiple
Farmakologi : obat-obat yang di ekskresi oleh ginjal

D. Pemeriksaan Penunjang
Menurut doenges (1999) pemeriksaan penunjang pada pasien gagal ginjal kronik
adalah
1. Urine
Volume urine : biasanya < dari 400 ml/jam (fase oliguria) terjadi dalam (24 48

jam) setelah ginjal rusak


warna urine : kotor, sedimen kecoklatan menujukan adanya darah
berat jenis urine : kurang dari 1,020 menujukan penyakit ginjal
pH : lebih dari 7 ditemukan pada ISK, nekrosis tubular ginjal dan rasio

urine/serum saring (1 : 1)
Kliren kretinin : peningkatan kreatinin serum menujukan kerusakan ginjal
Natrium : biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEg/ltr bila ginjal tidak

mampu mengasopsi natrium


Bikarbonat : meningkat bila ada asidosis metabolic
Protein : proteinuria derajat tinggi (+3 - +4)
Warna tambahan : bias any tanda penyakit ginjal atau infeksi tambahan warna

merah diduga nefritis glomerulus.


2. Darah
Hemoglobin : menurun pada anemia
Sel darah merah : sering menurun mengikuti peningkatan kerapuhan/penurunan
hidup
pH : asidosis metabolic
kreatinin : biasanya meningkat pada proporsi rasio ( 0;1)
osmolalitas : 28,5 m Osm/kg = drine
kalium : meningkat
3. Pielografi intravena
Menunjukan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter. Pielografi retrograde : dilakukan
bila dicurigai ada obstruksi yang reversible. Arteriogram ginjal : mengkaji sirkulasi
ginjal da mengindentifikasi ekstravaskular, massa

4. Sistouretrogram berkemih
Menujukan ukuran kandung kemih, refluks kedalam ureter, retensi.
5. Ultrasono ginjal
Menujukan ukuran VU, dan adanya massa, kista obstruksi pada saluran berkemih
bagian atas.
6. Biopsy ginjal
Menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis
7. Endoskopi ginjal nefroskopi
Menentukan pelvis ginjal : keluar batu, hematuria, pengangkatan tumor selektif.
8. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kandung kemih serta prostat
E. Penatalaksanaan
1. Tentukan dan tatalaksana terhadap penyebab
2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam
3. Diet tinggi kalori rendah protein
4. Kendalikan hipertensi
5. Jaga keseimbangan elektrolit
6. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK
7. Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal
8. Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi
9. Persiapkan program hemodialisa
10. Transplantasi ginjal
F. Komplikasi
1. Hipertensi
2. Infeksi traktus urinarius
3. Obstruksi traktus urinarius
4. Gangguan elektrolit
5. Gangguan perfusi ke ginjal
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Usia
Jenis kelamin
Berat badan, tinggi badan
Riwayat gagal ginjal kronik
2. Keluhan utama
Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan (anorexia), mual,
muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, gatal pada kulit.
3. Riwayat penyakit
a. Sekarang : diare, muntah, perdarahan, reaksi anafilaksis, renjatan kardio genik.
b. Dahulu : riwayat gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung,
hipertensi, BPH.
c. Keluarga : adanya penyakit keturunan DM, stoke dan gagal ginjal
4. Pola aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi : anorexia, mual, muntah, dan rasa pahit pada rongga mulut, intake
minum yang kurang.
b. Aktivitas : kelemahan ekstrimitas dan rasa cepat lelah
c. Istirahat/tidur : gelisah, cemas, insomnia
d. Eliminasi urine : kencing sedikit (< 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan
pekat,dan tidak dapat kencing
e. Eliminasi defekasi : diare
5. Pemeriksaan fisik

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kesadaran : disorientasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent sampai koma.


Kepala : edema muka terutama daerah orbita, mulut bau khas ureum
Dada : pernapasan cepat dan dalam, nyeri dada
Perut : adanya edema anasarka (pembengkakan pada seluruh tubuh)
Ekstrimitas : edema pada tungkai
Kulit : sianosis, akral dingin, turgor kulit menurun
Tanda vital : peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah, hipertensi, napas

cepat dan dalam (kusmaul), dispnea


6. Pemeriksaan penunjang
Peningkatan kadar serum creatinine dalam darah, BUN meningkat, kreatinine klipans
meningkat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urine, diet
berlebihan, retensi cairan dan natrium.
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak
seimbangan volume sirkulasi, ketidakseimbangan elektrolit
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status
metabolic sirkulasi dan sensasi, gangguan torgur kulit, penurunan aktivias/mobilisasi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah
dan prosedur dialisa
6. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventelasi sekunder, kompensasi
melalui alkalosis respirtorik
7. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan penangana penyakit berhubungan
8.

dengan kurang informasi tentang penyakit


Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantunga, perubahan peran,
perubahan citra tubuh, dan disfugsi seksual

C. Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urine, diet
berlebihan, retensi cairan dan natrium.
Tujuan : mempertahan keseimbangan cairan
Intervesi :
Mengukur intake dan out put cairan
R : untuk mempertahankan keseimbangan cairan
Mengkaji turgor kulit dan edema
R : untuk mengetahui kerusakan kulit
Memonitor tanda tanda vital
R : untuk mengetahui keadaan umum
Membatasi asupan cairan
R : untuk meringankan daya kerja ginjal
Pantau hasil pemeriksaan laboratorium : kreatinin natrium, kalium, ureum, klorida,
pH.
R : untuk mengetahui kketidak - normalan ginjal
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.
Tujuan : mem pertahankan asupan nutrisi yang adekuat
Intervensi :
Catat asupan nutrisi
R : untuk mengidentifikasi kekurangan nutrisi

Kaji pola diet nutrisi klien


R : untuk menentukan kebutuhan tubuh / nutrisi
Anjurkan makan makanan tinggi kalori rendah protein, rendah natrium
R : untuk menambah energy dan mengurangi kerja ginjal
Berikan makanan sedikit tapi sering porsi kecil
R : dapat meningkatkan masukan makanan
Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan
R : memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak seimbangan
volume sirkulasi, ketidak seimbangan elektrolit
Tujuan : penurunan curah jantung tidak terjadi
TD dan frekuensi jantung dalam batas normal
Intervensi :
Aukultasi bunyi jantung dan paru
R : adanya takikkardia frekuensi jantung tidak teratur
Kaji adanya hipertensi
R : hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sisten aldostero rennin

angiotensi
Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasinya rediasi beratnya (0 4 )
R : Ht dan GGk dapat menyebabkan nyeri
Kaji tingkat aktivitas , respon terhadap aktivitas
R : kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia
Kolaborasi dalam pemeriksaan lab (Na, K), BUN, serum, creatinine, pemeriksaan

foto thorax dan pemberian obat-obatan


R : Memantau perubahan dan mengevaluasi
4. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status
metabolic sirkulasi dan sensasi, gangguan torgur kulit, penurunan aktivitas/mobilisasi
Tujuan : mempertahankan kulit tubuh dan menunjukan perilaku/teknik untuk
mencegah kerusakan
Intervensi :
Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vasuler, perhatikan adanya
kemerahan
R : menandakan area sirkulasi buruk/ kerusakan yang dapat menimbulkan

pembentukan dekubitus/infeksi
Inspeksi area terganggu terhadap odem
R : jaringan odem lebih cenderung rusak/robek
Ubah posisi sesering mungkin
R : memenurunkan tekanan pada odem, jaringan dengan perfusi buruk untuk
menurunkan iskemia
Berikan perawatan kulit
R : mengurangi pengeringan , robekan kulit
Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat
R : mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada

kulit
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi prouksi sampah
dan prosuder dialysis
Tujuan : pasien dapat meningkatkan aktivitas yang ditoleransi
Intervensi :
Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas
R : untuk melatih kekuatan otot dan mencegah kekakuan
Kaji factor yang menyebabkan tidak dapat berativitas

R : untuk mengetahui penyebab kelelahan


Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahan
R : melati akivitas tanpa kelelahan dan aktivitas kembali normal
Pertahankan status nutrisi yang adekuat
R : untuk menambah kekuatan agar tidak kelelahan
6. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder
Tujuan : pola nafas kembali normal atau stabil
Intervensi :
Auskultasi bunyi nafas catat adanya secret
R : menyatakan adanya penumpulan sekret
Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam
R : memberikan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen
Atur posisi senyaman mungkin
R : mencegah terjadinya sesak nafas
Batasi untuk beraktivitas
R : mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak
7. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan penangana penyakit berhubungan

dengan kurang informasi tentang penyakit


Tujuan : menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan pengobatan ,
melakukan perubahan pola hidup yang perlu
Intevensi :
Mengkaji pemahaman mengenai penyebab ggk
R : memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membua pilihan

berdasarkan informasi
Jelaskan fungsi ginjal sesuai dengan tingkat pemahaman
R ; memberikan pengetahuan dasar pada pasien
Diskusikan masalah nutrisi lain pemasukan fungsi protein sesuai dengan fungsi
ginjal.
R : metabolik yang terakumlasi dalam darah menurunkan hamper secara

keseluruhan dari katabaolisme protein


Anjurkan masukan kalori tinggi khususnya karbohidrat
R : penyimpanan protein , mencegah penggunaan dan memberikan energi
8. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantunga, perubahan peran,
perubahan citra tubuh, dan disfugsi seksual
Tujuan : memperbaiki harga diri
Intervensi :
Kaji respon pasien dan keluarga terhadap penyakit dan penanganan
R : untuk mengetahui perasaan pasien
Kaji koping pasien dan keluarga
R : untuk mengetahui mekanisme koping pasien dan keluarga sehingga dapat

mencari mekanisme koping lain


Ciptakan diskusi terbuka
R : untuk mengetahui informasi tentang pasien dan perasaannya

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat dan
disesuaikan dengan kondisi klien

E. Evaluasi

Intake out put seimbang


Status nutrisi adekuat

Curah jantung adekuat


Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
Pola nafas kembali normal
Peningkatan pemahaman klien dan keluarga mengenai kondisi dan pengobatan
Tidak terjadi perubahan gangguan konsep diri

G. DAFTAR PUSTAKA
H. Brunner and suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Edisi 3, vol . Jakarta :
EGC
I. Doengoes. E . Marylin. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
J. Mansjoer, arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteraan edisi 3, vol II. Jakarta : media aesaillapius.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.
X.
Y.
Z.
AA.
AB.
AC.
AD.
AE.
AF.

AG.
AH.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny.S DENGAN DIAGNOSA


MEDIS GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) DI RUANG MELATI
AI. RSUD PEMBALAH BATUNG AMUNTAI

AJ.
I. BIODATA
A. Indentitas Klien / Pasien
1. Nama
: Ny.S
2. Umur
: 60 tahun
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Agama
: islam
5. Suku / bangsa
: Banjar / Indonesia
6. Status marital
:Kawin
7. Pendidikan/pekerjaan
: SMP/IRT
8. Bahasa yang digunakan : bahasa banjar
9. Alamat lengkap
: Pasar unggas
10. Kiriman dari
: datang sendiri
11. Tgl Masuk RS
: 08 Agustus 2010, jam 09.00 wita
12. Tgl pengkajian
: 09 agustus 2010, jam 12.00 wita
13. No register
: 181140
AK.
B. Penaggung Jawab Klien / Pasien
1. Nama lengkap
: Tn F
2. Hubugan dengan klien
: Anak
3. Umur
: 42 tahun
4. Pendidikan / pekerjaan : Dagang
5. Alamat lengkap
: pasar unggas
AL.
II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
A. Alasan Di Rawat
AM. 3 hari klien mengalami sesak nafas, batuk, dan tidak ada nafsu makan.
B. Keluhan Utama
AN. Sesak napas,batuk, tidak nafsu makan
AO.
AP.
AQ.
1. Provocative /palliativ
AR.
Klien merasa sesak apabila terlalu banyak bergerak beraktivitas, apabila
klien sudah merasa sesak klien akan beristirahat dan dalam perawatan terpasang O2.
2. Quality /Quantity
AS.
Klien merasa nyeri dada terasa menjalar keseluruhan dada,klien terlihat
sesak bila di ajak bicara, klien tampak lelah.
3. Regional
AT.
Klien mengalami nyeri berlokasi di daerah dada
4. Severty scale
AU.
Klien merasa sakit cukup parah dengan skala nyeri 2 (sedang)
AV.
Ket :
AW.
0 : tidak ada nyeri
AX.
1 : nyeri ringan
AY.
2 : nyeri sedang
AZ.
3 : nyeri berat
BA.
4 : nyeri sangat berat
5. Timing

BB.

III.

Klien merasa sesak apabila

terlalu lama berbaring,dan terlalu banyak

bergerak(timbulnya mendadak).
BC.
RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
BD. Sebelumnya klien belum pernah mengalami penyakit seperti ini, tetapi klien sudah
pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya karena klien mengalami sakit BAK.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
BE. Kurang lebih 3 hari yang lalu ,,sebelum klien masuk rumah sakit,klien mengalami
sesak nafas. Keluarga klien hanya memanggil mantri datang kerumah klien, dan klien
hanya diberi obat,karena tidak banyak perubahan yang terjadi pihak keluarga membawa
klien ke RSUD. PAMBALAH BATUNG pada tanggal 08 Agustus 2010 jam 09:00.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
BF. Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti DM,Hipertensi, dan Asma, dan tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit menular seperti TBC.
BG.

Genogram :

BH.
BI.
BJ.
BK.
BL.
BM.

Keterangan :

BN.

: laki - laki

BO.

BP.

Perempuan

Meninggal

BQ.

Klien

BR.

Serumah

BS.

Kawin

IV.AKTIVITAS SEHARI HARI


A. Makan Dan Minum
BT.
Di rumah : Klien makan 3x/hari,nasi, lauk pauk, sayur sayuran.klien
biasanya minum 5-8 gelas/hari

BU.

Di RS : Klien kurang nafsu makan dan klien hanya menghabiskan setengah


dari porsi diet yang dsediakan, dengan menu diet( bubur biasa), dan minum

dianjurkan 2x/hari
B. Eliminasi (BAK dan BAB)
BV.
Di Rumah
: klien BAK 4-5x/hari,warna kuning jernih, dan BAB 1 2
x sehari dengan warna kuning dan berbau khas
BW.
Di RS : klien BAK 1-2x/hari warna kuning dan bau khas dan BAB 1 x
sehari dengan konsestensi padat, berwarna kuning dan berbau khas
C. Istirahat Dan Tidur
BX.
Di Rumah
: klen istirahat siang 2 jam dan tidur 7 8 jam
BY.
Di RS : klien istirahat cukup, klien tidur malam 4 5 jam tetapi kadan
kadang terbangun
D. Aktivitas
BZ.
Di Rumah

: klien sehari-hari hanya mengurus rumah, kegiatan pada

waktu luangmenonton TV, tidak ada keluhan dalam beraktivitas.


CA.
Di RS : klien hanya berbaring di tempat tidur, aktivitas klien terbatas,
klien beraktivitas di bantu oleh keluarga. (skala aktivitas 2)
CB.
KET :
CC.
0: Mandiri
CD.
1 : Dibantu alat
CE.
2 : Dibantu orang lain
CF.
3 : Dibantu orang lain dan alat
CG.
4 : Bantuan total
E. Kebersihan Diri
CH.
Di Rumah
: klien mandi 3 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 1 x
CI.
F. Rekreasi
CJ.
CK.

seminggu, potong rambut dan kuku apabila sudah dirasa panjang.


Di RS : selama di RS klien tidak pernah mandi dan gosok gigi.
Di Rumah

: klien menghibur dirinya dengan nonton tv bersama

keluarga dan mengobrol bersama keluarga


Di RS : klien hanya berbaring dan kadang kadang duduk sambil

berbincang-bincang dengan keluarga.


CL.
V. PSIKOSOSIAL
A. Psikologis
CM. Klien terlihat pasrah terhadap sakit yang dideritanya dan klen terlihat agak sedikit
cemas, klien mengangap bahwa penyakit yng dialaminya adalah cobaan dari Allah SWT.
Klien berharap cepat sembuh dengan menerima terapi yang di berikan dokter dan
perawat.
B. Sosial
CN. Hubungan klien dengan keluarga baik, terlihat dari adanya keluarga yang
menjenguk dan menemani klien selama dirawat dirumah sakit
C. Spiritual
CO. Klien beragama islam dank lien percaya ini cobaan dari Tuhan, klien tidak bisa

VI.

beribadah seperti biasa, klien hanya bisa berdoa ditempat tidur.


CP.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
CQ.
KU : lemah
CR.
Kesadaran : compos menthis
CS.
GCS : E4, V5, M6
CT.
Penampilan : Cukup bersih

CU.
Tekanan Darah
: 210/140 mmHg
CV.
Temp : 35c
CW.
Nadi :80 x/menit
CX.
Respirasi
: 16x/menit
CY.
Gol darah
:A
B. Head To Toe
1. Kepala
CZ.
Bentuk kepala simetris, kulit kepala cukup bersih, dan tidak terdapat
benjolan dan pendarahan. Serta pergerakan kepala baik
2. Rambut
DA.
Bentuk rambut lurus dan pendek , warna rambut hitam dan di tumbuhi
uban, kebersihan cukup
3. Mata
DB.
Simetris, sclera ikterik, konjungtiva anemis, fungsi penglihatan baik, serta
tidak memakai alat bantu penglihatan
4. Hidung
DC.
Bentuk simetris, cukup bersih, tidak ada secret, tidak terdapat polip atau
peradangan, dank lien terpasang O2
5. Telinga
DD.
Bentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada cairan atau
serumen yang keluar dari telinga, tidak ada peradangan/pendarahan serta tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
6. Mulut dan gigi
DE.
Bentuk bibir simetris, tidak ada peradangan dan pendarahan, klien tidak
memakai gigi palsu, serta fungsi pengecapan baik
7. Leher
DF.
Tidak ada peradangan pada kelenjer getah bening dan tyroid
8. Thorak
DG.
Insfeksi
: Bentuk dada simetris, tampak menggunakan alat bantu
pernafasan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

DH.
: tidak ada nyeri tekan
DI.
: terdapat bunyi normal
DJ.
: tidak terdapat bunyi tambahan (seperti wezziing ronchi)
9. Abdomen
DK.
Insfeksi
: bentuk simetris , terlihat bersih, dan tidak kembung
DL.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada massa
DM.
Perkusi
: tidak kembung
DN.
Auskultasi
: bising usus 14 x/menit (8-12x/m)
10. Reporduksi
DO.
Klien berjenis kelamin perempuan, dan tidak menggunakan alat bantu
dalam BAK
11. Ektrimitas
DP.
Tidak ada kekakuan dalam pergerakan baik kaki maupun tangan . pada

VII.

tangan kiri terpasang infuse Ring As + Cernivit 14 tpm.


DQ.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboraturium
1. Hematologi
DR.
Hb : 7,9 (w : 99,9 13,6 gr%, p : 11,3 -15,7 gr%)
DS.
Leukosit : 14000 /mm3 (N : 4000 10000 /mm3)
DT.
Trombosit : 284.000 (N: 100.000-300.000/mm3)
DU.
Golongan Darah : A
2. Kimia Darah
DV.
Glukosa sewaktu : 215 (<200mg/dl)

VIII.

IX.

DW.
Creatinin : 3,14 (N : < 1,4 mg/dl)
DX.
Urea : 81(N : 10 50 mg/dl)
DY.
BUN : 37,7
DZ.
PENGOBATAN
EA.
Senin, 09 agustus 2010
EB.
Inf Ring As + cernivit 20 tpm (vitamin)
EC.
Inj farsix (diuretik)
ED.
Inj Criax (antibiotic)
EE.
Inj Tricker (antasida)
EF.
p/o kapsul ( )
EG.
Interpril
EH.
Angiotens
EI.Selasa, 10 agustus 2010
EJ.
Ring AS + Livamin (vitamin)
EK.
Inj criax (antibiotic)
EL.
Inj farsix (diuretic )
EM.
Inj tricker (antasida :penahan nyeri)
EN.
P/o kapsul
EO.
Interpril
EP.
Angiotens
EQ.
Transfuse kolf ke 2 ( gol darah A)
ER.
Rabu, 11 agustus 2010
ES.
Inf Ring As + cernivit
ET.
Inj Criax (antibiotic)
EU.
Inj Farsix (diuretic)
EV.
Inj Tricker (antasida)
EW.
p/o kapsul
EX.
Interpril
EY.
Angiotens
EZ.
ANALISA DATA

FA.

FB.

DS & DO

FC.

ETIOLOGI

FD.

MASALAH

NO
.
FE.

FF.

1.

mengatakan

Ds

:
nafas

sesak.
FG. Do :
- KU lemah
- Klien

Klien

FM.

terasa

Hiperventilasi

FN.

sekunder

Perubahan
pola nafas

tampak

menggunakan alat bantu


-

pernafasan
Terpasang O2

4L/m

(kanul)
- Klien terlihat sesak
- TTV :
FH. TD: 210/140 mmHg
FI. N : 80x/m
FJ. T : 35c
FK. R : 24x/m
FL.
FO. FP.
Ds : Keluarga klien
2.

mengatakan

klien

tidak

FR.

Kurang nafsu

FT.

nutrisi kurang

makan

dari kebutuhan tubuh

menghabiskan

makanan

FS.

(Anokresia)

FX.

Kelemahan

yang di sediakan
FQ. Do :
- KU lemah
- Klien terlihat kurus
- Makanan
yang
disediakan

tidak

dihabiskan
- Menu diet bubur biasa
FU. FV.
Ds
:
klien
3.

mengatakan tidak mampu

fisik

FY.

Intoleransi
aktivitas

beraktivitas seperti biasa


FW. Do :
- KU lemah
- Klien hanya berbaring
dan duduk di tempat
-

tidur
Skala aktivitas 2
Klien terlihat lemas dan

lesu
- Skala kekuatan otot 4
FZ.
X. DAFTAR MASALAH
GA.

GB.

Diagnosa Keperawatan

GC.

Tgl Muncul

dengan GM.

09 Agustus

Hiperventilasi sekunder, ditandai dengan :


2010
GF.
Ds : Klien mengatakan nafas terasa sesak
GG. Do :
- KU lemah
- Klien terlihat sesak
- Klien tampak menggunakan alat bantu pernafasan
- Terpasang O2 4L/m (kanul)
- TTV
GH.
TD : 210/140 mmHg
GI. N : 80 x/m
GJ. T : 35C
GK.
R : 24x/m
GL.
GN. GO. Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh GS.

09 Agustus

No
.
GD. GE.

Perubahan

pola

nafasberhubungan

1.

2.

berhubungan dengan anorexia.


2010
GP.
Ditandai dengan :
GQ. Ds : keluarga klien mengatakan klien tidak
menghabiskan makanan yang di sediakan
GR. Do :
- KU lemah
- Klien terlihat kurus
- Klien hanya makan 4 5 sendok dari porsi diet yang
disediakan ( bubur biasa)

- Klien terlihat lesu


GT. GU. Intoleransi aktivitas
3.

berhubungan

dengan GX.

Kelemahan fisik. Ditandai dengan :


2010
GV. Ds : klien mengatakan tidak mampu beraktivitas
seperti biasa
GW. Do :
- KU lemah
- Klien hanya berbaring dan duduk di tempat tidur
- Skala aktivitas 2
- Klien terlihat lemas dan les
- Skala kekuatan otot 4
GY.
GZ.

09 Agustus

XI.

INTERVENSI KEPERAWATAN
XII.
XIII.

XIV. Hari/Tgl/J

No.
XIX. XX.
1.

am
Senin,

Agustus10
XXI. Jam

XV.

XVI. Tujuan

Dx
09 XXII.

XXIII. Setelah di lakukan 1. Auskultasi bunyi nafas, catat adan


XXIV.
perawatan pola nafas
2. Anjurkan klien untuk menarik na
kembali
normal
XXV.
3. Monitor TTV
dalam
1
shift
XXVI.
perawatan,
dengan 4. Atur posisi klien senyaman mung
5. Batasi untuk beaktivitas
criteria :

I
11:00

wita

XXVII.XXVIII.
2.

Seni

Pola nafas kembali normal


Klien tidak menggunakan

alat bantu nafas


Klien tampak rileks
Keadaan
umum

membaik
XXX. XXXI. Nafsu

n, 09 Agustus10
II
XXIX. Jam 11:00
wita

XVII. Rencana Keperawat

klien

timbul 1. Catat asupan nutrisi


2. Kaji pola diet nutrisi klien
kembali/ anokresia hilang dalam
XXXII.
1 shift perawatan , dengan 3. Kaji terhadap adanya mual dan m
XXXIII.
criteria hasil :
XXXIV.
- Klien mulai mau makan
-

makan

Klien tidak mual


4. Berikan makanan sedikit tapi seri
Klien tampak segar
XXXV.
Klien dapat menghabiskan 5. Tingkatkan kunjungan orang
porsi yang disediakan

selama makan
XXXVI.
6. Kolaborasi dengan

untuk memberikan diet yang tepa

XXXIX.
XL.
3.

Senin,

09 XLII. XLIII. Pola

Agustus 10
III
XLI. Jam 11.00
wita

aktivitas

terpenuhi

dalam

keperawatan,

dengan

dapat 1. Kaji faktor yang menyebabkan k


1

shift
criteria

(mengajarkan ROM)
3. Latih aktivitas secara bertahap
mampu
XLIV.
mengidentifikasi factor yang 4. Pertahankan status nutrisi yang ad
5. Libatkan keluarga dalam m
memperberat
aktivitas
Klien dapat meningkatkan

hasil :
- Klien

aktivitas
-

dapat beraktivitas
2. Anjurkan klien untuk melakukan

yang

dapat

ditoleransi
Keadaan umum klien baik
Skala aktivitas 1/0

XLV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


XLVI.
No.
LI.
1.

XLVII.
LII.

Hari/tgl

/ jam
Senin,09

agustus 2010
LIII. Jam 11: 30 wita

XLVIII.
XLIX. Implementasi
Dx
LIV. I 1. Mengkaji pola nafas dan mencatat adanya secret
LV. ( RR: 16 x/menit, tidak ada secret, bernafas
terlihat sesak, dan skala nyeri 2)
2. Mengajarkan nafas dalam dan batuk efektif
3. Memonitor tanda-tanda vital
LVI.
TD : 210/140 mmHg
LVII.
N : 80x/m
LVIII.
R : 16X/m
LIX.
T : 35C
4. Mengatur posisi senyaman mungkin (semi fowler)
LX. 5. Membatasi aktivitas ( menganjurkan klien
untuk di tempat tidur saja).

LXI
L
L
L
L

L
LXX.
2.

LXXI. Senin, 09
Agustus 2010
LXXII.Jam 11.30 wita

LXXIII. 1. Mencatat asupan nutrisi ( klien makan 4 5


II
sendok)
2. Menkaji pola diet nutrisi ( klien makan bubur biasa)
3. Mengkaji adanya mual dan muntah
4. Memberikan makanan sedikit tapi sering dengan
porsi kecil
5. Meningkatkan kunjungan oleh orang terdekat
selama makan
6. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan

LXXX. LXXXI.
Senin,
3.
09 Agustus 2010
LXXXII.
Jam
11.30 wita

diet yang tepat (bubur biasa)


LXXIV.
LXXXIII.1. Mengkaji faktor yang menyebabkan klien tidak
III
dapat beraktivitas (keadaan klien lemah, kalau klien
beraktivitas klien mengalami sesak)
2. Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas
(duduk, miring kanan atau kiri)
3. Melatih aktifitas secara bertahap ( rom aktif)
4. Mempertahankan status nutrisi yang adekuat
5. Melibatkan keluarga dalam melakukan aktivitas

L
LXX
LXX
-

L
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.

XCI.

CATATAN PERKEMBANGAN

XCII. XCIII. Hari/tgl/


No

jam

XCV. Catatan perkembangan

Dx

.
XCVI.XCVII.
1.

XCIV.

Sela

sa, 10 agustus 10
XCVIII.
Jam

kep
XCIX. C.
I

S : klien mengatakan sesak nafas

berkurang
CI.
O:
- Keadaan umum lemah
- Tidak terpasang O2
- Klien tampak rileks
- Sesak berkurang
- TTV :
CII. TD : 150/100 mmHg
CIII. N : 84x/m
CIV. R : 20x/m
CV. T :36C

17.00 wita

CVI.

A : masalah teratasi sebagian

CVII. P : intervensi dilanjutkan ( 1 5 )


CIX. CX.
2.

Selasa,

agustus 10
CXI. Jam

10 CXII.
II

CVIII.
CXIII. S : klien mengeluh belum aada nafsu
makan dan hanya makan sedikit
CXIV. O :
- Keadaan umum lemah
- Klien terlihat kurus
- Klien hanya makan 5 6 sendok dari

17.00

wita

porsi diet yang disediakan ( bubur biasa)


Klien terlihat lesu
Klien tidak ada mual

CXV. A : masalah teratasi sebagian


CXVI. P : intervensi diteruskan ( 1 6 )
CXVII.
CXVIII.
CXIX. Selasa,
3.

agustus 10
CXX. Jam

10 CXXI. CXXII.
III

beraktivitas, seperti duduk dan makan sendiri


CXXIII.
O:
- Keadaan umum lemah
- Skala aktivitas 2 (dibantu orang lain)
- Klien tidak mengeluh sesak nafas lagi

17.00

wita

kalau beraktivitas
Klien hanya berbaring dan kadang duduk

di tempat tidur
Skala kekuatan otot 4

CXXIV.
CXXVI.
CXXVII.
1.

Rab

u, 11 Agustus 10
CXXVIII.
Jam
12:00 wita

S : klien mengatakan sudah dapat

A : masalah teratasi sebagian

CXXV.P : intervensi diteruskan ( 1 5)


CXXIX. CXXX.
S : klien mengatakan sesak nafas
I

tidak ada lagi


CXXXI.
O:
- Keadaan umum lemah
- Tidak terpasang O2

- Klien tampak rileks


- TTV :
CXXXII. TD : 170/100 mmHg
CXXXIII. N : 80x/m
CXXXIV. R : 24x/m
CXXXV. T : 36C
CXXXVI. A : masalah teratasi sebagian
CXXXVIII.
CXXXIX.
2.

Rab

u, 11 Agustus 10
CXL. Jam 12.00

CXXXVII.
P : intervensi dilanjutkan ( 1 5 )
CXLI. CXLII.S : klien mengatakan hanya makan
II

wita

sedikit
CXLIII.
O:
- Klien masih tampak lemah
- Klien masih terlihat lesu
- Klien terlihat kurus
- Klien tidak mual
- Klien hanya makan 5 6 sendok dari
porsi diet yang disediakan ( bubur biasa)
CXLIV.

CXLVI.
CXLVII.
3.

Rab

u, 11 Agustus 10
CXLVIII.
Jam

A : masalah teratasi sebagian

CXLV. P : intervensi diteruskan ( 1 6 )


CXLIX. CL. S : klien mengatakan masih belum dapat
III

beraktivitas seperti biasa (hanya sekesar duduk


dan makan sendiri)
CLI. O :
- Keadaan umum lemah
- Skala aktivitas 2
- Klien dapat berjalan ke kamar mandi/wc

12.00 wita

(dibantu keluarga)
Klien hanya berbaring dan duduk di

tempat tidur
Sesak nafas tidak ada lagi
Skala kekuatan otot 4

CLII. A : masalah teratasi sebagian


CLIV.CLV. Kamis,
1.

Agustus10
CLVI. Jam

CLIII. P : intervensi diteruskan ( 1 5)


12 CLVII. CLVIII.
S : klien mengatakan sesak nafas
I

11.00

wita

tidak ada lagi


CLIX. O :
- Keadaan umum lemah
- Klien tampak rileks
- Tidak terpasang O2
- TTV :
CLX. TD : 140/100mmHg
CLXI. N : 80x/m
CLXII.R : 24x/m
CLXIII. T : 36C
CLXIV.

A : masalah teratasi sebagian

CLXV.P : intervensi dihentikan ( pasien


pulang)
CLXVII.
CLXVIII.
2.

Ka

mis, 12 Agustus10

CLXVI.
CLXX. CLXXI.
II

makan sedikit

S : klien mengatakan hanya

CLXIX.

Jam

CLXXII.
O:
- Keadaan umum lemah
- Klien terlihat kurus
- Klien hanya makan setengah dari porsi

11.00 wita

diet yang disediakan ( bubur biasa)


Klien masih terlihat lesu
Klien tidak ada mual

CLXXIII. A : masalah teratasi sebagian


CLXXIV.
CLXXV.
CLXXVI.
3.

Ka

mis, 12 Agustus10
CLXXVII.
Jam
11.00 wita

pulang )
CLXXVIII.
CLXXIX.
III

P : intervensi dihentikan ( pasien


S : klien mengatakan masih

belum dapat beraktivitas (hanya duduk/makan


sendiri)
CLXXX.
O:
- Keadaan umum lemah
- Skala aktivitas 2
- Skala kekuatan otot 4
- Klien dapat berjalan ke kamar mandi/ wc
( dibantu keluarga)
CLXXXI. A : masalah teratasi sebagian
CLXXXII.
pulang)

P : intervensi di hentikan (pasien

CLXXXIII.

Anda mungkin juga menyukai