I. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang umumnya
tidak riversibel dan cukup lanjut. (Suparman.1990).
Gagal ginjal ronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat, biasanya berlangsung beberapa tahun (Price, 1992:812)
B. Etiologi
pielonefritis ( infeksi saluran kemih )
glomerulonefritis ( penyakit peradangan pada glomerulus ginjal )
riwayat penyakit ginjal dalam keluarga
riwayat edema yang mengarah ke penyakit ginjal
Penyakit metabolic misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis,
Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas : Kalkuli neoplasma, fibrosis
netroperitoneat; saluran kemih bagian bawah hipertrpi prostat, stiktur uretra, anomaly
C. Patofisiologi
Dua pendekatan teoritis yang biasanya diajukan untuk menjelaskan fungsi ginjal
pada gagal ginjal kronik :
1. Sudut pandang tradisional
Mengatakan semua unit nefron telah terserang penyakit namun dalam stadium yang
berbeda beda dan bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi fungsi
tertentu dapat saja benar benar rusak atau berubah strukturnya, misalnya lesi
organik pada medulla akan merusak susunan anatomi dari lengkung henle
2. Pendekatan hipotesis bricker ( hipotesis nefron yang utuh)
Berpendapat apabila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur,
namun sisa nefron yang masih utuh tetap bekerja normal. Uremia akan timbul bila
jumlah nefron yang sudah sedemikian berkurang sehingga keseimbangan cairan dan
elektrolit tidak dapat dipertahankan lagi .
Adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai respon terhadap ancaman ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit . sisa nefron yang ada mengalami hipertropi dalam
usahanya untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal, terjadi peningkatan
percepatan filtrasi, beban sulute dan reabsorpsi tubulus dalam setiap nefron yang
terdapat dalam ginjal turun dibawah normal. Mekanisme adaptasi ini cukup berhasil
dalam dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh hingga
tingkat fungsi ginjal yang rendah.
Namun akhirnya kalau 75% masa nefron telah hancur, masa kecepatan filtrasi dan
beban solute bagi tiap nefron sedemikian tinggi sehingga keseimbangan glomerolus
tubulus tidak dapat lagi dipertahankan. Fleksibilitas baik pada proses ekskresi
maupun konsentrasi solute dan air menjadi berkurang.
Ginjal tdk
dpt
menyerap
Penurunan aliran
darah ginjal
Obstruksi saluran
Mekanisme
kompensasi &
adaptasi
Produksi
urea dalam
darah
Poliuri
a
Penurunan fungsi
nefron
Ketidakmampuan
konsentrasi urin
Kekurangan
cairan &
elektrolit
Prognosis
sum sum
tulang
Hipertiroidism
e sekunder
Fungsi
trombosit
terganggu
Agregasi
trombosit
berkurang
perdarahan
Fagositosis &
kemotaksis
berkurang
Produksi
eritroprotein
berkurang
Rangsangan
eritroprotein sumsum
tulang
Masa hidup
eritrosit
berkurang
Anemia
Defisiensi besi asam
folat
Nafsu makan
berkurang
Imunitas
menurun
kelemahan
BSK/pembesar
an prostat
Konsentrasi
urea sangat
tinggi
Ulkus pada
saluran
perkemihan
Garam
meningkat
dalam air
Tekanan
darah tinggi
Perdarahan
pada saluran
perkemihan
stroke
Penumpukan toksin
uronik
Sirkulasi
darah
meningkat
Asidosis
metabolik
Penimbunan
asam
Edema
paru
Gangguan
pola nafas
Gangguan pd
sistem
gastrointestinal
Gangguan
metabolisme
protein dlm usus
anorexia
nausea
vomitus
Gangguan
pemenuhan
nutrisi
Kelebihan
volume
cairan
Tdk dpt
kencing
Kulit
Penimbun
an
urokram
Pengendapan
kalsium di pori-pori
kulit
Gatalgatal
Kerusakan integritas
kulit
hematu
ri
Penurunan
curah jantung
edema
D. Manifestasi Klinis
penyakit vaskular
Pernafasan : Hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura
Gastrointestinal : Anorexia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, colitis uremik, diare
galaktore
Saraf : letargi, malaise, anorexia, tremor, mengantunk, kebingungan, kejang, koma.
Tulang : hiperparatiroidisme, defisiensi vit.D
Hematologi : anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan
Endokrin : multiple
Farmakologi : obat-obat yang di ekskresi oleh ginjal
D. Pemeriksaan Penunjang
Menurut doenges (1999) pemeriksaan penunjang pada pasien gagal ginjal kronik
adalah
1. Urine
Volume urine : biasanya < dari 400 ml/jam (fase oliguria) terjadi dalam (24 48
urine/serum saring (1 : 1)
Kliren kretinin : peningkatan kreatinin serum menujukan kerusakan ginjal
Natrium : biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEg/ltr bila ginjal tidak
4. Sistouretrogram berkemih
Menujukan ukuran kandung kemih, refluks kedalam ureter, retensi.
5. Ultrasono ginjal
Menujukan ukuran VU, dan adanya massa, kista obstruksi pada saluran berkemih
bagian atas.
6. Biopsy ginjal
Menentukan sel jaringan untuk diagnosis histologis
7. Endoskopi ginjal nefroskopi
Menentukan pelvis ginjal : keluar batu, hematuria, pengangkatan tumor selektif.
8. USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kandung kemih serta prostat
E. Penatalaksanaan
1. Tentukan dan tatalaksana terhadap penyebab
2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam
3. Diet tinggi kalori rendah protein
4. Kendalikan hipertensi
5. Jaga keseimbangan elektrolit
6. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang akibat GGK
7. Modifikasi terapi obat sesuai dengan keadaan ginjal
8. Deteksi dini terhadap komplikasi dan berikan terapi
9. Persiapkan program hemodialisa
10. Transplantasi ginjal
F. Komplikasi
1. Hipertensi
2. Infeksi traktus urinarius
3. Obstruksi traktus urinarius
4. Gangguan elektrolit
5. Gangguan perfusi ke ginjal
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Usia
Jenis kelamin
Berat badan, tinggi badan
Riwayat gagal ginjal kronik
2. Keluhan utama
Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan (anorexia), mual,
muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, gatal pada kulit.
3. Riwayat penyakit
a. Sekarang : diare, muntah, perdarahan, reaksi anafilaksis, renjatan kardio genik.
b. Dahulu : riwayat gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung,
hipertensi, BPH.
c. Keluarga : adanya penyakit keturunan DM, stoke dan gagal ginjal
4. Pola aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi : anorexia, mual, muntah, dan rasa pahit pada rongga mulut, intake
minum yang kurang.
b. Aktivitas : kelemahan ekstrimitas dan rasa cepat lelah
c. Istirahat/tidur : gelisah, cemas, insomnia
d. Eliminasi urine : kencing sedikit (< 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan
pekat,dan tidak dapat kencing
e. Eliminasi defekasi : diare
5. Pemeriksaan fisik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
C. Intervensi Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urine, diet
berlebihan, retensi cairan dan natrium.
Tujuan : mempertahan keseimbangan cairan
Intervesi :
Mengukur intake dan out put cairan
R : untuk mempertahankan keseimbangan cairan
Mengkaji turgor kulit dan edema
R : untuk mengetahui kerusakan kulit
Memonitor tanda tanda vital
R : untuk mengetahui keadaan umum
Membatasi asupan cairan
R : untuk meringankan daya kerja ginjal
Pantau hasil pemeriksaan laboratorium : kreatinin natrium, kalium, ureum, klorida,
pH.
R : untuk mengetahui kketidak - normalan ginjal
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.
Tujuan : mem pertahankan asupan nutrisi yang adekuat
Intervensi :
Catat asupan nutrisi
R : untuk mengidentifikasi kekurangan nutrisi
angiotensi
Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan lokasinya rediasi beratnya (0 4 )
R : Ht dan GGk dapat menyebabkan nyeri
Kaji tingkat aktivitas , respon terhadap aktivitas
R : kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia
Kolaborasi dalam pemeriksaan lab (Na, K), BUN, serum, creatinine, pemeriksaan
pembentukan dekubitus/infeksi
Inspeksi area terganggu terhadap odem
R : jaringan odem lebih cenderung rusak/robek
Ubah posisi sesering mungkin
R : memenurunkan tekanan pada odem, jaringan dengan perfusi buruk untuk
menurunkan iskemia
Berikan perawatan kulit
R : mengurangi pengeringan , robekan kulit
Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat
R : mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada
kulit
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi prouksi sampah
dan prosuder dialysis
Tujuan : pasien dapat meningkatkan aktivitas yang ditoleransi
Intervensi :
Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas
R : untuk melatih kekuatan otot dan mencegah kekakuan
Kaji factor yang menyebabkan tidak dapat berativitas
berdasarkan informasi
Jelaskan fungsi ginjal sesuai dengan tingkat pemahaman
R ; memberikan pengetahuan dasar pada pasien
Diskusikan masalah nutrisi lain pemasukan fungsi protein sesuai dengan fungsi
ginjal.
R : metabolik yang terakumlasi dalam darah menurunkan hamper secara
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat dan
disesuaikan dengan kondisi klien
E. Evaluasi
G. DAFTAR PUSTAKA
H. Brunner and suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Edisi 3, vol . Jakarta :
EGC
I. Doengoes. E . Marylin. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
J. Mansjoer, arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteraan edisi 3, vol II. Jakarta : media aesaillapius.
K.
L.
M.
N.
O.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.
X.
Y.
Z.
AA.
AB.
AC.
AD.
AE.
AF.
AG.
AH.
AJ.
I. BIODATA
A. Indentitas Klien / Pasien
1. Nama
: Ny.S
2. Umur
: 60 tahun
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Agama
: islam
5. Suku / bangsa
: Banjar / Indonesia
6. Status marital
:Kawin
7. Pendidikan/pekerjaan
: SMP/IRT
8. Bahasa yang digunakan : bahasa banjar
9. Alamat lengkap
: Pasar unggas
10. Kiriman dari
: datang sendiri
11. Tgl Masuk RS
: 08 Agustus 2010, jam 09.00 wita
12. Tgl pengkajian
: 09 agustus 2010, jam 12.00 wita
13. No register
: 181140
AK.
B. Penaggung Jawab Klien / Pasien
1. Nama lengkap
: Tn F
2. Hubugan dengan klien
: Anak
3. Umur
: 42 tahun
4. Pendidikan / pekerjaan : Dagang
5. Alamat lengkap
: pasar unggas
AL.
II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
A. Alasan Di Rawat
AM. 3 hari klien mengalami sesak nafas, batuk, dan tidak ada nafsu makan.
B. Keluhan Utama
AN. Sesak napas,batuk, tidak nafsu makan
AO.
AP.
AQ.
1. Provocative /palliativ
AR.
Klien merasa sesak apabila terlalu banyak bergerak beraktivitas, apabila
klien sudah merasa sesak klien akan beristirahat dan dalam perawatan terpasang O2.
2. Quality /Quantity
AS.
Klien merasa nyeri dada terasa menjalar keseluruhan dada,klien terlihat
sesak bila di ajak bicara, klien tampak lelah.
3. Regional
AT.
Klien mengalami nyeri berlokasi di daerah dada
4. Severty scale
AU.
Klien merasa sakit cukup parah dengan skala nyeri 2 (sedang)
AV.
Ket :
AW.
0 : tidak ada nyeri
AX.
1 : nyeri ringan
AY.
2 : nyeri sedang
AZ.
3 : nyeri berat
BA.
4 : nyeri sangat berat
5. Timing
BB.
III.
bergerak(timbulnya mendadak).
BC.
RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
BD. Sebelumnya klien belum pernah mengalami penyakit seperti ini, tetapi klien sudah
pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya karena klien mengalami sakit BAK.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
BE. Kurang lebih 3 hari yang lalu ,,sebelum klien masuk rumah sakit,klien mengalami
sesak nafas. Keluarga klien hanya memanggil mantri datang kerumah klien, dan klien
hanya diberi obat,karena tidak banyak perubahan yang terjadi pihak keluarga membawa
klien ke RSUD. PAMBALAH BATUNG pada tanggal 08 Agustus 2010 jam 09:00.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
BF. Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti DM,Hipertensi, dan Asma, dan tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit menular seperti TBC.
BG.
Genogram :
BH.
BI.
BJ.
BK.
BL.
BM.
Keterangan :
BN.
: laki - laki
BO.
BP.
Perempuan
Meninggal
BQ.
Klien
BR.
Serumah
BS.
Kawin
BU.
dianjurkan 2x/hari
B. Eliminasi (BAK dan BAB)
BV.
Di Rumah
: klien BAK 4-5x/hari,warna kuning jernih, dan BAB 1 2
x sehari dengan warna kuning dan berbau khas
BW.
Di RS : klien BAK 1-2x/hari warna kuning dan bau khas dan BAB 1 x
sehari dengan konsestensi padat, berwarna kuning dan berbau khas
C. Istirahat Dan Tidur
BX.
Di Rumah
: klen istirahat siang 2 jam dan tidur 7 8 jam
BY.
Di RS : klien istirahat cukup, klien tidur malam 4 5 jam tetapi kadan
kadang terbangun
D. Aktivitas
BZ.
Di Rumah
VI.
CU.
Tekanan Darah
: 210/140 mmHg
CV.
Temp : 35c
CW.
Nadi :80 x/menit
CX.
Respirasi
: 16x/menit
CY.
Gol darah
:A
B. Head To Toe
1. Kepala
CZ.
Bentuk kepala simetris, kulit kepala cukup bersih, dan tidak terdapat
benjolan dan pendarahan. Serta pergerakan kepala baik
2. Rambut
DA.
Bentuk rambut lurus dan pendek , warna rambut hitam dan di tumbuhi
uban, kebersihan cukup
3. Mata
DB.
Simetris, sclera ikterik, konjungtiva anemis, fungsi penglihatan baik, serta
tidak memakai alat bantu penglihatan
4. Hidung
DC.
Bentuk simetris, cukup bersih, tidak ada secret, tidak terdapat polip atau
peradangan, dank lien terpasang O2
5. Telinga
DD.
Bentuk dan posisi simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada cairan atau
serumen yang keluar dari telinga, tidak ada peradangan/pendarahan serta tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
6. Mulut dan gigi
DE.
Bentuk bibir simetris, tidak ada peradangan dan pendarahan, klien tidak
memakai gigi palsu, serta fungsi pengecapan baik
7. Leher
DF.
Tidak ada peradangan pada kelenjer getah bening dan tyroid
8. Thorak
DG.
Insfeksi
: Bentuk dada simetris, tampak menggunakan alat bantu
pernafasan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
DH.
: tidak ada nyeri tekan
DI.
: terdapat bunyi normal
DJ.
: tidak terdapat bunyi tambahan (seperti wezziing ronchi)
9. Abdomen
DK.
Insfeksi
: bentuk simetris , terlihat bersih, dan tidak kembung
DL.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada massa
DM.
Perkusi
: tidak kembung
DN.
Auskultasi
: bising usus 14 x/menit (8-12x/m)
10. Reporduksi
DO.
Klien berjenis kelamin perempuan, dan tidak menggunakan alat bantu
dalam BAK
11. Ektrimitas
DP.
Tidak ada kekakuan dalam pergerakan baik kaki maupun tangan . pada
VII.
VIII.
IX.
DW.
Creatinin : 3,14 (N : < 1,4 mg/dl)
DX.
Urea : 81(N : 10 50 mg/dl)
DY.
BUN : 37,7
DZ.
PENGOBATAN
EA.
Senin, 09 agustus 2010
EB.
Inf Ring As + cernivit 20 tpm (vitamin)
EC.
Inj farsix (diuretik)
ED.
Inj Criax (antibiotic)
EE.
Inj Tricker (antasida)
EF.
p/o kapsul ( )
EG.
Interpril
EH.
Angiotens
EI.Selasa, 10 agustus 2010
EJ.
Ring AS + Livamin (vitamin)
EK.
Inj criax (antibiotic)
EL.
Inj farsix (diuretic )
EM.
Inj tricker (antasida :penahan nyeri)
EN.
P/o kapsul
EO.
Interpril
EP.
Angiotens
EQ.
Transfuse kolf ke 2 ( gol darah A)
ER.
Rabu, 11 agustus 2010
ES.
Inf Ring As + cernivit
ET.
Inj Criax (antibiotic)
EU.
Inj Farsix (diuretic)
EV.
Inj Tricker (antasida)
EW.
p/o kapsul
EX.
Interpril
EY.
Angiotens
EZ.
ANALISA DATA
FA.
FB.
DS & DO
FC.
ETIOLOGI
FD.
MASALAH
NO
.
FE.
FF.
1.
mengatakan
Ds
:
nafas
sesak.
FG. Do :
- KU lemah
- Klien
Klien
FM.
terasa
Hiperventilasi
FN.
sekunder
Perubahan
pola nafas
tampak
pernafasan
Terpasang O2
4L/m
(kanul)
- Klien terlihat sesak
- TTV :
FH. TD: 210/140 mmHg
FI. N : 80x/m
FJ. T : 35c
FK. R : 24x/m
FL.
FO. FP.
Ds : Keluarga klien
2.
mengatakan
klien
tidak
FR.
Kurang nafsu
FT.
nutrisi kurang
makan
menghabiskan
makanan
FS.
(Anokresia)
FX.
Kelemahan
yang di sediakan
FQ. Do :
- KU lemah
- Klien terlihat kurus
- Makanan
yang
disediakan
tidak
dihabiskan
- Menu diet bubur biasa
FU. FV.
Ds
:
klien
3.
fisik
FY.
Intoleransi
aktivitas
tidur
Skala aktivitas 2
Klien terlihat lemas dan
lesu
- Skala kekuatan otot 4
FZ.
X. DAFTAR MASALAH
GA.
GB.
Diagnosa Keperawatan
GC.
Tgl Muncul
dengan GM.
09 Agustus
09 Agustus
No
.
GD. GE.
Perubahan
pola
nafasberhubungan
1.
2.
berhubungan
dengan GX.
09 Agustus
XI.
INTERVENSI KEPERAWATAN
XII.
XIII.
XIV. Hari/Tgl/J
No.
XIX. XX.
1.
am
Senin,
Agustus10
XXI. Jam
XV.
XVI. Tujuan
Dx
09 XXII.
I
11:00
wita
XXVII.XXVIII.
2.
Seni
membaik
XXX. XXXI. Nafsu
n, 09 Agustus10
II
XXIX. Jam 11:00
wita
klien
makan
selama makan
XXXVI.
6. Kolaborasi dengan
XXXIX.
XL.
3.
Senin,
Agustus 10
III
XLI. Jam 11.00
wita
aktivitas
terpenuhi
dalam
keperawatan,
dengan
shift
criteria
(mengajarkan ROM)
3. Latih aktivitas secara bertahap
mampu
XLIV.
mengidentifikasi factor yang 4. Pertahankan status nutrisi yang ad
5. Libatkan keluarga dalam m
memperberat
aktivitas
Klien dapat meningkatkan
hasil :
- Klien
aktivitas
-
dapat beraktivitas
2. Anjurkan klien untuk melakukan
yang
dapat
ditoleransi
Keadaan umum klien baik
Skala aktivitas 1/0
XLVII.
LII.
Hari/tgl
/ jam
Senin,09
agustus 2010
LIII. Jam 11: 30 wita
XLVIII.
XLIX. Implementasi
Dx
LIV. I 1. Mengkaji pola nafas dan mencatat adanya secret
LV. ( RR: 16 x/menit, tidak ada secret, bernafas
terlihat sesak, dan skala nyeri 2)
2. Mengajarkan nafas dalam dan batuk efektif
3. Memonitor tanda-tanda vital
LVI.
TD : 210/140 mmHg
LVII.
N : 80x/m
LVIII.
R : 16X/m
LIX.
T : 35C
4. Mengatur posisi senyaman mungkin (semi fowler)
LX. 5. Membatasi aktivitas ( menganjurkan klien
untuk di tempat tidur saja).
LXI
L
L
L
L
L
LXX.
2.
LXXI. Senin, 09
Agustus 2010
LXXII.Jam 11.30 wita
LXXX. LXXXI.
Senin,
3.
09 Agustus 2010
LXXXII.
Jam
11.30 wita
L
LXX
LXX
-
L
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
XCI.
CATATAN PERKEMBANGAN
jam
Dx
.
XCVI.XCVII.
1.
XCIV.
Sela
sa, 10 agustus 10
XCVIII.
Jam
kep
XCIX. C.
I
berkurang
CI.
O:
- Keadaan umum lemah
- Tidak terpasang O2
- Klien tampak rileks
- Sesak berkurang
- TTV :
CII. TD : 150/100 mmHg
CIII. N : 84x/m
CIV. R : 20x/m
CV. T :36C
17.00 wita
CVI.
Selasa,
agustus 10
CXI. Jam
10 CXII.
II
CVIII.
CXIII. S : klien mengeluh belum aada nafsu
makan dan hanya makan sedikit
CXIV. O :
- Keadaan umum lemah
- Klien terlihat kurus
- Klien hanya makan 5 6 sendok dari
17.00
wita
agustus 10
CXX. Jam
10 CXXI. CXXII.
III
17.00
wita
kalau beraktivitas
Klien hanya berbaring dan kadang duduk
di tempat tidur
Skala kekuatan otot 4
CXXIV.
CXXVI.
CXXVII.
1.
Rab
u, 11 Agustus 10
CXXVIII.
Jam
12:00 wita
Rab
u, 11 Agustus 10
CXL. Jam 12.00
CXXXVII.
P : intervensi dilanjutkan ( 1 5 )
CXLI. CXLII.S : klien mengatakan hanya makan
II
wita
sedikit
CXLIII.
O:
- Klien masih tampak lemah
- Klien masih terlihat lesu
- Klien terlihat kurus
- Klien tidak mual
- Klien hanya makan 5 6 sendok dari
porsi diet yang disediakan ( bubur biasa)
CXLIV.
CXLVI.
CXLVII.
3.
Rab
u, 11 Agustus 10
CXLVIII.
Jam
12.00 wita
(dibantu keluarga)
Klien hanya berbaring dan duduk di
tempat tidur
Sesak nafas tidak ada lagi
Skala kekuatan otot 4
Agustus10
CLVI. Jam
11.00
wita
Ka
mis, 12 Agustus10
CLXVI.
CLXX. CLXXI.
II
makan sedikit
CLXIX.
Jam
CLXXII.
O:
- Keadaan umum lemah
- Klien terlihat kurus
- Klien hanya makan setengah dari porsi
11.00 wita
Ka
mis, 12 Agustus10
CLXXVII.
Jam
11.00 wita
pulang )
CLXXVIII.
CLXXIX.
III
CLXXXIII.