Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH RASIO LEVERAGE, RASIO AKTIVITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN

PERTUMBUHAN ASET TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR


KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Annisa Tama

1)

Dr. Edhi Asmirantho, MM., SE. 2)


E-mail : rantho.bs@gmail.com
ABSTRAK
Profitabilitas merupakan kondisi yang mencerminkan tingkat pengembalian dari hasil penjualan dan
investasi. Profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Equity (ROE) ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya Leverage, Aktivitas, Pertumbuhan Penjualan dan Pertumbuhan Aset. Tujuan penelitian ini
untuk menganalisis pengaruh Leverage yang diukur menggunakan DFL dan DER, Aktivitas diukur
menggunakan TATO, Pertumbuhan Penjualan dan Pertumbuhan Aset terhadap ROE baik secara simultan dan
parsial. Data populasi dalam penelitian ini diambil dari 10 perusahaan sub sektor kimia yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2013, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yang selanjutnya
dari kriteria yang ditetapkan terpilih 8 perusahaan dalam satu tahun, sehingga total sampel selama periode
penelitian sebanyak 32 sampel.
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari F tes ini menunjukan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel DFL, DER, TATO, Pertumbuhan Penjualan dan
Pertumbuhan Aset terhadap ROE. Selanjutnya pengaruh DFL, DER, TATO, Pertumbuhan Penjualan dan
Pertumbuhan Aset secara parsial terhadap ROE diuji menggunakan t tes. DFL berpengaruh positif signifikan
terhadap ROE sebesar 0.012. DER berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE sebesar -0.095. TATO
berpengaruh positif signifikan terhadap ROE sebesar 0.176. Pertumbuhan Penjualan tidak memiliki pengaruh
terhadap ROE. Pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap ROE sebesar 0.165. Variabel yang
paling dominan mempengaruhi ROE adalah TATO sebesar 4.038.
Kata Kunci: Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Aset, Degree of Financial
Leverage (DFL), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO).
1)

Mahasiswi

2)

Pembimbing

1. Latar Belakang
Tujuan utama dari pendirian
perusahaan adalah mendapatkan tingkat
profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan
sumber-sumber yang dimiliki perusahaan,
seperti aktiva, modal atau penjualan (Sudana,
2009:25). Profit yang diperoleh perusahaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-

faktor tersebut diantaranya mengenai hutang,


aktivitas
perusahaan
yang
diukur
menggunakan Total Asset Turnover (TATO),
pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan
aset (Bodie, Kane & Marcus, 2014:326).
Perusahaan
dalam
mencapai
tujuannya membutuhkan tambahan dana
untuk memperlancar jalannya aktivitas
usaha. Menurut Riyanto (2001:227) sumber
dana dapat berasal dari dalam (intern) atau

dari luar (ekstern). Sumber yang berasal dari


dalam antara lain berupa modal saham, laba
ditahan atau pun laba tahun berjalan.
Sedangkan sumber dana yang berasal dari
luar diperoleh dari hutang (baik jangka
pendek maupun jangka panjang). Sumber
dana yang berasal dari investor ini
diharapkan dapat dikembalikan beserta
keuntungannya secepat mungkin. Hal
tersebut membuat tingkat kepercayaan
investor dan publik serta konsumen terhadap
perusahaan semakin tinggi (Nurhasanah,
2012).
Total asset turnover (TATO)
digunakan
untuk
melihat
efektivitas
penggunaan
aset
perusahaan
dalam
menghasilkan laba melalui penjualan yang
dilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi
rasio TATO maka semakin efektif perusahaan
dalam menggunakan aktivanya untuk
menghasilkan total penjualan bersih.
Semakin efektif perusahaan menggunakan
aktiva untuk menghasilkan penjualan bersih
menunjukkan
semakin
baik
kinerja
perusahaan tersebut (Kwan, 2005).
Begitupun dengan pertumbuhan
penjualan dan pertumbuhan aset yang sangat
berpengaruh terhadap profit perusahaan.
Semakin tinggi penjualan, semakin besar
keuntungan yang diperoleh perusahaan
(Franz dan Dewi, 2014). Selain itu, aset
perusahaan yang besar akan membuat
perusahaan lebih stabil dibandingkan
perusahaan kecil, karena memiliki kontrol
yang lebih baik terhadap kondisi pasar,
kurang rentan terhadap fluktuasi ekonomi,
sehingga mampu menghadapi persaingan
ekonomi ( Lahmi, 2013).
Dalam penelitian ini return on equity
(ROE) digunakan sebagai indikator untuk
mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.
ROE
ini
menunjukkan
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
dengan menggunakan modal sendiri, apakah
efektif
dan efisien jika perusahaan tersebut
menggunakan
modal
sendiri
dan
menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi
pemilik atau investor. ROE menunjukkan
keuntungan yang akan dinikmati oleh

pemilik saham. Adanya pertumbuhan ROE


menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin baik karena adanya potensi
peningkatan keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor
sebagai sinyal positif dari perusahaan
sehingga akan meningkatkan kepercayaan
investor
serta
akan
mempermudah
manajemen perusahaan untuk menarik modal
dalam bentuk saham (Dewa, 2011).
Berdasarkan latar belakang tersebut,
peneliti ingin melakukan penelitian lebih
jauh
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi profitabilitas, khususnya
terhadap Return On Equity (ROE) pada
perusahaan sub sektor kimia.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Rasio Leverage
Rasio leverage menurut Brigham and
Houston (2004:82) adalah mengukur sejauh
mana sebuah perusahaan menggunakan
pembiayaan hutang atau leverage keuangan.
Asmirantho (2013:100) Leverage
artinya dongkrak / Pengungkit. Dalam
bahasa keuangan leverage ialah penggunaan
utang untuk meningkatkan total harta.,
Leverage adalah penggunaan aktiva dan
sumber dana oleh perusahaan yang memiliki
biaya tetap (beban tetap) berarti sumber dana
yang berasal dari pinjaman karena bunga
sebagai beban tetap dengan maksud agar
meningkatkan
keuntungan
potensial
pemegang saham. Semakin tinggi leverage
maka ketidakpastian return makin tinggi dan
semakin tinggi pula risiko yang akan
dihadapi.
Dalam penelitian ini rasio leverage yang
digunakan adalah degree of financial
leverage (DFL) dan debt to equity ratio
(DER).
Menurut Sartono (2010:265) degree of
financial leverage adalah rasio antara
persentase perubahan Earning Per Share
(EPS) dibanding dengan perubahan Earning
Before Interest and Tax (EBIT).
Penggunaan DFL yang semakin besar
membawa dampak positif untuk tingkat
pengembalian pemegang saham sebagai
penanam modal namun jika pendapatan yang

diterima dari penggunaan dana tersebut lebih


besar dari beban keuangan yang dikeluarkan
(Asmirantho, 2013).
Menurut Asmirantho (2013:108), Van
Horne and Warchowicz menyatakan rumus
yang digunakan untuk mengukur degree of
financial leverage (DFL) adalah sebagai
berikut:
DFL =
Debt to equity ratio (DER) adalah hasil
perhitungan dengan membagi total hutang
perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka panjang terhadap total modal yang
dimiliki perusahaan (Baker and Gary,
2005:53)
Apabila DER mengalami peningkatan
maka akan menurunkan profitabilitas (ROE),
begitupun sebaliknya. Sehingga penggunaan
hutang yang terlalu besar akan merugikan
investor sebagai penanam modal (Nakman
Harahap, 2003).
Selain itu, teori ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nakman
Harahap (2003), A. Zubaidi, dkk (2011) dan
Cyrillius Martono (2002) yang menyatakan
bahwa debt to equity ratio (DER) secara
parsial berpengaruh negatif terhadap return
on equity (ROE).
Rumus yang digunakan untuk mengukur
debt to equity ratio (DER) adalah sebagai
berikut (Baker and Gary, 2005:53):

DER =
2.2. Rasio Aktivitas
Menurut Wahyudiono (2014:85) bahwa
efisiensi perusahaan dapat dilihat melalui
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
operasional sehari-hari seperti penjualan,
persediaan, penagihan piutang dan efisiensi
dibidang
lainnya.
Rasio
aktivitas
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Dalam

penelitian ini, rasio aktivitas diukur


menggunakan Total Asset Turnover (TATO).

Total asset the final asset management


ratio, the total asset turnover ratio, measures
the turnover of all the firm's assets. This
ratio is calculated by dividing sales by total
assets. Sales should be increased, some
assets should be disposed of, or a
combination of these steps should be taken
(Brigham and Houston, 2004:81).
Rasio
aktivitas
yang
diukur
menggunakan Total asset turnover (TATO)
secara parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap
profitabilitas
yang
diukur
menggunakan return on equity (ROE).
Artinya, apabila total asset turnover (TATO)
mengalami peningkatan, maka return on
equity (ROE) juga akan meningkat,
begitupun sebaliknya (Kwan Billy, 2005).
Selain itu, teori ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nur Fajrih
dan Sulistyo (2000), Kwan Billy (2005) dan
Dionisius Setyo (2008) yang menyatakan
bahwa total asset turnover (TATO) secara
parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap return on equity (ROE).
Rumus yang digunakan untuk mengukur
total asset turnover adalah sebagai berikut
(Thompson and Strickland, 1996):

TATO =
2.3. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan
penjualan
(Sales
growth) menurut Brigham and Houston
(2004:655) adalah sebuah metode peramalan
laporan keuangan di masa depan yang
mengungkapkan setiap perhitungan dari
persentase penjualan. Persentase penjualan
ini dapat konstan atau berubah dari waktu ke
waktu.
Pertumbuhan penjualan yang tinggi
menunjukan
perusahaan
mempunyai
pertumbuhan yang baik. Semakin tinggi
pertumbuhan penjualan berarti semakin
tinggi profitabilitas, sehingga hubungan

antara pertumbuhan penjualan dengan


profitabilitas adalah positif (Elsa & Juniarti,
2014).
Teori ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Franz dan Dewi (2014) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif signifikan terhadap
return on equity (ROE).

Sales Growth =

100%

2.4. Pertumbuhan Aset


Menurut Saidi (2004) growth adalah
perubahan (peningkatan atau penurunan)
total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Berdasarkan
definisi
tersebut
dapat
dijelaskan bahwa growth merupakan
perubahan total aset baik berupa peningkatan
atau penurunan yang dialami perusahaan
selama satu periode (satu tahun).
Munawir (2004:83) menyatakan bahwa
perusahaan dengan pertumbuhan aset yang
baik dapat menghasilkan produk biaya
rendah, dimana tingkat biaya rendah
merupakan salah satu unsur untuk mencapai
laba.

Teori ini sesuai dengan penelitian


yang dilakukan oleh Kadek (2011) dan
Kamaliah, dkk (2009), yang menyatakan
bahwa pertumbuhan aset secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
ROE.
Adapun secara teoritis pertumbuhan
aktiva dapat diukur perubahannya
(%tase)
dalam
buku
Financial
Management, learning books sebagai
berikut : (Asmirantho ; 2013 ,272)

Asset Growth =

2.5. Profitabilitas
Rasio profitabilitas menurut Weston and
Copeland (2010:237) adalah mengukur
efektivitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan
dan investasi. Rasio profitabilitas disebut
juga dengan rasio efisiensi. Rasio ini
digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan
aktiva
perusahaan
dan
digunakan untuk mengaitkan dengan
penjualan yang berhasil diciptakan. Dalam
penelitian
ini
profitabilitas
diukur
menggunakan return on equity (ROE).
Return on equity merupakan rasio yang
paling penting. Rasio ini adalah rasio laba
bersih terhadap ekuitas. ROE mengukur
tingkat
pengembalian
atas
investasi
pemegang
saham
umum.
Pemegang
berinvestasi
untuk
mendapatkan
pengembalian uang mereka, dan rasio ini
menceritakan bagaimana investasi uang
mereka dilakukan dengan baik atas laba
bersih yang dihasilkan. Rumus yang
digunakan untuk mengukur return on equity
adalah sebagai berikut (Brigham and
Houston, 2004:88):

ROE =
2.6. Hipotesis:
1) Rasio Leverage, Rasio Aktivitas,
Pertumbuhan Penjualan dan Perumbuhan
Aset secara simultan berpengaruh
terhadap Profitabilitas.
a) DFL secara parsial berpengaruh
positif terhadap ROE (X1)
b) DER secara parsial berpengaruh
negatif terhadap ROE (X2)

c) TATO secara parsial berpengaruh


positif terhadap ROE (X3)

d)

Pertumbuhan Penjualan secara parsial


berpengaruh positif terhadap ROE
(X4)

e)

Pertumbuhan Aset secara parsial


berpengaruh positif terhadap ROE
(X5)

3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel data
rasio keuangan yang diperoleh dari laporan
keuangan
tahunan
masing-masing
perusahaan yang akan diteliti. Dalam industri
dasar dan kimia sub sektor kimia ini terdapat
sepuluh perusahaan sebagai populasi.
Penelitian ini hanya memilih delapan
perusahaan sebagai sampel. Adapun metode
penarikan sampel yang dipilih yaitu metode
Purposive Sampling, dimana metode
pengumpulan anggota sampel yang didasari
dengan pertimbangan dan kriteria tertentu.
Metode analisis yang digunakan adalah
statistic descriptive, asumsi klasik dan
regresi linear berganda yang terdiri dari uji F
(simultan) dan uji t (parsial).
4. Hasil Penelitian
Tabel 4.1. Statistic Descriptive

Berdasarkan output SPSS di atas (tabel


4.7.) N menjelaskan mengenai jumlah data
yang diteliti dalam penelitian ini sebanyak 32
data.
Nilai rata-rata (mean) untuk variabel
Degree of Financial Leverage (DFL) lebih
kecil dari standar deviasinya dengan angka
0.3219 < 0.6450. Hal ini menunjukan bahwa
variabel DFL memiliki hasil yang kurang
baik, karena terdapat sebaran data yang
terlalu besar atau penyimpangan dari data
variabel tersebut cukup tinggi karena lebih
besar dari nilai rata-ratanya. Nilai minimum
dan maksimum untuk data variabel DFL
adalah -6.89 dan 5.83.
Nilai rata-rata (mean) untuk variabel
Debt to Equity Ratio (DER) lebih besar
dibandingkan standar deviasinya dengan
angka 0.7709 > 0.6950. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel DER memiliki hasil yang
baik, karena tidak terdapat sebaran data yang
terlalu besar atau penyimpangan dari data
variabel yang diteliti. Nilai minimum dan
maksimum untuk data variabel DER adalah
0.04 dan 1.89.
Nilai rata-rata (mean) untuk variabel
Total Asset Turnover (TATO) lebih kecil dari
standar deviasinya dengan angka 1.0084 <
1.0200. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
TATO memiliki hasil yang kurang baik,
karena terdapat sebaran data yang terlalu
besar atau penyimpangan dari data variabel
tersebut cukup tinggi karena lebih besar dari
nilai rata-ratanya. Nilai minimum dan
maksimum untuk data variabel TATO adalah
0.36 dan 1.85.
Nilai rata-rata (mean) untuk variabel
Pertumbuhan Penjualan lebih kecil dari
standar deviasinya dengan angka 0.1091 <
0.1150. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
pertumbuhan penjualan memiliki hasil yang
kurang baik, karena terdapat sebaran data
yang terlalu besar atau penyimpangan dari
data variabel tersebut cukup tinggi karena
lebih besar dari nilai rata-ratanya. Nilai
minimum dan maksimum untuk data variabel
pertumbuhan penjualan adalah -0.83 dan
1.37.

Nilai rata-rata (mean) untuk variabel


Pertumbuhan Aset lebih besar dari standar
deviasinya dengan angka 0.0847 > 0.0800.
Hal ini menunjukan bahwa variabel
pertumbuhan aset memiliki hasil yang baik,
karena tidak terdapat sebaran data yang
terlalu besar atau penyimpangan dari data
variabel yang diteliti. Nilai minimum dan
maksimum untuk data variabel pertumbuhan

Berdasarkan hasil output SPSS di atas


pada tabel ANOVA, diperoleh hasil uji F
hitung (Fh) sebesar 5.791. F tabel dapat
dilihat pada F Table Statistic pada tingkat
signifikan 0.05 dengan df 1 jumlah variabel)
= 5, dan df 2 (n-k-1) atau 32-5-1 = 26 (n
adalah jumlah data dan k adalah jumlah
variabel independen), hasil diperoleh untuk F
tabel sebesar 2.587, karena Fh > Ftabel (5.791
> 2.587) maka Ho ditolak atau dengan
melihat nilai Sig. (0.001) < 0.05 maka Ho
ditolak. Artinya, terdapat pengaruh Rasio
Leverage, Rasio Aktivitas, Pertumbuhan
Penjualan dan Pertumbuhan Aset secara
simultan terhadap Profitabilitas pada
perusahaan sub sektor kimia. Dengan
demikian hipotesis satu (H1) diterima.

Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients

Standardized
Coefficients

Std.
Error
(Constant)
-.051
.046
DFL
.012
.006
DER
-.095
.032
1
TATO
.176
.044
PP
-.053
.047
PA
.165
.066
a. Dependent Variable: ROE

Sig.

Beta

.294
-.444
.577
-.161
.353

-1.111
2.098
-3.023
4.038
-1.138
2.497

.277
.046
.006
.000
.266
.019

Tabel 4.3. Uji t (Parsial)

aset adalah -0.77 dan 0.55


Nilai rata-rata (mean) untuk variabel
Return On Equity (ROE) sama dengan
ANOVAa
Model
Regression
1 Residual
Total

Sum of
Squares

Df

Mean
Square

.213

.043

.191

26

.007

.404

31

F
5.791

Sig.
.001b

a. Dependent Variable: ROE


b. Predictors: (Constant), DFL, DER, TATO, PP, PA

standar deviasinya dengan angka 0.650. Hal


ini menunjukkan bahwa variabel ROE
memiliki hasil yang baik, karena tidak
terdapat sebaran data yang terlalu besar atau
penyimpangan dari data variabel yang
diteliti. Nilai minimum dan maksimum untuk
data variabel ROE adalah -0.16 dan 0.30.

a)

b)

Tabel 4.2. Uji F (Simultan)

c)

d)

Berdasarkan hasil output SPSS di atas


dapat diketahui persamaan regresi linear
berganda dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
ROE = -0.051 + 0.012 DFL + (-0.095) DER
+ 0.176 TATO + (-0.053) Pertumbuhan
Penjualan + 0.165 Pertumbuhan Aset.
Berikut merupakan penjelasan dari
regresi linear berganda tersebut.
Nilai konstanta sebesar -0.051, artinya jika
degree of financial leverage (DFL), debt to
equity ratio (DER), total asset turnover
(TATO), pertumbuhan penjualan dan
pertumbuhan
aset
tidak
mengalami
perubahan atau = 0, maka return on equity
(ROE) turun sebesar 0.051.
Nilai koefisien regresi untuk degree of
financial leverage (DFL) sebesar 0.012, hal
itu menunjukkan bahwa jika DFL mengalami
kenaikan sebesar satu satuan sedangkan
variabel independen lain dinyatakan tetap,
maka ROE akan meningkat sebesar 0.012.
Nilai koefisien regresi untuk debt to equity
ratio (DER) sebesar -0.095, hal itu
menunjukkan bahwa jika DER mengalami
kenaikan sebesar satu satuan sedangkan
variabel independen lain dinyatakan tetap,
maka ROE akan menurun sebesar 0.095.
Nilai koefisien regresi untuk total asset
turnover (TATO) sebesar 0.176, hal itu

menunjukkan bahwa jika TATO mengalami


kenaikan sebesar satu satuan sedangkan
variabel independen lain dinyatakan tetap,
maka ROE akan meningkat sebesar 0.176.
e) Nilai koefisien regresi untuk pertumbuhan
penjualan
sebesar
-0.053,
hal
itu
menunjukkan bahwa jika pertumbuhan
penjualan mengalami kenaikan sebesar satu
satuan sedangkan variabel independen lain
dinyatakan tetap, maka ROE akan menurun
sebesar 0.053.
f) Nilai koefisien regresi untuk pertumbuhan
aset sebesar 0.165, hal itu menunjukkan
bahwa jika pertumbuhan aset mengalami
kenaikan sebesar satu satuan sedangkan
variabel independen lain dinyatakan tetap,
maka ROE akan meningkat sebesar 0.165.
Dari tabel hasil output SPSS di atas
dapat diketahui Uji T atau uji regresi secara
parsial yang digunakan untuk mengetahui
apakah secara parsial variabel independen
yaitu degree of financial leverage (DFL),
debt to equity ratio (DER), total asset
turnover (TATO), pertumbuhan penjualan
dan pertumbuhan aset berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap variabel
dependen yaitu return on equity (ROE).
a) Berdasarkan output di atas, nilai th untuk
DFL sebesar 2.098 dan ttabel sebesar
2.056, karena nilai th > ttabel (2.098 >
2.056) maka Ho diterima dan nilai Sig.
0.046 atau (sig. 0.046 < 0.05). Artinya,
DFL secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap ROE. Menurut
Sartono (2010:265) degree of financial
leverage adalah rasio antara persentase
perubahan Earning Per Share (EPS)
dibanding dengan perubahan Earning
Before Interest and Tax (EBIT).
Menurut Warsini (2009:76) return on
equity merupakan perbandingan antara
laba sesudah pajak dengan modal sendiri
(equity). Dengan kata lain, return on
equity (ROE) merupakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba atas
modal yang dimiliki selama periode
tertentu. Penggunaan DFL yang semakin
besar membawa dampak positif untuk
tingkat pengembalian pemegang saham
sebagai penanam modal namun jika

pendapatan
yang
diterima
dari
penggunaan dana tersebut lebih besar
dari beban keuangan yang dikeluarkan
(Asmirantho, 2013). Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tiara dkk (2013) dan
Devi Derianty (2014) yang menyebutkan
bahwa degree of financial leverage
(DFL) tidak berpengaruh terhadap return
on equity (ROE). Dengan demikian
hipotesis dua (H2) diterima.
b) Berdasarkan output di atas, nilai th untuk
DER sebesar -3.023 dan ttabel sebesar
-2.056, karena nilai th < -ttabel (-3.023 <
-2.056) maka Ho di tolak atau melihat
nilai sig. untuk variabel DER sebesar
0.006 atau sig. (0.006 < 0.05) dan
terdapat tanda negatif pada Standardized
Coefficients maka Ho ditolak. Artinya,
DER secara parsial berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROE. Debt to equity
ratio (DER) adalah hasil perhitungan
dengan membagi total hutang perusahaan
baik jangka pendek maupun jangka
panjang terhadap total modal yang
dimiliki perusahaan (Baker and Gary,
2005:53). Return on equity (ROE)
merupakan rasio yang paling penting.
Rasio ini adalah rasio laba bersih
terhadap ekuitas. ROE mengukur tingkat
pengembalian atas investasi pemegang
saham umum. Pemegang berinvestasi
untuk mendapatkan pengembalian uang
mereka, dan rasio ini menceritakan
bagaimana investasi uang mereka
dilakukan dengan baik atas laba bersih
yang dihasilkan (Brigham and Houston,
2004:88). Dalam tesis Dewa (2011)
dinyatakan bahwa ROE merupakan rasio
yang sangat penting bagi pemilik
perusahaan (the common stockholder)
karena rasio ini menunjukan tingkat
pengembalian yang dihasilkan oleh
manajemen dari modal yang disediakan
oleh pemilik perusahaan. Dengan kata
lain, ROE menunjukan keuntungan yang
yang akan dinikmati oleh investor atau
pemilik saham. Perusahaan yang
memiliki tingkat profitabilitas yang

tinggi setiap tahunnya, cenderung


menggunakan
modal
sendiri
dibandingkan dengan menggunakan
hutang. Apabila debt to equity ratio
(DER) mengalami peningkatan maka
akan menurunkan profitabilitas (ROE),
begitupun
sebaliknya.
Sehingga
penggunaan hutang yang terlalu besar
akan merugikan investor sebagai
penanam modal (Nakman Harahap,
2003). Penelitian ini sesuai dengan

penelitian

yang

dilakukan

oleh

Nakman Harahap (2003) dan Cyrillius


Martono (2002) yang menyatakan bahwa
debt to equity ratio (DER) secara parsial
berpengaruh negatif terhadap return on
equity (ROE). Dengan demikian
hipotesis tiga (H3) diterima
c) Berdasarkan output di atas, nilai th untuk
TATO sebesar 4.038 dan ttabel sebesar
2.056, karena nilai th > ttabel (4.038 >
2.056) maka Ho ditolak dan nilai Sig.
0.000 atau (sig. 0.000 < 0.05). Artinya,
TATO secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap ROE. Menurut
Wahyudiono (2014:84) TATO bertujuan
untuk mengukur seberapa banyak
penjualan bisa diciptakan dari setiap
rupiah aktiva yang dimiliki. TATO
menunjukan sejauh mana efisiensi
perusahaan dalam menggunakan asetasetnya untuk memperoleh penghasilan
dari kegiatan penjualan. Return on equity
(ROE) merupakan rasio yang paling
penting. Rasio ini adalah rasio laba
bersih terhadap ekuitas. ROE mengukur
tingkat pengembalian atas investasi
pemegang saham umum. Pemegang
berinvestasi
untuk
mendapatkan
pengembalian uang mereka, dan rasio ini
menceritakan bagaimana investasi uang
mereka dilakukan dengan baik atas laba
bersih yang dihasilkan (Brigham and
Houston, 2004:88). Dalam jurnal Desi
(2012) dinyatakan apabila total asset
turnover (TATO) rendah, hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan
tidak beroperasi pada volume yang
memadai bagi kapasitas investasinya.

Apabila perusahaan tidak menghasilkan


volume usaha yang cukup untuk ukuran
investasi sebesar total aktivanya, maka
penjualan harus ditingkatkan atau
beberapa aktiva harus dijual, atau
gabungan dari langkah-langkah tersebut
harus dilakukan sehingga meningkatkan
laba perusahaan. Perputaran aset yang
efektif akan meningkatkan laba yang
tercermin pada return on equity (ROE)
yang kemudian berdampak pada tingkat
pengembalian yang didapat oleh
investor. Penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kwan
Billy (2005) dan Dionisius Setyo (2008)
yang menyatakan bahwa total asset
turnover
(TATO)
secara
parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
return on equity (ROE). Dengan
demikian
hipotesis
empat
(H4)
diterima.
d) Berdasarkan output di atas, nilai th untuk
pertumbuhan penjualan -1.138 dan t tabel
sebesar -2.056, karena nilai -t h > -ttabel (1.138 > -2.056) dan nilai Sig. 0.266 atau
(sig. 0.266 > 0.05) maka Ho diterima.
Artinya, pertumbuhan penjualan secara
parsial tidak berpengaruh terhadap ROE.
Sales growth menurut Brigham and
Houston (2004:655) adalah sebuah
metode peramalan laporan keuangan di
masa depan yang mengungkapkan setiap
perhitungan dari persentase penjualan.
Persentase penjualan ini dapat konstan
atau berubah dari waktu ke waktu.
Menurut Warsini (2009:76) return on
equity (ROE) merupakan perbandingan
antara laba sesudah pajak dengan modal
sendiri (equity). Dengan kata lain, return
on equity merupakan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba atas
modal yang dimiliki selama periode
tertentu. Pertumbuhan penjualan yang
tinggi
menunjukan
perusahaan
mempunyai pertumbuhan yang baik.
Semakin tinggi pertumbuhan penjualan
berarti semakin tinggi profitabilitas,
sehingga hubungan antara pertumbuhan
penjualan dengan profitabilitas adalah

positif (Elsa & Juniarti, 2014).


Pertumbuhan penjualan secara parsial
tidak berpengaruh terhadap return on
equity
(ROE).
Dalam
hal
ini
pertumbuhan
penjualan
tidak
berpengaruh terhadap ROE, karena
penjualan yang dihasilkan oleh beberapa
perusahaan sub sektor kimia tidak serta
merta meningkatkan laba perusahaan
tersebut. Hal ini disebabkan penjualan
tanpa
diiringi
dengan
efisiensi
penggunaan
biaya
tidak
akan
meningkatkan
profit,
mengingat
peningkatan
penjualan
melalui
penambahan
hutang
yang
tidak
berorientasi pada peningkatan profit.
Selain itu, hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sunarto dan Agus (2009) yang
menyatakan
bahwa
pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas. Tetapi penelitian ini tidak
sama dengan penelitian yang dilakukan
oleh Franz dan Dewi (2014) yang
menyatakan
bahwa
pertumbuhan
penjualan berpengaruh positif signifikan
terhadap return on equity (ROE).
Dengan demikian hipotesis lima (H5)
ditolak.
e) Berdasarkan output di atas, nilai th untuk
pertumbuhan aset sebesar 2.497 dan t tabel
sebesar 2.056, karena nilai th > ttabel
(2.497 > 2.056) maka Ho ditolak dan
nilai Sig. 0.019 atau (sig. 0.019 < 0.05).
Artinya, pertumbuhan aset secara parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
ROE. Menurut Saidi (2004) growth
adalah perubahan (peningkatan atau
penurunan) total aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan. Berdasarkan definisi
tersebut dapat dijelaskan bahwa growth
merupakan perubahan total aset baik
berupa peningkatan atau penurunan yang
dialami perusahaan selama satu periode
(satu
tahun).
Pertumbuhan
aset
menggambarkan pertumbuhan aktiva
perusahaan yang akan mempengaruhi
profitabilitas perusahaan yang meyakini
bahwa persentase perubahan total aktiva

merupakan indikator yang lebih baik


dalam
mengukur
pertumbuhan
perusahaan (Dewa, 2011). Menurut
Warsini (2009:76) return on equity
merupakan perbandingan antara laba
sesudah pajak dengan modal sendiri
(equity). Dengan kata lain, return on
equity
merupakan
kemampuan
perusahaan menghasilkan laba atas
modal yang dimiliki selama periode
tertentu. Munawir (2004:83) menyatakan
bahwa perusahaan dengan pertumbuhan
aset yang baik dapat menghasilkan
produk biaya rendah, dimana tingkat
biaya rendah merupakan salah satu unsur
untuk mencapai laba. Penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kadek (2011) dan Kamaliah, dkk
(2009)
yang
menyatakan
bahwa
pertumbuhan
aset
secara
parsial
berpengaruh positif signifikan terhadap
ROE. Dengan demikian hipotesis enam
(H6) diterima.
5. Simpulan dan Saran
5.1. Simpulan

1) Kondisi leverage perusahaan sub


sektor
kimia
yang
diukur
menggunakan DFL dan DER.
a) Kondisi DFL perusahaan sub
sektor kimia dinilai kurang baik,
karena hampir semua perusahaan
yang dipilih sebagai sampel
terkecuali Budi Acid Jaya Tbk.
(BUDI) berada di bawah standar
rata-rata
penelitian
selama
periode 2010-2013. Jika dilihat
dari rata-rata penelitian secara
keseluruhan pun, perusahaan sub
sektor kimia ini dinilai kurang
baik karena terus mengalami
peningkatan dan penurunan di
setiap tahunnya.
b) Kondisi DER perusahaan sub
sektor kimia dinilai cukup baik,
karena hampir semua perusahaan
yang dipilih sebagai sampel
terkecuali Barito Pacific Tbk.

(BRPT) dan Unggul Indah


Cahaya Tbk. (UNIC) berada di
bawah standar rata-rata penelitian
selama periode 2010-2013. Jika
dilihat dari rata-rata penelitian
secara
keseluruhan
pun,
perusahaan sub sektor kimia ini
dinilai cukup baik karena berada
di bawah angka 1, yang artinya
jumlah keseluruhan hutang atau
kewajiban yang harus dipenuhi
perusahaan masih lebih kecil dari
keseluruhan modal yang dimiliki
perusahaan.
2) Kondisi Aktivitas perusahaan sub
sektor
kimia
yang
diukur
menggunakan TATO.
a) Kondisi TATO perusahaan sub
sektor kimia dinilai kurang baik,
karena 6 perusahaan yang dipilih
sebagai sampel berada di bawah
standar rata-rata penelitian selama
periode 2010-2013. Ke-enam
perusahaan
tersebut
adalah
DPNS, ETWA, INCI, SRSN,
BUDI dan BRPT. Jika dilihat dari
rata-rata
penelitian
secara
keseluruhan
pun,
maka
perusahaan sub sektor kimia ini
dinilai kurang baik karena terus
mengalami penurunan di setiap
tahunnya.
3) Kondisi pertumbuhan penjualan
perusahaan sub sektor kimia dinilai
kurang
baik,
karena
semua
perusahaan yang dipilih sebagai
sampel berada di bawah standar ratarata penelitian selama periode 20102013. Namun jika dilihat dari ratarata penelitian secara keseluruhan,
maka perusahaan sub sektor kimia ini
dinilai cukup baik karena terus
mengalami peningkatan meskipun
tahun 2012 sempat mengalami
penurunan.

4) Kondisi
pertumbuhan
aset
perusahaan sub sektor kimia dinilai
kurang baik, karena hampir semua
perusahaan yang dipilih sebagai
sampel berada di bawah standar ratarata penelitian selama periode 20102013
terkecuali
Ekadharma
International Tbk. (EKAD). Namun
jika dilihat dari rata-rata penelitian
secara keseluruhan, maka perusahaan
sub sektor kimia ini dinilai baik
karena terus mengalami peningkatan
di setiap tahunnya.
5) Kondisi Profitabilitas perusahaan sub
sektor
kimia
yang
diukur
menggunakan ROE.
a) Kondisi ROE perusahaan sub
sektor kimia dinilai kurang baik,
karena enam perusahaan yang
dipilih sebagai sampel berada di
bawah standar rata-rata penelitian
selama periode 2010-2013. Keenam perusahaan tersebut adalah
DPNS, ETWA, INCI, BUDI,
BRPT dan UNIC. DPNS berada
di bawah standar rata-rata hanya
pada tahun 2011 sedangkan
ETWA tahun 2013. Jika dilihat
dari rata-rata penelitian secara
keseluruhan, perusahaan sub
sektor kimia ini dinilai cukup
baik karena terus mengalami
peningkatan meskipun sempat
mengalami penurunan di tahun
2012.
6) Pengujian dengan Uji F menyatakan
bahwa Rasio Leverage, Rasio
Aktivitas, Pertumbuhan Penjualan
dan Pertumbuhan Aset secara
simultan
berpengaruh
terhadap
Profitabilitas.
a) Degree of fInancial Leverage
(DFL) secara parsial berpengaruh
positif signifikan terhadap Return
on Equity (ROE).

b) Debt to Equity Ratio (DER)


secara parsial berpengaruh negatif
signifikan terhadap Return on
Equity (ROE).
c) Total Asset Turnover (TATO)
secara parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap Return on
Equity (ROE).
d) Pertumbuhan Penjualan secara
parsial
tidak
berpengaruh
terhadap Return on Equity (ROE).
e) Pertumbuhan Aset secara parsial
berpengaruh positif signifikan
terhadap Return on Equity (ROE).
5.2. Saran
1) Hasil perhitungan degree of financial
leverage (DFL), debt to equity ratio
(DER), total asset turnover (TATO),
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan
aset dan return on equity (ROE)
menunjukkan sebagian besar perusahaan
sub sektor kimia masih memiliki struktur
keuangan yang belum stabil. Manajemen
perusahaan harus memperhatikan faktor
fundamental perusahaan khususnya dari
segi hutang (DER), aktivitas (TATO) dan
pertumbuhan aset yang berpengaruh
terhadap Return On Equity (ROE).
Terutama penggunaan hutang sebagai
salah satu sumber pendanaan kegiatan
operasional perusahaan. Penggunaan
hutang yang besar dan tidak diimbangi
dengan modal yang dimiliki justru
berdampak pada penurunan profit
perusahaan, begitu pun sebaliknya.
Peningkatan hutang tidak selalu memicu
pencapaian profit, dapat dilihat ketika
perusahaan tersebut mengalami kerugian
atau penurunan laba dimana kebutuhan
untuk melunasi kewajiban bunga hutang
akan memaksa pihak manajemen
mengambil langkah yang mengarah pada
berkurangnya produksi atau pengurangan
tenaga kerja.
2) Bagi investor, sebelum menanamkan
modalnya
terlebih
dahulu
memperhatikan faktor mana yang lebih
mempengaruhi tingkat pengembalian

dari modal yang ditanamkan (return on


equity). Hal ini untuk mengetahui sejauh
mana perusahaan menggunakan modal
sendiri dalam menghasilkan profit
perusahaan yang akan berdampak pada
keuntungan bagi investor. Dalam
penelitian ini, total asset turnover
(TATO) yang lebih berpengaruh terhadap
perubahan return on equity (ROE).
3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi untuk penelitian selanjutnya
dan disarankan untuk menambah
variabel lain yang dapat mempengaruhi
tingkat ROE seperti profit margin, suku
bunga dan menggunakan variabel
leverage dan aktivitas yang lain seperti
debt to total asset ratio (DAR) dan
inventory turnover (ITO).
Daftar Pustaka
Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan
Teori dan Aplikasi. Edisi 4, BPFE:
Yogyakarta.
Asty Dela, Topowijono dan Zahroh. 2013.
Pengaruh Financial Leverage Terhadap
Profitabilitas (Studi pada Perusahaan
Sektor Makanan dan Minuman yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2009-2011). Jurnal Ekonomi Vol.
1, No. 2
Baker, H. Kent and Gary Powell. 2005.
Understanding Financial Management.
Blackwell: Australia.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar
Pembelanjaan
Perusahaan.
BPFE:
Yogyakarta.
Bodie, Zvie., Alex Kane dan Alan J Marcus.
2014. Manajemen Portofolio dan
Investasi. Edisi 9, Salemba Empat:
Jakarta.
Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston.
2004. Fundamentals of Financial
Management. 10th edition, Thomson:
South Western.
Cyrillius Martono. 2002. Analisis Pengaruh
Profitabilitas
Industri,
Leverage
Keuangan Tertimbang, Intensitas Modal
Tertimbang dan Pangsa Pasar Terhadap
ROA dan ROE Perusahaan Manufaktur

yang Go Pulic Di Indonesia. Jurnal


Akuntansi dan Keuangan Vol. 4, No. 2
Devi Derianty. 2014. Analisis Pengaruh
Penggunaan
Financial
Leverage,
Operating Leverage dan Current Ratio
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Food and Beverages yang Terdaftar Di
BEI. Jurnal Manajemen Vol. 3, No. 4
Dewa Kadek Oka. 2011. Pengaruh Struktur
Modal dan Pertumbuhan Penjualan
Perusahaan Terhadap Profitabilitas dan
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI. Tesis Program Pasca
Sarjana Universitas Udayana: Bali.
Dionisius Setyo. 2008. Analisis Pengaruh
Kinerja
Keuangan
dan
Struktur
Kepemilikan Saham Terhadap Return On
Equity
(Studi
Komparatif
Pada
Perusahaan yang Membagikan Dividend
dan yang Tidak Membagikan Dividen Di
BEJ 2004-2006). Tesis Program Pasca
Sarjana
Universitas
Diponegoro:
Semarang.
Edhi

Asmirantho.
2013.
Financial
Management,Learning
Books.Pakuan
University, Bogor.

Edhi Asmirantho, 2014, Effect of Financial


Fundamental
Factors
and
Macroeconomics to Stock Return With
Implications on Corporate Value (Tobins
Q) Real Estate and Property go Public in
Indonesian, Journal of Business and
Management, JOBMAN Vol.1 No. 1
Januari 2014, ISSN : 2355 1240.

Elsa Limbago dan Juniarti. 2014. Pengaruh


Family Control Terhadap Profitabilitas
dan Nilai Perusahaan Pada Industri
Property dan Real Estate yang Terdaftar
Di BEI. Business Accounting Review Vol.
2, No. 1
Franz Ardianto dan Dewi Astuti. 2014.
Pengaruh Capital Structure Terhadap
Profitability
Pada
Perusahaan
Manufaktur di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Vol. 2, No. 2
Fred Weston, J. dan Thomas E. Copeland.
2010. Manajemen Keuangan. Binarupa
Aksara: Tangerang.

Irmadelia, M. Saifi dan MG Wi Endang. 2014.


Pengaruh Rasio Leverage Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan
dan Minuman Yang Terdafar Di BEI
Tahun 2009-2011. Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 8, No. 2
Kamaliah, Nasrizal Akbar dan Lexinta Kinanti.
2009. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas,
Leverage Keuangan, Ukuran dan Umur
Perusahaan
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan Wholesale and Retail Trade
Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ekonomi
Vol. 17, No. 3
Kwan Billy. 2005. Analisis Pengaruh Debt to
Equity Ratio, Net Profit Margin Total
Asset
Turnover
dan
Instutional
Ownership Terhadap Return On Equity
Pada Perusahaan PMA&PMDN Non
Keuangan Di BEJ. Tesis Program Pasca
Sarjana
Universitas
Diponegoro:
Semarang.
Nakman Harahap. 2003. Analisis Pengaruh
Struktur Modal Terhadap Profitabilitas
Pada Industri Pulp and Paper di Bursa
Efek Indonesia.Tesis Program Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Nurhasanah. 2012. Pengaruh Struktur Modal
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal
Ilmiah Vol. 4, No. 3
Nur

Fajrih A. dan Soelistyo. 2000.


Kemampuan Rasio Keuangan Dalam
Memprediksi Laba (Penetapan Rasio
Keuangan Sebagai Discriminator). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 15,
No. 3: 313-331

Ririind Lahmi Febria. 2013. Pengaruh


Leverage dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
Properti dan Real Estate yang terdaftar di
BEI. Jurnal Akuntansi Vol. 1, No. 3
Saidi.
2004.
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Go Public Di
BEJ Tahun 1997-2002. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi Vol. 11, No. 1
Sudana. 2009. Manajemen Keuangan Teori
dan Praktek. Airlangga University Press:
Surabaya.
Sunarto dan Agus Prasetyo Budi. 2009.
Pengaruh Leverage, Ukuran dan

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap


Profitabilitas. Jurnal Telaah Manajemen
Vol. 6, No. 1: 86-103
Thompson, AA, Jr., and Strickland A. J. 1996.
Strategic Management (Concepts and
Cases). 9th edition. Irwin: Chicago.
Tiara Herdiani, Darminto dan Endang. 2013.
Pengaruh
Leverage
Terhadap
Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2009-2011). Jurnal Ekonomi Vol.
5, No. 1

Anda mungkin juga menyukai