Anda di halaman 1dari 2

APLIKASI DUA KATA KERAMAT DARI RASULULLAH

Assalamu alaikum wrwb


Bagi yang sudah download dan mau mengamalkan, saya harapkan untuk mengucap
qobiltu/qobilna dan menuliskan nama lengkap beserta nama ayah dan ibu. Saya
tidak merekomendasikan dan membiarkan anda sendiri mengamalkan tanpa pengetahuan
dan sepengatahuanku bila mau coba-coba tanpa sesuai yang saya sarankan silahkan
resiko dan segala konsekwensi saya kembalikan kepada anda karena keilmuan ini
sifatnya serius setiap pengamal akan mengalami pengalaman yang berbeda saya
contohkan ketika awal saya dulu mengaplikasikan dengan lancar namun ketika saya
bangun dari tidur badan sebelah kanan terasa sakit lalu saya coba mengobatinya
dengan bacaan dari guruku alhamdulillah reda dan badan seperti ringan dan lebih
segar... Kenapa keilmuan ini beresiko? Sebab kita mencoba melihat rupa syetan
pengganggu kita dan berikhtiar melenyapkannya.
Saya tuliskan sedikit di sini wawasannya mungkin bagi yang pernah belajar
hipnotis atau keilmuan yang sifatnya melatih kefocusan mata mengetahui akan hal
ini, ada sebuah media yang termasuk sebagai media untuk penampakan makhluk halus
adalah cermin dan dalam keilmuan santet menyantet juga ada yang memakai media
cermin maka tidak heran ada sebagian orang yang bila mereka mau tidur maka
segala sesuatu yang berbentuk cermin itu sengaja ditutup entah apa maksud
pastinya namun sedikit banyaknya ada hubungan dengan mitos tersebut bahkan saya
pernah mendengar dari orang tua yang melarang untuk memandang rupa kita di
cermin atau sering bercermin alasannya sebab perilaku itu menyebabkan aura wajah
kita berkurang. Untuk mencoba focus mata cobalah anda pandang wajah anda di
cermin dengan kosentrasi ke arah kening di titik pertemuan antara alis kanan dan
kiri, tatap dengan tanpa berkedip maka yang terjadi adalah wajah anda akan
berubah-ubah dari wajah yang bagus sampai terjelek ada yang menyebutkan itulah
tujuh rupa kita ada juga yang menyebut sembilan rupa. Tentang uraian singkat ini
Wallahu A'lam...kebenaran sejatinya hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Di bawah ini adalah aplikasi dua kata keramat tersebut yaitu
1. Siapkan cermin yang bisa melihat dengan penuh muka anda
2. Celupkan tangan anda pada air yang sudah dibacakan ayat-ayat ruqyah
( silahkan cari referensi tentang ayat-ayat
ruqyah) dan tulislah di
cermin tersebut sambil membacanya "kaaf ha ya aiin shood ha miim aiin siin qaaf"
3. Tatapan wajah anda di cermin kurang lebih jaraknya 10cm
4. Fokuskan pandangan pada dahi anda tepatnya di titik antara dua kening atau
biasa disebut fathul Jamal
5. Bacalah dua kata keramat itu yaitu "syaahatil wujuuh" berulang kali, fokuskan
pandangan anda ke fathul Jamal
6. Anda akan melihat pengganggu anda
7. Teruslah membaca sehingga jin itu lenyap.
Membaca Yasin Syahatil Wujuh yang berasal dari Ust. Abdul Hakim Maula
Dalam tuntunan Syaikhunal Mukarrom terdapat salah satu ayat dari surat Yasin
yang dipotong dengan membaca Syahatil Wujuh. Mau tau alasannya? Bagaimana
hukumnya? Berikut jawabannya :
Bagi jama'ah syahadatain tentu sudah tidak asing lagi dengan bacaan "syahatil
wujuh" dalam Surat Yasin setelah membaca kalimat "La yubsirun" saat wirid ba'da
sholat maghrib. Hal ini terdapat contoh tentang kebolehan membaca Syahatil wujuh
setelah membaca "la yubsirun", yaitu sebagai berikut :
"faaghsyainaahum fahum laa yubshiruun. Syaahatil wujuuh tsalatsan
Demikian yang tertera dalam kitab Dalailul Khoirot. Tersebut pula dalam kitab
salaf tenteng kebolehan membaca do'a atau tesbih di tengah-tengah surat atau

ayat Al-Qur'an selama tidak hawatir terhadap dugaan bahwa do'a atau tasbih
tersebut termasuk ayat-ayat Al-Qur'an, yaitu sebagai berikut :
" dan ditengah-tengah (bacaan) Al-Qur'n apabila ia melewati (membaca) ayat yang
menjelaskan tasbih, maka hendaklah ia membaca tasbih dan takbir. Apabila ia
melewati (membaca) ayat tentang do'a dan istighfar, maka hendaklah ia bedo'a dan
beristighfar. Dan apabila ia melewati (membaca) suatu ayat yang menakutkan, maka
hendaklah ia memohon perlindungan. Ia melakukan semua itu dengan lisan dan
hatinya". (Ihya Ulumuddin, juz 1,hal.279)
Imam Al-Humaimi berkata :" dimakruhkah menulis tanda sepesepuluh, seperlima
(juz), nama-nama surat dan bilangan ayat di dalam Al-Qur'an, karna sabda beliau;
kosongkanlah al-Qur'an. Adapun sekedar mengucapkannya diperbolehkan, sebab
ucapan tidak mempunyai bentuk, yang dimana dengan adanya bentuk tersebut, apaapa yang bukan termasuk al-Qur'an bisa disangka termasuk Al-Qur'an. Sesungguhnya
ia (bentuk/rupa) tersebut hanya sebagai petunjuk bagi ayat yang dibaca, maka
tidak ada penetapannya bagi orang yang membutuhkannya". (Jalaludin As-Suyuti.
"Al-Itqon", juz III, hal. 171).

Anda mungkin juga menyukai