Perencanaan Pondasi
Perencanaan Pondasi
XI-0
11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.5.1
11.6
11.7
11.7.1
11.7.2
11.8
11.9
XI-1
PONDASI ...................................................................................................
KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STABILITAS PONDASI............
DAYA DUKUNG TANAH YANG DIIZINKAN............................................
TEKANAN TANAH DIBAWAH PONDASI................................................
TEKANAN TANAH (GROSS DAN NET)
LENTUR PADA PONDASI.........................................................................
GESER ......................................................................................................
GESER SATU ARAH (ONE WAY SHEAR)...............................................
GESER DUA ARAH (TWO WAY SHEAR) ................................................
PENYALURAN BEBAN KOLOM KE PONDASI
PEMBAHASAN KASUS ...........................................................................
XI-2
XI-2
XI-3
XI-3
XI-4
XI-5
XI-6
XI-6
XI-8
XI-9
XI-10
Struktur Beton II
XI-1
Sebelum analisa mengenai desain pondasi telapak beton, maka perlu direncanakan beban
yang bekerja pada struktur pondasi. Perencanaan pembebanan harus lah sesuai dengan
aturan pembebanan yang mencakup tipe-tipe beban yang bekerja termasuk beban yang
sesuai dengan struktur berada.
Tipe beban yang umum bekerja pada struktur pondasi telapak (mungkin ada jenis beban
lainnya yang tidak tercantum) adalah sebagai berikut,
1. Beban Mati, yaitu beban vertikal yang berasal dari berat sendiri struktur permanen
dan berat lain non structural dari komponen bangunan yang tidak berubah posisinya
seperti tanki, peralatan dan lain-lain.
2. Beban Hidup, beban yang berasal dari pemakai gedung atau isinya
yang letaknya dapat berubah seperti, beban orang, alat-alat,
peralatan tambahan, bahan yang disimpan dan lain-lain.
3. Beban Operasi, beban mati dari peralatan ditambah beban cairan dan material lain
(air atau zat kimia lainnya) yang terdapat pada tanki, peralatan-peralatan, pipa dan
lainnya pada saat beroperasi.
4. Beban Test, beban seperti pada beban operasi tetapi hanya berlangsung pada saat
pengetesan fungsi dari tanki/perlatan.
5. Beban Angin, beban yang disebabkan hembusan angin terhadap struktur, untuk lebih
jelas dapat dilihat pada lampiran (mengacu ke peraturan UBC, uniform building
code).
6. Beban Gempa, untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran (mengacu ke peraturan
UBC, uniform building code).
7. Beban tumbukan/kejut (impact load), beban struktur yang menerima beban hidup
yang menghasilkan beban tumbuk dan kejut, beban jembatan berasal dari
kendaraan.
8. Beban lainnya, seperti beban hujan, salju, beban jembatan kendaraan, beban tanah
dan lainnya.
Kondisi Pembebanan
Kosong/erection
Kombinasi
1.4D
1.2D+1.0L+1.6W
Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II
Struktur Beton II
XI-2
Operasi
Operasi + Angin
Operasi + Gempa
Testing
1.2(D+O+Th)+1.6(L+I)
1.2(D+O)+1.0L+1.6 W
1.2(D+O)+1.0L+1.0E
1.2(D+T)+1.6L
Keterangan Notasi
Beban
Beban Mati
Beban Operasi
Beban Testing
Beban Hidup
Beban Angin
Beban Gempa
Beban Impact
Beban Thermal
Tekanan Tanah
Simbol
D
O
T
L
W
E
I
Th
H
Kondisi Pembebanan
Kosong/erection
Kombinasi
D
D+(W or V)
D+O+Th+L+I
D+O+L+W
D+O+L+V
D+T+L+0.25W
D+T+L
Operasi
Operasi + Angin
Operasi + Gempa
Testing
Stabilitas
Stabilisasi struktur dan pondasi harus direncanakan dengan factor keamanan tidak kurang
dari nilai dibawah ini,
Kondisi Stabilitas
Faktor Keamanan
Sliding
Overturning
qa
qult
SF
(11.1)
Struktur Beton II
XI-3
P My
A I
(11.2)
Dimana
P adalah beban vertikal, positif pada kondisi tekan
A adalah luas kontak permukaan antara tanah dan pondasi telapak
M adalah momen pada sumbu tengah
I adalah momen inersia dari luas kontak tanah dan pondasi
Y adalah jarak dari sumbu tengah ke titik dimana tegangan dihitung.
Struktur Beton II
XI-4
gross tanah dan daya dukung izin tanah qa dapat dipilih luas pondasi dengan persamaan
dibawah ini, (beban tidak terfaktor)
(11.3)
Apabila beban angin diperhitungkan, dan menambah faktor qa 33% (kebanyakan peraturan
menambah 33% qa), maka persamaan menjadi,
(11.4)
qnu
(11.5)
Atau
Struktur Beton II
qnu
XI-5
(11.6)
Gambar 11.3. Lebar area tekan f pada pondasi telapak akibat momen
Momen yang bekerja pada pondasi telapak adalah,
M u qnu bf
f
2
(11.7)
Tulangan lentur pada pondasi telapak tidak boleh kurang dari 0.0018 b h, dan jarak tulangan
pondasi telapak tidak boleh melebihi dari nilai terkecil diantara 3 x tebal pondasi telapak atau
50 cm.
11.7 GESER
Struktur Beton II
XI-6
Vu Vc Vs
(11.8)
Nilai diambil adalah 0.75, dimana Vu adalah gaya geser terfaktor yang bekerja dan Vc
adalah kemampunan nominal beton dalam menahan gaya geser dan Vs adalah kuat geser
yang disumbangan oleh tulangan.
Vc
1
6
f c' bw d
(11.9)
Tulangan sengkang wap pada pondasi telapak adalah sangat jarang terjadi, sehingga Vs =
0, penentuan tinggi telapak pondasi dapat dihitung dari persamaan diatas yaitu,
6Vu
f c' b
(11.10)
Vu1 adalah geser total pada daerah arsiran geser satu arah. Dan Vu adalah qnu dikalikan
dengan luas arsiran pada telapak pondasi untuk geser satu arah.
Jalur retak pada telapak pondasi seperti dijelaskan pada gambar dibawah, jalur retak akan
bertemu dasar pondasi sejauh d dari muka kolom, oleh sebab itu, daerah kritis untuk geser
satu arah akan berada sejauh d dari muka kolom seperti diterangkan pada gambar dibawah.
Struktur Beton II
XI-7
Gambar 11.4 Daerah geser untuk geser satu dan dua arah
bo 2 c1 d 2 c2 d
(11.11)
Beban geser maksimum Vu tidak boleh melebihi Vc seperti persamaan dibawah ini,
Vu Vc
(11.12)
Vc (1
2
)
c
f c' bo d
6
(11.13)
Struktur Beton II
XI-8
sd
2
f c' bo d
12
Vc
(11.14)
s adalah 40 untuk kolom dipusat pondasi, 30 untuk kolom dipinggir pondasi dan 20 untuk
kolom di ujung pondasi.
Vc
1
3
f c' bo d
(11.15)
Dari persamaan Vc diatas, maka nilai d pada pondasi telapak untuk geser dua arah dapat
ditentukan dengan nilai terbesar dari,
12Vu
sd
2
bo
6Vu
2
1
c
(11.16)
f c' bo
(11.17)
f c' bo
3Vu
(11.18)
f c' bo
0.85 f c' A1
A2
A1
(11.19)
Tetapi tidak boleh melebihi dari (1.7fcA1), dimana A1 adalah luas kontak permukaan dan
A2 adalah luas dari dasar yang lebih bawah dari piramida tegak lurus atau konus yang
terbentuk dengan menarik garis dari daerah tumpu dengan sudut kemiringan 1 vertikal
berbanding 2 horizontal sampai pertemuan pinggir atau ujung pondasi, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 11.5.
Struktur Beton II
XI-9
Struktur Beton II
XI-10
D2
Pedestal
b
h
g
=
=
=
40 cm
40 cm
110 cm
=
=
=
=
=
175
175
150
40
60
cm
cm
cm
cm
cm
=
=
=
750 cm
150 cm
60 cm
Peralatan
L2
D2
c
Beton
f'c
=
p
=
Baja Tulangan
fy
=
t
=
Tanah
s =
qult
=
30 Mpa
t/m3
2.4
6 cm
400 Mpa
0.025 untuk pedestal
1.6
30.0
t/m3
300 kg/cm2
3
=
0.0024 kg/cm
selimut beton
4,000 kg/cm2
3
0.00160 kg/cm
t/m2
Struktur Beton II
XI-11
Perencanaan Pembebanan
1.
=
=
=
2.
D2
175x175x40x0.0024
=
2,940
40x40x110x0.0024
=
422
((175x175)-(40840))*(110-60)*0.0024
=
2,322.00
total
=
5,684.40
c
3500
=
=
kg
1750
kg
9000
kg
4500
kg
kg
kg
kg
kg
(asumsi)
(asumsi)
(asumsi)
Struktur Beton II
XI-12
qa
SF
qa
10
t/m2
(5684.4+4500)*0.001/10
1.0 m2
<
3.06m2
3.
3.a
kg/cm2
(1.75 m x1.75 m)
=
=
SF
3.a.2
Mrest / Mguling
2.818516
kg
ton
H xh
>
1.5
OK!
SF
7.4344 x L/2
6.5051
tm
Mrest / Mguling
1.755762
>
1.5 OK!
Struktur Beton II
XI-13
x ( Wfound. +W equipt. )
(berat pondasi dan tanah + berat alat/DL)
0.4x(5684.4+1750)
2.97 ton
H gelincir
=
SF
4.
1300
1.3
kg
ton
H tahanan / H gelincir
2.287508
>
1.5
893229
cm3
30625
cm2
A= BxL
=
<
= 0.80 kg/cm2
1.0 OK !
1.6 x 0
0
1.0ME
Struktur Beton II
XI-14
1.6MW
H wind x (D2/2+c+D)
433200
( V / A ) + ( M / S)
qnu 1
{(1.2(D+O)+1.6L)/A}
qnu 1
qnu 3
qnu 3
0.56116
L tidak diperhitungkan = 0
kg/cm2
{(1.2(D+O)+1.0L)/A}+(1.6MW/S)
1.337131 kg/cm2
5.1
d/2
bw1
d/2
bw2
Luas geser kritis dua arah untuk daerah arsiran diatas adalah
d
40-6
bw1
h kolom +d
40+34
bw2
34 cm
74
74
b kolom +d
40+34
Struktur Beton II
XI-15
(175 x 175)-(74x74)
25149cm2
Vu
Vu
bo
1.13x25149
28,316.05 kg
2x74+2x74
296
cm
5.2
Vc1
65,367.60
kg
0.75*(2+(4/1))*SQRT(300)*296*34/6
Vc2
71,845.47
kg
0.75*(2+(40x34/296))*SQRT(300)*296*34/12
Vc3
43,578.40
kg
0.75*4*SQRT(300)*296*34/3
Vc
43,578.40
kg
Vc
>
28,316.05 kg
---->OK..!!
(min Vc1,Vc2,Vc3)
bo
bo
33.5
cm (0.5L-0.5b-d)
(0.5x175-0.5x40-34)
Vu
=
=
B x bo
5862.5cm
qnu x A
6,600.77
kg
Struktur Beton II
XI-16
Vc
6.
12,882.13
kg
>
6,600.77 kg
----->OK!!
Penulangan pondasi
=
qn x b pondasi
197.038kg/cm
1/2*B-1/2*bkolom
67.5km
Mu
{ 0.5*175-0.5*40
1/2xqxl^2
448,877.20
Ru
kgcm {0.5*197.038001632653*67.5^2}
Mu
x b x d2
2.77
req
(1.13*175)
0.85fc'
kg/cm2
448877.2/(0.8*175*34^2)
x ( 1 - ( 1 - 2Ru ))
fy
0.85 fc'
max =
0.75 x rb
min
0.00180
bh
As
0.0018x175x34
=
10.71
cm2
1,071.0
mm2
s
=
35.0
cm
Jarak tulangan max, 3xtebal footing atau harus kurang dari 500 mm (SNI)
jarak tulangan 35 cm sepanjang lebar pondasi 175cm, digunakan
6
As
D
=
16
1206.372mm2
>
1,071.00 mm2
OK!
1206.372mm2
Struktur Beton II
XI-17
Mn
As fy / 0.85 f'c b
1.15
As
cm
fy (d - a/2)
1,290,355.78
kgcm
>
448,877.20
kgcm
OK!
Pu
1.2(D+O)
14,321.28
Mu
30.25
cm
0.15
e/h
0.756
Ag.0.85
f'c
=
Pu
Ag.0.85
f'c
kgcm
Mu/Pu
d'/h
Pu
kg
14321.28
0.65x40x40x0.85x300
0.05400
e
h
0.040825
min
Ast
0.01untuk kolom
16cm2
1600mm2
pilih
8
Ast
19
2268.23mm2
>
1,600.00 mm2
OK!
Struktur Beton II
XI-18
Vc
323,548.00
32,354.80
kg
Vc
Vc
24,266.10
kg
0.5Vc
12,133.05
kg
Vu
0.75x32354.8
H terbesar = H gempa
1300kg
0.5Vc
<
12,133.05 kg
=
=
=
=
18 x 19
48 x 13
342 mm
624mm
mm
400
13mm
dipilih
s max
342 mm
=
jarak sengkang disesuaikan dengan tinggi pedestal, sehingga diambil
=
200
mm
<
s max
Av min
1/3 x bw x s / fy
1/3 x 40*10x200/400
67 mm2
>
D
13 =
tulangan ganda=2D13
kalau Vu> Vc
Vu -Vc
Vs
=
Av
265.46
mm2
OK!
0.75
faktor reduksi untuk geser
Vs x s
fy x d
Av min
1/3 x bw x s / fy
contoh :
penampang seperti pedestal diatas
Vu
=
30 t
(beban terfaktor lateral dari gempa atau angin)
Vc
= [1+ ( Nu/14.Ag)] x sqrt(f'c/6). bw.d
Vc
Vs
24,266.10
=
Vu -Vc
7,645.2
kg
<
Vu =
30,000 kg
(30000-24266.1)/0.75
kg
Struktur Beton II
XI-19
s max
34*10/2
mm
=
=
Av
170mm
Vs x s
fy x d
0.95565cm2
95.565mm2
diambil
D
10
170
As
157.0796mm2
>
95.57 mm2
OK!