Anda di halaman 1dari 20

Struktur Beton II

XI-0

MODUL MINGGU KE XIII dan XIV


BAB XI. PERENCANAAN PONDASI TELAPAK BETON
DAFTAR ISI

11.1
11.2
11.3
11.4
11.5
11.5.1
11.6
11.7
11.7.1
11.7.2
11.8
11.9

PERENCANAAN BEBAN BEKERJA........................................................


KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STRUKTUR BETON DAN

XI-1

PONDASI ...................................................................................................
KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STABILITAS PONDASI............
DAYA DUKUNG TANAH YANG DIIZINKAN............................................
TEKANAN TANAH DIBAWAH PONDASI................................................
TEKANAN TANAH (GROSS DAN NET)
LENTUR PADA PONDASI.........................................................................
GESER ......................................................................................................
GESER SATU ARAH (ONE WAY SHEAR)...............................................
GESER DUA ARAH (TWO WAY SHEAR) ................................................
PENYALURAN BEBAN KOLOM KE PONDASI
PEMBAHASAN KASUS ...........................................................................

XI-2
XI-2
XI-3
XI-3
XI-4
XI-5
XI-6
XI-6
XI-8
XI-9
XI-10

BAB.XI PERENCANAAN PONDASI TELAPAK BETON


11.1 PERENCANAAN BEBAN BEKERJA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-1

Sebelum analisa mengenai desain pondasi telapak beton, maka perlu direncanakan beban
yang bekerja pada struktur pondasi. Perencanaan pembebanan harus lah sesuai dengan
aturan pembebanan yang mencakup tipe-tipe beban yang bekerja termasuk beban yang
sesuai dengan struktur berada.
Tipe beban yang umum bekerja pada struktur pondasi telapak (mungkin ada jenis beban
lainnya yang tidak tercantum) adalah sebagai berikut,
1. Beban Mati, yaitu beban vertikal yang berasal dari berat sendiri struktur permanen
dan berat lain non structural dari komponen bangunan yang tidak berubah posisinya
seperti tanki, peralatan dan lain-lain.

2. Beban Hidup, beban yang berasal dari pemakai gedung atau isinya
yang letaknya dapat berubah seperti, beban orang, alat-alat,
peralatan tambahan, bahan yang disimpan dan lain-lain.
3. Beban Operasi, beban mati dari peralatan ditambah beban cairan dan material lain
(air atau zat kimia lainnya) yang terdapat pada tanki, peralatan-peralatan, pipa dan
lainnya pada saat beroperasi.
4. Beban Test, beban seperti pada beban operasi tetapi hanya berlangsung pada saat
pengetesan fungsi dari tanki/perlatan.
5. Beban Angin, beban yang disebabkan hembusan angin terhadap struktur, untuk lebih
jelas dapat dilihat pada lampiran (mengacu ke peraturan UBC, uniform building
code).
6. Beban Gempa, untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran (mengacu ke peraturan
UBC, uniform building code).
7. Beban tumbukan/kejut (impact load), beban struktur yang menerima beban hidup
yang menghasilkan beban tumbuk dan kejut, beban jembatan berasal dari
kendaraan.
8. Beban lainnya, seperti beban hujan, salju, beban jembatan kendaraan, beban tanah
dan lainnya.

11.2. KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STRUKTUR BETON DAN PONDASI

Kondisi Pembebanan
Kosong/erection

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Kombinasi
1.4D
1.2D+1.0L+1.6W
Ir. Muhammad Aminullah MT.
STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-2

Operasi
Operasi + Angin
Operasi + Gempa
Testing

1.2(D+O+Th)+1.6(L+I)
1.2(D+O)+1.0L+1.6 W
1.2(D+O)+1.0L+1.0E
1.2(D+T)+1.6L

Keterangan Notasi

Beban
Beban Mati
Beban Operasi
Beban Testing
Beban Hidup
Beban Angin
Beban Gempa
Beban Impact
Beban Thermal
Tekanan Tanah

Simbol
D
O
T
L
W
E
I
Th
H

11.3. KOMBINASI PEMBEBANAN UNTUK STABILITAS PONDASI

Kondisi Pembebanan
Kosong/erection

Kombinasi
D
D+(W or V)
D+O+Th+L+I
D+O+L+W
D+O+L+V
D+T+L+0.25W
D+T+L

Operasi
Operasi + Angin
Operasi + Gempa
Testing
Stabilitas

Stabilisasi struktur dan pondasi harus direncanakan dengan factor keamanan tidak kurang
dari nilai dibawah ini,
Kondisi Stabilitas

Faktor Keamanan

Sliding

1.5 (faktor gesekan antara beton dan tanah


diambil 0.5)

Overturning

1.5 untuk pembebanan sementara

2.0 untuk pembebanan permanen


11.4. DAYA DUKUNG TANAH YANG DIIZINKAN
Daya dukung / Tegangan izin yang diperkenankan pada dasar pondasi adalah,

qa

qult
SF

(11.1)

Q ult adalah tegangan ulitimit yang terjadi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-3

SF adalah safety faktor umumnya berkisar antara 2.5 3.


11.5. TEKANAN TANAH DIBAWAH PONDASI
Bila pondasi menerima beban aksial dan juga beban lateral yang mengakibatkan terjadi
momen terhadap dasar pondasi, distribusi tekanan tanah pada dasar pondasi seperti
dijelaskan pada gambar., tekanan tanah dibawah pondasi seperti pada gambar dapat
ditulis pada persamaan dibawah ini,

P My

A I

(11.2)

Dimana
P adalah beban vertikal, positif pada kondisi tekan
A adalah luas kontak permukaan antara tanah dan pondasi telapak
M adalah momen pada sumbu tengah
I adalah momen inersia dari luas kontak tanah dan pondasi
Y adalah jarak dari sumbu tengah ke titik dimana tegangan dihitung.

Gambar 11.1, Tegangan Tanah dibawah Pondasi Telapak


11.5.1. TEKANAN TANAH (GROSS DAN NET)
Tekanan gross tanah adalah tekanan pada tanah dibawah pondasi yang
mempertimbangkan semua beban diatas pondasi termasuk beban vertical struktur atas
yang bekerja pada pondasi ditambah beban timbunan dan pondasi itu sendiri. Tekanan
gross tanah ini tidak boleh melebihi dari tegangan izin qa tanah. Dari hubungan tekanan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-4

gross tanah dan daya dukung izin tanah qa dapat dipilih luas pondasi dengan persamaan
dibawah ini, (beban tidak terfaktor)

D( struktur atas, pondasi, timb & lapsn) L


qa

(11.3)

Apabila beban angin diperhitungkan, dan menambah faktor qa 33% (kebanyakan peraturan
menambah 33% qa), maka persamaan menjadi,

D( struktur atas, pondasi, timb & lapsn) L W


1.33qa

(11.4)

Gambar 11.2. Tekanan Net Tanah


Untuk keperluan perencanaan pondasi telapak (beton dan tulangan), beban yang bekerja
adalah beban terfaktor dari beban mati struktur atas, beban hidup ataupun gempa tidak
termasuk beban timbunan dan berat pondasi. Tekanan ini disebut tekanan net tanah.
Tekanan net tanah diambil yang terbesar dari persamaan dibawah ini,

qnu

1.2 D( structure) 1.6 L


A

(11.5)

Atau

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

qnu

XI-5

1.2 D( structure) 1.0 L 1.6W atau 1.0 E


A

(11.6)

11.6. LENTUR PADA PONDASI


Tekanan net tanah yang bekerja pada dasar pondasi seperti dijelaskan pada gambar
dibawah,

Gambar 11.3. Lebar area tekan f pada pondasi telapak akibat momen
Momen yang bekerja pada pondasi telapak adalah,

M u qnu bf

f
2

(11.7)

Tulangan lentur pada pondasi telapak tidak boleh kurang dari 0.0018 b h, dan jarak tulangan
pondasi telapak tidak boleh melebihi dari nilai terkecil diantara 3 x tebal pondasi telapak atau
50 cm.
11.7 GESER

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-6

11.7.1 GESER SATU ARAH (ONE WAY SHEAR)


Pondasi telapak dapat mengalami kegagalan akibat dari geser satu arah atau dua arah
(punching shear), geser pada pondasi telapak seperti desain pada balok yang sangat lebar,
desain geser harus memenuhi,

Vu Vc Vs

(11.8)

Nilai diambil adalah 0.75, dimana Vu adalah gaya geser terfaktor yang bekerja dan Vc
adalah kemampunan nominal beton dalam menahan gaya geser dan Vs adalah kuat geser
yang disumbangan oleh tulangan.

Vc

1
6

f c' bw d

(11.9)

Tulangan sengkang wap pada pondasi telapak adalah sangat jarang terjadi, sehingga Vs =
0, penentuan tinggi telapak pondasi dapat dihitung dari persamaan diatas yaitu,

6Vu

f c' b

(11.10)

Vu1 adalah geser total pada daerah arsiran geser satu arah. Dan Vu adalah qnu dikalikan
dengan luas arsiran pada telapak pondasi untuk geser satu arah.
Jalur retak pada telapak pondasi seperti dijelaskan pada gambar dibawah, jalur retak akan
bertemu dasar pondasi sejauh d dari muka kolom, oleh sebab itu, daerah kritis untuk geser
satu arah akan berada sejauh d dari muka kolom seperti diterangkan pada gambar dibawah.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-7

Gambar 11.4 Daerah geser untuk geser satu dan dua arah

11.7.2 GESER DUA ARAH (TWO WAY SHEAR)


Penelitian menunjukan bahwa bagian kritis akibat geser adalah terletak pada muka kolom,
untuk penyederhanaan dalam mendesain, keliling kritis geser pada geser dua arah
ditentukan terletak pada d/2 dari muka kolom seperti dijelaskan gambar 11.4.

bo 2 c1 d 2 c2 d

(11.11)

Beban geser maksimum Vu tidak boleh melebihi Vc seperti persamaan dibawah ini,

Vu Vc

(11.12)

Nilai Vc diambil yang terkecil dari persamaan Vc berikut,

Vc (1

2
)
c

f c' bo d
6

(11.13)

c adalah ratio sisi panjang dan pendek dari kolom c1/c2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-8

sd
2

f c' bo d
12

Vc

(11.14)

s adalah 40 untuk kolom dipusat pondasi, 30 untuk kolom dipinggir pondasi dan 20 untuk
kolom di ujung pondasi.

Vc

1
3

f c' bo d

(11.15)

Dari persamaan Vc diatas, maka nilai d pada pondasi telapak untuk geser dua arah dapat
ditentukan dengan nilai terbesar dari,

12Vu
sd
2
bo

6Vu

2
1
c

(11.16)

f c' bo

(11.17)

f c' bo

3Vu

(11.18)

f c' bo

11.8. PENYALURAN BEBAN KOLOM KE PONDASI


Maksimum kuat tumpu pada betoan beton pondasi adalah

0.85 f c' A1

A2
A1

(11.19)

Tetapi tidak boleh melebihi dari (1.7fcA1), dimana A1 adalah luas kontak permukaan dan
A2 adalah luas dari dasar yang lebih bawah dari piramida tegak lurus atau konus yang
terbentuk dengan menarik garis dari daerah tumpu dengan sudut kemiringan 1 vertikal
berbanding 2 horizontal sampai pertemuan pinggir atau ujung pondasi, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 11.5.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-9

Gambar 11.5. Luas A1 dan A2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-10

11.9. PEMBAHASAN KASUS


L2

D2

Pedestal
b
h
g

=
=
=

40 cm
40 cm
110 cm

Pondasi telapak (footing)


B
L
D
t
a

=
=
=
=
=

175
175
150
40
60

cm
cm
cm
cm
cm

=
=
=

750 cm
150 cm
60 cm

Peralatan
L2
D2
c

Beton
f'c

=
p
=
Baja Tulangan
fy
=
t
=
Tanah
s =
qult
=

30 Mpa
t/m3

2.4

6 cm
400 Mpa
0.025 untuk pedestal
1.6
30.0

t/m3

300 kg/cm2

3
=
0.0024 kg/cm
selimut beton

4,000 kg/cm2

3
0.00160 kg/cm

t/m2

0.75faktor reduksi untuk geser

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-11

0.8faktor reduksi untuk lentur


0.65kolom tekan

Perencanaan Pembebanan

1.

Berat pondasi (DL)


- Telapak pondasi
- Pendestal
- Tanah

=
=
=

Berat peralatan (DL)


- Peralatan kosong

untuk satu pondasi


L

2.

D2

untuk satu pondasi


Beban operasi (OL)
- Pada saat beroperasi

175x175x40x0.0024
=
2,940
40x40x110x0.0024
=
422
((175x175)-(40840))*(110-60)*0.0024
=
2,322.00
total
=
5,684.40
c

3500

=
=

kg

1750

kg

9000

kg

4500

kg

kg
kg
kg
kg

(asumsi)

(terisi penuh air)

Beban angin (WL)


dari persamaan beban angin ( Ce x Cq x qs x I ) x Aeff
setiap pondasi akan menerima (yang bekerja pada tengah alat D2/2)
- Beban angin
=
950
kg

(asumsi)

Beban gempa (EL)


dari beban gempa statik V = Z x I x C/Rw x W
setiap pondasi akan menerima (yang bekerja pada tengah alat D2/2)
- Beban gempa
=
1300
kg

(asumsi)

PERIKSA AWAL DIMENSI PONDASI


A

Vertikal beban tak terfaktor


qa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-12

[D(struktur, pondasi, beban permukaan)+L]


qa
qult / SF

qa

SF

qa

10

t/m2

(5684.4+4500)*0.001/10
1.0 m2

<

3.06m2

3.

PEMERIKSAAN TERHADAP KESTABILAN PONDASI

3.a

Kestabilan terhadap guling (overtuning)

kg/cm2

(1.75 m x1.75 m)

Momen tahanan (Mresist)


3.a.1

Cek guling pada saat tanki beroperasi (tanki penuh)


Beban vertikal (pondasi+peralatan saat operasi)
- pondasi+tanah
5,684.40
- berat kosong alat( DL)
1,750
- peralatan saat opers( OL)
4,500
total
11,934.40
11.93
M rest
= 11.93 x L/2
10.4426
tm
Momen guling

=
=
SF

3.a.2

Mrest / Mguling
2.818516

kg
ton

H xh

(dipilih beban horizontal yang


terbesar)
h=D2/2+c+D
1300 x (150+60+150/2)
3.705
tm

>

1.5

OK!

Cek guling pada saat tanki kosong


Beban vertikal (pondasi+tanah+tanki kosong/DL)
= 5684.4 + 1750
7.43 ton
M rest

SF

7.4344 x L/2
6.5051

tm

Mrest / Mguling
1.755762

>

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

1.5 OK!

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-13

Kestabilan Terhadap Gelincir


H tahanan
=
=

x ( Wfound. +W equipt. )
(berat pondasi dan tanah + berat alat/DL)
0.4x(5684.4+1750)
2.97 ton

0.4( friction coefficient )

H gelincir
=

SF

4.

1300
1.3

kg
ton

H tahanan / H gelincir
2.287508
>

1.5

PEMERIKSAAN TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH


q all = 10 t/m2
1.0 kg/cm2
S=1/6 x L x B2
= 1/6 x 175 x 175^2
=

893229

cm3

30625

cm2

A= BxL
=

max. = { (DL+ OL) / A } + ( Mguling/ Sx )


= { (11934.4 ) / 30625 } + { 3.705 x 100000 / 893229 }

<

= 0.80 kg/cm2

1.0 OK !

min. = { (DL + OL) / A } - ( Mguling / S )


= { (11934.4 ) / 30625 } - { 3.705 x 100000/ 893229 }
= 0.39kg/cm2
>
0
OK !
5.

PERENCANAAN BETON PONDASI


Faktor net soil pressure

Beban mati terfaktor (diluar tanah dan pondasi telapak)


1.2 (DL+OL) =
1.2x(5684.4+1750+4500)
14,321.28
1.6LL

1.6 x 0
0

1.0ME

(asumsi beban hidup tidak diperhitungkan=0)


370500

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

kgcm momen akibat gempa

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-14

1.6MW

H wind x (D2/2+c+D)
433200

momen akibat angin


kgcm

Kombinasi Beban 1, qnu1 = 1.2 D + 1.6 L


Kombinasi Beban 2, qnu2 = 1.2 D + 1.0 L + 1.0 E
Kombinasi Beban 3, qnu3 = 1.2 D + 1.0 L + 1.6W
qnu

( V / A ) + ( M / S)

qnu 1

{(1.2(D+O)+1.6L)/A}

qnu 1

qnu 3

qnu 3

0.56116

L tidak diperhitungkan = 0

kg/cm2

{(1.2(D+O)+1.0L)/A}+(1.6MW/S)
1.337131 kg/cm2

qnu diambil yang terbesar


qn tidak termasuk pondasi telapak dan tanah, maka
qn

1.34- 1.6x t x gc -1.6 x t x gs


1.337 -1.2 x 40 x 0.0024 -1.2x0.0016 x (110-60)
1.13 kg/cm2

5.1

Check geser dua arah (two way shear)

d/2

bw1

d/2
bw2

Luas geser kritis dua arah untuk daerah arsiran diatas adalah
d

40-6

bw1

h kolom +d
40+34

bw2

34 cm

74

74

b kolom +d
40+34

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-15

(175 x 175)-(74x74)
25149cm2

Vu

qnu x A arsir geser dua arah

Vu

bo

1.13x25149

28,316.05 kg

2x74+2x74
296

cm

dengan mengambil nilai c dan c dibawah ini

5.2

1ratio sisi kolom panjang/pendek

40posisi kolom pada pondasi telapak

Vc1

65,367.60

kg

0.75*(2+(4/1))*SQRT(300)*296*34/6

Vc2

71,845.47

kg

0.75*(2+(40x34/296))*SQRT(300)*296*34/12

Vc3

43,578.40

kg

0.75*4*SQRT(300)*296*34/3

Vc

43,578.40

kg

Vc

>

28,316.05 kg

---->OK..!!

(min Vc1,Vc2,Vc3)

Check geser satu arah (one way shear)

bo

bo

33.5

cm (0.5L-0.5b-d)
(0.5x175-0.5x40-34)

Vu

=
=

B x bo
5862.5cm
qnu x A
6,600.77

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

kg

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-16

Vc

6.

12,882.13

kg

>

6,600.77 kg

----->OK!!

Penulangan pondasi
=

qn x b pondasi
197.038kg/cm

1/2*B-1/2*bkolom
67.5km

Mu

{ 0.5*175-0.5*40

1/2xqxl^2
448,877.20

Ru

kgcm {0.5*197.038001632653*67.5^2}

Mu

x b x d2

2.77

req

(1.13*175)

0.85fc'

kg/cm2

448877.2/(0.8*175*34^2)

x ( 1 - ( 1 - 2Ru ))

fy

0.85 fc'

( 0.85 x 300 / 4000 ) x {1-sqrt [1 - (2x2.77/0.85x300)] }


0.000697

{ 0.7225*f"c / fy } x { 87000/ (87000+fy) }

max =

0.75 x rb

min

0.00180

untuk slab beton

karena req lebih kecil dari min, maka digunakan min

bh

As

0.0018x175x34
=

10.71

cm2
1,071.0

mm2

s
=
35.0
cm
Jarak tulangan max, 3xtebal footing atau harus kurang dari 500 mm (SNI)
jarak tulangan 35 cm sepanjang lebar pondasi 175cm, digunakan
6
As

D
=

16
1206.372mm2

>

1,071.00 mm2

OK!

atau penentuan tulangan dengan memberikan perkiraan tulangan awal


kemudian diperiksaMn harus lebih besar dari Mu
Ast

1206.372mm2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-17

Mn

As fy / 0.85 f'c b

1.15

As

cm

fy (d - a/2)
1,290,355.78

kgcm

>

448,877.20

kgcm

OK!

Perencanaan pedestal (kolom pendek)


Motode perencanaan pedestal seperti pada modul perencanaan kolom pendek
=

Pu

1.2(D+O)
14,321.28

Mu

1.2 MD + 1.0 ML + 1.6MW


433,200.00

30.25

cm

0.15

e/h

0.756

Ag.0.85

f'c

=
Pu
Ag.0.85

f'c

kgcm

Mu/Pu

d'/h

Pu

kg

14321.28
0.65x40x40x0.85x300
0.05400
e
h
0.040825

dikarenakan didapat dibawah min maka digunakan min

min

Ast

0.01untuk kolom
16cm2
1600mm2

pilih
8
Ast

19

2268.23mm2

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

>

1,600.00 mm2

OK!

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-18

Perencanaan tulangan geser (sengkang persegi)


Vc

Vc

[1+ ( Nu/14.Ag)] x sqrt(f'c/6). bw.d

323,548.00

32,354.80

kg

Vc

Vc

24,266.10

kg

0.5Vc

12,133.05

kg

Vu

0.75x32354.8

H terbesar = H gempa
1300kg

0.5Vc

<

12,133.05 kg

syarat jarak sengkang minimum


- 18 x D
- 48 x Ds

=
=

=
=

18 x 19
48 x 13

Ukuran terkecil kolom =

342 mm
624mm
mm

400

asumsi diameter sengkang


D

13mm

dipilih
s max
342 mm
=
jarak sengkang disesuaikan dengan tinggi pedestal, sehingga diambil
=

200

mm

<

s max

Tulangan minimum yang dibutuhkan


=

Av min

1/3 x bw x s / fy
1/3 x 40*10x200/400
67 mm2

>
D
13 =
tulangan ganda=2D13

kalau Vu> Vc
Vu -Vc
Vs
=

Av

265.46

mm2

OK!

0.75
faktor reduksi untuk geser

Vs x s
fy x d

cek Av min, Av harus lebih besar atau sama dengan Av min


=

Av min

1/3 x bw x s / fy

contoh :
penampang seperti pedestal diatas
Vu
=
30 t
(beban terfaktor lateral dari gempa atau angin)
Vc
= [1+ ( Nu/14.Ag)] x sqrt(f'c/6). bw.d

Vc
Vs

24,266.10
=

Vu -Vc

7,645.2

kg

<

Vu =

30,000 kg

(30000-24266.1)/0.75

kg

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Struktur Beton II

XI-19

s max

34*10/2

mm

(terkecil dari D x 18 atau 48 Ds atau sisi terkecil


penampang atau d/2)

=
=

Av

170mm
Vs x s
fy x d

(7645.2 x 170*0.1) / 4000x34

0.95565cm2
95.565mm2

diambil
D

10

170

As

157.0796mm2

>

95.57 mm2

OK!

tulangan ganda = 2D10

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Muhammad Aminullah MT.


STRUKTUR BETON II

Anda mungkin juga menyukai