Anda di halaman 1dari 25

Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

Posted by.PPK ZULKARNAIN | Kategori : | Modul : | - 21:58:20

VISI
Dengan memperhatikan aspek sumber daya yang dimiliki, tugas pokok dan fungsi serta analisis
situasi dengan mempertimbangkan berbagai pandangan baik internal maupun eksternal
organisasi maka diformulasikan visi Pusat Penanggulangan Krisis yaitu : Menurunnya Resiko
Kesehatan akibat Krisis Kesehatan. Penetapan visi tersebut didasarkan pada pengertian
sesuai dengan harapan akan peran Pusat Penanggulangan Krisis dalam pencapaian Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Sebagai pusat yang mengkoordinir penanggulangan krisis
kesehatan, Pusat Penanggulangan Krisis harus berperan lebih aktif dan dinamis dengan
meningkatkan sumber daya dan potensi yang ada agar mampu merespons secara cepat dan
tepat krisis kesehatan yang muncul melalui koordinasi dan kemitraan dengan unit kerja
terkait.
MISI
Untuk mencapai visi yang ditetapkan, maka telah dirumuskan misi dengan rincian sebagai
berikut:
1.Mengembangkan pedoman dan kebijakan yang mendukung upaya penanggulangan krisis
kesehatan.
2.Meningkatkan keterpaduan melalui pengembangan jejaring penanggulangan krisis
kesehatan.
3.Meningkatkan kapasitas sumber daya kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan
yang bermutu dan merata.
4.Menyediakan akses informasi bagi terselenggaranya penanggulangan krisis kesehatan yang
cepat, tepat dan akurat.
5.Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan.
TUJUAN
Terselenggaranya upaya penanggulangan krisis kesehatan secara berhasil guna dan berdaya
guna dalam rangka menurunkan resiko kesehatan pada setiap kejadian yang menimbulkan
atau berdampak pada krisis kesehatan.
SASARAN STRATEGIS

Untuk mencapai visi, misi dan tujuan maka ditetapkan sasaran strategis yaitu :
1.Meningkatnya kemampuan sumber daya dalam kegiatan penanggulangan krisis kesehatan di
Kabupaten/Kota melalui:
Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan
di Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan.
Adanya petugas terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota rawan
krisis kesehatan.
Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota rawan
krisis kesehatan.
Adanya produk informasi penanggulangan krisis kesehatan.
Adanya produk kebijakan/pedoman untuk penanggulangan krisis kesehatan.
2.Meningkatnya peran dan fungsi PPK Regional dan Sub Regional dalam penanggulangan krisis
kesehatan melalui :
Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan
di PPK Regional dan Sub Regional.
Adanya tenaga pelatih dan tenaga terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di PPK
Regional dan Sub Regional.
Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan di PPK Regional dan Sub
Regional.
Optimalisasi jejaring penanggulangan krisis kesehatan yang terpadu antara PPK Regional dan
Sub Regional dengan anggota regional.
3.Meningkatnya peran dan fungsi PPK dalam penanggulangan krisis kesehatan.
Tersedianya peraturan, kebijakan, pedoman dan standar yang mendukung penanggulangan
krisis kesehatan.
Optimalisasi jejaring kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan krisis
kesehatan.
Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki kemampuan dalam bidang teknis fungsional
dan manajemen penanggulangan krisis kesehatan di daerah rawan krisis kesehatan.
Tersedianya sarana dan prasarana di daerah rawan krisis kesehatan yang memadai dalam
penanggulangan krisis kesehatan.
Tersedianya sistem penganggaran yang dapat memenuhi kebutuhan penanggulangan krisis

kesehatan.
Tersedianya informasi penanggulangan krisis kesehatan yang cepat, tepat dan akurat.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan.

PENANGANAN LUKA TEMBAK

5.

Umum.

Pada bab ini akan dibahas adanya berbagai jenis luka tembak yaitu
merupakan luka yang disebabkan dari tembakan dengan
jarak tembak yang berbeda-beda sehingga menyebabkan
luka yang berbeda pula , untuk jelasnya akan terlihat
gambaran tiap luka yang disebabkan dengan jarak
tembak tersebut.

6.

Jenis Luka Tembak.

Anak peluru setelah dilepaskan pada suatu tembakan,


akan berada pada lintasannya bersama sama dengan
partikel sisa pembakaran mesiu yang tidak habis
terbakar, asap serta udara panas. Perbedaan massa
masing masing partikel tadi disebabkan daya capainya
berbeda beda. Karenanya luka tembak masuk akan
mempunyai gambaran yang berbeda tergantung pada
jarak antara laras senjata dan sasaran. Berdasarkan
jarak tersebut diatas dapat dibedakan dalam beberapa
jenis luka tembak masuk sebagai berikut :

a.

Luka tembak masuk jarak jauh.

b.

Luka tembak masuk jarak dekat.

c.

Luka tembak masuk jarak sangat dekat.

d.

Luka tembak tempel.

e.

Luka tembak keluar.

7.

Prinsip Dasar Penanganan Luka Tembak.

a.

Cari sumber perdarahan.

b.

Tekan langsung, gunakan pembalut.


c.
Jika pembalut dibasahi darah , tambahkan lagi di
atasnya.

d.

Untuk perdarahan hebat jangan buang waktu untuk


mencari pembalut
e.
Jika luka hanya kecil dan perdarahannya sedikit,
bersihkan dengan alkohol 70% atau betadhin.

f.

Jika terjadi shock berikan infus Na Cl 0,9%


g.

Infeksi dan Pencegahannya :

1)
Jangan sekali kali menyentuh luka dengan
tangan atau alat yang kotor.
2)
tidak steril.
3)

Jangan mencuci luka dengan air yang


Bersihkan luka dengan bahan antiseptik.
4)

8.

Tutup luka dengan kassa steril.

Penanganan Berbagai Macam Luka Tembak. Pada prinsipnya penanggulangan luka


tembak
adalah
suatu
tindakan
bedah
yang
bertahap. Tahap pertama adalah tindakan debridement
yang agresif dan sesudah yakin bersih, luka dibiarkan
terbuka tidak boleh dilakukan penutupan / penjahitan luka
primer. Bila kemudian hari ternyata hasil debridement
pertama
belum
baik debridement
ulang
dapat
dilaksanakan. Tahap ke dua dilaksanakan pada saat luka
sudah tenang, tak ada lagi tanda tanda infeksi pada
luka, dan korban sudah bebas dari pengaruh trauma yang
didapatnya, berupa tindakan penutupan luka primer
kemudian ( Delayed Primary Closure ) atau sekunder
untuk memperkecil luas luka dengan penjahitan kulit atau
tindakan skin graff. Tindakan ini dikerjakan biasanya 5
10 hari sesudah tindakan tahap pertama. Langkah
langkat tindakan debridement :

a.

Insisi kulit.

b.

Irigasi / pembilasan luka.

c.

Pembuluh
darah. Lakukan
perdarahan.

d.

Eksisi dari jaringan yang non vital.

e.

Sesudah terjadi luka baru, luka dibiarkan terbuka.

f.

Immobilisasi daerah luka.

ligasi

pada

g.
Pada luka yang mendapat infeksi
debridement dapat diulang secara hati hati.

h.

1)

sumber

tindakan

Perawatan Terbuka :

Bersihkan luka dari kuman dengan bahan antiseptik seperti mercurohrom, betadin atau
alkohol.

2)

9.

Biarkan luka dalam keadaan terbuka.

Evaluasi.

a.
Sebutkan
faktor
menimbulkan berat ringannya luka
tembak ?

b.

Sebutkan perawatan perdarahan pada luka tembak ?

c.

Bagaimanakah perawatan luka tembak terbuka ?

apa

saja

yang

BAB III
PENANGANAN LUKA TUSUK /IRIS

10.

Umum.

Bila terjadi luka tusuk baik yang bendanya tertancap maupun tidak

tertancap tindakan yang harus kita lakukan harus dengan segera karena akibat yang utama dari
luka ini akan terjadi perdarahan dan infeksi. Oleh sebab
itu sebagai seorang petugas kesehatan harus tahu benar
tanda tanda luka tusuk baik yang bendanya tertancap
maupun tidak tertancap dan luka iris tanda tanda yang
nampak langsung terlihat adalah adanya perdarahan
yang banyak karena pembuluh darah yang terpotong
lebih banyak. Hal ini harus ditangani dengan segera, agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada korban
terutama pada luka iris yang dalam

11.

Perawatan Luka Tusuk dan Luka Iris.

a.

Luka Tusuk

1)

Periksa keadaan umum korban, Kesadaran , Tensi dan Nadi.

2)
Menghentikan pendarahan, Jika luka di lengan
dan tungkai bersihkan luka dengan betadin 10 %,
Selanjutnya luka ditutup dengan pembalut cepat atau
pembalut penekan untuk mencegah pendarahan yang
lebih hebat. Jika luka pada daerah dada, perut, leher dan
kepala bersihkan luka dengan menggunakan betadin 10
% kemudian ditutup dengan kassa steril kemudian balut
dengan kain segitiga.

3)
Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan
atau pendarahan yang keluar.

4)

Siapkan untuk evakuasi secepat mungkin.

5)

Penanganan Luka Tusuk :

a)

Periksa keadaan umum korban ; kesadaran , nadi dan tensinya.

b)

Usahakan benda yang tertancap pada tubuh korban jangan sampai lepas atau bergerak
kedalam maupun keluar akan mengakibatkan rusaknya
jaringan yang lain.

c)
Fiksasi benda yang tertancap pada tubuh korban
dengan menggunakan pembalut penekan atau pembalut
cepat yang salah satu sisinya digunting sebagai pengkait
benda yang tertancap.

d)
Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan
atau pendarahan yang keluar.

e)

b.

Luka Iris.

1)

Segera siapkan untuk evakuasi.

luka iris tanda tanda yang nampak langsung terlihat adalah adanya
perdarahan yang banyak karena pembuluh darah yang
terpotong lebih banyak. Hal ini harus ditangani dengan
segera, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
pada korban terutama pada luka iris yang dalam

Periksa keadaan umum korban, kesadaran , nadi dan tensinya

2)
Membersihkan luka dengan betadin 10 % dengan
menggunakan kain kassa steril.

3)
Balut dengan plester apabila pendarahan dari
pembuluh rambut
( kapiler ).

4)
Korban tidak perlu di evakuasi cukup dengan
istirahat.

5)

Penanganan Luka Iris :

a)
Periksa keadaan umum korban, kesadaran
, nadi dan tensinya.

b)

Membersihkan luka dengan betadin 10 % dengan menggunakan kain kassa steril,


selanjutnya luka ditutup dengan pembalut cepat atau
pembalut penekan untuk mencegah pendarahan yang
lebih hebat.

c)
Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan
atau pendarahan yang keluar.

d)
12.

Korban segera di evakuasi .

Eksplorasi dan Penutupan Luka.

a.

Penanganan

Pendarahan

pada

Tusuk

1)

Membalut dengan pembalut penekan jika pendarahan dari vena

maupun kapiler.

2)

Jika pendarahan memancar ( pendarahan dari pembuluh darah nadi )

Luka

jepit dengan klem arteri sampai pendarahan berhenti, kemudian balut


dengan pembalut penekan.

b.

Pencegahan Infeksi akibat Luka Tusuk.

1)

Bersihkan luka dengan cepat memakai kassa steril yang telah


dengan betadin / alcohol / mercurocrom.

2)

Hentikan pendarahan dengan cara membalut dengan pembalut penekan, Jika


pendarahan memancar ( pendarahan dari pembuluh
nadi ) jepit dengan klem arteri sampai pendarahan
berhenti, kemudian balut dengan pembalut penekan.

3)

Jika pendarahan banyak berikan cairan infus NaCl 0,9 % dan RL.

c.

1)

dibasahi

Penanganan Pendarahan pada Luka Iris

Balut dengan plester apabila pendarahannya merembes berarti pen-

darahan dari pembuluh rambut ( kapiler ).

2)

d.

Balut dengan pembalut penekan jika pendarahan dari vena.

Pencegahan Infeksi Akibat Luka Iris.

1)

Bersihkan luka dengan cepat memakai kassa steril yang telah dibasahi dengan betadin /
alkohol / mercurocrom.

2)

Hentikan pendarahan dengan cara membalut dengan pembalut penekan , jika


pendarahan bukan pendarahan dari pembuluh nadi.

3)

Jika pendarahan hanya merembes saja cukup ditekan dengan kassa steril kemudian
diplester.

4)

Jika pendarahan banyak berikan cairan infus NaCl 0,9 % dan RL.

13.

Teknik Menjahit Luka.

a.
adalah :

Macam benang jahit yang digunakan


1)

Jahit fascia dengan sutera 03/02

2)

Jahit otot dengan chromic 030/02

3)

Jahit subcutan dengan catgut 03

4)

Jahit kulit dengan sutera 03/02 untuk daerah muka 05

b.

Kondisi luka :

1)

Dijahit bila terjadinya luka tidak lebih dari 6 jam

2)

Luka selalu dicuci dengan H2O2 / Rivanol

3)

Usahakan pinggir luka rata

4)

Gunting pinggir luka yang tidak beraturan

c.

Pelaksanaan :

1)

Lakukan tindakan aseptis dan antiseptis dengan yodium 3 % lalu dengan alkohol 70 %
khusus untuk daerah inguinal, genital, perineal, yodium 3
% tidak boleh digunakan, diganti dengan bethadin 10 %
2)

Pasang duk steril

3)
Anestesi infiltrasi sekeliling luka dengan
procain 1-2 %
4)
Bersihkan dan cuci luka dengan H2O2
(peroksida) dan ratakan bila pinggir luka tidak beraturan.
5)
Perhatikan kondisi jaringan yang harus dijahit
yaitu apakah otot, fascia, lemak subcutis dan kulit.
6)

Penjahitan kedua sisi pinggir luka pada permukaan kulit harus rata dan rapi.

7)

Bersihkan sekitar jahitan dengan alkohol, beri bethadin tutup jahitan dengan kain kasa.

8)

Penderita beri antibiotika, ATS dan Toxid diberikan pada sebelum jahit luka pada
pemeriksaan pertama dan berikan analgetik.

14.

Evaluasi.

a.

Bagaimanakah penanganan luka tusuk yang bendanya tertancap ditubuh ?

b.

Bagaimankah cara mencegah terjadinya infeksi pada luka tusuk ?

c.

Bagaimanakah cara penanganan luka iris yang dalam ?

d.

Bagaimanakah cara menghentikan perndarahan pada luka iris ?

e.

Jelaskan teknik menjahit luka !

BAB IV
PENANGANAN LUKA LISTRIK

15.

Umum.

Seseorang dikatakan terkena arus/aliran listrik, apabila terjadi suatu


lintasan dari arus listrik melalui badan orang tersebut.
Aliran listrik dengan tegangan rendah tidak akan berarti,
akan tetapi bila aliran listrik itu bertegangan tinggi, maka
mungkin dapat mengakibatkan kecelakaan yang
mematikan.

16.

Penyebab, Gejala dan Tindakan Pertolongan :

a.

1)

Sebab-sebabnya :

Listrik
2)

Petir

b.

Gejala-gejalanya :

1)

Gejalanya :

a)

Otot-otot berkontraksi
b)

Pingsan atau mati suri

2)
Gejala setempat.
Pada tempat yang terkena
arus listrik timbul luka bakar, sehingga pengobatannya
tidak berbeda dengan luka bakar yang lain.
c.

Penanganannya : Untuk memberikan pertolongan pada orang yang terkena sengatan


listrik, kita bagi pertolongan itu ke dalam 3 bagian :
1)

Persiapan

a)
Memakai sarung tangan karet atau kain
yang tebal dan kering.
b)
Berdiri di atas karpet tebal atau pada kain yang
tebal dan kering
c)

Dengan sepotong kayu atau tongkat yang kering diusahakan membebaskan korban dari
kawat listrik. (Ingat hal ini bahaya sekali bagi penolong).

2)

Pelaksanaan.

a)
Aliran listrik diputuskan dulu, dan bila hal ini tidak
mungkin dikerjakan, maka diusahakan untuk mengalirkan
arus listrik ke tanah, sehingga korban bebas dari
arusnya. Hal ini dapat dikerjakan sebagai berikut :
(1)

Sebatang besi dihubungkan dengan tiang listrik, atau dengan pipa air leding.

(2)

Kemudian besi tersebut dijatuhkan ke kawat listrik yang putus tadi.

b)

Bila korban telah terlepas, maka pertolongan seterusnya tergantung dari gejala yang
dihadapi, dan yang perlu diperhatikan adalah pernapasan
dan denyut nadi korban. Bila tidak ada segera lakukan
pertolongan pernapasan (Breathing) atau Resusitasi
Jantung Paru (RJP), sampai tanda-tanda hidup atau tidak
berhasil.
3)

Perawatan lanjutan.

a)
Bilamana masih ada tanda hidup (muka
kemerahan, bernapas dan ada denyut nadi) :

(1)

Berikan rangsangan dengan bau-bauan

(2)

Berikan minum bila sudah sadar

(3)

Korban diletakkan pada posisi sisi miring

(4)

Laksanakan evakuasi dengan segera.

b)
Bilamana Resusitasi Jantung dan Paru gagal,
dengan ketentuan :
(1)

Tetap tidak sadar


(2)

Henti napas

(3)

Henti jantung.

Maka korban diperbolehkan untuk medapatkan


perawatan sebagai jenazah.

17.

Evaluasi.

a.

Jelaskan gejala-gejala trauma listik !

b.

Jelaskan penanganan trauma listrik !

c.

Sebutkan perawatan trauma listrik.

BAB V
PENANGANAN LUKA BAHAN KIMIA

18.

Umum.

Penanganan luka kimia berupa pertolongan di lapangan, evakuasi korban


serta perawatan kesehatan merupakan kontribusi yang
dapat diberikan oleh Kesehatan TNI Angkatan Darat.

19.

Penanganan Korban Akibat Bahan Kimia.

a.

1)

Chemical agent / agensia kimia syaraf.

Jenis :

a)
Tabun.
berwarna.

b)

b)

Sarin.

c)

Soman.

Absorpsi.

Bentuk

Cairan

coklat

Kabut

tak

Bentuk Gas tidak berwarna.

Bentuk Gas tidak berwarna.

Melalui seluruh permukaan tubuh, kulit, mata maupun jalan napas setelah
disebarkan dalam bentuk kabut. Yang diserang adalah
enzym acetylcholinesterase yang dalam keadaan normal
menghidrolisa acetylcholine, mengakibatkan gangguan
syaraf parasimpatik dan mengganggu otot halus.

2)

Pengobatan.

a)

Simtom.

Pupil mengecil.

(1)

Meracuni Ringan ( Mild Poisoning ) : Hidung berair, sakit kepala tiba-tiba, kesulitan
penglihatan, kesulitan bernapas, kejang perut, nausea,
bradycardia/tachycardia.

(2)

Moderate Poisoning

: peningkatan gejala mild poisoning. Beberapa gejala


Disoriented, dyspneau, batuk, pupil kecil sekali, mata
merah dan berair, vomiting, kejang, kegagalan
pernapasan dan bradycardia.

b)

Pengobatan.

(1)

Pra Pengobatan : Carbamate Anticholinesterase seperti Pyridostigmine 30 mg/8 jam,


untuk 4 5 hari.

(2)
Consulvant.

Terapi Lanjutan : Atropin, Oximes, Anti

c)
Emergensi di lapangan.
dan atau Anti Consulvant.

2 mg Atropin + Oxime

b.

Agensia lepuh (Blister Agent).


Digunakan untuk pasukan yang terlindung dengan
baik / sulit untuk dihancurkan. Dapat mengkontaminasi
seluruh benda yang ada disekitar pasukan dengan tingkat
bahaya yang lama. Berakibat senacam luka bakar / lepuh
disetiap kontak dengan anggota tubuh baik melalui
pernapasan, pencernaan dan kulit serta mata.

1)

Jenis.

a)

Sulphur mustard.

Proteksi dengan peralatan proteksi lengkap.

b)

Nitrogen mustard.

Mustard dapat dengan mudah menembus jaringan manusia dengan


sejumlah besar material dan sangat persisten ( daya
tahan tinggi ). Ketika tercampur air Mustard berubah
menjadi Poly Alkohol dan HCl yang masih tetap
berbahaya bagi kulit

2)

Proteksi :

a)

Gunakan perlengkapan nubika secara lengkap.

b)

Tidak ada obat untuk mencegah Mustard.

3)

Terapi :

a)

Tidak ada pengobatab spesifik untuk mengatasi luka akibat Mustard, laksanakan
dekontaminasi.

b)

Terapi diberikan berdasarkan :

(1)

Gejala yang tampak.

(2)

Cegah Infeksi.

(3)

Tingkatkan penyembuhan.

4)

Dekontaminasi.

a)

Bersihkan dengan air di bagian tubuh yang terkena Mustard.

b)

Pada luka bersihkan dengan Larutan Chlorine 3000 5000 ppm.

c.

Agensia cekik / Lung Damaging Agent.

1)

2)

Jenis.

a)

Phosgene, gas tak berwarna ~ COCl 2

b)

Diphosgene, gas tak berwarna ~ ClCOOCCl 3.

Proteksi.

Dengan memakai respirator.

3)

Aksi. Membentuk HCl di alveoli ~ Alveoli penuh dengan cairan 12 24 jam setelah
terkena ~ Pulmonary Oedema.

4)

Simtom

5)

Pengobatan.

a)

Istirahat duduk dan tetap hangat.

b)

Penenang : 30 60 mg Codein. Kontraindikasi :Barbiturat, Atropin, Analeptics dan Anti


Histamin.

: Batuk, rasa sakit di dada, muntah ,mual dan sakit kepala.

c)

Oksigen ( O 2 ).

d)

Antibiotik :

e)
Steroid
Dexamethasone dll.

Anti Mikrobial
:

f)

Corticosteroid
Agensia

darah

Agent.
1)

Jenis.
a)

Hidrogen Cyanida, tak berwarna ~ HCn

b)

Cyanogen Chloride, tak berwarna ~ CnCl

2)

Proteksi.

3)

Simtom.

4)

Gunakan Respirator.

a)

Kejang setelah 20 30 detik.

b)

Penghentian pernapasan setrelah 1 menit.

c)

Kegagalan jantung setelah beberapa menit.

Pengobatan.
a)

Methaemoglobin ( Met Hb )

b)

yang mengikat ion Cyanida.

(1)

Amyil Nitrit.

~
Blood

(2)

Sodium Nitrit.
c)

d)

e.

Dicobalt Edetate.

Evakuasi Korban Luka Bahan Kimia. Korban yang luka atau sakit akibat bahan kimia
harus segera diungsikan setelah mendapat pertolongan
pertama. Evakuasi aeromedis menjadi pilihan utama
dengan tetap dijaga oleh tenaga medis / paramedis yang
menguasai evakuasi aeromedis, terutama untuk pasien
yang
terpengaruh
dengan
perbedaan
tekanan
udara. Sarana Evakuasi harus bebas dari kontaminasi
bahan kimia. Beberapa sarana evakuasi berupa :

1)

1)

Personel.

2)

Ambulan Darat.

Ambulan Udara.
4)

20.

Kapal Laut / Transparan

Evaluasi.

a.

Jelaskan penanganan korban akibat bahan kimia !

b.

Sebutkan jenis-jenis bahan kimia.

BAB VI
PENANGANAN PENDARAHAN

21.

Hydroxocobalalamin.

Umum

a.
b.

Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluhnya yang disebabkan oleh karena
kerusakan dari pembuluh darah tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, sistem peredaran darah terdiri dari :

1)

Jantung

2)

Pembuluh darah arteri (pembuluh darah nadi)

3)

Pembuluh darah rambut (Kapiler)

4)

Pembuluh darah balik (Vena)

Sistem peredaran darah ini merupakan sistem yang tertutup, darah dialirkan dan diedarkan oleh
karena adanya denyut jantung. Dengan demikian terjadi pembagian jumlah darah yang
merata di seluruh tubuh (jaringan). Bila terjadi perdarahan, volume darah akan
berkurang, maka seluruh jaringan tubuh termasuk otak akan kekurangan oksigen dan
makanan, sehingga bisa terjadi shock, yang bila tidak segera diatasi dapat
mengakibatkan kematian.
c.

Tergantung daripada pembuluh darah yang rusak, maka dapat terjadi :

1)

Perdarahan pembuluh darah nadi

2)

Perdarahan pembuluh darah rambut

3)

Pembuluh darah balik

22.

Jenis-Jenis Pendarahan. Letak daripada pembuluh darah bermacam-macam, ada


yang terletak dekat dengan permukaan tubuh, dan ada juga yang jauh, tergantung letak
pembuluh darah yang rusak dan ada tidaknya kerusakan permukaan tubuh, maka
perdarahan dibagi atas 2 macam :

a.

Perdarahan Keluar Tubuh (External Hemorrhage). Adalah perdarahan yang tampak


nyata keluar dari tubuh, dan pada umumnya perdarahan
ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah yang
letaknya dekat dengan permukaan tubuh. Permukaan
tubuh itu sendiri mengalami luka pula kerusakan hingga
darah dapat mengalir keluar.

b.

Perdarahan di Dalam / ke Dalam Tubuh (Internal Hemorrhage) Adalah perdarahan yang


terdapat di dalam tubuh, dan perdarahan itu tidak dapat
atau hanya sebagian yang dapat keluar dari tubuh. Pada
umumnya perdarahan ini disebabkan karena kerusakan
pembuluh darah yang letaknya di dalam tubuh seperti
perdarahan di dalam rongga dada, rongga perut, di paruparu, otak dan sebagainya. Bisa juga karena kerusakan

pembuluh darah yang letaknya dekat dengan permukaan


tubuh tapi tidak disertai dengan kerusakan pada
permukaan tubuh, maka pada daerah tersebut darah
tidak dapat keluar mengalir. Ini terjadi apabila salah satu
anggota badan terkena pukulan atau benturan yang
cukup keras (lengan atau paha), sehingga pembuluh
darah dalam anggota tubuh tersebut rusak, maka akan
terjadi perdarahan yang menimbulkan pembengkakan.
Karena hal-hal tersebut di atas, maka perdarahan di
dalam / ke dalam tubuh tidak tampak nyata. Tanda-tanda
lain, adanya perdarahan yang keluar dari hidung, mulut
atau telinga, dan juga pembengkakan dari anggota
badan.
23.

Teknik Penghentikan Pendarahan.


a.
Perdarahan di Dahi.
pembuluh nadi di pelipis.

Tekanlah

b.
Perdarahan di sekitar Mulut.
pembuluh nadi di rahang bawah.

Tekanlah

c.
Perdarahan di Kepala atau Leher. Tekanlah
pembuluh nadi di leher (arteri karotis). Ingat, jangan
sampai mencekik leher korban.
d.

Perdarahan pada Pundak atau Lengan Atas. Tekanlah pembuluh nadi di belakang
tulang selangka, baik dengan menekan pada tulang
selangka atau pada tulang rusuk pertama. Biasanya
penekanan pada tulang rusuk itu menyebabkan rasa sakit
pada penderita.

e.

Perdarahan pada Lengan Atas atau Siku. Tekanlah pembuluh nadi pada kira-kira
pertengahan sebelah lengan atas, pada tulang lengan
atas.

f.

Perdarahan pada Lengan Bawah.


Tekanlah pembuluh nadi di lekukan siku
bagian depan.

g.

Perdarahan pada Tangan. Tekanlah pembuluh nadi padapergelangan tangan bagian


depan.

h.

Perdarahan pada Paha.

i.

Perdarahan pada Tungkai Bawah. Tekanlah pembuluh nadi pada pelipatan utut bagian
belakang dengan kepalan tangan, sambil menekan lutut

Tekanlah pembuluh nadi pada kira-kira pertengahan


pelipatan paha bagian depan. Karen aletak dari pembuluh
nadi paha (Femoralis) di sini sangat dalam, apalagi bila
korban gemuk atau otot-ototnya kuat, maka penekanan
tidak dilakukan dengan jari, melainkan dengan kepalan
tangan dan dibantu dengan tangan lainnya yang
menekan di atas kepalan tangan tadi.

di depan dengan tangan yang lain, sehingga dengan


demikian arteri poplit terhimpit.
j.

Perdarahan pada Kaki. Tekanlah pembuluh nadi dengan cara memegang dan menekan
sedikit di atas pergelangan kaki.

24.

Teknik Pemasangan Infus.

a.

Vena yang dipilih.

1)

Vena berukuran lebih besar dari pada jarum infus.

2)

Lokasi sedistal mungkin.

3)

Pilih vena yang lurus, hindari percabangan.

4)

Hindari persendian.

b.

Tempat Menusukkan Jarum.

Antara lain seperti pada penyuntikan intra vena.

c.

Pelaksanaan.

1)

Anggota badan yang akan diinfus dibendung / stuwing dengan menggunakan karet
pembendung sehingga vena terlihat jelas.

2)

Menghapus hamakan kulit dengan kapas alkohol.

3)

Menusukkan jarum infus ke dalam vena dengan lobang jarum mengarah ke atas, bila
darah mengalir ke dalam pipa infus, menandakan jarum
masuk tepat ke dalam vena, karet pembendung dilepas,
kemudian penjepit (klem / di longgarkan untuk melihat
kelancaran cairan mengalir.

4)

Menghitung tetesan cairan sesuai dengan instruksi.

5)

Merekatkan pangkal jarum dengan plester pada kulit.

6)

Memasang bidai bila diperlukan.

d.

7)

Merapikan pasien.

8)

Membereskan alat-alat.

9)

Membuat daftar pengawasan infus.

Hal yang perlu di perhatikan pada Tahap Pelaksanaan.

1)

Sterilitas harus tetap diperhatikan.

2)
Mengawasi
reaksi
suntikan / pemasangan infus.

3)

25.

a.

pasien

selama

Fiksasi jarum infus harus baik.

Terapi Cairan Intra Vena.

Pemeriksaan Sistem Sirkulasi. Sebelum melaksanakan pemberian cairan intra vena


kita harus mengetahui terlebih dahulu:

b.

Tujuan Pemberian Cairan Intra Vena:

1)
Untuk mengembalikan/menggantikan
tubuh yang hilang.
2)

cairan

Sebagai pengobatan.

3)
Sebagai pengganti makanan untuk pasien yang
tidak dapat/tidak boleh makan/minum (dipuasakan).

c.

Penyebab Kehilangan Cairan Tubuh sebagai berikut:

1)

Pendarahan yang hebat.

2)
Diare
hebat/muntaber.
3)

disertai

muntah-muntah

yang

Keadaan suhu tubuh yang tinggi.

4)
Keadaan pasien mogok makan dalam
waktu yang lama.

e.

5)

Luka bakar yang hebat.

d.

Indikasi Terapi Cairan Intra Vena

1)

Dehidrasi.

2)

Shock.

3)

Intoksikasi berat.

4)

Pra dan pasca bedah tertentu.

5)

Keadaan suhu tubuh yang tinggi.

6)

Luka bakar yang hebat.

7)

Sebelum pemberian transfusi darah.

8)

Yang memerlukan pengobatan tertentu.

9)

Yang tidak boleh makan dan minum (dipuasakan).

Secara Umum Terapi Cairan di berikan kepada Pasien yang didapatkan karena Gejalagejala sebagai berikut:

1)

Hipotensi yaitu sistolik < 90 mmHg atau turun + 30 mmHg dari semula.

2)

Tachikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/menit, kecil, lemah tak teraba (nadi cepat
dan kecil).

3)

Pernapasan cepat dan dangkal.

4)

Kesadaran menurun.

5)

Pada pasien yang shock dan dehidrasi:

Diposkan oleh medical army di Rabu, Januari 04, 2012

Anda mungkin juga menyukai