VISI
Dengan memperhatikan aspek sumber daya yang dimiliki, tugas pokok dan fungsi serta analisis
situasi dengan mempertimbangkan berbagai pandangan baik internal maupun eksternal
organisasi maka diformulasikan visi Pusat Penanggulangan Krisis yaitu : Menurunnya Resiko
Kesehatan akibat Krisis Kesehatan. Penetapan visi tersebut didasarkan pada pengertian
sesuai dengan harapan akan peran Pusat Penanggulangan Krisis dalam pencapaian Masyarakat
Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Sebagai pusat yang mengkoordinir penanggulangan krisis
kesehatan, Pusat Penanggulangan Krisis harus berperan lebih aktif dan dinamis dengan
meningkatkan sumber daya dan potensi yang ada agar mampu merespons secara cepat dan
tepat krisis kesehatan yang muncul melalui koordinasi dan kemitraan dengan unit kerja
terkait.
MISI
Untuk mencapai visi yang ditetapkan, maka telah dirumuskan misi dengan rincian sebagai
berikut:
1.Mengembangkan pedoman dan kebijakan yang mendukung upaya penanggulangan krisis
kesehatan.
2.Meningkatkan keterpaduan melalui pengembangan jejaring penanggulangan krisis
kesehatan.
3.Meningkatkan kapasitas sumber daya kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan
yang bermutu dan merata.
4.Menyediakan akses informasi bagi terselenggaranya penanggulangan krisis kesehatan yang
cepat, tepat dan akurat.
5.Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan.
TUJUAN
Terselenggaranya upaya penanggulangan krisis kesehatan secara berhasil guna dan berdaya
guna dalam rangka menurunkan resiko kesehatan pada setiap kejadian yang menimbulkan
atau berdampak pada krisis kesehatan.
SASARAN STRATEGIS
Untuk mencapai visi, misi dan tujuan maka ditetapkan sasaran strategis yaitu :
1.Meningkatnya kemampuan sumber daya dalam kegiatan penanggulangan krisis kesehatan di
Kabupaten/Kota melalui:
Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan
di Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan.
Adanya petugas terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota rawan
krisis kesehatan.
Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota rawan
krisis kesehatan.
Adanya produk informasi penanggulangan krisis kesehatan.
Adanya produk kebijakan/pedoman untuk penanggulangan krisis kesehatan.
2.Meningkatnya peran dan fungsi PPK Regional dan Sub Regional dalam penanggulangan krisis
kesehatan melalui :
Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan
di PPK Regional dan Sub Regional.
Adanya tenaga pelatih dan tenaga terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di PPK
Regional dan Sub Regional.
Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan di PPK Regional dan Sub
Regional.
Optimalisasi jejaring penanggulangan krisis kesehatan yang terpadu antara PPK Regional dan
Sub Regional dengan anggota regional.
3.Meningkatnya peran dan fungsi PPK dalam penanggulangan krisis kesehatan.
Tersedianya peraturan, kebijakan, pedoman dan standar yang mendukung penanggulangan
krisis kesehatan.
Optimalisasi jejaring kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan krisis
kesehatan.
Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki kemampuan dalam bidang teknis fungsional
dan manajemen penanggulangan krisis kesehatan di daerah rawan krisis kesehatan.
Tersedianya sarana dan prasarana di daerah rawan krisis kesehatan yang memadai dalam
penanggulangan krisis kesehatan.
Tersedianya sistem penganggaran yang dapat memenuhi kebutuhan penanggulangan krisis
kesehatan.
Tersedianya informasi penanggulangan krisis kesehatan yang cepat, tepat dan akurat.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan.
5.
Umum.
Pada bab ini akan dibahas adanya berbagai jenis luka tembak yaitu
merupakan luka yang disebabkan dari tembakan dengan
jarak tembak yang berbeda-beda sehingga menyebabkan
luka yang berbeda pula , untuk jelasnya akan terlihat
gambaran tiap luka yang disebabkan dengan jarak
tembak tersebut.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
7.
a.
b.
d.
f.
1)
Jangan sekali kali menyentuh luka dengan
tangan atau alat yang kotor.
2)
tidak steril.
3)
8.
a.
Insisi kulit.
b.
c.
Pembuluh
darah. Lakukan
perdarahan.
d.
e.
f.
ligasi
pada
g.
Pada luka yang mendapat infeksi
debridement dapat diulang secara hati hati.
h.
1)
sumber
tindakan
Perawatan Terbuka :
Bersihkan luka dari kuman dengan bahan antiseptik seperti mercurohrom, betadin atau
alkohol.
2)
9.
Evaluasi.
a.
Sebutkan
faktor
menimbulkan berat ringannya luka
tembak ?
b.
c.
apa
saja
yang
BAB III
PENANGANAN LUKA TUSUK /IRIS
10.
Umum.
Bila terjadi luka tusuk baik yang bendanya tertancap maupun tidak
tertancap tindakan yang harus kita lakukan harus dengan segera karena akibat yang utama dari
luka ini akan terjadi perdarahan dan infeksi. Oleh sebab
itu sebagai seorang petugas kesehatan harus tahu benar
tanda tanda luka tusuk baik yang bendanya tertancap
maupun tidak tertancap dan luka iris tanda tanda yang
nampak langsung terlihat adalah adanya perdarahan
yang banyak karena pembuluh darah yang terpotong
lebih banyak. Hal ini harus ditangani dengan segera, agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada korban
terutama pada luka iris yang dalam
11.
a.
Luka Tusuk
1)
2)
Menghentikan pendarahan, Jika luka di lengan
dan tungkai bersihkan luka dengan betadin 10 %,
Selanjutnya luka ditutup dengan pembalut cepat atau
pembalut penekan untuk mencegah pendarahan yang
lebih hebat. Jika luka pada daerah dada, perut, leher dan
kepala bersihkan luka dengan menggunakan betadin 10
% kemudian ditutup dengan kassa steril kemudian balut
dengan kain segitiga.
3)
Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan
atau pendarahan yang keluar.
4)
5)
a)
b)
Usahakan benda yang tertancap pada tubuh korban jangan sampai lepas atau bergerak
kedalam maupun keluar akan mengakibatkan rusaknya
jaringan yang lain.
c)
Fiksasi benda yang tertancap pada tubuh korban
dengan menggunakan pembalut penekan atau pembalut
cepat yang salah satu sisinya digunting sebagai pengkait
benda yang tertancap.
d)
Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan
atau pendarahan yang keluar.
e)
b.
Luka Iris.
1)
luka iris tanda tanda yang nampak langsung terlihat adalah adanya
perdarahan yang banyak karena pembuluh darah yang
terpotong lebih banyak. Hal ini harus ditangani dengan
segera, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
pada korban terutama pada luka iris yang dalam
2)
Membersihkan luka dengan betadin 10 % dengan
menggunakan kain kassa steril.
3)
Balut dengan plester apabila pendarahan dari
pembuluh rambut
( kapiler ).
4)
Korban tidak perlu di evakuasi cukup dengan
istirahat.
5)
a)
Periksa keadaan umum korban, kesadaran
, nadi dan tensinya.
b)
c)
Pasang cairan infus untuk menggantikan cairan
atau pendarahan yang keluar.
d)
12.
a.
Penanganan
Pendarahan
pada
Tusuk
1)
maupun kapiler.
2)
Luka
b.
1)
2)
3)
Jika pendarahan banyak berikan cairan infus NaCl 0,9 % dan RL.
c.
1)
dibasahi
2)
d.
1)
Bersihkan luka dengan cepat memakai kassa steril yang telah dibasahi dengan betadin /
alkohol / mercurocrom.
2)
3)
Jika pendarahan hanya merembes saja cukup ditekan dengan kassa steril kemudian
diplester.
4)
Jika pendarahan banyak berikan cairan infus NaCl 0,9 % dan RL.
13.
a.
adalah :
2)
3)
4)
b.
Kondisi luka :
1)
2)
3)
4)
c.
Pelaksanaan :
1)
Lakukan tindakan aseptis dan antiseptis dengan yodium 3 % lalu dengan alkohol 70 %
khusus untuk daerah inguinal, genital, perineal, yodium 3
% tidak boleh digunakan, diganti dengan bethadin 10 %
2)
3)
Anestesi infiltrasi sekeliling luka dengan
procain 1-2 %
4)
Bersihkan dan cuci luka dengan H2O2
(peroksida) dan ratakan bila pinggir luka tidak beraturan.
5)
Perhatikan kondisi jaringan yang harus dijahit
yaitu apakah otot, fascia, lemak subcutis dan kulit.
6)
Penjahitan kedua sisi pinggir luka pada permukaan kulit harus rata dan rapi.
7)
Bersihkan sekitar jahitan dengan alkohol, beri bethadin tutup jahitan dengan kain kasa.
8)
Penderita beri antibiotika, ATS dan Toxid diberikan pada sebelum jahit luka pada
pemeriksaan pertama dan berikan analgetik.
14.
Evaluasi.
a.
b.
c.
d.
e.
BAB IV
PENANGANAN LUKA LISTRIK
15.
Umum.
16.
a.
1)
Sebab-sebabnya :
Listrik
2)
Petir
b.
Gejala-gejalanya :
1)
Gejalanya :
a)
Otot-otot berkontraksi
b)
2)
Gejala setempat.
Pada tempat yang terkena
arus listrik timbul luka bakar, sehingga pengobatannya
tidak berbeda dengan luka bakar yang lain.
c.
Persiapan
a)
Memakai sarung tangan karet atau kain
yang tebal dan kering.
b)
Berdiri di atas karpet tebal atau pada kain yang
tebal dan kering
c)
Dengan sepotong kayu atau tongkat yang kering diusahakan membebaskan korban dari
kawat listrik. (Ingat hal ini bahaya sekali bagi penolong).
2)
Pelaksanaan.
a)
Aliran listrik diputuskan dulu, dan bila hal ini tidak
mungkin dikerjakan, maka diusahakan untuk mengalirkan
arus listrik ke tanah, sehingga korban bebas dari
arusnya. Hal ini dapat dikerjakan sebagai berikut :
(1)
Sebatang besi dihubungkan dengan tiang listrik, atau dengan pipa air leding.
(2)
b)
Bila korban telah terlepas, maka pertolongan seterusnya tergantung dari gejala yang
dihadapi, dan yang perlu diperhatikan adalah pernapasan
dan denyut nadi korban. Bila tidak ada segera lakukan
pertolongan pernapasan (Breathing) atau Resusitasi
Jantung Paru (RJP), sampai tanda-tanda hidup atau tidak
berhasil.
3)
Perawatan lanjutan.
a)
Bilamana masih ada tanda hidup (muka
kemerahan, bernapas dan ada denyut nadi) :
(1)
(2)
(3)
(4)
b)
Bilamana Resusitasi Jantung dan Paru gagal,
dengan ketentuan :
(1)
Henti napas
(3)
Henti jantung.
17.
Evaluasi.
a.
b.
c.
BAB V
PENANGANAN LUKA BAHAN KIMIA
18.
Umum.
19.
a.
1)
Jenis :
a)
Tabun.
berwarna.
b)
b)
Sarin.
c)
Soman.
Absorpsi.
Bentuk
Cairan
coklat
Kabut
tak
Melalui seluruh permukaan tubuh, kulit, mata maupun jalan napas setelah
disebarkan dalam bentuk kabut. Yang diserang adalah
enzym acetylcholinesterase yang dalam keadaan normal
menghidrolisa acetylcholine, mengakibatkan gangguan
syaraf parasimpatik dan mengganggu otot halus.
2)
Pengobatan.
a)
Simtom.
Pupil mengecil.
(1)
Meracuni Ringan ( Mild Poisoning ) : Hidung berair, sakit kepala tiba-tiba, kesulitan
penglihatan, kesulitan bernapas, kejang perut, nausea,
bradycardia/tachycardia.
(2)
Moderate Poisoning
b)
Pengobatan.
(1)
(2)
Consulvant.
c)
Emergensi di lapangan.
dan atau Anti Consulvant.
2 mg Atropin + Oxime
b.
1)
Jenis.
a)
Sulphur mustard.
b)
Nitrogen mustard.
2)
Proteksi :
a)
b)
3)
Terapi :
a)
Tidak ada pengobatab spesifik untuk mengatasi luka akibat Mustard, laksanakan
dekontaminasi.
b)
(1)
(2)
Cegah Infeksi.
(3)
Tingkatkan penyembuhan.
4)
Dekontaminasi.
a)
b)
c.
1)
2)
Jenis.
a)
b)
Proteksi.
3)
Aksi. Membentuk HCl di alveoli ~ Alveoli penuh dengan cairan 12 24 jam setelah
terkena ~ Pulmonary Oedema.
4)
Simtom
5)
Pengobatan.
a)
b)
c)
Oksigen ( O 2 ).
d)
Antibiotik :
e)
Steroid
Dexamethasone dll.
Anti Mikrobial
:
f)
Corticosteroid
Agensia
darah
Agent.
1)
Jenis.
a)
b)
2)
Proteksi.
3)
Simtom.
4)
Gunakan Respirator.
a)
b)
c)
Pengobatan.
a)
Methaemoglobin ( Met Hb )
b)
(1)
Amyil Nitrit.
~
Blood
(2)
Sodium Nitrit.
c)
d)
e.
Dicobalt Edetate.
Evakuasi Korban Luka Bahan Kimia. Korban yang luka atau sakit akibat bahan kimia
harus segera diungsikan setelah mendapat pertolongan
pertama. Evakuasi aeromedis menjadi pilihan utama
dengan tetap dijaga oleh tenaga medis / paramedis yang
menguasai evakuasi aeromedis, terutama untuk pasien
yang
terpengaruh
dengan
perbedaan
tekanan
udara. Sarana Evakuasi harus bebas dari kontaminasi
bahan kimia. Beberapa sarana evakuasi berupa :
1)
1)
Personel.
2)
Ambulan Darat.
Ambulan Udara.
4)
20.
Evaluasi.
a.
b.
BAB VI
PENANGANAN PENDARAHAN
21.
Hydroxocobalalamin.
Umum
a.
b.
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluhnya yang disebabkan oleh karena
kerusakan dari pembuluh darah tersebut.
Sebagaimana kita ketahui, sistem peredaran darah terdiri dari :
1)
Jantung
2)
3)
4)
Sistem peredaran darah ini merupakan sistem yang tertutup, darah dialirkan dan diedarkan oleh
karena adanya denyut jantung. Dengan demikian terjadi pembagian jumlah darah yang
merata di seluruh tubuh (jaringan). Bila terjadi perdarahan, volume darah akan
berkurang, maka seluruh jaringan tubuh termasuk otak akan kekurangan oksigen dan
makanan, sehingga bisa terjadi shock, yang bila tidak segera diatasi dapat
mengakibatkan kematian.
c.
1)
2)
3)
22.
a.
b.
Tekanlah
b.
Perdarahan di sekitar Mulut.
pembuluh nadi di rahang bawah.
Tekanlah
c.
Perdarahan di Kepala atau Leher. Tekanlah
pembuluh nadi di leher (arteri karotis). Ingat, jangan
sampai mencekik leher korban.
d.
Perdarahan pada Pundak atau Lengan Atas. Tekanlah pembuluh nadi di belakang
tulang selangka, baik dengan menekan pada tulang
selangka atau pada tulang rusuk pertama. Biasanya
penekanan pada tulang rusuk itu menyebabkan rasa sakit
pada penderita.
e.
Perdarahan pada Lengan Atas atau Siku. Tekanlah pembuluh nadi pada kira-kira
pertengahan sebelah lengan atas, pada tulang lengan
atas.
f.
g.
h.
i.
Perdarahan pada Tungkai Bawah. Tekanlah pembuluh nadi pada pelipatan utut bagian
belakang dengan kepalan tangan, sambil menekan lutut
Perdarahan pada Kaki. Tekanlah pembuluh nadi dengan cara memegang dan menekan
sedikit di atas pergelangan kaki.
24.
a.
1)
2)
3)
4)
Hindari persendian.
b.
c.
Pelaksanaan.
1)
Anggota badan yang akan diinfus dibendung / stuwing dengan menggunakan karet
pembendung sehingga vena terlihat jelas.
2)
3)
Menusukkan jarum infus ke dalam vena dengan lobang jarum mengarah ke atas, bila
darah mengalir ke dalam pipa infus, menandakan jarum
masuk tepat ke dalam vena, karet pembendung dilepas,
kemudian penjepit (klem / di longgarkan untuk melihat
kelancaran cairan mengalir.
4)
5)
6)
d.
7)
Merapikan pasien.
8)
Membereskan alat-alat.
9)
1)
2)
Mengawasi
reaksi
suntikan / pemasangan infus.
3)
25.
a.
pasien
selama
b.
1)
Untuk mengembalikan/menggantikan
tubuh yang hilang.
2)
cairan
Sebagai pengobatan.
3)
Sebagai pengganti makanan untuk pasien yang
tidak dapat/tidak boleh makan/minum (dipuasakan).
c.
1)
2)
Diare
hebat/muntaber.
3)
disertai
muntah-muntah
yang
4)
Keadaan pasien mogok makan dalam
waktu yang lama.
e.
5)
d.
1)
Dehidrasi.
2)
Shock.
3)
Intoksikasi berat.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Secara Umum Terapi Cairan di berikan kepada Pasien yang didapatkan karena Gejalagejala sebagai berikut:
1)
Hipotensi yaitu sistolik < 90 mmHg atau turun + 30 mmHg dari semula.
2)
Tachikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/menit, kecil, lemah tak teraba (nadi cepat
dan kecil).
3)
4)
Kesadaran menurun.
5)