SKENARIO 5
(METABOLISME DAN NUTRISI)
Oleh : KELOMPOK C
1.
082010101079
2.
092010101077
3.
Rizky Ratnawati
112010101010
4.
112010101017
5.
Radityo Priambodo
112010101024
6.
112010101031
7.
Meita Astuti
112010101038
8.
Vincentius Bashkara S
112010101046
9.
Budiono
112010101053
112010101060
112010101064
112010101067
13. Sharfina
112010101082
14. M. Firdaus
112010101086
112010101089
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
SKENARIO
Seorang pasien laki-laki, usia 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri di kaki. Nyeri
terutama pada ibu jari kaki kanan. Keluhan dirasa paling berat saat bangun tidur. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan ibu jari kaki bengkak, kemerahan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TB=156 cm, BB=82 kg. Riwayat penyakit hiperkolesterolemia.
MIND MAP
PEMBAHASAN
1.
Metabolisme
1.1
Metabolisme Protein
1.1.1
1.1.2
Sintesis
Asam amino yang secara nutrisi nonesensial mempunyai lintasan biosintesis yang
pendek. Dari 12 asam amino yang secara nutrisi nonesensial (Tabel 30-1), sembilan asam
amino dibentuk dari intermediat. Tiga sisanya (Cys, Tyr, Hyl) dibentuk dari asam amino
yang secara nutrisi esensial
Tabel 30-1, Kebutuhan asam amino pada manusia
Histidin1
Asparagin
Isoleusin
Aspartat
Leusin
Sistein
Lisin
Glutamat
Metionin
Glutamin
Fenilalanin
Glisin
Treonin
Hidroksiprolin2
Triptofan
Hidroksilisin2
Valin
Prolin
Serin
Tirosin
Secara nutrisi semiesensial. Disuntesis dengan laju yang kurang memadai untuk
pascatransfasional kolagen.
Glutamat dehidrogenase, glutamin sintetase dan enzim transaminase menduduki
posisi sentral pada biosintesis asam amino. Efek gabungan enzim tersebut adalah
mengatalisis transformasi ion amonium anorganik menjadi nitrogen -amino organik
pada berbagai asam amino.
1.
2.
4.
5.
Gugus -hidroksil dioksidasi menjadi gugus okso oleh NAD +, kemudian mengalami
transaminasi yang membentuk fosfoserin. Senyawa ini lalu mengalami defosforilasi,
kemudian membentuk serin.
6.
Glisin: Sintesis glisin pada jaringan mamalia dapat terjadi lewat beberapa cara.
Sitosol hati mengandung enzim-enzim glisin transaminase yang mengatalisis sintesis
glisin dari glioksilat dan glutamat atau alanin. Berbeda dengan sebagian besar reaksi
transaminase, reaksi ini sangat mendorong sintesis glisin. Dua jalur penting
tambahan pada mamalia untuk pembentukan glisin adalah dari kolin dan dari serin
lewat reaksi serin hidroksi-metiltransferase.
7.
Prolin: Pada mamalia dan beberapa bentuk kehidupan lainnya, prolin dibentuk dari
glutamat melalui pembalikan reaksi katabolisme prolin.
8.
Sistein: Meskipun secara nutrisi tidak tergolong esensial, sistein dibentuk dari
metionin (yang secara nutrisi esensial) dan serin (yang secara nutrisi nonesensial).
Metionin
pertama-tama
dikonversikan
menjadi
homosistein
lewat
S-
Tirosin: Tirosin dibentuk dari fenilalanin melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim
fenilalanin hidroksilase. Jadi, meskipun fenilalanin secara nutrisi merupakan asam
amino esensial, tirosin bukan asam amino esensial asalkan makanan mengandung
fenilalanin dengan jumlah yang memadai. Reaksi tersebut tidak reversibel sehingga
tirosin tidak bias menggantikan kebutuhan nutrisi akan fenilalanin. Kompleks
fenilalanin hidroksilase merupakan enzim oksigenase dengan fungsi campuran yang
terdapat di ahti mamalia, tetapi tidak ditemukan pada jaringan lainnya. Reaksi
tersebut melibatkan penyatuan satu atom oksigen molekular ke dalam posisi para
pada fenilalanin, sementara atom lainnya direduksi dan membentuk air. Kekuatan
mereduksi, yang akhirnya dipasok oleh NADPH, segera disediakan oleh
tetrahidrobiopterin, yaitu pteridin yang menyerupai asam folat.
10. Hidroksiprolin: Karena prolin bertindak sebagai prekursor hidroksiprolin, prolin dan
hidroksiprolin termasuk di dalam kelompok asam amino glutamat. Walaupun
senyawa 3- maupun 4-hidroksiprolin terdapat pada jaringan mamalia, pembahasan
berikut ini semata-mata membicarakan trans-4-hidroksiprolin.
11. Hidroksiprolin, seperti halnya hidroksilisin, terdapat terutama pada kolagen, yaitu
protein yang paling berlimpah jumlahnya pada jaringan tubuh mamalia. Sekitar
sepertiga
bagian kolagen
mengandung
glisin, sepertiga
kolagen. Hidroksilasi prolin atau lisin yang terikat-peptida dikatalisis oleh enzim
prolil hidroksilase atau lisil hidroksilase, yaitu enzim yang berkaitan dengan fraksi
mikrosom pada banyak jaringan (kulit, hati, paru, jantung, otot kerangka dan luka
yang mengalami granulasi). Enzim-enzim ini merupakan peptidil hidroksilase,
karena reaksi hidroksilasi hanya terjadi sesudah penyatuan prolin atau lisin ke dalam
ikatan polipeptida.
13. Kedua enzim hidroksilase tersebut merupakan enzim oksigenase dengan fungsi
campuran yang memerlukan, selain substrat, juga O 2 molekular, askorbat, Fe2+ dan
-ketoglutarat. Prolil hidroksilase telah diteliti lebih luas, tetapi lisil hidroksilase
tampaknya merupakan enzim yang sepenuhnya analog. Untuk setiap mol prolin yang
mengalami hidroksilasi, 1 mol -ketoglutarat akan mengalami dekarboksilasi
menjadi suksinat.. selama proses ini berlangsung, satu atom O 2 molekular disatukan
ke dalam prolin dan satu lagi ke dalam suksinat.
14. Hidroksillisin: 5-Hidroksilisin (, -diamino--hidroksikaproat) terdapat di kolagen,
tetapi tidak ditemukan pada sebagian besar protein mamalia lainnya. Hidroksilisin
kolagen berasal langsung dari lisin di dalam makanan dan bukan dari hidroksilisin
pada makanan. Sebelum mengalami hidroksilasi, pertama-tama lisin harus disatukan
ke dalam ikatan peptida. Hidroksilasi peptida lisil kemudian dikatalisis oleh enzim
lisil hidroksilase, yaitu enzim oksidase dengan fungsi campuran yang analog dengan
prolil hidroksilase.
15. Selenosistein: Asam amino selenosistein terdapat pada tapak aktif beberapa enzim
eukariotik dan prokariotik. Contohnya dari jaringan tubuh manusia mencakup enzim
tioredoksin reduktase, glutation peroksidase yang menangkap peroksida, dan
deiodinase yang mengonversi tiroksin menjadi triodotironin. Berbeda dengan
hidroksiprolin dan asam amino lainnya yang terbentuk melalui modifikasi
pascatranslasional asam amino peptidil, selenosistein terbentuk lewat suatu proses
yang mendahului penyatuannya ke dalam peptida. Proses ini sejajar dengan proses
untuk penyatuan asam amino yang lazim. Penyatuan kotranslasional selenosistein
melibatkan tRNA, tRNASec, yang antikodon UCA-nya secara normal memberikan
sinyal berhenti. Kemampuan apparatus sintesis protein untuk membedakan kodon
UGA yang spesifik-selenosistein dari kodon yang memberikan sinyal berhenti
melibatkan elemen penyisipan selenosistein, yang struktur berbentuk batnaglengkung (stemloop) yang terdapat pada daerah mRNA yang tidak mengalami
translasi 3. Biosintesis selenosistein-tRNASec bermuatan awalnya melibatkan
aminoasilasi oleh L-serin, yaitu suatu reaksi yang dikatalisis enzim ligase yang
memuat tRNASec. Penggantian selanjutnya atom oksigen serin oleh atom selenium
melibatkan senyawa selenofosfat yang terbentuk pada reaksi yang memerlukan ATP
dan dikatalisis oleh enzim selenofosfat sintase.
1.1.3
Katabolisme
1.1.3.1
1.1.3.2
Barat memerlukan 30 hingga 60 gram protein per hari, atau ekuivalennya dalam bentuk
asam amino bebas. Namun, kualitas protein, yaitu proporsi asam amino esensial di dalam
makanan terhadap proporsinya pada protein yang menjalani sintesis, merupakan faktor
penting yang sangat menentukan. Asam amino yang berlebih tidak akan disimpan. Tanpa
mempedulikan sumbernya, asam amino yang tidak segera disatukan menjadi protein baru
akan diuraikan dengan cepat. Jadi konsumsi asam amino secara berlebihan tidak
memberikan manfaat apa pun selain pembentukan energi yang juga bisa dilakukan oleh
karbohidrat dan lipid dengan biaya yang lebih rendah.
1.1.3.3
terjadi pelepasan peptida yang kemudian diuraikan menjadi asam amino bebas oleh
enzim peptidase. Endopeptidase memutuskan ikatan internal di dalam peptida sehingga
terbentuk senyawa peptida yang lebih pendek. Aminopeptidase dan karboksipeptidase
secara terangkai mengeluarkan asam amino masing-masing dari gugus terminal-amino
dan karboksil. Hasil akhirnya adalah asam amino bebas.
1.1.4
Metabolisme Purin
Purin merupakan kelompok senyawa heterosiklik, yaitu senyawa yang
mengandung atom karbon maupun atom nonkarbon. Derivat utamanya berupa nukleotida
dan nukleosida, yang keduanya mengandung gula berbentuk siklik yang terikat pada
heeronitrogen melalu ikatan -N-glikosidat.Purin (adenin dan gunanin) merupakan basa
heterosiklik asam nukleat yang terdapat dalam jumlah melimpah dalam tubuh (disebut
basa heterosiklik mayor).
Manusia melakukan biosintesis purin, meskipun sebenarnya purin juga dapat
diperoleh dari luar.
o
Asam nukleat yang dilepas dari pencernaan asam nukleat dan nukleo protein di
dalam traktus intestinal diurai menjadi mononukleotida. (oleh 3 enzim:
e.ribonuklease, deoksiribonuklease, polinukleotidase).
1.1.4.1
a.
Sintesis de novo
b.
Fosforibosilasi purin
c.
1.1.5
Katabolisme Purin
Pada manusia, purin dikatabolisme menjadi asam urat. Semua terjadi dalam
1.1.5.1
1.2
Metabolisme Lipid
1.2.1
memerlukan 2 ATP.
dilepaskan PPi.
Asil KoA rantai panjang tidak dapat menembus membran dalam mitokondria
1.2.2
Tempat: sitosol terutama di hati, disamping pada ginjal, otak, paru, kelenjar
payudara dan jaringan adipose.
Sebagian besar hasil sintesis diangkut dan disimpan dalam jaringan lemak
dalam bentuk TG.
1.2.3
Ikatan rangkap yang pertama selalu terbentuk diantara atom C 9 dan C 10.
Pada mammalia sistem enzim desaturase hanya dapat bekerja pada asamasam lemak dengan atom C 16.
Ikatan rangkap kedua dan seterusnya selalu terbentuk kearah gugus karboksil,
dengan jarak 3 atom C dari ikatan rangkap yang sebelumnya.
Asam lemak dari suatu seri selalu menghasilkan asam lemak dari seri yang
sama.
Asam lemak merupakan sekelompok senyawa hidrokarbon yang berantai
panjang dengan gugus karboksilat pada ujungnya. Asam lemak memiliki empat
peranan utama. Pertama, asam lemak merupakan unit penyusun fosfolipid dan
glikolipid. Molekul-molekul amfipatik ini merupakan komponen penting bagi
1.3
Metabolisme Vitamin
Vitamin merupakan kelompok nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil untuk berbagai fungsi kimia, kehidupan, kesehatan, dan pertumbuhan.
Vitamin terbagi 2 sifat kelarutan:
1.
2.
1.3.1
Vitamin A
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif :
1.
retinol
2.
retinaldehid
3.
retinoic acid
Ketiga biomolekul tersebut berasal dari carotene provitamin A. Terdapat
pd tanaman berwarna hijau tua, oranye dan merah. Transport di dalam tubuh =
Metabolisme
Ester retinol yang terlarut di dalam lemak makanan terdispersi dalam droplet
(tetesan) getah empedu dan dihidrolisis di dalam lumen usus, diikuti
penyerapannya secara langsung ke dalam epitel usus. Beta carotene yang diingesti
dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim beta-caroten dioksigenase. Pemecahan
ini memanfaatkan oksigen molecular, digalakkan oleh adanya garam empedu dan
menghasilkan 2 buah molekul retinaldehid. Pada mukosa usus retinal direduksi
menjadi retinol oleh enzim spesifik retinaldehid reduktase menggunakan NADPH.
Sejumlah kecil retinal akan dioksidasi menjadi asam retinoat. Sebagian besar
retinol mengalami esterifikasi dengan asam lemak jenuh dan diinkoporasikan ke
dalam kilomikron linf, kemudian memasuki aliran darah. Bentuk ini lalu diubah
menjadi fragmen kilomikron yang selanjutnya diambil oleh hati, berikut
kandungan retinolnya.
Di hati vitamin A disimpan sebagai ester di dalam liposit, mungkin sebagai
kompleks lipoglikoprotein. Untuk pengangkutan ke jaringan, vitamin A
dihidrolisis dan retinol yang terbentuk akan berikatan dengan protein pengikat
aporetinol. Holo- RBP yang dihasilkan diproses di dalam apparatus golgi dan
disekresikan ke dalam plasma. Produk ini diambil oleh jaringan melalui reseptor
sel permukaan. Asam retinoat diangkut di dalam plasma dalam keadaan terikat
pada albumin. Begitu berada dalam sel ekstrahepatik, retinol akan diikat oleh
protein pengikat retinol selular.
Fungsi vitamin A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3.2
sekelompok senyawa steroid yang terutama terdapat pada hewan, tanaman, dan
ragi. Melalui berbagai perubahan metabolic di dalam tubuh, vitamin D
menghasilkan suatu hormon yang dikenal dengan nama kalsitriol yang
mempunyai peran sentral pada metabolisme kalsium dan fosfat. Vitamin D
dihasilkan dari provitamin dehidrokolesterol melaui kerja cahaya matahari.
Ergosterol ditemukan pada tanaman dan 7-dehidrokolesterol pada tubuh hewan.
Ergosterol berbeda dengan 7-dehidrokolesterol hanya pada rantai sampingnya
yang bersifat tidak jenuh dan mengandung gugus metal ekstra. Sinar ultraviolet
memutus cincin B kedua senyawa . Ergokalsiferol (vitamin D2) dapat dibuat
secara komersial dari tanaman melalui cara ini, sedangkan pada hewan 7dehidrokolesterol akan membentuk kolekalsiferol (vitamin D3) pada kulit yang
terpajan. Vitamin D2 dan D3 mempunyai potensi yang sama. Hati dan ginjal turut
terlibat di dalam sintesis kalsitriol. Vitamin D3 yang terbentuk dari 7dehidrokolesterol oleh kerja cahaya matahari dan vitamin D3 (atau D2) yang
berasal dari makanan akan beredar di dalam sirkulasi darah dalam keadaan terikat
pada sebuah molekul globulin spesifik, protein pengikat vitamin D. vitamin D3
akan diambil oleh hati, tempat vitamin tersebut dihidroksilasi pada posisi-25 oleh
merupakan
penentu
kecepatan
reaksi
lintasan
tersebut.
25-
Vitamin E (Tokoferol)
Penyerapan lemak secara aktif meningkatkan absorpsi vitamin E. gangguan
absorpsi lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E karena tokoferol ternyata
larut di dalam lemak makanan dan dibebaskan serta diserap pada saat lemak
dicerna. Vitamin E diangkut di dalam darah oleh lipoprotein:
1.
2.
Vitamin K
Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin K adalah naftokuinon
tersubstitusi-poliisoprenoid. Menadion (K3)-senyawa induk seri vitamin K-tidak
ditemukan secara alami, tetapi jika diberikan akan mengalami alkilasi in vivo
menjadi salah satu menakuinon (K2). Filokuinon (K1) merupakan bentuk utama
vitamin K yang ada pada tanaman. Penyerapan vitamin K membutuhkan
penyerapan lemak yang normal. Malabsorpsi lemak merupakn penyebab paling
sering bagi terjadinya defisiensi vitamin K.
Derivate vitamin K dalam bentuk alami hanya akan diserap bila terdapat
garam empedu, seperti lipid lain, dan didistribusikan di dalam aliran darah melalui
system limfatik di dalam kilomikron. Menadion yang larut air akan diserap
sekalipun tanpa garam empedu, melintas langsung ke dalam vena porta hati.
Walau pada mulanya vitamin K menumpuk di dalam hati, konsentrasi hepatiknya
menurun dengan cepat dan penyimpanannya terbatas. Vitamin K juga turut
berperan dalam menjaga kadar normal factor pembekuan darah II (protrombin),
VII, IX, dan X, yang semua mula-mula disintesis di dalam hati sebagai protein
precursor inaktif.
Vitamin K bekerja sebagai kofaktor enzim karboksilase yang membentuk karboksiglutamat di dalam protein precursor. Pembentukan factor pembekuan
yang bersifat aktif secara biologic melibatkan modifikasi posttranslasional residu
glutamate (Glu) protein precursor menjadi residu -karboksiglutamat (Gla) oleh
enzim spesifik karboksilase bergantung vitamin K. Protrombin (factor II)
mengandung 10 residu tersebut yang memungkinkan pengkhelasian kalsium di
dalam suatu interaksi protein-kalsium-fosfolipid spesifik dan esensial bagi peran
biologiknya. Protein lain yang juga mengandung residu Gla bergantung vitamin K
kini telah diidentifikasi dalam berbagai jaringan tubuh. Siklus vitamin K
memungkinkan vitamin K yang tereduksi dihasilkan kembali. Reaksi karboksilase
bergantung vitamin K berlangsun di dalam reticulum endoplasma banyak jaringan
dan membutuhkan oksigen molecular, karbon dioksida, serta bentuk hidrokuinon
(bentuk tereduksi) vitamin K. Di dalam reticulum endoplasma hati terjadi siklus
vitamin K. Pada siklus ini produk 2,3-epoksida hasil reaksi karboksilasi diubah
oleh 2,3-epoksida reduktase menjadi bentuk kuinon vitamin K dengan
menggunakan suatu zat pereduksi ditiol yang hingga saat ini masih belum
diketahui. Reaksi ini sensitive terhadap inhibisi oleh antikoagulan tipe 4hidroksidikoumarin (dikumarol) seperti warfarin. Reduksi bentuk kuinon menjadi
hidrokuinon oleh NADH yang terjadi sesudahnya akan melengkapi siklus vitamin
K untuk mengahasilkan kembali bentuk aktif vitamin tersebut.
Fungsi:
1.
2.
3.
1.3.5
Vitamin B1 (Tiamin)
2.
3.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin biasanya berikatan dengan asam fosfat di dalam jaringan untuk
membentuk dua koenzim, flavin mononukleotida (FMN), dan flavin adenine
dinukleotida (FAD). Kedua koenzim ini selanjutnya bekerja sebagai pembawa
hydrogen dalam system oksidatif mitokondria yang penting. NAD, bekerja
sehubungan dengan dehidrogenase spesifik, biasanya menerima hydrogen yang
dipindahkan dari berbagai zat makanan dan kemudian menghantarkan hydrogen
pada FMN atau FAD; akhirnya, hydrogen dilepaskan sebagai ion ke dalam matrik
mitokondria untuk oleh oksigen.
1.3.7
Vitamin B6 (Piridoksin)
Memiliki 6 senyawa dengan aktivitas B6:
1.
Piridoksin
2.
Piridoksal
3.
Piridoksamin
1.
2.
3.
1.3.8
1.3.9
1.
meningkatkan pertumbuhan
2.
3.
4.
pada bagian atas usus halus masuk ke peredaran darah melalui vena porta
(pembuluh darah besar yang menuju ke hati lalu ke jantung). Rata-rata
penyerapan adalah 90% untuk konsumsi 20 -
sampai 12 gram (sebagai pil) hanya diserap sebanyak 16% . Vitamin C kemudian
dibawa ke semua jaringan, konsentrasi tertinggi ada di dalam jaringan adrenal,
pituitari, dan retina.
Pada asupan di atas sekitar 100mg/hari, tubuh dapat menyimpan hingga 1.500
mg, namun kapasitas tubuh untuk memetabolisme vitamin C mengalai kejenuhan
sehingga asupan yang lebih tinggi akan dieksresikan dalam urin.Vitamin C dosis
tinggi kurang baik untuk penderita gagal ginjal dan hati. Angka kecukupan gizi
Vitamin C untuk Indonesia pria dan wanita dewasa sekitar 60 mg sehari, untuk
2.
3.
4.
2.
Gangguan nutrisi
2.1.
Kwarsiorkor
2.1.1
Definisi
Salah satu bentuk kondisi kekurangan gizi yang disebabkan terutama karena
kurangnya asupan protein dengan karakteristik edema atau sindroma klinis akibat
defisiensi protein berat dan masukan kalori tidak cukup.
2.1.2
Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
Pola makan
6.
Faktor sosial
7.
Faktor ekonomi
8.
2.1.3
Patofisiologi
1.
2.
3.
Kekurangan protein diet sehingga kadar asam amino esensial serum menurun
4.
Edema
ditegakkan diagnosis
(gejala
cardinal,
tanpa
edema
tidak
dapat
punggung kaki.
2.
3.
4.
Pertumbuhan terlambat
5.
6.
Anemia
7.
9.
Flaky-paint ras
10.
11.
12.
13.
14.
2.1.5 Pemeriksaan
1.
2.
diietik
Makanan TKTP = 1 setengah x kebutuhan normal
0-3 tahun : 150 175 kcal/kg/hari, diberikan bertahap
3.
mineral
Jumlah cairan : 130 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)
Kalau edem dikurangi
Porsi kecil tetapi sering
2.1.7 Komplikasi
2.1.8
1.
Shock
2.
Koma
3.
Cacat permanen
Prognosis
Penanganan yang cepat dan tepat pada kasus-kasus gizi seperti kwashiorkor,
umumnya dapat memberikan prognosis yang cukup baik. Penanganan pada
stadium yang lanjut,walaupun dapat meningkatkan kesehatan anak secara umum,
namun ada kemungkinannya untuk memperoleh gangguan fisik permanen dan
gangguan intelektual. Sedangkan bila penanganan terlambat atau tidak
memperoleh penanganan sama sekali, dapat berakibat fatal.
2.2
Marasmus
2.2.1
Patofisiologi
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,
karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan
bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit,
sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme
protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang
segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selam puasa jaringan lemak
dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat
mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau
kekurangan makanan ini berjalan menahun.
2.2.3
Manifestasi Klinis
Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan
kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada
kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari
bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu
sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar.
Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin
melambat, mula-mula bayi mungkin rewe, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan
hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe
kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit.
(Nelson,1999).
Sering dijumpai pada usia 0-2 tahun. Keadaan yang mencolok adalah :
1.
2.
Tahap awal
a. 24 48 jam pertama merupakan masa kritis, tindakan menyelamatkan
jiwa. Antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan
pemberian cairan intravena.
2.3
Obesitas
2.3.1 Definisi
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan
dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah
kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian
bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila
ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena
lemak (Ganong W.F, 2003).
Penanda kandungan lemak tubuh yang digunakan adalah indeks massa tubuh
(BMI) yang dapat dihitung :
BMI = berat badan (kg) / tinggi badan (m2).
Klasifikasi
BMI (Kg/m2)
<18,5
18,5 -24,9
>25
25 29,9
30 34,9
35 39,9
>40
2.3.2 Etiologi
1.
2.
3.
4.
5.
jam setelah aktivitas tersebut dihentikan. Karena aktivitas otot adalah cara
terpenting untuk mengeluarkan energi dari tubuh, peningkatan aktivitas fisik
sering kali menjadi cara efektif untuk mengurangi simpanan lemak.
6.
7.
timbul
akibat
kerusakan
pada
hipotalamus.
Abnormalitas
Klasifikasi
Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Tipe obesitas
menurut pola distribusi lemak tubuh dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh
bagian atas (upper body obesity) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body
obesity). Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominansi penimbunan lemak
tubuh di trunkal . Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada trunkal,
yaitu trunkal subkutaneus yang merupakan kompartemen paling umum,
intraperitoneal (abdominal), dan retroperitoneal. Obesitas tubuh bagian atas lebih
banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini lebih dikenal
sebagai android obesity. Tipe obesitas ini berhubungan lebih kuat dengan
diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian
bawah. Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya
akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak
terjadi pada wanita sehingga sering disebut gynoid obesity. Tipe obesitas ini
berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita (David., 2004).
Pengukuran Antropometri sebagai Skreening Obesitas
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan
saat ini antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), lingkar pinggang, serta
perbandingan lingkar pinggang dan panggul. Sebuah studi menyatakan bahwa
pengukuran lingkar leher juga dapat digunakan sebagai screening obesitas.
Berikut ini penjelasan masing-masing metode pengukuran antropometri tubuh:
1.
IMT
Metode yang sering digunakan adalah dengan cara menghitung IMT, yaitu
BB/TB2 dimana BB adalah berat badan dalam kilogram dan TB adalah tinggi
badan dalam meter (Caballero B., 2005). Klasifikasi IMT dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
2.
(kg/m2)
<18,5
18,5-24,9
25,0-29,9
30,0-34,9
35,0-39,9
>40
IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan
merupakan indikator terbaik untuk obesitas Selain IMT, metode lain untuk
pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar
pinggang. Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit
dilakukan karena perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap IMT maupun
lingkar pinggang. Sehinggga IDF (Internasional Diabetes Federation)
mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis (Alberti,
2005).
Kriteria ukuran pinggang berrdasarkan Lingkar pinggang (cm) pada obesitas
etnis Negara/grup etnis
Eropa
Pria >94 Wanita >80
Asia Selatan Populasi China, Melayu, dan Pria >90 Wanita >80
Asia-India
China
Jepang
Amerika Tengah
Sub-Sahara Afrika
Timur Tengah
3.
2.3.4 Komplikasi
1.
Diabetes Mellitus
Orang gemuk dengan BMI di atas 25, tiap peningkatan BMI 1 angka
mempunyai kecenderungan menjadi kencing manis sebesar 25%. Dengan
bertambahnya ukuran lingkaran perut dan panggul, terutama pada obesitas
tipe sentral atau android, menimbulkan resistensi insulin, suatu keadaan yang
menyebabkan insulin tubuh tidak dapat bekerja dengan baik, maka terjadilah
kencing manis.
2.
Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau di atas 140/90 mm Hg, terdapat pada lebih dari
sepertiga orang obesitas.
3.
Gagal Jantung
Sekalipun tanpa tekanan darah yang tinggi, obesitas sendiri sudah dapat
mengakibatkan kelemahan otot jantung atau cardiomyopathy, sehingga
mengganggu daya pompa jantung.
4.
Stroke
Seiring dengan meningkatnya tekanan darah, gula dan lemak darah, maka
orang obesitas sangat mudah terserang stroke.
5.
Gagal Nafas
Akibat kegemukan menyebabkan kesukaran bernafas terutama pada waktu
tidur malam (sleep apnea), keadaan yang berat dapat menimbulkan penurunan
kesadaran sampai koma.
6.
Nyeri Sendi
Osteoartritis biasanya terjadi pada obesitas, nyeri sendi umumnya pada sendisendi besar penyanggah berat badan, misalnya lutut dan kaki. Pengapuran dan
bengkak sendi akan bertambah dengan bertambahnya usia atau memasuki
masa menopause.
7.
Batu Empedu
Pada obesitas dengan BMI diatas 30 didapatkan kecenderungan timbul batu
empedu dua kali lipat dibandingkan orang normal; pada obesitas dengan BMI
lebih dari 45, ditemukan angka 7 kali lipat.
8.
Psikososial
Masalah obesitas
bukan semata-mata
juga
Kanker
Laporan terbaru WHO memperkirakan obesitas dan hidup yang santai
bertanggung
jawab
atas
timbulnya
kanker
payudara,
usus
besar,
endometrium, ginjal, dan esofagus. Di Inggris, 20-30 ribu kasus kanker per
tahun terdapat pada kaum obesitas. Terbukti pula hubungan kuat antara
obesitas dengan risiko timbulnya kanker pankreas, rahim, prostat, dan indung
telur.
10.
2.4
Defisisensi Vitamin
2.4.1 Vitamin A
Gejala
1.
2.
Terhambatnya pertumbuhan
3.
4.
terhadap infeksi
5.
6.
7.
rabun senja
8.
9.
Manifestasi mata
Xeroftalmia : Istilah umum untuk menjelaskan semua gejala kekurangan vitamin
A pada mata
Terapi
Terapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2 bulan pada bayi atau
anak sehat dengan makanan yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan.
Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara:
suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali pemberian dan dilanjutkan
dengan pemberian oral. Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat
dianjurkan. Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat meningkatkan
efektivitas vitamin A dan mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya
hipervitaminosis A. Tersedia secara oral, suntikan dan topikal. Vitamin A kapsul
mengandung 3-15 mg retinol (10.000- 50.000 IU) per kapsul.
Pada defisiensi berat:
1. dosis pemberian IM pada orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8 tahun:
50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2
minggu. Dilanjutkan dengan 10.000-20.000 IU/hari untuk 2 bulan.
2. Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 5.000-15.000 IU/hari untuk 10 hari dan
bayi 5.000-10.000 IU/hari untuk 10 hari.
Pengobatan segera :
1.
2.
Pengobatan pemeliharaan:
1.
2.
Pencegahan:
Kapsul vitamin A 66. 000 ug (4-6 bulan sekali)
2.4.2 B1 (Tiamin)
1.
Sindrom beri-beri
a. Lesi SSP dan SST menyebabkan penurunan penggunaan glukosa sehingga
digantikan badan keton, menyebabkan kromatolisis dan pembengkakan.
Terjadi juga degenerasi selubung mielin, teriritasi, menyebabkan
polineuritis dengan gejala nyeri.
b. Lemah jantung menyebabkan gagal jantung, terjadi edem perifer
vasodilatasi perifer karena penurunan pelepasan energi metabolisme
jaringan sehingga terjadi peningkatan venous return sebanyak 2-3 kali
c. Gangguan pencernaa, atoni usus, konstipasi berat, anoreksia, hipoklorida,
akibat kegagalan otot polos dan kelenjar GIT untuk hasilnya energi yang
cukup dari metabolisme karbohidrat.
2.
kelainan mental
b.
laringitis
c.
penglihatan ganda
d.
3.
asidosis laktat
Terapi
Sediaan Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk:
tablet 5-500 mg
Dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali sehari (pengobatan)
2.4.3 B2 (Riboflavin)
gangguan pencernaan
2.
3.
4.
nyeri kepala
5.
depresi mental
6.
mudah lupa
Terapi
Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari
2.4.4 B6 (Piridoksal)
1.
2.
3.
Terapi
Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin
HCl untuk injeksi.
2.4.5 B12 (Kobalamin)
1.
anemia pernisiosa
karena gagal menyerap vitamin B12, rata-rata karena autoimun dari faktor
intrinsiknya. Terjadi gangguan metabolisme asam folat sehingga terajadi
defisiensi foolat fungsional menyebabkan gangguan eritropoiset sehingga
terjadi anemia megaloblastik
2.
demielinasi
saraf besar medula spinalis di kolumna posterior atau lateral
2.4.6 Vitamin C
serabut
Salah satu efek skorbut yang paling penting adalah kegagalan penyembuhan
luka. Hal ini disebabkan oleh kegagalan sel, untuk menyimpan fibril kolagen dan
zat perekat interseluler. Sebagai akibatnya penyembuhan luka yang biasanya
hanya memerlukan waktu beberapa hari, mungkin jadi memerlukan waktu
beberapa bulan.
Kekurangan asam askorbat menyebabkan terhentinya pembentukan tulang.
Sel dari epifise yang sedang tumbuh terus berproliferasi, tetapi tidak ada kolagen
baru yang terdapat di antara sel, dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan
karena kegagalan tulang untuk berosifikasi. Juga bila terjadi fraktur pada tulang
yang sudah terosifikasi pada penderita dengan defisiensi asam askorbat, maka
osteoblas tidak dapat membentuk matriks tulang yang baru. Akibatnya, tulang
yang fraktur tidak dapat sembuh.
Dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh pada skorbut, karena :
1.
kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik, dan
2.
banyak perdarahan ptekia kecil di seluruh tubuh. Perdarahan di bawah kulit dapat
menyebabkan bercak purpura, kadang-kadang di seluruh permukaan tubuh. Untuk
memeriksa defisiensi asam askorbat, seseorang dapat memperlihatkan perdarahan
ptekia dengan cara memompa manset tekanan darah pada lengan atas; hal ini akan
menyumbat aliran darah balik darah, meingkatkan tekanan kapiler, dan terjadi
bercak merah pada kulit lengan bawah, jika terjadi kekurangan asam askorbat
yang cukup berat. pada skorbut yang hebat, kadang-kadang terjadi fragmentasi sel
otot; lesi pada gusi yang disertai dengan gigi goyang; timbul infeksi mulut;
muntah darah, feses berdarah, dan perdarahan otak, dan akhirnya seringkali terjadi
demam tinggi sebelum kematian.
Terapi
Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik
mengandung vitamin C 100-500 mg.
2.4.7 Vitamin D
1. Rickets : bayi tidak mendapat sinar mata hari
2. ketani. karena rendahnya kalsium serum akibat :
a. Kurang penyerapan kalsium
b. Kurang penyerapan vitamin D
c. Gangguan hormon paratiroid
3. osteomalasia : rickets pada orang dewasa
4. mengurangi penyerapan kalsium & fosfor
5. gangguan mineralisasi tulang dan gigi.
Terapi
Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar kalsium dan
fosfat plasma menjadi normal setelah 10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan
radiologik akan menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.
Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis penunjang).
Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi dan pada orang tua agar
asupan vitamin D per hari 400 IU.
Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup
diperlukan dosis pencegahan 400 IU/hari.
Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis (sindrom malabsorpsi, lahir dari
ibu yang mengalami defisiensi vitamin D) memerlukan sampai 30.000 IU/hari.
2.4.8 Vitamin E
Berkurangnya kemampuan antioksidan tubuh
Terapi
Tersedia dalam bentuk d atau campuran d dan I isomer dari tokoferol, a-tokoferol
asetat, a-tokoferol suksinat.
Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 30-1.000 IU.
Suntikan (larutan) mengandung 100 atau 200 IU/ml.
Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat terlihat dari kadar serum yang rendah
dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen peroksida (pada bayi
prematur dengan berat badan yang rendah, pada penderita-penderita dengan
fitonadion
mg.
Emulsi
fitonadion
mengandung
atau
10
mg/ml(parenteral)
Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan menadion dalam minyak yang
mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml (IM)
Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan menadion natrium bisulfit
mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral)
Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan menadiol natrium difosfat yang
mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral)
Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena belum adanya bakteri yang
mensintesis vitamin K dan tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan
obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan diberikan sejumlah 0,5-1
mg IM atau IV segera setelah bayi dilahirkan.
Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm yang dilahirkan dengan
bantuan forseps atau ekstraksi vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3
hari berturut-turut.
Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat diberikan 1 mg IM atau IV dan bila
perlu dapat diulangi setelah 8 jam.
2.5
Hipervitaminosis
Hipervitaminosis yaitu keadaan di mana kadar vitamin dalam tubuh melebihi
kadar normal. Keadaan ini termasuk keadaan patologis dengan gejala khas yang
Konstipasi
Dehidrasi
Anoreksia
dengan
diet
rendah
kalsium,
rusaknya
jaringan
lunak:
3.
Gangguan Metabolisme
3.1
Hiperlipoproteinemia
3.1.1
Definisi
Hiperlipidemia (Hyperlipoproteinemia) adalah tingginya kadar lemak
(kolesterol, trigliserida maupun keduanya) dalam darah. Lemak (disebut juga
lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama
untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di
dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk
digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan
membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen
penting dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta
empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak
mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa mengikuti aliran darah;
gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang
utama adalah :
- Kilomikron
- VLDL (very low density lipoproteins)
- LDL (low density lipoproteins)
- HDL (high density lipoproteins)
Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta
dibuang dengan cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus
dan membawa lemak jenis tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran
darah. Serangkaian enzim kemudian mengambil lemak dari kilomikron yang
digunakan sebagai energi atau untuk disimpan di dalam sel-sel lemak. Pada
akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil) dibuang dari
aliran darah oleh hati.
3.1.2
Gejala
Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-kadang,
jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan
yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar
trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau lebih) bisa menyebabkan
pembesaran hati dan limpa dan gejala - gejala dari pancreatitis (misalnya nyeri
perut yang hebat).
3.1.3
Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol total. Untuk
mengukur kadar kolesterol LDL, HDL dan trigliserida, sebaiknya penderita
berpuasa dulu minimal selama 12 jam.
3.1.4
Pengobatan
Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.
Olah raga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar
kolesterol HDL. Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki
kadar kolesterol atau trigliserida tinggi adalah :
3.2
Dislpidemia
3.2.1
Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Dislipidemia mengacu pada
kondisi di mana terjadi abnormalitas profil lipid dalam plasma. Beberapa kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida (TG), serta penurunan kolesterol HDL.
3.2.2
Etiologi
a.
aterosklerosis
memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar
hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer
karena faktor kelainan genetik.
d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah
komplikasi yang dapat terjadi sendiri sendiri atau bersamaan. Kegemukan
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama
makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam
sel lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkan output
VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih
tinggi.
Trigliserida
berlebihan
dalam
sirkulasi
juga
mempengaruhi
lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis, akan
menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal ditandai
dengan kadar HDL kolesterol yang rendah.
e. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol
HDL meningkat secara bermakna. Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak
sebagai trigliserida. Olahraga memecahkan timbunan trigliserida dan
melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.
f. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok,
rokok akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung
dalam asap rokok akan merangsang hormon adrenalin, sehingga akan
mengubah metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL
dalam darah.
g.
Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan
kadar kolesterol total dan LDL sehingga mempunyai risiko terjadinya
dislipidemia.
3.2.3 Patofisiologi
Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan kolesterol.
Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol
dari hati yang diekstresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus
yang berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.
Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit
mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang
kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan
diubah lagi menjadi trigliserida, sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi
menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama
VLDL, IDL dan LDL akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL
adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari
kolesterol di LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti
kelenjar adreal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol
LDL. Sebagian lagi dari kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap
oleh reseptor seavebger A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam
cell). Semakin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang
akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol
yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.
Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang
mengandung apoliprotein (apo) A, C, dan E: dan disebut HDLnascent. HDL
nascent berasal dari usushalus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
mengandung apoliprotein A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk
mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol
dari makrofag. HDL nesecant berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk
bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nescent , kolesterol (kolesterol bebas)
dibagian dalam dari mikrofag harus dibawa kepermukaan membran sel mekrofag
oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette
transporter-1 atau disingkat ABC-1.
Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas
akan
diesterfikasi
menjadi
kolesterol
ester
enzim
lecithin
choles-trol
5) Probutol
6) Lain lain
3.3
Hiperurisemia
3.3.1
Definisi
Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium urat dalam plasma yang
melebihi batas kelarutan yaitu lebih dari 7 mg/dl .Hiperurisemia berkaitan dengan
resiko mengalami penyakit gout
3.3.2
Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hiperurisemia dibagi menjadi 2 yaitu :
a.
b.
b. HGRPT
-
akselerasi
biosynthesis
purine,
dan
selanjutnya
glomerulus, menurunkan
Hiperurisemia asimptomatik
Dalam tahap ini, pasien tidak menunjukkan gejala-gejala selain
peningkatan asam urat serum. Nilai normal asam urat serum pada laki-laki
adalah 5,1 1,0 mg/dl, dan pada perempuan adalah 4,0 1,0 mg/dl.
2.
tangan,
dan
siku. Artritis
bersifat
monoartikular
dan
Tahap interkritis
Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout
berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4.
Gout kronik
Timbunan asam urat terus bertambah dalam beberapa tahun jika
pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat
mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan sendi
yang bengkak. Tofi terbentuk akibat insolubilitas relatif asam urat. Awitan
dan ukuran tofi secara proporsional mungkin berkaitan dengan kadar urat
serum. Tempat yang sering didapati tofi adalah bursa olekranon, tendon
Achilles, permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks
telinga. Secara klinis tofi ini mungkin sulit dibedakan dengan nodul reumatik.
Gout dapat merusak ginjal sehingga ekskresi asam urat dapat bertambah
buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk dalam interstitium medula,
papila, dan piramid, sehingga timbul proteinuria dan hipertensi ringan. Batu
ginjal asam urat juga dapat terbentuk sebagai akibat sekunder dari gout.
Mulai terapi menurunkan kadar urat pada pasien yang mengalami serangan lebih dari 2
kali dalam setahun (obat penurun kadar urat tidak diberikan selama serangan akut,
obat pilihan penurun kadar urat untuk mayoritas pasien adalah allopurinol).
Gunakan urikosurik pada pasien yang tidak tahan atau alergi allopurinol dan pada
pasien dengan fungsi ginjal normal tetapi ekskresinya rendah. Pertimbangkan
pemberian kombinasi dengan colchicine sampai tercapai kadar urat serum rendah dan
tidak ada serangan akut yang kambuh dalam 612 bulan.
Monitor kadar urat serum setiap 36 bulan dan pada pasien yang simptomatis terapi
disesuaikan dengan kadar