Nama Kelompok F3 :
Micco Joshua Apriano
102009204
102012307
102013024
102013043
102013167
102013272
Diravita Caroline
102013425
Junaedi
102013463
Abstrak
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih
dari biasanya ( > 3 kali / hari ) disertai perubahan konsistensi tinja ( menjadi cair ) dengan /
tanpa darah dan / atau lendir. Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada mereka
yang sebelumnya sehat dan diare kronik merupakan diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau
lebih dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah ( failure to thrive )
selama masa diare tersebut. Diare lebih banyak disebabkan oleh karena adanya kelainan baik
organik maupun fungsional dari organ - organ di rongga abdomen. Penyakit diare adalah salah
satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia. Diare akut akibat
infeksi dapat disebabkan oleh bakteri dan ianya dapat dibagikan menjadi 2 tipe yaitu diare
enterovasif dan enterotoksigenik.
Kata kunci : Diare, enterovasif, enterotoksigenik.
Pendahuluan
Gastroenteritis merupakan infeksi pada traktus gastrointestinal oleh bakteri, virus, atau
parasit patogen. Kebanyakan dari infeksi tersebut adalah infeksi food - borne, dengan
manifestasi yang paling sering berupa diare dan vomitus yang dapat berhubungan dengan gejala
sistemik nyeri abdomen dan febris, namun dapat juga merupakan manifestasi awal dari
intoleransi susu atau protein kedelai.1,2
Diare merupakan masalah yang banyak dihadapi oleh banyak negara baik negara maju
maupun negara berkembang. Diare sendiri didefinisikan sebagai pengurangan konsistensi dan
penambahan frekuensi dari tinja, di mana frekuensi, volume, dan konsistensi tinja bervariasi
pada setiap orang. Sebagai contoh, bayi yang menyusui dapat buang air besar sampai lebih dari
tujuh kali sehari sehingga bayi dikatakan menderita diare apabila frekuensinya lebih dari
sepuluh kali dan volumenya bertambah.2 Diare akut merupakan diare yang terjadi dalam durasi
kurang dari 14 hari dan kebanyakan disebabkan oleh infeksi enterik.
Diare merupakan keluhan pasien yang cukup banyak ditemukan dalam praktek sehari
hari di Indonesia. Diare ini lebih banyak mengenai anak anak dibanding dewasa. World
Health Organization ( WHO ) melaporkan sekitar 3,5 juta kematian pertahun disebabkan diare,
dimana 80% dari kematian ini mengenai anak anak dibawah umur 5 tahun.
Diare pada anak adalah pengeluran tinja yang cair atau lunak yang tiga kali atau lebih
dalam satu hari, yaitu meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak
sehingga dianggap abnormal oleh ibunya. Kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 gram atau 200 ml/ 24 jam atau buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang
air besar encer tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara akut, dan biasanya kurang dari 14 hari. Tinja
bersifat lunak atau cair, tanpa disertai darah. Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi virus
seperti Rotavirus dan infeksi bakteria seperti E.coli dan kolera. 3 Komplikasinya adalah
dehidrasi dan dapat memberikan keadaan bahaya pada anak sekiranya tidak ditangani. Terapi
utama adalah rehidrasi dan pemeliharaan hidrasi sampai diare mereda serta menghindari
malnutrisi akibat kurangnya asupan nutrient
Isi Perbincangan
1.0 Anamnesis
Pada anamnesis, tanyakan sudah berapa lama dan apakah ada darah pada tinjanya,
asupan makanannya selama diare, frekuensi diare, dan kehilangan berat badan untuk melihat
adanya dehidrasi. Juga diusahakan memperoleh informasi mengenai riwayat pajanan terhadap
gejala yang serupa, konsumsi makanan yang terkontaminasi, baru bepergian ke daerah endemik
diare, adanya hewan peliharaan, dan penggunaan antimikroba. Dalam kasus ini, pasien lelaki 25
tahun mengeluh BAB cair 5x sehari disertai darah, mual, muntah muntah dan nyeri perut.
Tabel 1. Pertanyaan penting yang dapat ditanyakan mengenai gangguan di seluruh cerna.2
Pertanyaan
Uraian
Nafsu makan
Berat badan
Disfalgia
Diet
Nyeri abdominal/
gangguan pencernaan/
gerakan usus?
dispepsia
Muntah
Berapa banyak? Berapa sering? Isi? Ada darah atau materi yang
menyerupai kopi?
Distensi abdomen
Diare
Seberapa sering? Dalam jumlah besar atau sedikit? Darah? Mukus? Pus?
Gejala penyerta? Baru melakukan perjalanan?
Tinja
Campylobacter,
Yersinia,
Aeromonas,
Plesiomonas
dan
Escherichia
coli
enterohemoragik.3,4 pH dan kadar gula dalam tinja juga dapat diperiksa dengan kertas lakmus
dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
Terdapat juga pemeriksaan mikroskopik tinja yang dapat menjumpai Giardia,
Cryptosporidium dan juga parasit enterik lainnya, yang diawetkan dalam formalin atau alkohol
polivinil.5 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menggunakan
pH atau cadangan alkali serta menggunakan pemeriksaan analisa gas darah.
Beberapa pemeriksaan lain seperti pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin ntuk
mengetahui faal ginjal juga boleh dilaksanakan. Tambahan lagi, dilakukan pemeriksaan
elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum ( terutama pada
penderita diare yang disertai kejang ). Pemeriksaan intubasi duodenum juga membantu untuk
mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif, terutama dilakukan pada penderita
diare kronik.
Diare tipe ini adalah non invasif, terdapat mual dan sering berlaku pada diare turis
sebanyak 85%. Mempunyai gejala tanpa demam dan tanpa darah. Contohnya bakteri seperti V.
cholera Eltor dan Enterotoksigenic E. coli ( ETEC ). Apabila berlaku infeksi bakteri, bakteri
akan menempel pada mukosa usus, lalu menyebabkan kapasitas penyerapan berkurang dan
sekresi cairan akan meningkat. Bakteri akan mengeluarkan toksin menyebabkan absorpsi
natrium berkurang dan sekresi klorida akan meningkat. Tinjanya adalah kolera tinja yaitu
seperti cucian beras dan disertai muntah.3 Penyebab yang lain seperti bahan toksik pada
makanan ( logam berat misalnya preservatif kaleng, nitrit, pestisida, histamin pada ikan ).
Tabel 2. Penyebab infeksi dan non infeksi pada diare akut.5
Apabila berlaku infeksi bakteri yang enterovasif, bakteri akan menempel pada mukosa
usus dan di sini diare terjadi disebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi.
Sifat diarenya berupa sekretorik eksudatif. Cairan diare ini dapat tercampur dengan lendir dan
darah.
4.2 Differensial Diagnosis
4.2.1 Diare akut akibat infeksi virus
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus misalnya, Rotavirus, Adenovirus, Norwalk
virus dan Cytomegalovirus (CMV).5 Biasanya untuk kasus ini, pasien menghasilkan feses cair
seperti air, tidak disertai lendir dan darah. Pasien juga mengalami dehidrasi sedang yang
ditandai dengan demam subfebril, turgor kulit menurun dan dalam keadaan lemas.
4.2.2 Amubiasis
Amubiasis merupakan suatu infeksi Entamoeba histolytica pada manusia dapat terjadi
secara akut dan kronik. Kebanyakan individu yang terinfeksi asimtomatik, dan kista ditemukan
pada tinjanya. Gejala yang biasa terjadi adalah diare, muntah, dan demam. Tinja lembek atau
cair disertai dengan lendir dan darah. Pada infeksi akut kadang - kadang ditemukan kolik
abdomen, kembung, tenesmus dan bising usus yang hiperaktif.5 Manifestasi klinis dari
amubiasis yang paling sering disebabkan oleh invasi lokal pada epitel usus dan penyebaran ke
hati. Selain itu amubiasis juga mencakup dari infeksi amubiasis dari kista yang asimptomatik
sampai kolitis amuba, disentri amuba, ameboma dan penyakit ekstraintestinal. Infeksi E.
histolytica tidak bergejala sama sekali pada 90 % penderita, namun memiliki potensi untuk
menjadi invasif sehingga hal tersebut memerlukan perawatan.
4.2.3 Trikuriasis
Trikuriasis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi berasal dari jenis cacing
Trichuris trichiura yang biasa berkembang biak dalam lingkungan yang kebersihannya tidak
terjaga seperti di dalam tanah dan lumpur. Proses masuknya ke dalam tubuh manusia adalah
melalui infeksi yang disebabkan oleh cacing ini setelah penderita menelan makanan yang sudah
terkontaminasi. Ada beberapa gejala yang akan dialami penderita yang diantaranya adalah nyeri
perut dan diare, selain juga akan mengalami gejala lain seperti perdarahan usus, dan penyakit
anemia, atau penurunan berat badan secara drastis.5
5.0 Etiologi
Terdapat beberapa macam penyebab diare antara lain sebagai berikut :
5.1 Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
dapat meliputi infeksi bakteri, virus dan parasit. Virus merupakan penyebab utama diare akut di
negara - negara maju dan negara - negara berkembang, di mana virus yang paling tinggi
prevalensinya ( hingga 60% ) dalam menyebabkan diare adalah rotavirus ( gambar 2 ), suatu
virus RNA double-stranded yang mempengaruhi usus halus dan menyebabkan diare cair tanpa
leukosit dan tanpa darah.5,6 Virus ini dapat bertahan beberapa jam pada tangan dan beberapa
hari pada permukaan lingkungan. Masa inkubasinya sekitar 24 - 72 jam. Terdapat juga virus lain
yang meyebabkan diare misalnya, Adenovirus dan Norwalk virus.7,8
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
diare.
7.2 Gangguan sekresi
Gangguan terjadi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare
kerena peningkatan isi lumen usus.
7.3 Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
7.4 Malabsorbsi asam empedu, malabsorpsi lemak
Disebabkan oleh gangguan pembentukan / produksi micelle empedu dan penyakit
saluran bilier dan hati.
7.5 Diare infeksi
Disebabkan oleh infeksi dinding usus dan infeksi dapat disebabkan oleh faktor kausal
dan penjamu.
Tabel 3. Faktor faktor penyebab diare infeksi.6
Faktor kausal (agent)
Daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, Kemampuan tubuh untuk mempertahan diri terhadap
kemampuan
menghasilkan
toksin
faktor
pertahanan
saluran
cerna
seperti
10
Berdasarkan kasus, diduga pasien menghidap diare akut disebabkan oleh infeksi bakteri.
Infeksi bakteri dapat disebabkan oleh beberapa bakteri seperti dalam tabel di bawah.
Tabel 4. Contoh infeksi bakteri.5
Organisma patogenik
Mekanisme virulensi
Campylobacter jejuni
Invasi, enterotoksin
Clostridium difficile
Sitotoksin, enterotoksin
Escherichia coli
Enteropatogenik (EPEC)
Enterotoksigenik (ETEC)
Enteroinvasif (EIEC)
Enterohaemoragik (EHEC)
Enteroaggregatif (EAEC)
sitotoksin
Perlekatan, kerusakan mukosa
Salmonell spp.
Invasi, enteroroksin
Shigella spp.
Vibrio cholera
Enterotoksin
Vibrio parahaemolyticus
Invasi, sitotoksin
Yersinia enterocolitica
Invasi, enterotoksin
11
8.0 Patogenesis
Patogenesis diare akut dengan masuknya pathogen atau agen yang masih hidup ke
dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung. Jasad tersebut akan
berkembang biak ( multiplikasi ) di dalam usus halus oleh jasad pathogen atau agen yang
dikeluarkan toksin ( toksin diaregenik ). Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang
selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare yang disebabkan bakteri ialah bakteri akan menempel di mukosa usus
dan menurunkan kapasitas penyerapan. Hal ini akan meningkatkan sekresi cairan. Bakteri juga
mngeluarkan toksin yang membuatkan absorbsi natrium menurun manakala sekresi klorida
meningkat. Selain itu, invasi bakteri akan merusak mukosa dan menyebabkan ada darah di
tinja.
Selain bakteri, virus juga memberikan patogenesis di mana virus berkembang biak
dalam epitel vili usus dan menimbulkan kerusakan epitel, pemendekan vili ( meningkatkan
sekresi air dan elektrolit ) dan enzim disakaridase hilang ( intoleransi laktosa ).6,7 Protozoa pula
akan menempel di mukosa dan membuatkan villi memendek. Contoh Protozoa ialah Giardia
lamblia dan Cryptosporidium. Invasi mukosa ( mis E. Histolitika ) sehingga terjadi abses /
ulkus.
12
Terjadi juga perubahan tingkah laku seperti rewel, iritabel, lemah, pucat, konvulsi,
flasiddity dan merasa nyeri pada saat buang air besar, respirasi cepat dan dalam, kehilangan
cairan / dehidrasi dimana jumlah urine menurun, turgor kulit jelek, kulit kering, terdapat
fontanel dan mata yang cekung serta terjadi penurunan tekanan darah.
9.1 Kehilangan berat badan7,8
Dehidrasi ringan terjadi apabila terjadi penurunan berat badan 2 - 5 %, dehidrasi
sedang terjadi apabila terjadi penurunan berat badan 5 - 10% dan dehidrasi berat apabila terjadi
penurunan berat badan > 10%.
9.2 Skor Maurice King7,8
Tabel 5. Derajat dehidrasi bedasarkan score Maurice King6
Bagian tubuh yang
diperiksa
Keadaan umum
Kekenyalan kulit
Mata
Ubun - ubun besar
Mulut
Denyut nadi
Sehat
Gelisah,cengeng,
Normal
Normal
Normal
Normal
Kuat > 120
apatis, ngantuk
Sedikit kurang
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Kering
Sedang ( 120-140 )
syok
Sangat kurang
Sangat cekung
Sangat cekung
Kering dan sianosis
Lebih dari 140
10. Penatalaksanaan
10.1 Terapi medika mentosa
Prinsip pengobatan diare adalah untuk menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau
karbohidrat lain.
13
KEHILANGAN
CAIRAN
TANDA DEHIDRASI
Dehidrasi ringan
2 5% berat badan
Dehidrasi sedang
5 8% berat badan
Dehidrasi berat
Antara metode yang dapat kita gunakan untuk mengukur kebutuhan cairan untuk rehidrasi
adalah menggunakan Metode Daldiyono dengan berdasarkan skor klinis dan formula.
Kebutuhan cairan: (skor dehidrasi/ 15) x 10% x kgBB x 1 liter.
Skor dehidrasi untuk metoda ini adalah:
14
Skor dehidrasi
TD sistolik 60 90 mmHg
Kesadaran apati
Facies cholerica
Vox cholerica
Ekstremitas dingin
Sianosis
Usia 50 60 tahun
-1
-2
Pemberian cairan terbagi kepada beberapa tahap yaitu tahap 1 terdiri daripada rehidrasi
inisial ( 2 jam ) sebanyak total kebutuhan cairan, tahap 2 merupakan rehidrasi inisial ( 1 jam )
tergantung kepada kehilangan cairan dalam tahap 1 dan tahap 3 berdasarkan kehilangan cairan
melalui tinja berikutnya dan insensible water loss (IWL).
Apabila pasien dalam keadaan umum baik tidak dehidrasi, asupan cairan adekuat
dengan minuman dan sari buah. Namun, bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan
dehidrasi, penatalaksaan agresif diberikan seperti pemberian cairan rehidrasi oral yang
mengandung formula lengkap NaCl, NaHCO3, KCl dan glukosa.
15
Cairan parental akan diberikan seperti Larutan Darrow ditambah glukosa, Ringer laktat
dan ditambah glukosa dan Glukosa ditambah NaHCO3 atau NaCl.
Jalan pemberian cairan untuk rehidrasi terbagi kepada 3 cara yaitu dengan peroral untuk
dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum dan kesadarannya baik.
Pemberian secara intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa rehidrasi, tetapi anak
tidak mahu minum atau kesadaran menurun. Yang ketiga ialah pemberian secara intravena
untuk dehidrasi berat.
10.1.1 Pengobatan antidiare
Tabel 8. Jenis obat antidiare.7
JENIS OBAT
CONTOH OBAT
Antimotilitas
Loperamid
Pengeras tinja
Anti spasmolitik
Papaverine
Opium
Loperamid
TERAPI
Shigelosis
Siprofloksasin
Salmonella paratyphi
Siprofloksasin
16
Amoksisilin
Campylobacter
Eritromisin
Disentri ameba
Tinidazol
V. cholerae
Siprofloksasin
Tetrasiklin
Giardia lamblia
Tinidazol
Strongiloides
Albendazol
unsur lemak dan protein, disebabkan kerusakan vili usus, defisiensi disakaridase / laktase
malabsrorbsi laktosa, berkurangnya konsentrasi asam empedu, transit makanan melalui usus
meningkat, sehingga tidak cukup waktu untuk mencerna dan mengabsorbsi dan meningkatnya
kebutuhan zat makanan dikarenakan meningkat pula metabolisme dan kebutuhan untuk
memperbaiki epitel usus.
Gangguan sirkulasi kerana terjadi syok hipovolemik dengan gejala akral dingin,
kesadaran menurun, nadi kecil / sulit teraba dan cepat, tekanan darah menurun, kulit lembab,
berkeringat dingin, pucat dan sianosis. Kejang disebabkan oleh hipoglikemi, hiperpireksia,
hiper atau hiponatremi, atau penyakit lain mis meningitis atau epilepsi.
12.0 Pencegahan
Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal - oral, penularannya dapat dicegah
dengan menjaga higiene pribadi yang baik. Ini termasuk sering mencuci tangan setelah keluar
dari toilet dan khususnya selama mengolah makanan. Kotoran manusia harus diasingkan dari
daerah pemukiman, dan hewan ternak harus terjaga dari kotoran manusia.
Karena makanan dan air merupakan penularan yang utama, ini harus diberikan
perhatian khusus. Minum air, air yang digunakan untuk membersihkan makanan, atau air yang
digunakan untuk memasak harus disaring dan diklorinasi. Jika ada kecurigaan, berfikir dahulu
beberapa menit sebelum dikonsumsi. Ketika berenang di danau atau sungai, harus
diperingatkan untuk tidak menelan air.
Semua buah dan sayuran harus dibersihkan menyeluruh dengan air yang bersih ( air
rebusan, saringan, atau olahan ) sebelum dikonsumsi. Limbah manusia atau hewan yang tidak
diolah tidak dapat digunakan sebagai pupuk pada buah - buahan dan sayuran. Semua daging
dan makanan laut harus dimasak. Hanya produk susu yang dipasteurisasi dan jus yang boleh
dikonsumsi. Wabah EHEC terakhir berhubungan dengan meminum jus apel yang tidak
dipasteurisasi yang dibuat dari apel terkontaminasi, setelah jatuh dan terkena kotoran ternak.
13.0 Prognosis
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan
morbiditas dan mortalitas yang minimal.
Kesimpulan
18
Secara kesimpulannya, hipotesisnya diterima bahwa lelaki tersebut menderita diare akut
et causa infeksi enterovasif. Diare akut adalah diare yang terjadi secara akut, kurang dari 14
hari dan biasanya kurang dari 14 hari. Tinja bersifat lunak atau cair, tanpa disertai darah. Diare
kerana infeksi enterovasif kerana terdapatnya gejala seperti demam dan tinja berdarah. Penyakit
ini berlaku secara invasif, sering terjadi di kolon, frekuensi BAB sering tapi sedikit sedikit
dan sering diawali dengan diare air. Pemeriksaan lab menunjukkan banyak leukosit di tinja dan
kultur tinja akan menemukan bakteri seperti Enteroinvasive E. coli ( EIEC ), Salmonella,
Shigella dan Campylobakter. Diare ini dapat diberikan terapi seperti pemberian Loperamide
dan Atapulgite sebagai anti diare. Pemberian anti mikroba juga dapat membantu membunuh
bakteri di usus. Pencegahan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menjaga
pemakanan amat penting untuk mengelakkan terjadinya diare akut.
Daftar Pustaka
1. P. D Welsby. Abdomen symptoms. Clinical History Taking and Examination. 2 nd
edition. Churchill Livingstone. London: 2010.
2. Gleadle J. Anamnesis and physical examination of abdomen. History and Examination
at a Glance. 10th Ed. Blackwell Science Ltd. 2007.
3. Chen Y. A., Christopher T. Acute diarrhea. The Toronto Notes. 27th ed. Toronto Notes
for Medical Students, Inc. Toronto, Ontario, Canada. 2011.
4. Rudolph A. M. Hoffman J. I. E., Rudolph C. D. Evaluasi pada diare akut.
Gastroenterologi dan Nutrisi. Buku Ajar Pediatri Rudolph. 20th ed. Vol. 2. Buku
Kedokteran EGC: 2007.
5. Soedarto. Penyakit penyakit infeksi di Indonesia. Widya Medika, University of
Michigan,
1990
diunduh
dari
diunduh
dari
19