Anda di halaman 1dari 18

Etika Profesi Komputer

FARLIN YOSRY ( 1361003 )


LISYE ( 1361005 )
MEGIE IVANA ( 1362008 )
GRATIANA WIPUTRI ( 1362005 )

TOGAF
Pengertian
TOGAF (The Open Group Architecture
Framework) adalah standar penerapan
arsitektur enterprise yang digunakan oleh
organisasi untuk meningkatkan efisiesi
bisnis. Enterprise adalah sebuah sistem dari
manusia,
peralatan,
material,
data,
kebijakan dan prosedur yang muncul untuk
menyediakan
sebuah
produk
atau
pelayanan , dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.

TOGAF
Sejarah
TOGAF
dimulai
awal
1990-an
sebagai
metodologi untuk pengembangan arsitektur
teknis, dan telah dikembangkan oleh The Open
Group ke dalam kerangka arsitektur enterprise
yang luas. Pada tahun 1995 , versi pertama
dari TOGAF (TOGAF 1.0) disajikan. Versi ini
terutama
didasarkan
pada
Architecture
Framework
Teknis
Pengelolaan
Informasi
(TAFIM), dikembangkan sejak tahun 1980 oleh
Departemen Pertahanan AS.

TOGAF
Definisi Arsitektur
Definisi arsitektur yang digunakan dalam
ANSI / IEEE Std 1471-2000 adalah:
"Organisasi dasar dari sebuah sistem,
yang diwujudkan dalam komponenkomponennya, hubungan mereka satu
sama lain dan lingkungan, dan prinsipprinsip yang mengatur desain dan
evolusi."

TOGAF
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan TOGAF :
Sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source.
Sistematis
Focus pada siklus implementasi (ADM) dan proses
Kaya akan area teknis arsitektur
Recource base menyediakan banyak material referensi
Karena melibatkan banyak pihak terutama industri, di TOGAF
banyak memberikan best practice atau kejadian riil di dunia
nyata

Kekurangan TOGAF:
Tidak ada templates standart untuk seluruh domain (misalnya
untuk membuat blok diagram)
Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made)

TOGAF

Karakteristik
Sebagai kerangka kerja perancangan arsitektur, TOGAF memiliki
beberapa karakteristik, antara lain:
Termasuk dalam 3 kerangka kerja perancangan arsitektur yang
paling sering digunakan (Schekkerman, 2003).
Merupakan kerangka kerja yang bersifat open-standard.
Bersifat netral >fits all
Diterima oleh masyarakat internasional secara luas >fits all
Pendekatannya bersifat menyeluruh (holistic).
Dibutuhkan metode yangfleksibeluntuk mengintegrasikan unitunit informasi dan juga sistem informasi dengan platform dan
standar yang berbeda-beda.
TOGAF mampu untuk melakukan integrasi untuk berbagai
sistem yang berbeda-beda

TOGAF adalah kerangka kerja umum dan dimaksudkan untuk


digunakan dalam berbagai macam lingkungan, ia
menyediakan konten kerangka kerja yangfleksibeldan
extensible yang mendasari seperangkat pengiriman
arsitektur generik.
TOGAF cenderung bersifatgenerikdanfleksibelkarena dapat
mengantisipasi segala macam artefak yang mungkin muncul
dalam proses perancangan (Resource base TOGAF
menyediakan banyak material referensi), standarnya
diterima secara luas, dan mampu mengatasi perubahan.
Fokus pada siklus implementasi (ADM) dan proses >process
driven
Kunci TOGAF adalah metode TOGAF Architecture
Development Method (ADM Metode Pengembangan
Arsitektur) untuk mengembangkan suatu arsitektur
enterprise yang membahas kebutuhan bisnis.
TOGAF relatif mudah diimplementasikan >fits all

TOGAF
Struktur dan Komponen
1. Architecture Development Method
2. Foundation Architecture (Enterprise Continuum)
3. Resource Base

Arsitektur Enterprise TOGAF


TOGAF membagi arsitektur enterprise ke dalam empat kategori, yaitu
sebagai berikut :
Business architecture, menjelaskan proses binis untuk memenuhi
tujuannya.
Application architecture, menjelaskan bagaimana aplikasi khusus
dirancang dan bagaimana aplikasi berinteraksi satu dengan yang
lainnya.
Data architecture, menjelaskan bagaimana enterprise datastores
diatur dan diakses.
Technical architecture, menjelaskan infrasrtuktur hardware dan
software yang mendukung aplikasi dan interaksinya.

ARCHITECTURE DEVELOPMENT
METHOD
Elemen kunci dari TOGAF adalah Architecture
Development Method (ADM) yang
memberikan gambaran spesifik untuk proses
pengembangan arsitektur enterprise (Lise
2006). ADM adalah fitur penting yang
memungkinkan perusahaan mendefinisikan
kebutuhan bisnis dan membangun arsitektur
spesifik untuk memenuhi kebutuhan itu.

TOGAF ADM terdiri atas sepuluh fase sebagai berikut:

1.Preliminary Phase

fase ini mencakup aktivitas


persiapan untuk menyusun
kapabilitas arsitektur
termasuk kustomisasi TOGAF
dan mendefinisikan prinsipprinsip
arsitektur. Tujuan
fase ini adalah untuk
menyakinkan setiap orang
yang terlibat di dalamnya
bahwa pendekatan ini untuk
mensukseskan proses arsitektur.

2. Phase A: Architecture Vision


fase ini merupakan fase inisiasi dari siklus
pengembangan arsitektur yang mencakup
pendefinisian ruang lingkup, identifikasi
stakeholders, penyusunan visi arsitektur, dan
pengajuan persetujuan untuk memulai
pengembangan arsitektur.

Tujuan dari fase ini adalah:


Menjamin evolusi dari siklus pengembangan
arsitektur mendapat pengakuan dan dukungan
dari manajemen enterprise.
Mensyahkan prinsip bisnis, tujuan bisnis dan
pergerakan strategis bisnis organisasi.

3. Phase B: Business Architecture


fase ini mencakup pengembangan arsitektur
bisnis untuk mendukung visi arsitektur yang
telah disepakati. Pada tahap ini tools dan
method umum untuk pemodelan seperti:
Integration DEFinition (IDEF) dan Unified
Modeling
Language
(UML) bisa Systems
digunakan untuk
4. Phase
C: Information
membangun
model yang diperlukan.
Architectures
Pada tahapan ini lebih menekankan pada
aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi
dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem
informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur
data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan
oleh organisasi. Arsitektur data lebih
memfokuskan pada bagaimana data digunakan
untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan
layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan
yaitu: ER-Diagram, Class Diagram, dan Object

5. Phase D: Technology Architecture


Membangun arsitektur teknologi yang
diinginkan, dimulai dari penentuan jenis
kandidat teknologi yang diperlukan dengan
menggunakan Technology Portfolio Catalog
yang meliputi perangkat lunak dan perangkat
keras. Dalam tahapan ini juga
mempertimbangkan alternatif-alternatif yang
diperlukan dalam pemilihan teknologi.

6. Phase E: Opportunities and


Solutions

Pada tahap ini akan dievaluasi model yang


telah dibangun untuk arsitektur saat ini dan
tujuan, indentifikasi proyek utama yang akan
dilaksanakan untuk mengimplementasikan
arsitektur tujuan dan klasifikasikan sebagai
pengembangan baru atau penggunaan
kembali sistem yang sudah ada. Pada fase
ini juga akan direview gap analisis yang

7. Phase F: Migration and Planning


Pada fase ini akan dilakukan analisis resiko dan biaya.
TujuanDari fase ini adalah untuk memilih proyek
implementasi yang bervariasi menjadiurutan prioritas.
Aktivitas mencakup penafsiran ketergantungan,
biaya,manfaat dari proyek migrasi yang bervariasi.
Daftar prioritas proyek akanberjalan untuk
membentuk dasar dari perencanaan
implementasidetail dan rencana migrasi.

8. Phase G: Implementation
Governance

fase ini mencakup pengawasan terhadap


implementasi arsitektur.
Tujuandari fase ini adalah :
Untuk merumuskan rekomendasi dari tiap-tiap
proyek implementasi
Membangun kontrak arsitektur untuk
memerintah proses deployment dan
implementasi secara keseluruhan
Menjamin kecocokan dengan arsitektur yang
didefinisikan oleh proyek implementasi dan

Management
fase ini mencakup penyusunan prosedurprosedur untuk
mengelola perubahan ke arsitektur yang baru.
Pada fase ini
akan diuraikan penggerak perubahan dan
bagaimana
memanajemen perubahan tersebut, dari
pemeliharaan sederhana sampai perancangan
kembali arsitektur. ADM menguraikan strategi
dan rekomendasi pada tahapan ini. Tujuan dari
fase ini adalah untuk menentukan/menetapkan
proses manajemen perubahan arsitektur untuk
arsitektur
enterprice yang
baru dicapaidengan
10.
Requirements
Management
kelengkapan
dari
fase G.
menguji
proses
pengelolaan
architecture
requirements sepanjang siklus ADM
berlangsung.

TOGAF
Penerapan dalam Bisnis
Contoh penerapan standar audit TOGAF dalam bisnis
pada PT Greenfields Indonesia Unit Dairy Farm.
Penerapan standar audit TOGAF dalam bisnis yaitu:
Membangun model EA yang dapat menghasilkan blueprint
yang selaras dengan kebutuhan bisnis di PT. Greenfields
Indonesia unit Dairy Farm.
Data yang tersebar disetiap unit dan cabang bisa terintegrasi
dan tidak memakan waktu yang lama serta data dapat
diakses dengan mudah.
Menjalankan fungsinya masing-masing yang didalamnya
merupakan perencanaan kebutuhan IT.
Membuat aplikasi guna mendukung layanan manufaktur dan
proses bisnis PT. Greenfields Indonesia unit Dairy Farm.

Sekian & Terima


Kasih

Anda mungkin juga menyukai