Anda di halaman 1dari 4

Serviks berfungsi sebagai sawar terhadap masuknya flora dan mikroflora saluran vagina

normal, tetapi juga memungkinkan keluarnya darah haid dan menahan benturan ringan selama
hubungan kelamin dan trauma persalinan.
Servisitis
Selama perkembangannya, epitel silindris penghasil mucus di endoserviks bertemu dengan
epitel gepeng yang melapisi eksoserviks os. Eksternal, maka keseluruhan serviks yang terpajan
dilapisi oleh epitel gepeng. Epitel silindris eksoserviks tidak tampak secara kolkoskopis. Seiring
waktu, pada sebagian besar perempuan muda, terjadi pertumbuhan ke bawah epitel silindris di
bawah os. Eksoserviks-ektopion; maka taut skuamokolumnar menjadi terletak di bawah
eksoserviks. Epitel silindris penghasil mucus yang terpajan tampak kemerahan dan basah
sehingga biasanya disebut erosi serviks, walau hal tersebut merupakan hal yang fisiologis pada
perempuan dewasa. Remodelling terus berlanjut dengan regenerasi epitel gepeng dan silindris.
Daerah tempat belangsungnya regenerasi ini dikenal sebagai zona transformasi. Di zona ini,
mungkin terjadi infiltrate peradangan ringan yang terjadi akibat perubahan pH vagina atau flora
vagina.
a. Definisi : peradangan serviks uteri, disebut juga trachelitis
b. Etiologi :
Servisitis nonspesifik akut : pada perempuan pasca partum dan biasanya disebabkan
oleh stafilokokus dan streptokokus.
Servisitis spesifik : lesi ulseratif herpes dam perubahan yang disebabkan C. trachomatis
c. Faktor resiko : wanita pasca partum, wanita berganti pasangan
d. Gejala Klinis : vaginal discharge mukopurulen atau purulen. Pada pemeriksaan sitologik
terhadap vaginal discharge memperlihatkan sel darah putih dan atipia inflamatorik sel
epitel yang terlepas, serta mungkin mikroorganisme.
e. Terapi : azithromycin 1 x sehari 1 g oral sesudah makan
Tumor Serviks :
a. Jinak
1. Kondiloma (CIN I)
a) Definisi : perubahan di epitl serviks pada CIN ditandai oleh diplasia ringan
b) Etiologi : HPV tipe 6, 11
c) Faktor resiko :
Usia dini saat mulai berhubungan kelamin
Memiliki banyak pasangan seksual
Pasangan laki-laki memiliki riwayat banyak memiliki pasangan
Perempuan yang sering hamil
d) Gejala klinis : Kondiloma akuminatum, bentuk klasik dari genital warts seperti
bunga kol yang menonjol. Papula halus, papula kecil, halus, berwarna seperti

daging atau papul hiperpigmentasi yang mungkin bergabung membentuk plaque.


Papula keratotik atau seperti veruka vulgaris. Veruka plana
e)

Terapi : Asam triklord asetat 40-50% Asam salisilat 20-40% (lindungi bagian
sekitar lesi dengan vaselin agar tidak membakar mukosa yang sehat).
Berikan pula asikklovin 200 mg setiap 4 jam Beri antibiotika profilaksis pasca
ablasi (amplisilin + sulbaktam 2,25 gram/oral dosis tunggal)
2. Polip endoserviks
a) Definisi : lesi yang membentuk tumor karena menonjol sebagai masa polipoid.
b) Etiologi : radang kronik atau virus
c) Faktor resiko :
Usia dini saat mulai berhubungan kelamin
Memiliki banyak pasangan seksual
Pasangan laki-laki memiliki riwayat banyak memiliki pasangan
Perempuan yang sering hamil
d) Gejala klinis : Polip memiliki garis tengah hingga beberapa sentimeter; lunak
pada palpasi dan dibungkus oleh permukaan licin berkilap dengan rongga kistik
di bawahnya yang terisi oleh sekresi musinosa.
e) Terapi : electrocautery atau laser vaporization
b. Ganas
1. Ca Epidermoid
a) Definisi : kanker yang menyerupai epidermis.
b) Etiologi : HPV
c) Faktor resiko :
Usia dini saat mulai berhubungan kelamin
Memiliki banyak pasangan seksual
Pasangan laki-laki memiliki riwayat banyak memiliki pasangan
Perempuan yang sering hamil
Merokok
Genetic
d) Terapi : Kemoterapi, Radiologi, Penyinaran( Sinar X )
2. Ca in situ (non invasif)
a) Definisi : kanker yang masih terbatas di lapisan epitel dan kelenjar.
b) Etiologi : CIN I yang displasinya menjadi lebih parah
c) Faktor resiko :
Usia dini saat mulai berhubungan kelamin
Memiliki banyak pasangan seksual
Pasangan laki-laki memiliki riwayat banyak memiliki pasangan
Perempuan yang sering hamil
Merokok
Genetic
d) Gejala klinis : ukuran selnya bervariasi, sel superfisialnya masih berdifferensiasi
baik
e) Terapi : Pengobatan kanker dengan kemoterapi, pengobatan kanker dengan
radiasi (penyinaran), pengobatan kanker melalui pembedahan.
3. Adenokarsinoma
a) Definisi : karsinoma yang berasal dari jaringan kelenjar atau karsinoma yang sel
tumornya membentuk struktur yang dapat dikenali sebagai kelenjar.
b) Etiologi :

HPV
c) Factor resiko
Merokok
Hubungan seksual dilakukan saat usia dini
Berganti-ganti pasangan seksual
Gangguan system kekebalan
Pemakaian pil KB
Solongan social ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear
secara rutin)
d) Gejala Klinis :
Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2 menstruasi, setelah
melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
e) Terapi
Pengobatan pada lesi prekanker bisa berupa:
Kriosurgeri (pembekuan)
Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)
Pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai
jaringan yang sehat di sekitarnya
LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi.
Pada stadium IA1 terapi konservatif dapat memberi hasil yang cukup baik. Bagi
wanita yang masih ingin mempunyai anak maka dapat dilakukan pembedahan koninasi
atau amputasi serviks. Pada wanita yang sudah cukup anak, dapat dilakukan
histerektomi totalis. Pembedahan dianggap cukup jika tidak dijumpai emboli di pembuluh
limfe atau pembuluh darah serta tepi sayatan bebas tumor.
Pada stadium IA2 terapi konservatif masih tetap dapat dilakukan. Pembedahan
terpilih adalah histerektomi radikal tipe I atau II dengan limfadenektomi pelvis.
Sedangkan untuk stadium IB2-IIA seringkali dilakukan tipe II atau III dan dilakukan
evaluasi pembuluh limfe paraaortik. Pada pasca operasi jika ditemukan adanya
metastasis ke parametrium dan kelenjar limfe maka terapi dilanjutkan dengan terapi
adjuvant berupa terapi radioterapi atau kemoradiasi.
Pada pasien dengan kanker serviks stadium IIB IVA dapat dilakukan
radioterapi lengkap yaitu radiasi eksterna dilanjutkan dengan intrakaviter radioterapi.

Untuk stadium IVB terapi yang dapat diberikan berupa pengobatan atau
radioterapi paliatif, karena penyembuhan tidak dapat dilakukan. Pengontrolan simptom,
pengurangan morbiditas dan menjaga kualitas hidup menjadi tujuan utama pada
stadium ini.

Robin & Kumar. Patologi. Volume 2, Ed. 7, 2007, Jakarta : EGC , hal 769-77

Anda mungkin juga menyukai