Anda di halaman 1dari 1

Nama: Megarizka Aulia.

XII MIA 2
K.D 4.2 Memproduksi Teks Cerita Sejarah

Perjalanan Hidup Kakekku


Anwar St Bagindo, kakekku lahir pada tanggal 27 April 1933.
Kakekku adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Pada masa penjajahan
Jepang, Beliau masih duduk dikelas SD. Menjalani hidup dikota
kelahirannya Bukit Tinggi, dengan penuh tanggung jawab untuk keluarga
karena telah ditinggalkan oleh ayahnya pada usia remaja. Mencuci baju,
memasak nasi, membersihkan rumah dan merawat adik adik sudah
menjadi kebiasaannya sejak remaja.
Beberapa
tahun
setelah
Indonesia
memproklamasikan
kemerdekaannya, kakekku mengungsi untuk menghindari adanya Agresi Militer II pada tahun
1948. Belanda berusaha untuk menyerang Indonesia kembali dan kakekku dan keluarga
mengungsi ke atas Gunung Singgalang selama satu bulan lamanya. Dengan penuh ketakukan
saat Belanda mulai memasuki wilayah Indonesia lagi.
Kakekku pernah membawa mobil tentara, namun saat diperjalanan bertemu dengan para
penjajah Belanda dan dikejar oleh tentara Belanda karena disangka pemberontak. Tentara
Belanda mengejar menggunakan helicopter, saat dikejar kakekku menginjak rem dan
helicopternya pun melaju terus dengan kecepatan tinggi.
Menjalani kehidupan pada tahun 50-an tidaklah mudah, karena banyaknya
pemberontakan yang terjadi dimana mana. Dan kakekkulah yang ikut serta dalam
pemberontakkan itu. Seperti pada tahun 1950 terjadi pemberontakan PRRI (Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia) di Sumatera Barat, kakekku ikut dalam memberontak untuk
membela dan mempertahankan untuk memperbaiki perekonomian di Indonesia. Saat PRRI
berusaha mengamankan wilayah Indonesia dengan mengawasi setiap wilayah di Bukit Tinggi.
Setelah lulus SMP kakekku bekerja menjadi sekertaris di koramil selama 2 tahun. Setelah
menyelesaikan pekerjaan di buter, Beliau bekerja sebagai sekertaris wali nagari / lurah di Bukit
Tinggi pada tahun 1959. Kakekku juga seorang petani, sebagai pekerjaan sambilan. Setelah
menemukan pasangan hidup Beliau menikah dengan Nenekku Mana pada tahun 1962.
Menjenguk sang Ibu pada tahun 1963 yang melakukan operasi di Jakarta dan balik ke
kampung halaman untuk menjalani hidup seperti biasa. Merantau ke Jakarta pada tahun 1973 dan
menetap bersama istri dan 6 anak. Berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pada usia 70 tahun, Beliau tidak berdagang menghabiskan waktu dirumah dengan
beristirahat. Saat usia 79 tahun Beliau menderita penyakit stroke yang menyebabkannya sebagian
tubuh kanannya tidak bisa digerakkan. Dengan penuh latihan untuk membiasakan berjalan
dengan sebelah kaki yang bisa digerakkan. Karena banyak pengalaman yang telah Ia lewati
membuatnya sebagai sosok yang tegas dalam berbicara maupun bertindak.

Anda mungkin juga menyukai