Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(G1F014005)
(G1F014007)
(G1F014015)
(G1F014021)
(G1F014029)
(G1F014033)
(G1F014037)
(G1F014039)
ASISTEN :
Yulius Deddy Kristianto
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Kesanggupan kardiovaskuler dan tekanan darah
B. Waktu, Tanggal Praktikum
Waktu
D. Dasar Teori
1. Tekanan darah merupakan besaran yang penting dalm system sirkulasi.
Tekanan darah penting karena:
a. Tekanan harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang
cukup
b. Tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga menimbulkan beban kerja
tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh,
bahkan rupture pembuluh halus
2
Tekanan
sistolik
adalah
tekanan
darah
arteri
yang
diakibatkan oleh
aktivitas jantung
ketika melakukan
pemompaan
darah. Sedangkan angka kedua pada ukuran tekanan darah menunjukan
tekanan bawah atau tekanan distolik. Tekanan ini menunjukan tekanan pada
jantung ketika jantung beristirahat diantara proses pemompaan darah
(Redaksi, 2012).
3
Kelainan pada tekanan darah arteri dibagi ke dalam dua jenis yaitu
tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah. Kedua tekanan darah ini
terjadi ketika ketika tekanan darah arteri melebihi atau kurang dari tekanan
darah yang normal pada manusia yaitu 90/60 sampai 120/80 mmHg.
Tekanan darah rendah biasanya kurang dari 90/60 mmHg. Walaupaun
sering diabaikan tapi tekana darah rendah juga bisa mengakibatkan kerusakan
pada fungsi organ vital dalam tubuh. Hal ini disebabkan tekanan darah arteri
dan vena terlalu lemah untuk menyebarkan oksigen atau nutrisi ke seluruh
jaringan organ tubuh. Sehingga organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan
nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi secara normal (Redaksi, 2012).
c. Faktor - Faktor Tekanan Darah
keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada
waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi sekuncup pada orang dewasa
laki-laki mempunyai variasi antara 70 -- 100 ml. Makin besar intensitas
kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi sekuncup;
hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diatole akibat frekuensi
denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus
jantung hanya berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastole
merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut) (Ganong, 2002).
b). Berdiri
Detak jantung akan meningkat saat seseorang berdiri, karena
darah yang kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang
mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika
seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri
(Ganong, 2002). Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah
pada pembuluh capacitance vena anggota tubuh bagian bawah dan isi
sekuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu
yang lama dengan tidak banyak bergerak atau hanya diam akan
menyebabkan kenaikan volume cairan antar jaringan pada tungkai bawah.
Selama individu tersebut bisa bergerak maka kerja pompa otot menjaga
tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup
(Ganong, 2002).
Pada posisi berdiri, pengumpulan darah di vena lebih banyak.
Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampung
dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali ke jantung sedikit, isi
sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan
darah akan turun. Jantung memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Darah
beredar ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung begitu seterusnya.
Darah sampai ke kaki, dan untuk kembali ke jantung harus ada tekanan
yang mengalirkannya. Untuk itu perlu adanya kontraksi otot guna
mengalirkan darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantung
6
tidak ada katup, pada vena ke atas dari kaki ke jantung ada katup. Dengan
adanya katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa
vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke
jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke
sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang di keluarkan jantung
itu menimbulkan tekanan, bila berkurang maka tekanannya menurun.
Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke
bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung
sedikit. Volume jantung berkurang maka darah yang ke luar dan tekanan
menjadi berkurang (Guyton dan Hall, 2002).
c). Duduk
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil.
Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis
terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui
saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot
abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut
yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan
darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah
darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat.
Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen (Guyton dan
Hall, 2002).
Pada beberapa individu terutama orang tua, perubahan posisi yang
cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi
pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung
tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak (Guyton dan Hall, 1997).
Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berada dalam posisi
berbaring, yang mana merupakan posisi menguntungkan bagi jantung
karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke
otak (Guyton dan Hall, 1997).
d). Hubungan tekanan darah dengan curah jantung
7
3. Kesanggupan kardiovaskuler
a. Kebugaran kardiovaskuler
Tes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk
mendeteksi atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik
digunakan dalam penilaian kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari
kerja berat. Semakin cepat jantung berdaptasi (kembali normal),
semakin baik kebugaran tubuh. Tes Harvard adalah cara yang akurat
untuk menilai kebugaran untuk menyelesaikan tes aerobik yang
maksimal dan mengukur denyut jantung serta konsumsi oksigen yang
menggunakan alat bantu pernapasan dan oksigen / karbon dioksida.
Tentu saja pendekatan ilmiah ini berada di luar jangkauan bagi banyak
orang dan tidak praktis. (Anonim, 2008).
Pelaksanaan :
Mula mula probandus berdiri didepan Bench / bangku dengan
salah satu kaki berada di atas bangku. Saat ada aba-aba Ya/ Peluit,
probandus melakukan gerakan naik turun bangku ( Lihat Gambar 1).
Lakukan gerakan tersebut selama 3-5 menit (menyesuaikan kebutuhan)
dengan kecepatan 30 step / menit (gunakan metronome untuk mengukur
kecepatan langkah) Pencatatan dilakukan dalam tiga periode: 30 menit
setelah istirahat pertama, 30 menit setelah istirahat kedua, 30 menit
setelah istirahat ketiga.
10
11
ml/
kontraksi
dan
meningkat
setara
dengan
150-
fisik, ini bisa meningkat menjadi 80-85% dari curah jantung. Darah
akan dialirkan dari organ besar seperti ginjal, hati, perut, dan usus. Ini
akan meneruskan aliran ke kulit untuk memproduksi panas
(Kusmiyati, 2009).
Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai
dengan kebutuhan masing-masing jaringan baik dalam keadaan
istirahat maupun pada kerja fisik. Jumlah absolut darah yang ke otak
selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung jumlah darah akan
meningkat sesuai dengan bertambahnya beban kerja sedangkan yang
ke ginjal, lambung dan usus akan berkurang pada beban kerja yang
meningkat. Peningkatan arus darah ke otot yang aktif merupakan
kerja persarafan vasodilator dan peningkatan metabolisme yang
menimbulkan penurunan pH atau peningkatan derajat keasaman dan
pada tingkat lokal akan terlihat lebih banyak kapiler dan arteriol a
yang membuka. Faktor lain yang berperan dalam pengaturan arus
darah adalah siklus jantung. Telah diketahui bahwa dengan
bertambahnya beban kerja, akan terjadi peningkatan frekuensi denyut
jantung dan hal ini mengakibatkan lebih singkatnya waktu yang
digunakan untuk satu siklus jantung termasuk fase diastole.
Sedangkan pengisian pembuluh darah koroner yang terbanyak adalah
pada fase diastole. Dengan berkurangnya fase diastole maka arus
darah koroner juga akan berkurang (Kusmiyati, 2009).
5) Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat,, sistole tipikal individu (normal)
adalah 110-140 mmHg dan 60-90 mmHg untuk tekanan darah
diastol. Selama aktivitas fisik tekanan sistol, tekanan selama
kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai 200 mmHg
dan maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet. Tekanan
diastole relaif tidak berubah secara signifikan ketika melakukan
14
selama
kerja
fisik
memperlihatkan
hubungan
antara
Kesanggupan kardiovaskuler
Sebelum percobaan dimulai, aturlah metronom dengan kecepatan
30 kali permenit yaitu sesuai dengan kecepatan naik turunnya bangku
yang akan dilakunkukan. Ukurlah tekanan darah dan kecepatan denyut
nadi orang coba dalam keadaan istirahat (duduk). Bila TD melebihi 160
mmHg (systole) sebaiknya percobban ini jangan dilakukan pada orang
tersebut. Sekarang mintalah orang coba untuk melakukan kerja naik turun
bangku Harvard dengan kecepatan tetap 30 kali naik turun 1 menit yaitu
sesuai dengan bunyi metronome. Kerja ini dilakukan dengan sesanggup
mungkin tetapi tidak lebih dari 5 menit. Setelah selesai dengan kerja
ini,orang segera diminta duduk dan ukurlah TD dan denyut nadi orang
coba. Kemudian dilakukan pencatatan denyut nadi pada 1 menit, 2 menit,
dan 3 menit setelah percobaan.
2. Tensi darah
Metode pemeriksaan yang paling umum digunakan untuk
menentukan tekanan darah pasien adalah metode tak langsung, metode
auskultasi menggunakan stetoskop dan sfigmomanometer. Bagian alat
yang digunakan untuk diikatkan pada lengan berisi kantong karet yang
dapat mengembang (Rhonda M. Jones, 2008).
15
.
1
sebelum mengulangi
kembali
pembacaan
Spygnomanometer
Pengukur waktu
Stetoskop
Bangku Harvard 19nci (1 inchi = 2,54cm)
Metronome (frekuensi 2x ayunan perdetik)
G. Cara Kerja
a) Kesanggupan Kardiovaskuler
1. Metronom diatur sehingga memberikan irama 120/menit
17
18
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kesanggupan kardiovaskular
Nama probandus: Dendy Arikasandi
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis kelamin : Laki-laki
Pemeriksa : Alim Wijaya
Waktu
Denyut nadi
30 detik pertama
58
30 detik kedua
56
19
30 detik ketiga
56
= 88,23
Menurut interpretasi termasuk ke dalam golongan kesanggupan baik.
b. Cara cepat
= 94.04
Menurut interpretasi termasuk ke dalam golongan kesanggupan baik.
2.
B. Pembahasan
1. Harvard step test
Tes Harvard yang telah kita lakukan dapat digunakan untuk
menentukan indeks kesanggupan badan seseorang dalam melakukan
aktivitas otot. Indeks kesanggupan badan seseorang, dapat ditentukan
melalui perhitungan cara lambat dan cepat, dapat diketahui bahwa indeks
kesanggupan badan sangat bergantung dari lamanya probandus mampu
terus menerus naik-turun bangku dan frekuensi denyut nadinya segera
setelah ia melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama probandus mampu
bertahan naik-turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya
pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik pula kesanggupannya.
Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan
Badan (IKB) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus
perhitungan cara lambat dan cepat. Semakin besar nilai dari IKB
seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik (Andrajati,
Retnosari dkk., 2008).
Probandus diminta untuk melakukan aktivitas fisik dalam
percobaan kesanggupan kardiovaskular, yaitu dengan naik turun bangku
Harvard yang bertujuan untuk melihat perbedaan tekanan darah dan
denyut nadi atau perubahan sistem kardiovaskuler sebelum dan setelah
beraktivitas. Percobaan ini, dimulai dengan mengukur tekanan dan denyut
nadi probandus. Namun, pada percobaan yang kami lakukan, tidak
dilakukan pengukuran tekanan darah terlebih dahulu. Sebaiknya,
pengukuran tekanan darah perlu dilakukan terlebih dahulu. Hal ini
21
23
hypertension
Stage
SBP mm Hg o
< 120
120-139
140-159
2 160
DBP mm Hg o
< 80
80-89
90-99
Keterangan
Dan
Atau
Atau
1100
Atau
hypertension
(JNC, 2003).
C. Aplikasi Klinis
1. Gagal Jantung
Patogenesis
Peningkatan beban dihasilkan oleh infark miokardium karena
penurunan dalam otot jantung yang hidup seperti halnya pada berbagai
macam proses penyakit. Semua mengaktifkan berbagai gen jantung.
Respon awal terhadap peningkatan beban jantung adalah hopertrofi miosit
jantung, dengan sedikit apabila ada hyperplasia karena miosit mempunyai
kapasitas sangat terbatas untuk bertambah. Hipertrofi disertai dilatasi
jantung dan pada beberapa kasus pengubahan bentuk ventrikel sebagai
respon terhadap distorsi yang dihasilkan oleh proses penyakit. Pada
awalnya respon ini suatu kompensasi, tetapi akhirnya sebagai penyebab
perjalanan penyakit, jantung gagal mengeluarkan jumlah darah yang
cukup dan menangani semua darah yang kembali ke jantung. Dua proses
yang dibedakan :
a) Disfungsi sistolik, yaitu kontraksi ventrikel melemah dan isi
sekuncup berkurang ;
24
b) disfungsi
diastolik,
yaitu
elastisitas
ventrikel
berkurang,
menarik, yaitu isi sekuncup berkurang pada tiap denyut jantung kedua.
Sebagai hasil, tekanan puncak sistolik berkurang pada tiap denyut jantung
kedua.
Pengobatan gagal jantung kongestif ditujukan untuk memperbaiki
kontraktilitas jantung, mengobati gejala, dan menurunkan beban terhadap
jantung. Akhir-akhir ini pengobatan paling efektif yang dipergunakan
secara umum adalah menghambat produksi angiostensin II dengan
penghambat
enzim
pengubah
angiostensin.
Menghalangi
efek
Diagnosis
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika
tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya
120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung
memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut).
Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan
menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).Sebetulnya
batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas,
sehingga klasifikasi Hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya
tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung
dan pembuluh darah(Ganong,2002).
Gejala
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara
lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara
tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat
ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada
selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta
kelumpuhan (Ganong, 2002).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi
2 yaitu :
a) Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini
masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga
turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya
umur,
stres
psikologis,
dan
hereditas
27
sekunder
adalah
hipertensi
yang
simpatisdenyut
jantung
meningkatreseptor
darahreseptor
pembuluh
renninangiotensinogenangiotensin
Iangiotensin IIvaskontriksi
Obat yang berperan dalam ginjal yaitu :
a) ACE
inhibitor,
berfungsi
sebagai
penghambat
terbentuknya
midodrine,
drugs
pyridostigmine,
(NSAIDs),
caffeine
nonsteroidal
dan
anti-
erythropoietin
(Ganong,2002).
4.
Syok
Syok (renjatan) adalah suatu sindrom yang padanya masih banyak
terdapat kontroversi dan kesimpangsiuran. Sebagiam kesulitan terletak
pada penggunaaan istilah secara longgar oleh ahli ilmu faal dan dokter
serta oleh orang awam. Misalnya syok listrik dan syok spinal tidak
memiliki kaitan dengan keadaan yang ditimbulkan oleh pendarahan dan
kelainan kardiovaskuler terkait. Syok dalam pengertian terbatas sebagai
sebagai syok sirkulasi tetap merupakan kesatuan yang berbeda-beda
tetapi memiliki gambaran umum tertentu. Namun, gambaran yang
terdapat pada semua kesatuan adalah perfungsi jaringan yang tidak
30
adekuat disertai curah jantung yang tidak adekuat baik secara relative
maupun absolute. Curah jantung mungkin tidak adekuat karena jumlah
cairan dalam system vaskuler tidak cukup untuk mengisinya (syok
hipovolemik). Selain itu, curah jantung inadekuat secara relatif karena
ukuran system vaskuler membesar akibat vasodilatasi walaupun volume
darah normal (syok distributif, vasogenik, atau resistensi rendah) syok
juga dapat disebabkan karena kerja pompa jantung yang tidak adekuat
akibat sumbatan aliran darah di paru atau jantung (syok obstruktif)
(Ganong,2002).
5. Stroke
Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan
karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel
otak harus selalu mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar
tetap hidup dan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Oksigen dan
nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam pembuluh-pembuluh
darah yang menuju sel-sel otak. Apabila karena sesuatu hal aliran darah
atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa
menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke
sel-sel otak selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan
kerusakan sel-sel otak. Makin lama penghambatan ini terjadi, efeknya
akan makin parah dan makin sukar dipulihkan. Stroke yang berhubungan
dengan kesanggupan kardiovaskuler adalah stroke haemorrhagic. Stroke
Hemorrhagic
meliputi
pendarahan
di
dalam
otak
(intracerebral
hemorrhage) dan pendarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada
jaringan yang melindungi otak (subarachnoid hemorrhage). Stroke
haemorrhagic , yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di otak. Haemorrhagic stroke
umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70
31
Pembedahan
Beberapa tindakan pembedahan kini dilakukan untuk menangani
penderita stroke. Sulit sekali untuk menentukan penderita mana yang
menguntungkan untuk dibedah.Tujuan utama pembedahan adalah untuk
memperbaiki aliran darah serebral (Ganong,2002).
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki peredaran
darah otak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga
menderita beberapa penyulit seperti hypertensi, diabetes dan penyakit
kardiovaskuler yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi umum
sehingga saluran pernapasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat
dipertahankan (Ganong, 2002).
32
BAB III
KESIMPULAN
1. Denyut nadi berangsur angsur naik sesuai dengan posisi tubuh, di sini kami hanya
melakukan pengukuran dengan posisi duduk jadi hanya mendapatkan satu hasil
percobaan
2. Jantung tidak selalu berkontraksi dengan cepat apabila mendapatkan aktivitas yang
berat. Melainkan bergantung pada kebiasaan pola hidup seseorang.
3. Pola hidup seseorang yang sering beraktivitas memiliki indeks interpretasi yang baik
dibandingkan dengan seseorang yang jarang beraktivitas.
4. Kesanggupan kebugaran seseorang dinyatakan baik apabila indeks interpretasi
berada di atas 80 atau di atas 90.
5. Semakin tinggi indeks interpretasi seseorang semakin lambat jantung dalam
berkontraksi.
6. Semakin rendah indeks interpretasi seseorang semakin cepat jantung dalam
berkontraksi.
7. Faktor faktor yang memengaruhi tekanan darah yaitu, aktivitas fisik, jenis kelamin,
usia, dll.
8. Semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah seseorang semakin tinggi.
9. Semakin tinggi tahanan tepi semakin tinggi pula tekanan darah seseorang.
33
DAFTAR PUSTAKA
2012.
Faktor-
faktor
tekanan
darah.
http://www.scribd.com/doc/56191664/Faktor-Jenis-Kelamin-Dan-Gravitas,
diakses pada tanggal 12 Oktober 2014.
Anonim.2008.Harvard Steps test http://www.fitnessvenues.com/uk/fitness-testingharvard-step-test, diakses tanggal 11 Oktober 2014
Anonim.2008.Harvard Steps test http://www.fitnessvenues.com/uk/fitness-testingharvard-step-test, diakses tanggal 11 Oktober 2014.
Djoko Pekik Irianto. (2004). Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran Dan
Kesehatan. Yokyakarta: ANDI Ofset.
Doohan, James. 2000. The Cardiovascular System and Exercise.
Dwi
artya.
2011,
Pengertian
dari
Kebugaran
Kardiovaskuler,
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-publichealth/2239768-pengertian-dari-kebugaran-kardiovaskuler/#ixzz2DVzbyl8l,
diakses tanggal 11 Oktober 2014.
34
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Guyton,Arthur C dan Hall, John E. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC:
Jakarta.
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
(JNC-VII). NIH publication 03-5233. Bethesda.
Kusmiyati. 2009. Mengenal Tekanan Darah dan Pengendaliannya. Vol. 10 No.1, hal
40-41. Biologi PMIPA FKIP : Unram.
Kusmiyati. 2009. Mengenal Tekanan Darah dan Pengendaliannya. Vol. 10 No.1, hal
40-41. Biologi PMIPA FKIP : Unram.
Redaksi,
2012,
Tekanan
Darah
Arteri,
http://indobeta.com/tekanan-darah-
35