(24410682)
(22410779)
1 Keamanan Kerja
1.
2.
3.
4.
Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta caracara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik didarat,
didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Tempat-tempat demikian tersebar
pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian, industri, pertambangan, perhubungan,
pekerjaan umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja
mengingat resiko bahanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan
mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah
dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya.
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang
aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut.
Baju kerja
Helm
Kaca mata
Sarung tangan
Sepatu
Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut.
Buku petunjuk penggunaan alat
Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
Himbauan-himbauan
Petugas keamanan
1.
2.
3.
4.
5.
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan
usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh
pekerjaan
dan
lingkungan
kerja
maupun
penyakit
umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya
diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan
RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan keadaan
jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.
3. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang
harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan
terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan
dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
Teliti dalam bekerja
Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan
(Sumamur).Sasaran Segala tempat kerja (darat, di dalam tanah, permukaan dan dalam air, udara)
:
Industri
Pertanian
Purtambangan
Perhubungan
Pekerjaan umum
Jas
a.
b.
c.
d.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama
bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,
atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber
bahaya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sebab-sebab kecelakaan
1. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts)
2. Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)
Faktor utama:
1. Peralatan teknis
2. Lingkungan kerja
3. Pekerja
80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia Suatu pendapat:
Langsung atau tidak langsung semua kecelakaan disebabkan oleh semua manusia yang terlibat
dalam suatu kegiatan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure) wajib
dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi utama
dari peralatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah
akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization)
menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja. Pedoman itu antara lain:
a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
c.
Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja.
Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm, masker, kacamata,
atau
alat
perlindungan
telinga
tergantung
pada
profesinya.
manusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan, dan buruh. Persaingan global tidak hanya
sebatas kualitas barang tetapi juga mencakup kualitas pelayanan dan jasa. Banyak perusahaan
multinasional hanya mau berinvestasi di suatu negara jika negara bersangkutan memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan hidup. Juga kepekaan terhadap kaum pekerja dan
masyarakat miskin. Karena itu bukan mustahil jika ada perusahaan yang peduli terhadap K3,
menempatkan ini pada urutan pertama sebagai syarat investasi.
Sistem keamanan dan keselamatan kerja terhadap keseluruhan personil baik Pengawas,
Pelaksana dan juga pekerja terutama yang ada di dalam lingkungan pekerjaan menjadi hal yang
sangat penting dan perlu mendapat perhatian.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan antara lain mengadakan sosialisasi K3, memasang
rambu-rambu peringatan agar bekerja hati-hati dan pemakaian alat-alat pengamanan untuk
keselamatan kerja dan perlindungan terhadap pekerjaan itu sendiri. Untuk melayani apabila
terjadi kecelakaan kecil disediakan kotak/almari P3K mengadakan kerja-sama dengan
Puskesmas terdekat. Apabila Puskesmas tidak mampu akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
Seluruh tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini akan diikut sertakan dalam program Astek
ataupun Jamsostek.
Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3 di proyek adalah agar tidak terjadi
kecelakaan kerja ( zero accident)
Program keselamatan dan kesehatan kerja pada Proyek (RKP) meliputi :
Kondisi lingkungan lengkap dengan perencanaan site.
Struktur organisasi K3
Pokok-pokok perhatian K3
Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan
Identifikasi kondisi dan alat yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Daftar Instansi terkait.
Kondisi Lingkungan dan Perencanaan Site.
Pengaturan jalan mobilitas bahan, tenaga dan alat.
Lokasi penyimpanan bahan/material.
Lokasi fabrikasi
Direksi keet
Barak kerja.
Pokok-pokok perhatian K3 :
Kecelakaan kerja akibat dri penggunaan :
1. Alat / Mesin\
2. Tahapan/metode pelaksanaan.
Penyakit akibat kerja
1. Suara dan asap pengguna alat
2. Penggunaan bahan kimia berbahaya
Pemaparan terhadap kondisi lingkungan.
Pemeliharaan Kesehatan :
Penyediaan air bersih
Pembuatan sarana MCK yang memadai
Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja
Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat
Karyawan
Orang yang mempunyai tanggung jawab penuh
Operator
Pengunjung lokal/tamu
Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi :
Pemasangan bendera K3, bendera perusahaan dan bendera Negara Republik Indonesia.
Pemasangan sign board K3 berupa slogan-slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja
dengan selamat, gambar-gambar atau pamflet tentang bahaya / kecelakaan yang mungkin terjadi
di lokasi pekerjaan. Slogan maupun pamflet dapat dipasang di kantor proyek dan lokasi
pekerjaan berlangsung .
Safety Patrol : Suatu team yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan patroli selama
lebih kurang 2 jam (tergantung lingkup proyek). Dalam patroli masing-masing anggota safety
patrol mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan/yang mempunyai resiko kecelakaan.
Ketentuan/tolok ukurnya adalah : Safety Plan, Panduan pelaksanaan K3 dan hal-hal yang secara
teknis mengandung resiko.
Safety Supervisor : Petugas yang ditunjuk oleh Manager Proyek yang secara terus menerus
mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3 : Safety
Supervisor berwenang menegur dan memberikan instruksi langsung terhadap para pelaksana di
lapangan.
Safety Meeting : Rapat membahas hasil/laporan dari safety patrol maupun hasil/laporan dari
safety supervisor. Yang paling utama dalam safety meeting adalah perbaikan atas pelaksanaan
kerja yang tidak sesuai K3 dan perbaikan system kerja untuk mencegah penyimpangan tidak
terulang kembali.
Pelaporan dan Penanganan Kecelakaan : Pelaporan dan Penanganan kecelakaan terdiri dari
kecelakaan ringan, kecelakaan berat, kecelakaan dengan korban meninggal dan kecelakaan
peralatan berat.
Perlengkapan K3
Tandu Orang
Alat pemadam kebakaran
Rambu-rambu petunjuk
Spanduk K3
MCK
Pompa air
Mushola
Bedeng pekerja
Ruang Klinik
P3K
Papan pengumuman.
Manajemen Pelaksanaan K3L dalam Pelaksanaan di Proyek
Perusahaan Jasa Konstruksi dalam melaksanakan pekerjaannya banyak menyerap tenaga
kerja, baik yang mempunyai kemampuan dan keahlian cukup maupun yang terbatas. Kegiatan
jasa konstruksi melibatkan banyak tenaga kerja, peralatan konstruksi, mesin-mesin, bahan
bangunan dan menerapkan berbagai macam teknologi. Dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi sering terjadi berbagai macam masalah seperti robohnya perancah, tenaga kerja jatuh
dari ketinggian, terkena aliran listrik dan kecelakaan kerja lainnya. Untuk itu disusun Standart
K3L bagi sector jasa konstruksi yang ditujukan agar ditempat kerja tidak terjadi kerugian,
gangguan ataupun kecelakaan, menjaga keselamatan, kesehatan, sehingga pekerja dapat
melakukan pekerjaan merasa aman terhadap bahaya.
Syarat-syarat Manajemen K3L yang akan diterapkan di proyek antara lain sebagai berikut :
Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap melaksanakan kegiatan guna
mencegah dan mengurangi kecelakaan.
Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan
Membekali peralatan keamanan pada para pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan
Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit dengan menjaga kebersihan setiap pekerja.
Memelihara kesehatan dengan mengadakan pemeriksaan berkala dari ahli dalam bidang
kesehatan.
Memperoleh keserasian antara kondisi lingkungan setempat dengan keberadaan tenaga kerja,
peralatan kerja dan proses dan metode kerja.
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada para pekerja yang sedang bekerja.
Menyediakan fasilitas MCK yang mencukupi bagi pekerja.
Menyediakan obat-obatan di proyek.
SOP-JSA
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Dalam merancang suatu Standard Operating Procedure (SOP), diperlukan suatu pemahaman
tentang defenisi dari SOP tersebut, fungsi dan tujuan SOP, Manfaat SOP, maupun bentuk dan
cara pembuatan SOP. Berikut penjelasan dari hall-hal yang di sebut di atas :
Defenisi Standard Operating Procedure
1.
Ada banyak defenisi tentang Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu panduan yang
menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan.
2. Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksi yang mengambarkan
pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi.
3. Standard Operating Procedure (SOP) adalah sebuah panduan yang dikemukakan secara jelas
tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan
sehari-hari.
4. Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk
memecahkan suatu masalah.
Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure
Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure (SOP) adalah untuk mendefenisikan semua
konsep dan teknik yang penting serta persyaratan dibutuhkan, yang ada dalam setiap kegiatan
yang dituangkan ke dalam suatu bentuk yang langsung dapat digunakan oleh karyawan dalam
pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
SOP yang dibuat harus menyertakan langkah kegiatan yang harus dijalankan oleh semua
karyawan dengan cara yang sama. Oleh sebab itu, SOP dibuat dengan tujuan memberikan
kemudahan dan menyamakan presepsi semua orang yang berkepentingan sehingga dapat lebih
dipahami dan dimengerti.
Manfaat Standard Operating Procedure
Standard Operating Procedure (SOP) dibuat dengan maksud dan tujun tertentu, sehingga
memberikan manfaat bagi pihak yang bersangkutan.
Berikut beberapa manfaat dari SOP :
Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah ada arah yang jelas.
Dapat meningkatkan komunikasi antar pihak-pihak yang terkait, terutama pekerja dengan
pihak manajemen.
1.
2.
3.
4.
Bentuk SOP
Simple Steps
Hierarchical atau Graphic
Flowchart
Flowchart
Selain bentuk SOP, ada hal-hal yang juga penting untuk disertakan dalam pembuatannya, yaitu
judul harus jelas dan dapat menggambarkan apa yang menjadi tujuan dari prosedur tersebut,
nama orang atau unit yang bertanggung jawab terhadap prosedur tersebut, tanggal berlakunya
prosedur ataupun hasil revisinya.
Penulisan Standard Operating Procedure
Standard Operating Procedure (SOP) dapat dikaitkan baik jika semua yang tertulis didalamnya
dapat dibaca dan dimengerti oleh setiap orang yang menggunakannya. Oleh sebab itu diperlukan
suatu cara yang benar dalam pembuatan Standard Operating Procedure. Berikut cara efektif
dalam membuat Standard Operation Procedure :
1. Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedur dalam kalimat yang pendek. Kalimat
yang panjang lebih susah dimengerti.
2. Menuliskan setiap tahapan proses pada suatu prosedur dalam bentuk kalimat perintah. Kalimat
perintah menunjukan langsung apa yang harus dilakukan.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Mengkomunikasikan dengan jelas setiap kata yang digunakan pada suatu prosedur.
Menggunakan istilah-istilah atau singkatan yang memang sudah umum digunakan dalam
kegiatan sehari-hari.
Pembuatan Standard Operating Procedure harus dengan format yang konsisten, sehingga pihak
yang menggunakan menjadi terbiasa dan mudah.
Memahami Standard Operating Procedure yang dimaksud. Berikut susunan isi Standard
Operating Procedure :
Lembar Data Dokumen (Document Data Sheet).
Berisi tentang semua informasi yang mewakili dokumen itu sendiri, antara lain nama dokumen,
siapa yang membuat, kapan dokumen disetujui, siapa yang menyetujui, ringkasan dar isi
dokumen, dll.
Tujuan dan Ruang Lingkup.
Berisi tentang penjelasan tujuan dibuatnya prosedur dan alasan mengapa prosedur tersebut
dibutuhkan serta penjelasan batasan-batasan dan area pembahasan prosedur yang dibuat.
Prosedur
Prosedur merupakan bagian utama dari dokumen. Prosedur yang dibuat merupakan gambaran
dari suatu proses yang menjelaskan dalam detail setiap urutan prosesnya. Form yang digunakan
pada suatu proses juga dijelaskan.
Tugas dan Tanggung Jawab
Berisi tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait dalam suatu proses.
Pelaksanaan Standard Operating Procedure
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ada tujuh tahapan atau langkah yang dapat digunakan untuk membuat suatu prosedur yang baik
dan memaksimalkan semua potensi yang ada, antara lain sebagai berikut :
Menentukan tujuan yang ingin dicapai.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai. Suatu
prosedur akan berjalan dengan baik apabila dirancang dengan tujuan yang spesifik yang ingin
dicapai. Selanjutnya menentukan tujuan akhir oleh perusahaan melalui manajemen yang baik
dengan SOP yang sudah dibuat.
Membuat rancangan awal
Setelah tujuan selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk SOP yang akan
digunakan. Jika bentuk awalnya adalah flowchart, langkah awalnya adalah menentukan point
utama yang menjadi pokok permasalahan. Selanjutnya, menentukan keputusan tentang apa yang
dibutuhkan oleh pekerja untuk dilakukan dan tindakan penanganannya.
Dalam membuat rancangan awal disarankan tidak membuat secara detail, sampai didapatkan
prosedur yang benar-benar sesuai dengan kenyataan.
Melakukan evaluasi internal
Setelah prosedur selesai dibuat, lakukan evaluasi dengan cara menyerahkan prosedur kepada
orang-orang yang bersangkutan. Dengan menyerahkan tersebut diharapkan dapat menerima
saran-saran perbaikan sehingga dapat dilakukan perbaikan supaya menjadi dipahami dan lebih
akurat.
Melakukan evaluasi eksternal
Hal yang paling penting dalam melakukan evaluasi eksternal adalah keberadaan tim penasehat
yang berasal dari perusahaan. Tim penasehat tersebut akan menilai dan mengevaluasi secara
murni berdasarkan ilmu yang dimiliki dan hasil perbandingan dengan perusahaan lain yang
sejenis.
Melakukan uji coba
Satu-satunya cara untuk mengetahui prosedur yang dibuat sudah efektif yaitu dengan mencoba
menjalankan langsung prosedur tersebut. Setelah dijalankan langsung, maka akan diketahui
apakah ada langkah-langkah pada prosedur yang tidak benar dan tidak sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
Menempatkan Prosedur pada unit terkait
Setelah dilakukan uji coba, SOP diletakan pada bagian atau unit yang terkait. Peletakan SOP
sebaiknya pada tempat yang memungkinkan setiap orang yang berkepentingan dapat melihat
dengan mudah. Jika memungkinkan, prosedur dicetak dalam ukuran yang besar sehingga para
operator dapat dengan mudah melihat dan membacanya.
7. Menjalankan Prosedur yang sudah dibuat
Langkah terakhir yang harus dilakukan dalam pembuatan SOP adalah menjalankan prosedur
yang sudah dibuat sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat. Pastikan semua pihak
bersangkutan mengerti mengapa pelaksanaan SOP harus benar-benar dijalankan.
Konsep Work Instruction (WI)
Work Instruction (WI) menyediakan seluruh yang dibutuhkan secara detail untuk melakukan
pekerjaan yang spesifik dengan benar dan sesuai standar yang baku. Work Instruction (WI)
menunjukan bagaimana organisasi menghasilkan suatu produk atau menyediakan pelayanan dan
system control untuk meningkatkan system kualitas dari produk tersebut agar sesuai dengan
standar.
Work Instruction (WI) merupakan bagian dari Standard Operating Procedure (SOP). Pembuatan
Work Instruction (WI)harus jelas, akurat, dan selalu didokumentasikan serta tidak boleh
mengandung penjelasan yang meragukan. WI harus menggambarkan kenapa WI tersebut dibuat,
kapan harus selesai, apa yang harus dikerjakan, perlengkapan apa saja yang akan dipakai, dan
kriteria apa saja yang harus dipenuhi. Penyusunan WI membuat berbagai komponen didalamnya,
yaitu sebagai berikut :
1. Lembar Data Dokumen (Document Data Sheet).
Berisi tentang semua informasi yang mewakili dokumen itu sendiri, antara lain nama dokumen,
siapa yang membuat, kapan dokumen disetujui, siapa yang menyetujui, ringkasan dari isi
dokumen, dll.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup.
Berisi tentang penjelasan tujuan dibuatnya dokumen dan alas an mengapa dokumen tersebut
dibutuhkan serta penjelasan batasan-batasan dan area pembahasan prosedur yang dibuat.
3. Peosedur
Prosedur merupakan bagian utama dari dokumen. Prosedur yang dibuat merupakan gambaran
dari suatu proses yang menjelaskan dengan detail setiap urutan prosesnya. Form yang digunakan
pada suatu proses juga dijelaskan.
1. Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang
berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius.
2. Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.
3. Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya.
4. Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan kerja yang
spesifik untuk setiap pekerjaan.
Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :
1. Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.
2. Membuat kontak keselamatan pekerja.
3. Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.
4. Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
5. Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.
6. Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
7. Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode kerja.
8. Mengidentifikasi usaha perlindungan yang dibutuhkan di tempat kerja.
9. Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.
10. Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.
11. Mengurangi absent.
12. Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.
13. Meningkatkan produktivitas.
14. Adanya sikap positif terhadap keselamatan.
Mengembangkan Sebuah JSA
a. Memilih Pekerjaan
Pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan harus dianalisa
terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa, supervisor sebuah departemen
harus memenuhi faktor berikut ini :
frekuensi kecelakaan.
Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan prioritas utama dalam JSA.
kekerasan potensi
Beberapa pekerjaan mungkin tidak mempunyai sejarah kecelakaan namun mungkin berpotensi
untuk menimbulkan bahaya.
Pekerjaan baru
JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa tidak boleh ditunda hingga
kecelakaan atau hamper terjadi kecelakaan.
mendekati bahaya
Pekerjaan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi prioritas JSA.
b. Membagi Pekerjaan
Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk melakukan observasi. Pilihlah
pekerja yang berpengalaman, mampu dan kooperatif sehingga mampu berbagi ide. Jelaskan
tujuan dan keuntungan dari JSA kepada pekerja.
Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis langkah dasar JSA. Rekaman video
pekerjaan dapat digunakan untuk peninjauan di masa mendatang. Pertanyakan langkah awal
pekerjaan dilanjutkan langkah selanjutnya dan seterusnya.
c. Identifikasi Bahaya dan Potensi Kecelakaan Kerja
Tahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah identifikasi semua bahaya termasuk dalam
setiap langkah. Identifikasi semua bahaya baik yang diproduksi oleh lingkungan dan yang
berhubungan dngan prosedur kerja.
Tanyakan pada diri masing-masing pertanyaan berikut untuk setiap tahap:
1. adakah bahaya mogok, akan mogok atau kontak yang berbahaya dengan objek pekerjaan?
2. Dapatkah pekerja memegang objek dengan aman?
3. Dapatkah gerakan mendorong, menarik, mengangkat, menekuk atau memutar yang
dilakukan menyebabkan ketegangan?
4. Adakah potensi tergelincir atau tersandung?
5. Adakah bahaya jatuh ketika pekerja berada di tempat tinggi?
6. Dapatkah pekerja mencegah bahaya saat kontak dengan sumber listrik dan kontak putus?
7. Apakah lingkungan berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan? Adakah konsentrasi gas
beracun, asap, kabut, uap, debu, panas atau radiasi?
8. Adakah bahaya ledakan?
d. Mengembangkan Solusi
Langkah terakhir dalam JSA adalah mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk mencegah
kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan:
1. Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan
2. Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya.
3. Mengubah prosedur kerja,