Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Ekstraksi padat cair, yang sering disebut leaching, adalah proses pemisahan zat
yang dapat melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut
(innert) dengan menggunakan pelarut cair. Operasi ini sering dijumpai di dalam industry
metalurgi dan farmasi, misalnya pada pemisahan biji emas, tembaga dari biji-bijian
logam, produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuhan tertentu agar memiliki harga
yang lebih bernilai. Hingga kini, teori tentang leaching masih sangat kurang, misalnya
mengenai laju operasinya sendiri belum banyak diketahui orang, sehingga untuk
merancang peralatannya sering hanya didasarkan pada hasil percobaan saja.
2. Tujuan
1) Menjalankan peralatan ekstraksi dengan benar dan aman
2) Menjelaskan fenomena perpindahan massa
3) Menghitung efisiensi tahap percobaan dari hasil ekstraksi
4) Menghitung kalor tepakai dari steam oleh pemanasan pelarut

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Extraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai

separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponenkomponen dalam campuran. Contoh ekstraksi : pelarutan komponen-komponen kopi dengan
menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara lain
menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fase
dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang
suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu
ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan
solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang
digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan Istilah-istilah berikut ini
umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:
1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi
2. Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi
3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi
4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya
6. Ekstraktor: Alat ekstraksi
7. Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat
8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi dari bahan
ekstraksi yang cair
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan diperoleh
(ekstrak), melainkan mula-mula hanya terjadi pengumpulan ekstrak dalam pelarut. Ekstraksi
akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang banyak. Setiap tahap
menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah konsentrasi larutan ekstrak makin
lama makin rendah, dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadi besar, sehingga untuk
mendapatkan pelarut kembali biayanya menjadi mahal.
Semakin kecil partikel dari bahan ekstraksi, semakin pendek jalan yang harus
ditempuh pada perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga semakin rendah tahanannya.
Pada ekstraksi bahan padat, tahanan semakin besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakin
halus dan jika ekstrak semakin terbungkus di dalam sel (misalnya pada bahan-bahan alami).
2.2 Ekstraksi Padat Cair (Leaching)

Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan
dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi
dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan
melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian
dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara
larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau
kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair, yaitu:
a. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat dan fase cair,
maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin.
b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan
ekstraksi.
c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar) pada
umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.
2.2.1. Metoda Operasi
Dikenal 4 jenis metoda operasi ekstraksi padat-cair. Berikut ini disajikan uraian
singkat mengenai masing-masing metoda tersebut:
a.

Operasi dengan Sistem Bertahap Tunggal


Dengan metoda ini, pengontakan antara padatan dan pelarut dilakukan sekaligus, dan
kemudian disusul dengan pemisahan larutan dari padatan sisa. Cara ini jarang ditemukan
dalam operasi industri karena perolehan solut yang rendah.

Gambar 2.1 Sistem operasi ekstraksi bertahap tunggal

Untuk sistem ini neraca massa adalah sebagai berikut:


a. Neraca massa innert
B = NF.F = E1.N1 (1)
b. Neraca massa zat terlarut
F.yF + R0.x0 = E1.y1 + R1.x1 (2)
c. Neraca massa pelarut
F.(1-yF ) + R0.(1- x0 ) = E1.(1-y1) + R1.(1-x1) (3)
d. Neraca untuk larutan (A+C)
F + R0 = E1 + R1 = M1 (4)
Disini M1 menyatakan jumlah campuran secara keseluruhan (innert+solut+pelarut).
Untuk meletakkan titik M1 ini di dalam koordinat segi empat, terlebih dahulu harus dihitung:

Gambar 2.2 Perhitungan secara grafik untuk sistem bertahap tunggal

Keterangan:
A = jumlah pelarut murni
B = jumlah innert
C = jumlah zat terlarut
E = jumlah larutan yang berada bersama padatan
F = jumlah larutan yang berada bersama padatan umpan
M = jumlah total larutan dalam campuran
N = B/(A+C)
R = jumlah larutan dalam aliran atas
x = C/(A+C) dalam aliran atas
y = C/(A+C) dalam aliran bawah
b. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar atau aliran silang.
Operasi ini dimulai dengan pencampuran umpan padatan dan pelarut dalam tahap
pertama; kemudian aliran bawah dari tahap ini dikontakkan dengan pelarut baru pada tahap
berikutnya, dan demikian seterusnya. Larutan yang diperoleh sebagai aliran atas dapat
dikumpulkan menjadi satu seperti yang terjadi pada sistem dengan aliran sejajar, atau
ditampung secara terpisah, seperti pada sistem dengan aliran silang.

Gambar 2.2 Sistem bertahap banyak dengan aliran sejajar

Gambar 2.3 Sistem bertahap banyak dengan aliran silang

Pada dasarnya, penulisan neraca massa untuk sistem ini sama dengan pada system
bertahap tunggal. Neraca massa total utnuk larutan:
F + Rn+1 = R1 + En = M (7)
Sedangkan untuk terlarut, neraca massa totalnya adalah:
F.yF + Rn+1 . xn+1 = R1 x1 + En yn = M ym (8)
Dari persamaan-persamaan di atas dapat diturunkan hubungan yang menyatakan
koordinat-koordinat titik M:
NMI= B /(F + Rn+1)

Dengan menyusun kembali persamaan akan didapt persamaan berikut


F - R1 = En Rn+1 = R (11)
Persamaan ini berlaku pula untuk tahap-tahap yang lain:
F R1 = E2 R2 R2 = E3 R3 = R (12)
R merupakan perbedaan jumlah aliran bawah dan atas pada setiap tahap. Bila data
kesetimbangan suatu sistem 3 komponen yang terlibat dalam operasi ini diketahui, maka
dengan menggunakan persamaan-persamaan di atas, jumlah tahap yang diperlukan untuk
memperoleh solut dalam jumlah tertentu dapat dihitung secara grafik.

Gambar 2.4 Perhitungan secara grafik untuk sistem bertahap banyak dengan aliran
berlawanan
c.

Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan


Dalam sistem ini, aliran bawah dan atas mengalir secara berlawanan. Operasi
dimulai pada tahap pertama dengan mengontakkan larutan pekat yang merupakan aliran atas

tahap kedua, dan padatan baru. Operasi berakhir pada tahap ke-n (tahap terakhir), dimana
terjadi pencampuran antara pelarut baru dan padatan yang berasal dari tahap ke-n (n-1).
Dapat dimengerti bahwa sistem ini memungkinkan didapatkannya perolehan solut yang
tinggi, sehingga banyak digunakan di dalam industri.

Gambar 2.5 Sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan


d.

Operasi secara batch dengan sistem bertahap banyak dengan aliran berlawanan
Sistem ini terdiri dari beberapa unit pengontak batch yang disusun berderet atau
dalam lingkaran yang dikenal sebagai rangkaian ekstraksi (extraction battery). Didalam
sistem ini, padatan dibiarkan stationer dalam setiap tangki dan dikontakkan dengan beberapa
larutan yang konsentrasinya makin menurun. Padatan yang hamper tidak mengandung solut
meninggalkan rangkaian setelah dikontakkan dengan pelarut baru, sedangkan larutan pekat
sebelum keluar dari rangkaian terlebih dahulu dikontakkan dengan padatan baru di dalam
tangki yang lain.

Gambar 2.6 Operasi batch bertahap empat dengan aliran berlawanan


DAFTAR PUSTAKA

Wibawa, Indra Dwi Sukma. .Ekstraksi Cair-Cair. http:/ekstraksi-cairindrawibawa-tekimunila.pdf. Diunduh 2 Oktober 2015.
Departemen Teknik Kimia ITB. . http:/epc-ekstraksi-padat-cair.pdf. Diunduh 2 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai