Anda di halaman 1dari 5

Corynebacterium diphtheriae

Morfologi dan fisiologi


Berukuran 1,5-5 m x 0,5-1 m dan salah satu ujungnya biasanya
menggembung. Sangat peka terhadap disinfektan, tetapi dapat bertahan
dalam air mendidih selama 1 menit dan pada suhu 58 selama 10 menit.
Menyerang saluran napas, laring, amandel, tonsil, tenggorokan, dan
nasofaring. Menyebabkan penyakit difteri. Sering menyerang anak-anak
kurang dari 15 tahun (terutama 1-9 tahun) yang tidak mendapatkan
imunisasi. Dapat juga terjadi pada orang dewasa yang tidak divaksinasi dan
bayi baru lahir.
Patogenesis dan Gejala
Penyakit infeksi akut, dengan masa inkubasi 1-7 hari. Ditularkan
melalui kontak hubungan dekat/percikan ludah dari batuk dan bersin
penderita. Dapat juga melalui benda/makanan yang sudah terkontaminasi.
Bisa juga melalui udara yang dicemari oleh penderita yang akan
sembuh/carrier.
Proses Penginfeksian dalam Tubuh

Masuk melalui saluran napas bagian atas


Berkembang biak pada lapisan superfisial selaput lendir
Masuk ke dalam tubuh, melepaskan racun ke peredaran darah
Menyebabkan kerusakan jaringan di seluruh tubuh terutama jantung
dan saraf

Corynebacterium diphtheriae biasa menyebabkan peradangan pada


mulut/tenggorokan dan menyebar ke pita suara dan dapat menyebabkan
pembengkakkan sehingga saluran udara menyempit dan terjadi gangguan
pernapasan
Pencegahan : Pemberian vaksin DPT pada balita
Pengobatan : Memberikan antitoksin dan pemberian penisilin/antibiotik lain
seperti tetrasiklin dan eritromisin

Mycobacterium tuberculosis
Morfologi dan Fisiologi
Berbentuk batang lurus atau bengkok, dengan panjang 1-4 mikron dan
lebar 0,2-0,8 mikron. Dapat hidup tunggal/bergerombol, tidak bergerak, tidak
berspora, dan tidak bersimpai. Gram-positif yang bersifat tahan asam.
Merupakan aerob obligat sehingga dapat tumbuh dengan baik dalam paruparu. Pertumbuhan berlangsung cukup lambat, waktu generasi 12-18 jam.
Penularan
Sebagian besar TBC disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Sebagian besar orang, pada saat terinfeksi tidak langsung berkembang
menjadi penyakit TBC. Pada umumnya bersifat dorman selama beberapa
waktu dan biasanya berkembang secara aktif setelah 3-6 bulan terinfeksi.
Secara patologis, penyakit TBC dibagi menjadi dua,
TBC Primer
Partikel infektif menetap pada saluran napas bila terhirup. Jika
menetap pada paru-paru, maka akan tumbuh dan berkembang biak dalam
sitoplasma makrofag. Bakteri akan membentuk sarang tuberkulosis
pneumonia kecil/sarang Ghon. Peradangan saluran getah bening akan timbul
dari sarang primer menuju hilus (limfangitis lokal) dan pembesaran kelenjar
getah bening (limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal dan
limfadenitis regional membentuk kompleks primer
TBC Sekunder
Mycobacterium tuberculosis dorman pada TBC primer dapat
berkembang bertahun-tahun kemudian menjadi TBC dewasa/sekunder.
Terjadi karena penurunan imunitas. Dimulai dari sarang dini yang ada
dibagian atas paru lalu berinvasi ke parenkim paru. Bentuknya sarang Ghon.
Kemudian menjadi Tuberkel dalam 2-10 minggu. (Tuberkel : suatu granuloma
yang terdiri atas sel2 histiosit dan sel2 dartia-Langhans ( sel besar memiliki
banyak inti) yang dikelilingi oleh sel limfosit yang memiliki berbagai jaringan
ikat)

Gejala penyakit

Demam : Menyerupai influenza, serangan pertama bisa sembuh


sebentar, kemudian dapat timbul kembali
Batuk/batuk darah : iritasi pada bronkus, batuk diperlukan untuk
membuang produk radang dari saluran napas dan berdarah karena
terjadi adanya pembuluh darah yang pecah
Sesak napas : Terjadi ketika infeksi sudah berlanjut, yaitu infiltrasi
sudah meliputi setengah bagian paru-paru
Nyeri dada : Jarang terjadi, timbul ketika radang sudah sampai ke
pleura sehingga terbentuk pleuritis
Malas : Tidak nafsu makan, badan makin kurus, sakit kepala, meriang,
nyeri otot, dan berkeringat di malam hari

Pencegahan

Menghindari kontak langsung dengan penderita

Menjalankan pola hidup sehat

Sanitasi lingkungan yang baik harus dipelihara

Pemberian vaksin BCG (bacille calmette guerin) segera setelah bayi


lahir

Bordetella pertussis
Morfologi dan Fisiologi
Berbentuk kokobasilus tunggal, berpasangan, atau berkelompok. Tidak
dapat bergerak dan memiliki kapsul/simpai yang hanya terlihat dengan
pewarnaan khusus. Bentuk koloni cembung, halus, mengilap, dan tembus
cahaya. Merupakan bakteri aerob.
Patogenesis dan Gejala
Menyebabkan batuk rejan yang ditandai dengan batuk paroksismal
(batuk
yang
hebat).
Pada
orang
dewasa
menyebabkan
batuk
berkepanjangan. Gejala umumnya timbul 10 hari setelah kontak dan masa
inkubasi 5-21 hari.
Penyakit ini terbagi dalam 3 stadium :

Stadium prodromal/kataral
Infeksi saluran napas atas ringan, seperti batuk ringan, bersin,
keluar cairan dari hidung, dan kadang2 konjungtivitis.
Stadium paroksismal
Peningkatan batuk paroksismal. Dalam 15-20 detik terjadi 5-20
batuk beruntun, biasa diakhiri dengan keluarnya lendir/muntah,
dan tidak ada kesempatan untuk bernapas di antara batuk2
tersebut.
Stadium konvalesen
Batuk selama beberapa bulan setelah permulaan sakit.
Keparahan penyakit bervariasi.

Pencegahan : Menghindari kontak langsung dengan penderita, imunisasi,


vaksinasi aktif pada bayi dengan vaksin DPT, setiap bayi sebaiknya
menerima 3 suntikan vaksin pertusis selama 1 tahun pertama dan serum
tambahan sampai 5 dosis
Pengobatan : Diberikan eritromisin sebagai antibiotik, bisa juga tetrasiklin,
kloramfenikol, dan ampisilin. Pengobatan serangan hebat dengan cara
inhalasi dan pemberian oksigen

Mycoplasma pneumoniae
Morfologi dan Fisiologi
Berbentuk bundar agak datar, berdiameter 10 m, berpinggiran
bening, bagian tengah keruh dan granuler. Pertumbuhan sangat lambat,
yaitu 5-10 hari bahkan lebih. Tidak memiliki dinding sel yang mengontrol
ketidakstabilan osmosis karena tidak memiliki dinding sel, Mycoplasma
penumoniae mudah melakukan pertukaran senyawa antara inang dan
bakteri
Patogenesis dan Gejala
Penyebab utama pneumonia atipikal primer, tetapi penyakit ini juga
dapat disebabkan oleh virus, klamidia, dan riketsia. Masa inkubasi infeksi 1-4
minggu. Rasa lesu, demam, sakit tenggorokan, batuk kering, nyeri dada, dan
sputum mengandung bercak-bercak darah
Pengobatan : Mycoplasma pneumoniae tidak memiliki dinding sel, antibiotik
golongan betalaktam (penisilin dan sefalosporin) tidak dapat dipakai.
Antibiotik yang digunakan adalah tetrasiklin dan eritromisin.

Legionella pneumophila
Morfologi dan Fisiologi
Sukar diwarnai, bersifat Gram-positif. Dapat tumbuh pada telur
berembrio/pada perbenihan kompleks yang diperkaya dengan suplemen
biologik. Dapat ditemukan pada biopsi jaringan paru dan sesekali ditemukan
pada cairan pleura, darah, dan dahak.
Patogenesis dan Gejala
Tidak ditularkan melalui kontak langsung dari penderita. Diperoleh dari
sumber-sumber lingkungan melalui inhalasi udara/debu yang berhubungan
dengan sistem pendingin udara/penggalian tanah. Gejala yang terjadi
demam tinggi, menggigil, lesu, batuk tidak produktif, hipoksia, diare, dan
lemas.
Pengobatan : Pemberian antibiotik eritromisin dan antibiotik golongan
makrolida, seperti azitromisin

Anda mungkin juga menyukai