Kelompok 2:
1. Abdi Naufal Ramadhan
(125090200111017)
(125090200111003)
3. Deka Permatasari
(125090200111014)
4. Kharisul Ihsan
(125090200111002)
Tabel 1. Berikut merupakan tipe dari golongan polar yang ditemukan di dalam surfaktan
No.
Nama
Karboksilat
Sulfat
Sulfonat
Amina primer
Amina sekunder
Amina tersier
Golongan piridin
Gugus
3.
Hukum Traube
Pada tahun 1881 , Traube telah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai materi
yang memiliki permukaan aktif. Dia menemukan bahwa di dalam larutan cair memiliki deret
homolog seperti R(CH2)nX, setiap gugus metilen CH2- berikutnya di dalam rantai molekul
meningkatkan aktivitas permukaan suatu molekul sebesar 3,2 kali. Dengan kata lain, untuk
menurunkan tegangan permukaan dari sebuah larutan oleh , hal tersebut cukup untuk
menggunakan konsentrasi yang lebih rendah 3,2 kalinya dari surfaktan selanjutnya dalam
deret daripada satu deret yang sebelumnya. Hukum Traube berhubungan dengan tegangan
permukaan dari kapiler aktif senyawa organik untuk jumlah dari hidrokarbon -CH2- yang
muncul.
Memperhitungkan 2 larutan dari 2 surfaktan yang seri homolog dengan tegangan permukaan
() yang sama dapat diketahui dari persamaan Szyszkowskis:
Gambar 3.1. Ilustrasi perubahan tegangan permukaan dari seri homolog larutan asam
karboksilat
Gambar tersebut menunjukkan penekanan bahwa aktivitas surfaktan juga tergantung pada
sifat pelarut.
4. Micelles (Misel)
Pada topik ini juga mengenai elektrolit koloid, seperti contohnya garam natrium
asam miristat (natrium miristat, natrium tetradekanoat, garam natrium asam
tetradekanoat) C12H27COONa, ketika mencapai konsentrasi sangat rendah yaitu
0,01-0,02 mol/dm3 maka tegangan permukaannya menurun tajam dan
selanjutnya terjadi peningkatan konsentrasi senyawa yang tidak mempengaruhi
nilai tegangan permukaan. Hal ini merupakan hasil dari pembentukan yang
disebut misel dalam larutan dan konsentrasinya secara praktis konstan pada
permukaan larutan
Bulat (spherical),
Silinder (cylindrical),
Bentuk misel adalah seperti cairan. Pada gambar 4.2 ditunjukkan secara skematis bentuk
misel sesuai keterangan di atas.
Gambar 4.3. A) Gambar potongan melintang struktur yang dapat dibentuk oleh fosfolipid di
dalam larutan air. B) Skema dari misel yang dibentuk oleh fosfolipid di dalam larutan air. C)
Skema dari misel yang dibentuk oleh fosfolipid di dalam pelarut organik.
Seperti pada gambar 4.3 dalam suatu larutan non-air (pelarut organik) misel terbentuk secara
terbalik, yaitu ekor yang hidrofobik diarahkan ke luar larutan. Di dalam misel ada molekul air
yang menstabilkan misel. Pembentukan misel disertai dengan perubahan sifat fisikokimia
dari larutan secara tiba-tiba.