Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Ansietas adalah kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat

subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik penyakit dalam


keluhan somatik. Orang yang mengalami ansietas mudah mengalami
emosi dan emosi itu sendiri bersifat subyektif. Pasien akan merasa takut
tanpa penyebab yang jelas. Ansietas itu sendiri terjadi akibat adanya
ancaman pada harga diri, identitas diri, serta koping pasien. Untuk
mengatasi ansietas, pasien perlu mengadakan keseimbangan antara
keberanian dan kecemasan.
Ansietas memiliki tingkatan sebagai berikut :
1. Ansietas ringan: pd kehidupan sehari-hari. Individu sadar. Lahan
persepsi meningkat (mendengar, melihat, meraba lebih dari
sebelumnya). Perlu untuk memotivasi belajar, pertumbuhan, dan
kreativitas.
2. Ansietas sedang: lahan persepsi menyempit (melihat, mendengar,
meraba menurun dpd sblmnya). Fokus pd perhatian segera.
3. Ansietas berat: lahan persepsi sangat sempit, hanya bisa
memusatkan perhatian pd yg detil, tdk yg lain. Semua perilaku
ditujukan untuk menurunkan ansietas.
4. Panik: hilang kontrol, hanya bisa menurut perintah
Perempuan berumur 30 tahun dirawat di sebuah rumah sakit
pasca operasi caesaria, perempuan itu mengalami beberapa ansietas
tentang koping keluarga, dan juga fisiknya. Perawat harus menemukan
cara untuk mengatasi masalah ansietas pasien. Dan juga dapat
menerapkan teori-teori keperawatan secara tepat dan sesuai.
1.2.

Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana Penerapan pendekatan profesional keperawatan
berdasarkan trigger?

1.2.2. Bagaimana

Penerapan

teori

model

yang

tepat

dan

alasannya berdasarkan trigger?


1.2.3. Bagaimana Penerapan konsep sehat sakit dan stress
adaptasi berdasarkan trigger?
1.2.4. Bagaimana
Penerapan
konsep

tumbuh

kembang

berdasarkan trigger?
1.2.5. Bagaimana Penerapan teori kebutuhan dasar manusia
berdasarkan trigger?
1.2.6. Bagaimana Penerapan

konsep

berubah

berdasarkan

trigger?
1.2.7. Bagaimana Penerapan konsep transkulturan keperawatan
berdasarkan trigger?
1.2.8. Bagaimana Penerapan konsep spiritual berdasarkan trigger?
1.3.

Tujuan
1.3.1. Mengetahui penerapan pendekatan profesional keperawatan
berdasarkan trigger
1.3.2. Mengetahui penerapan

teori

model

yang

tepat

dan

alasannya berdasarkan trigger


1.3.3. Mengetahui penerapan konsep sehat sakit dan stress
adaptasi berdasarkan trigger
1.3.4. Mengetahui
penerapan
konsep

tumbuh

kembang

berdasarkan trigger
1.3.5. Mengetahui penerapan teori kebutuhan dasar manusia
berdasarkan trigger
1.3.6. Mengetahui penerapan konsep berubah berdasarkan trigger
1.3.7. Mengetahui penerapan konsep transkulturan keperawatan
berdasarkan trigger
1.3.8. Mengetahui penerapan konsep spiritual berdasarkan trigger
1.4.

Manfaat
1.4.1. Mengetahui peran perawat dalam ,mengatasi masalah yang
di alami oleh pasien.
1.4.2. Menegetahui penyelesaian masalah melalui studi kasus dari
materi yang telah di berikan

BAB II
PEMBAHASAN
Trigger 1

:
Ansietas

Seorang perempuan usia 30 tahun dirawat di rumah bersalin karena


melahirkan anak ketiganya dengan cara operasi Caesarea. Selama
dirawat, pasien mengatakan cemas karena anak-anaknya dirumah tidak
ada yang merawat. Pasien ingin segera pulang tapi kondisi fisiknya masih
lemah. Pasien takut berjalan ke kamar mandi karena kuatir jahitan
operasinya terbuka. Pasien dibantu untuk pemenuhan perawatan dirinya.
Saat

ini

seorang

perawat

sedang

melakukan

pengkajian

untuk

menentukan teori model keperawatan yang cocok, agar perawat bisa


membantu mencari jalan keluar atas permasalahan pasien.
PENDEKATAN KEPERAWATAN
A. Penerapan Pendekatan Profesional Keperawatan Berdasarkan
Trigger
Peran perawat profesional antara lain:
1. Care giver: Perawat memberikan perawatan sesuai dengan
penyakit yang diderita klien dengan memperhatikan emosi dan
sosial klien.
2. Advocate: Perawat melindungi klien dengan mencegah injuri
fisik atau kimia, serta perawat memberikan pengertian kepada
klien tentang haknya (bila perlu) terkait legal dan etik
keperawatan.
3. Teacher/Educator: Perawat memberikan informasi tentang
kesehatan, perawatan atau terapi dan perubahan pola hidup
pada klien dan keluarga, dan juga perawat mendorong klien
untuk belajar tentang kesehatan dan mengevaluasi kemajuan
klien.
4. Communicator: Perawat harus mampu berkomunikasi yang baik
dengan pasin

untuk memberikan perawatan, rehabilitasi,

pendidikan, rasa nyaman dan melindungi klien.


5. Researcher: Perawat peneliti harus selalu

menggali

permasalahan klien untuk meningkatkan kesehatan klien dan


pelayanan kesehatan.
6. Conselor: Perawat memberikan saran atau nasehat pada
pasien tentang perawatan diri untuk selalu menjaga kondisinya.

7. Leader: Perawat harus mampu menjadi pemimpin yang baik


dalam proses keperawatan dan jugan asuhan keperawatan.
Berdasarkan konsep tersebut, penerapan pendekatan profesional
keperawatan berdasarkan trigger adalah :
- Takut ke kamar mandi karena cemas jahitan terbuka
Care giver
Perawat memberikan bantuan kepada pasien untuk pergi
ke kamar mandi.
Teacher/ Edukator
Perawat memberikan edukasi kepada pasien agar tidak
takut ke kamar mandi.
-

Cemas karena anak anaknya di rumah tidak ada yang


mengurus
Conselor
Perawat memanipulasi keadaan agar tidak takut/ cemas
pada keadaan anaknya dengan cara membawa anakanaknya ke rumah bersalin. Dalam hal ini perawat
berinteraksi dengan keluarga pasien (suami, orang tua,
saudara dll) dal hal pemenuhan kebutuhan pasien

(perawatan anak).
Pasien merasa fisiknya lemah
Care giver
Pasien merasa lemah mungkin karena kurangnya nutrisi
atau rasa nyaman dan bisa saja karena nyeri yang
dirasakan. Sebagai perawat membuat keadan kamar
pasien senyaman mungkin dan memeberikan asupan gizi
yang cukup dari makanan yang diberikan pada pasien
serta memeberikan perawatan untuk membantu pemulihan
kondisi pasien.

B. Penerapan Teori Model yang Tepat dan Alasannya Berdasarkan


Trigger
Teori Dorothea Orem
Perawat berfokus pada kebutuhan seseorang untuk perawatan diri
dan

pengaturan

dalam

rangka

mendukung

kehidupan

dan

kesehatan pasien, memulihkan penyakit, dan mengatasi efek dari

penyakit

tersebut,

serta

perawat

membantu

mengatasi

keterbatasan pasien
Dalam teori Orem ada tiga teori , yaitu :
Nursing System Theory
Seorang perawat membantu kebutuhan individu untuk
memenuhi

kebutuhan

pasien,

yang

tugasnya

membuat pasien mandiri dan juga meyuport.


Self Care Defisit Theory
Suatu proses regulasi atau adaptasi individu

adalah

untuk

mengatasi keterbatasannya agar tetap pada taraf hidup


(bertahan hidup).
Self Care Theory
Orang yang sakit membutuhakan perawat untuk membantu
proses maturasinya dalam mengatasi keterbatasan, dan
perawat dibutuhkan karena pasien mengalami keterbatasan
mandiri.
Berdasarkan teori Dhorothea Orem tersebut, tindakan yang adapat
dilakukan perawat yaitu :
- Takut ke kamar mandi karena cemas jahitan terbuka
Nursing System Theory
Perawat memberikan edukasi kepada pasien agar tidak
takut ke kamar mandi.
Self Care Theory
Perawat memberikan bantuan kepada pasien untuk pergi
-

ke kamar mandi.
Pasien merasa fisiknya lemah
Self Care Theory
Perawat mebantu setiap aktivitas yang akan dan ingin
dilakukan pasien.

C. Penerapan

Konsep

Sehat

Sakit

dan

Stress

Adaptasi

Berdasarkan Trigger
Konsep Sehat Sakit
Leavell and Clarcks ecologic model (agent-host-environment
model)
Menurut pendekatan ini, tingakat sehat sakit individu atau
kelompok ditentukan oleh hubungsn ysng dinamis antara agent,
host dan environment.
The agent

Berbagai faktor internal dan eksternal, yang dengan atau


tanpanya dapat menyebabkan terjadi penyakit atau sakit.
Terdiri dari faktor biologis, kimiawi, fisik, mekanik, dan
psikososial yang harus ada untuk kesehatn pasien.
The Host
Seorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap
penyakit atau sakit tertentu (situasi/kondisi fisik dan
psikosoaial yang menyebabkan resiko menjadi sakit.
Environment
Terdiri dari seluruh faktor di luar pasien. Lingkungan fisik
terdiri dari tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal,
dan

beberapa

elemen

seperti

penerangan

dan

kebisingan. Lingkungan sosial terdiri dari berbagai faktor


yang berhubungan dengan interaksi seseorang atau
sekelompok orang dengan orang lain, termasuk stress,
konflik

dengan

denhgan

orang

lain,

kesulitan

ekonomi,dan krisis hidup.


Konsep Stress Adaptasi
Stess terdiri dari :
Stress Fisik : Mengancam homeostasis fisiologis
Stess Emosi: Menghasilkan perasaan diri yang negatif/
tidak kontruktif
Stess Intelektual: Mempengaruhi kemampuan persepsi

dan problem solving


Stess Sosial: Merubah hubungan dengan orang lain
Stess spiritual: Merubah keyakinan dan nilai
Takut ke kamar mandi karena cemas jaitan terbuka
Konsep Sehat Sakit
The agent
Perawat memberikan penjelasan akan lukanya sehingga
dapat menenangkan pasien dan membujuknya untuk
tidak takut ke kamar mandi.
Konsep Stress Adaptasi
Stress Intelektual
Perawat mempengaruhi persepsi pasien tentang lukanya
agar pasian tidak takut jahitannya terbuka saat pergi ke
kamar mandi.

Berdasarkan teori di atas, konsep sehat sakit dan stress adaptasi


berdasarkan triger adalah :
- Cemas karena anak anaknya di rumah tidak ada yang
mengurus
Konsep Sehat Sakit
Environment
Perawat memberikan keterangan untuk menenangkan
hati pasien bahwa anak anak anaknya akan baik baik
saja

dan membujuk pasien untuk lebih focus pada

kesembuhan pada pasien.


Konsep Stress Adaptasi
Stress emosi
Perawat memberikan stimulus pasien bahwa anaknya
sudah dapat melakukan segala sesuatu secara mandiri
-

dan dapat mengerti bahwa keadaan ibunya sedang sakit.


Pasien merasa fisiknya lemah
Konsep Sehat Sakit
Agent
Perawat memberikan perawatan pada pasien yang
terfokus pada kondisi fisik yang lemah.
Konsep Stress Adaptasi
Sterss fisik
Perawat membantu setiap aktivitas yang dilakukan pasien
dan memebantu penyembuhan kondisi pasien.

D. Penerapan Konsep Tumbuh Kembang Kembang Berdasarkan


Trigger
2 fase yaitu perpindahan dari dewasa muda ke dewasa menegah:
Dewasa Muda (20-40)
Gaya hidup personal berkembang
Membina hubungan dengan orang lain
Ada komitmen dan kompetensi
Membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran
sebagai orang tua
Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan
berpikir rasional meningkat
Pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan
dalam pekerjaan meningkat

Dewasa Menengah (40-65 tahun)


Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang
lain, seperti anak meninggalkan rumah
Anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meningkatkan
rumah
Dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis
lipatan pada muka, dan lain-lain
Waktu untuk bersama lebih banyak
Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan
cara menikah lagi (dangerous age)
Berdasarkan penjelasn di atas konsep tumbuh kembang
-

berdasarkan triger adalah :


Cemas karena anak anaknya di rumah tidak ada yang
mengurus
Dalam hal tersebut pasien berusia 30 tahun (early adulthood)
Perawat memberikan stimulus pasien bahwa anaknya
sudah dapat melakukan segala sesuatu secara mandiri
dan dapat mengerti bahwa keadaan ibunya sedang sakit.

E. Penerapan teori kebutuhan dasar manusia berdasarkan trigger


Hierarchy Maslow
Teori kebutuhan Maslow merupakan konsep aktualisasi diri yang
merupakan keinginan untuk mewujudkan kemampuan diri atau
keinginan untuk menjadi apapun yang mampu dicapai oleh
setiap individu
Berdasarkan teori tersebut, pasien memiliki kebutuhan yang
harus atau segera dipenuhi dari segi:
Physiological
Ini adalah kebutuhan biologis, yang terdiri dari kebutuhan
oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Hal
ini adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak
diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang
pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
Safety needs

Ketika semua kebutuhan fisiologi terpenuhi dan tidak


mengendalikan pikiran lagi dan perilaku, kebutuhan
keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki
sedikit kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali
pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam
struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering
menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu
aman.
Love and belonging
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan
fisiologis

terpenuhi,

keburuhan

berikutnya

adalah

kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat


muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk
mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini
melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan
memberikan rasa memiliki.
Esteem
Ketika tiga kebutuhan utama terpenuhi, kebutuhan untuk
harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan
baik

harga

diri

dan

untuk

seseorang

mendapat

penghargaan dari orang lain. Ketika kebutuhan ini


terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga
sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang
merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
Self Actualization
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan
hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri
diaktifkan.

Maslow

menggambarkan

aktualisasi

diri

sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa


yang orang itu lahir untuk dilakukan. Kebutuhan ini
membuat

diri

mereka

merasa

dalam

tanda-tanda

kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang

sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak


aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri,
sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah..
-

Cemas karena tidak dapat melakukan aktivitas secara


maksimal karena takut jaitan terbuka
Physiological
Perawat memberikan perlindungan kepada pasien dari
resiko jahitan terbuka dengan cara membantu ke kamar
mandi.
Safety needs
Perawat memberikan perlindungan dalam membantu
pasien ke kamar mandi agar pasien merasa aman dengan

jahitannya.
Cemas karena anak anaknya di rumah tidak ada yang
mengurus
Safety needs
Perawat memberikan stimulus pasien bahwa anaknya
sudah dapat melakukan segala sesuatu secara mandiri
dan dapat mengerti bahwa keadaan ibunya sedang sakit.
Love and belonging
Perawat memberikan stimulus pasien bahwa anaknya
sudah dapat melakukan segala sesuatu secara mandiri

dan dapat mengerti bahwa keadaan ibunya sedang sakit.


Pasien merasa fisiknya lemah
Physiological
Perawat membantu proses makan, minum, tidur dll
(membantu pasien dalam mmenuhi kebutuhan fisiologisnya).
Safety needs
Perawat membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
fisiologisnya agar pasien terasa aman karena sudah ada
yang membantunya dalam melakukan aktivitasnya.

F. Penerapan konsep berubah berdasarkan trigger


Perubahan adalah proses pergantian atau modifikasi sesuatu.
Yang

dapat

terjadi

secara

terencana,

tidak

terencana,

perkembangan, quantum dan berkelanjutan. ndividu atau grup


yang bertanggungjawab untuk melakukan perubahan terhadap
person atau sisten dalam suatu organisasi.

Bentuk perubahan :
Radical change
Perubahan dilakukan terhadap setiap aspek dan komponen yang
terkecil dalam sistem
Incremental Change
Perubahan dilakukan pada beberapa bagian dari organisasi
yang merupakan suatu perubahan alami suatu organisasi
Berdasarkan konsep berubah tersebut, bentuk perubahan yang
sesuai dengan triger adalah :
- Takut ke kamar mandi karena cemas jahitan terbuka
Incremental Change
Peran perawat adalah memberikan perlindungan

dalam

membantu pasien ke kamar mandi agar pasien merasa aman


karena terjadi perubahan yang semula bisa ke kamar mandi
-

sendiri dan sekarang butuh bantuan orang lain / perawat.


Pasien merasa fisiknya lemah
Incremental Change
Perawat membantu pasien beradaptasi dengan keadaan yang
sekarang ini dirasakab oleh pasien

G. Penerapan konsep transkultural keperawatan berdasarkan


trigger
Kultur
Culture: rangkainan nilai yang dipercayai dan dishare ke
anggota

kelompok dan

hasilnya

ditetapkan dalam

struktur social dalam kehidupan sehari-hari


Mikrobiologi:
Penumbuhan
suatu

material

(mengembangkan suatu materi menjadi lebih nyata)


Sosial: rangkaian pengetahuan, kepercayaan, prilaku,
ide, nilai, kebiasaan, bahasa, symbol, ritual, seremoni,
yang dinamis, terintegritas, dan spesifik
Influence Cultural on Health care
Fisiologis
Karakteristik fisiologis
Persepsi terhadap nyeri
Kesehatan jiwa
Peran dalam keluarga
Bahasa dan komunikasi
Orientasi tempat dan waktu
Nutrisi dan makanan
Support dalam keluarga

Sosial ekonomi
Berdasarkan konsep di atas, konsep transkultural berdasarkan
triger adalah :
- Pasien berumur 30 tahun
Kultur Sosial
Pada kulturnya seorang ibu adalah memenuhi kebutuhan
keluarga dan merawat keluarga dan anak anaknya.
Berdasarkan karakteristik transkultural yang telah
disebutkan tersebut, maka perawat meyakinkan pada pasien
bahwa tidak akan mendapat pencitraan buruk di mata
keluarga maupun masyarkat karena pasien dalam keadaan
sakit.
H. Penerapan konsep spiritual berdasarkan trigger
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah rasa keharonisan,
saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan
kehidupan yang tertinggi (Tuhan). Rasa keharmonisan ini dicapai
ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai, tujuan,
dan sistem keyakinan mereka dengan hubungan meraka sendiri
dan dengan orang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit,
penyembuhan

atau kehilangan

seseorang

mungkin

berbalik

kecara-cara lama dlam menyesuaikan situasi. Keyakinan ini sering


berakar dalam spiritualitas orang tersebut. Sepanjang hidup
seorang individu mungkin tumbuh lebih spiritual, menjadi lebih
menyadari tentang makna, tujan, dan nilai hidup.
Berdasarkan pengertian tersebut, penerapan konsep spiritual
berdasarkan trigger adalah :
- Takut ke kamar mandi karena cemas jaitan terbuka otomatis
pasien kesulitan dalam melakukan ibadah
Perawat memberikan bantuan kepada pasien untuk pergi ke
kamar mandi dan membantu dalam penyediaan peribadahan.
- Cemas karena anak anaknya di rumah tidak ada yang
mengurus
Perawat memberikan edukasi sesuai agama pasien untuk
berdoa kepada Tuhan.
- Pasien merasa fisiknya lemah

Perawat memberikan fasilitas dan mengajari pasien dalam


mengerjakan ibadah dalam keadaan yang darurat sesuai dengan
agama pasien.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan trigger di atas klien mengalami gaps yanh meliputi,
klien berusia 30 tahun, takut ke kamar mandi karena takut jaitan terbuka,
cemas karena anak anaknya di rumah tidak ada yang merawat, serta
klien merasa fisiknya lemah. Berdasarkan study kasus didapatkan :
a. Penerapan pendekatan profesional keperawatan berdasarkan
trigger
Perawat berfungsi sebagai leader. Counselor dan care giver.
b. Penerapan teori model yang tepat dan alasannya berdasarkan
trigger
Menggunakan teori Dorothea Orem yang meliputu Theory
Nursing System dan Self Care.
c. Penerapan konsep sehat sakit dan stress adaptasi berdasarkan
trigger
Meliputi stress emosi dan stress fisik serta menggunakan
Theory Leavell and Clarcks ecologic model (agent-hostenvironment model) yang meliputi agent dan environment
model.
d. Penerapan konsep tumbuh kembang berdasarkan trigger
Perawat memberikan stimulus pada klien.
e. Penerapan teori kebutuhan dasar manusia berdasarkan trigger
Menggunakan Hierarchy Maslow yang meliputi Physiological
f.

or survival needs dan safety needs.


Penerapan konsep berubah berdasarkan trigger

Perawat memberikan bantuan dengan menggunalan konsep


Incremental Change.
g. Penerapan konsep transkulturan keperawatan berdasarkan trigger
Perawat meyakinkan pasien bahwa tidak akan pencitraan
buruk di mata keluarga maupun masyarakat.
h. Penerapan konsep spiritual berdasarkan trigger
Perawat memberikan bantuan, memfasilitasi, dan mengajari
pasien dalam mengerjakan ibadah.
3.2. Saran
Penulis mengharapkan agar laporan diskusi PJBL ini bisa menjadi
pedoman khususnya perawat di dalam melakukan tugasnya berdasarkan
masalah yang sesuai dengan study kasus yang telah ada.

Daftar Pustaka
Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. Fundamental Keperawatan :
konsep, proses, dan praktik. Ed 4 Vol 1. Jakarta : EGC 2005.
http://books.google.co.id/books?
id=IJ3P1qiHKMYC&pg=PA165&dq=asuhan+keperawatan+dengan+

ansietas&hl=id&redir_esc=y#v=onepage&q=asuhan
%20keperawatan%20dengan%20ansietas&f=false.

Teknik

Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien oleh Asmadi.


Diakses tanggal 21 desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai