Anda di halaman 1dari 26

Latex

Study
Arranged by : Swastika Utama
Engineering & Quality Assurance
Department

Tanaman Karet
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang
bernama Havea brasiliensis yang berasal dari
Negara Brazil.
Tanaman ini merupakan sumber utama bahan
tanaman karet alam dunia.
Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal
mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan,
namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di
Asia Tenggara. Saat ini, negara-negara Asia
menghasilkan 93% produksi karet alam, yang
terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia,
dan Malaysia.
1

Lateks Alam (Karet Alam)


Lateks merupakan cairan berwarna putih
kekuningan, yang terdiri atas partikel-partikel
karet dan non karet yang terdispersi dalam serum.
Lateks alam diperoleh dengan cara penyadapan
dari pohon karet.
Komposisi kimia lateks adalah sebagai berikut :
Komponen

Persentase

Karet

30-35

Resin

0.5-1.5

Protein

1.5-2.0

Abu

0.3-0.7

Gula

0.3-0.5

Air

55-60
2

Molekul Penyusun Lateks


Alam
Struktur Kimia Karet Polyisoprena adalah
gabungan dari unit unit monomer hydrocarbon
C5H8 (isoprene) yang membentuk rantai panjang
dan jumlahnya sangat banyak.
Karet alam adalah makro molekul polyisoprena
yang bergabung dengan ikatan kepala ke ekor.
Konfigurasi dari polimer ini adalah konfigurasi
cis dengan susunan ruang yang teratur,
sehingga rumus dari susunan karet adalah 1,4 cis
polyisoprena.

Molekul Penyusun Lateks


Alam

Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Lateks
Faktor di kebun (jenis klon, system sadap, kebersihan
pohon, dan lain-lain).
Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prokoagulasi,
musim kemarau kedaan lateks tidak stabil).
Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan
pengangkutan (yang terbuat dari aluminium atau baja
tahan karat).
Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak,
jangka waktu).
Kualitas air dalam pengolahan.
Bahan bahan kimia yang digunakan.
Komposisi lateks.
5

Pengawetan Lateks Alam


Lateks alam yang tidak diawetkan lama-lama akan
menggumpal. Pengawetan lateks alam terjadi
melalui:
Penekanan aktivitas dan perkembangan
mikroorganisme
Peningkatan pH lateks
Pengikatan logam dalam lateks

Pengawetan Lateks Alam


Sebagai pengawet lateks alam, amonia dapat
ditambahkan dalam bentul larutan amonia atau
amoniak anhidrida (gas). Konsentrasi larutan yang
dipakai adalah 10%, karena larutan berkadar lebih
tinggi mudah menguap sehingga memperbesar
kehilangan amoniak. Namun penggunaan
amoniak dalam bentuk larutan akan menurunkan
nilai kadar karet kering lateks alam (DRC).

Pemekatan Lateks Alam


Prinsip pembuatan lateks pekat berdasarkan pada
perbedaan berat jenis antara partikel karet
dengan serum.
Serum mempunyai berat jenis lebih besar
daripada partikel karet, berat jenis serum yaitu
1,024 sedangkan partikel karet hanya 0,904.
Akibatnya, partikel karet akan naik ke permukaan
dan serum akan terkumpul di lapisan bawah
dalam proses pembuatan lateks pekat.
Pemekatan lateks dilakukan dengan metode
sentrifugasi dan metode pendadihan.
8

Pemekatan
dengan
Metode
Sentrifuga
Lateks diputar dengan
kecepatan tertentu
menyebabkan terjadi
pemisahan partikel
karet dengan serum

Pemekatan dengan Metode


Pendadihan

10

Lateks Pekat
Lateks pekat adalah salah satu jenis ekspor karet
alam Indonesia yang tergolong dalam harga
paling tinggi dibanding jenis karet ekspor lainnya
seperti RSS (Ribbed Smoked ) dan TSR
(Technically Specifid Rubber ).
Lateks pekat dibuat dari olahan lateks kebun (DRC
25-40%) dengan proses pemekatan hingga kadar
karet kering (DRC) menjadi lebih besar dari 60%.

11

Standar
Lateks
Pekat
Menurut
ISO

12

Pengecekan Awal pada Lateks

Total Solid Content (TSC)


Dry Rubber Content (DRC)
Mechanical Stability Time (MST)
% Amonia
Bilangan KOH
Volatile Fatty Acid
pH
Viskositas

13

1. Total Solid Content


Jumlah total padatan dalam lateks, baik padatan
karet dan nonkaret termasuk protein. Lateks pekat
umumnya memiliki TSC minimal 61.5%.
2. Dry Rubber Content
Jumlah total karet kering di dalam lateks. Jumlah
minimum karet kering dalam lateks dengan medium
amonia adalah 60%
3. Mechanical Stability TIme
Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya flokulasi lateks bila
disentrifuga dengan kecepatan 14000 rpm. Semakin rendah nilai
mechanical stability time maka semakin mudah lateks mengendap.
Umumnya lateks pekat memiliki nilai MST sebesar 650 detik

4. Viskositas
Ukuran kekentalan dari lateks. Semakin kental
lateks, semakin tebal produk. Ukuran minimal
viskositas lateks adalah 90-120 cps.

14

5. %Amonia
Nilai %amonia menunjukkan seberapa besar kandungan
amonia dalam lateks. Semakin kecil nilainya maka
kemungkinan lateks akan terendapkan oleh bakteri semakin
besar. Nilai minimum %amonia pada lateks pekat adala 0.60%.

6. Bilangan KOH
Jumlah KOH yang diperlukan untuk menetralisis asam lemak
dalam lateks yang mengandung 100 g padatan total. Lateks
pekat memiliki nilai bilangan KOH maksimal sebesar 0.8%.

7. pH
pH lateks pada umumnya di atas 8. Hal ini bertujuan
agar lateks tidak mudah mengendap. Lateks
mengendap di sekitar pH 4.5-4.7 (titik isoelektrik).

8. Volatile Fatty Acid


Menunjukkan jumlah asam lemak yang terbentuk
dalam lateks. Nilai VFA yang tinggi menunjukkan
bahwa lateks sudah dalam keadaan buruk.

15

Koagulan
Koagulan adalah zat pengikat partikel agar
terjadinya proses flokulasi atau penggumpalan.
Koagulan yang dipakai yaitu kalsium nitrat dengan
pelarut metanol. Ada beberapa produk yang
memakai koagulan bentonit. Bentonit digunakan
sebagai koagulan pembantu yang memiliki
keunggulan diantaranya dapat mengaktifkan
kalsium, tidak mempengaruhi pH, dan menambah
berat flokulan (menebalkan produk lateks).

16

Komposisi Koagulan
Koagulan

Metanol

Ca(NO3)

Air

Emulvi
n

Koagulan 40
%

60 L

40 L

300 mL

Koagulan 50
%

50 L

50 L

300 mL

Koagulan 60
%

40 L

60 L

300 mL

Tabel 3. Material Penyusun Koagulan

17

Parameter Koagulan
Kadar Kalsium Nitrat
Dengan metode titrasi menggunakan EDTA sebagai
pentitrasi.
Viskositas

18

Contoh Produk Lateks di PT


Dharma Medipro

19

Proses Pembuatan Bag


Coagulant
Dipping

Stand by

Latex Dipping

Oven Tumbler

Peeling dan
Perendaman

Oven Dipping

QC

20

Coagulant Dipping

21

Stand by

22

Latex Dipping

23

Oven
Dipping

24

ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai