Anda di halaman 1dari 9

Tugas Portofolio

Nama Lengkap NIM Nama Orang Tua Alamat No HP Email Pas Foto : Swastika Utama : 10511010 : Edy Santoso BA dan Yennie Nurlela : Jl. Anyelir II No. 65 Blok 14 Bumi Rancaekek Kencana RT 07 RW 14 : 082128158313/087822747674 : swastikautama@gmail.com :

Tujuan saya mengambil mata kuliah AAEI adalah untuk membentuk diri pribadi yang lebih baik dan beragama. Setelah saya mengambil mata kuliah ini selama satu semester manfaat yang dapat saya rasakan adalah saya dapat mempelajari hal-hal yang menyangkut agama Islam. Saya juga dapat mengetahui ilmu-ilmu yang sebelumnya belum saya ketahui, jadi setelah saya mengikuti kuliah ini saya menjadi lebih tahu. Dan InsyaAllah saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dari mata kuliah ini saya mendapatkan ilmu yang belum saya ketahui sebelumnya. Kadang, hati saya terenyuh mendengar ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan sebelum kelas mulai, apalagi ketika ayat tersebut dibacakan artinya. Karena sejujurnya, untuk membaca Al-Quran saja saya jarang, jadi berharga sekali ketika mendapatkan kesempatan membaca Al-Quran bersama-sama walaupun hanya seminggu sekali. Mentoring yang diadakan tiap hari Jumat juga berguna, karena kami sesama wanita bisa sharing berbagai hal, dan tentunya juga banyak ilmu bermanfaat yang bisa diambil dari sharing tersebut. Aktivitas pengamalan agama yang berkesan buat saya pribadi adalah bershadaqah, berpuasa dan berbagi ilmu. Karena dengan bershadaqah kita dapat berbagi rezeki kita dengan orang yang membutuhkan. Selain itu, shadaqah juga secara tidak langsung dapat

membersihkan atau mensucikan diri kita. Hal tersebut seperti tercantum dalam surat AtTaubah ayat 103


Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Shaum juga merupakan pengamalan yang berkesan bagi saya, karena dengan shaum kita dapat menahan nafsu kita dan dapat melatih diri kita untuk bersabar. Bagi saya pribadi, dengan shaum kita bisa merasakan bagaimana orang-orang yang kelaparan tidak bisa makan enak seperti saya dalam kehidupan sehari-hari. Dan yang terakhir adalah berbagi ilmu. Saya suka berbagi ilmu karena ada yang mengatakan bahwa belajar yang paling baik adalah ketika kita sudah bisa untuk berbagi ilmu yang kita peroleh kepada orang lain. Buku islam yang berkesan bagi saya adalah Ayat-Ayat Cinta, Islam yang Saya Amati : Perkembangan di Maroko dan Indonesia dan jodoh dari surga. Berikut adalah ulasan singkat mengenai buku-buku tersebut 1. Ayat-Ayat Cinta
Penulis Penerbit Tebal Sinopsis : Habiburrahman El-Shirazy : Republika : 411 halaman :

Cerita ini merupakan kisah cinta yang juga menceritakan tentang bagaimana menghadapi turun-naiknya persoalan hidup dengan cara Islam. Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berjibaku dengan panas-debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama. Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusiasme kecuali satu: menikah. Karena Fahri adalah laki-laki taat yang begitu lurus. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Dia kurang artikulatif saat berhadapan dengan mahluk bernama perempuan. Hanya ada sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini. Neneknya, Ibunya dan saudara perempuannya. Dari peta hidupnya itu, tersurat bahwa tujuan utama yang ingin dia capai ialah lulus S2 Al Azhar. Namun, Fahri nampaknya tidak bisa lepas dari kisah percintaan yang dia alami di Mesir yang rupanya sudah menjadi qadha baginya. 2. Islam yang Saya Amati : Perkembangan di Maroko dan Indonesia
Penulis : Clifford Geertz

Penerbit Tebal Sinopsis

: Yayasan Ilmu Sosial, 1982 : 149 :

Dalam buku Islam yang Saya Amati, saya menemukan bahwa Clifford menganalisa sikap keberagamaan dan menganalisa bagaimana perkembangan agama di Maroko dan Indonesia. Bagi orang indonesia, Maroko mungkin tidak seterkenal negara Afrika Utara seperti Mesir dan Libya. Maroko baru resmi berhubungan dengan indonesia 50 tahun lalu. Sebagaimana lazimnya hubungan itu ditandai lewat pendirian kedutaan besar. Maroko mempunyai kantor kedutaan di jakarta. Maroko dan Indonesia memiliki kesamaan dalam hal penganut agama. Maroko yang terletak di wilayah Maghribi termasuk negara dengan mayoritas penduduk memeluk agama islam. Indonesia sendiri adalah negara muslim terbesar di dunia. Meskipun begitu, corak kehidupan beragama dua negara tersebut berbeda. Clifford Geertz mencatat pengalamannya tinggal dan meneliti di kedua negara. Menurutnya, umat islam di Maroko lebih fanatik, semangat menggelora, berani, dibandingkan Indonesia yang bersifat kebatinan, tenang, dan perasa. Walaupun penelitian ini diterbitkan akhir 1960an, tidak dapat disangkal, apa yang dikatakan Geertz masih mendekati realita di masa kini. Praktik kehidupan beragama di Indonesia misalnya lebih toleran dan berpandangan moderat. Hal ini bisa dilihat dari hubungan antaragama yang harmonis di dalam negeri. Kaum minoritas di Indonesia hidup damai. Jadi, salah satu manfaat buku ini ialah mengetahui penelitian agama yang dilakukan clifford melalui pendekatan antropologis, dalam buku ini juga clifford membahas sedikit tentang penelitiannya yang terdahulu mengenai pembagian agama kedalam tiga kelompok yaitu santri,abangan dan priyayi, meskipun pembahasannya padat tetapi sangat menarik untuk dibaca karena isinya sangat bermanfaat, oleh karena itu, buku ini layak dibaca oleh semua kalangan. 3. Jodoh dari Surga
Penulis Penerbit Tebal : Ifa Avianty : Qultum Media : 138

Cerita yang dibangun dalam buku ini sebenarnya sangat menarik karena dibuat dengan tumpukan konflik yang bergulung-gulung bak benang kusut yang susah diuraikan. Hidup serasa berwarna dengan ragam masalah pelik yang menghampiri tiap-tiap tokohnya. Dari mulai perjodohan yang terpaksa hingga isu poligami. Namun, daya tahan saya untuk menerima gunungan konflik ini ternyata tidak terlalu bagus. Selain itu, cerita yang rumit ini nyatanya gampang sekali terurai di hampir pengujung novel, yang membuat saya mengerenyit heran. Mungkin kendala sedikitnya halaman membuat jalan cerita tidak dibuat dengan akhir yang memadai dan terkesan dipaksakan untuk selesai.

KELEBIHAN NOVEL AYAT AYAT CINTA


Bahasa yang digunakan sungguh indah dan mudah dimengerti. Novel ini mengandung nilai-nilai religi dan nilai-nilai sastra yang cukup tinggi dan sangat bermanfaat sebagai hiburan maupun bacaan pembangun jiwa. Dapat memperkaya khazanah pengetahuan kita tentang negeri seribu menara, Mesir. Novel ini bukan sekedar novel cinta dan religi, tetapi juga novel politik, novel fiqh, novel budaya, dan novel dakwah.

KEKURANGAN NOVEL AYAT AYAT CINTA

Untuk kategori novel islami, terdapat beberapa bahasa yang dianggap agak terlalu vulgar.

KEBERMANFAATAN NOVEL AYAT AYAT CINTA


Sungguh novel yang sangat menakjubkan! Novel ini mampu memberikan siraman rohani pada jiwa yang kering. Selain sebagai hiburan, dengan membaca novel ini kita dapat memperluas wawasan kita tentang kehidupan di Mesir. Kisah percintaan di dalamnya pun tidak sembarang menceritakan kisah cinta. Tidak seperti sinetron kebanyakan saat ini.

Judul : Islam yang Saya Amati : Perkembangan di Maroko dan Indonesia Penulis : Clifford Geertz Penerbit : Yayasan Ilmu Sosial, 1982 Tebal : 149 Dalam buku Islam yang Saya Amati, saya menemukan bahwa Clifford menganalisa sikap keberagamaan umat beragama. Dua ungkapan menarik yang ia gunakan: Adanya sikap memeluk agama (religious mindedness) dan dipeluk agama (religiousness). Religious-mindedness, yang lebih menonjolkan kepercayaannya daripada isi kepercayaan itu sendiri ,sesungguhnya merupakan suatu simbol, mungkin simbol yang paling logis, terhadap jenis kesangsian. Dipeluk agama (religiousness) mengandaikan kebalikan dari yang di atas. Sikap beragama layaknya komunitas atau koloni yang terjajah. Pengiman sikap kedua ini memposisikan dirinya sebagai diri yang tertindas. Selain itu Clifford juga menganalisa bagaimana perkembangan agama di Maroko dan Indonesia. Bagi orang indonesia, Maroko mungkin tidak seterkenal negara Afrika Utara seperti Mesir dan Libya. Maroko baru resmi berhubungan dengan indonesia 50 tahun lalu. Sebagaimana lazimnya hubungan itu ditandai lewat pendirian kedutaan besar. Maroko mempunyai kantor kedutaan di jakarta. Maroko dan Indonesia memiliki kesamaan dalam hal penganut agama. Maroko yang terletak di wilayah Maghribi termasuk negara dengan mayoritas penduduk memeluk agama islam. Indonesia sendiri adalah negara muslim terrbesar di dunia. Meskipun begitu, corak kehidupan beragama dua negara tersebut berbeda. Clifford Geertz mencatat pengalamannya tinggal dan meneliti

di kedua negara. Menurutnya, umat islam di Maroko lebih fanatik, semangat menggelora, berani, dibandingkan Indonesia yang bersifat kebatinan, tenang, perasa. Walaupun penelitian ini diterbitkan akhir 1960an, tidak dapat disangkal, apa yang dikatakan Geertz masih mendekati realita di masa kini. Praktek kehidupan beragama di Indonesia misalnya lebih toleran dan berpandangan moderat. Hal ini bisa dilihat dari hubungan antaragama yang harmonis di dalam negeri. Kaum minoritas di Indonesia hidup damai. Jadi, salah satu manfaat buku ini ialah mengetahui penelitian agama yang dilakukan clifford melalui pendekatan antropologis, dalam buku ini juga clifford membahas sedikit tentang penelitiannya yang terdahulu mengenai pembagian agama kedalam tiga kelompok yaitu santri,abangan dan priyayi, meskipun pembahasannya padat tetapi sangat menarik untuk dibaca karena isinya sangat bermanfaat, oleh karena itu, buku ini layak dibaca oleh semua kalangan.

Judul: Jodoh dari Surga Pengarang: Ifa Avianty Penerbit: QultumMedia Genre: Romance-Comedy, Islamic Novel Tebal: vi+138 halaman Harga (Toko): Rp17.500 Rilis: 2007 (Cetakan Kedua)

Saya lupa apa yang mendorong saya untuk membeli novel tipis ini. Mungkin harganya yang murah-banget menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan saya. Tapi, paling tidak satu yang saya ingat, gaya bahasa Ifa memang memikat saya dari awal saya mengobservasi novel ini sebelum deal dengan kasir dan membayarnya.

Untuk ukuran sebuah novel berlabel Islamic Novel, novel ini cukup ciamik dalam hal tata bahasa, sesuai dengan selera saya. Tidak terlalu membingungkan, mengalun sempurna dalam modernisasi kota besar, meskipun membuatnya menjadi terlalu dangkal tergabung dalam lingkup novel bertema Islam. Ciri Islam hanya ditempelkan pada cerita tokohnya yang sering digambarkan salih-salihat, pintar mengaji, atau lontaran salam pada setiap kesempatan, plus aksesoris kerudung dan jilbab pada tokoh wanitanya. Bisa bayangin nggak seorang cewek berjilbab, terus maen piano dalam sebuah resital piano akbar? Gue nggak bisa nih.

Cerita yang dibangun Ifa sebenarnya sangat menarik karena dibuat dengan tumpukan konflik yang bergulung-gulung bak benang kusut yang susah diuraikan. Hidup serasa berwarna dengan ragam masalah pelik yang menghampiri tiap-tiap tokohnya. Dari mulai perjodohan yang terpaksa hingga isu poligami. Namun, daya tahan saya untuk menerima gunungan konflik ini ternyata tidak terlalu bagus. Saya malah mati bosan di tengah masalahmasalahnya. Kisah tragis salah satu karakter kuncinya pun tak mampu membangkitkan rasa iba yang biasanya gampang sekali hadir dalam setiap kesempatan saya membaca novel dengan tokoh kunci hidup bergelimang sengsara. Waktu baca Bidadari-bidadari Surganya tere-liye aja gue nangis bombay hampir sampai akhir novel. Huhuhuhuhu....

Keribetan yang diciptakan Ifa nyatanya gampang sekali terurai di hampir pengujung novel, yang membuat saya mengerenyit heran. Mengapa masalahnya jadi mudah sekali ya? Mungkin kendala sedikitnya halaman membuat jalan cerita tidak dibuat dengan ending yang memadai dan terkesan dipaksakan untuk selesai. Keinginan penulis untuk mengakhiri segalanya dengan emosional justru terasa mengada-ada, menurut saya. Yah, cuman gini doank? sungut saya.

Kelemahan lain yang menyertai novel ini adalah point of view karakter yang digunakan sedikit kedodoran. Sudut pandang orang pertama aku sedianya dihadirkan dengan independensi tiap tokohnya, seluruh tokoh menggunakan kata ganti orang pertama. Saya memang pengagum cerita dengan ciri khas begitu tetapi khusus untuk novel Ifa ini, penggunaan kata ganti orang pertama untuk hampir seluruh tokohnya malah membuat plot

menjadi berantakan. Bahkan yang sangat saya sesalkan adalah tokoh pinggiran yang sebelumnya tidak punya peran besar tiba-tiba ikut berbincang dan mengambil porsi dalam jalinan cerita. Hal tersebut, menurut saya, kurang bagus dan sedikit menghancurkan cerita yang telah dibangun sebelumnya. Kekurangan lain yang agak terlihat nyata adalah penggunaan kata ganti orang pertama ini cenderung lemah karena antara satu karakter dengan karakter lain terasa sama saja. Tidak teraba perbedaan pada masing-masing tokoh. Nggak mungkin kan semua orang sama?

Yeah, maaf kalau saya sepertinya jago kritik sekali, padahal membuat cerita sendiri saja saya tidak bisa. Namun, rasanya saya punya hak, karena saya toh sebagai pembaca memiliki kesempatan untuk berkomentar atas setiap karya yang saya beli kan? But, like I said before, saya suka gaya bahasa yang digunakan Ifa. Chic. Simple. And, lovely.

Anda mungkin juga menyukai