Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ririn Prisilia

Kelas : F - Teologi
Nirm : 2020207997
Mata Kuliah : SPPI (Sejarah Perkembangan dan Pemikiran Islam)
Dosen Pengampu :

JAWABAN UAS!
1. Apa, mengapa dan bagaimana terbentuknya rutinisasi pengalaman beragama
menjadi sebuah agama
2. Jelaskan mengapa belajar agama islam penting bagi pendidikan teologi di
indonesia maupun untuk menjadi seorang pelayan dalam kehidupan bergereja
Dengan mempelajari Islam, kita, orang-orang Kristen, dimungkinkan dan
dimampukan untuk membangun relasi yang tulus dengan orang-orang Islam. Tuntutan
ini tidak hanya secara khusus ditujukan kepada orang-orang Kristen, atau lebih
istimewa lagi kepada mereka yang terlibat dalam upaya-upaya dialog, tetapi juga
dituntut dari seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Paling kurang kita perlu
mengetahui iman, praktek religius dan sejarah agama lain demi membangun hidup
bersama yang damai. Ignorantia (ketidak-tahuan), prasangka-prasangka subyektif dan
pengetahuan yang tidak lengkap selalu menjadi ancaman bagi terbangunnya dan
terciptanya relasi yang akrab antar-sesama warga dalam pergaulan sehari-hari.
Dengan mempelajari Islam, kita dimampukan untuk dapat berbicara secara benar dan
tepat tentang Islam dan kaum muslim. Marilah kita ingat hukum Allah yang ke-8:
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu (Kel. 20:16). Perintah ini
mengimplikasikan suatu cara berpikir yang sejauh mungkin positif tentang orang lain.
Pemahaman yang tepat tentang orang lain merupakan suatu upaya yang tidak ringan,
dan membutuhkan suatu usaha besar diiringi dengan doa agar diri kita terhindar dari
sikap-sikap atau penilaian-penilaian yang menyimpang, menyederhanakan dan
memutar-balikkan kebenaran atau fakta. Idealnya, kita harus berusaha sedapat
mungkin berbicara atau menerangkan Islam sesuai dengan pemahaman orang Islam
sendiri, sehingga mereka menerima atau setuju dengan apa yang kita katakan atau
terangkan.
Dengan mempelajari Islam, kita dimampukan untuk berpartisipasi dan tetap exist
dalam lingkungan islamik. Dalam konteks Indonesia, Islam merupakan suatu fakta,
bahkan suatu fakta yang dominan. Suatu pemahaman yang baik tentang Islam akan
membantu kita untuk memahami dan menangkap dengan jelas apa yang sedang
berlangsung dan terjadi dalam lingkungan hidup kita, sehingga kita bisa betah dan
tenang bergaul dengan orang-orang Islam yang ada di sekitar kita.
Sebagai ungkapan cinta kita terhadap kaum muslim. Pertama-tama, marilah kita ingat
kata-kata Tuhan Yesus: Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka (Mat. 7:12). Lebih jauh, kita
harus selalu ingat bahwa kita harus mengasihi sesama kita (Mat 22:37), bahkan
musuh sekalipun (Mat. 5:44). Mengasihi sesama mengandaikan adanya suatu
pemahaman tentang mereka. Kasih memampukan kita untuk mengetahui. Kita tidak
dapat mempelajari Islam bilamana kita tidak mempunyai kehendak untuk mencintai
orang-orang Islam. St Agustinus pernah menulis:
Seseorang bisa mengetahui sesuatu sejauh ia mencintainya. Siapa yang banyak
mencintai, banyak belajar! Tentu saja cinta yang besar mengandaikan suatu
pengharapan yang besar. Serentak, suatu pengharapan yang besar bisa menjadi suatu
kekecewaan yang tidak kecil. Kita perlu menyadari bahwa cinta mencakup
kemungkinan dan mengandung resiko disakiti atau penderitaan. Akibat logis dari
kemungkinan di atas ialah bahwa manakala kita belajar tentang orang lain, kita bisa
belajar banyak tentang diri kita sendiri. Bilamana kita berharap dan mencintai dan
akibatnya kita menderita, maka kita semakin banyak belajar tentang diri kita sendiri,
tentang iman kita dan tentang Allah sendiri. Di titik ini, kita dimungkinkan untuk
membuka diri pada suatu relasi yang lebih dalam dengan Allah. Mencintai orang lain
(termasuk kaum muslim) merupakan tanda penghayatan iman kita sendiri.

Dalam kerangka semangat di atas, mata kuliah Islamologi ini diajarkan semata-semata
dengan maksud agar kita yang bukan Muslim sedapat mungkin mengenal Islam
sebagaimana dikatakan oleh Islam sendiri, misalnya lewat literatur-literatur yang sah.
Seringkali kita mendengar suara-suara sumbang bahwa kita orang Kristen belajar
Islam dengan motif-motif tertentu, semisal mencari kelemahan Islam. Motif seperti
itu, di samping murahan dan tidak berguna bagi upaya dialog, amat bertentangan
dengan iman kita sendiri yang mengajar kita untuk mengenal, mengasihi dan
melayani sesama kita, tak peduli apa agama anutannya. Motif itu atau yang semacam
dengan itu sungguh berada di luar maksud kuliah ini.
Beberapa tema yang direncanakan untuk diberikan dalam kuliah ini adalah (1) Islam,
Nabi Muhammad SAW dan sumber-sumber ajaran Islam, (2) Rukun Islam, (3) Rukun
Iman (4) Sufi/Tassawuf dan (5) Selayang Pandang Sejarah Islam Indonesia.
Karena keterbatasan waktu maka tema-tema di atas akan diuraikan dalam garis
besarnya saja. Ini mengandaikan bahwa setiap mahasiswa akan memperdalam setiap
tema lewat bacaan-bacaan yang tersedia.
Al-kalam al-akhir, marilah kita senantiasa menyadari bahwa kita semua sedang dalam
proses yang panjang dalam usaha untuk mengenal lebih jauh tentang Islam. Jadi,
alangkah bijaksana kalau kita memulai kuliah ini dengan hati dan pikiran yang masih
putih (kosong), yang siap untuk mendengarkan dari kaum muslim apa kata mereka
tentang agama Islam itu sendiri.

3. Jelaskan latar belakang arab pra-islam yang memengaruhi lahirnya agama


islam sebagai agama, baik politik, ekonomi, sosial maupun budaya dan
pengaruhnya bagi corak agama islam kemudian
4. Jelaskan latar belakang keagamaan arab pra-islam sebelum islam lahir dan
pengaruhnya terhadapa kelahiran agama islam
5. Jelaskan peranan ibrahim dalam pembentukan islam sebagai agama dalam
hubungan dengan agama yahudi dan kristen
6. Jelaskan apa, mengapa, dan bagaimana lahirnya trilogi ajaran islam islam-
iman-ishan dan hubungan antar ketiganya
7. Jelaskan apa itu akidah, syariah, dan akhlak
8. Jelaskan 6 rukun iman dan 5 rukun islam
9. Jelaskan mengapa agama islam disebut agama dan hukum dan jelaskan 5 sifat
setiap perbuatan orang islam (5 sifat hukum islam)
10. Refelsikan secara teologis kristiani hasil pemahamanmu terhadap agama
islam

Anda mungkin juga menyukai