Anda di halaman 1dari 5

Nama : Supriansyah

Nim : 1611101119
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Local : PAI 3/2 AA
Dosen Pengampu : Dr. Suratman, M Pd

“SEMINAR INTERNASIONAL REVITALIZING THE ROLE OG ISLAMIC HIGHER


EDUCATION TOWARDS CUKTURAL TRANSFORMATION RADICALSM
PREVENTION”

PEMATERI I

Oleh : Bapak Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama Republik Indonesia)

Didalam seminar ini saya ditantang harus membahas dalam 4 topik pembahasan yakni
seminar internasional itu sendiri, meningkatkan kerukunan antar umat bragama makin terjaga
dikaltim, pusat studi islam dan pancasila, pertemuan para Alumni IAIN Samarinda, meluncurkan
atau meresmikan gedung Auditorium IAIN Samarinda.

Kita bangsa Indonesia sepatutnya bersyukur kepada Allah swt telah menjadikan bangsa
kita ini bangsa yang paling Religius di Dunia. Jangan sekali kali, ingin mengharuskan
keanekaragaman agama lain atau kemajemukan dengan agama lain. Saya merasa Agama itu
dilihat dari dua Aspek, yakni Aspek luar dan Aspek dalam, atau Eksetoris dan Aksestoris.

Sisi luar dari agama itu sendiri ialah, agama yang bersifatnya Lembaga yang Formalitas
dan masing-masing agama mempunyai cara untuk pendekatan atau strategi yang mampu
mendektkan diri kepada tuhan yang maha esa. Jika kita melihat dari sisi luar ini tentu memiliki
banyak perbedaan dari segi aspek pendekatan Agama.

Adapun sisi dalam atau Aksestoris ialah membicarakan tentang hal yang sama ,
bagaimana cara manusia itu lebih baik dimata tuhan yang maha esa. Semua agama yang bersifat
universa memiliki tujuan yang sama jangan membunuh, jangan mencuri, jangan merendahkan
satu sama lain dan lain-lain.
Kita sebagai umat beragama tidak boleh terjebak terhadap Provakasi-provakasi yang ada
di umat beragama. Mari kita bersama-sama mengembalikan substansi agama yang sebenarnya,
yaitu memanusiakan manusia, jangan bertikai satu sama lain. Moderisasi agama paham agama
yang tidak Ekstrem, membangun kesatuan yang tinggi antar umat beraama.

Membuat umar beragama memajukan Indonesia, tidak mungkin salah satu Agama bias
mensyariatkan agamanya disuatu wilayah yang sedang konflik. Hakekat beragama beragama
hakekatnya berindoneia, berindonesia hakekatnya beragama. Saya berharap Agama itu tidak
terhilangnya Ruh dan Implementasinya dlam Beragama.

PEMATERI II

Oleh : Prof. Adnan bin H. Bashar (Brunei Darussalam)

Brunei dan Indonesia kekeluargaannya sangat dekat, jadi diri orang Melayu, taat pada
Islam dan Rajanya, saya berpendapat lebih penting Adab daripada Gelar. Kita mengetahui dalam
Shalat Berjama’ah shaf haruslah lurus, kalian para pemudah haruslah menjaga shalat Berjama’ah
kalian, karena pemuda-pemuda yang Shalat adalah para tentaranya Islam dan Bangsa.

Jadilah pemuda yang memiliki Intelektual yang tinggi, karena orang tua kita
mengharapkan kita menjadi anak yang berguna bagi masyarakat tidak perduli apapun bidang mu,
karena setiap anak memiliki Potensi, kewajiban kita adalah mengembangkan Pontensi kita
tersebut. Generasi orang tua, berawal dari pendidikan.

PEMATERI III

Oleh : Prof. Mejar Yahya (Malaysia)

Liberal adalah paham yang menghendaki adanya kebebasan kemerdekaan individu di


segala bidang, baik dalam bidang Politik, Ekonomi maupun Agama. Diindonesia khususnya
hubungan social itu stabil dan karena itu hubungan social membuat agama semakin maju.
Islam sering dianggap Ekstrim, Teroris, bahkan Liberal. Kekerasan yang terjadi pada
tokoh pemuka Agama akhir-akhr ini sering terjadi, kita sebagai Mahasiswa jangan sampai
Terprovokasi untuk melakukan hal yang serupa dan hal seperti inilah yang embuat erpecahan
umat. Karena Bangsa Barat sangat gencar ingin memecahkan umat Isalam sehingga timbullah
isu-isu yng bertentangan dengan Islam terutma pandangan yang buruk.

PEMATERI IV

Oleh : Prof. Dr, Imam Syafi’I (Indonesia)

Kita harus bangga dengan Indonesia, bangsa Indonesia ini ada yang merintis ada pula
yang sekedar menikmati saja, ada juga pembuat Masalah namun ada juga menyelesaikan
Masalah. Every student is star, setiap pelajar adalah Bintang maksudnya adalah, tiap-tiap
seseorang yang menuntut ilmu adalah seseorang yang Hebat.

Jadilah kita ini seperti seorang pengusaha, karena menggapa semboyan seorang
pengusaha hanya orang yang berani Gagal total, yang berhasil dan Sukses Total. Mau yang A, B,
atau C sekalipun semua adalah bintang, yang A menjadi Profesor, B menjadi Penjabat, serta
yang C menjadi seorang pengusaha. Banyak yang gagal studinya, berhasil karirnya, tetapi lebih
banyak juga yang gagal studinya, gagal juga karirnya.

PEMATERI V

Oleh Prof Dr. Phili H Kammaruddin Amin,

Daya saing sebuah bangsa sangat ditentukan oleh semakin compotitifnya perguruan tinggi
sebuah bangsa negara maju di back up oleh perguruan tinggi yang besar eksistensi, perguruan
tinggi yang berkualitas sangat fundamental untuk memajukan sebuah bangsa.
Peran perguruan tinggi untuk merevitalisasi untuk mencetak negara maju. Konstribusi
sosial antar budaya dan ekonomi salah satunya perguruan tinggi harus berinteraksi dan
melakukan opersektif dan terkoneksi dalam kehidupan sosial beserta urgensinya dan
kemajuannya.

PEMATERI VI :
Oleh Dr. H. Moh. Mahrus, S.Ag.
“Landasan teologis konsep multikulturalisme (Studi Hadist Ahkam)”
Yang terkait dengan prinsip-prinsip multikulturlisme. Yang terkait dengan hukum tidak
memandang satu suku bangsa tertentu, etnis atau budaya agama apapun. Sesuai pasal yang
berlaku, melainkan secara keseluruhan (semuannya). Umat terdahulu celaka karena jika ada
salah dari orang yang mulia maka langsung dibebaskan tanpa dikenai sanksi pelanggaran.
Naskah piagam madinah di buat oleh orang islam dan orang lain yang bersamannya saat
itu, piagam madinah dapat mengamalkan nilai-nilai moral.

PEMATERI VII :
Oleh Dr. Hj. Noorthaibah, M.Ag
“Peran Tasawuf dalam Dunia Pendidikan di Era Globalisasi”
Islam itu adalah yang termasuk dalam enam rukun iman yang ketahui.
Islam itu adalah yang ternasuk dalam lima rukun Islam.
Islam itu adalah sebagai ahli tasawuf yaitu akhlak atau perilaku kita
Jika bebicara pada era globalisasi dengan penurunan nilai-nilai moral yang ada pada diri kita
sendiri.
Tasawuf menawarkan solusi berupa terapi krisis. Sambungan tasawuf dalam pendidikan.
Hakikat manusia :
1. Jasmani = fisik
2. Rohani = gak bisa diungkapkan tapi bisa dirasakan
Unsure kerohanian yang paling utama dalam pendidikan anak melalui, nilai-nilai moral
atau karakter dalam pendidikan agama karena merupakan inti dari ajaran agama.
Keterangan inilah yang kita dapatkan dari tujuan tasawuf walaupun dengan kejujuran yang
pahit. Ketenagan dalam arti hidup dunia dan akhirat.

Anda mungkin juga menyukai