Anda di halaman 1dari 3

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAAN INDONESIA

Nama saya Hayatun Nissa,saya lahir dan berdomisili di ibukota provinsi Lampung
yang dijuluki sebagai kota tapis berseri.Kota apakah itu? yap,Kota Bandar Lampung. Saya
memulai pendidikan saya pada usia 3 tahun, yakni di playgroup Cut Meutia Bandar
Lampung,kemudian pada umur 4 tahun saya sudah bisa membaca dengan lancar sehingga
saya mengenyam pendidikan saya di TK Perwanida Bandar Lampung,lalu melanjutkan
pendidikan dasar di salah satu SD Negeri pada usia 5 tahun,tepatnya di SDN 3 Gulak
Galik.Setelah itu,orangtua saya menyekolahkan saya di salah satu pondok pesantren di Kota
Metro. Ketika di Kota Metro,saya bersekolah di SMP TMI Roudlotul Quran,disanalah saya
menyadari bakat saya di bidang kepenulisan,dan alhamdulillah,saya berhasil mendapat
beberapa penghargaan dibidang menulis cerpen seKota Metro.Selesai mengenyam
pendidikan menengah pertama,saya dikirim oleh orangtua saya ke pondok pesantren di pulau
jawa,tepatnya di provinsi Banten kabupaten Pandeglang.3 tahun saya bersekolah di MAS Al
ihsan dan 1 tahun saya masa pengabdian,selama itu,saya berhasil mendapat berbagai
penghargaan dari perlombaan,seperti juara 1 Musabaqoh Fahmil Quran tingkat SMA
seProvinsi Banten,dan lomba lomba lainnya di tingkat sekolah dan kabupaten.Selain itu,saya
juga mendapatkan sanad kitab Alfiyah Ibnu Malik,Fath Almuin,Tafsir Jalalain,sanad Quran
Qiroat Ashim riwayat Hafs,dan sanad sanad lainnya yang bersambung hingga ke Rasulullah
SAW serta sahabat sahabat nabi.

Selama saya mengenyam pendidikan di PP Al Ihsan,saya mulai terbuka dan tertarik


berorganisasi,karena ketika SMP saya kurang aktif dalam organisasi,saya mulai penasaran
mencoba berorganisasi. Saya menjadi ketua pendidikan di dewan perwakilan santri dan
ketika masa pengabdian saya berhasil menduduki posisi sebagai ketua keamanan pusat santri
Al Ihsan,saya yang bertanggung jawab atas perizinan keluar masuk santri,dan juga saya yang
bertugas berhubungan langsung dengan wali santri ketika ada beberapa masalah keamanan
sehingga secara tidak langsung saya sudah terbiasa dengan aktifitas bersosial dengan
masyarakat.Saya juga menjadi salah satu tenaga pengajar di bidang bahasa arab ketika dalam
masa pengabdian.

Pasca lulus Aliyah dan pengabdian,saya melanjutkan studi saya ke Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung,karena permintaan khusus dari kyai saya untuk menyebarkan
ilmu ilmu yang telah saya peroleh di pesantren untuk masyarakat,dan kebetulan orang tua
saya memiliki TPQ sehingga saya bisa langsung berbaur sambil berbagi ilmu terhadap
sesama.

Saya lolos ke Universitas tersebut jalur UMPTKIN pada fakultas Tarbiyah jurusan
pendidikan bahasa arab,saya memilih jurusan tersebut karena memang sesuai dengan basic
saya dari pondok pesantren,serta saya memang memiliki ketertarikan yang tinggi di bidang
kebahasaan.

Kuliah menurut saya bukan sekedar belajar dan mengambil gelar,kuliah bagi saya
adalah salah satu pintu gerbang yang membuka berbagai macam kesempatan,menjalin
koneksi kepada setiap relasi,dan lebih dari itu semua saya bisa mempunyai circle yang lebih
luas untuk saling berbagi ilmu agama,yang tentunya itu bisa membuat saya menjadi semakin
bermanfaat bagi masyarakat yang berada di sekitar saya. Seperti hadist Rasulullah SAW
“khoirukum anfa’uhum linnas” yang artinya manusia yang paling baik adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia lain.

Didalam kitab ta’lim muta’alim karangan Imam Al Zarnuji termaktub yang artinya “
kerusakan terbesar di dunia ini adalah orang alim yang diam,tapi kerusakan yang lebih besar
daripada itu adalah orang bodoh yang berpura pura pintar”. Dari kutipan ini sudah jelas
bahwa orang bodoh yang berpura pura alim dalam ilmu agama penyebab kerusakan
terbesar,dan penyebab lain juga apabila ada orang alim yang hanya diam ketika melihat
kemungkaran disekitarnya.2 hal inilah yang menjadi kerusakan terbesar di masalah sosial
disekitar kita,umat islam harus dihadapkan pada cap teroris,radikal,intoleran karena beberapa
orang yang jahil ,yang tidak paham seutuhnya dengan ajaran agama islam,akan tetapi merasa
paling benar dan memprovokasi orang lain untuk mengikutinya. Coba kita
fikirkan,bagaimana bisa sebuah agama yang bahkan dijuluki rahmatan lilalamin
memerintahkan suatu hal yang nista seperti itu?.Tak terhitung banyaknya ustadz ustadzah
palsu yang berbalut ceramah agama padahal isinya hanya memprovokator umat islam untuk
berbuat salah dan saling bermusuhan,oleh karena itu pula saya setuju tentang isu bahwasanya
penceramah harus memiliki sertifikat khusus,untuk mengurangi aksi beberapa oknum yang
menginginkan indonesia terpecah belah dan terprovokasi.

Bisa kita lihat bersama bahwa seluruh kitab kitab kuning karangan para ulama
terdahulu dari kitab fiqh,ushulfiqh,tasawuf dan berbagai fan ilmu yang menjadi dasar agama
islam,bahkan kitab suci AlQuran pun menggunakan bahasa arab.Pun bahasa arab merupakan
salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia,oleh karena itu fakta ini menjadi
salah satu alasan saya memilih jurusan pendidikan bahasa arab.Selain saya bisa belajar dan
mendalami bahasa arab,agar tidak asal dalam memaknai ajaran Al Quran sehingga
mengurangi kesalahpahaman masyarakat,saya bisa pula menjadi salah satu tenaga pengajar
dalam bidang bahasa arab yang profesional,sehingga ilmu yang saya dapatkan di pesantren
pun tidak akan menjadi sia sia dan pasti bermanfaat untuk manusia lainnya.

Berbicara soal bidang pendidikan bahasa arab tentu sangatlah luas,karena bahasa arab
cenderung bersangkutan dengan persoalan agama islam. Seperti yang kita tahu,bahwa agama
islam adalah agama dengan penganut terbanyak di bumi pertiwi,sekaligus menjadi agama
dengan masalah sosial yang paling banyak. Saya berani berbicara seperti ini karena sesuai
dengan fakta yang ada. Anehnya,masalah yang biasanya terjadi adalah orang islam dengan
islam lainnya,seperti kasus terbaru soal salah satu syaikh besar di Indonesia ditusuk senjata
tajam oleh remaja yang juga menganut agama islam,meskipun belum jelas aliran apa atau
ajaran apa yang ia anut sehingga mampu menusuk seorang syaikh besar,tentu kejadian ini
sangat miris bagi kita semua termasuk saya sebagai kaum muslimin,dan ini juga menjadi
salah satu PR besar bagi saya dan kita semua untuk mengurangi aksi para provokator di masa
mendatang.

Sebenarnya masih terlalu berat bagi saya untuk mengatakan bahwa “Aku Generasi
Unggul Bangsa Indonesia”. Tapi kalimat itu mengandung motivasi besar untuk bagaimana
cara saya agar mampu menjadi generasi unggul dengan memiliki kontribusi terhadap negeri
kita tercinta ini dengan ilmu yang saya miliki,tentu dengan gaya dan pembawaan yang
menjadi ciri khas saya.

Anda mungkin juga menyukai