Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan di Politeknik
Negeri Jember Jurusan Manajemen Agribisnis Program Studi D-IV Manajemen Agroindustri Konsentrasi Teknologi Pangan dan Gizi
Oleh Hasan Basri Zulkhan NIM. D41121632
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2015
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan lahan pertanian yang luas sehingga
dihasilkan bahan pangan yang berlimpah. Dengan adanya sumber pangan yang beragam dan panen yang serentak berpengaruh terhadap harga bahan pangan tersebut menjadi murah bahkan nyaris tidak termanfaatkan, termasuk singkong. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan penanganan pasca panen dan diversifikasi agar menjadi produk pangan yang lebih baik, misalnya saja tiwul dengan bahan dasar singkong (Manihot esculenta). Pada bahan berpati seperti pada tepung singkong dapat dilakukan proses lebih lanjut atau dijadikan produk instan. Pati yang telah tergelatinisasi dapat dikeringkan kembali. Pati yang sudah dikeringkan ini masih dapat menyerap air kembali. Berdasarkan prinsip ini maka tiwul dapat diolah menjadi produk yang bersifat instan, yang lebih awet dan mudah dalam penyajiannya. Tiwul dapat digunakan sebagai makanan pokok pengganti nasi. Dengan demikian ketela pohon atau ubi kayu sebagai tanaman pangan bahan pembuatan tiwul sudah selayaknya diakui sebagai salah satu pilihan dalam upaya diversifikasi pangan, memandirikan pangan dan memantapkan ketahanan pangan yang berbasis sumber daya lokal Pengembangan proses pengolahan tiwul menjadi produk instan, adalah langkah yang tepat untuk menjaga ketahanan pangan dengan tidak meninggalkan akar budaya kita yaitu mengkonsumsi makanan tradisional, tetapi penyajiannya cepat, mengikuti perkembangan jaman yang menuntut semuanya serba praktis. Pengembangan produk tiwul instan juga diharapkan dapat memperluas pemasarannya, tidak hanya dipasarkan di daerah penghasil tiwul saja tetapi dapat dipasarkan pula ke luar daerah sehingga produk dapat dinikmati oleh setiap orang Tiwul instan memiliki kandungan gizi yang kurang, terutama kadar protein dan serat yang rendah. Untuk menambah kandungan gizi pada tiwul instan maka dilakukan fortifikasi dengan tepung kacang-kacangan sehingga menambah kandungan gizi tiwul instan yang dibuat sehingga tiwul menjadi bahan pangan yang aman, sehat dan bergizi. Fortifikasi dilakukan dengan tepung kedelai.