Anda di halaman 1dari 10

ALIRAN INVISID DAN VISKOS

Aliran invisid adalah aliran dimana kekentalan zat cair, , dianggap


nol(zat cair ideal). Sebenarnya zat cair dengan kekentalan nol tidak
ada di alam, tetapi dengan anggapan tersebut akan sangat
menyederhanakan permasalahan yang sangatkompleks dalam
hidraulika. Karena zat cair tidak mempunyai kekentalan maka
tidak terjadi tegangan geser antara partikel zat cair dan antara zat cair
dan bidang batas.Pada kondisi tertentu, anggapan =0 dapat diterima
untuk zat cair dengan kekentalan kecil seperti air. Aliran Invisid suatu
fluida diasumsikan mempunyai viskositas nol. Jika viskositas nol maka
kondiuktivitas thermal fluida tersebut juga nol dan tidak akan terjadi
perpindahan kalor kecuali dengan cara radiasi. Dalam prakteknya,
fluida inviscid tidak ada, karena pada setiap fluida timbul tegangan
geser apabila padanya dikenakan juga suatu laju perpindahan
regangan.

Aliran viskos adalah aliran di mana kekentalan diperhitungkan (zat


cair riil). Keadaan ini menyebabkan timbulnya tegangan geser antara
patikel zat cair yang bergerak dengan kecepatan berbeda. Apabila zat
cair riil mengalir melalui bidang batas yang diam, zat cair yang
berhubungan langsung dengan bidang batas tersebutakan mempunyai
kecepatan nol (diam). Kecepatan zat cair akan bertambah
sesuaidengan jarak dari bidang tersebut. Apabila medan aliran sangat
dalam/lebar, di luar suatu jarak tertentu dari bidang batas, aliran tidak
lagi dipengaruhi oleh hambatan bidang batas. Pada daerah tersebut
kecepatan aliran hampir seragam. Bagian aliranyang berada dekat
dengan bidang batas, di mana terjadi perubahan kecepatan yang besar
dikenal dengan lapis batas (boundary layer ). Di daerah lapis batas ini
tegangangeser terbentuk di antara lapis-lapis zat cair yang bergerak
denga kecepatan berbedakarena adanya kekentalan zat cair dan
turbulensi yang menyebabkan partikel zat cair bergerak dari lapis
yang satu ke lapis lainnya. Di luar lapis batas tersebut
pengaruhtegangan geser yang terjadi karena adanya bidang batas
dapat diabaikan dan zat cair dapat dianggap sebagai zat cair ideal.

Gambar Aliran Viskos dan Inviscid

ALIRAN KOMPRESIBEL DAN TAK KOMPRESIBEL


Semua fluida (termasuk zat cair) adalah kompresibel sehingga rapat
massanya berubah dengan perubahan tekanan. Pada aliran mantap
dengan perbuhan rapat massa kecil, sering dilakukan penyederhanaan
dengan menganggap bahwa zat cair adalah tak kompresibel dan rapat
massa adalah konstan. Oleh karena zat cair mempunyai kemampatan
yang sangat kecil, maka dalam analisis mantap sering dilakukan
anggapan zat cair tak kompresibel. Tetapi pada aliran tak mantap
sering dilakukan melalui pipa di mana bisa terjadi perubahan tekanan
yang sangat besar, maka kompresibilitas zat cair harus diperhitungkan.

Bila kerapatan massa fluida berubah terhadap perubahan tekanan


fluida maka dikatakan aliran bersifat kompresibel. Sedang bila praktis
tak berubah terhadap perubahan tekanan yang ada dalam sistem,
maka aliran itu dikatakan bersifat tak kompresibel. Zat cair umumnya
dapat dianggap mengalir secara tak kompresibel sedang gas secara
umum dipandang mengalir secara kompresibel.Walaupu kasus-kasus
tertentu mungkin aliran gas dapat pula dipandang sebagai tak
kompresibel, yaitu bila perubahan kerapatan massa dalam sistem yang
ditinjau praktis dapat diabaikan.

ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN

Aliran fluida mengikuti bentuknya, sewaktu mengalir aliran fluida


membentuk suatu jenis / bentuk. Jenis dan bentuk dari pergerakan
fluida adalah :
1.

Aliran Laminar

Aliran laminar adalah aliran fluida yang membentuk menyerupai garis


lurus.Aliran laminer terjadi apabila partikel-partikel zat cair bergerak
teratur dengan membentuk garis lintasan kontinyu dan tidak saling
berpotongan. Aliran laminer terjadi apabila kecepatan aliran rendah,
ukuran saluran sangat kecil dan zat cair mempunyai kekentalan besar.
2.

Aliran Turbulen

Aliran Turbulen adalah aliran fluida yang tidak membentuk suatu garis
lurus. Aliran ini terbentuk ketika menemui hambatan. Aliran dimana
pergerakan dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida
kebagian fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan
aliran turbulen maka turbulensi yang terjadi membangkitkan tegangan
geser yang merata diseluruh fluida sehingga menghasilkan kerugian
kerugian aliran. Pada aliran turbulen , partikel-partikel zat cair bergerak
tidak teratur dan garis lintasannya saling berpotongan. Aliran turbulen
terjadi apabila kecepatan aliran besar, saluran besar dan zat cair
mempunyai kekentalan kecil. Aliran di sungai, saluran irigasi/drainasi,
dan di laut adalah contor dari aliran turbulen.
Aliran yang angka Reynold (Re)-nya besar pada umumnya bersifat
turbulen.

Dimana:

: kerapatan fluida

V : Kecepatan
l : panjang karakteristik
: viskositas
(a) Aliran Laminar

(b) Aliran Turbulen

Gambar Aliran Laminar

Gambar Aliran Turbulen

Dalam bidang keteknikan definisi dari kedua jenis aliran fluida tersebut
dapat dilihat pada jet dua dimensi, kincir angin, aliran dalam pipa, dan
aliran dalam dua plat sejajar atau aliran tiga dimensi yang lain
mempunyai perubahan bilangan Reynolds yang tidak stabil. Aliran
yang laminar memiliki bilangan Reynolds yang kecil dan relatif stabil,
tetapi pada aliran turbulen bilangan Reynoldnya besar dan relatif
berubah pada setiap titiknya. Untuk menjelaskan fenomena aliran
turbulen kita dapat melakukan simulasi sehingga dapat dljelaskan
karakterisrik aliran turbulen tersebut.
Definisi Turbulen
Untuk menentukan suatu penentuan apakah suatu aliran dikatakan
laminar atau turbulen seperti dijelaskan diatas kita dapat
menggunakan pendekatan Bilangan Reynolds pada aliran tersebut.
Bilangan Reynolds adalah ukuran yang dimiliki aliran mengenai gaya
inersia yang diberikan dan gaya viskos yang dimiliki fluida. Apabila
dalam lapisan batas aliran tidak terjadi perubahan terhadap waktu dan
aliran steady, maka dapat dikatakan aliran tersebut laminar,
sebaliknya jika alirannya random dan berubah terus terhadap waktu
secara radikal, maka aliran tersebut adalah aliran turbulen atau lebih
gampangnya setelah dihitung suatu aliran dikatakan turbulen apabila
Bilangan Reynoldnya > 2300. Kecepatan, tekanan dan berbagai sifat
lainnya akan berubah menjadi acak dalam aliran turbulen, seperti
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik Aliran vs Tekanan Grafik Variasi Kecepatan pada aliran turbulen

Karakteristik aliran turbulen dapat dilakukan komputasi, dengan


persamaan menggunakan kecepatan rata-rata U dan fluktuasi dari u(t)
sehingga persamaan kecepatan aliran menjadi :

Secara umum, karakteristik dari aliran turbulen ini dinotasikan sebagai


kecepatan rata-rata (U,V,W,P dan lainnya) dan kecepatan yang
berfluktuasi (y,v,w,p dan lainnya).

Transisi dari Aliran Laminar ke Turbulen


Penyebab suatu aliran laminar berubah menjadi aliran turbulen adalah
ketika stabilitas pada aliran laminar mengalami sedikit gangguan
(gaya) yang diberikan sehingga aliran tersebut menjadi tidak stabil.
Untuk menjelaskan fenomena tersebut terdapat teori hydrodynamic
instability yang digunakan untuk menganalisis aliran transisi ini. Suatu

aliran dengan kecepatan tertentu, didalamnya terdapat titik perubahan


dapat terlihat pada Gambar 2(a). Aliran ini tidak stabil karana
gangguan yang diberikan dan jika dihitung Reynolds angkanya cukup
besar. Ketidakstabilan ini dapat diidentifikasi pertama tentang aliran
yang invicid oleh sebab itu tipe aliran seperti ini disebut aliran inviscid
instability.tipe aliran seperti ini terjadi pada aliran jet, baling-baling,
dan lapisan batas antara dua plat sejajar dengan gradien temperatur
yang berlawanan. Aliran dengan kecepatan yang laminar tanpa adanya
point of inflexion disebut viscous instability. Pendekatan tentang aliran
tipe ini dapat didekati dengan beberapa aliran seperti aliran
disepanjang dinding yang solid seperti pipa, dan lapisan batas tanpa
adanya gradien tekanan balik.

ALIRAN MANTAP DAN TAK MANTAP


Aliran mantap (steady flow) terjadi jika variabel dari aliran (seperti
kecepatanV, tekanan p, rapat massa r, tampang aliranA, debit Q, dsb)
disembarang titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu.
Aliran tak mantap (unsteady flow) terjadi jika variabel aliran pada
setiap titik berubah dengan waktu. Contoh aliran tak mantap adalah
perubahan debit di dalam pipa atausaluran, aliran banjir di sungai,
aliran di estuari (muara sungai) yang dipengaruhi pasang surut.
Analisis dari aliran ini adalah sangat kompleks,
biasanya penyelesainnya dilakukan secara numerik dengan
menggunakan komputer.

ALIRAN SERAGAM DAN TAK SERAGAM


Aliran disebut seragam (uniform flow) apabila tidak ada perubahan
besar dan arah dari kecepatan dari satu titik ke titik yang lain di
sepanjang aliran. Demikian juga dengan variabel-variabel lainnya
seperti tekanan, rapat massa, kedalaman, debit, dsb. Aliran di saluran
panjang dengan debit dan penampang tetap adalah contoh dari aliran
seragam. Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah
berubah menurut menurut tempat tempat. Konsep Konsep aliran
seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran
berubah dengan cepat atau berubah lambat laun. Perhitungan
kedalaman kritis dan kedalaman normal sangat penting untuk
menentukan perubahan permukaan aliran akibat gangguan pada
aliran.
Aliran tak seragam (non uniform flow) terjadi jika semua variabel
aliran berubah dengan jarak. Contoh dari aliran tak seragam adalah
aliran di sungai atau di saluran di daerah dekat terjunan atau bendung.

ALIRAN 1D, 2D, 3D


Dalam aliran satu dimensi (1-D), kecepatan di setiap titik pada
tampang lintang mempunyai besar dan arah yang sama. Sebenarnya
jenis aliran semacam ini sangat jarang terjadi. Tetapi dalam analisa
hidraulika, aliran tiga dimensi dapat disederhanakan menjadi satu
dimensi berdasarkan beberapa anggapan, misalnya mengabaikan
perubahan kecepatan vertikal dan melintang terhadap kecepatan pada

arah memanjang. Keadaan pada tampang lintang adalah nilai rerata


dari kecepatan, rapat massa, dan sifat-sifat lainnya. Aliran satu dimensi
jika parameter aliran (seperti kecepatan, tekanan, kedalaman, dll) pada
suatu saat tertentu dalam waktu hanya bervariasi dalam arah aliran
dan tidak di seluruh penampang. Flow mungkin goyah, dalam hal ini
parameter berbeda dalam waktu tetapi masih belum di seluruh
penampang. Contoh aliran satu dimensi adalah aliran dalam pipa .

Dalam aliran dua dimensi (2-D), semua partikel dianggap mengalir


dalam bidang sepanjang aliran, sehingga tidak ada aliran tegak lurus
pada bidang tersebut. Untuk aliran di saluran yang sangat lebar,
misalnya di pantai, maka anggapan aliran dua dimensi mendatar
adalah lebih sesuai. Aliran dua dimensi jika dapat diasumsikan bahwa
parameter aliran bervariasi dalam arah aliran dan dalam satu arah di
sudut kanan ke arah ini. Arus dalam aliran dua dimensi melengkung
garis pada pesawat dan adalah sama pada semua pesawat paralel.
Contohnya adalah aliran atas musuh bendung arus yang khas.

Aliran tiga dimensi (3D) komponen kecepatan ditinjau pada koordinat


ruang X,Y,Z yaitu u,v,w.

ALIRAN KRITIS, SUBKRITIS, DAN SUPERKRITIS

Aliran kritis merupakan kondisi aliran yang dipakai sebagai


pegangandalam menentukan dimesi bangunan ukur debit. Pada kondisi
tersebut, yang disebutsebagai keadaan aliran modular bilamana suatu
kondisi debutnya maksimum danenergi spesifiknya adalam minimum.
Fenomena aliran modular pada pintu yang diletakkan di atas ambang
untuk satu energi spesifik yang konstan (E0) dapat diidentifikasi
melalui 3 (tiga) kondisiseperti berikut :

Gambar Hubungan antara debit dan tinggi air pada kondisi energi
spesifik konstan

Aliran subkritis dan aliran superkritis dapat diketahui melalui


nilai bilangan Froude (F) . Bilangan Froude tersebut membedakan jenis
aliran menjaditiga jenis yakni: Aliran kritis, Subkritis dan superkritis
(Queensland Department of Natural Resources and Mines, 2004).
Ketiga jenis aliran dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan 1 (Fr = 1) dan
gangguan permukaan (cth: riak yang terjadi jika sebuah batu di lempar
ke dalam sungai)tidak akan bergerak/menyebar melawan arah arus.
b) Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari 1 (Fr<1). Untuk
aliransubkritis, kedalaman biasanya lebih besar dan kecepatan aliran
rendah (semua riak yang timbul dapat bergerak melawan arus).
Kecepatan air < kecepatangelombang hulu aliran dipengaruhi
pengendali hilir.

c) Aliran superkritis, Jika bilangan Froude lebih besar dari 1 (Fr>1).


Untuk aliransuperkritis kedalaman relatife lebih kecil dan kecepatan
relative tinggi (segala riak yang ditimbulkan dari suatu gangguan
adalah mengikuti arah arus. Kecepatan air > kecepatan
gelombanghulu aliran tidak dipengaruhi pengendali hilir.

Gambar Gelombang Kritis, Subkritis, dan Superkritis

Contoh penerapan aliran kritis, subkritis dan superkritis yaitu Aliran


Melalui Pintu Sorong / Gerak. Kondisi aliran melalui pintu sorong (Sluice
gate) akan tampak jelas apakah dalam kondisi aliran bebas atau
tenggelam, tergantung dari kedalaman air di hilir pintu yang secara
bergantian ditentukan oleh kondisi aliran dihilir pintu tersebut. Kondisi
aliran bebas ( free flow) dicapai bila aliran di hulu pintu adalah sub
kritis, sedangkan aliran di hilir pintu adalah super kirtis.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ebook Tpa SBMPTN
    Ebook Tpa SBMPTN
    Dokumen207 halaman
    Ebook Tpa SBMPTN
    Alkaustariyah Lubis
    100% (7)
  • Autocad Tutorial Simple
    Autocad Tutorial Simple
    Dokumen6 halaman
    Autocad Tutorial Simple
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Daftar PIC Dan Link Halaman Anak
    Daftar PIC Dan Link Halaman Anak
    Dokumen4 halaman
    Daftar PIC Dan Link Halaman Anak
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Autocad Tutorial Simple
    Autocad Tutorial Simple
    Dokumen6 halaman
    Autocad Tutorial Simple
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Langkah CD
    Langkah CD
    Dokumen19 halaman
    Langkah CD
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Endik
    Endik
    Dokumen4 halaman
    Endik
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sejarah Indonesia
    Tugas Sejarah Indonesia
    Dokumen5 halaman
    Tugas Sejarah Indonesia
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Kekuatan Dinding
    Kekuatan Dinding
    Dokumen1 halaman
    Kekuatan Dinding
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Keterangan
    Keterangan
    Dokumen1 halaman
    Keterangan
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Bab II (Repaired)
    Bab II (Repaired)
    Dokumen49 halaman
    Bab II (Repaired)
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Langkah2 Monica
    Langkah2 Monica
    Dokumen4 halaman
    Langkah2 Monica
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • LANGKAH Langkah Membuat Cover CD
    LANGKAH Langkah Membuat Cover CD
    Dokumen9 halaman
    LANGKAH Langkah Membuat Cover CD
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Pengamen Viii
    Pengamen Viii
    Dokumen12 halaman
    Pengamen Viii
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Beneran Jadi Puji Tuhan (2) (Repaired)
    Beneran Jadi Puji Tuhan (2) (Repaired)
    Dokumen98 halaman
    Beneran Jadi Puji Tuhan (2) (Repaired)
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • L'Heure
    L'Heure
    Dokumen20 halaman
    L'Heure
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Direct Shear
    Direct Shear
    Dokumen17 halaman
    Direct Shear
    vernandogaul
    Belum ada peringkat
  • Deformasi Brittle
    Deformasi Brittle
    Dokumen1 halaman
    Deformasi Brittle
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Geo Tekst Il
    Geo Tekst Il
    Dokumen1 halaman
    Geo Tekst Il
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Endik
    Endik
    Dokumen4 halaman
    Endik
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Soal SBMPTN 2014 Saintek (Ipa) Kode 542
    Soal SBMPTN 2014 Saintek (Ipa) Kode 542
    Dokumen12 halaman
    Soal SBMPTN 2014 Saintek (Ipa) Kode 542
    Natal Tambunan
    Belum ada peringkat
  • Langkah Burning
    Langkah Burning
    Dokumen19 halaman
    Langkah Burning
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Langkah2 Monica
    Langkah2 Monica
    Dokumen4 halaman
    Langkah2 Monica
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Hikayat Tanjung Lesung
    Hikayat Tanjung Lesung
    Dokumen11 halaman
    Hikayat Tanjung Lesung
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    67% (3)
  • Hikayat Bayan Budiman 1
    Hikayat Bayan Budiman 1
    Dokumen4 halaman
    Hikayat Bayan Budiman 1
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Langkah2 Monica
    Langkah2 Monica
    Dokumen4 halaman
    Langkah2 Monica
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Kinematika Zat Cair
    Kinematika Zat Cair
    Dokumen10 halaman
    Kinematika Zat Cair
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Sistem Ekonomi Indonesia
    Sistem Ekonomi Indonesia
    Dokumen15 halaman
    Sistem Ekonomi Indonesia
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Hakikat Negara Dan Bentuk-Bentuk Kenengaraan
    Hakikat Negara Dan Bentuk-Bentuk Kenengaraan
    Dokumen2 halaman
    Hakikat Negara Dan Bentuk-Bentuk Kenengaraan
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat
  • Kepmen 555k 26 Mpe 1995 Tentang k3 Pertambangan1
    Kepmen 555k 26 Mpe 1995 Tentang k3 Pertambangan1
    Dokumen257 halaman
    Kepmen 555k 26 Mpe 1995 Tentang k3 Pertambangan1
    ThieFeezae
    100% (4)
  • Agama
    Agama
    Dokumen12 halaman
    Agama
    MarlinaTogumaJuniartiNapitupulu
    Belum ada peringkat