Histologi
Kulit
STRATA EPIDERMAL
STRATUM
PENJELASAN
BASALIS
SPINOSUM
GRANULOS
UM
LUSIDUM
KORNEUM
Lapisan Epidermis
Ketebalan < 1 mm
Sel utama
berdiferensiasi :
keratinosit keratin
(protein fibrosa)
Proses migrasi sel
epiermis : 28 hari
Melanosit
melanosoma
melanin
Str.
granulosum
(lap
keratohialin)
Str. spinosum /
malphigi / prickle cell
layer (lap akanta)
Str basale
Beberapa
lapis sel
gepeng mati
Sel
gepeng
berinti
Protein /
eleidin
berinti +
sitoplasma
berbutir kasar
(keratohialin)
inti
Protoplasma
: Keratin / zat
tanduk
Jernih (glikogen)
Di antara sel sel nya
terdapat :
jembatan antar sel
(intercellular bridges) :
protoplasma &
tonofibril / keratin
Perlekatan antar
jembatan penebalan
bulat kecil nodulus
Bizzero
Sel langerhans
2. Stratum Lusidum
Lapisan sel gepeng tanpa inti
protoplasma berubah menjadi protein (eleidin)
Biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan.
Tidak tampak pada kulit tipis
5. Stratum basale
Terdiri dari sel sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis
Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade
Lapisan terbawah dari epidermis
Mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif
Terdapat melanosit (clear cell) yaitu sel dendritik yang yang
membentuk melanin melindungi kulit dari sinar matahari.
Dengan sitoplasma yang basofilik dan inti gelap, mengandung
butir pigmen (melanosomes)
lucidum
Lapisan keratohialin
Lapisan akanta
Lapisan dermis
Lapisan subkutis
FISIOLOGI KULIT
FISIOLOGI KULIT
Fungsi proteksi : Melindungi bagian dalam tubuh
terhadap gangguan fisik/mekanik tekanan,
gesekan, tarikan, gangguan kimiawi, seperti zat-zat
kimia iritan (lisol, karbol, asam/ basa kuat),
gangguan panas atau dingin, gangguan sinar
radiasi/ ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri,
virus
Fungsi Absorpsi dipengaruhi : tebal, tipisnya
kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan
jenis vehikulum zat yang menempel di kulit
melalui celah antar sel, saluran kelenjar /saluran
keluar rambut
Fungsi Ekskresi zat yang tidak berguna/ sisa
metabolisme dalam tubuh Produk kelenjar lemak
dan keringat di permukaan kulit keasaman kulit
Fungsi Pengindra (Sensori) Kulit mengandung ujungujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
Badan Ruffini : panas
Badan Krause: dingin
Badan taktil Meissner dan Badan Ranvier: rabaan
Badan Paccini: tekanan
Fungsi pembentukan Pigmen (melanosit) terletak di
lapisan basal epidermis Jumlah melanosit & jumlah dan
besarnya melanin yang terbentuk menetukan warna kulit
Fungsi Keratinasi : dari sel basal - tanduk (14 21 hari)
penyakit kulit proses ini terganggu kulit akan terlihat
bersisik, tebal, kasar dan kering.
Fungsi Produksi Vitamin D dari bahan baku 7-dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar matahari.
Fungsi Ekspresi Emosi : Hasil gabungan fungsi yang telah
disebut di atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai
alat untuk menyatakan emosi yang terdapat dalam jiwa
manusia
TERMINOLOGI STATUS
DERMATOLOGIKUS
Abses
Papul
Nodus
Tumor
Vegetasi
Bentuk
peralihan, tidak
berbatas pada
suatu lapisan
saja
Sikatriks
Cekung
Hipertrofi
Anetoderma
Erosi
Ulkus
Yang
melekat
diatas
kulit
(deposit
Skuama
Krusta
Sel asing
&
metabolik
nya
kotoran
Efloresensi sekunder
Skuama
Krusta
Erosi
Ulkus
Ekskoriasi
Fisura
Atropi
Sikatriks
Sklerosis
Likenifikasi
Hiperkeratosis
Kunikulus
Sinus
Abses
Makula
perubahan warna kulit tanpa
disertai perubahan konsistensi
dan permukaannya.
Makula berukuran 1 cm
disebut patch.
Papul
Penonjolan kulit
yang solid dengan
diameter < 1 cm.
Plaque ( plak )
Urtika
Edem setempat karena
pengumpulan serum di dermis
bagian atas
Diagnosa Banding:Angioedema
DermographismHives
Cholinergic urticariaUrticaria
pigmentosa (mastocytosis)
Nodul
Papiloma
Kista
Ruangan berisi
cairan & dikelilingi
kapsul
bulla
Pustula
Purpura
Telangiektasis
terjadinya pelebaran
pembuluh darah
kapiler, venulae, atau
arteriole yang nampak
pada permukaan kulit.
Contoh: actinic skin,
rosasea
Komedo
penonjolan kulit karena adanya
pelebaran infundibulum folikel
rambut yang terisi masa keratin,
sebum & mikroorganisme
tertentu.Komedo terjadi pada
kasus: acne, comedo senilis
Skuama
stratum korneum yang
terkelupas dan tampak
pada permukaan.
Krusta
Diagnosa Banding:Acute
eczematous inflammation
Atopic (face)Impetigo
(honey colored)Pemphigus
foliaceusTinea capitis
Erosi
kerusakan kulit sampai stratum
spinosum. kulit tampak menjadi
merah dan keluar cairan serosa,
misalnya pada dermatitis kontak
Ulkus
defek yang mengenai seluruh
epidermis dan melebihi
membrana basalis, bahkan
mungkin sampai dermis atau
subkutis, sehingga pada proses
penyembuhannya sering
Eksoriasi
erosi yang terjadi karena
garukan; sehingga seringkali
memberikan gambaran erosi
yang berderet.
Fisura
defek linier yang dapat
mulai dari permukaan
sampai lapisan dermis.
Contoh: cheilitis
angularis
Atropi
penipisan kulit, baik
epidermis maupun dermis.
Kulit yang mengalami atropi
akan nampak mengkilat,
putih, dengan gambaran
permukaan yang hilang,
mengkerut, dan tidak
mempunyai adnexa lagi.
Sikatriks
penonjolan kulit akibat
penumpukan jaringan fibrosa
sebagai pengganti jaringan
kolagen normal.Jika jaringan
terus menerus tumbuh
berlebihan disebut keloid
Sklerosis
adalah mengerasnya kulit yang
hanya dapat ditemukan dengan
palpasi.
HistopatologiBertambahnya
serabut-serabut kolagen
disertai dengan berkurangnya
sel-sel fibroblast.
Likenifikasi
penebalan kulit yang ditandai
dengan penegasan gambaran
garis-garis permukaan kulit baik
longitudinal maupun transfersal,
biasanya disertai hiperpigmentasi.
Proses likenifikasi terjadi sebagai
akibat garukan kronis dan hebat.
Hiperkeratosis
penebalan kulit yang terjadi
karena menebalnya stratum
korneum.
Proses penebalan stratum
korneum akan lebih jelas
apabila dilihat secara
mikroskopis.
Kunikulus
suatu lorong yang terdapat
pada stratum korneum atau
stratum spinosum, yang
biasanya terjadi karena
adanya infestasi larva suatu
Sinus
Aluran yang
dibatasi oleh epitel
dan bermuara
pada kulit.
Abses
timbulnya pus pada
jaringan yang
terlokalisir.Contoh:
carbunkel
Ukuran
Miliar : jarum pentul
Lentikular :biji jagung
Numular : uang logam 100 rupiah
Plakat : > numular
Susunan kelainan/ bentuk
Liniar : garis lurus
Sirsinar/ anular : lingkaran
Arsinar : bulan sabit
Polisiklik : awan
Korimbiformis : induk ayam yang di kelilingi anakanaknya
Bentuk lesi
Teratut
Tidak teratur
ERITEMA SQUAMOSA
PSORIASIS
Penyakit autoimun(kronik&residif)
Bercak2 eritema berbatas
tegas&skuama kasar,berlapis2 &
transparan
Fenomena tetesan
Lilin,Auspitz,Kobner
=Psoriasis vulgaris
Faktor imunologik
Limfosit T,APC(dermal),keratinosit
Lesi psoriasis matangsebukan sel limfosit T
Pada dermis terutama limfosit T CD4 Dgn
swdikit sebukan limfositik dalam epidermis
Lesi baruLimfosit T CD8 ++
Proliferasi epidermisdiawali pergerakan
antigen(eksogen&endogen) di arahkan o/ sel
Langerhans
Pada psoriasi pbtkan epidermis 3-4 hari,N:27
Hari
epidemiologi
Tidak menyebabkan
kematiangangguan kosmetik
Perjalananny menahun&residif
Inisden kulit putih
Insiden pria > wanita
Dapat pada semua usia(dewasa)
eritopatogenesis
Faktor genetik
Psoriasis tipe I :awitan dini bersifat
familial.berhubungan dgn HLA
B13,B17,Bw57,Cw6
Psoriasis tipe II :awitan lambat bersifat
non familial,Berhubungan dengan HLA
B27,Cw2
Psoriasis pustulosa :HLA B27
Faktor pencetus
Stress psikik,infeksi fokal,trauma(fenomena
Kobner,endokrin,gang.metabolik,obat/alkohol,m
erokok
Infkesi Streptococcus
Faktor endokrin pengaruhi
onset(pubertas&menopause puncaknya)
Gang.metabolismehipokalsemia&dialisis
Obt yg membuat residif adrenergic Blocking
agents,litium,antimalaria,penghentian Ks oral
mendadadak
Gejala klinis
Gatal ringan
Tempat predileksi :skalp,perbatasan daerah tersebut dgn
muka,xtremitas bag.xtensor(siku&lutut),daerah
lumbosakral
Kelainan berupa bercak(plak) yg meninggi dgn skuama d
atasnya
Eritema sirkumskrip & merata;stad.penyembuhan
eritema d tgh menghilang&hanya terdapat di pinggir
Skuama berlapis2,kasar,berwarana putih
Besar kelainan :lentikular,numular,plakat atau dapat
berkonfluensi
Jika seluruhnya/ sbagian besar lenitkular :Psoriasis
gutata(tjd stlh inf.akut o/ streptococcus)
Bentuk klinis
Psoriasis vulgaris
Lesi berbentuk plak
Psoriasis gutata
Kelainan tidak lebih 1 cm
Mendadak&diseminata stlh inf.Stereptococus
di sal napas bag atas shbis influenza/morbili
Dpt timbul infeksi yg lain(bakteri&viral)
Psoriasis eksudativa
Kelainan psoriasis kering
Btkny spt dermatitis akut
Psoriasis seboroik(seboriasis)
Gab psoriasis+D.Seboroik
Skuama keringberminyak+agak lunak
Lokasi pda daerah lazim juga terdapat pada t4
seboroik
Psoriasis putulosa
Lokalisata
generalisata
Eitroderma psoriatik
Pengobatan topikal tll kuat/penyakit yg
meluas
Lesi khas u/psoriasis tdk tmpak lagi krna
ad eritema dan skuama tebal universal
Lesi psoriasis kdg tmpak samar2lebih
eritematosa dan kulitnya lebih meninggi
Histopatologi
Gambaran Parakeratosis dan
akantosis
st.spinosumkelompok
leukosit(abses Munro)
Papiledematosis dan vasodilatasi di
subepidermis
Diagnosis Banding
Tanda posriasis :
Skuama kasar transparan dan berlapis2
Fenomena tetesan lilin
Fenomena Auspitz
Dermatofitosis
Sifilis psoriasisformis
Dermatitis seboroik
pengobatan
Ksmengontrol psoriasis
Obat sitostatik(metotreksat)
I :Psoriasis,psoriasis pustulosa,psoriasis artritis+lesi
kulit,eritroderma(yg sukar terkontrol dgn obt standar)
Levodopa
DDS(diaminodifenilsulfon)Psoriasi pustulosa
Etretinat dan asitretin kurangi proliferasi sel epidermal
pd lesi psoriasis& kulit normal
Siklosporin imunosupresif
Terapi
biologik(infiksimal,alefasep,etanersep,efalizumab,adalimu
mab)hambat pbtukan TNF (Hambat
inflamasi&angiogenesis serta proliferasi keratinosit)
Pengobatan topikal
Ter
Psoriasis menahun :ter dari batu bara
Psoriasis akut :ter dari kayu
Ks
Muka,genitalia xterna dan lipatan gunakan potensi sedang.
(ES :telangiektasia,pada lipatan :straiae atrofikans)
Pada batang tubuh&xtremitas gunakan potensi kuat
Ditranol(antralin)
Penyembuhan dlm 3 minggu
Kelemahan :Mewarnai kulit dn pakaian
Penyinaran
UVA
UVB
PUVA
Calcipotriol
Sintetik Vit D
Tazaroten
Menghambat proliferasi dan normalisasi dan
penghambar petanda proliferasi pada sel
radang yg menginfiltrasi kulit
Emolien
Melembutkan perm kulit
Tidak punya efek antipsoriasis
Pengobatan cara
Goeckerman
Psoriasis pustulosa
palmoplantar(BARBE)
Tetrasiklin
metotreksat
KS
Prognosis
Tidak mnyebabkan kematian
Bersifat kronis&resodif
Gejala klinis
Kelainan kulit:
Eritema dan skuama yg berminyak
Berwarna agak kekuningan
Batas tidak begitu tegas
D.S yg ringan:
mengenai kulit kepala berupa skuama2 yg halus
pitiriasis sika (ketombe/dandruff) mulanya bercak
kecil, lalu mengenai seluruh kepala dgn skuama yg
halus dan kasar.
Ptiriasis steatoides bercak yg berminyak + eritema
dan krusta2 yg tebal
Rambut cenderung rontok, mulai di bagian verteks
dan frontal
D.S yg berat :
Bercak2 berskuama dan berminyak + eksudasi dan
krusta tebal
Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular
dan leher.
Daerah supraorbital:
Skuama2 halus di alis mata
Kulit dibawahnya eritematosa dan gatal disertai
bercak2 squama kekuningan
Dapat terjadi pula blefaritis
Diagnosis Banding
Khas pada D.s skuama yg berminyak dan kekuningan
dan berlokasi di tempat2 seboroik
Psoriasis
Beda: terdapat skuama yg berlapis2 disertai fenomena tetes lilin
dan auspitz
Psoriasis di scalp : skuamanya lebih tebal dan putih seperti mika
Psoriasis inversa
Kandiosis pada lipatan paha dan perianal
Beda: terdapat eritem berwarna merah cerah berbatas tegas
dgn satelit2 di sekitarnya
Penatalaksanaan
Pengobatan sistemik
Kortikosteroid
Utk bentuk yg berat
Prednison: 20-30 mg / hari
Isotetrinoin
Pada kasus yg relaksitran
Mengurangi aktivitas kelenjar sebasea
Pengobatan topikal
Pitiriasis sika dan oleosa : 2-3
x/minggu, scalp dikeramasi selama
5-15 menit dgn selenium sulfida
(selsun)
Skuama + krusta emolien : krim
urea 10 %
Ter : likuor karbonas detergens / krim
pragmatar
Resorsin
Sulfur praesipitatum
Kortikosteroid
Dermatitis Sebore
http://www.hovedbund.dk/images/sebore.jpg
SEBOROIK KEPALA
Pada daerah berambut, dijumpai skuama yang
berminyak dengan warna kekuningan sehingga
rambut saling melengket; kadang-kadang dijumpai
krusta yang disebut Pityriasis Oleasa ( pityriasis
steatoides )
Kadang-kadang skuamanya kering dan berlapis-lapis
dan sering lepas sendiri disebut pitiriasis sika
( ketombe )
Bisa juga jenis seboroik ini menyebabkan rambut
rontok alopesia dan rasa gatal
Perluasan bisa sampai ke belakang telinga ( retro
aurikularis)
SEBOROIK KEPALA
Bila meluas, lesinya dapat sampai ke dahi,
disebut korona seboroik
Dermatitis seboroik yang dijumpai pada
kepala bayi disebut topi buaian ( Cradle
Cap )
SEBOROIK MUKA
Pada daerah mulut, palpebra, sulkus nasolabial,
dagu ,dll
Terdapat makula eritem, yang diatasnya
dijumpai skuama berminyak kekuning-kuningan
Bila sampai ke palpebra, bisa terjadi blefaritis
Sering pada wanita
Bila didapati didaerah berambut, seperti dagu
dan atas bibir, dapat terjadi folikulitis
Hal ini sering dijumpai pada laki-laki yang sering
mencukur janggut dan kumisnya
Seboroik muka didaerah jenggot disebut sikosis barbe
PITYRIASIS ROSEA
Erupsi exanthematous akut
dengan morfologi yang khusus
dan pada umumnya self-limited
ETIOLOGI
Belum diketahui
Terdapat bukti kuat bahwa PR berhubungan
dengan reaktifasi HHV-7 atau HHV-6
(golongan -herpesvirus)
EPID :
10 43 tahun
Bisa dialami oleh BBL / anak kecil dan lansia
( jarang)
MANIFESTASI
KLINIK
Pruritus :
Tidak ada
(25%)
Ringan
(50%)
Berat (25%)
http://www.aafp.org/afp/2004/0101/afp2004
Fase Exantheme
Sama dengan lesi pertama, namun lebih kecil
Gambaran khas :
Distribusi lesi sejajar dengan sumbu costae
gambaran pohon cemara terbalik (inverted
Christmas tree pattern)
Timbul serentak / dalam beberapa hari
Lokasi :
Badan
Bagian proksimal lengan dan kaki (paha atas)
Jarang di wajah
DIAGNOSA BANDING
Tinea corporis
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
DERMATOPATOLOGI
Parakeratosis (difus atau patchy)
Lapisan granular (-)
Acanthosis ringan
Spongiosis fokal
Vesikel-vesikel mikroskopis
Sel-sel diskeratosis tertentu dengan aspek
eosinofilik yang homogen
Edema dermis
Homogenisasi kolagen
Infiltrat sel mononuklear pada perivaskular
PROGNOSIS
Baik remisi spontan dalam 6
12 minggu atau kurang
Rekurensi jarang
PENATALAKSANAAN
Simtomatik
Antihistamin oral dan/atau lotion antipruritus
topikal (bedak asam salisilat yang dibubuhi
mentol 0,5 1%) meredakan pruritus
Glukokortikoid topikal
Dapat membaik dengan fototerapi UVB atau
paparan sinar matahari alami jika terapi
dimulai pada minggu pertama terjadinya erupsi
Glukokortikoid sistemik jangka pendek
INFEKSI JAMUR
DERMATOFITOSIS
(Tinea, Ringworm, kurap, teigne, herpes
sirsinata)
Penyakit pada jaringan yang mengandung zat
tanduk (str.korneum pada epidermis, rambut, kuku)
e.c golongan jamur dermatofita
ETIOLOGI
DERMATOFITA
Mempunyai sifat mencerna keratin
(keratofilik)
Termasuk kelas Fungi imperfecti
Terbagi dalam 3 genus :
Microsporum (17 spesies)
Trichophyton (21 spesies)
Epidermophyton (2 spesies)
EPIDEMIOLOGI
Onset Usia
Anak-anak infeksi pada kulit kepala / scalp
(Trichophyton, Microsporum)
Dewasa infeksi pada area intertriginosa
Insiden onikomikosis berhubungan dengan
usia;
(di Amerika usia 75 tahun [>50%])
Ras
Tinea kapitis > sering ditemukan pada anak
kulit hitam
TRANSMISI
Orang ke orang
Paling sering
Biasanya melalui fomites atau skin-to-skin contact
Melalui binatang (anjing atau kucing)
Melalui tanah atau kontak dengan lantai / benda
yg terkontaminasi jarang
Autoinokulasi dari bagian tubuh lain
FAKTOR PREDISPOSISI
Atopic diathesis : cell-mediated immune
deficiency
Topical immunosuppression (prolonged
application of topical glucocorticoids)
Systemic immunocompromise
PATOGENESIS
Dermatofit mensintesis KERATINASE :
Mencerna keratin
Memperlama keberadaan fungi pada struktur
berkeratin
Pertahanan host membatasi patogenitas
dermatofit :
Cell-mediated immunity
Aktivitas antimikroba dari leukosit PMN
Faktor lokal yang mendukung infeksi
dermatofit
berkeringat, oklusi, occupational exposure, lokasi
EPIDERMOMIKO
SIS
Dermatofit (red dots & line) pada stratum korneum :
Merusak lapisan tanduk menyebabkan scaling
Mencetuskan respon inflamasi (black dots selsel inflamasi) bermanifestasi sebagai eritema,
papulasi, dan bahkan vesikulasi
Menyerang batang
rambut (red dots)
destruksi dan kerusakan
rambut
Jika infeksi meluas ke
folikel rambut
bermanifestasi sebagai :
nodul-nodul inflamasi
pustulasi folikular
pembentukan abses
TRIKOMIKO
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mikroskopis (dengan KOH)
Struktur bersepta, tube-like (hifa atau
mycelia)
Pembentukan spora
Wood Lamp
Rambut yang terinfeksi Microsporum spp. akan
berfluoresensi (berpendar) kehijauan
Kultur
Dermatopatolgi
PENATALAKSANAAN
PENCEGAHAN
Gunakan bedak yang mengandung imidazol atau
tolnaftat setelah mandi pada area yang cenderung
terinfeksi jamur
PREPARAT ANTIFUNGAL TOPICAL
Efektif untuk dermatofitosis pada kulit ; tidak
pada rambut / kuku
AGEN ANTIFUNGAL SISTEMIK
U/ infeksi pada kulit berkeratin : gunakan jika lesi
meluas / infeksi tidak membaik dengan preparat
topikal
Biasanya diperlukan untuk th/ :
Tinea kapitis
Tinea unguium
Tinea jenis inflamasi
Tinea pedis tipe moccasin
PREPARAT ANTIFUNGAL
TOPICAL
IMIDAZOLE
Clotrimazole (Lotrimin,
Mycelex)
Miconazole (Micatin)
Ketokonazole (Nizoral)
Econazole (Spectazole)
Oxiconizole (Oxistat)
Sulconizole (Exelderm)
Sertaconazole (Ertazco)
ALLYLAMINES
Naftifine (Naftin)
Terbinafine (Lamisil)
NAFTIONAT
Tolnaftate (Tinactin)
SUBSTITUTE PYRIDONE
Ciclopirox olamine (Loprox)
AGEN ANTIFUNGAL
SISTEMIK
TERBINAFIN
Antidermatofit antifungal
yang paling efektif
Efikasi rendah terhadap
fungi lain
AZOLE / IMIDAZOLE
Itraconazole
Fluconazole
Ketokonazole hepatotoksik
GRISEOFULVIN
Tinea pedis / athletes foot / kutu air kaki (sela-sela jari dan telapak kaki)
EPID
FX RSK
Interdigitalis
ETIO
Trichophyton rubrum
Trichophyton
mentagrophytes
Epidermophyton floccosum
Mocassin Foot
Subakut
seluruh kaki
Gj
l
MANKLI
N
PEM
TH/
FARMA
Imidazol topikal
Piridon topikal
Alilamine topikal
KOMPL
PROG
Benzilamin topikal
Antimikotik oral
Dermatologic agent
Dewasa
Tinea mannus
Etio
Subngual distalis
Leukonikia trikofita/
mikotika
Subngual
proksimalis
Permukaan kuku
Pangkal kuku
proksimal
Leukonikia / keputihan
o.K T. Mentagrophytes
Mankl Kuku suram, rapuh & lapuk, dari distal / marginal, bag bebas
in
menebal, leukonika
Pem
Th/
Prog
Indonesia (kalimantan, sulawesi, irian barat, kepulauan aru, dan kei &
sulawesi tengah)
ETIO
Tinea capitis gray patch/ ringworm of the scalp kulit & rambut di kepala
Manklin Lesi merah & bersisik, alopesia
Gray patch
Kerion (zoofilik)
Black dot
ringworm
Skuama
Radang ringan
Gatal ringan/sangat
Rambut keabuan,kusut, rapuh
terpotong di beberapa milimeter
diatas kepala
Alopesia lampu wood (+)
hijau terang
Edema lunak
kemerahan
Rambut mudah
putus
Pustula, krusta,
erosi, dan nyeri
Pemeriksaan
dengan lampu wood
(-) trichophyton
T. Tonsurans dan
T.Violaceum
Rambut patah
tepat pada muara
folikel, dan yang
tertinggal adalah
ujung rambut
(black dot)yg penuh
spora.
Etio
Mankli
n
Pem
Th/
Haloprogin
Tonlnaflat
As.Salisilat
Triazol
Etio
Pembantu Diagnosis
Pemeriksaan langsung sediaan basah (kerokan
kulit tidak berambut/ berambut, kuku) : Bahan
sediaan dibersihkan dengan spiritus 70% Tetes
KOH 10-20% Zat warna tambahan : tinta Parker
superchroom blue black
Kulit & Kuku : Hifa, artospora (spora berderet)
Rambut : Hifa, Mikrospora/ makrospora, ektotriks
(luar rambut) / endotriks (dalam rambut)
Pembiakan spesies jamur Agar dekstrosa
DD
saboraud + AB
Tinea pedis :
Dermatitis kontak
Hiperhidrosis
Akrodermatitis kontinua
Morbus Andrews
Kandidiosis
Sifilis II
Tinea Kruris :
Eritrasma
Kandidiosis
Psoriasis
Tatalaksana
Griseofulvin : Setelah
sembuh klinis, dilanjutkan
2 minggu agar tidak
residif
ES : sefalgia, g3 git,
fotosensitif, g3 f/ hepar
Tinea kapitis obat
topikal & penyinaran dg
sinar x u/ merontokkan
rambut di bag yang sakit
Kerion std dini KS
sistemik (prednison/
prednisolon)
Ketokonazol
Itrakonazol
Terbinafin
Es: g3 git, g3
pengecapan, sefalgia
ringan, g3 f/ hepar
Obat topikal :
As. Salisilat 2-4%, as.
Benzoat 6-12%, sulfur
4-6%, vioform 3%, as.
Undesilenat 2-5%, zat
warna (hijau brillian 1%
dalam cat Castellani)
Tolnaftat 2%, tolsiklat,
haloprogin, derivat
imidazol,
siklopiroksolamin,
KANDIDOSIS
Definisi
Sinonim
Kandidiasis, moniliasis
Epidemiol
ogi
Patogenesi Endogen:
oPerubahan fisiologik: kehamilan, kegemukan,
s
debilitas, iatrogenik, endokrinopati, penyakit kronik
oUmur
o imunologis
Eksogen:
oIklim, panas, kelembaban
oKebersihan kulit
oKebiasaan berendam kaki dlm air yg lama
oKontak dgn penderita
Klasifikasi
Kandidosis selaput Kandidosis kutis
lendir
Kandidosis
sistemik
Kandidosis
oral/thrush
Perlence
Vulvovaginitis
Balanitis
Kandidosis
mukokutan kronik
Kandidosis
bronkopulmoner
dan paru
Endokarditis
Meningitis
Pielonefritis
Septikemia
Lokalisata:
daerah
intertriginosa
dan perianal
Generalisata
Paronikia dan
onikomikosis
Kandidosis kutis
granulomatosa
Kandidid
Perieche
Vulvovaginitis
Balanitis
Kandidosis
Kandidosis kutis
Kandidosis
intertriginosa
Kandidosis
perianal
Kandidosis granulomatosa
Pemeriksaan:
Langsung:
Kerokan kulit atau usapan mukokutan dgn menggunakan
larutan KOH 10% atau dgn pewarnaan gram, akan terlihat
seperti ragi, blastospora atau hifa semu
Biakan:
Dgn agar dektrosa glukosa sabouraud.
Corn meal agar
Disimpan dalam suhu kamar
Koloni akan tumbuh 24-48 jam
PENGOBATAN:
Menghindari dan menghilangkan faktor predisposisi
DD
Topikal
Sistemik
Tablet nistatin
Amfoterisin B
Kotrimazol 500 mg
per vagina dosis
tunggal
Itrakonazol
Kandidosis kutis
lokalisata
Kandidosis kuku
Kandidosis
vulvovaginitis
Eritrasma
Dermatitis
intertriginosa
Tinea
Tinea unguinum
Trikomonas vaginalis
Gonore akut
Leukoplakia
Liken panus
INFEKSI BAKTERI
ERITRASMA
Definisi:
Gejala klinis:
Penyakit bakteri kronik
Lesi kulit dapat berukuran miliar
sampai plakat.
pada stratum korneum
Lesi eritoskuamoasa, berskuama
yang disebabkan oleh
halus kadang-kadang terlihat merah
corynebacterium
kecoklat-coklatan.
Minitussismum, ditandai dg Tempat predileksi daerah ketiak &
adanya lesi berupa eritema lipat paha.
dan skuama halus tertama Perluasan lesi terlihat pd pinggir
yang eritematosa dan serpiginosa.
daerah ketiak dan lipat
Lesi tidak menimbul dan tidak
paha
terlihat vesikulasi.
Penyakit ini terutama menyerang
pria dewasa dan tidak menular.
Eritrasma tidak menimbulkan
keluhan subyektif, kecuali bila terjadi
ekzematisasi karna keringat atau
maserasi.
Diagnosa
DD
Ptiriasis rosea
Tinea cruris
Dermatitis seboroik
Dermatitis kontak
Pengobatan
Eritromisin
o1 gr sehari ( 4x250mg) untuk 2-3 minggu
Salep tetrasiklin 3%
Obat antijamur baru berspektrum luas
Prognosis
Erisipelas
Penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh streptococcus B
hemolyticus
Gejala klinis
Demam, malaise
Lapisan kulit yang diserang adalah epidermis dan dermis
Didahului oleh trauma , predileksinya ditungkai bawah.
Eritema yang berwarna merah cerah , berbatas tegas dan
pinggirnya meninggi dengan tanda-tanda radang akut.
Disertai edema, vesikel dan bula
Terdapat leukositosis
Residif elefantiasis
Diagnosa banding
Selulitis terdapat infiltrat di
subkutan.
pengobatan
Istirahat, tungkai bawah dan kaki yang diserang di
tinggikan (elevasi), tingginya sedikit lebih tinggi
daripada letak kor
Pengobatan sistemik: antibiotik, topikal di berikan
kompres terbuka dengan larutan antiseptik
Jika terdapat edema, diberikan diuretika.
Morbus Hansen
Definisi
Penyakit infeksi kronis, disebabkan
Mycobacteroium leprae
Mula-mula mengenai SS tepi, lalu
kulit & mukosa traktus respiratorius
atas, RES, mata, otot, tulang, testis &
organ lain, kecuali SSP.
Cenderung menyebabkan cacat
tangan dan kaki
Etiologi
Mycobacterium leprae atau basil Hansen
Ditemukan th 1873 oleh G.H.A Hansen,
Norwegia
Basil tahan asam, batang, p. 1-8 & l. 0,20,5
Berkelompok (globus) atau tersebar satusatu, sifat parasit obligat intraseluler
(jaringan dengan suhu dingin)
Tidak dapat dibiakan dalam media buatan,
dpt menyebabkan infeksi sistemik pd
armadillo
Cutaneus Mycobacterium
Infection
1.
a.
b.
c.
2.
d.
e.
f.
g.
h.
A. TYPICAL
Mycobact. Leprae
Tuberkuloid (TT.)
Borderline (BB.)
Lepromatous (LL.)
Mycobact. Tuberculosis
Scrofuloderma
TBC kutis verukosa
Lupus vulgaris
TBC kutis gumosa
TBC kutis orifisialis
B. ATYPICAL
1. Gol. I: Fotokromogen
- M. marinum
- M. ulcerans
2. Gol. II: Skotokromogen
- M. scrofulaceum
3. Gol. III:
Nonfotokromogen
- M. battey
- M. intracellulare
4. Gol. IV: Rapid growers
- M. fortuitum
- M. chelonei
Epidemiologi
Patogenesis
Sumber penularan penderita MB
(multi-basiler) sebagai kontak (+)
melalui:
Kontak langsung erat dan lama lesi
kulit + suhu dingin (terutama
Susceptible persons)
KONTAK
Infeksi
Non - Infeksi
Makrofag
Sel Schwann
Sel Datia Langhans
95%
Subklinis
Ggl Spinalis
Ggl Simpatikus
Sembuh
70%
Indeterminate (I)
30%
Determinate
TT
Tuberkuloid
(polar/stabil)
Pausibasiler
BT
BB
Borderline
(tak stabil)
BL
LL
Lepromatosa
(polar/stabil)
Multibasiler
TT
BT
BB
BL
LL
Pausibasiler (PB)
(MB)
Multibasiler
Gambaran Klinis
Cermin kekebalan seluler penderita
(CMI)
Dari bbp klasifikasi yg dikembangkan,
klasifikasi Ridley & jopling (1962)
yg membagi lepra menjadi 5
kelompok atas dasar gambaran klinis,
bakteriologik, histopatologik dan
imunologis, yang digunakan dlm
bidang penelitian sekarang secara
luas dipakai dalam klinik dan
epidemiologi (utk pemberantasan)
Tipe BT
Tipe peralihan kearah TT
Berupa makula/ plakat dengan lesi
satelit di pinggirnya
Lesi 1 atau beberapa
Hipopigmentasi
Kering
Skuama tak jelas
Ada ggn saraf ringan biasanya asimetris
Tipe BL
Tipe peralihan kearah LL
Awalnya beberapa makula
Bentuk bervariasi cepat menyebar ke
seluruh tubuh disertai papel dan nodus
yang tegas dengan distribusi simetris.
Bagian tengah sering mencekung
dibandingkan pinggir luarnya
Tipe TT
Tipe BB
Perbedaan TT dan LL
Perbedaan
Tuberkuloid
(TT)
Lepromatosa (LL)
Jumlah lesi
1/ bbrp
Banyak
Efloresensi
Makula/ plakat
Distribusi
Asimetris
Simetris
Permukaan
Lesi
Lebih kasar
Tepi lesi
Batas jelas
Anestesi
BTA atau
sedikit
BTA banyak
Kontraktur
Bakterioskopi
Tuberkuloid
(TT)
Histopatologi
Tuberkel
Tes Lepromin
Positif
Imunitas
seluler
Lepromatosa (LL)
Lini tenang
(Subepidermal clear zone)
Sel busa
(Foam cell/ Virchow cell)
Negatif
Imunitas seluler
Simtomatologi
1. Efloresensi Kulit
2. Kelainan Saraf
a. Penebalan saraf perifer, a.l:
N.facialis: raba bagian pelipis
N.auric.magnus: raba sisi/ lateral leher
N. radialis: raba lateral lengan atas
N.ulnaris: raba dorsal epicondilus medial
N.peroneus lateral: raba dorsal capitulum fibulae
N.tibialis posterior: raba dorsal maleolus medialis
b. Gangguan sensibilitas
(+ tabung reaksi, jarum &
kapas)
Lakukan pemeriksaan:
rasa suhu (panas & dingin)
rasa sakit (tajam & tumpul)
rasa raba (sentuhan kapas)
rasa nyeri dalam
Diagnosis
1. Anamnesa teliti ( 80%)
Keluhan utama/ tambahan
Riw kontak dengan penderita
Latar belakang keluarga, asal/
sos-ekonomi
Diagnosis
2. P.f (klinis):
3. Pemeriksaan Bakteriologi
Pew Ziehl Neelsen/ Kinyoun
Gabet/ Tan Thiam Hok
Bahan dari 6 lokasi lesi
kulit (2), cuping telinga (2),
kulit distal jari telunjuk/
tengah (2)
Bahan biopsi kulit atau
saraf
BTA -
+1
1 10/ 10 L.P
+2
1 10/ 1 L.P
+3
10 100/ 1 L.P
+4
+5
+6
Rumus:
Jumlah BTA solid
x 100 % =
X%
Jumlah BTA solid + non solid
Guna:
TES MITSUDA
TES FRENANDEZ
Menggunakan fraksi prot M.leprae
Hasil reaksi diperiksa setelah 48
jam
Interpretasi:
- tidak ada kelainan
+/- indurasi + eritema < 5
mm
+ 1 indurasi + eritema 5
10 mm
+ 2 indurasi + eritema 10
15 mm
+ 3 indurasi + eritema 15
Gejala:
Malaise, mialgia, demam sampai
menggigil
Infiltrat bertambah nodulus/ nodus
eritematosus berkelompok + nyeri
tekan terutama di muka, punggung,
dada
Iritis, neuritis, arthritis, pleuritis,
nefritis, orchitis
Faktor Pencetus:
Setelah terapi intensif
Stress fisik/ mental
Infeksi
Pembedahan
Imunisasi
Kehamilan & saat setelah
melahirkan
SIFILIS
penyakit infeksi yang kronik dan bersifat
sistemik
Etiologi : Treponema pallidum
Dapat melewati sawar plasenta
Mengenai hampir semua alat tubuh
Epidemiologi
Klasifikasi
Kongenita
l
Dini
Lanjut
Stigmata
Sifilis
Klinis
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Akuisita
Epidemiolo
gik
Stadium dini
menular
STADIUM SIFILIS
S III
3 10 tahun
Sifilis laten lanjut
(tidak menular)
PATOGENESIS
Stadium dini
PATOGENESIS
Stadium dini
PATOGENESIS
Stadium lanjut
S II pada kuku
Warna kuku menjadi putih dan kabur
Kuku menjadi rapuh
Bagian distal lempeng kuku menjadi
hiperkeratotik sehingga kuku terangkat onikia
sifilitika
Paronikia sifilitika radang kronik, kuku rusak
sampai terlepas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan T. pallidum
Mengambil serum dari lesi kulit dan
dilihat dengan mikroskop lapangan
gelap, Treponema tampak berwarna
putih, pergerakan memutar terhadap
sumbunya dan bergerak perlahan
Dengan pewarnaan Buri tidak tampak
pergerakannya, hanya bentuk saja
Secara mikroskopik dan serologik tidak
dapat dibedakan dengan T. pertenue
dan T. carateum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
T.S.S.
Lini pertama
Dibagi menjadi
Nontreponemal (tes reagin)
Tes fiksasi komplemen WR, Kolmer
Ters flokulasi VDRL, Kahn, RPR, ART,
RST
Treponemal
Tes imobilisasi TPI
Tes fiksasi komplemen RPCF
Tes imunofluoresen FTA-Abs
Tes hemoglutisasi TPHA, 19S IgM SPHA,
HATTS, MHA-TP
DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis
seboroika
Kondiloma
akuminatum
Alopesia areata
TERAPI
SIFILIS
PENGOBATAN
PEMANTAUAN
SEROLOGIK
Primer &
sekunde
r
PROGNOSIS
Sifilis yang diobati penicilin baik
Sifilis yang tidak diobati
Seperempatnya kambuh, 5% mendapat
S III, 10% sifilis kardiovaskular dan
neurosifilis, 23% meninggal
DUA, TIGA SIPUT
MENANGIS
HATI-HATI KENA SIFILIS
DAFTAR PUSTAKA
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatricks Color Atlas &
Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi 6. Amerika
Serikat: Mc Graw Hill, 2009.
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest, BA, dkk,
editor.. Fitzpatricks Dermatology in General
Medicine. Edisi 7. Amerika Serikat: Mc Graw Hill,
2008.
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: FKUI,
2007.
Siregar RS. Atlas Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2.
Jakarta: EGC, 2004.