Bab I Pendahuluan: Planning Mengidentifikasikan Faktor Risiko. Untuk Itu Auditor Menyiapkan
Bab I Pendahuluan: Planning Mengidentifikasikan Faktor Risiko. Untuk Itu Auditor Menyiapkan
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Auditor sangat dituntut akan kemampuannya memberikan jasa yang
terbaik dalam setiap pengauditan, dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta
diperintahkan oleh pimpinan tertinggi instansi atau badan. Agar audit dapat
bermanfaat bagi para pemakainya, auditor independen memiliki tanggung
jawab
untuk
menghasilkan
pendapat
yang
benar-benar
dapat
membuat
keputusan
yang
tepat
dalam
membentuk
berarti auditor akan memilih gabungan dari kelima jenis pengujian yang akan
menghasilkan audit yang efektif dan efisien. Hal ini mencakup pembahasan
mengenai kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis pengujian, termasuk
pertimbangan biaya dari setiap jenis pengujian tersebut. Setelah memutuskan
gabungan jenis pengujian yang paling menghemat biaya, auditor akan
merancang program audit secara terperinci.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penyaji mengajukan pertanyaan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
pengukuran
efektivitas
kinerja
internal
dengan
audit
dalam
planning
dan
kinerja
internal
audit
dalam
Page
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1. INTERNAL AUDIT
Panduan untuk audit internal yang dikeluarkan oleh Institute Audit Internal
Australia (2010) menyatakan bahwa audit internal merupakan pilar utama dari
tata kelola yang baik. Hal ini berkaitan dengan kecukupan manajemen risiko
dan sistem pengendalian internal, efisiensi dan efektifitas penilaian kegiatan
operasi, perlindungan terhadap aset dan kepatuhan terhadap peraturan.
Audit internal memberikan pandangan independen pada komite audit dan
manajemen
eksekutif
mengenai
apakah
organisasi
memiliki
risiko
dan
Peraturan
Otorisasi
Jasa
Keuangan
nomor
IX.7
tentang
Suatu
kegiatan
pemberian
keyakian
(assurance)
dan
untuk
meningkatkan
nilai
dan
memperbaiki
yang
berbeda-beda
dalam
organisasi
untuk
telah
diidentifikasi
dan
diminimalisasi,
(3)
definisi-definisi
yang
telah
diuraikan
di
atas,
dapat
tetapi juga mempunyai jangkauan yang lebih luas yaitu dalam bentuk
penyampaian jasa yang protektif dan konstruktif. Kesimpulan lain yaitu bahwa
audit
merupakan
kegiatan
yang
diperlukan
secara
berkesinambungan
walaupun di dalam perusahaan tersebut tidak terdapat penyimpanganpenyimpangan, tetapi tetap diperlukan untuk penyampaian informasi kepada
manajemen perusahaan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
2.2. EFEKTIVITAS
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuantujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan
pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai
pengukuran
keberhasilan
dalam
pencapaian
tujuan-tujuan
yang
telah
DEFINISI EFEKTIVITAS
Pengertian
efektivitas
memiliki
makna
yang berbeda
bagi
setiap
organisasi tergantung pada kerangka acuan yang dipakainya. Bagi seorang ahli
ekonomi efektivitas organisasi adalah keuntungan dan laba investasi, dan bagi
seorang ilmuan di bidang riset efektivitas dijabarkan dalam
jumlah paten,
penemuan atau produk baru. Sedangkan bagi sejumlah sarjana ilmu sosial,
efektivitas sering ditinjau dari segi kualitas kehidupan pekerja.
Menurut
Kamus
Bahasa
Indonesia
pengertian
efektivitas,
yaitu
adanya
konsekuensi
yang
buruk
bagi
status
dan
pemisahan
buruk.
Ketekunan
dapat
diperkuat
dengan
pemberian
isyarat
Menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI) yang terdapat dalam Hiro
Tugiman (1997) terdapat sembilan indikator efektivitas audit internal, antara
lain dijelaskan sebagai berikut:
a. Kelayakan dan arti penting temuan pemeriksaan beserta rekomendasinya
(reasonable and meaningful findings and recommendations). Tolak ukur ini
untuk melihat apakah suatu temuan dan rekomendasi dari audit internal
dapat
memberikan
nilai
tambah
bagi
auditee
dan
apakah
dapat
jawaban
atas
atau
permasalahan
operasi
perusahaan
serat
kelemahan
pengendalian manajemen.
e. Kehematan biaya pemeriksaan (cost effectiveness of the internal audit
department). Output dari suatu biaya pemeriksaan tidak dapat diukur. Bila
pemeriksaan
yang
dilakukan
mampu
meminimalisasi
biaya
tanpa
waktunya
dalam
pembinaan
untuk
penempatan
dan
pengembangan stafnya.
g. Umpan balik dari manajemen lainnya (operating managements feedback).
Umpan balik dari manajemen lainnya bersifat subjektif dan sangat
dipengaruhi oleh profesi auditor itu sendiri. Sampai sejauh mana dukungan
yang diberikan oleh para manajemen lainnya terhadap para auditor dalam
melaksanakan kegiatan pemeriksaan.
h. Meningkatnya jumlah pemeriksaan (number of requests for audit work).
Semakin baik dan semakin meningkatnya kemampuan auditor maka
manfaat
dari
audit
ini
akan
semakin
dirasakan,
dengan
semakin
Page
8
berisiko
tinggi
telah
ditempatkan
sebagai
prioritas
utama
dalam
EFISIENSI
DAN
perencanaan pemeriksaan.
2.2.4.
KRITERIA
UNTUK
MENGEVALUASI
EFEKTIFITAS
Setiap
perusahaan
yang
melaksanakan
kegiatan
usahanya
harus
of
financial
human
and
physical
resource
at
the
Membantu manajer dan staf menjadi lebih sensitif akan kewajiban mereka
tingkat pelayananya.
Meningkatkan kuantitas atau memperbaiki kualitas atau output dan tingkat
CONTOH
Penawaran untuk pembelian tidak
sangat tinggi
Tidak tersedianya bahan baku
diwajibkan
Seluruh jalur perakitan harus dihentikan
disorder
Catatan produksi yang sama disimpan
oleh bagian akuntansi maupun bagian
produksi, karena mereka tidak
mengetahui masing-masing tugasnya
dikurangi
audit
merupakan
evaluasi
secara
independen
dan
membantu
meyakinkan
terdapatnya
akuntanbilitas
dan
secara
objektif
memperoleh
dan
mengevaluasi
bukti-bukti
yang
pendekatan
organisasi,
auditor
berkepentingan
terhadap
beberapa
unit
organisasi
yang
Page
11
terkait.
Pusat
perhatian
adalah
pelaksanaan kegiatan kegiatan dalam suatu fungsi tertentu, bukan pada unit
organisasi yang melaksanakan kegiatan tersebut. Pelaksanaan audit sendiri
dapat dilakukan dengan suatu metode yang menurut Sawyer (2003) meliputi
tahapan berikut:
Pengenalan
Verifikasi
Evaluasi dan rekomendasi
Pelaporan kepada manajemen
Menurut Boynton (1996) pelaksanaan audit kinerja/audit operasional dapat
documenting,
meeting,
gathering
information,
observing,
Perencanaan
menggambarkan
aspek
penting
dari
suatu
dan
dipahami
oleh
Page
12
mereka
yang
terlibat
dalam
pemeriksaan.
Dengan
mempertimbangkan
demikian
scope
dan
auditor/manajemen
procedure
yang
menjadi
bisa
prioritas
pekerjaanya.
3. Tahap Perform Audit
Dengan cara yang sama seperti audit keuangan, auditoraudit kinerja harus
mengumpulkan bukti bukti yang cukup kompeten agar dapat dijadikan
dasar yang layak untuk menarik suatu simpulan terhadap objek yang diuji.
4. Tahap Report Finding
Laporan audit kinerja disampaikan kepada manajemen, dengan salinan
kepada unit yang diaudit dan tidak secara khusus diperuntukkan kepada
pihak ketiga sehingga laporan audit kinerja kata katanya tidak dibakukan.
Keragaman audit kinerja memerlukan penyusunan laporan secara khusus
untuk menyajikan ruang lingkup audit, temuan dan rekomendasi.
5. Tahap Perform Follow up
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi atau temuan yang
diusulkan kepada manajemen. Tujuan pada tahap ini untuk mengetahui
apakah perubahan yang direkomndasikan telah dilakukan dan bila tidak, apa
penyebabnya.
Berikut ini tahap-tahap pelaksanaan audit manajemen seperti yang dijelaskan
di atas:
Select
Auditee
Plan Audit
Perform Audit
Report finding to Management
Perform Follow up
Keuangan
(BPK),
lembaga
ini
memiliki
mandate
untuk
diketahui
dalam
jangka
panjang,
perencanaan perusahaan.
Page
14
misalnya
kaberhasilan
suatu
besar.
Beberapa pekerjaan duplikasi atau tumpang tindih, sehingga terjadi
punya tugas.
Pengorganisasian terlau besar, koordinasi buruk dan personil banyak tidak
punya tugas.
Pengadaan barang terlalu banyak dengan harga dengan harga mahal dan
persediaan menumpuk.
Pemberian kredit tidak tepat, sehingga piutang tidak tertagih dan cukup
besar.
Page
15
dengan manfaatnya.
Kesadaran biaya para
melaksanakan
berbagai
pekerjaan/prosedur.
Perencanaan akan semakin baik dengan terarah dan terpadu.
Para pegawai akan semakin kompoten, rajin dan disiplin.
Prosedur menjadi sederhana dan efisien, tetapi aman,
sehingga
pejabat
aksekutif
dalam
yang
cukup
tinggi
dalam
internal
audit
butuh
mendefinisikan
area
yang
mereka
2.5. Defining the Scope and Objectives of the Internal Audit Universe
Page
16
Dalam mendeksripsikan audit universe, CAE dan supporting internal audit team
memulai dengan bagan organisasi yang mendetail untuk mendeskripsikan
entitas tsb. Tim audit juga harus menentukan focal point dari audit.
Contoh dari titik focal point tersebut, misalnya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
IT access controls
System security configuration
Monitoring and incident response
Security management and administration
Focal point dalam IT infrastructure universe misalnya:
Structure and strategy
Methodologies and procedures
Measurement and reporting
Tools and technology
Unit perusahaan yang auditable harus terus diupdate sebagai bagian dari
Ciptakan control objective yang tinggi untuk setiap kandidat audit universe
Nilai risiko dari setiap kandidat
Koordinasikan internal audit dengan kepentingan audit dan tata kelola
lainnya
Page
17
Ciptakan control objective yang tinggi untuk setiap item dalam audit
universe
Buat kuesioner untuk preliminary control assessment
Hasil dari review dan analisis, auditor harus membuat audit universe schedule
yang menunjukkan area yang potensial untuk direview.
2.7. Audit Universe Time and Resource Limitations
Dalam daftar potensial auditable entity, mungkin ada entitas yang tidak
mungkin untuk direview, karena adanya keterbatasan ukuran, batasan dan
budget. Langkah yang harus dilakukan adalah melihat daftar preliminary audit
universe dan tentukan mana yang basisnya annual atau semi annual. Langkah
selanjutnya adalah melihat sisa di daftar dan tentukan apakah waktu dan
sumber daya memungkinkan untuk review mereka. Range waktu yang ideal
adalah 3-5 tahun. Selain waktu, jika butuh sumber daya spesialis lain, hal ini
harus didokumentasikan. Semua data ini akan membantu internal audit untuk
membentuk preliminary audit universe. Dokumen ini akan direview oleh senior
management dan disetujui oleh komite audit.
2.8. Selling
the
Audit
Universe
to
the
Audit
Committee
and
Management
Komite audit yang memiliki wewenang untuk mereview dan menyetujui
audit universe. Audit universe schedule harus disiapkan dan diupdate per
tahun untuk review dan persetujuan komite audit. Perubahan-perubahan dapat
terjadi atas keinginan komite audit. Namun, komite audit tidak sering
bersentuhan langsung engan proses audit, di sini CAE sebagai perpanjangan
tangan yang diandalkan komite untuk melakukan audit dan melapporkan
hasilnya pada komite audit. CAE akan mempresentasikan dan meyakinkan
komite audit untuk menyetujui konsep yang telah disusun.
2.9. Assembling Audit Programs: Audit Universe Key Components
Agar konsisten, auditor menggunakan program audit untuk melaksanakan
prosedur audit secara konsisten dan efektif untuk tipe audit yang sama.
Program audit merupakan alat untuk merencanakan, mengarahkan dan
mengontrol kerja audit dengan menyebutkan secara spesifik langkah yang
Page
18
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit. Fungsi internal audit yang
baik akan memiliki program audit untuk aktivitas audit yang sering berulang.
Namun program audit tidak dapat diterapkan jika sifat prosedur unik dan
berbeda.
a. Audit Program Formats and Their Preparation
Audit program adalah prosedur yang mengambarkan langkah yang
harus dilakukan auditor dalam fieldwork. Program harus selesai setelah
penyelesaian survey lapangan namun sebelum melaksanakan prosedur
audit. Program audit ditujukan sebagai petunjuk bagi auditor internal yang
kurang berpengalaman maupun yang telah berpengalaman. Bergantung
pada tipe audit yang direncanakan, program audit biasanya mengikuti salah
satu dari ketiga format berikut : (1) set prosedur umum audit, (2) prosedur
audit dengan instruksi detail bagi auditor, atau (3) checklist untuk
compliance reviews.
Audit program dengan bentuk checklist memiliki kelemahan, yaitu :
auditor
yang
belum
memiliki
banyak
pengalaman
mungkin
akan
audit
tools
and
techniques
(CAATTs).
Penggunaan
prosedur statistical sampling akan membuat auditor lebih mudah mengextract data dari populasi besar. Tidak ada program audit yang standard dan
dapat selalu digunakan di semua kondisi. Intinya suatu program harus
menjadi
dokumen
yang
dapat
mengarahkan
auditor
dan
dapat
perencanaan
audit
tahunan
dan
menjadi
media
untuk
Page
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. PENGUKURAN EFEKTIVITAS KINERJA INTERNAL AUDIT
Performance audit adalah perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan
dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakantindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas
atau fungsi yang diaudit. Performance audit merupakan suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, agar
dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi
operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan
terhadap
kebijakan,
peraturan
dan
hukum
yang
berlaku,
menentukan
kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
pengguna laporan tersebut.
Hal-hal yang terkait performance audit, salah satunya adalah efektivitas.
Audit efektivitas disebut program audit. Dikenal juga istilah lain bagi
performance audit, yaitu 3Es audit (economy, efficiency, and effectiveness
audit). Bagi kedua pendekatan yang telah disebutkan, terdapat lima tahap
dalam pelaksanaan audit, yaitu 1) Perencanaan audit, 2) me-review sistem
akuntansi dan pengendalian interen. 4) pelaksanaan audit, 5) Penyampaian
laporan. Efektivitas berarti tingkat pencapaian hasil program dengan target
yang ditetapkan. Efektivitas merupakan perbandingan antara outcome dengan
output. Outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target
yang hendak dicapai. Jadi dapat dikatakan bahwa efektivitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan.
Menurut Audit Commission (1986) disebutkan bahwa efektivitas berarti
menyediakan jasa-jasa yang benar, memungkinkan pihak yang berwenang
untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya (Mardiasmo, 2002).
Page
21
dan
menentukan
apakah
entitas
yang
diaudit
telah
manajemen
puncak
dan
badan
pembuat
keputusan
untuk
Evaluasi
terhadap
pelaksanaan
suatu
program
hendaknya
Struktur organisasi
Proyek
Kegiatan organisasi (unit usaha, fungsi, proses, dan lain-lain)
Klasifikasi aset
Dengan mencakup komponenkomponen dari rencana strategis organisasi,
organisasi
auditor
internal
menyiapkan
rencana
audit
Page
23
perubahan
dalam
arah,
tujuan,
penekanan,
dan
fokus
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. PENGUKURAN EFEKTIVITAS KINERJA INTERNAL AUDIT
Internal audit memainkan peran penting baik dalam pemerintahan
maupun
operasional
dari
suatu
organisasi.
Ketika
efektifitas
mendukung
perbaikan
terus-menerus.
Untuk
menjaga
dan
panduan
untuk
kegiatan
Page
24
audit
internal
pada
pengukuran
efektivitas dan efisiensi, dan tingkat layanan pelanggan yang mereka berikan
kepada para pemangku kepentingan.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi ukuran kinerja sebagai kunci
dari
kegiatan
meningkatkan
stakeholder
operasi
yang
percaya
organisasi.
Contoh
dapat
menambah
stakeholder
nilai
termasuk
dan
dewan,
Page
26