Anda di halaman 1dari 5

Strategic Leadership

Ringkasan Jurnal Sesi 3: Building a Strategic Vision

Dosen:
T. Hani Handoko, Ph.D

Disiapkan Oleh:
R. Purwedi Darminto (Eksekutif B 27 C)

Building a Strategic Vision

Saat ini terkadang misi perusahaan masih belum dianggap sebagai elemen penting dari
manajemen perusahaan. Banyak pelaku manajemen menempatkan misi perusahaan sebagai
sesuatu yang tidak terlalu penting dan sedikit penelitian yang membahas tentang pentingnya
misi perusahaan.
Oleh karena itu, maka menjadi problem utama dimana misi perusahaan menjadi tidak berarti
penting bagi perusahaan. Ada beberapa pandangan tentang keterlibatan misi perusahaan ini
dalam jalannya perusahaan. Ada yang berpendapat misi perusahaan hanya sebagai alat
komersial, ada yang berpendapat bahwa misi perusahaan berbicara tentang budaya
perusahaan, dan nada juga yang berpendapat misi perusahaan berbicara tentang defines bisnis
perusahaan.
Dari pendapat-pendapat tersebut, akhirnya hanya ada dua pemikiran tentang misi perusahaan
ini dalam kaitannya dengan perusahaan, yang satu mendefinisikan misi perusahaan sebagai
strategi bisnis perusahaan, sementara yang lainnya mendefinisikan sebagai filosofi dan etika
perusahaan.
Pemikiran tentang misi sebagai strategi bisnis melihat misi sebagai alat strategi, misi adalah
sesuatu yang mendefinisikan target market dan komersial bisnis, ada hubungannya dengan
strategi tapi di level yang lebih tinggi. Selalu ada untuk menjawab dua pertanyaan
fundamental : Apakah bisnis kita? Dan apa yang harus dilakukan?
Pemikiran tentang misi sebagai filosofi dan etika melihat misi sebagai cultural glue yang
membuat perusahaan sebagai kumpulan/kesatuan kolektif. Biasanya terdiri dari norma dan
nilai yang mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak, bagaimana mereka bekerja
bersama, dan bagaimana mereka mencapai tujuan perusahaan. Pada intinya adalah untuk
menciptakan kooperasi diantara karyawan melalui nilai-nilai bersama dan perilaku standar.
Bagaimana untuk membangun suatu misi perusahaan?, menurut Andrew Campbell dan Sally
Yeung. Misi perusahaan yang kuat akan ada bila terdiri dari 4 elemen yaitu tujuan, strategi,
perilaku standar, dan nilai-nilai yang saling terikat kuat saling mempengaruhi diantaranya.
Tujuan
Untuk apa perusahaan berdiri? Mengapa saya ada? Adalah pertanyaan yang filosofis dan bisa
membawa debat yang berkepanjangan.
Ada 3 pendapat mengenai Tujuan ini, Pertama adalah perusahaan ada untuk memberikan
benefit bagi pemegang saham. Seluruh keputusan adalah untuk memperbesar kekayaan
pemegang saham. Pemegang saham adalah raja.

Pendapat Kedua adalah perusahaan ada untuk memuaskan seluruh pemangku kepentingan
yang dijabarkan dalam tanggung jawab perusahaan untuk masing-masing pemangku
kepentingan.
Pendapat Ketiga adalah perusahaan ada untuk sesuatu yang lebih ideal dari hanya
memuaskan seluruh pemangku kepentingan. Contohnya adalah membantu suksesnya bisnis,
melihat masa depan dan bangsa bahkan komunitas internasional seperti perdamaian dan
segala sesuatu yang berhubungan. Para pemimpin akan dengan mudah menciptakan
komitmen dan entusiasme karyawan jika memilih Tujuan yang melebihi ideal.
Strategi
Untuk mencapai tujuan berkompetisi dengan yang lainnya, perlu ada strategi. Strategi
menyediakan logika komersial bagi perusahaan. Strategi akan mendefinisikan langkah bisnis
perusahaan apakah akan masuk dalam kompetisi (compete in), dalam posisi menunggu
(hold), atau memiliki kompetensi berbeda atau keunggulan kompetitif yang sudah dimiliki
atau direncanakan.
Perilaku Standar
Tujuan dan Strategi menjadi pemikiran yang kosong, kecuali jika bisa dikonversikan ke
dalam aksi, kebijakan dan arahan perilaku yang membantu orang memutuskan apa yang
harus dilakukan sehari-hari.
Manusia adalah individu yang emosional, yang sering dipengaruhi lebih banyak oleh otak
kanan motivasi dibandingkan otak kiri logika. Untuk mendapatkan energy emosional
perusahaan, dibutuhkan misi perusahaan yang memberikan filosofi atau moral rasional
terhadap perilaku supaya sejalan dengan komersial rasional.
Nilai-nilai
Nilai-nilai memberikan arti bagi norma dan perilaku standar dalam perusahaan dan berperan
sebagai otak kanan dari organisasi.
Komersial rasional atau pemikiran otak kiri adalah tentang strategi dan beberapa perilaku
yang akan membantu perusahaan unggul terhadap competitor di arena yang dipilih.
Emosional, moral, dan etika rasional atau pemikiran otak kanan adalah tentang nilai-nilai dan
beberapa perilaku etika, jalan yang benar untuk memperlakukan orang, jalan yang benar
untuk bersikap dalam masyarakat.
Sense of mission adalah komitmen emosional yang dirasakan orang melalui misi perusahaan.
Terjadi apabila ada kesamaan antara nilai organisasi dan nilai individu. Dengan merekrut
orang dengan nilai-nilai yang cocok, perusahaan dapat dengan lebih mudah untuk
menumbuhkan sense of mission.
Misi adalah konsep intelektual yang dapat dianalisa dan didiskusikan tanpa unsur emosional.
Sense of mission bukanlah konsep intelektual, sesuatu yang emosional dan berasal dari
perasaaan yang paling dalam.

Perusahaan yang mempunyai misi yang jelas tidak membutuhkan memiliki karyawan dengan
sense of mission. Sejalan dengan waktu, sejumlah karyawan dengan sense of mission akan
meningkat sejalan dengan implementasi kebijakan dari misi dan merasuk dalam budaya
perusahaan.
Visi menjelaskan pandangan realistic, kredibel, masa depan yang menarik untuk organisasi.
Kondisi yang lebih baik dari yang ada sekarang. Visi mengacu ke masa depan sementara misi
secara normal mengacu saat ini. Ketika visi tercapai, visi baru akan dibuat, tetapi misi akan
tetap sama dan anggota organisasi dan selalu dapat menggambarkan kekuatan dari akibat
yang terjadi.
Visi lebih diasosiasikan sebagai tujuan, sementara misi lebih diasosiasikan sebagai arahan
berperilaku.
Strategic intent adalah konsep yang berasal visi dan misi,dekat dengan konsep definisi misi
yang tradisional : Bisnis apa yang kita masuki dan posisi stratejik apa yang kita cari?, konsep
yang kurang kuat dibandingkan misi karena gagal melibatkan nilai-nilai dan perilaku standar,
kunci untuk mempertahankan komitmen dan entusiasme karyawan.
Manajer dapat melakukan perencanaan misi sama seperti apa yang mereka lakukan untuk
perencanaan strategi. Kenyataannya, perencanaan strategi adalah bagian dari perencanaan
misi.
Perencanaan misi adalah dimana persoalam strategi, organisasi, dan sumber daya manusia
datang bersamaan. Membuat manajer untuk melihat secara holistic terhadap organisasi dan
lingkungan sebelum mengembangkan rencana aksi.
Misi dapat diperlakukan seperti strategi. Perencanaan misi yang baik memastikan kesesuaian
diantara misi-misi yang berbeda.
Mengelola dengan visi dapat memberikan benefit bagi organisasi dalam 5 cara :
1. Visi menambah jangkauan ukuran kinerja
2. Visi mendorong perubahan
3. Visi memberikan dasar untuk rencana stratejik
4. Visi memotivasi individu dan memfasilitasi rekrutmen calon karyawan berbakat
5. Visi membantu menjaga pembuatan keputusan dalam konteksnya

Visi = Misi + Strategi + Budaya


Berfokus pada tiga tema dari visi :
Misi :

Bisnis apa yang kita masuki?

Apa tujuan fundamental kita atau alasan berdirinya perusahaan?

Jenis produk atau jasa apa yang kita buat atau sediakan?

Bagaimana kita mendefinisikan pelanggan yang kita layani?

Untuk siapa benefit dari seluruh effort yang dikeluarkan?

Nilai unik aoa yang dibawa ke pelanggan?

Apakah kita yakin bahwa misi ini berbeda dan unik dari organisasi lain yang
menyediakan produk dan jasa yang sama?

Apakah kita dapat menggambarkan apa yang dilakukan dan mengapa itu dilakukan?

Strategi :

Apa pendekatan dasar untuk mencapai misi?


Apa kompetensi berbeda atau keunggulan kompetitif yang akan memberikan karakter
kepada suksesnya organisasi atau departemen?

Budaya :

Apakah (atau sebaiknya) keunggulan dari budaya perusahaan dan gaya


kepemimpinan?
Bagaimana (atau sebaiknya) kita memperlakukan yang lainnya dan bagaimana
sebaiknya kita bekerjasama

Apa yang kita percayai tentang diri kita sendiri?

Apa yang kita perjuangkan?

Nilai-nilai apa yang kita jaga dengan jelas?

Karakter apa saja dari seorang karyawan yang efektif?

Dengan cara apa organisasi kita menjadi tempat yang baik untuk bekerja?

Anda mungkin juga menyukai