Anda di halaman 1dari 21

Gagal Ginjal Kronis 201

0
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal ginjal merupakan masalah yang biasanya ditemukan pada dewasa.
Kemajuan yang pesat dalam pengolahan menjadikan prognosis penyakit ini
membaik sehingga pengenalan dini GGK merupakan langkah yang penting.
Gagal ginjal kronik adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh
adanya kerusakan ginjal atau adanya penurunan fungsi ginjal selama tiga bulan
atau lebih. Pada keadaan ini, ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan diet
normal. Pada stadium lanjut ini ditandai dengan kelemahan, ketidakberdayaan,
dan dapat menyebabkan kematian. Sedangkan pengobatan yang diberikan hanya
bersifat menghilangkan gejala dan meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
Di Amerika Serikat, 2 dari 1000 penduduk menderita gagal ginjal, dan
sekitar 284.000 orang mendapat transplantasi ginjal pada tahun 1996.
Berdasarkan data dari United States Renal Data Systems (USRDs), pada tahun
1996, rata-rata pasien gagal ginjal tahap akhir berusia 61 tahun dengan 46%
adalah wanita. Berdasarkan diagnosa diketahui bahwa penyebab gagal ginjal
tahap akhir tersering adalah diabetes melitus (42%), hipertensi (22%), dan lainlain. Di Indonesia, diperkirakan setiap satu juta

penduduk, 20 diantaranya

mengalami gagal ginjal pertahun. Peningkatan jumlah pasien gagal ginjal ini
akan meningkatkan jumlah pasien yang harus di hemodialis. Hemodialisis (HD)
adalah salah satu terapi gagal ginjal yang berfungsi untuk mengganti fungsi ginjal
yang telah terganggu. Namun hemodialisis hanyalah suatu proses yang
mengunakan mesin buatan manusia yang tidak dapat menggantikan sepenuhnya
fungsi ginjal.

Gagal Ginjal Kronis 201


0

BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
2.1 ANATOMI GINJAL
2.1.1 MAKROSKOPIS
Ginjal

terletak

dibagian

belakang abdomen atas, dibelakang


peritonium, didepan dua kosta
terakhir dan tiga otot-otot besar
(transversus abdominis, kuadratus
lumborum
Ginjal

dan

pada

psoas

mayor).

orang

dewasa

penjangnya sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang


dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal beratnya antara 120-150 gram.
Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan
kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal
laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan terletak
sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri (karena massa lobus hati yang
besar), dan kutub bawahnya mungkin teraba pada regio lumbalis kanan
pada akhir inspirasi dalam, pada orang yang otot-otot abdomennya tidak
berkembang dengan baik. Masing-masing ginjal bergerak sekitar 2,5 cm
dengan arah vertikal selama pergerakan pernafasan diaphragma. Ginjal kiri
normal tidak dapat diraba. Ginjal dipertahankan dalam posisi normalnya
oleh tekanan intraabdominal dan oleh hubungannya dengan lemak
perirenal dan fascia renalis. Struktur ginjal meliputi, kapsula fibrosa pada
bagian luar, korteks adalah bagian ginjal yang pucat dan berbercak-bercak
oleh glomerulus, medula yaitu bagian ginjal yang berwarna gelap dan
bergaris terdiri dari sejumlah papilla renalis yang menonjol kedalam
pelvis, dan pembesaran pada ujung atas ureter.
2

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Setiap ginjal dibentuk oleh sekitar satu juta nefron. Nefron adalah
unit struktural dan fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari tubulus
renalis, glomerulus, dan pembuluh darah yang menyertainya. Setiap
tubulus renalis adalah tabung panjang yang bengkok, dilapisi oleh selapis
sel kuboid. Tubulus renalis dimulai sebagai kapsula bowman, mangkuk
berlapis ganda yang menutupi glomerulus, terpuntir sendiri membentuk
tubulus kontortus proksimal, berjalan dari korteks ke medula dan kembali
lagi, membentuk ansa henle, terpuntir sendiri kembali membentuk tubulus
kontortus distal. Dan berakhir dengan memasuki duktus koligentes. Setiap
duktus koligentes berjalan melalui medula ginjal, bergabung dengan
duktus koligentes dari nefron lain. Dan mereka membuka bersama pada
permukaan papila renalis didalam pelvis ureter
2.1.2 MIKROSKOPIS
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan
(nefron). Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal
terdapat sekitar satu juta nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula
bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri ke
duktus pengumpul.
2.1.3 VASKULARISASI
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira
setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam
vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri
renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri
interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri
arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun
paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk
arteriola aferen pada glomerulus.

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian
bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus
dan disebut kapiler peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal
ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena
interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk
akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml
darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung
(5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada
korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah
ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen
mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai
respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan.
2.1.4 INERVASI
Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf
ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal,
saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke
ginjal.
2.2 FISIOLOGI GINJAL
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi
cairan ekstrasel dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel
ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.
Fungsi utama ginjal terbagi menjadi :
1. Fungsi ekskresi

Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan


mengubah ekskresi air.

Gagal Ginjal Kronis 201


0

Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan


H+ dan membentuk kembali HCO3

Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang


normal.

Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein terutama


urea, asam urat dan kreatinin.

2. Fungsi non ekskresi

Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.

Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang penting dalam


stimulasi produk sel darah merah oleh sumsum tulang.

Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.

Degradasi insulin.

Menghasilkan prostaglandin
Fungsi dasar nefron adalah membersihkan atau menjernihkan plasma

darah dan substansi yang tidak diperlukan tubuh sewaktu darah melalui ginjal.
Substansi yang paling penting untuk dibersihkan adalah hasil akhir metabolisme
seperti urea, kreatinin, asam urat dan lain-lain. Selain itu ion-ion natrium, kalium,
klorida dan hidrogen yang cenderung untuk berakumulasi dalam tubuh secara
berlebihan.
Mekanisme kerja utama nefron dalam membersihkan substansi yang tidak
diperlukan dalam tubuh adalah :
1. Nefron menyaring sebagian besar plasma di dalam glomerulus yang akan
menghasilkan cairan filtrasi.

Gagal Ginjal Kronis 201


0
2. Jika cairan filtrasi ini mengalir melalui tubulus, substansi yang tidak
diperlukan tidak akan direabsorpsi sedangkan substansi yang diperlukan
direabsorpsi kembali ke dalam plasma dan kapiler peritubulus.
Mekanisme kerja nefron yang lain dalam membersihkan plasma dan
substansi yang tidak diperlukan tubuh adalah sekresi. Substansi-substansi yang
tidak diperlukan tubuh akan disekresi dan plasma langsung melewati sel-sel epitel
yang melapisi tubulus ke dalam cairan tubulus. Jadi urine yang akhirnya terbentuk
terdiri dari bagian utama berupa substansi-substansi yang difiltrasi dan juga
sebagian kecil substansi-substansi yang disekresi.

Gagal Ginjal Kronis 201


0

BAB III
GAGAL GINNJAL KRONIK
3.1 DEFINISI
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang irreversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap yaitu berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
Sedangkan kriteria untuk gagal ginjal kronik adalah sebagai berikut :
1. Kerusakan ginjal >3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi
ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus,
dengan manifestasi:
- Kelainan patologi
- Terdapat tanda kelainan ginjal termasuk kelainan dalam tes
pencitraan
2. Laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73 m3 selama
>3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
3.2 ETIOLOGI
Umumnya gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal intrinsic difus
dan menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir
dengan gagal ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar ginjal, misalnya nefropati

Gagal Ginjal Kronis 201


0
obstruktif dapat menyebabkan kelainan ginjal intrinsic dan berakhir dengan gagal
ginjal kronik.
Glomerulonefritis

hipertensi essensial dan pielonefritis merupakan

penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik kira-kira 60%. Gagal ginjal kronik
yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nefropati obstruktif
hanya 15 20 %. Glomerulonefritis kronik merupakan penyakit parenkim ginjal
progresif dan difus, seringkali berakhir dengan gagal ginjal kronik. Laki-laki lebih
sering dari wanita, umur 20 40 tahun. Sebagian besar pasien relatif muda dan
merupakan calon utama untuk transplantasi ginjal. Glomerulonefritis mungkin
berhubungan dengan penyakit-penyakit system (Glomerulonefritis sekunder)
seperti Sistemik Lupus Eritomatosus, Poliarthritis Nodosa, Granulomatosus
Wagener. Glomerulonefritis (Glomerulopati) yang berhubungan dengan diabetes
melitus (Glomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan
gagal ginjal kronik. Glomerulonefritis yang berhubungan dengan amiloidosis
sering dijumpai pada pasien-pasien dengan penyakit menahun sperti tuberkolosis,
lepra, osteomielitis, dan arthritis rheumatoid, dan myeloma.
Penyakit ginjal hipertensif (arteriolar nefrosklerosis) merupakan salah satu
penyebab gagal ginjal kronik. Insiden hipertensi essensial berat yang berekhir
dengan gagal ginjal kronik kurang dari 10 %.
Kira-kira 10 -15% pasien-pasien dengan gagal ginjal kronik disebabkan
penyakit ginjal congenital seperti Sindrom Alport, penyakit Fabbry, Sindrom
Nefrotik Kongenital, penyakit ginjal polikistik, dan amiloidosis.

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Pada orang dewasa, gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan infeksi
saluran kemih dan ginjal (Pielonefritis) tipe uncomplicated jarang dijumpai,
kecuali tuberculosis, abses multiple, nekrosis papilla renalis yang tidak
mendapatkan pengobatan adekuat.
Seperti diketahui,nefritis interstisial menunjukkan kelainan histopatologi
berupa fibrosis dan reaksi inflamasi atau radang dari jaringan interstisial dengan
etiologi yang banyak. Kadang dijumpai juga kelainan-kelainan mengenai
glomerulus dan pembuluh darah, vaskuler. Nefropati asam urat menempati urutan
pertama dari etiolgi nefrotis interstisial.
3.3 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi gagal ginjal kronik meliputi 2 mekanisme kerusakan, yaitu :
1. Mekanisme yang terkait dengan penyebab dasarnya, seperti imun kompleks
dan mediator inflamasi pada beberapa tipe glomerulonefritis atau paparan
toksin pada kelainan di tubulus maupun interstitial.
2. Mekanisme progresif, yaitu hiperfiltrasi dan hipertrofi nefron, yang
merupakan sesuatu yang biasa terjadi ketika ada pengurangan massa ginjal
dalam waktu lama disertai faktor faktor penyerta. Pengurangan jumlah
nefron diperantarai oleh hormone hormone vasoaktif, sitokin, growth
factors. Sebenarnya adaptasi singkat berupa hipertrofi dan hiperfiltrasi ini
akan menjadi maladaptasi bila terjadi peningkatan tekanan dan aliran akibat
sclerosis dan kerusakan nefron. Peningkatan aktifitas RAA ( renin
angiotensin aldosteron ) intrarenal juga berperan dalam proses hiperfiltrasi,
hipertrofi, dan sclerosis. RAA ini distimulasi oleh growth factor. Proses ini
menjelaskan mengapa pengurangan massa ginjal dapat menimbulkan
penurunan fungsi ginjal.
3.4 KLASIFIKASI

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Klasifikasi derajat (stage) gagal ginjal kronik dibuat berdasarkan
GFR ( Glomerular Filtration Rate ), yang dihitung berdasarkan rumus
Cockroft Gault :
GFR = (140-umur) x BB *
72 x kreatinin plasma
* wanita dikalikan 0.85

Classification of Chronic Kidney Disease (CKD)


Stage

GFR, mL/min per 1.73 m2

>90a

90b

6089

3059

1529

<15

dengan faktor resiko

terdapat kerusakan ginjal ( persistent proteinuria, abnormal sediment urine,


abnormal kimia darah dan urine, abnormal pencitraan ).

3.5 GEJALA KLINIK


Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan.
Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat
diketahui dari pemeriksaan laboratorium.Pada gagal ginjal kronis ringan sampai
sedang, gejalanya ringan meskipun terdapat peningkatan urea dalam darah. Pada
stadium ini terdapat nokturia dan hipertensi.

10

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Sejalan dengan perkembangan penyakit, maka lama kelamaan akan terjadi
peningkatan kadar ureum darah semakin tinggi. Pada stadium ini, penderita
menunjukkan gejala-gejala:

letih, mudah lelah, dan sulit konsentrasi

nafsu makan turun, mual dan muntah, cegukan.

tungkai lemah, parastesi, keram otot-otot, insomia.

libido menurun, nokturai, atau oligouria

sesak nafas, sembab, batuk, nyeri perikardial

malnutrisi, penurunan berat badan letih.


Pada stadium yang sudah sangat lanjut, penderita bisa menderita ulkus dan

perdarahan saluran pencernaan. Kulitnya berwarna kuning kecoklatan dan kadang


konsentrasi urea sangat tinggi sehingga terkristalisasi dari keringat dan
membentuk serbuk putih di kulit (bekuan uremik). Beberapa penderita merasakan
gatal di seluruh tubuh.
Manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik
yaitu:

Gangguan pada sistem gastrointestinal


-

Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan


metaboslime protein dalam usus.

Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air
liur.

Cegukan (hiccup)

11

Gagal Ginjal Kronis 201


0

Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik

Kulit
-

Kulit berwarna pucat akibat anemia. Gatal dengan ekskoriasi akibat


toksin uremik.

Ekimosis akibat gangguan hematologis

Urea frost akibat kristalisasi urea

Bekas-bekas garukan karena gatal

Sistem Hematologi
-

Anemia

Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia

Gangguan fungsi leukosit

Sistem saraf dan otot


-

Restles leg syndrome

Burning feet syndrome

Ensefalopati metabolic

Miopati

Sistem Kardiovaskuler
-

Hipertensi

Akibat penimbunan cairan dan garam.

Nyeri dada dan sesak nafas

Gangguan irama jantung

Edema akibat penimbunan cairan

Sistem Endokrin
12

Gagal Ginjal Kronis 201


0
-

Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada lakilaki.

Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan


sekresi insulin.

Gangguan metabolisme lemak.

Gangguan metabolisme vitamin D.

Gangguan sistem lain


-

Tulang : osteodistrofi renal

Asidosis metabolik

3.6 PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
1. DIET
Diet tinggi kalori dan rendah protein.
Diet rendah protein (20- 40 gr/hr) dan tinggi kalori menghilangkan gejala
anoreksia dan nausea (mual) dan uremia , menyebabkan penurunan ureum
dan perbaikan gejala. Hindari masukan berlebihan dari kalium dan garam.
Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam(Na)
Pada beberapa pasien, furosemid dosis besar (250- 1000 mg/hr) atau
diuretik loop (bumetanid, asam etakrinat) diperlukan untuk mencegah
kelebihan cairan, sementara pasien lain mungkin memerlukan suplemen
natrium klorida atau natrium bikarbonat oral. Pengawasan dilakukan
melalui berat badan, urine dan pencatatan keseimbangan cairan ini adalah
karena pengeluran natrium yang banyak sehingga terjadi hiponatrimia dan
dehidrasi berat. Umunya pada GGK diet rendah garam adalah 2g/hari.

13

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Air
Boleh diminum tanpa dibatasi jika tiada edema atau oliguria, tetapi jika
terjadi oliguria atau anuria, jumlah air yang diperkenankan adalah jumlah
insensible water loss dan jumlah cairan yang keluar.
Kalium
Dibatasi untuk mencegah terjadinya hiperkalemia. Bila kadar kalium > 6
mEq/L tanpa gejala klinis biasanya cukup dikoreksi dengan makanan atau
Kayexalate 1g/kgBB, tetapi jika terjadi kelainan klinis harus diberikan
glukonas dan atau natrium bikarbonas. Jika ini tidak efektif maka
diberikan insulin dan glukosa solution.
Osteodistrofi ginjal
Dapat dicegah dengan pemberian kalsium , pengikat fosfat dan vitamin D.
Sebaiknya di sesuaikan dengan kadar kalsium serum dan derajat kerusakan
ginjal biasanya diberikan dosis 100-300mg/m2/hari.
Asidosis
Sebaiknya di atasi secepat mungkin dengan pemberian NaHCO3 dengan
dosis 1-5 mEq/L.
2. HEMODIALISIS
Tindakan

dialisis

dilakukan

sebaiknya

sebelum

mencapai

Hemodialisis

adalah

LFG

ml/menit.
dialisis

yang dilakukan diluar tubuh.


Pada

hemodialisis,

darah

dikeluarkan dari tubuh melalui sebuah kateter, masuk kedalam sebuah alat
besar. Di dalam mesin tersebut terdapat ruang yang dipisahkan oleh
14

Gagal Ginjal Kronis 201


0
sebuah membran semipermiabel. Darah dimasukkan ke salah satu ruang.
Sedangkan ruang yang lain di isi oleh cairan dialilsis dan diantara ke
duanya akan terjadi difusi. Ianya bertujuan menjaga keseimbangan cairan
dalam tubuh, mengeluarkan sisa akhir produk metabolisme dalam tubuh,
menormalkan pH dalam tubuh. Indikasi hemodialisa pasa gagal ginjal
kronik adalah berdasarkan data klinis dan biokimia :
i.
ii.

Klinis meliputi : sindrom uremia , penurunan kesadaran, over


load, unuria (lebih dari 3 hari )
Biokimia meliputi : Uremia ( > 200 mg/dl ), hiperkalemia ( > 7
mEq/l), asidosis ( pH darah >7,5)

Peritoneal dialisa dibagi menjadi :


1) Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD = DPMB)
2) Automated Peritoneal Dialysis (APD)
3) Continuous Cycling Peritoneal Dialysis (CCPD)
4) Noctural/Night Intermitten Peritoneal Dialysis (NIPD)

3. TRANSPLANTASI GINJAL
Adalah pilihan ideal untuk pengobatan gagal ginjal tahap akhir.
Transplantasi

merupakan

mempertahankan
menghasilkan

kehidupan

keberhasilan

pengobatan
pasien

yang

seoptimal

transplantasi

ini

optimal

untuk

mungkin.

sebaiknya

Bagi

dilakukan

pemeriksaan imunologi yaitu golongan darah dan antigen HLA.


Transplantasi ginjal adalah pengambilan ginjal dari badan
seseorang dan dicangkokkan ke dalam badan orang lain yang
kehilangan fungsi ginjalnya. Ginjal yang sudah ditransplantasi akan
berfungsi seperti ginjalnya sendiri. Operasi transplantasi ginjal
berlangsung sekitar 3 - 4 jam. Ginjal yang ditransplantasikan diletakkan di
sebelah kanan/kiri perut atau bawah pusat. Arteri dan vena ginjal baru
disambungkan pada arteri dan vena di daerah panggul, ureter dari ginjal
dihubungkan dengan kandung kemih.

15

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Transplantasi ginjal merupakan pilihan yang paling ideal sebagai
terapi pengganti ginjal pada GGK. Namun di seluruh dunia
menunjukkan jumlah yang sangat terbatas dengan jumlah pasien
dialisis yang membutuhkannya dan "waiting list" cenderung makin
panjang untuk mendapatkan donor.
Farmakologi
Hipertensi
Bila tidak dikontrol dapat terakselerasi dengan hasil akhir gagal
jantung kiri. Pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan
garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah. Jika
terapi non farmakologi tidak berhasil maka terapi farmakologi hendaklah
segera dilaksanakan dengan pemberian obat diuretic , beta blocker, agonis
adrenergic, vasodilator , dan calsium channel blocker.
Anemia
Jika ditemukan defisinsi zat besi sebaiknya diberikan pengobatan
zat besi peroral dengan dosis 2-3 mg selama 3 kali sehari selama 3 bulan.
Jika terjadi defisensi asam folat diberikan pengobatan asam folat dengan
dosis 1-5 mg /hari selama 3-4 minggu. Anemia dapat di obati dengan
dengan pemberian human erytrpoitin dengan dosis 50-150U/KgBB/kali
selama 3 kali seminggu, hanya dapat menurunkan resiko kebutuhan
transfusi darah dan anemia yang mengancam nyawa.
Gagal jantung
Terjadinya gagal jantung akibat daripada kelebihan cairan dan
hipertensi berat. Pengobatan langsung ditujukan pada penurunan tekanan
darah dengan nifedipin sublingual dan mengeluarkan kelebihan cairan
dengan diueretik , dan bila terjadi uremia berat maka perlu dilakukan
dialisis.
3.7 KOMPLIKASI
1. Anemia
Etiologi anemia pada gagal ginjal kronik terdiri dari:
Produksi eritropoeitin berkurang
Adanya faktor penghambatan eritropoetin
Hemolisis
Faktor faktor pemberat:

16

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Produksi eritropoetin menurun oleh:
a. infeksi
b. malnutrisi
c. Nefrektomi
Hemolisis yang meningkat oleh:
a. Obat-obatan
b. Hipofosfatemia
c. Mikrongiopati
d. Hiperslenisme
e. Hiperkupremia
Defisieni:
a. besi
b. asam folat
Hipertiroidisme
Pada penderita GGK terjadi kelainan dinding eritrosit karena perubahan dalam
komposisi plasma. Kelainan eritrosit lain yang dapat dijumpai pada GGK adalah
akantosit, sel target, sferoit dan ditemukannya Heins Bodies. Sebab-sebab
pemendekan masa hidup eritrosit:
Kelainan membran eritrosit oleh bahan yang dialisabel, berupa defek
dalam kemampuan untuk memompa ion natrium secara efektif keluar
sel eritrosit.
Hemolisis mikroangiopati.
Menurunnya shunt pentosa-fosfat yang sebabnya belum bisa
dijelaskan.
Hiperslenisme.
Hiperkupremia.
Hipofosfatemia.

17

Gagal Ginjal Kronis 201


0
2. Hiperkalemia
Keseimbangan kalium relative dapat dipertahankan pada laju filtrasi
glomerulus (LFG) diatas 10 ml/menit/1.73m2.. Homoestasis kalium pada pasien
CKD dipertahankan denagn meningkatkan eksresi renal dan ektrarenal. Walaupun
demikian keadaan hiperkalemia tetap merupakan ancaman bagi pasien CKD,
karena mereka mungkin mendapat kalium yang berlebihan dalam jumlah besar
secara tiba-tiba misalnya dari makanan, transfuse darah, keadaan sepsis, ataupon
asidosis. Hipokalemia juga dapat terjadi dengan penggunaan diuretic atau akibat
pemberian diet rendah kalium. Menyebabkan berbagai gejala antara lain dapat
menyebakan henti napas( respiratory arrest).
3. Perikarditis
Perikarditis adalah komplikasi tersering pada pasein CKD dengan uremia
berat yang tidak dilakukan dialysis. Eksudat pada perikarditis uremik biasanya
sedikit dan bersifat fibrinosa dan seofibrinosa. Namun, kadang pasien yang
mengalami dialysis yang adekuat uga timbul perikarditis dan efusi yang
hemoragik. Patogenesis perikarditis ini masih belum diketahui dengan pasti.
4. Hipertensi
Terjadi karena tingginya kadar renin akibat ginjal yang rusak. Tetapi bila
LFG menurun dan jumlah urin berkurang, hipertensi terjadi karena terjadi akibat
kelebihan cairan. Keaadan ini biasanya menimbulkan keluhan sakit kepala,
kejang, badan lemah, gagal jantung bendungan. Sedangkan hipertensi persisten
mungkin terjadi akibat rendahnya LFG. Pada CKD yang progresif, timbulnya
hipertensi dapat merupakan akibat langsuung dari penyakit ginjalnya.
5. Osteodistrofi Ginjal

18

Gagal Ginjal Kronis 201


0
Penimbunan asam fosfat mengakibatkan terjadi hiperfostatemia dan
mengakibatkan kadar kalsium serum menurun. Keadaan ini menyebabkan sekresi
hormon paratiroid meningkat agar ekresi fosfat meningkat dan kadar kalsium
kembali normal. Osteodistrofi adalah akibat :
Gangguan absopsi kalsium
Hiperfungsi paratiroid
Gangguan pembentukan vitamin D aktif

3.8 PROGNOSIS
Prognosis gagal ginjal kronis umumnya buruk. Umumnya terjadi karena
komplikasi penyakit.

BAB IV
KESIMPULAN
19

Gagal Ginjal Kronis 201


0

Gagal ginjal kronik adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh
adanya kerusakan ginjal atau adanya penurunan fungsi ginjal selama tiga bulan
atau lebih. Pada keadaan ini, ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan diet
normal. Pada stadium lanjut ini ditandai dengan kelemahan, ketidakberdayaan,
dan dapat menyebabkan kematian. Sedangkan pengobatan yang diberikan hanya
bersifat menghilangkan gejala dan meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal yang irreversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap yaitu berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
Sedangkan kriteria untuk gagal ginjal kronik adalah sebagai berikut :
-

Kerusakan ginjal >3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal,

dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus, dengan manifestasi:


Kelainan patologi
Terdapat tanda kelainan ginjal termasuk kelainan dalam tes pencitraan.

Laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/menit/1,73 m3 selama >3 bulan


dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Prognosis gagal ginjal kronis umumnya buruk. Umumnya terjadi karena
komplikasi penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

20

Gagal Ginjal Kronis 201


0
1. Snell, Richard S. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi Pertama
Jakarta : Penerbit EGC; 1997
2. Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit EGC ;Edisi 9:
2007
3. Lawrence S Friedman, Stephen J. Mcphee, Maxine A. Papadakis. Mc Graw
Hill, 2006
4. Sudoyo AW, Sutiyohadi B, Alwi I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1
Edisi 4. Pusat Perubatan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. 2006
5. http://3rr0rist8s.com/medical/chronic-kidney-disease
6. http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/anemia-akibat-gagal-ginjal-kronik
7. http://3rr0rist8s.com/medical/chronic-kidney-disease
8. http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-s2-2004-suharto-969cox

21

Anda mungkin juga menyukai