Anda di halaman 1dari 6

TUGAS I

Akumulasi Minyak dan Gas Bumi

Seperti telah kita ketahui bersama bahwa minyak dan gas bumi berakumulasi pada suatu
perangkap yang merupkan bagian tertinggi dari lapisan reservoir.
1.1 TEORI AKUMULASI GUSSOW
Dalam keadaan hidrostatik, akumulasi dapat diterangkan oleh teori Gussow (1951). Gumpalan
atas tetes-tetes minyak dan gas akan bergerak sepanjang bagian atas lapisan penyalur keatas,
terutama disebabkan pelampungan (buoyancy). Begitu sampai di sustu perangkap (dalam hal
ini perangkap struktur), minyak dan gas akan menambah kolom gas dan mendesak minyak
kebawah yang juga bertambah tinggi kolomnya dan gilirannya mendesak air ke bawah. Hal ini
akan terus terjadi sampai batas minyak air mencapai Spill point. Penambahan minyak dan
gas terus menerus akan menyebabkan perlimpahan (Spilling) minyak keatas ke struktur
selanjutnya (fasa dua). Pada fasa berikutnya, berhubungan penambahan gas, maka seluruh
minyak didesak gas kebawah sehingga melimpah sampai habis dan perangkap diisi sepenuhnya
oleh gas.
Stadium 1 : Gas, minyak dan air diatas titik limpah, minyak dan gas kedua-duanya terus
menerus terjebak sedangkan air disingkirkan. Stadium ini berhenti jika antara muka minyakair mencapai titik limpah.
Stadium 2 : Stadium penyebaran selektif dan pengasiran gas. Gas terus dijebak, selagi minyak
melimpah keatas kemiringan. Stadium ini berakhir jika antara muka minyak-gas mencapai titk
limpah dan berhimpitan dengan antar muka minyak.
Stadium 3 : Stadium Akhir. Perangkap diisi oleh gas. Gas melimpah ketas selagi lebih banyak
gas yang masuk perangkap. Minyak melewati perangkap dan meneruskan perjalannya ke atas
kemiringan.

Gambar 1 : Differensiasi minyak dan gas dalam perangkap yang menyebabkan minyak
melimpah. (Gussow, 1951)
Pada gambar II, terlihat bagaimana mekanisme ini menyebabkan penyebaran akumulasi
minyak dan gas pada sejumlah perangkap yang berderetan dan pada ketinggian strukturil yang
berbeda. Terisinya suatu perangkap oleh gas, minyak dan sebagainya tergantung dari arah
migrasi,
dan
jumlah
minyak
dan
gas
yang
bermigrasi.
Yang pertama ini dibandingkan sebagai E, D, dan C. Sedangkan untuk yang kedua
diilustrasikan
oleh
A,
B
dan
C.
Terlihat pada gambar bahwa tergantung dari arah batuan induk, maka yang paling dekat akan
terisi
oleh
gas,
sedangkan
yang
paling
jauh
diisi
oleh
air.
Perangkap I Diisi sampai titik limpah dan mempunyai tudung gas. Hanya minyak melimpah
keatas
ke
Perangkap
II.
Perangkap III dan IV penuh dengan air asin dan mengandung minyak atau gas.
Perangkap I seluruhnya diisi dengan gas, seluruh minyaknya telah terusir masuk keperangkap
II.
Minyak
sekarang
melebihi
perangkap
I.
Perangkap II telah diisi minyak dan melimpahkan keatas kemiringan ke dalam perangkap III,
yang
masih
belum
mengandung
tudung
gas.
Perangkap III mengandung hanya sedikit miinyak, sedangkan perangkap IV masih terisi air
asin.
Perangkap I tak berubah dengan gas melimpah keatas kemiringan ke dalam perangkap II,
Minyak melewati perangkap I. Perangkap II sekarang mempunyai tudung gas dan
melimpahkannya ke atas kemiringan ke dalam perangkap III. Perangkap III sekarang telah
terisi dengan minyak tetapi masih tetap belum mempunyai tudung gas dan melimpahkan
minyak kedalam perangkap III. Perangkap IV masih terisi air asin.

Migrasi sama seperti untuk C, tetapi dalam keadaan hubungan struktur yang lain. Perhatikan
bahwa ketinggian kulminasi tidak mempunyai efek terhadap penjebakan selektif, ketinggian
titik limpah adalah yang mengendalikan. Ketinggian kulminasi diatas titik limpah menentukan
kalau
minyak
maximum.
Migrasi sama seperti untuk C. Disini semua kaulminasi berada pada ketinggian yang sama.
Titik
limpah
mengendalikan
penjebakan
differensial.
Gambar II. Penyebaran minyak dan gas pada deretan struktur karena penjebakan pemisahan
differensial
(Menurut
Gussow,
1951)
1..2
TEORI
AKUMULASI
KING
HUBBERT
(1953)
King Hubbert (1953) meninjau prinsip akumulasi minyak bumi dari segi kedudukan energi
potensial, dan erat hubungannya dengan perangkap hidrodinamik. Dalam hal ini minyak bumi,
baik dalam bentuk tetes tetes maupun fasa yang menerus yang berada dalam lingkungan air,
akan akan selalu mencari batuan reservoir yang terisolir dan secara local mempunyai potensial
terendah. Medan potensial dalam suatu reservoir yang terisi air merupakan resultan dari dua
gaya, yaitu (1) gaya pelampungan (buoyancy), dan (2) gaya yang disebabkan gradient
hidrodinamik.
Seperti
gambar
berikut
ini.

Keterangan
:
A. Penampang Geologi untuk memperlihatkan terjadinya gradien hidrodinamik karena
permukaan
potensiometri.
B. Resultan gaya pelampungan dan gradient hidrodinamik serta bidang ekipotensial minyak
yang
miring.
Dalam pengertian ini, minyak dan gas bumi akan berakumulasi jika bidang ekipotensial yang
tegak lurus terhadap garis gaya resultan gaya tadi menutup seluruhnya dari bawah suatu daerah
potensial rendah lokasi yang terisolir, misalnya suatu antiklin, suatu pelengkungan ataupun
struktur lainnya dimana lapisan reservoir dan lapisan penyekat diatas konkav kearah bawah.
Dengan konsepsi diatas, maka suatu akumulasi dapat terjadi serta hilang atau terusir, dengan
terdapatnya suatu gradient hidrodinamik yang pada setiap saat geologi arah serta besarnya (
vektornya dapat berubah ). Dalam keadaan itu maka paling tidak posisi batas air minyak atau
air gas itu miring. Akumulasi minyak dan gas bumi merupakan suatu keseimbangan yang
dinamis.
2..2
WAKTU
PENJEBAKAN
Penentuan waktu dalam sejarah geologi mengenai kapan minyak bumi dapat terjebak, bukan
saja penting dari segi ilmiah akan tetapi juga dari segi ekonomi. Suatu perangkap dapat terisi
atau kosong tergantung dari waktu pembentukannya ataupun kapan minyak itu terbentuk
berada dalam keadaan dapat dijebak oleh perangkap. Pengertian yang baik mengenai hal ini
akan sangat membantu evaluasi suatu prospek ( Landes 1959 ). Ada beberapa bukti yang
menerangkan bahwa minyak bumi terjebak pada permulaan sejarah pembentukan perangkap
misalkan dalam hal lensa-lensa pasir tetapi dapat pula difahami bahwa minyak bumi dapat
bermigrasi ke perangkap yang terbentuk kemudian. Perangkap dapat terbentuk lama setelah
minyak tidak dapat bermigrasi lagi, sehingga perangkap tersebut akan kosong. Rittenhouse (
1967) dalam dott dan Reynolds ( 1969 ) memberikan kriteria untuk mengetahui waktu
akumulasi. Berbagai metodenya memberikan informasi hal hal sebagai berikut :
a.
Waktu
tercepat
dimulainya
akumulasi.
b.
Waktu
tercepat
dapat
terselesaikannya
akumulasi.
c.
Waktu
paling
lambat
dapat
terselesaikannya
akumulasi.
Hal hal tersebut dapat dipertimbangkan dari beberapa faktor sebagai berikut :
1)
Waktu
Pembentukan
Perangkap.
Waktu pembentukan perangkap adalah waktu tercepat minyak dapat berakumulasi. Tetapi
tentu minyak dapat bermigrasi setiap waktu setelah pembentukan perangkap tadi. Dalam hal
kondisi patahan tumbuh, akumulasi dapat terjadi bersamaan dengan pembentukan batuan
reservoir. Juga hal yang sama berlaku untuk lensa lensa batuan reservoir.
Cara menentukan ada tidaknya perangkap pada waktu migrasi dan pembentukan minyak bumi
yaitu dengan membuat perangkap struktur yang digantungkan pada suatu lapisan sumur
tersebut sebagai datum. Dengan cara yang sama suatu peta struktur berkontur dapat dibuat dan
ada
tidaknya
tutupan
pada
zaman
tersebut
dapat
ditentukan.
2)
Perangkap
Yang
Terisi
dan
Kosong.
Terdapat kemungkinan perangkap yang terisi dibentuk terlebih dahulu dan perangkap yang
kosong
terbentuk
kemudian,
setelah
migrasi
sekunder
berhenti.
3)
Expansi
Gas.
Hal ini dikemukakan oleh leverson (1956) yang mendasarkannya pada hokum Boyle dan
Charles. Gas mengembang jika tekanan turun. Kedalaman (waktu) pada saat volum reservoir
sama dengan volum minyak dan gas sekarang pada tekanan dari temperature lebih rendah,

adalah kedalaman tercetak (waktu) pada saat


akumulasi
telah selesai.
4)
Minyak
dibawah
Penjenuhan.
Anggapan dasar dari kriteria ini adalah bahwa minyak telah jenuh dengan gas pada waktu
akumulasi telah selesai. Jika terdapat reservoir dengan minyak yang tidak jenuh minyak ( tidak
ada tutup/ topi gas ) maka hal ini dapat diterangkan sebagai berikut. Pada pembebanan dan
penguburan setelah akumulas, maka minyak dalam reservoir akan tidak jenuh, karena
peningkatan tekanan akan melarutkan gas bebas kedalam minyak. Pada pengangkatan dan erosi
lapisan yang menutupi reservoir akan terjadi ha sebaliknya dan gas akan keluar membentuk
topi gas.Namun metode penentuan ini memiliki banyak kelemahan dan anggapan
anggapannya belum tentu benar.sehingga hasilnya meragukan ( hoshkin, 1960 ).
5)
Topi
Gas
yang
Berkelalaian
Hal ini diberikan oleh Levorsen ( 1950 ) untuk keadaan special. Topi gas yang tinggi dalam
blok yang turun dalam perangkap patahan menunjukkan akumulasi gas sebelum pematahan.
6) Difusi Gas Dalam Reservoir Yang Sebagian Terpisah dan Tak Jenuh.
( Zafferano, Capps dan Fry, 1963 ). Difusi gas akan terjadi diantara reservoir yang demikian
dari yang jenuh menuju yang kurang jenuh dan waktu yang diperlukan untuk hubungan
sekarang
dapat
dihitung.
7)
Metoda
Energi
(oleh
para
Ilmuwan
Uni
Soviet
).
Adalah pengukuran kehilangan nilai energi dari minyak dalam reservoir sepanjang waktu.
Mineral
Diagenesa
Mineral Diagenesa akan menurunkan porositas karena sementasi dan kompaksi. Jika Minyak
bumi yang terdapat menghalang halangi proses tersebut, maka jelas akumulasi terjadi
sebelum diagenesa dalam reservoir basah air yang ada didekatnya. Sering hal ini ditunjukkan
oleh
tekanan
tinggi
dalam
reservoir.
9)
Sementasi
Organik
Yang dimaksud sementasi Organik disini terutama adalah semen aspal. Waktu akumulasi
adalah
sebelum
pengorosian
bidang
ketidakselarasan.
Dari uraian tersebut diatas disimpulkan bahwa minyak bumi tidak terjadi pada waktu tertentu
di dalam evolusi minyak bumi. Setalah berakumulasi di suatu perangkap, minyak bumi dapat
bermigrasi lagi ke perangkap yang terbentuk kemudian. Sebagai contoh misalnya akumulasi
minyak bumi di daerah cepu (Soetantri dan lain-lain, 1973 ). Di daerah ini pelipatan utama dan
intensif
terjadi
pada
akhir
Pleistosen.
Akan tetapi kedalaman penguburan dari batuan induk yang meliputi struktur itu tidak
memungkinkan pembentukan dan migrasi minyak bumi ke struktur muda.
Dilain Pihak suatu fasa pelipatan yang lebih tua telah terjadi pada akhir pliosen dan kemudian
pada waktu transgresi pleistosen, penguburan telah cukup dalam untuk pembentukan dan
migrasi minyak bumi ke dalam sejumlah perangkap kecil yang telah ada terlebih dahulu. Jadi
kombinasi antara kedalaman pembebanan dan umur pelipatan dapat menentukan apakah suatu
perangkap itu terisi penuh atau tidak.

TUGAS II

TUGAS III

Anda mungkin juga menyukai