Anda di halaman 1dari 5

UJIAN

FILSAFAT ILMU

Disusun untuk

memenuhi Uji
Kompetensi
Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen:Dr. Suryo Ediyono, M.Hum.
Oleh:
YUSUF MUFLIKH RAHARJO
NIM S841508034

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2015

1. Jelaskan ciri ilmu era renaissance dan aufklarung!


Renaissance merupakan zaman bangkitnya kembali pemikiran yang tidak terikat
atau bebas dari dogma-dogma agama. Artinya, pemikiran-pemikiran yang
dihasilkan pada zaman ini murni dari hasil pemikiran secara rasional yang
dilakukan oleh manusia. Tidak ada interferensi dari unsur-unsur keagamaan
sehingga zaman ini juga disebut sebagai animal rationale.
Selanjutnya, pada abad ke-18 dimulai suatu zaman baru yang bernama
Aufklarung. Zaman ini berakar pada Renaissance (Masa yang juga disebut masa
keraguan, dirinya, dan jiwanya saja diragukan. Yang tidak di ragukan hanya
dirinya yang ragu itu, keraguan yang dimaksud di sini adalah keraguan metafisik)
dan mewujudkan buah pahit dari rasionalisme dan empirisme. Masa ini menurut
Immanuel Kant, manusia di zaman ini terlepas dari keadaan tidak balik yang
disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendir yang tidak memanfaatkan akalnya.
Voltaire menyebut zaman pencerahan sebagai zaman akal di mana manusia
merasa

bebas,

zaman

perwalian

pemikiran

manusia

berakhir,mereka merdeka dari segala kuasa dari luar dirinya.

dianggap

sudah

Para tokoh era

Aufklarung ini juga merancang program-program khusus di antaranya adalah


berjuang menentang dogma gereja dan tahayul populer. Senjatanya adalah faktafakta ilmu dan metode-metode rasional.
Dari kedua era ini memiliki ciri yang sangat menonjol. Dua era ini memiliki
ciri khas yakni mulainya pemikiran-pemikiran yang mengacu pada taraf-taraf
kepastian subjektivitas dan objektivitas sangat menonjol. Hal ini dikarenakan
dogma-dogma agama yang pada zaman sebelum ini masih menginterferensi.
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan pengetahuan, ilmu, dan filsafat!
Berikan 1 contoh untuk mendukung jawabanmu!
Pengetahuan, ilmu, dan filsafat secara konsep memiliki kesamaan. Kesamaan
tersebut terletak pada konsep pemikiran yang mengarah pada pencarian kebenaran
atas sesuatu hal. Baik pengetahuan, ilmu, dan filsafat dijadikan sebagai sarana
berpikir manusia untuk menelaah ataupun mengkaji suatu objek dengan kesadaran
sehingga diperoleh kebenaran. Misalnya, ketika manusia akan mengkaji suatu

fenomena rusaknya tataran bahasa Indonesia saat ini digunakanlah konsep


pemikiran pencarian kebenaran ini sehingga didapatkan hasil yang dapat
dipertanggjawabkan kebenarannya itu.
Meskipun secara konsep memiliki kesamaan, pengetahuan, ilmu, dan filsafat
juga memiliki perbedaan pada cara pemerolehannya. Konsep pemikiran dikatakan
pengetahuan jika pemikiran tersebut didasarkan pada pengalaman-pengalaman,
misalnya ketika seseorang dikatakan berpengetahuan tentang pengajaran bahasa
karena ia telah memiliki pengalaman tentang mengajar bahasa. Lain halnya
dengan ilmu, dikatakan demikian jika suatu konsep pemikiran tersebut didasarkan
pada jalan keterangan, yakni melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat ilmiah,
misalnya ketika seseorang yang akan mempelajari tentang pengajaran bahasa,
tentu dia akan memulainya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara
mengajar yang baik, materi apa saja yang harus diajarkan, bagaimana cara
menghadapi peserta didik, dan sebagainya. Sedangkan filsafat merupakan konsep
pemikiran yang lebih luas dan menyeluruh daripada ilmu. Dikatakan demikian
karena filsafat akan lebih mengharuskan sebuah konsep pemikiran itu harus
holistik, tidak hanya berfokus pada satu hal untuk mencari kebenaran, tetapi juga
dikaitkan dengan hal-hal lain menyangkut metafisika, epistemologi, aksiologi,
logika, etika, dan estetika. Misalnya ketika ada seseorang yang sedang mengajar
di dalam kelas dia akan mengajarkan hal-hal yang baik, baik itu secara teoretis
ataupun normatif. Kejadian berbeda akan terjadi jika orang tersebut sedang tidak
dalam konteks yang demikian, pasti akan lebih banyak ditemukan pemakluman
akan suatu hal yang mungkin saja tidak sesuai dengan teoretis ataupun normatif.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ontologi, epistemologi, dan aksiologi
dari sudut pandang keilmuan Saudara!
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang
paling kuno. Ontologi filsafat membicarakan hakikat filsafat, yaitu apa
pengetahuan filsafat itu sebenarnya. Struktur filsafat dibahas juga disini. Yang
dimaksud struktur filsafat disini ialah cabang-cabang filsafat serta isi (yaitu teori)
dalam setiap cabang itu. Ontologi disebut juga sebagai hal yang membahas
keberadaan suatu hal. Artinya, sebuah keilmuan memiliki jati diri atau hakikatnya

sendiri yang membedakan dengan keilmuan lain, seperti pendidikan bahasa,


khususnya bahasa Indonesia yang memiliki hakikat-hakikat tertentu, salah satunya
memberikan kajian persoalan pendidikan dan pengajaran tentang bahasa
Indonesia.
Epistemologi filsafat membicarakan tiga hal, yaitu objek filsafat (yaitu yang
dipikirkan), cara memperoleh pengetahuan filsafat, kesadaran metode, dan
validitas pengetahuan dan kebenaran pengetahuan. Secara sederhana,
epistemologi merupakan proses berpikir yang menerangkan bagaimana cara dan
sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan, misalnya ketika
seseorang yang akan mempelajari tentang pengajaran bahasa, tentu dia akan
memulainya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara mengajar yang
baik, materi apa saja yang harus diajarkan, bagaimana cara menghadapi peserta
didik, dan sebagainya.
Aksiologi merupakan teori yang mengkaji tentang nilai-nilai. Aksiologi ini
dengan kata lain mengkaji ihwal etika. Kebenaran suatu hal dituntut adanya
kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada. Hal ini dikarenakan nilai menjadi sebuah
tolok ukur bagi tiap manusia untuk bisa memberikan keputusan bahwa suatu
kebenaran itu benar dan baik atau hanya benar saja. Misalnya, persoalan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Jelaskan hubungan bahasa dan logika! Berilah satu contoh!


Bahasa mempunyai kemampuan untuk memperkaya kehidupan spiritual manusia,
tetapi jika dihubungkan dengan logika ternyata bahasa memiliki sejumlah
kekurangan. Misalnya dalam hal kebahasaan yang menyangkut pragmatik yang
memberikan pernyataan bahwa bentuk dan fungsi sebuah tuturan bisa tidak
sejalan. Artinya, ketika seorang penutur berbicara A dengan maksud sebenarnya
adalah D, mitra tutur yang menangkap dan memahami tuturan A tersebut bisa
langsung melaksanakan D meskipun bentuk A dan D tidak sejalan.

5. Jelaskan hubungan metode hermeneutika dengan ilmu Saudara dan beri


satu contoh!
Metode hermeneutika adalah metode penafsiran teks atau penafsiran kalimat
sebagai simbol. Materi pembahasannya meliputi dua sektor, yaitu perenungan

filsofis tentang dasar-dasar dan syarat-syarat konstruksi pemahaman dan


penafsiran teks itu sendiri melalui media bahasa. Metode ini adalah metode yang
mendasarkan pada pengompromian filsafat dan kritik sastra. Memahami teks
sastra, seni, agama atau sejarah adalah upaya memahami realitas melalui bahasa
atau bentuk keindahan. Keberadaan bentuk ini menjadikan proses pemahaman
menjadi mungkin, fleksibel dan lestari. Jika boleh dikatakan bahwa kritik sastra
bersifat normatif dan deskriptif, maka metode hermeneutik adalah metode
pamungkas. Sebab yang dicapai oleh hermeneutik adalah makna terdalam atau
nilai dari suatu teks. Dan nilai ini tidak berada di belakang teks, tetapi melanglang
ke depan teks. Dengan demikian arti suatu teks menurut metode ini adalah
berkelanjutan dan senantiasa baru. Metode hermeneutika adalah metode
penafsiran individual, tetapi melebur dengan yang lain. Sebab metode ini
mengompromikan antara yang historis dan ahistoris, antara individu satu dengan
individu yang lain, antara makna lahir dan makna yang tersembunyi.

Anda mungkin juga menyukai